• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pkkh 0908375 chapter5(1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pkkh 0908375 chapter5(1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

1. Profil Kesulitan Membaca Pemulaan Pada Anak Yang Mengalami

Kesulitan Membaca Permulaan di Kelas Satu SD.

Berdasarkan pengolahan data dan analisi data penelitian maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa Profil kesulitan belajar membaca permulaan

pada anak yang mengalami kesulitan membaca permulaan di kelas satu

Sekolah dasar meliputi :

1. Kesulitan membaca permulaan pada setiap anak cukup bervariasi. Dari

empat komponen yang ada pada tes membaca permulaan rata-rata anak

menunjukkan kesulitan. Kesulitan yang paling dominan terjadi pada

komponen morfem, semantic dan sintaksis.

2. Kesulitan pada komponen fonem yang banyak dialami anak yaitu

pada simbol (huruf) vokal rangkap seperti pada simbol (huruf) /ai/,

/au/, /ou/, /ia/,/ ie/. Anak mengalami kesulitan bunyi diftong sekalipun

bisa mengenal simbol (huruf) itu secara terpisah.

3. Pada simbol (huruf) konsonan, baik konsonan cetak kecil maupun

konsonan cetak besar kesulitan anak sering terjadi pada simbol (huruf)

/d/ dengan /b/ dan dengan /p/. Simbol (huruf) tersebut sering dibaca

(2)

pada /p/, /r/, /h/, /n/, /v/, /q/, /v/,/x/, /g/, /j/,/m/, /w/, /f/, /t,/, /k/, //z

semua huruf ini tidak bisa dibaca anak.

4. jenis kesulitan yang dialami anak adalah membaca suku simbol

(huruf) berpola v-k seperti suku kata /ap/, /ib/, /e/l. Pada dasarnya

anak mengenal simbol (huruf) satu persatu tapi tidak bisa

membacanya.

5. Untuk komponen semantik dan sintaksi sebagian besar anak

mengalami kesulitan membacanya. Hal ini bisa dipahami karena dari

kkomponen membaca permulaan tingkat rendah seperti fonem

(khususnya konsonan) sebagian besar anak belum mengenal.

Sehingga saat membaca komponen ketingkat yang lebih tinggi yaitu

membaca suku kata, membaca kata dan membaca kalimat anak

memiliki perangkat pembelajaran untuk semester ini dalam bentuk

rencana program pembelajaran ( RPP) Ada beberapa hal yang bisa

digaris bawahi yaitu: Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan

(3)

pembelajarannya masih bersifat klasikal dimana semua anak diberlakukan

sama, tidak memperhatikan perbedaan anak sebagai individu yang

mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing. Semua anak

diberlakukan sama baik dari segi bimbingan, penugasan dan evaluasi.

Kurangnya layanan individual.

Dalam pembelajaran guru sudah menggunakan metode yaitu

metode ceramah, demontrasi , penugasan. Disini ada pemahaman yang

keliru dengan menyebutkan metode ceramah yang digunakan dalam

membaca yaitu dengan cara guru menjelaskan tentang pengertian tema

dari bacaan yang dibaca. Metode demontrasi dalam pembelajaran

membaca diartikan dengan cara guru memberikan contoh cara membaca

kalimat dengan intonasi yang benar dan diikuti oleh anak secara

bersama-sama, kemudian anak secara bergiliran satu persatu membaca kalimat

(bacaan pendek ) tersebut. . Hal tersebut merupakan upaya guru dalam

memperkenalkan membaca kalimat dengan intonasi yang benar, namun

dianggap masih kurang tepat karena penerapan metode tersebut tidak

mengikuti kaidah dan prosedur yang sebenarnya. Penggunaan media dirasa

kurang optimal, sementara menggunakan media sebagai alat bantu dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Kurangnya usaha untuk memotivasi

belajar anak membuat anak berkesulitan belajar membaca terkesan kurang

diperhatikan. Kegiatan evaluasi memang diberikan setiap akhir pokok

(4)

b. Kondisi Anak

Diketahui memang pada dasarnya semua anak berkesulitan belajar

membaca permulaan lambat dalam memahami simbol bahasa karena

semua anak belum memenuhi prasyarat membaca. Pra syarat ada dua

yaitu kesadaran liguistik dan kesadaran visual. Kesadaran linguistic

merupakan kesadaran anak dalam mempersepsikan bunyi fonem, morfem,

semantic dan sintaksis. Sedangkan kesadaran visual menyangkut

hubungan keruangan, kemampuan mengingat dan kemampuan

membedakan bentuk dan latar .

Semua anak memiliki kondisi fisik ( penglihatan, pendengaran ,

motorik ) yang baik. Semua anak menyukai pelajaran Bahasa Indonesia

dan dalam berinteraksi dengan teman dan guru pun baik dan penurut. 5

orang anak menunjukkan reaksi tegang saat di suruh membaca. namun

ada kecenderungan anak menunjukkan karakteristik kurang motivasi,

terlihat dalam belajar membaca di kelas , sikap belajar yang kurang baik,

( tidak memperhatikan, sering ngobrol, ) Ada beberapa anak memiliki

mengalami kesulitan membaca permulaan memang memiliki perhatian

(5)

dan penelitian dimana sebagian anak memiliki alat belajar yang lengkap

dan aktivitas seperti mengikuti les, selalu mengerjakan PR di rumah. Hal

tersebut merupakan salah satu upaya untuk membantu anak yang

mengalami kesulitan membaca permulaan di sekolah. Kondisi yang

demikian bila terus dipertahankan dan di tingkat tentu saja diharapkan

akan membawa pengaruh positif pada anak.

Sementara untuk sebagian orang tua dari anak yang mengalami kesulitan

membaca yang lainnya menunjukkan kesan anak kurang mendapatkan

perhatian yang serius dalam belajar membaca. . Hal tersebut terbukti dari

anak tidak memiliki alat tulis yang lengkap, anak sering tidak mengerjakan

PR, tidak ikut les, di rumah tidak ada yang membantu belajar. Berdasarkan

penelitian ditemukan penyebabnya adalah orang tua yang sibuk, orang tua

yang berpisah (cerai) tinggal dengan orang lain. (nenek) dan keadaan

ekonomi yang kurang, serta tingkat pendidikan yang rendah.

B. Rekomendasi

1. Berdasarkan hasil penelitian ini maka di rekomendasikan kepada peneliti

selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian tentang Program kerja sama orang

tua dan guru di sekolah dalam membantu anak yang berkesulitan belajar

membaca permulaan

2. Hasil penelitian ini juga direkomendasikan kepada pihak sekolah, khususnya

sekolah K, P, D yang ada di kecamatan Bukit Intan Kota pangkalpinang, untuk

melakukan upaya-upaya pembenahan dalam proses pembelajaran dengan cara

(6)

untuk membantu anak yang mengalami kesulitan belajar membaca permulaan

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN UNTUK MENINGKATKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN BAGI ANAK DENGAN DISABILITAS.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PROGRAM INTERVENSI DINI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK AUTISME DENGAN HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam pelaksanaan intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi. Peneliti menyadari banyaknya kekurangan

PENGEMBANGAN PROGRAM INTERVENSI GERAK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOORDINASI GERAK BAGI ANAK DENGAN DEVELOPMENTAL COORDINATION DISORDER (DCD) Universitas Pendidikan Indonesia

Berdasarkan temuan penelitian ini yakni kesulitan membaca pemahaman di pengaruhi salah satunya oleh kosakata (vocabulary) oleh karena itu, guru sebaiknya

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. 109

untuk dijalankan oleh keluarga yang memiliki anak dengan hambatan. perkembangan pada

hambatan perkembangan yang dialami oleh anak dengan gangguan autisme di. sekolah tidak hanya ditentukan oleh anak itu sendiri, tetapi terjadi