Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia bagai mosaik yaitu negeri yang kaya akan keberagaman budaya
yang didasari oleh ciri-ciri perbedaan pandangan hidup suatu masyarakat, bahasa,
kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dan lain sebagainya. Penghormatan
serta penghargaan atas segala bentuk keberagaman dan “perbedaan” tercermin
pada multikulturalisme yaitu sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan
dan kesetaraan budaya-budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi
budaya yang lain. Kebudayaan akan selalu mengalami perkembangan dan
perubahan karena sifatnya yang dinamis, seiring dengan perkembangan manusia
itu sendiri.
Fenomena yang terjadi di masyarakat sudah pasti beragam, tidak pernah
padam, dan akan terus berkembang, sehingga diperlukan kerjasama antara
berbagai ilmu salah satunya yaitu kerjasama antara ilmu sosiologi dan ilmu
ekonomi yang biasa disebut sosioekonomi untuk memahami dan menjelaskan
kenyataan sosial atau fenomena ekonomi yang terjadi di masyarakat.
Sosioekonomi merupakan kajian tentang bagaimana cara orang atau
masyarakat memenuhi kebutuhannya atas barang dan jasa dengan menggunakan
pendekatan atau perspektif analisis sosiologi. Perspektif sosiologi tentang
fenomena ekonomi dapat dilihat dari dua perspektif yaitu: 1) Perspektif utilitarian
yang menggunakan asumsi bahwa manusia merupakan aktor yang rasional, karena
manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk mendapatkan kesenangan,
kenikmatan, dan kesejahteraan serta dalam waktu yang bersamaan, manusia selalu
berusaha menghindari penderitaan, hukuman, dan kesengsaraan; 2) Perspektif
embededdness (keterlekatan) yang melihat bahwa tindakan ekonomi seorang
individu selalu terlekat dalam latar sosial. Sosioekonomi juga bisa dikatakan
sebagai bidang studi penting sebagai salah satu alat di dalam memahami realitas
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekonomi saja, melainkan perlu adanya sinergitas antar-disiplin keilmuan yang
semakin intens.
Sosioekonomi dapat didefinisikan dengan dua cara. Pertama,
sosioekonomi didefinisikan sebagai sebuah kajian yang mempelajari hubungan
antara masyarakat, yang di dalamnya sudah pasti terjadi interaksi sosial dengan
ekonomi. Oleh karena itu, dapat dilihat bagaimana masyarakat mempengaruhi
ekonomi. Begitupun sebaliknya, dapat dilihat bagaimana ekonomi mempengaruhi
masyarakat. Maka sosioekonomi mengkaji masyarakat yang di dalamnya terdapat
proses dan pola interaksi sosial dalam hubungannya dengan ekonomi. Hubungan
tersebut dilihat dari sisi saling pengaruh mempengaruhi. Selanjutnya ekonomi
dapat mempengaruhi masyarakat yang di dalamnya terdapat proses interaksi
sosial, dapat dilihat bahwa pada dasarnya semua orang perlu mengkonsumsi
pangan, sandang dan papan untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu, semua orang
perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, sosioekonomi
didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena
ekonomi. Pendekatan sosiologis adalah konsep-konsep, variabel-variabel,
teori-teori, dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan
sosial, termasuk di dalamnya kompleksitas aktifitas berkaitan dengan ekonomi
seperti produksi, distribusi dan konsumsi. Sedangkan fenomena ekonomi adalah
gejala dari cara bagaimana orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup
mereka terhadap jasa dan barang langka. Salah satu fenomena ekonomi adalah
ekonomi dan budaya, di mana fenomena ekonomi ini berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi, informasi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat.
Sasaran kajian sosioekonomi itu sendiri pada umumnya untuk membawa
pembangunan sosioekonomi. Sosioekonomi memusatkan perhatiannya pada tiga
hal yaitu pertama, analisis sosiologis terhadap proses ekonomi, misalnya proses
pembentukan pelaku ekonomi seperti masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur
Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang memanfaatkan seni Ngarak Posong
sebagai ajang promosi terhadap adanya kuliner/pangan khas Kecamatan Cibeber.
Kedua, analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dari
masyarakat, misalnya hubungan antara ekonomi dengan home industri, sanggar
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
studi tentang perubahan institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi
landasan ekonomi masyarakat, misalnya semangat kewirausahaan masyarakat
Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur dalam
mengolah kuliner/pangan khas daerahnya.
Seni Ngarak Posong merupakan salah satu kearifan lokal yaitu suatu
bentuk kegiatan masyarakat pedesaan dan merupakan salah satu hasil kebudayaan
yang dimiliki serta dikembangkan oleh masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur
Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Seni Ngarak Posong merupakan
representasi dari kebiasaan masyarakat itu sendiri yang senang memanfaatkan apa
yang telah alam sediakan sebagai ungkapan rasa syukur telah memenuhi salah
satu kebutuhan hidup masyarakat setempat. Kata “Posong” berarti alat untuk
menangkap dan menyimpan belut hasil tangkapan yang terbuat dari anyaman
bambu yang hingga saat ini masih digunakan oleh masyarakat setempat.
