• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengamatan Selintas

Pengamatan selintas, meliputi: pengamatan suhu udara maksimal dan minimal, kelembaban udara selama penelitian dan kandungan tanah.

4.1.1. Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu dan kelembaban udara yang diamati selama penelitian berlangsung, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1.Suhu dan Kelembaban Udara (RH)

Per Minggu

Suhu Udara (°C) Kelembaban Udara Nisbi

Relative Humidity (%)

Max Min Purata Pagi Siang Sore Purata

Minggu I 33,78 30,87 32,33 80,00 31,86 44,57 52,14 Minggu II 34,61 29,38 32,00 78,71 31,43 39,71 49,95 Minggu III 32,23 28,68 30,46 78,43 31,28 40,14 49,95 Minggu IV 33,13 30,81 31,97 78,71 32,43 42,43 51,19 Minggu V 33,00 30,63 31,82 77,67 31,00 39,00 49,23

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengamatan suhu udara dan kelembaban udara diamati selama penelitian. Pada minggu pertama saat dilakukan persemaian rata-rata suhu berkisar 32,33°C, dengan suhu terendah 30,87°C dan tertinggi 33,78°C, sedangkan untuk kelembaban udara rata-rata berkisar antara 52,14%. Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dinyatakan bahwa suhu rata-rata selama penelitian antara 30,46°C – 32,33°C dengan tingkat kelembaban udara rata-rata antara 49,22% - 52,14%. Suhu yang terdapat di dalam greenhouse sudah sesuai dengan syarat tumbuh sawi pakcoy antara 15-30°C (Cahyono, 2003). Sedangkan untuk RH belum ideal, dikarnakan RH yang sesuai antara 80% - 90% (Cahyono, 2003), mengemukakan apabila RH melebihi dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Kelembaban yang tinggi menyebabkan stomata tertutup yang mengakibatkan penyerapan CO2 terganggu. Akhirnya proses

fotosintesis tidak berjalan dengan baik sehingga semua proses pertumbuhan pada tanaman menurun.

(2)

20 4.1.2. Hasil Analisis Tanah

Analisis tanah awal dan akhir meliputi beberapa unsur hara tanah yang disajikan pada Tabel 4.2.untuk tanah awal sedangkan Tabel 4.3. untuk analisis tanah akhir.

Tabel 4.2. Unsur Hara Media tanam Awal

Dosis

Vermikompos (%)

Unsur Hara Tanah Awal

N-total P-tersedia K- Tersedia

(% N) Harkat (ppm P205) Harkat (mg K20/100g) Harkat

0 0,22 R 18,24 S 2,43 SR 10 0,45 S 28,27 T 17,91 R 20 0,49 T 31,77 T 32,15 S 30 0,55 T 43,58 ST 49,56 T 40 0,77 ST 46,54 ST 62,39 ST 50 1,01 ST 62,85 ST 104,32 ST

(Pusat Penelitian Tanah, 1983).

Keterangan; R (Rendah), S (Sedang), T ( Tinggi), ST (Sangat Tinggi).

Tabel 4.3. Unsur Hara Media tanam Akhir

Dosis

Vermikompos (%)

Unsur Hara Tanah Akhir

N-total P-tersedia K-Tersedia

(% N) Harkat (ppm P205) Harkat (mg K20/100g) Harkat

0 0,17 R 15,23 R 2,30 SR 10 0,26 S 14,88 R 12,09 R 20 0,27 S 9,84 SR 20,00 S 30 0,30 S 31,19 T 30,26 T 40 0,57 T 20,78 S 44,78 ST 50 0,81 ST 37,49 ST 65,69 ST

(Pusat Pennelitian Tanah, 1983).

Keterangan; R (Rendah), S (Sedang), T ( Tinggi), ST (Sangat Tinggi).

Pada Tabel 4.2 diketahui bahwa nitrogen tertinggi terdapat pada 50% (P6) yaitu sebesar 1,01% sedangkan kadar N tanpa perlakuan tanpa vermikompos sebesar 0,22%. Kandungan P-tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan 50% (P6) sebesar 98,50 ppm P dan yang terrendah sebesar 59,19 ppm pada perlakuan 0% (P1). Sedangkan untuk K-Tersedia tertinggi terdapat pada 50 (P6) sebesar 104,32 ppm K terendah 0% (P1) dengan 2,30 ppm K. Kekurangan unsur hara mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak akan maksimal, sama halnya pemberian pupuk berlebih juga dapat menekan pertumbuhan tanaman, sesuai

(3)

21

dengan pernyataan Bustami, dkk (2012) berlebihnya pemberian pupuk akan mempengaruhi pada pertumbuhan tanaman, bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Apabila salah satu unsur hara berlebihan, maka serapan unsur lain didalam tanah akan terganggu sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

4.2. Pengamatan Utama

Pengamatan utama yang diukur meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, berat berangkasan basah tanaman dan berat brangkasan kering tanaman. Hasil pengamatan utama dianalisis secara statistik dengan menggunakan Uji Sidik Ragam dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kepercayaan 95%. Di dalam pengamatan utama meliputi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy.

4.2.1. Pengaruh Vermikompos Terhadap Pertumbuhan Sawi Pakcoy

Pemberian vermikompos sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi pakcoy sehingga pemberian vermikompos yang berimbang dapat mengoptimalkan fase vegetatif tanaman yang mana dengan pemberian dosis 10%, 20%, 30%, 40% memberikan hasil yang cukup baik, tetapi dosis 0%, dan 50% memberikan hasil kurang baik, karena diduga semakin banyaknya unsur hara yang tersedia didalam tanah terutama unsur hara makro nitrogen, maka akan terjadi ketidakseimbangan unsur hara yang diserap oleh tanaman. Menurut Hardjowigeno (2007), unsur hara makro seperti N yang berlebihan akan menyebabkan kekurangan Cu serta sulit didalam penyerapan Mn, selain itu apabila unsur hara P berlebihan menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara mikro seperti Zn, Fe, Cu dan Mn dan untuk unsur hara makro K yang berlebihan dapat mempersulit penyerapan Mn.

Kurangnya unsur-unsur hara mikro dijelaskan oleh Rosmarkan dan Yuwono (2002) menyebabkan terganggunya fungsi metabolisme protein, enzim, klorofil maupun karbohidrat hingga kinerja DNA dan RNA. Besi berperan dalam pembentukan klorofil, protein dan enzim, sehingga jika terjadi defisiensi menyebabkan terganggunya pembentukan klorofil yang berakibat menurunnya proses fotosintesis. Mangan, yang berperan dalam aktivasi enzim dalam sintesis

(4)

22

protein dan karbohidrat, jika terjadi kekurangan menyebabkan penurunan berat kering tanaman. Kekurangan tembaga menyebabkan terganggunya sintesis protein karena hilangnya kofaktor enzim dan terganggunya kerja DNA dan RNA, sedangkan kurangnya seng menyebabkan sintesis RNA terhambat yang berdampak pada ruas daun yang lebih dekat hingga menghambat pertumbuhan tinggi tanaman.

Adapun rekapitulasi hasil penelitian pertumbuhan sawi pakcoy dapat dipaparkan dalam tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Pengaruh Dosis Vermikompos Terhadap Parameter Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy

Perlakuan TT (cm) JD (helai) LD (cm2) DB (cm) BKA ( g ) BSB (g) BKB (g) Kontrol (P1) 16,66 c 10,50 c 240,07 b 5,64 c 1,40 c 4,12 b 0,23 b 10% (P2) 24,40 b 14,31 b 997,26 a 6,99 ab 3,90 b 4,68 ab 0,24 b 20% (P3) 26,76 a 16,56 a 1382,53 a 7,59 a 5,95 a 7,29 a 0,46 a 30% (P4) 25,27 ab 15,31 ab 1089,67 a 6,90 ab 4,18 b 4,28 b 0,22 b 40% (P5) 24,39 b 15,56 ab 910,62 a 6,95 ab 4,63 b 5,52 ab 0,27 b 50% (P6) 24,71 b 15,63 ab 913,36 a 6,18 bc 4,19 b 4,63 ab 0,19 b Keterangan :

(1). TT (Tinggi Tanaman), DB (Diameter Batang), JD (Jumlah Daun), LD (Luas Daun),

BSB (Berat Segar Bawah), BKA (Berat Kering Atas), BKB (Berat Kering Bawah).

(2). Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata

antar perlakuan pada uji BNJ 5%. Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa penambahan beberapa dosis vermikompos dapat memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Dapat dilihat pada Tabel 4.4. perlakuan tanpa pemberian dosis vermikompos 0% (P1) memberikan hasil paling rendah terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, hal ini di karnakan di lihat pada tabel 4.2. unsur hara yang ada pada media tanam sangat rendah yakni untuk N 0,22%, P 18,24 P205 dan

K 2,43 mg K20, sehingga ketersediaan unsur hara yang di butuhkan tanaman tidak

tercukupi yang mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh maksimal, sesuai pernyataan Sutedjo (2010) apabila kekurangan unsur hara akan nampak pada pertumbuhan tanaman yang mula – mula pada daun tua ujung daun mengering, daun-daun muda berwarna lebih hijau muda, pertumbuhan tanaman menjadi

(5)

23

lambat bahkan cenderung kerdil dan pertumbuhan akar terhenti sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk pemberian dosis vermikompos sebanyak 10% (P2) sudah dapat meningkatkan pertumbuhan pada parameter tinggi tanaman sawi.

