BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Di dalam melakukan suatu penelitian dan penerapan suatu metode itu perlu
yang namanya desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, pembahasan dari
penelitiannya. Desain penelitian tersebut sangat penting karena untuk menunjang
keberhasilan di dalam merumuskan tujuan penelitian. Penelitian adalah suatu
proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan
menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku untuk dapat
menghasilkan suatu penelitian yang baik. Untuk dapat menghasilkan penelitian
yang baik, maka dibutuhkan desain penelitian untuk menunjang dan memberikan
hasil penelitian yang sistematik. Menurut Umar, H (2008:6) menjelaskan bahwa “Desain penelitian merupakan rencana untuk memilih sumber-sumber daya dan data yang akan dipakai untuk diolah dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.”
Untuk penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. “Pada umumnya metode deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggaambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek/subjek yang diteliti secara tepat.” Menurut Sukardi (2007:157). Berdasarkan pengertian di atas metode deskriptif adalah metode yang dilakukan
untuk menyelidiki fakta-fakta dari gejala atau masalah yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara sistematis, faktual, dan akurat. Adapun alasan
penulis menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk
menggambarkan bagaimana efektivitas penagihan pajak dan kontribusinya
terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees
B. Operasionalisasi Variabel
Variabel itu pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu:
1. Penagihan Pajak
Penagihan pajak adalah salah satu upaya untuk mencairkan tunggakan pajak,
namun dalam pelaksanaan penagihan haruslah sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang dan memperhatikan prinsip keseimbangan antara biaya
penagihan dengan penerimaan yang didapatkan karena pelaksanaan penagihan
dalam rangka pencairan tunggakan pajak mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit. Penagihan pajak yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Surat Teguran
Menurut Siahaan, M.P (2010:125) menjelaskan bahwa:
Surat Teguran, Surat Peringatan, atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya dan diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.
b. Surat Paksa
Mardiasmo (2011:121) mengatakan bahwa:
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak, Surat Paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
2. Penerimaan Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (2001:155) “Penerimaan pajak adalah semua penerimaan yang terdiri dari
pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.
Sedangkan Operasional Variabel itu sendiri adalah penarikan batasan yang
lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Hal
ini bertujuan agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai
memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk
kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Operasional Variabel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Penagihan
Pajak
Surat
Teguran
1. Rasio efektivitas Penagihan Pajak
dengan Surat Teguran:
1. Rasio efektivitas Penagihan Pajak
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut Riduwan (2012:5) “Data adaslah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi dan keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta.” Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa:
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini tidak terlepas dari adanya jenis data yang akan
dikumpulkan sebagai bahan penelitian. Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis
data kuantitatif yaitu jenis data dimana dipaparkan dalam bentuk angka-angka.
Jenis data kuantitatif ini menggunakan jenis skala pengukuran rasio yaitu data
yang dapat dilakukan dengan perhitungan aritmatika dan menggunakan jarak yang
sama berupa angka-angka. Dalam penelitian ini, data rasio yang dikumpulkan
berupa Laporan Kinerja Seksi Penagihan, Laporan Penerimaan Pajak, serta data
lain yang terkait dengan penelitian di KPP Pratama Bandung Karees.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data yang
diperoleh merupakan data olahan dari instansi yang bersangkutan dan data yang
digunakan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel, dan
berbagai sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data ini menggunakan data
time series atau menggunakan runtut waktu/berkala yaitu daya yang datanya itu
menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Data
sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari KPP Pratama Bandung Karees yang
berupa data mentah yang perlu di olah.. Adapun yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah Laporan Kinerja Seksi Penagihan yang terdiri dari data
tunggakan pajak, data jumlah penerbitan serta pencairan Surat Teguran dan Surat
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini diperoleh dari sumber data
sekunder dengan cara studi dokumentasi. Arikunto, dan Suharsimi (2006:231)
menjelaskan bahwa “studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang
dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.”
Jadi, dokumentasi merupakan sejumlah bahan bukti yang terekam/tercatat
yang memperlihatkan karakteristik-karakteristik dari sebagian atau semua dari
suatu sistem manajemen, termasuk di dalamnya: seluruh berkas bahan bukti
tentang pilihan-pilihan ataupun keputusan-keputusan yang pernah dibuat
sebelumnya selama pengkajian suatu sistem. Dokumen yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah berupa catatan, berkas, hard file atau soft file yang ada di
bagian seksi penagihan.
E. Teknik Analisis Data
Tujuan analisis data adalah untuk mengendalikan data agar sistematis dan
sesuai dengan perumusan masalah. Analisis data dalam penelitian itu dilakukan di
dalam suatu proses. Jadi, pelaksanaan analisis terhadap data mulai dilakukan
ketika pengumpulan data itu juga dikerjakan dan dilakukan secara intensif yaitu
ketika sudah meninggalkan lapangan. Melakukan analisis membutuhkan usaha
pemusatan perhatian serta pengerahan tenaga dan juga pikiran peneliti. Dengan
demikian, selain menganalisis data para peneliti juga harus mendalami
kepustakaan yang bertujuan mengonfirmasi teori dan menjustifikasi terhadap teori
baru yang ditemukan.
Menurut Zuraihah, N (2007:198) mengatakan bahwa “Analisis data dalam
penelitian ini adalah suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan
ketelitian serta kekritisan dari peneliti.” Pola analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis statistik yaitu dilakukan terhadap data yang bersifat
kuantitatif, data biasanya berupa angka-angka. Setelah data terkumpul kemudian
Analisis deskriptif adalah analisis yang menekankan pada pembahasan
data-data dan subjek penelitian dengan menyajikan data-data secara sistematika
dan tidak menyimpulkan hasil penelitian. Karena dalam penelitian ini jenis data
berupa data kuantitatif dan juga menggunakan skala pengukuran rasio, maka
peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif rasio yaitu teknik analisis yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dari Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees untuk dilakukan perhitungan secara
aritmatika dengan skala rasio sebagai pengukurannya yaitu menggunakan analisis
rasio efektivitas dan analisis rasio kontribusi kemudian tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku secara umun atau generalisasi. Analisis rasio yang
digunakan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Rasio efektivitas penerbitan Surat Teguran dan Surat Paksa
Untuk mengetahui apakah suatu kegitan atau proses organisasi maupun
kantor publik bisa dikatakan efektif maka harus diperlukan sebuah indikator yang
digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat keefektifan. Formula di
bawah ini adalah untuk menghitung tingkat/rasio keefektifan dari penerbitan Surat
Teguran dan Surat Paksa. Menurut Halim, A (2004).
Untuk mengukur tingkat keefektifan, maka digunakan indikator sebagai berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Pengukuran Efektivitas
Persentase Kriteria
>100% Sangat Efektif
90% -100% Efektif
80% -90% Cukup Efektif
60% -80% Kurang Efektif < 60% Tidak Efektif (Sumber: Nurlan, D 2006:49)
Dari tabel 3.2 di atas, apabila menunjukkan persentase yang dicapai lebih
dari 100 persen berarti mempunyai kriteria sangat efektif dan apabila persentase
yang diperoleh kurang dari 60 persen berarti mempunyai kriteria tidak efektif.
2. Rasio kontribusi penerimaan Tunggakan Pajak (RPTP) terhadap
Penerimaan Pajak
Untuk mengukur seberapa besar kontribusi pencairan Tunggakan Pajak
terhadap peningkatan Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees, maka
digunakan analisis Rasio Penerimaan Tunggakan Pajak (RPTP). Dengan
menggunakan rasio tersebut, dapat diketahui apakah penerimaan Tunggakan
Pajak cukup signifikan terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung
Karees. Formula untuk Rasio Penerimaan Tunggakan Pajak (RPTP) di Kantor
Pelayanan Pajak. Menurut Halim, A (2004) adalah sebagai berikut:
���� = � � � �� �� �� � ���� � �� � ��� � %
Analisis rasio di atas, digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi Penerimaan Pajak yang berasal dari pencairan Tunggakan Pajak
terhadap upaya peningkatan Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees.
Penerimaan Pajak di KPP. Untuk menginterpretasikan rasio pencairan Tunggakan
Pajak terhadap Penerimaan Pajak digunakan indikator pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Persentase Ktiteria
Dibawah 10% Sangat Kurang
10%- 20% Kurang
20%-30% Cukup
30%-40% Sedang
40%-50% Baik
Diatas 50% Sangat Baik
(Sumber: Halim, A 2004:163)
Dari tabel 3.3 di atas, menunjukkan bahwa apabila persentase yang dicapai
di atas 50 persen berarti sangat baik dan apabila persentase yang dicapai kurang