Sedangkan kata “Ngarak” (dalam bahasa Sunda) berarti membawa berkeliling.
Seni Ngarak Posong ini telah membudaya dikalangan masyarakat terutama di
masyarakat setempat yang menjadi asal-muasal seni Ngarak Posong ini muncul.
Seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kebudayaan yang tersebar
dan diwariskan secara turun-temurun dan masih tetap berjalan dalam kehidupan
masyarakat setempat. Meskipun demikian, bentuk perhatian masyarakat masih
sebatas mengapresiasi serta menikmati pertunjukan.
Seni Ngarak Posong ini dilestarikan dan dikembangkan oleh warga
Kampung Balengbeng, Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten
Cianjur. Sebelum dikembangkannya kesenian Ngarak Posong ini awalnya di
kampung tersebut merupakan tempat budidaya belut. Persawahan yang
membentang di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur ini
membuat sebagian besar masyarakat setempat bermata pencaharian sebagai petani
dan membudidayakan belut hasil tangkapan mereka di sawah terutama ketika
pasca panen padi. Hasil budidaya belut diolah menjadi makanan khas Cibeber
terutama kere belut yang biasa masyarakat setempat santap dengan nasi ketan.
Pemasaran kuliner/pangan khas daerah tersebut sudah merambah ke berbagai
daerah di Jawa Barat dan Nasional, bahkan sudah mengekspor ke luar negeri,
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari budidaya belut, lalu berpikir untuk melestarikan seni Ngarak Posong. Semula
pemilik home industri olahan belut yaitu Bapak Asep dan Bapak E. Supardi
mendiskusikan untuk melestarikan kebiasaan masyarakat setempat yang dikemas
dalam bentuk seni, dan akhirnya tercetuslah posong yang akan dijadikan alat
untuk pertunjukan kesenian yang diharapkan dapat menjadi icon daerah
Kecamatan Cibeber. Penggagas sekaligus ketua sanggar Hibar (Hiburan Barudak)
yaitu Bapak E. Supardi, awalnya Bapak E. Supardi ini merekrut orang-orang yang
senang kesenian di Kecamatan Cibeber, sehingga tidak ada persyaratan khusus,
siapapun yang mau bergabung boleh bergabung dengan sanggar Hibar untuk
diajarkan tarian seni Ngarak Posong dan dilatih oleh para pelatih yang ada di
sanggar Hibar. Pormasi seni Ngarak Posong sendiri terdiri dari penari laki-laki
dan perempuan, nayaga, dewi belut, ulama dan lain sebagainya. Tradisi ini di
dalamnya menampilkan posong ukuran besar dan belut ukuran besar pula.
Penampilan seni Ngarak Posong ini diiringi musik keseniaan khas orang Sunda
seperti kecapi, gong, dan suling.
Namun demikian, kutipan atas pendapat Arga dan Nandar dari tesis yang
ditulis Erdlanda (2014, hlm. 97) mengemukakan bahwa:
Perhatian pemerintah daerah terhadap seni Ngarak Posong boleh dibilang masih kurang karena memang sebagian besar masih menjurus pada arah finansial yang dalam hal pengembangannya tidak memerlukan uang sedikit. Hal itulah yang cukup memberatkan para tokoh/pelaku dalam pengembangan Ngarak Posong ini.
Selain dari pada itu, perkembangan zaman terutama dalam hal
berkembangnya teknologi komunikasi, teknologi peralatan hidup, serta teknologi
sandang, pangan, dan papan merupakan penyumbang terbesar terhadap perubahan
suatu kebudayaan. Oleh sebab itu, kebudayaan yang dianut oleh suatu kelompok
sosial terancam akan bergeser. Tak dapat ditentukan waktunya, yang pasti
pergeseran ini akan menimbulkan konflik antar kelompok-kelompok yang
menghendaki perubahan dengan kelompok-kelompok yang tidak menghendaki
perubahan. Hal tersebut dikarenakan suatu komunitas dalam kelompok sosial bisa
saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang selama ini mereka
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perkembangan zaman tersebut dirasakan pula oleh masyarakat Desa
Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, di mana dewasa
ini masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang mayoritas penduduknya bermata
pencaharian petani, kini dalam menangkap belut sebagian masyarakat sudah mulai
beralih menggunakan posong yang terbuat dari bahan limbah aqua dengan alasan
dapat dibuat oleh siapa saja, lebih mudah cara membuatnya dan bahan utamanya
mudah didapatkan walaupun tak dapat dipungkiri penggunaan posong dari bahan
bambu yang ramah lingkungan jauh lebih baik dari pada posong dari bahan
limbah aqua. Meskipun kini masih ada sebagian masyarakat setempat yang tetap
bertahan menggunakan posong dari bahan dasar bambu untuk menangkap belut di
sawah, tapi dengan perkembangan zaman yang semakin merubah sifat manusia
yang ingin serba instan dalam segala hal ini, perlu adanya kewaspadaan berbagai
pihak agar kearifan lokal yang dimiliki bersama ini tidak hilang begitu saja
tergerus zaman. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan perkembangan dan
pelestarian seni Ngarak Posong yang memang menggunakan alat utama posong
dari bahan bambu sebagai icon Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang
memang tercipta dan berakar dari kebiasaan masyarakat setempat sejak dahulu
kala hingga saat ini. Meskipun sebagian masyarakat sudah mulai beralih
menggunakan posong dari bahan limbah aqua, seni Ngarak Posong itu sendiri
tidak akan pernah bisa tergantikan, karena keunikan dari seni Ngarak Posong ini
berada pada posong dari bahan bambu yang dianyam sedemikian rupa dengan
berbagai bentuk dan ukuran.
