• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaring Calon Anggota Polri, Polres Purworejo Manfaatkan Car Free Day

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jaring Calon Anggota Polri, Polres Purworejo Manfaatkan Car Free Day"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jaring Calon Anggota Polri,

Polres Purworejo Manfaatkan

Car Free Day

PURWOREJO, FP – Untuk menjaring minat pelajar, pemuda dan pemudi Kabupaten Purworejo, Polres Purworejo Polda Jateng mensosialisasikan pembinaan latihan calon Polri di halaman Satlantas. Minggu (08/10).

Sosialisasi dilakukan di Satlantas Polres Purworejo bertujuan untuk menjaring masyarakat yang pagi hari Minggu menikmati car free day, tidak hanya undangan dari pelajar bahkan masyarakat yang sedang menikmati car free day mendekati sosialisasi ini. Sedikitnya ada sekitar 300 pemuda dan pemudi Kabupaten Purworejo yang hadir dan mencoba mendaftar dalam pembinaan latihan calon Polri ini. Kabag Sumda Polres Purworejo Kompol Sriwigiyanti mengatakan, sengaja memanfaatkan momen Car Free Day Untuk menjaring masyarakat yang berminat untuk menjadi anggota Polri.

Sementara Wakapolres Purworejo yang membuka acara mengatakan tujuan dari sosialisasi untuk menarik minat dari pemuda-pemudi masyarakat kabupaten Purworejo untuk menjadi Anggota Polri. Dikatakan, pada tahun 2018 Polri akan membuka kesempatan putra dan putri terbaik untuk menjadi pesonel Polri, namun sebelum masuk tahap pendaftaran akan didahului dengan pembinaan dan pelatihan.

“Rekrutmen penerimaan Polri tahun 2018 dengan prinsip seleksi bersih, transparan, akuntabel dan humanis dimana dalam pelaksanaannya melibatkan pengawas eksternal dan internal yang bersifat independen dalam setiap tahab seleksi,”kata Wakapolres Purworejo.

(2)

SMKN 4 Purworejo Tanamkan

Disiplin dan Cinta Lingkungan

PURWOREJO, FP – Memperingati Hari Ulang Tahun ke-13, SMK Negeri 4 Purworejo menggelar berbagai kegiatan lomba dan bhakti sosial, Selasa (3/10). Kegiatan lomba meliputi masak ikan, sepak bola sarung, bola voli buta, baca puisi, pembuatan mural, make up putri dan lomba voli antar SMA/SMK/MA se-Kabupaten Purworejo. Sementara bhakti sosial dikemas dalam kegiatan jalan santai sambil memungut sampah disepanjang rute yang dilewati. Bhakti sosial berhadiah dimenangkan oleh 3 peserta yang paling banyak mengumpulkan sampah.

Kepala SMK Negeri 4 Purworejo Wahyono, M.Pd didampingi Ketua Panitia HUT Edi Mardiyanto mengatakan, SMK Negeri 4 Purworejo identik dengan sekolah yg menamamkan kedisiplinan, namun demikian penanaman cinta lingkungan juga menjadi ciri SMKN 4. “Gerakan bersama jalan santai sambil memungut sampah adalah salah satu wujud cinta kami terhadap lingkungan, “kata Wahyono.

M e n u r u t W a h y o n o , d a l a m menciptakan sekolah yang rindang, hijau dan nyaman juga mendapat dukungan oleh seluruh warga sekolah. Mulai dari guru, karyawan dan siswa sangat semangat dalam mendukung pengelolaan Sekolah yang rindang, hijau dan nyaman. “Mereka semua bergotong royong dalm pembuatan taman, taman yang sudah di kapling akan menjadi tanggung jawab per kelas dibawah bimbingan Wali kelas,”katanya.

(3)

persiapan Visitasi SMK 4 Purworejo sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional.

Sementara itu, Edi Mardiyanto mengungkapkan, lomba voly antar SMK, SMA, dan MA sekalgus untuk mencari bibit pemain Bola Voly. Dijelaskan, dalam lomba tersebut keluar sebagai juara 1 putri dari SMK Negeri 3 Purworejo, sedang juara putra 1 SMK Negeri 4 Purworejo.

