• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. bambu, pelepah dan daun-daunan. Pada awalnya pengemasan dilakukan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. bambu, pelepah dan daun-daunan. Pada awalnya pengemasan dilakukan untuk"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4 KONS EP DES AIN

4.1 Landasan Teori

Sejarah Kemasan

Pengemasan telah ada sejak 4000 SM , dimulai dengan kemasan alami yang berasal dari bahan-bahan yang terdapat di alam seperti tanah liat, tulang, kulit binatang, buluh bambu, pelepah dan daun-daunan. Pada awalnya pengemasan dilakukan untuk

mengatasi aspek penanganan pangan. Pada zaman kehidupan manusia masih mengembara (nomaden), apapun yang mereka peroleh dari perburuan hewan dan tanaman liar biasanya dikonsumsi hingga persediaan di suatu lokasi habis. Lalu mereka berpindah ke tempat lain dengan membawa bekal makanan sekedarnya yang dikemas dalam kemasan alami yang mereka temukan pada saat itu di sekitar lokasi pemukiman mereka.

Dengan adanya revolusi neolitik, yaitu titik waktu dimana manusia beralih ke keadaan hidup menetap dengan mengembangkan pertanian dan pemeliharaan hewan, mulailah terjadi pergeseran falsafah pengemasan. Aspek penanganan tidak lagi hanya sekedar untuk memudahkan transportasi, tetapi juga untuk memudahkan distribusi dan pengolahan.

Teknologi pengemasan berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia. Revolusi industri yang telah mengubah tatanan hidup manusia ke arah kehidupan yang lebih modern, telah pula mengubah

(2)

teknologi kemasan hingga mencakup aspek perlindungan pangan (mutu nutrisi, cita rasa, kontaminasi dan penyebab kerusakan pangan) dan aspek pemasaran (mempertahankan mutu, memperbaiki tampilan, identifikasi produk, informasi komposisi dan promosi). Saat ini meskipun kemasan alami masih juga digunakan, namun telah banyak

berkembang kemasan yang termasuk dalam kelompok kemasan sintetis dan kemasan modern. Berbagai jenis material kemasan sintetis bahan pangan yang beredar di masyarakat, misalnya kertas, kaca, kaleng dan plastik mempunyai keunggulan dan kelemahan tertentu, sehingga penggunaannya juga didasarkan pada kecocokan dengan sifat bahan pangan yang dikemas. Kemasan modern yang telah digunakan untuk

mengemas bahan pangan antara lain kemasan aseptik, kemasan dengan variasi atmosfir di dalamnya atau kemasan yang diaplikasikan dengan penyimpanan suhu rendah, baik sebagai pengemas primer (langsung kontak dengan bahan yang dikemas) maupun sekunder, tertier dan seterusnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan telah meningkatkan kesadaran manusia untuk hidup sehat. Hal itu telah mengembangkan fungsi teknologi pengemasan pangan menjadi lebih luas, yaitu untuk:

1.M enjaga produk pangan agar tetap bersih, terlindung dari kotoran dan kontaminasi. 2.M enjaga produk pangan dari kerusakan fisik, perubahan kadar air dan pengaruh sinar. 3.M emudahkan dalam membuka/menutup, memudahkan dalam penanganan,

pengangkutan dan distribusi.

4.M enyeragamkan produk pangan dalam ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan standar yang ada.

5.M enampakkan identifikasi, informasi, daya tarik dan tampilan yang jelas dari bahan pangan yang dikemas sehingga dapat membantu promosi/penjualan.

(3)

6.M emberikan informasi melalui sistem labelling, bagaimana cara penggunaan produk, tanggal kadaluwarsa dan lain-lain.

M enurut drs A D Pirous MA (2007) Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barang-barang hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya seperti:

- tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari

kemungkinan rusak, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli, bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut masih menyandang fungsi iklannya).

Kemasan bukan hanya sebuah bungkus, tapi juga pelengkap rumah tangga; sebush botol kecap bagus dengan etiketnya yang menarik dapat menyemarakkan suasana tertentu di meja makan atau lemari di dapur; sebuah tempat kertas lap “Klenex” yang didesain menarik dapat memperindah kamar mandi dan botol parfum yang cantik memberikan kekhasan meja berhias seorang gadis.