Maka daripada itu, hal terpenting dalam proses perkembangan kebudayaan
adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku yang ditampilkan
oleh para penganut kebudayaan. Kontrol sosial sangat dibutuhkan sebagai cambuk
dan tameng bagi komunitas yang menganut kebudayaan tersebut, sehingga
mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak
sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat agar kebudayaan yang dirasa baik
dan sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dapat terus berkembang dan
tidak ditinggalkan begitu saja, karena tidak sedikit kesenian khas daerah yang
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perilaku penganut kesenian itu sendiri yang kurang kuat dalam melestarikan
kesenian khas daerah.
Kekhawatiran dan sikap proaktif semacam itu sangat wajar, mengingat
seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kesenian asli Kabupaten Cianjur
setelah kesenian lainnya seperi Kacapi Suling Cianjuran, Pencak Silat, Kuda
Kosong, Ngarak Pare Hade, Bedor, Pelung Manggung, Gentur Ngempur,
Nyalawena dan lain sebagainya. Bagaimana tidak membanggakan, dalam surat
kabar Harian Radar Sukabumi, seni Ngarak Posong ini menjadi salah satu
kesenian yang telah mengharumkan Kabupaten Cianjur dengan menjadi juara III
dalam acara Kirab Seni Budaya Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 31
Maret 2012 di lapangan Merdeka Sukabumi yang bertepatan dengan HUT Kota
Sukabumi. Selain itu yang lebih membanggakan adalah seni Ngarak Posong ini
juga berhasil meraih juara I dalam Helaran Ulang Tahun Kota Sukabumi yang
diikuti oleh berbagai kota di Jawa Barat pada bulan Juni tahun 2014.
Melihat prestasi di atas tersebut, sungguh disayangkan jika kita sampai
membiarkan tanpa ada upaya melestarikan dan mengembangkan lebih baik lagi
kearifan lokal masyarakat setempat yaitu seni Ngarak Posong ini. Untuk itu,
pencetakan regenerasi pun sudah sepantasnya dilakukan oleh para pelaku atau
pewaris kesenian tersebut, serta harus diimbangi dengan peningkatan
sosioekonomi masyarakat setempat agar kearifan lokal ini dapat terus bertahan
dan tak tergerus perkembangan zaman.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka
penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai eksistensi seni
Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.
Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul:
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP
SOSIOEKONOMI MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan
Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur).
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi
masyarakat setempat?”
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan,
maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta
pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat?
2. Bagaimanakah bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak
Posong serta pengaruhnya pada sosioekonomi masyarakat setempat?
3. Bagaimanakah kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan
eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi
sosioekonomi masyarakat setempat?
4. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses
mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat mempengaruhi
sosioekonomi masyarakat setempat?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
mendapatkan gambaran mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan
pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong
serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.
b. Untuk mengetahui bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak
Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.
c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan
eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Untuk memberikan solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi pada
proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat
mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara Teoretis
Secara teoretis hasil dari penelitian ini dapat memperluas wawasan serta
bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada
umumnya, khususnya sosiologi ekonomi dan sosiologi pedesaan yang
berhubungan dengan eksistensi seni dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi
masyarakat.
1.4.2 Secara Praktis
a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya eksistensi
seni serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.
b. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah terutama
pemerintahan desa, kecamatan, dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten
Cianjur, serta budayawan Cianjur mengenai layak atau tidaknya seni Ngarak
Posong ini menjadi kesenian yang harus diapresiasi, dijaga, dan dilestarikan.
c. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat Desa Sukaraharja dan
Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur mengenai eksistensi seni
Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab,
yaitu:
BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan struktur organisasi skripsi.
BAB II : Landasan Teoretis. Pada bab ini berisikan konsep-konsep, teori-teori,
Julivia Saptadini, 2015
EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
relevan dengan bidang yang diteliti; posisi teoretis peneliti yang
berkenaan dengan masalah yang diteliti; dan kerangka pemikiran.
BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini berisikan: 1) Desain penelitian yang
terdiri dari pendekatan penelitian dan metode penelitian;
2) Partisipan dan tempat penelitian; 3) Pengumpulan data yang
terdiri dari observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi
dokumentasi; 4) Analisis data yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi; 5) Uji keabsahan data
yang terdiri dari uji kredibilitas (perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, dan member
check), pengujian transferability, pengujian depenability, dan
pengujian konfirmability.
BAB IV : Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini berisikan temuan penelitian
berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai
kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan
permasalahan penelitian, serta pembahasan temuan penelitian untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
BAB V : Simpulan dan Rekomendasi. Dalam bab ini, penulis berusaha
menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting