TRIWULAN III/TAHUN 2014
8
8
Moderator Beny Ndoenboy bersama para pemateri FGD, Selasa (22/7/2014), Aula STKIP Citra Bina Nusantara Kupang.
sebagai Agen Perubahan Demokrasi dan Otonomi Daerah,” ujar Lery. Piranti aturan lanjutannya yang bersifat administratif bisa di sepakati sepanjang kedua peran di atas bisa dimainkan secara maksimal.
Senada dengan itu, Yusuf Kuahati meminta agar DPD perlu melakukan publikasi terhadap setiap kegiatannya. Masih banyak warga bangsa yang belum mengenal DPD dan perannya. Disinggung pula pentingnya Anggota DPD terdahulu untuk melakukan publikasi aktivitasnya agar lebih dikenal. ”DPD perlu membangun komunikasi politik yang intens dengan media untuk menjaga eksistensinya,” lanjut Kuahati. Kuahati juga mengingatkan agar tidak tergesa-gesa melakukan amandemen UUD’45. ”Sebagai masyarakat, kami berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap empat kali amandemen terdahulu” ujarnya.
Pada bagian lain, Kris Boro Tokan mencoba menggugah ingatan sejarah peserta tentang pentingnya pengamalan ideologi Pancasila dalam kehidupan bernegara. Peserta lainnya mengusulkan agar DPD memanfaatkan hasil judicial revieu DPD dalam Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012. Dalam materinya, DPD melakukan uji materi terhadap Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD atau yang lazim dikenal dengan Undang-Undang MD3. Hasil dari perjuangan strategis DPD ini dapat digunakan sebagai pintu masuk untuk penguatan bobot kewenangn DPD.
Sementara itu, Maksi Deki mencoba mengangkat isu antara korupsi dan kewenangan ”Power tends to corrupt, absollutly power corrup absollutly.” Dengan konsep ini, peserta dari DPRD Ende
berpandangan jika belum terlibatnya DPD dalam berbagai kasus korupsi sebagai cerminan baiknya moral
para anggota DPD, tetapi bisa juga karena belum besarnya kewenangan yang dimiliki (unpowerfull).
Menariknya paparan materi keempat penyaji, membuat peserta tetap berada dalam ruangan walaupun belum sempat menikmati suguhan makan siang, saat jam dinding menunjukan pukul 15.00 Wita. Atmosir kekawatiran akan besarnya dominasi peran partai politik sangat terasa dalam diskusi. Akhirnya moderator menutup sesi diskusi bersama sepuluh orang penanya, dengan simpulan ”Perlunya Penguatan Kewenangan DPD RI.”