Penambahan dosis vermikompos 10% (P2) berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 0% (P1), namun tidak saling beda nyata dengan perlakuan 20% (P3), 30% (P4). 40%(P5) dan 50%(P6) Hal ini menunjukan pemberian vermikompos sebanyak 10% (P2) sudah mampu meningkatkan tinggi tanaman sawi pakcoy. Tejasarwana dan Kartasaputra (2009) menyatakan unsur hara N dan P berperan penting dalam pembelahan sel, pembesaran dan perkembangan jaringan meristem sehingga menyebabkan penambahan pertumbuhan tinggi. Rahman dkk., (2008) menyatakan tinggi tanaman adalah hasil dari berbagai proses fisiologis didalam tubuh tanaman bersama faktor luar, yang mana proses fisiologis tersebut akan menghasilkan pertambahan ukuran, bentuk dan jumlah sel yang pada akhirnya akan menjadikan tanaman bertambah ukuran.

Media yang digunakan untuk menanam sawi pakcoy 0% (P0) dan 50% (P6) nyata memberikan hasil rendah terhadap tinggi tanaman dengan hasil 16,66 cm dan 24,71 cm. Sehingga dosis yang digunakan harus sesuai kadar tidak lebih dan tidak kurang. Selain itu, konsentrasi hara yang rendah seperti kekurangan unsur N, P dan K membuat proses fisiologi tanaman tidak maksimal yang menyebabkan proses pertumbuhan dan perkembangan menjadi lambat (Dermawati, 2006).

Grafik 4.1 Hubungan Dosis Vermikompos Dengan Tinggi Tanaman Berdasarkan pada pada grafik 4.1 dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian vermikompos dengan dosis 10% (P1) sudah mampu meningkatkan pertambahan tinggi tanaman, peningkatan ini dikarenakan unsur hara yang dibutuhkan sudah

Keterangan : P1 (Tanpa Vermikompos) P2 (10% Vermikompos) P3 (20% Vermikompos) P4 (30% Vermikompos) P5 (40% Vermikompos) P6 (50% Vermikompos)

(6)

24

tercukupi. Menurut Tambunan (2009), tanaman akan tumbuh subur jika unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif tanaman. Harjadi (2002), menyatakan pada vase vegetatif hasil fotosintesis akan ditranslokasikan ke akar, batang dan daun. Peningkatan fotosintat pada fase vegetatif menyebabkan terjadinya pembelahan, perpanjangan yang menyebabkan tanaman tumbuh tinggi. Unsur hara nitrogen berfungsi merangsang pertumbuhan tinggi tanaman sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang dan daun serta nitrogen berfungsi merangsang pertumbuhan tinggi tanaman. Unsur hara P yang berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar. Akar menyerap air dan unsur hara yang ditranslokasikan ke daun dan diolah menjadi karbohidrat kemudian ditranslokasikan ke bagian tanaman sebagai cadangan makanan yang diperlukan sel untuk melakukan aktivitas pembelahan sel dan pembesaran sel yang berakibat pada pertambahan tinggi tanaman (Adiwirman,dkk. 2018).

Dosis pupuk 40% dan 50% pada table 4.4 menunjukkan semakin tinggi dosis pupuk vermikompos tinggi tanaman mengalami penurunan yang berbeda nyata penurunan ini diduga disebabkan karena dengan banyaknya unsur makro menyebabkan unsur mikro menjadi terhambat untuk diserap, Pada table 4.2 menunjukkan untuk pemberian dosis vermikompos 40% dan 50% unsur hara pada media tanam sangat tinggi yakni untuk N 0,77 – 1,01 %, P 46,54 – 62,85 P205, K 62,39 – 104,32 K20. Hardjowigeno (2007) menerangkan bahwa terlalu

banyak unsur hara P dapat menyebabkan kekurangaan Zn, Fe dan Cu. unsur mikro Zn berperan sebagai pembentuk hormon tumbuh yang berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman dan unsur mikro lainnya yang sama halnya dibutuhkan untuk pertumbuhan. Dengan kondisi kekurangan unsur mikro tersebut, menyebabkan tinggi tanaman dengan dosis 40% dan 50% pertumbuhan tinggi menjadi lebih rendah

(7)