Selain penyerahaan hadiah lomba, dalam kesempatan itu juga ada pemberian anugerah bagi karayawan paling rajin dan terinovatif. Hal tersebut dimaksudkan untuk memancing para guru agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik. “Sedangkan siswa atau Taruna Taruni juga kita berikan Anugerah berupa King dan Queen.Semua pemilihan dilakukan dgn Polling, sehingga lebih terbuka, ” pungkas Wahyono.

Puncak kegiatan berupa Siraman Rohani oleh Ustd Sugito, M.Pd.I. yg dihadiri oleh seluruh warga sekolah, Komite Sekolah, Kepala Desa Briyan dan Jombang serta Dan Lanal pos Keburuhan beserta stafnya.

Belum Mampu Lunasi Biaya

Persalinan, KTP Suami Istri

Ini Ditahan Pihak RSUD

PURWOREJO, FP – Apa yang dialami oleh Fitri Ashari (23), warga RT 02/ RW 06, Desa Ketangi, Kecamatan Purwodadi ini bisa menjadi contoh salah satu diantara sekian banyak potret buram

(4)

pilih kasihnya pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat Kabupaten Purworejo. Fitri nyaris saja mengalami masa kritis dalam proses persalinannya karena hampir terlambat mendapatkan layanan kesehatan. Ironisnya, keterlambatan penanganan tersebut harus dialami karena Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dimiliki Fitri membuatnya tak bisa mendapatkan pelayanan secepatnya dengan berbagai alasan.

Istri dari Heri Supriyanto (25) ini sendiri telah melahirkan anak pertamanya di RSUD Tjitrowardjojo pada Sabtu (30/9) lalu. Namun hingga saat ini, Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik sepasang suami istri ini masih ditahan pihak rumah sakit lantaran mereka belum mampu melunasi biaya persalinan sebesar Rp. 4.225.000,’.

Dikatakan, bahwa dirinya sebenarnya tidak tahu persis tentang biaya yang harus ditanggung dari persalinannya itu. Sedari awal, ia menganggap bahwa semuanya akan gratis dengan menggunakan KIS yang ia miliki.

Sementara itu, Heri, sang suami menjelaskan permasalahan itu muncul, awalnya, ketika si istri hendak melahirkan, ia telah mencari tahu seputar pembiayaan KIS. Dan ternyata informasi yang didapat, bahwa biaya persalinan menggunakan KIS ditanggung oleh pemerintah alias gratis.

Dikisahkan, fitri masuk rumah sakit hari Jumat (29/09) lalu dan sebelumnya juga telah ditanyakan tentang penggunaan KIS, ternyata memang diketahui gratis. Setelah di RSUD , fitri dikasih obat pacu agar lebih lancar melahirkan, tapi sampai hari Sabtu malam belum melahirkan juga.

Heri yang tidak tega melihat istrinya sekarat tak berdaya akhirnya meminta pihak rumah sakit untuk segera melakukan operasi. Namun, pihak rumah sakit memberikan persyaratan yang di luar dugaan. Pasien menggunakan KIS tidak bisa mendapatkan pelayanan secara cepat. Pasien harus menunggu sampai hari senin agar bisa ditangani, pasalnya

(5)

dokter KIS saat itu sedang libur.

Namun ketika pasien sanggup membayar biaya persalinan itu, tiba-tiba dokternya ada dan fitri bisa dioperasi.

Heri pun menyesalkan tindakan rumah sakit yang seolah-olah mengabaikan pasien dengan jaminan KIS. “Sebagai seorang kepala keluarga yang hanya bekerja sebagai karyawan di sebuah percetakan dengan upah yang pas-pasan, saya sangat keberatan dengan biaya yang harus kami tanggung,”kata Heri.

Sementara pihak RSUD Tjitrowardojo saat dihubungi melalui humasnya menyatakan pihaknya akan segera memanggil keluarga pasien untuk diajak duduk bersama menyelesaikan persoalan itu.