- M utu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan pelengkap citradiri dan mempengaruhi calon pembeli untuk menjatuhkan pilihan terhadap barang yang dikemasnya (bungkus rokok yang berwibawa).

(4)

- Kemasan mempunyai kemudahan dalam pemakaiannya (buka, tutup, pegang, bawa) tanpa mengurangi mutu ketahanannya dalam melindungi barang.

- Rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan kesan yang benar tentang jenis isi barang yang dikemas.

- Perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk, sehingga efisien dan tidak sulit dalam hal pengepakan, pengiriman serta penempatan, demikian pula penyusunan dalam lemari pajang.

- M elalui bentuk dan tata rupa yang dimilikinya kemasan berfungsi sebagai alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Dalam fungsi ini desain bentuk-kemasan harus mendapat dukungan penuh dari unsur desain-grafisnya, sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri.

Unsur Desain Grafis

Bahasa desain grafis adalah bahasa visual, bahasa simbol yang diungkapkan melalui gambar, bentuk, warna dan aksara. Grafis harus dapat mengantarkan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen barang lewat kemasan yang diciptakan; baik informasi mengenai isi maupun penjelasan mengenai cara pemakaian produk tersebut. Pemilihan tipe huruf yang berkarakter sesuai dengan jenis barang, dipadu saling menunjang dengan gambar ilustrasi yang tepat dan dicetak dengan teknik percetakan yang baik, akan

(5)

terhadap kualitas dan nilainya. Gambar dan tulisan (teks), tidak saja penting sebagai daya tarik tetapi terutama cergas untuk berkomunikasi dengan konsumen tentang keterangan-keterangan yang diinginkan. Teks haruslah jelas, singkat, benar, mudah terbaca dan menyatu dengan desain keseluruhan.

M empertimbangkan tata tertib desain sangat membantu untuk menghindarkan kesan desain yang kacau balau. Ketiga unsur grafis, gambar, huruf dan warna haruslah dapat menampilkan dirinya secara saling tenggang dan saling tunjang. Bentuk huruf nama produk yang seharusnya tampil utama, tidaklah layak diganggu oleh penggunaan warna-warna kontras yang menyilaukan, sebab warna yang keras hanya dapat berteriak, tapi tidak menyampaikan pesan. Gambar ilustrasi yang berkelebihan akan

menenggelamkan pesan informasi tertulis yang juatru lebih penting. Teks yang dicetak dengan warna kuning atas dasar hitam akan sangat jelas terbaca, sebaliknya tulisan biru atas dasar merah akan bergerak memusingkan mata, dan warna kuning muda atas putih akan tidak terbaca. Demikian pula penggunaan bentuk huruf kecil akan lebih mudah dan enak dibaca dari pada huruf besar, dan pemilihan tipe huruf yang sederhana akan lebih menguntungkan dari pemakaian huruf yang dekoratif yang mungkin akan lebih indah tapi sukar terbaca.

M emperhitungkan tinggi dan tebal huruf yang seimbang, dan jarak spasi antara huruf lebih besar dari tebal huruf itu sendiri, sehingga semua pesan yang tertulis sangat mudah terbaca. Hindarkanlah kesan pada konsumen, sehingga seakan-akan kemasan itu berusaha menyembunyikan sesuatu. Dalam pemakaian teks, gunakanlah kata-kata yang mudah dimengerti, tidak terlalu panjang, tidak berarti ganda, karena kecenderungan konsumen adalah selalu mencari produk yang praktis dan bermanfaat yang kemudian baru mempertimbangkan soal harga.

(6)

M engenai gambar atau ilustrasi dapat diungkapkan melalui gambar tangan ataupun melalui fotografi atau keduanya. Fungsi utama dari ilustrasi ini adalah untuk informasi visual tentang produk, pendukung teks, tentang penekanan suatu kesan tertentu atau sebagai penangkap mata untuk menarik calon pembeli untuk membaca teks.

Berdasarkan kegunaannya, ilustrasi dengan gambar pada kemas dapat ditampilkan berupa barang produknya secara penuh atau gambar detailnya ataupun gambar yang berupa hiasan, atau ornamen yang simbolis saja.

Ilustrasi melalui gambar fotografi sering digunakan untuk meyakinkan kualitas isi barang; karena lebih menampilkan kenyataan benda tersebut. Hal ini terutama sering dipakai pada kemasan barang makanan.

Warna adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi dengan konsumen. Sehubungan dengan warna pada perencanaan grafis kemasan dapat dirasakan kegunaannya dalam beberapa sudut yang saling berkaitan. Yang sudah jelas kita

mengenal 2 penggolongan warna, yaitu warna panas (merah, jingga, kuning) dan warna dingin (hijau, biru dan ungu).

Dari sudut kejiwaan warna panas dihubungkan dengan sikap spontan, meriah, terbuka, memacu gerak dan menggelisahkan, yang disebut “extroverted colour”, sedang warna dingin dihubungkan dengan sikap tertutup sejuk, santai, penuh pertimbangan dan disebut “introverted colours”. Kalau warna merah dianggap warna jantan, lambang darah yang mengalir di dalam tubuh, warna jingga mengesankan bersih, membangkitkan selera, ramah dan hangat. Kuning penuh gairah, ceria dan terang, merah jambu

mengesankan kewanitaan dan warna hijau melambangkan suatu yang tumbuh dan harapan, sedangkan warna biru memberikan rasa tenang. Bila hijau membangkitkan ketenangan di bumi, maka biru memberikan kesunyian di langit.

(7)

Kecenderungan potensi dari warna ini tentunya dapat diterapkan dengan baik dalam pembuatan kemasan. Untuk menjelaskan kekuatan warna, pandangan dari segi psikologi mengemukakan, bahwa warna lebih dekat hubungan kepada emosi daripada kepada bentuk, sehingga pada sebuah kemasan warna tampil lebih awal dibandingkan dengan bentuk kemasannya dan untuk ini tidak begitu diperlukan pertimbangan-pertimbangan pengamatan.

Dapat kita bayangkan persaingan ketat yang akan dihadapi oleh sebuah produk dengan kemasnya pada sebuah rak pemajangan produk sejenis lainnya yang berpuluh-puluh jumlahnya. Bagi kemasan yang mempergunakan unsur grafis dan warna dengan lebih seksama tentu akan tampil sebagai pemikat utama bagi calon pembeli. Apalagi bila disadari bahwa daya ingat manusia terhadap bentuk lebih lamban dibanding terhadap warna dan orang dapat lupa terhadap nama sebuah produk tapi sukar lupa terhadap warna kemasnya. Sebagai contoh hal ini jelas terlihat pada kemasan film, Kodak (kuning), Fuji Color (hijau), Corned beef Cip/Pronas dan sardencis (merah), Sari Ayu (coklat tua), M ustika Ratu (merah tua).

Perencanaan Kemasan

Perencanaan kemasan yang baik melibatkan tiga unsur penting yaitu :

1. Rencana Pemasaran (menjelaskan karakteristik pasar yang menjadi tujuan produk dan daya tarik yang diperlukan). Hal ini diharapkan dapat terlihat dari hasil analisa dan yang telah dilakukan

2. Desain fungsional (termasuk didalamnya pemilihan bahan yang sesuai, cara kemasan melindungi isinya, serta daya tarik praktis terhadap konsumen, dalam bentuk mudah dibuka, nyaman untuk digunakan, dan lain sebagainya.)

(8)

3. Desain Grafis (faktor visual yang menarik perhatian konsumen, dan menolong kemasan agar berdaya jual / laku di pasaran. Hal ini meliputi bentuk, penampilan, warna dan desain / elemen grafis yang menyertai kemasan. Sebuah kemasan yang baik harus memiliki daya tarik visual dan daya tarik indra, yang berfungsi sebagai penarik pandang dan memiliki daya stopping power yang mempengaruhi pembeli.

Berdasarkan pengalaman dan studi pasar yang dilakukan oleh E.P Danger, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan di dalam mendesain sebuah kemasan, yaitu

meliputi:

1. Kemasan harus sesuai dengan isi / produk yang ada didalamnya. 2. Kemasan harus sesuai dengan kelas perdagangan yang diinginkan

3. Kemasan muktahir secara fungsional dan grafis serta harus mencerminkan posisi pasar yang terakhir karena kemasan yang terlalu lama berada di pasaran menjadi tidak laku.

4. Kemasan harus memiliki fungsi praktis, seperti melindungi prosuk, mudah dibuka, mudah ditumpuk, dan ekonomis dalam situasi dimana biasanya produk tersebut dijual.

5. Kemasan harus bisa dipajang dan dengan bentuk dan ukuran yang membuatnya mudah dilihat di atas rak.

6. Kemasan harus didesain baik secara grafis. Desainnya harus menjamin bahwa produk tersebut menarik perhatian (eye catching) untuk diambil, berdaya tarik ke semua orang, tanpa membedakan jenis kelamin serta memiliki warna yang sesuai dengan karakteristik produknya.

(9)

7. Kemasan harus mudah dilihat dan memiliki tampilan yang berbeda dengan tampilan kemasan produk pesaing

Teori Kemasan secara umum menurut Irwan Wirya

M enurut Irwan Wirya dalam buku “Kemasan yang M enjual”, daya tarik kemasan sangatlah penting untuk menarik minat konsumen, karena daya tarik akan

mempengaruhi tindakan konsumen baik secara sadar maupun tanpa disadari. Selain itu desain yang optimal harus memberikanimpresi spontan dan langsung atas tindakan konsumen ditempat penjualan karena tujuan akhir pengemasan adalah untuk menciptakan penjualan.

Daya tarik sebuah kemasan meliputi daya tarik visual dan daya tarik fisik 1. Daya tarik visual

Lebih mengacu pada penampilan kemasan atau label produk yang mencakup kombinasi dari warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, serta tata letak untuk

memberikan mutu daya tarik secara optimal. Hal ini berhubungan dengan factor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia, bahkan menurut penelitian, konsumen pada umumnya tidak menyadari bahwa mereka membeli produk karena dipengaruhi kemasannya.

2. Daya tarik Praktis

Hal ini merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen ataupun distributor / pengecer yang meliputi kemudahan penyimpanan dan pemajangan produk sehingga pihak distributor / pengecer dapat

(10)

diyakinkan bahwa produk tersebut mudah ditangani dan dijual. Ada beberapa daya tarik praktis kemasan, yaitu :

1. Kemasan harus menjamin dapat melindungi produk

2. Kemasan mudah dibuka / ditutup kembali bila untuk disimpan.

3. Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk kosmetik atau dengan alternative volume untuk pembelian eceran.

4. Kemasan dapat digunakan kembali.

5. Kemasan mudah dibawa, dijinjing dan dipegang,

6. Kemasan harus memudahkan pemakai untuk menghabiskan / mengambil isinya dan mengisinya kembali untuk jenis produk yang bisa diisi ulang.

Psikologi Konsumen

Apabila diamati, maka proses pengelihatan konsumen dalam mencerna suatu produk dimulai dari saat memasuki tempat penjualan sampai pada rak tempat produk dipajang, maka urutan visual yang terlihat adalah warna - bentuk – penampilan (semua unsure visual yang terdapat dalam kemasan) baru kemudian produk dalam kemasan tersebut.

1. Warna

Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa dan jumlah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna dibagi dalam tiga kategori yaitu terang (muda), sedang, gelap (tua), dan sebagai pertimbangan keterlihatan konsumen, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut :

(11)

2. Sedang, nilai daya pantulnya 25% sampai 50% 3. Gelap, nilai daya pantulnya 5% sampai 25%

Warna dengan daya pantul tinggi akan lebih terlihat dari jarak jaug dan direkomendasikan bagi sebagian besar konsumen. Selain warna yang telah

disebutkan diatas warna juga dibagi / dikategorikan menjadi warna keras (hangat), lembut (dingin), dan muda (pucat).

Warna yang akan digunakan untuk Body care Puspa Lestari ini menggunakan warna yang terang dan sedang, karena sesuai dengan unsur buah-buahan dan

melambangkan wanita yang aktif.

• Karakteristik Warna

1. Warna terang : disukai oleh muda-mudi, membuat kemasan menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata, sehingga sangat disukai pada aplikasi pengemasan.

2. Warna keras /hangat : termasuk didalamnya adalah warna merah, oranye, kunign. Warna-warna ini memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar, terutama warna merah dan oranye sehingga sangan tepat diaplikasikan pada media yang menuntut perhatian lebih.

3. Warna lembut / pucat : tampak ringan dan kurang berdaya bagi muda-mudi jarang direkomendasikan untuk kemasan kecuali untuk kondisi tertentu. 4. Warna M edium : Sifatnya umum dan sangat serasi bila dikomposisikan

dengan warna yang nilai pantulnya tinggi serta bila dipajang pada rak penjualan harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat.

(12)

Untuk kemasan produk body care Puspa Lestari akan digunakan warna terang yang dikombinasikan dengan warna lembut.

• Fungsi Warna pada Kemasan

1. Untuk identifikasi, komposisi warna harus berbeda dengan produk pesaing agar mudah dikenali konsumen.

2. Untuk menimbulkan pengaruh psikologi , seperti untuk membangkitkan selera konsumen terhadap kosmetik dan sesuai dengan positioning yang telah ditetapkan digunakan warna-warna pastel.

3. Untuk menciptakan suatu citra maka warna disesuaikan untuk mencerminkan / menggambarkan keadann produknya.

4. Untuk memastikan keterbacaan yang meksimum gunakan warna kontras untuk sesuatu yang ingin ditonjolkan.

5. Untuk M endorong tindakan, dibandingkan dengan kemasan yang polos, pemberian warna dapat member dampak lebih (peranan warna disini adalah untuk menjual).

2. Bentuk

Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual. Namun tidak ada prinsip baku mengenai hal ini, karena bentuk fisik kemasan biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, dan cara penggunaan kemasan tersebut.

(13)

1. Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit, karena konsumen cenderung melihat bentuk dari segi kepraktisannya.

2. Bentuk yang teratur akan berdaya tarik lebih karena pada umumnya orang lebih menyukai sesuatu ayng sederhana.

3. Bentuk harus seimbang, bentuk yang tidak seimbang tidak akan menyenangkan. 4. Bentuk yang cembung lebih disukai dariapda yang cekung, karena produk akan

terlihat lebih banyak isinya.

5. Bentuk seharusnya mudah terlihat dan tidak terdistorsi bisa dipandang dari jauh karena bila terjadi maka bentuk akan terlihat berbeda dengan bentuk yang sebenarnya.

Bentuk kemasan Puspa Lestari akan disesuaikan dengan kebutuhan wanita zaman sekarang yaitu fleksibel mudah dipegang dan transparan agar konsumen dapat melihat langsung produknya.

3. Merek / Logo

Berupa merek dagang dan logo perusahaan, dari sudut reka bentuk suatu merek dagang sebaiknya :

1. M engandung keaslian

2. M udah dibaca dan diucapkan 3. M enggugah

4. Cocok dengan produknya 5. M udah diingat

6. Sederhana dan ringkas

(14)

8. Tidak mengandung konotasi yang kurang menyenangkan 9. Cocok untuk ekspor

10. Tidak sulit digambarkan

Logo Puspa Lestari sesuai dengan konsep nya yaitu Tradisional dan chic/girly sehingga logo Puspa Lestari diambil dari motif batik Sido Asih. Sido berarti terus menerus atau menjadi, Asih artinya hidup dalam kasih sayang dan juga pemakainya akan disenangi oleh banyak orang (“Mengenal Batik dan Cara Mudah Membuat Batik”, p38)

4. Branding

M enurut buku “Designing Brand Identity, A Complete Guide to Creating, Building and M aintaining Strong Brands”, Alina Wheeler, brand merupakan janji, ide besar dan harapan yang memasuki pikiran tentang sebuah produk, pelayanan dan perusahaan. Branding merupakan cara menciptakan hubungan secara

emosional.

Brand diperlukan sebuah produk untuk membedakan diri dari kompetitornya dan memperoleh target yang lebih besar. Identitas branding merupakan sebuah symbol unik dan kuat dari penggabungan ide-ide besar yang mampu digunakan di segala media untuk menciptakan perhatian dan kesetiaan. M enurut Kris Larsen, M anaging Director InterBrand’s Chicago, brand yang kuat harus memenuhi 4 ketentuan, antara lain :

1. Relevan dengan target audience 2. M emiliki kredibilitas

(15)

3. Dapat membedakan diri dari kompetitornya

4. M empunyai kemampuan untuk berkembang sesuai dengan selera dan kebutuhan masyarakat

M enurut Wheeler (2003,p15), brand yang baik adalah sebagai berikut : a. Dapat dilihat b. Asli c. Saling berkaitan d. Berbeda e. Fleksibel f. Dapat bertahan g. M erupakan janji h. Bernilai

Produk Body Care Puspa Lestari mengandung VCO (Virgin Coconut Oil) yang sangat bagus untuk menjagakelembutan dan keremajaan kulit. Juga mengandung Asam Salisilat yang berguna untuk mengatasi jerawat di tubuh. Sangat cocok untuk wanita remaja-dewasa yang mempunyai banyak kegiatan.

5. Illustrasi

Ilustrasi merupakan unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangn yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa dan katya-kata. Ilustrasi dapat mengungkapkan suatu hal dengan lebih cepat dan efektid daripada teks. Fungsi illustrasi dalam kemasan adalah sebagai berikut.

(16)

1. M enarik perhatian

2. M enonjolkan salah satu keistimewaan produk

3. M emenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen 4. M endramatisasi pesan

5. M erangsang minat membaca ke seluruh pesan 6. M enjelaskan suatu pernyataan

7. M enciptakan suatu suasana khas

8. M enonjolkan suatu merek atau menunjang slogan yang ditampilkan

Illustrasi yang ditampilkan pada produk Puspa Lestari adalah buah-buahan yang merupakan macam-macam variannya juga dilengkapi dengan buah kelapa karena mengandung VCO (Virgin Coconut Oil) juga dilengkapi dengan posisi daun dan sulur tanaman yang dinamis.

6. Tipografi

Teks pada kemasan merupakan pesan kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan produk yang ditawarkan sekaligus mengarahkan agar konsumen bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsennya. Ada enam golongan tipografi yaitu : Romawi gaya lama, gaya modern, Romawi peralihan, tanpa kait / sans serif, berkait papak / square serif, aneka ragam / miscelanous / decorative.

Dalam penggunaan tipografi ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan yaitu: • Readibility (keterbacaan)

(17)

M erupakan tingkat atau level dimana sebuah tulisan dapat dipahami atau dibaca dengan mudah berdasarkan kompleksitas penggunaan kata-kata dan kalimat.

• Clearity (kejelasan)

Clearity adalah hal yang paling penting dalam memilih suatu jenis huruf. M enurut David Ogilvy, tipografi yang baik ‘menolong’ orang untuk membaca. Sedangkan tiografi yang buruk ‘mencegah’ orang untuk membaca.

• Visibility (dapat dilihat)

Pemakaian tipe huruf harus disesuaikan dengan komposisi yang baik. Peletakan huruf yang terhalang oleh gambar atau warna yang ahmpir sama dengan warna latar belakang akan mempengaruhi pembaca.

• Legibility

M erupakan kejelasan visual dari penulisan teks, biasanya berdasarkan ukuran, jenis huruf, kontras, text block, dan spasi antar huruf yang digunakan.

Tipografi yang digunakan untuk logoadalah jenis script karena Batik identik dengan gambar atau bentuk buatan tangan, Untuk informasi produknya sendiri menggunakan jenis Sans Serif agar mudah dibaca oleh konsumen.

(18)

Adalah meramu semua unsur grafis yang meliputi warna, bentuk, merek, ilustrasi, tipografi yang menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dalam kemasan secara utuh dan terpadu dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Keseimbangan (balance) : merupakan penataan unsur-unsur untuk mencapai kesan visual.

2. Titik pandang (focus) : menonjolkan salah satu unsure untuk menarik perhatian karena dua unsure yang salin berebut perhatian akan membingungkan

konsumen.

3. Lawanan (contrast) : penggunaan warna yang sangan berbeda akan menarik perhatian meningkatka keterbacaan.

4. Perbandingan (proportion), penggunaan ukuran yang serasi antara panjang – lebar, besar – kecil, tebal – tipis, untuk mencapai keterpaduan yang enak dilihat. 5. Alunan pirza (gaze-motion) : penataan merek / logo, ilustrasi, teks, dan

tanda-tanda lainnya dalam pengurutan yang paling logis untun memberikan alur keterbacaan yang sesuai dengan kebiasaan orang membaca.

6. Kesatuan (unity) : kelima unsur diatas digabung untuk pengembangan kesatuan piker, penampilan, dan tata letak (dalam beberapa kasus, terutama dalam persaingan yang ketat, suatu tata letak seringkali efektif bila mengandung mutu kesatuan sekaligus sederhana, sehingga meringankan konsumen untuk mencerna pesan yang terkandung dalam kemasan

4.2 S trategi Komunikasi 4.2.1 S trategi Kreatif 4.2.1.1 Fakta Kunci

(19)

• Puspa Lestari merupakan produk dari PT Puspa Nusantara Indah Lestari yang produksinya dibagi menjadi body care, hair care, dan hand soap.

• Produk Body Care Puspa Lestari pada awalnya telah banyak yang dikirm ke salon-salon dan tempat spa yang tersebar di Jakarta.

• Paling cocok dipakai untuk perempuan yang memiliki banyak aktifitas dan sering berada di luar ruangan karena mengandung asam salisilat yang berguna untuk menghilangkan jerawat punggung yang umumnya dipicu oleh keringat. • Selain itu produk Body Care Puspa Lestari juga tidak menimbulkan alergi

karena tidak mengandung kimia yang dapat memicu alergi.

4.2.1.2 Masalah yang Akan Dikomunikasikan

Beberapa masalah yang ada sekarang ini adalah belum adanya identitas visual untuk membangun brand image sekaligus brand awareness untuk produk Body Care Puspa Lestari. Dan juga membuat konsistensi design yang akan diaplikasikan dalam setiap produk-produknya maupun promosinya.

4.2.1.3 Objektif/Tujuan yang Akan Dicapai

Tujuan yang akan dicapai dalam perancangan kemasan produk Body Care Puspa Lestari adalah agar produk ini bisa membangun identitas di mata konsumen yang sesuai dengan karakter dan keunikan produk ini. Dan juga dengan visual yang menggabungkan unsur tradisional Indonesia dan gaya yang chic yang dapat menarik minat wanita muda baik dari dalam maupun luar negeri agar mulai bisa mencintai dan menggunakan produk Indonesia.

(20)

4.2.1.4 Benefit

4.2.1.4.1 Rational Benefit

• Memiliki kandungan asam salisilat untuk menghilangkan jerawat punggung • Tidak menimbulkan alergi

• Mengandung vitamin dan manfaat baik dari tumbuh-tumbuhan

4.2.1.4.2 Emotional Benefit

• Menyehatkan dan menghaluskan kulit

• Menimbulkan kepercayaan diri karena kulit menjadi mulus dan lembut • Merasa aman karena tidak mengandung alergi

4.2.1.4 USP/Unique Selling Proposition

Yang membuat Body Care Puspa Lestari ini menjadi istimewa adalah tidah menimbulkan alergi dan satu-satunya produk body Pcare yang mengandung asam salisilat untuk menghilangkan jerawat punggung yang mempunyai konsep visual yang menggabungkan unsur tradisional, chic dan modern

4.2.1.5 Profil Khalayak S asaran Target Utama

Demografi

• Usia 19-24 tahun (kuliah-kerja) • Perempuan

(21)

Geografi

• Untuk dalam negeri akan disebarkan di kota-kota besar seperti: Bali, Solo, Jakarta

• Untuk Luar negeri targetnya akan diekspor ke Brunei Darusalam

Psikogafi

a. Personality / Kepribadian

• Mempunyai lingkungan pergaulan yang luas • Ingin terlihat cantik, sehat, dan terawat

ƒ Tidak menutup diri pada budaya Indonesia, namun belum terlalu memperhatikan budaya sendiri.

• Ramah • Aktif • Ceria • Supel

b. Behaviour / Perilaku

• Mempunyai aktifitas yang cukup padat

• Suka menonton TV atau membaca majalah misalnya Gogirl, Cosmo Girl, dll

• Menyukai perkembangan fashion, style, make up dan lagu-lagu yang sedang nge-trend

(22)

c. Lifestyle

• Suka jalan-jalan / hang out bersama teman • Kadang pergi clubbing

• Suka menonton di bioskop

• Jika jalan-jalan di mall suka ‘nongkrong’ di gerai-gerai yoghurt / eskrim / crepes.

4.2.1.6 Positioning Positioning Puspa Lestari

Produk Puspa Lestari adalah produk mengutamakan kesehatan bagian luar tubuh dan tidak menimbulkan alergi dengan menggabungkan unsur tradisional disertai dengan unsur botani yang diolah dengan cara modern.

Khusus untuk produk Body Care Puspa Lestari adalah satu-satunya yang mengandung asam salisilat (salicylic acid) untuk mengatasi jerawat di Punggung (back acne).

4.2.1.7 Keywords • Tradisional • Alami • Chic • Modern • Cantik / indah • Dinamis

(23)

4.2.1.8 Creative Approach

Untuk membangun brand image yang sesuai untuk Body Care Puspa Lestari yang merupakan gabungan dari beberapa unsur yaitu unsur tradisional, ilmu botani, dan gaya yang chic, maka secara keseluruhan desain yang hendak dibuat sebagai visual kemasan produk ini akan menggunakan motif-motif batik yang sudah disesuikan dengan selera jaman sekarang. Dipadukan dengan bentuk-bentuk natural. Dan menggunakan warna-warna yang modern. Dalam aplikasinya tidak mengambil motif batik secara mentah, namun akan disesuaikan dengan gaya visual yang cocok untuk produk tersebut.

4.2.2 S trategi Desain/Visual 4.2.2.1 Tone and Manner

• Chic • Modern • Alami • Cerah 4.2.2.2 Visual Mood 4.2.2.2.1 Warna

Untuk Logo Puspa Lestari akan menggunakan pink peach dan hitam. Pink Peach mencerminkan unsur Chic dan hitam mencerminkan warna yang modern. Untuk varian-variannya menggunakan kombinasi warna yang sesuai dengan warna-warna tumbuhan seperti buah-buahan dan daun-daun, pemilihan warnanya antara lain seperti hijau, pink, kuning, coklat karena warna-warna cerah menampilkan kesan modern dan eye-catching saat dipajang bersama-sama produk lain.

(24)

4.2.2.2.2 Tipografi

Untuk penggunaan huruf standar yang akan diaplikasikan untuk identitas visual adalah huruf dengan jenis script dan sans serif.

4.2.2.2.3 Visual

elemen pendukung visual berupa ilustrasi berbasis vector penggabungan dari motif batik dan bentuk tumbuhan dan buah-buahan.

4.2.3 Pemilihan Item

Beberapa item yang mendukung dan sesuai dengan lingkup tugas akhir adalah sebagai berikut ini:

- Logo Puspa Lestari - Illustrasi varian

- Label dan kemasan Lulur / Body Scrub toples 250g , 6 varian - Label dan kemasan M assage Cream 500 g, 6 varian

- Label dan kemasan Garam M andi / Bath Salt 250 g, 6 varian - Kemasan botol M ilk Bath 250 g

- Kemasan sarung M ilk Bath - Shelf talker

- Neck Tag / Booklet manfaat produk - Shopping bag untuk 4 sampai 6 item - Shopping bag untuk 2 sampai 3 item - Display shelf

(25)

- Parcel - Poster - Logo - Flag Chain

Referensi

Dokumen terkait

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Tampaknya dugaan dapat dikembangkan dari adanya temuan papan perahu, dayung, dan kemudi yang menunjukkan penggunaan peralatan transportasi untuk beraktivitas di areal

Hasil penelitian berdasarkan faktor kesediaan benih menunjukan bahwa apabila benih yang ada di penangkar habis biasanya para petani yang menggunakan benih bersertifikat lebih

Analisis data dilakukan dengan mengevaluasi dan menilai penggunaan terapi antibiotik profilaksis pada pasien yang dikaji berdasarkan kriteria rasionalitas yaitu

Hasil yang didapat cukup baik untuk menyediakan layanan transfer file karena koneksi transfer tidak terputus saat terjadi gangguan dan waktu yang dibutuhkan untuk. transfer

Keunggulan Model Pembelajaran kontekstual sudah dibuktikan oleh penelitian Sheila Beloy Salera yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Contextual Teaching And

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran

Meskipun terdapat satu item yang berada pada kriteria cukup gambaran secara keseluruhan kemampuan TPCK mahasiswa calon guru Biologi FKIP Universitas Riau dapat disimpulkan