25 Jumlah Daun

Berdasarkan pengamatan terhadap jumlah daun, penambahan beberapa dosis vermikompos dapat memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, dilihat pada Tabel 4.4 menunjukkan pemberian dosis vermikompos sebanyak 10% (P2) secara nyata sudah dapat meningkatkan jumlah daun apabila dibanding dengan perlakuan 0% (P1) pada parameter jumlah daun sawi pakcoy. Penambahan dosis vermikompos 10% (P2) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 20% (P3), 30% (P4), 40% (P5) dan, 50% (P6) dengan hasil masing-masing yaitu 16,56 , 15,31 , 15,56 dan 15,63. Daun merupakan organ yang sangat penting bagi tanaman yakni sebagai tempat untuk fotosintesis. Marginingsih, dkk (2018) mengemukakan bahwa nitrogen berperan dalam penyusunan zat hijau daun, protein dan lemak. Unsur nitrogen yang terdapat di dalam pupuk organik menyebab jumlah daun sedikit, hal ini disebabkan karena unsur hara yang tersedia sangat sedikit sehingga dapat menghambat terhadap pertumbuhan serta proses fotosintesis dan transpirasi daun pada tanaman sawi pakcoy.

Grafik 4.2. Hubungan Dosis Vermikompos Dengan Jumlah Daun

Jumlah daun tertinggi pada perlakuan 20% (P3) dikarenakan konsentrasi tersebut mengandung unsur hara nitrogen dan kalium yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan kontrol untuk merangsang pertumbuhan daun. Tingginya jumlah daun disebabkan dosis vermikompos 20% (P3) mengandung jumlah unsur hara makro dan mikro yang cukup dan berimbang yang membuat pertumbuhan tanaman menjadi lebih terkontrol dan dapat membantu proses fisiologi dan metabolisme yang memicu pertumbuhan menjadi maksimal (Marginingsih dkk., 2018; Istaroh dan Salamah, 2017). Lingga (2001), menyatakan bahwa fungsi

Keterangan : P1 (Tanpa Vermikompos) P2 (10% Vermikompos) P3 ( 20% Vermikompos) P4 (30% Vermikompos) P5 (40% Vermikompos) P6 (50% Vermikompos)

(8)

26

Kalium untuk membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman, akar dan daun, Tersedianya unsur hara N, P, dan K bagi tanaman dalam jumlah yang cukup maka proses fisiologis tanaman berjalan dengan baik sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Terjadinya penurunan pada jumlah daun pada Tabel 4.4. diketahui bahwa semakin tinggi pemberian dosis vermikompos dapat menurunkan jumlah daun pada dosis 30%, 40% dan 50%. Hal ini dikarnakan dilihat pada Tabel 4.2. kandungan N pada perlakuan tersebut tergolong tinggi yakni mencapai 0,55 – 1,01%. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa semakin tinggi pemberian N maka akan menyebabkan penurunan kadar karbohidrat, sehingga pembentukan menjadi protein dan protoplasma tidak maksimal yang mengakibatkan terganggunya pembentukan daun, diketahui bahwa pemanjangan dan pembelahan sel didalam daun ditingkatkan oleh sintesis protein. Selain itu hara K juga berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun, hal ini berkaitan dengan sintesis protein, Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) apabila didalam penyerapan usur hara K terlalu tinggi menyebabkan penyerapan unsur Ca, Na, Mg turun. Hal ini akan berakibat pada pertumbuhan tanaman yang tidak normal salah satunya organ tanaman muda atau tunas tidak tumbuh sempurna. seperti pada penelitian ini bahwa pada Tabel 4.2. dosis 30%, 40% dan 50%. unsur K tergolong tinggi yakni mencapai 49,56 – 104,32 mg K20, dan menghasilkan

jumlah daun yang rendah.

Luas Daun

Pengamatan terhadap luas daun tanaman menunjukan bahwa penambahan dosis vermikompos dapat memberikan pengaruh terhadap luas daun. Dilihat pada tabel 4.4. pemberian dosis vermikompos sebanyak 10% (P2) secara nyata sudah dapat meningkatkan luas daun sawi pakcoy dibanding kontrol (P1). Peningkatan dosis berikutnya yakni 20% (P3), 30 % (P4), 40% (P5) dan 50% (P6) menghasilkan luas daun yang tidak saling berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian vermikompos sebanyak 10% (P2) pada tanaman sudah dapat mencukupi kebutuhan haranya sehingga tanaman dapat membentuk organ tubuh yang lebih tinggi / banyak termasuk organ sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Luas daun yang tinggi pada perlakuan 20% (P3) terjadi karena daun

(9)

27

mendapat suplai nitrogen yang sesuai. Laju pertumbuhan tanaman cenderung meningkat karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia dan dapat segera dimanfaatkan untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti halnya nitrogen (Sarido dan Junia, 2017). Sesuai dengan pernyataan Erawan, dkk (2013) bahwasanya meningkatnya luas daun tanaman disebabkan karena tersedianya unsur nitrogen yang dapat diserap oleh tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman seperti luas daun juga meningkat. Menurut Winarso (2005) unsur nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tanaman terutama pembentukan dan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. Adapun unsur hara N yang terdapat pada media tanam dengan dosis 10% (P2) yakni mencapai 0,45 % yang termasuk kategori sedang.

Penurunan luas daun yang dapat dilihat pada Tabel 4.4. yang mana pemberian vermikompos dengan dosis 30%, 40% dan 50% mengalami penurunan didalam hasil luas daun. Adapun hal ini diduga karena dilihat pada tabel 4.2. kandungan hara yang didapat pada pengamatan tergolong tinggi yakni 0,55 – 1,01% untuk unsur N, sedangkan untuk K mencapai 49,59 – 104,322 mg K20.

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) kenaikan luas daun berkorelasi dengan fotosintesis, fotosintesis berkorelasi dengan karbohidrat. Sedangkan menurut pemberian N yang tinggi menyebabkan penurunan karbohidrat. Selain itu unsur Mg berperan dalam sintesis karbohidrat. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002)unsur K yang tinggi mengakibatkan penurunan Mg. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan pembentukan luas daun yang maksimal, sepeti pada penelitian ini bahwa pada hasil analisis hara N, P dan k yang tinggi mengakibatkan luas daun yang rendah pada tanaman sawi pakcoy.

Diameter Batang

Pemberian dosis vermikompos berpengaruh nyata terhadap besar kecilnya diameter batang. Dilihat pada tabel 4.4. bahwa perlakuan 0% % (P1) memberikan hasil paling rendah terhadap pertumbuhan diameter batang, hal ini di karnakan di lihat pada tabel 4.2. unsur hara yang ada pada media tanam sangat rendah yakni untuk N 0,22%, P 18,24 P205 dan K 2,43 mg K20, sehingga ketersediaan unsur

hara yang di butuhkan tanaman tidak tercukupi yang mengakibatkan pembentukan diameter batang tidak maksimal sesuai dengan pernyataan Rosmarkam dan

(10)

28

Yuwono (2002) kekurangan unsur P umumnya menyebabkan volume jaringan tanaman menjadi lebih kecil yang mengakibatkan translokasi unsur hara tanaman terganggu. Sedangkan penambahan dosis vermikompos 10% (P2) tidak saling beda nyata dengan perlakuan 20% (P3). 30% (P4) dan 40% (P5). Pemberian vermikompos sebanyak 10% (P2) sudah mampu meningkatkan diameter batang tanaman sawi pakcoy. Dilihat pada Tabel 4.2. unsur hara pada pemberian dosis 10% mencapai 0,45 % untuk N, 28,27 P205 untuk P dan 17,91 K20 untuk K

mampu meningkatkan pada diameter batang, Disamping itu Tejasarwana (2009) menyatakan unsur hara N dan P berperan penting dalam pembelahan sel, pembesaran dan perkembangan jaringan meristem, faktor ini yang menyebabkan penambahan pertumbuhan pada diameter batang.

Tanaman yang mendapatkan nutrisi yang cukup maka luas permukaan daun akan memperluas permukaannya dan batang tumbuh besar (Sidemen dkk., 2017). Dosis pupuk yang diberikan mampu memicu proses metabolisme tanaman yang dapat mendukung perkembangan tanaman. Besar kecilnya diameter batang suatu tanaman disebabkan oleh tinggi rendahnya proses pembelahan sel pada meristem lateral (Yudhistira dkk., 2014). Karena pembelahan sel merupakan proses metabolisme yang dipengaruhi nutrisi yang diterima, maka diameter batang juga dipengaruhi oleh pemupukan. Diameter batang yang besar akan memiliki luas daun, jumlah daun dan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan tanaman dengan diameter batang yang kecil. Pada umumnya juga dimana semakin besar diameter batang maka akan diikuti dengan luas daun tanaman yang juga semakin luas. Unsur hara N sangat berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman.

Laju pembelahan sel dan perpanjangan sel serta pembentukan jaringan mempengaruhi pertumbuhan batang, daun dan akar (Harjadi,2002).Pertambahan pada diameter batang diakibatkan adanya aktivitas kambium yaitu xylem dan floem pada meristem lateral tanaman. Sel yang ada di daerah perpanjangan sel seperti pada batang tanaman, dapat membesar dan memanjang. Kemampuan sel tersebut tentunya akan dapat berjalan maksimal dengan adanya unsur hara yang diserap oleh tanaman, unsur hara yang mempengaruhi perpanjangan sel antara lain unsur nitrogen, kalsium (Ca), dan boron (B).

(11)

29

Pada pemberian dosis vermikompos yang tinggi yakni 30%, 40% dan 50% mengakibatkan penurunan pada diameter batang, terjadinya penurunan ini diduga karena adanya auksin pada vermikompos dengan jumlah yang cukup besar Menurut Satriowibowo dkk (2014) Auksin yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan sel, pembelahan dan perkembangan sel. Dengan kondisi tersebut diameter batang kecil karena terdapat hambatan - hambatan yang menyebabkan perkembangan sel menjadi tidak maksimal.

Berat Segar Bawah

Pemberian berbagai dosis vermikompos memberikan pengaruh nyata terhadap Berat segar atas pada tanaman sawi. Pada gambar 4.4. menunjukkan bahwa perlakuan 20% (P3) nyata memberikan hasil tertinggi terhadap parameter berat segar bawah. Perlakuan 20% (P3) berbeda nyata dengan perlakuan 0% (P1) dengan nilai 20%(P3) 7,29 dan 10% (P1) 4,12g. Tingginya berat segar bawah disebabkan oleh banyaknya jumlah akar dan panjang akar dimana semakin banyak dan panjang akar akan membuat akar lebih aktif dalam menyerap unsur hara dalam nutrisi (Bhaskoro dkk., 2015). Akar tanaman yang panjang dan banyak terjadi karena tingginya serapan hara oleh akar. Dalam hal ini akar berfungsi sebagai penyerap unsur hara, dimana semakin panjang dan banyak akar, membuat unsur hara yang diserap akan semakin banyak, sehingga kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman akan semakin tercukupi (Oktarina dan Purwanto, 2009).

Grafik 4.3. Hubungan Dosis Vermikompos Dengan Berat Segar Bawah

4.12 4.68 7.29 4.28 5.52 4.63 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 Be ra t seg ar Ba w ah Dosis BSB Keterangan : P1(Tanpa Vermikompos) P2 (10% Vermikompos) P3 ( 20% Vermikompos) P4 (30% Vermikompos) P5 (40% Vermikompos) P6 (50% Vermikompos)

(12)

30 Berat Kering Atas

Hasil pengamatan terhadap berat kering tanaman menunjukan bahwa penambahan beberapa dosis vermikompos dapat memberikan pengaruh nyata terhadap berat kering atas. Pada tabel 4.4. menunjukan bahwa perlakuan pemberian vermikompos sebanyak 20% (P3) memberikan hasil paling tinggi pada parameter berat kering atas dengan hasil 5,95 g.

Tingginya berat kering disebabkan karena pada perlakuan tersebut mengalami pertumbuhan terbaik pada tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan luas daun tertinggi sehingga proses metabolisme seperti fotosintesis dapat berlangsung cepat dan hasil dari fotosintesis dapat disimpan di organ-organ tanaman, terjadi penimbunan yang lebih banyak terutama di batang dan daun, sehingga berat kering tanaman akan meningkat. Semakin tinggi berat kering suatu tanaman menunjukkan bahwa semakin banyak pula unsur hara yang ditranslokasikan kebagian batang dan daun (Istarofah dan Salamah, 2017).

Berat Kering Bawah

Penambahan berbagai dosis vermikompos memberikan pengaruh nyata terhadap bobot kering bawah yang mana pada Tabel 4.4. Menunjukan bahwa perlakuan 20% (P3) nyata memberikan hasil tertinggi terhadap bobot kering bawah dengan hasil 0,46 g. Menurut Laksono (2014) Ketersediaan unsur hara pada proses metabolisme sangat berperan penting dalam pembentukan protein, hormon, dan karbohidrat, sehingga akan meningkatkan proses pembelahan sel pada jaringan jaringan tanaman, proses tersebut akan berpengaruh pada pembentukan tunas, pertumbuhan akar, dan daun, sehingga akan meningkatkan bobot brangkasan basah tanaman dan bobot brangkasan kering tanaman.

Berat kering merupakan akumulasi senyawa organik yang dihasilkan oleh sintesis senyawa organik terutama air dan karbohidrat yang tergantung pada laju fotosintesis tanaman tersebut, sedangkan fotosintesis dipengaruhi oleh kecepatan penyerapan unsur hara di dalam tanaman melalui akar (Lakitan, 1996).

Dilihat pada Table 4.4 dimana dengan dosis 30%, 40% dan 50% menunjukkan pada parameter berat kering bawah, semakin tinggi dosis pupuk vermikompos mengalami penurunan yang berbeda nyata, penurunan ini diduga disebabkan karena unsure hara K yang tinggi dilihat pada tabel 4.2. sebanyak

(13)

31

49,56 – 104,33 mg K20 dapat menyebabkan penyerapan unsur Ca, Na, Mg

menurun sehingga berat kering bawah menurun. Sesuai dengan pernyataan Sukawati (2010) Unsur hara yang berperan dalam meningkatkan pada berat kering bawah tanaman yakni Mg, dikarnakan Mg mempunyai peran terhadap metabolisme N, dimana makin tinggi tanaman menyerap Mg, makin tinggi juga kadar protein dalam akar sehingga dapat meningkatkan biomasa bagian akar.

4.2.2. Pengaruh Vermikompos Terhadap Hasil Tanaman Sawi Pakcoy Berat Segar Atas

Tabel 4.5. Pengaruh Dosis Vermikompos Terhadap Berat segar tanaman (g).

Perlakuan Berat Segar Atas

0% (P1) 16,86 c 10% (P2) 75,41 b 20% (P3) 115,07 a 30% (P4) 80,75 b 40% (P5) 90,95 ab 50% (P6) 73,27 b

Berbagai dosis vermikompos memberikan pengaruh nyata terhadap berat segar produksi pada tanaman sawi. Dilihat pada Tabel 4.5. Menunjukan bahwa perlakuan 20% (P3) nyata memberikan hasil tertinggi terhadap parameter berat segar atas dengan nilai 115,07 gram, hal ini disebabkan karena banyak hara yang mampu diserap oleh tanaman maka tanaman akan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan fase pertumbuhannya. Selain itu perlakuan 20% juga menunjukkan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Sehingga dari tingginya parameter pertumbuhan tersebut dapat menyebabkan berat segar meningkat. Tinggi berat basah diindikasi oleh adanya serapan hara N yang tercukupi. Serapan hara N mampu membuat produktivitas tanaman akan maksimal karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan optimal (Bhaskoro dkk., 2015).

(14)

32

Grafik 4.4. Hubungan Dosis Vermikompos Dengan Berat Segar Atas Meningkatnya pertumbuhan tanaman seperti tinggi, diameter, jumlah daun dan luas daun akan menghasilkan berat segar atas yang lebih baik, sesuai dengan pernyataan Endang, (2007) Semakin tinggi tanaman semakin banyak jumlah daunnya maka bobot segar tanaman akan semakin tinggi, hal ini dikarenakan pembentukan karbohidrat hasil asimilasi tanaman meningkat sehingga menyebabkan peningkatan pada bobot segar tanaman.

Tabel 4.6.Rekapitulasi Korelasi Antar Parameter Pengamatan

Keterangan ; TT (Tinggi Tanaman), DB (Diameter Batang), JD (Jumlah Daun), LD

(Luas Daun), BSA (Berat Segar Atas), BSB (Berat Segar Bawah), BKA (Berat Kering Ata ), BKB (Berat Kering Bawah ).

Pada tabel 4.6. Parameter tinggi tanaman memiliki nilai hubungan dengan parameter diameter batang, jumlah daun dan berat segar produksi dengan nilai korelasi mencapai 0,9396, 0,9305 dan 0,9561 dimana semakin tinggi hasil pada diameter batang dan jumlah daun maka dapat meningkatkan tinggi tanaman. Hal ini disebabkan karena daun berfungsi sebagai penghasil fotosintat, dimana

16.86 75.41 115.07 80.75 90.95 73.27 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 Be ra t Se ga r A ta s Perlakuan Berat Segar P1 P2 P3 P4 P5 P6 TT DB JD LD BSA BSB BKA BKB TT 1 DB 0,9396 1 JD 0,9305 0,8772 1 LD 0,9849 0,9148 0,9463 1 BSA 0,9561 0,9235 0,9892 0,9621 1 BSB 0,6248 0,7492 0,7185 0,6744 0,7665 1 BKA 0,9384 0,8898 0,9876 0,9589 0,9948 0,7837 1 BKB 0,5143 0,7011 0,5526 0,5704 0,6158 0,9451 0,6244 1 Keterangan : P1 (Tanpa Vermikompos) P2 (10% Vermikompos) P3 ( 20% Vermikompos) P4 (30% Vermikompos) P5 (40% Vermikompos) P6 (50% Vermikompos)

(15)

33

semakin besar daun menghasilkan fotosintat maka pembentukan organ-organ vegetative pada tanaman akan semakin baik (Widodo dkk., 2017).