Peringati HUT TNI ke 72,

Yonmek 412 Kostrad Gelar

Pameran Alutsista

PURWOREJO, FP – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun TNI ke- 72 tahun 2017, Bataliyon Mekanis (Yonmek) 412/6/2 Kostrad Purworejo bekerjasa dengan Dinas Sosial serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo menggelar pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di Area Taman Cerdas Komplek Kolam Renang Artha Tirta, Sabtu (7/10). Kegiatan juga diisi dengan bhakti sosial pembuatan saluran air, pasar murah Untuk anggota dan masyarakat, lomba Poco-poco, dan mewarnai.

Komandan Bataliyon Mekanis 412 Kostrad Letkol Infantri Fendri Nafyanto R mengatakan, Alutsista meliputi jenis senjata Senja K 7 Daiwo, MP 5 K Montir 81 Tapela, Japlin, AWS, SO Minimi, SS 2 V 4, Pistol G 2, Tank M 113 2 Unit, 1 PJD 1 butir. “Kegiatan melibatkan 50 personil Bataliyon Mekanis 412 Kostrad,” katanya.

(6)

Dijelaskan, tujuan pameran Alutsista untuk memperlihatkan kepada masyarakat tentang persenjataan terbaru yang dimiliki TNI. “Anggaran Alutsista dari rakyat, jadi kita harus tunjukkan inilah Alutsista yang dibiayai rakyat, “kata Letkol Infantri Fendri Navyanto disela-sela kegiatan Sabtu (7/10).

Diungkapkan, keberadaan TNI Untuk masyarakat, apapun yang terjadi TNI senantiasa tetap bersama masyarakat”Ekonomi masyarakat lancar, hidupnya tenang, negara akan kokoh dan semakin maju,”ungkapnya.

Persemki

Sosialisasi

Permenkes No. 80 dan Inpers

No. 9 Tahun 2017

PURWOREJO, FP – Untuk memperjelas status kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya lulusan keperawatan, Persatuan SMK Kesehatan Indonesia (Persemki) menggelar sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan dan Inpers No. 9 Tahun 2017. Sosialisasi dilaksanakan di Kampus SMK Kesehatan Purworejo Rabu (4/10). Sosialisasi diikuti 25 perwakilan SMK / SMA yang memiliki program keahlian kesehatan se wilayah Kedu. Hadir dalam kesempatan itu perwakilan dari Balai Pengendalian Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) Semarang, Dr Sudarmi, Sekretaris

(7)

Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, dan Puskesmas Cangkrep sebagai perwakilan dari DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri). Sementara sebaga pembicara, Hendratno Ketua Persemki.

Kepala SMK Kesehatan Purworejo Nuryadin, S.Sos mengatakan, selama ini lulusan sekolah yang memiliki program keahlian Kesehatan khususnya keperawatan memang masih berpolemik dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). ” Sosialisasi ini akan mempertegas bahwa posisi lulusan SMK Kesehatan sebagai asisten tenaga kesehatan dibawah bimbingan S1 atau D3,” kata Nuryadin yang juga selaku Korwil Persemki.

Dengan adanya sosialisasi perubahan tersebut, lanjut Nuryadin, sekarang polemik dengan PPNI sudah selesai dan lulusan SMK Kesehatan tidak perlu bimbang lagi. Dan bagi DUDI seperti rumah sakit, puskesmas sudah tidak ada alasan lagi untuk menolak lulusan SMK Kesehatan PKL ditempat itu. Menurutnya, sebelum terbit Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2016 memang terjadi kesimpang siuran nasib lulusan SMK Kesehatan. Lulusan dianggap tidak sah, PKL ditolak dan bahkan muncul wacana SMK Kesehatan akan dibubarkan. Namun setelah sosialisasi tersebut semua jurusan sudah tidak ada masalah dan tidak boleh ada penolakan lagi.

Kata Nuryadin, dalam Inpers diperintahkan pada Depkes Untuk menampung PKL dan menggunakan tenaga lulusan SMK Kesehatan pada instansi terkait dan mendorong untuk memanfaatkan tenaga kesehatan baik yang berstatus honorer maupun PNS. Bahwa lulusan SMK Kesehatan harus lulus Ujian Kompetensi (ukom) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Di SMK Kesehatan Purworejo, kata Nuryadin, hal tersebut sudah diterapkan. Lulusan SMK Kesehatan Purworejo akan menerima dua ijasah, pertama dari sekolah atau negara dan yang kedua sertifikat Uji Kompetensi berlogo Garuda dengan dua bahasa, Indonesia dan

(8)

Inggris sehingga sertifikat tersebut bisa digunakan di luar negeri.

Diungkapkan, program keahlian bidang kesehatan yang boleh dibuka ada 5, Keperawatan Gigi, Keperawatan Kesehatan, Farmasi, Analisis Kesehatan, dan Keperawatan Sosial. “Namun rata-rata yang dibuka bidang keperawatan dan farmasi, hal itu berkaitan dengan SDM serta mahalnya laboraturium untuk 3 jurusan lainnya, “ungkapnya.

Nuryadin berharap, dengan adanya sosialisasi tersebut mampu menyatukan presepsi, visi misi dalam rangka menyiapkan tenaga kesehatan yang profesional untuk menghadapi era globalisasi. “Semoga dengan sosialisasi ini dapat memperjelas dan menyatukan presepsi bersama di level penentu kebijakan sehingga masyarakat tidak dibuat bingung dengan informasi-informasi yang ada selama ini, “pungkasnya.

Ratusan Tukang Becak Bermotor

Unjuk Rasa di Gedung DPRD

Purworejo

PURWOREJO, FP – Ratusan tukang becak bermotor (bentor) mendatangi gedung DPRD Purworejo untuk menyampaikan aspirasi, Jumat (6/10). Unjuk rasa dilakukan menyusul rencana akan dilarangnya bentor beroperasi di wilayah Kabupaten Purworejo. Mereka datang ke gedung DPRD sambil membawa becak yang dihiasi bermacam-macam tulisan seperti becakku kehidupanku, jangan buang kami, dan hidup kami dari mbecak.

Sebelum mendatangi gedung DRPD, mereke berkumpul di SMA Negeri 7 Purworejo kemudian bergerak ke arah utara jalan Mayjend Sutoyo, Jalan Setia Budi, (depan pendopo), jalan Urip Sumiharjo dan menuju gedung DPRD Purworejo.

Rumino Bagong, selaku koordinator aksi mengatakan, tujuan unjuk rasa untuk menuntut agar bentor diijinkan beroperasi dan

(9)

sanggup mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku. “Kami juga menuntut agar anggota DPRD Purworejo memberikan payung hukum atau perda tentang becak motor, “kata Rumino.

Rumino Bagong

Menurut Rumino, rencana pelarangan bentor beroperasi muncul setelah beberapa waktu lalu para tukang becak bermotor di undang ke Satlantas Polres Purworejo untuk diberi sosialisasi. Dari sosialisasi tersebut agar para tukang becak bermotor mengembalikan fungsinya seperti semula. “Intinya becak bermotor dilarang beroperasi,”ucap Rumino.

Setelah berorasi, 11 perwakilan tukang becak bermotor kemudian masuk ke gedung DPRD untuk menyampaikan tuntutan. Dalam audensi tersebut mereka diterima anggota DPRD dari Komisi A, diantaranya, Munawir, Hudoyo, Yanuar, dan Toha Mahasin. Audensi juga dihadiri Kasat Lantas Polres Purworejo, AKP Himawan Aji Angga dan Kepala Dinas Perhubungan Budi Agus.

Parade Seni Hari Jadi, Reog

dan Ogoh-ogoh Sedot Perhatian

Penonton

PURWOREJO, FP – Pemerintah Kabupaten Purworejo menggelar parade seni sebagai rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Kabupaten Purworejo ke-1.116 tahun 2017. Kegiatan dipusatkan

(10)

di Alun-alun sebelah selatan atau depan kantor bupati jalan Proklamasi Purworejo, Kamis (5/10) mulai pukul 14.00 WIB hingga sekitar pukul 16.00 WIB.

Parade seni diikuti oleh perwakilan 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo serta tujuh kontingen partisipasi dari kabupaten tetangga seperti Kabupaten Magelang, Temanggung, Kebumen, Kulonprogo, Wonogiri, Tegal, dan Purbalingga. Sebenarnya Kabupaten Pemalang juga hendak mengirim kontingen, namun karena sesuatu hal maka urung berpartisipasi.

Dalam parade seni tersebut banyak yang menampilkan berbagai atraksi kesenian unggulan masing-masing kecamatan, hingga penampilan petikan drama atau cerita babad.

Rute parade seni dimulai dari kawasan SMA Negeri 7 Purworejo menuju jalan Jendral Urip Sumoharjo keutara kemudian belok kiri lewat Jalan Proklamasi depan Kantor Bupati atau panggung kehormatan yang ditempati sejumlah pejabat Purworejo. Setelah menampilkan atraksi seni, peserta kemudian belok kanan melewati depan masjid Agung lurus ke utara kemudian belok kanan lewat perempatan Hotel Inntan. Selanjutnya belok kanan dan finis di Gedung Kesenian Sarwo Edi.

Dari pangamatan di lapangan, dari sekian peserta hanya penampilan kontingen dari Kabupaten Wonogiri dan Kelurahan Doplang selaku perwakilan dari Kecamatan Purworejo yang mendapat perhatian dari penonton. Kabupaten Wonogiri menampilkan kesenian Reog dengan segala atraksinya, sementara Kelurahan Doplang mengusung Ogoh-ogoh. Sedangkan peserta lainya sebagian banyak menampilkan kesenian kuda lumping dan tari Dolalak yang mungkin bagi masyarakat Purworejo sebagai tontonan biasa. Parade seni diakhiri dengan tusukan tombak ke Ogoh-ogoh oleh Bupati Purworejo Agus Bastian dan Wakil bupati Yuli Hastuti. Penusukan Ogoh-ogoh sebagai simbul hilangnya sukerto atau aura negatif di Kabupaten Purworejo.

(11)

Manfaatkan Limbah, SMP Negeri

12 Purworejo Gelar Lomba

Melukis Tempat Sampah

PURWOREJO, FP – Mengisi jeda semester gasal, SMP Negeri 12 Purworejo menggelar sejumlah kegiatan dan lomba yang dimulai Senin hingga Kamis (2 – 5 Oktober 2017). Kegiatan meliputi bersih-bersih kelas, jalan sehat, cek kesehatan untuk siswa kelas 7, lomba melukis tempat sampah dari bekas kaleng cat, dan futsal putra. Lomba melukis tempat sampah dari bekas kaleng cat diikuti 38 peserta dari 19 perwakilan kelas. Tema lukisan bebas namun mengusung ajakan menjaga kebersihan lingkungan.

Kepala SMP Negeri 12 Hidayat Nur Hamid, M.Pd mengatakan, tujuan kegiatan lomba melukis tempat sampah dari bekas kaleng cat untuk mengembangkan kreativitas dan membudi dayakan pola hidup bersih. “Juga untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat, “kata Hidayat Nur Hamid, Kamis (5/10).

K e p a l a S M P N e g e r i 1 2 Purworejo, Hidayat Nur H a m i d , M . P d m e l i h a t langsung hasil karya para siswa peserta lomba

(12)

Dijelaskan, lomba melukis tempat sampah sekaligus untuk pemanfaatan limbah kaleng cat bekas ukuran 20 kg. “Kebetulan saat ada pembangunan gedung sekolah banyak sekali bekas kaleng cat, jadi sekalian dimanfaatkan saja, “tuturnya.

Mengaku Dukun, Warga Separe

Banyuasin Cabuli Siswa SMK

PURWOREJO, FP – Polsek Loano Polres Purworejo menangkap JN (54) warga Kampung Duri RT 05 RW 01 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Kota Jakarta Barat yang berdomisili di Dusun Ngemplak RT 01 RW 04 Desa Separe Banyuasin Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. JN yang mengaku orang pintar, Kyai, purnawirawan TNI dan masih keturunan Yaman ditangkap lantaran diduga sudah mencabuli ZRT (16) siswa kelas XI sebuah SMK di Temon Kabupaten Kulonprogo warga Dusun Berto RT 01 RW 06 Desa Sudorogo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo.

“Tidak hanya sekali korban disetubuhi oleh tersangka tapi sudah puluhan kali, ” kata Kapolsek Loano AKP Markotib SH, Rabu (4/10). Dijelaskan, pencabulan terakhir terjadi pada Jumat (29/9) lalu sekitar pukul 20. 00 WIB di sebuah gubug ukuran 4×7 meter yang selama 8 bulan sebagai tempat tinggal tersangka.

Dituturkan, kejadian berawal saat sekitar Lima bulan lalu tersangka dan korban bertemu di Desa Tepansari Kecamatan Loano. Dari pertemuan itu kemudian terjadi perkenalan dan saling tukar alamat layaknya anak muda. Beberapa hari setelah perkenalan tersangka datang ke rumah korban. Tersangka kemudian mengajak korban ke rumahnya untuk diajari naik sepeda motor. Setelah sekian lama diajari tapi korban tidak juga bisa naik sepeda motor, tersangka kemudian mengatakan pada korban bahwa ada sesuatu benda gaib yang membuat korban kesulitan belajar naik sepeda motor.

(13)

Agar proses belajar naik sepeda motor berjalan lancar kemudian tersangka menyarankan dan menawarkan diri sanggub menghilangkan benda gaib tersebut dengan cara ritual persetubuhan. Atas desakkan serta bujuk rayu tersangka, korban kemudian bersedia disetubuhi hingga puluhan kali. Terbongkarnya kejadian tersebut berawal dari kecurigaan warga yang melihat tersangka dan korban sering runtang runtung berboncengan sepeda motor hingga malam hari. Curiga ada yang tidak beres dengan hubungan tersangka dengan korban, warga kemudian berinisiatif untuk mengawasi gerak gerik keduanya. Hingga akhirnya pada malam kejadian tersebut, setelah melihat tersangka dan korban masuk gubug warga kemudian mendatangi tempat tersebut. Dan alangkah hebohnya saat warga melihat tersangka dan korban sedang melakukan hubungan badan. Warga kemudian membawa keduanya ke balai desa setempat untuk dilakukan sidang warga dan melaporkan kejadian itu ke Polsek loano. “Atas dasar laporan warga anggota Polsek Loano kemudian melakukan penangkapan terhadap tersangka, “ucap Kapolsek Loano. Tersangka ditangkap Sabtu (30/9) di gubugnya. Sementara tersangka mengaku berani menyetubuhi karena selama ini korban sangat nurut sekali dengan dirinya. Tersangka juga mengaku dirinya orang pintar atau dukun, “saya khilaf karena anaknya sangat penurut sekali, “ujar tersangka.

(14)

Tri Prasetya Gantikan AKBP

Satrio

Wibowo

Sebagai

Kapolres Purworejo

PURWOREJO, FP – Sambut Kapolres baru jajaran Polres Purworejo menggelar gerbang Pedang Pora dihalaman Mapolres Purworejo, Selasa (3/10). Acara penyambutan juga diwarnai pengalungan bunga kepada Kapolres baru beserta istri oleh siswa TK Bhayangkari Purworejo.

AKBP Satrio Wobowo, SIK yang menjabat Kapolres Purworejo selama 1 tahun 3 bulan selanjutnya akan menempati pos baru sebagai Kasi PJR di Mabes Polri. Sedang penggantinya AKBP Teguh Tri Prasetya, SIK sebelumnya menjabat sebagai Korbintaris Ditbintarlat Akpol Lemdiklat Polri.

Usai penyambutan Pedang Pora dilanjutkan dengan ramah tamah dengan sejumlah personil Polres Purworejo. Setelah itu dilanjutkan menuju rumah Dinas Kapolres di jalan Ki Mangun Saskoro dengan mengendarai dokar.

Rencananya nanti malam akan dilaksanakan acara pisah sambut di Pendopo Kabupaten Purworejo.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang telah disebutkan sebelumnya (Shyam-Sunder dan Myers, 1999; Fama dan French, 2002;

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Ruang Terbuka Hijau sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta agar melaksanakan

Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan

Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal, besar kemungkinan manfaat ekonomis sehubungan dengan transaksi

Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam sistem aliran kanal selat, jumlah energi kinetik dalam aliran turbulen yang dilepaskan (terdisipasi) lebih besar dibandingkan pada

[r]

Sehihngga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Script menggunakan LKS mendapatkan hasil yang baik, ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa

Vじeて aせせ 上しじたたじng aここre上上e上