Untuk parameter diameter batang memiliki hubungan dengan parameter tinggi tanaman dan berat segar atas dengan nilai korelasi mencapai 0,9396 dan 0,9235. Dimana semakin tinggi hasil diameter batang dan berat segar atas maka akan meningkatkan hasil tinggi tanaman sawi pakcoy.

Untuk parameter jumlah daun memiliki hubungan yang sangat erat dengan parameter tinggi tanaman dan berat segar atas dengan nilai korelasi 0,9305 dan 0,9892. Dimana semakin tinggi parameter tinggi tanaman dan berat segar atas akan mempengaruhi hasil prameter jumlah daun. Parameter berat segar atas memiliki hubungan yang sangat erat dengan parameter tinggi tanaman dan diameter batang dengan hasil 0,9561 dan 0,9235. Hal ini dikarenakan parameter pertumbuhan tanaman merupakan organ bagian atas yang dipengaruhi oleh tinggi dan diameter batang.

Parameter luas daun memiliki hubungan yang sangat erat dengan parameter tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun dengan nilai korelasi mencapai 0,9849, 0,9148 dan 0,9463. Dimana peningkatan luas daun dipengaruhi oleh hasil tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Parameter berat segar bawah memiliki hubungan yang sangat erat dengan parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun dan berat segar atas dengan hasil 0,6248, 0,7492, 0,7183, 0,6744 dan 0,7665. Dimana semakin panjang akar tanaman sawi pakcoy maka akan diikuti dengan pertambahan hasil dari tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun dan berat segar atas. Hal ini disebabkan karena lebih aktifnya akar dalam menyerap unsur hara dalam nutrisi yang telah disediakan. Kemuadian pertumbuhan yang baik dipengaruhi oleh proses respirasi akar yang lancar dan menghasilkan banyak energi untuk pembentukan komponen pertumbuhan tanaman seperti tinggi, jumlah daun, dan luas daun (Pratiwi dkk., 2015).

Parameter berat kering atas memiliki hubungan yang erat dengan parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat segar atas dan berat segar bawah dengan nilai korelasi mencapai 0,9384, 0,8898, 0,9876, 0,9589, 0,9948 dan 0,7837. Dimana semakin tinggi berat kering atas dipengaruhi oleh

(16)

34

meningkatnya pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun dan berat kering atas. Parameter berat kering bawah memiliki hubungan yang erat dengan parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat segar atas, berat segar bawah dan berat kering atas dengan nilai 0,5143, 0,7011, 0,5526, 0,5704, 0,6158, 0,9451 dan 0,6244. Dimana semakin tinggi parameter pertumbuhan dan produksi tanaman akan meningkatkan berat kering bawah.

Gambar

Tabel 4.1.Suhu dan Kelembaban Udara (RH)
Tabel 4.2. Unsur Hara Media tanam Awal  Dosis
Tabel  4.4.  Pengaruh  Dosis  Vermikompos  Terhadap  Parameter  Pertumbuhan  Tanaman Sawi Pakcoy
Grafik 4.1 Hubungan Dosis Vermikompos Dengan Tinggi Tanaman  Berdasarkan pada pada grafik 4.1 dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian  vermikompos  dengan  dosis  10%  (P1)  sudah  mampu  meningkatkan  pertambahan  tinggi  tanaman,  peningkatan  ini  dikar
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis pembahasan pada bab sebelumnya maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh positif signifikan secara parsial

Peradilan Tata Usaha Negara tidak memiliki wewenang untuk menyelesaikan sengketa yang muncul akibat dikeluarkannya keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi

Al-Ittihadul islamiyah Kedungjmbangan Bangilan.. 110417

Melihat Raden Jaka Pekik terkapar, Dewi Patah, Dewi Indrawati, Dewi Kusumawati, dan Dewi Candrawati ping- san. Para punggawa dan prajurit yang berada di pendapa

Kepala Sekolah sebagai orang yang bertanggungjawab di Sekolah mempunyai kewajiban untuk menjalankan sekolahnya, terutama membantu perkembangan anggota-anggota stafnya

Pada pengujian beban dengan pengendali PI terhadap tegangan diterapkan pengendali PI didalam mikrokontroler PIC 16F877A, tegangan keluaran buck converter (BC) akan

ini berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan pada bawahan harus sesuai dengan. kemampuan bawahan yang bersangkutan, agar dia bekerja

Arifin, berpendapat bahwa pendidikan adalah proses menyempurnakan semua kemampuan manusia bakat kemampuan yang diperoleh dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang