• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol.13 No.1 Januari 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Vol.13 No.1 Januari 2012"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

FakultaS EkoNomI

universitas malikussaleh

JouRNal oF

Economic

management

& Business

Pengaruh Populasi Penduduk Dan Inlasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Asean

Anwar Puteh 1

Analisis Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Penerapan Good Corporare Governance Pt. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar

Chalirai 13

Implementasi Manajemen Risiko Untuk Mewujudkan Good Governance

Faisal Ali Hasyim 23

Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Kepuasan dan Hubungannya dengan Loyalitas Pelanggan Produk Kartuhalo Pada Pt. Telkomsel Di Kota Lhokseumawe

Mariyudi 33

Pengaruh Desentralisasi Dan Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah Daerah

Studi Pada Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

Mursidah 53

Strategi Dan Manajemen Stres Kerja Bagi Karyawan

Nur Faliza 61

Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Sistem Pelayanan Di Pelabuhan Suatu Kajian Literatur

Rasyimah 73

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Membeli Susu Procal Gold Dan Susu Promise Gold Pada Pt. Wyeth Indonesia Cabang Medan

Sapna Biby, Rismayani dan Parapat Gultom 81

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Perusahaan Umum Pegadaian Cabang Lhokseumawe

T. Edyansyah 99

Analisis Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Dalam Memilih Perabot Rumah Tangga Merek Jepara Di Aceh Utara Dan Lhokseumawe

(2)

Diterbitkan Oleh :

Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

Dewan Penasehat/Advisory Board Rektor Universitas Malikussaleh

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

Ketua Penyunting/ Chief Editor Wahyuddin (Chief)

Pengelola Penyunting/Managing Editor Khairil Anwar (Chief)

Iswadi, Anwar Puteh, Ichsan, Ghazali Syamni, Damanhur, Naufal Bachri, Husaini, Yulbahri

Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/ Editorial Advisory and Review Board

Prof. A. Hadi Ariin (Unimal), Jullimursyida, Ph.D (Unimal), Adi Aif Zakaria, Ph.D (UI), Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI),

Fachruzzaman (UNIB), Erlina, Ph.D (USU), Muhammad Nasir, Ph.D (USK), Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Tafdil Husni, Ph.D (UNAND),

Jeliteng Pribadi, MA (USK),

Sirkulasi & Secretary :

Kusnandar Zainuddin, Fuadi, Karmila, Ismail

Kantor Penyunting/Editorial Ofice

Kampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941 E-mail : [email protected] - Hompage: www.fe-unimal.org/jurnal/emabis

Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000

Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Dekan : Wahyuddin, Pembantu Dekan I : Khairil Anwar, Pembantu Dekan II: Iswadi, Pembantu Dekan III : Anwar Puteh, Pembantu Dekan IV : Ichsan

Jurnal E-Mabis terbit 3 kali setahun pada bulan Januari, Mei, dan Oktober.

ISSN : 1412-968X. keputusan terbit 3 kali setahun mulai Edisi Vol.6 Nomor : 1, Januari 2005

E-MABIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

(3)

Pengaruh Populasi Penduduk Dan Inlasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Asean

Anwar Puteh 1

Analisis Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Penerapan Good Corporare Governance Pt. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar

Chalirai 13

Implementasi Manajemen Risiko Untuk Mewujudkan Good Governance

Faisal Ali Hasyim 23

Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Kepuasan dan Hubungannya dengan Loyalitas Pelanggan Produk Kartuhalo Pada Pt. Telkomsel Di Kota Lhokseumawe

Mariyudi 33

Pengaruh Desentralisasi Dan Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah Daerah

Studi Pada Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

Mursidah 53

Strategi Dan Manajemen Stres Kerja Bagi Karyawan

Nur Faliza 61

Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Sistem Pelayanan Di Pelabuhan Suatu Kajian Literatur

Rasyimah 73

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Membeli Susu Procal Gold Dan Susu Promise Gold Pada Pt. Wyeth Indonesia Cabang Medan

Sapna Biby, Rismayani dan Parapat Gultom 81

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Perusahaan Umum Pegadaian Cabang Lhokseumawe

T. Edyansyah 99

Analisis Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Dalam Memilih Perabot Rumah Tangga Merek Jepara Di Aceh Utara Dan Lhokseumawe

(4)
(5)

PEngaruh PoPulasi PEnduduk dan inflasi

tErhadaP PErtumBuhan Ekonomi

nEgara-nEgara asEan

anwar PutEh

Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

The research aims to analyze the effect of population and inlation on economic

growth of ASEAN countries. Data used in this study is panel data from 1990 through 2007. Sources of data were obtained from the International Monetary Fund, International Financial Statistics, World Bank, and World Development Indicators.

The study used the method of Ordinary Least Square model: GDPit = α0 + α1POPit + α2INFLit + ε it. The results show that the population and inlation signiicantly affect economic growth of ASEAN countries. Population and inlation have a negative

impact if they are not managed properly by a country. By comparing data, it can be

concluded that countries in ASEAN that can curb inlation and suppress the increase

in unproductive population will have a better economic growth.

(6)

latar BElakang

pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh tiga alasan. Kuznets (todaro, 2000) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai kemampuan dalam jangka panjang untuk mensuplai berbagai barang ekonomi (economic goods) yang terus meningkat kepada rakyatnya, pertumbuhan kemampuan ini atas dasar kemajuan teknologi, institusional dan penyesuaian ideologi yang diperlukan.

Dalam aplikasinya melalui kebijakan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak mudah untuk dicapai. teori-teori ekonomi pembangunan dapat digunakan untuk memberikan argumen-argumen yang menjelaskan mengapa pertumbuhan ekonomi itu sulit untuk dicapai. Sumberdaya manusia menjadi salah satu faktor penting dalam menjelaskan hubungan keterkaitan antara rencana dan pencapaian pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. umumnya penduduk di negara-negara berkembang mempunyai tingkat pendidikan yang masih rendah, sebagian besar tidak memiliki keahlian dan menjadi beban tanggungan bagi keluarganya. Dengan kondisi sumberdaya yang seperti ini maka pertumbuhan output per kapita sulit untuk dicapai.

Selain masalah sumberdaya manusia yang sangat terbatas di negara-negara berkembang, masalah lain menyangkut dengan ketidakstabilan ekonomi. Suatu negara yang mengejar pertumbuhan ekonomi juga dihadapkan pada permasalahan gejolak harga-harga dalam pasar domestik yang

menyebabkan terjadinya inlasi.

Sejak tahun 1997-1999 ASEAN (Indonesia, thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Singapura dan Filipina). Negara-negara ini mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi bahkan ada yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif. pada dekade 2000, negara-negara ini sudah

menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik. pertumbuhan ekonomi di ASEAN, seperti terlihat pada tabel 1 menunjukkan catatan pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2000 - 2007 di 10 negara-negara ASEAN.

pada tabel 1 tersebut, Myanmar adalah negara dengan pertumbuhan GDp tercepat pada tahun 2000-2007, dan hampir semua negara-negara ASEAN mencapai angka pertumbuhan ekonomi lebih dari 4% pada tahun 2000-2007, kecuali Brunei Darussalam. Dan pada tahun 2001 selain Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam, semua negara-negara ASEAN mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif walaupun setelah tahun tersebut pertumbuhan ekonomi sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat di ASEAN dipicu oleh membaiknya kondisi perekonomian dunia. Namun demikian setiap pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara-negara sedang membangun selalu saja membawa dampak terhadap keseimbangan ekonomi makro. Salah satu dampak yang timbul adalah meningkatnya

inlasi dan jumlah uang beredar. Pemerintah

di negara-negara berkembang sangat sulit untuk menyeimbangkan suatu kondisi yang memungkinkan terjadi pertumbuhan

ekonomi seiring dengan menekan inlasi.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh populasi penduduk dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Negara Asean.

ii.litEratur rEViEw dan PEngEmBangan hiPotEsis

teori Pertumbuhan Ekonomi

(7)

masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat. Landau (Sihite, 2007) mengemukakan delapan dalil tentang teori pertumbuhan ekonomi sederhana, antara lain:

1. pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang meningkatkan output per kapita (dengan konstan atau adanya penambahan populasi) yang dicapai

melalui investasi (isik atau modal

manusia) dan inovasi dari teknologi terbaru (produksi dan teknologi).

2. pada awalnya seseorang adalah bagian yang tidak terpisahkan dari investor dan suatu inovator. Kemudian apa yang perlu untuk diterangkan bukanlah pertumbuhan tetapi kegagalan untuk tumbuh, kegagalan untuk terlibat dalam proses inovasi dan investasi yang alami.

3. The Deinition and Protection of Property Right (DPPR) diperlukan untuk memberi kesempatan kepada inovator dan

investor potensial, serta perangsang untuk melakukan inovasi dan investasi. 4. Disamping rendahnya pembangunan

ekonomi, perlunya hak atas pemilikan

(property right) adalah terlalu kompleks tanpa paksaan dari pemerintah.Dppr tidak cukup untuk mengizinkan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah melindungi hak kepemilikan.

5. Seringkali ketidakmampuan pemerintah melindungi hak kepemilikan dapat dihubungkan dengan kepentingan diri rejim pemerintah itu sendiri. Mereka yang mengendalikan kegiatan pemerintah hanya memberi manfaat bagi dirinya sendiri tanpa memperhatikan adanya Dppr yang cukup.

6. pertumbuhan yang cepat dapat dicapai bila pemerintah segera memperbaiki Dppr untuk keperluan investor dan inovator. Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan seperti yang dihasilkan negara maju saat ini adalah mungkin hanya ketika mereka yang berkuasa adalah sama dengan orang-orang penguasa pemerintahan sebelumnya.

7. pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan seperti pada negara-negara maju, memerlukan perubahan

tabel .

Pertumbuhan Produk domestik Bruto di asEan, 000 – 007

Negara

Tahun

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Brunei Darussalam

(8)

kesinambungan dalam Dppr. tidak ada waktu untuk pergerakan menuju ”ekonomi pasar bebas”. Ada proses perubahan berkelanjutan dalam Dppr, proses yang ada menimbulkan pertumbuhan ekonomi modern pada negara maju sampai saat ini. proses penyesuaian menuju Dppr akan berlanjut ke masa datang untuk menjadikan pertumbuhan dan perkembangan pada negara-negara berkembang seperti saat ini.

8. perpindahan menuju Dppr superior yang menjadikan pertumbuhan ekonomi lebih cepat tergantung pada rasio manfaat atau biaya perubahan untuk mereka yang memiliki kekuasaan politik untuk membuat perubahan.

teori Perdagangan internasional

Adam Smith (Appleyard, Field Jr dan Cobb, 2006) menjelaskan bahwa perdagangan terbuka antar negara akan membawa keuntungan bagi kedua negara tersebut jika salah satu negara tidak memaksakan untuk memperoleh surplus perdagangan yang dapat

menciptakan deisit neraca perdagangan

bagi mitra dagangnya. Adam Smith pada dasarnya menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak karena masing-masing negara akan lebih mengkonsentrasikan diri untuk memproduksi barang-barang yang mempunyai keunggulan mutlak (absolute advantage) kemudian mengekspor kelebihan barang yang diproduksinya kepada mitra dagangnya. Harga relatif barang dari suatu negara yang melakukan transaksi perdagangan dinamakan terms of trade (TOT), dimana perhitungannya diperoleh dari harga barang ekspor dibagi dengan harga barang impor. Sehingga apabila negara A mengekspor barang X dan mengimpor barang Y maka TOTnya adalah:

tOt =

Motivasi utama untuk melakukan perdagangan internasional adalah men-dapatkan gains from trade. perdagangan internasional memberikan akses terhadap barang yang lebih murah bagi konsumen dan pemilik sumberdaya untuk memperoleh peningkatan pendapatan karena menurun-nya biaya produksi. Selanjutmenurun-nya David ricardo (Krugman dan Obstfeld, 2000)

mengemukakan teori keunggulan

komparatif (comparative advantage) yang menyatakan bahwa yang menentukan tingkat keuntungan dalam perdagangan internasional bukan berasal dari keuntungan mutlak melainkan dari keunggulan komparatif. Apabila salah satu negara

kurang eisien dibandingkan dengan negara

lainnya dalam memproduksi dua barang, kedua negara tersebut masih dimungkinkan untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam produksi komoditas yang absolute disadvantagenya lebih kecil dan mengimpor komoditas yang absolute disadvantagenya lebih besar.

Selain faktor-faktor tersebut, keunggulan kompetitif nasional juga masih dipengaruhi oleh faktor kebetulan (penemuan baru, melonjaknya harga, perubahan kurs dan

konlik keamanan antar negara). Dan ternyata

negara berkembang yang menerapkan kebijakan promosi ekspor mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik seperti dibuktikan oleh negara-negara yang disebut sebagai East Asian Miracle.

Pertumbuhan Ekonomi dengan Inlasi Inlasi merupakan salah satu indikator

makro ekonomi dalam suatu negara, karena

inlasi selalu menarik bagi para peneliti

maupun pemerhati ekonomi nasional dalam

suatu negara. Inlasi mempunyai dampak

(9)

pengaruh inlasi terhadap pertumbuhan

ekonomi. Suatu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat selalu saja dihadapkan pada perubahan

harga-harga yang menyebabkan terjadi inlasi. Inlasi dideinisikan sebagai kenaikan harga

umum secara terus menerus dalam suatu

periode tertentu. Inlasi yang tinggi dapat

menyebabkan memburuknya distribusi pendapatan, berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi negara berkembang, terjadinya

deisit dalam neraca perdagangan serta

meningkatnya hutang luar negeri yang pada akhirnya akan menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan politik.

Inlasi mempunyai dua efek terhadap

perekonomian yang dalam keadaan pertumbuhan ekonomi cepat; pertama,

peningkatan inlasi membantu pemerintah

untuk menyediakan jasa dan investasi, yang dapat meningkatkan output sektor swasta, peningkatan dalam tabungan pribadi, pembentukan modal dan pertumbuhan

ekonomi. Kedua, tingkat inlasi yang lebih

tinggi menjadikan biaya-biaya transaksi yang lebih tinggi di sektor swasta, pendapatan rendah, penurunan pembentukan modal dan pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat (palokangas, 2003).

Barro (1997) dalam penelitiannya

menemukan efek negatif dari inlasi terhadap

pertumbuhan ekonomi. tingginya tingkat

inlasi akan berdampak pada melambatnya

pertumbuhan ekonomi, sebaliknya bila

pemerintah mampu mengendalikan inlasi

pada level yang rendah, maka efeknya adalah pertumbuhan ekonomi cepat akan lebih mudah untuk dicapai. penjelasan lebih lanjut dari penelitian Barro adalah bahwa

inlasi yang tinggi dalam jangka panjang

dapat berdampak pada ketidakstabilan ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi dengan Populasi Penduduk

populasi penduduk di suatu negara pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh tingkat

kelahiran, kematian dan migrasi yang terjadi

di negara tersebut. Proses transisi demograis

yang mengacu pada proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan tingkat kematian menjadi rendah.

pada saat sebagian besar ahli ekonomi menganggap pertumbuhan penduduk sebagai salah satu masalah sosial yang dapat menganggu stabilitas ekonomi, masih ada sebagian ahli yang memberikan argumen bahwa pertumbuhan penduduk bukanlah merupakan suatu masalah, melainkan justru menjadi unsur penting yang akan memacu pembangunan ekonomi. populasi yang lebih besar adalah pasar potensial yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian akan menggerakkan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomis (economics of scale) produksi yang menguntungkan semua pihak, menurunkan biaya-biaya produksi, dan menciptakan sumber pasokan atau penawaran tenaga kerja murah dalam jangka waktu yang memadai sehingga pada gilirannya akan merangsang tingkat output nasional semakin meningkat (todaro, 2003).

tahap awal pembangunan, pertumbuhan dalam pendapatan perkapita biasanya diikuti dengan populasi penduduk yang tinggi. Dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita dapat merubah aspek sosial ekonomi, dan dengan semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kelahiran penduduk juga semakin menurun. Easterly dan rebelo (2003) dalam penelitiannya dengan menggunakan data dari 74 negara selama periode 1970 – 1988 menemukan bahwa dalam setiap pertumbuhan populasi penduduk satu

juta orang, akan berpengaruh signiikan

(10)

di 98 negara selama periode 1960 – 1985 menemukan bahwa tingkat pertumbuhan GDp riil perkapita berhubungan positif dengan initial human capital dan berhubungan negatif dengan initial level GDp riil per kapita.

Menurut todaro (2003) bukan hanya dalam bidang ekonomi penduduk memberikan kontribusi penting, ditinjau dari non ekonomi pertumbuhan penduduk juga sangat penting. pertama, banyak negara yang merasa perlu menambah penduduk demi mempertahankan daerah-daerah perbatasan yang sangat jarang penduduknya terhadap serangan atau

iniltrasi negara tetangga yang memusuhi.

Kedua, banyak golongan etnis, rasial dan kepercayaan di negara-negara berkembang yang menyukai keluarga besar. Ketiga, kekuatan militer suatu negara seringkali berasal dari penduduk berusia muda.

mEtodE PEnElitian

data dan sumber data

Data yang digunakan merupakan data gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan data cross-sectional yang disebut dengan data pooling atau data panel, dan ada juga yang menyebut sebagai data longitudinal. Dalam penelitian ini periode waktu analisis selama tahun 1990 sampai dengan tahun 2007, yang digabungkan dari 5 negara ASEAN. Dengan demikian diharapkan akan terbentuk n = 90. Data untuk variabel-variabel penelitian merupakan data sekunder time series dari

International Monetary Fund; International Financial Statistics (IFS), World Bank; World Development Indicators.

rancangan model

Model estimasi data dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari model yang dikembangkan oleh Arora dan Vamkidis. Adopsi model ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa bentuk data yang digunakan dan variabel-variabel yang

diobservasi sesuai dengan penelitian ini. pengembangan model yang menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) pada analisis regresi linier berganda dengan model:

gdPit = α0+ αPoPit+ αinflit+ ε it,

Dimana:

GDp : Growth of Gross Domestic product

pOp : Jumlah penduduk INFL : Tingkat Inlasi α0 : Konstanta α1, α2 : Koeisien regresi ε : error term

i=1,2,3,4 : Jumlah Cross Section t=1,2,3…18 : periode Waktu

hasil PEnElitian

Pertumbuhan Ekonomi asEan

(11)

tabel

Pertumbuhan gdP negara-negara asEan tahun 990–007 (persen)

Tahun Negara

Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand

1990 7.24 9.32 2.34 9.49 8.29

1991 6.95 9.35 2.39 9.16 8.48

1992 6.46 9.15 2.33 8.89 8.29

1993 6.50 9.43 2.31 8.61 8.18

1994 7.34 9.35 2.28 8.44 8.47

1995 8.42 9.38 2.26 9.03 8.53

1996 7.82 10.05 5.90 7.72 5.91

1997 4.79 7.31 5.17 8.60 -1.46

1998 -13.13 -7.45 -0.68 -0.80 -10.52

1999 0.81 6.19 3.47 6.87 4.42

2000 4.94 8.91 4.47 9.63 4.82

2001 3.82 0.36 4.52 -2.00 2.23

2002 4.46 4.43 4.42 3.27 5.32

2003 4.98 5.41 3.33 1.50 6.98

2004 5.16 7.18 6.04 8.45 6.17

2005 5.62 5.02 4.91 7.31 4.60

2006 5.54 5.91 5.40 8.43 5.22

2007 6.20 6.30 7.13 7.80 4.91

Sumber: IFS (CD-ROM)

diantara negara-negara ASEAN dialami phillipina dengan rata-rata pertumbuhan GDp hanya 3,78%. tahun selanjutnya terus mengalami kestabilan pertumbuhan.

Populasi di negara-negara asEan

penduduk merupakan aset penting bagi suatu negara apabila mampu dikelola dengan baik, sebaliknya akan menjadi beban pembangunan bila sumberdaya manusia yang ada tidak mampu dikelola dan dikembangkan secara maksimal. Di negara-negara yang melakukan kebijakan pengembangan sumberdaya dengan baik melalui pendidikan telah mampu mengambil

hasil yang cukup signiikan dalam

mendorong percepatan pembangunan. Di lain pihak di banyak negara berkembang dijumpai angkatan kerja yang tidak mempunyai pendidikan dan keahlian hanya menjadi beban tanggungan rumah tangga yang menyebabkan bertambahnya tingkat kemiskinan

Diantara negara-negara ASEAN, Indonesia merupakan negara dengan penduduk paling besar. Bahkan untuk tingkat dunia Indonesia menduduki peringkat keempat di bawah Cina, India,

Amerika. pertumbuhan penduduk juga relatif cepat dengan rata-rata selama periode 1990-2007 penduduk Indonesia tumbuh 2,6% merupakan yang paling tinggi dibandingkan phillipina 1,38%, thailand 0,59%, Malaysia 0,47% dan pertumbuhan penduduk rata-rata yang paling rendah adalah Singapura yang hanya 0,08%.

perbandingan jumlah penduduk antara Indonesia dengan negara ASEAN lain sangat kontras. pada tahun 1990 ketika penduduk Indonesia 181,41 juta jiwa, Malaysia hanya mempunyai penduduk 17,85 juta jiwa, phillipina 61,10 juta jiwa, thailand 54,64 juta jiwa, dan Singapura hanya 3,02 juta jiwa. Kondisi yang tidak jauh berbeda terlihat pada tahun 2007 dimana Indonesia mempunyai penduduk 228,21 juta jiwa, Malaysia 26,27 juta jiwa, phillipina 85,94 juta jiwa, thailand 65,30 juta jiwa, dan Singapura hanya 4,40 juta jiwa. Bila merujuk pada data penduduk Singapura penduduknya hanya untuk satu provinsi kecil di Indonesia.

Tingkat Inlasi di Negara-negara ASEAN

(12)

Populasi Penduduk negara-negara asEan tahun 990 – 007 (juta jiwa)

Tahun Negara

Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand

1990 181.41 17.85 61.10 3.02 54.64

1991 184.34 18.32 62.54 3.10 55.41

1992 187.22 18.82 63.99 3.18 56.17

1993 190.07 19.32 65.45 3.27 56.92

1994 192.88 19.84 66.92 3.37 57.64

1995 195.65 20.36 68.40 3.48 58.34

1996 198.39 20.89 69.87 3.59 59.00

1997 201.09 21.43 71.35 3.70 59.64

1998 203.78 21.96 72.84 3.82 60.25

1999 206.47 22.49 74.29 3.92 60.85

2000 209.17 23.00 75.77 4.02 61.44

2001 211.89 23.49 77.24 4.10 62.02

2002 214.62 23.97 78.71 4.16 62.59

2003 217.35 24.44 80.17 4.22 63.14

2004 220.08 24.89 81.62 4.27 63.69

2005 222.78 25.34 83.07 4.32 64.23

2006 225.49 25.80 84.51 4.36 64.77

2007 228.21 26.27 85.94 4.40 65.30

Sumber: Word Development Indicators

tabel

Tingkat Inlasi Negara-negara ASEAN Tahun 1990 – 2007 (Persen per tahun)

Tahun Negara

Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand

1990 9.46 3.81 12.98 4.82 5.76

1991 10.85 3.59 16.52 4.81 5.75

1992 6.13 2.41 7.92 2.03 4.48

1993 9.64 3.98 6.84 3.40 3.28

1994 7.78 3.94 9.98 2.67 5.21

1995 9.88 3.63 7.55 2.10 5.59

1996 8.66 3.67 7.65 0.97 4.00

1997 10.36 2.38 7.32 2.09 3.26

1998 77.59 5.40 10.46 -1.49 4.23

1999 2.14 2.14 4.23 0.74 0.63

2000 9.45 2.13 6.55 2.11 1.44

2001 12.52 1.28 4.19 -0.69 0.77

2002 9.98 1.74 2.53 0.44 1.61

2003 5.29 1.20 3.92 0.82 1.83

2004 6.47 2.14 8.67 1.35 2.92

2005 10.50 3.00 7.60 0.50 4.50

2006 13.10 3.60 6.20 1.00 4.60

2007 6.20 2.70 4.80 1.60 2.50

Sumber: IFS (CD-ROM)

tabel

hasil Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di negara-negara asEan tahun 990 – 007 menggunakan metode fixed Effect

Variabel Parameter Koefesien Probabilitas

Kesimpulan

Statistik

E k s p e t a s i Arah

Populasi (POP) α1 -0.004872 0.1126 Tidak Signiikan tidak sesuai

Inlasi (INFL) α2 -1.854993 0.0000 Signiikan*** Sesuai

F-statistic 37.24723 0.0000 Signiikan*** Sesuai

R-Squared 0.786267

Adjusted R-Squared 0.765158

Sumber Data Diolah (2010)

(13)

thailand menjadi dua negara yang sangat berhasil dalam mengontrol pergerakan

inlasi. Pengaruh dari inlasi tidak hanya

terhadap ekonomi dalam negeri yang menghubungkan dengan pendapatan riil masyarakat, daya beli masyarakat, tetapi juga sangat berdampak pada perdagangan internasional. pengaruh harga dalam perdagangan ASEAN dapat digambarkan

oleh inlasi negara eksportir dan inlasi di

negara.

Data pada tabel 4 menunjukkan bahwa selama periode tahun 1990 – 2007 rata-rata

inlasi di Indonesia sebesar 12,57% merupakan

angka paling tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN 5 lainnya; Malaysia 2,93%, phillipina 7,55%, Singapura 1,63%, dan

Thailand 5,63%. Tingginya tingkat inlasi

yang terjadi di Indonesia selama periode

ini sangat dipengaruhi oleh inlasi yang

terjadi pada saat krisis ekonomi tahun 1998

inlasi yang terjadi di Indonesia mencapai

77,59%. Selain Indonesia, negara lain yang

juga mempunyai inlasi relatif tinggi adalah

phillipina dengan rata-rata 7,55%.

Pengaruh Populasi penduduk dan Inlasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi negara-negara asEan

Estimasi data untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di ASEAN dilakukan dengan model regresi linier berganda dengan metode OLS. Data yang diestimasi merupakan data panel dari negara ASEAN selama tahun 1990– 2007 sehingga diperoleh jumlah observasi sebanyak 90. pengolahan data dilakukan dengan menggunakan programEviews 4.1, dan hasil estimasi sebagaimana ditampilkan dalam tabel 5.

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa secara bersama-sama

variabel-variabel populasi penduduk dan inlasi yang diestimasi berpengaruh signiikan

terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN . Nilai F statistik sebesar

37.24723 signiikan pada probabilitas 0,0000.

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa variabel populasi penduduk dan

inlasi secara simultan merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN.Dari hasil estimasi juga diperoleh Adjusted r-Square sebesar 0.765158 yang menunjukkan variasi kemampuan variabel populasi penduduk

dan inlasi dalam menjelaskan pengaruhnya

terhadap model pertumbuhan ekonomi di 5 negara ASEAN sebesar 76,5%, sisanya sebesar 23,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

dampak Pertumbuhan Penduduk terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Variabel populasi penduduk tidak

signiikan untuk α=10% dan jumlah populasi

secara statistik mempunyai hubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil ini tidak sesuai dengan ekspektasi arah yang diharapkan sebelumnya dalam penelitian ini, yaitu populasi memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dimana bertambahnya jumlah penduduk diharapkan memberikan konstribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun demikian kondisi ini dapat dijelaskan; Kebijakan pemerintah pada negara Asean berkenaan dengan pengendalian jumlah penduduk sangat dibutuhkan untuk memastikan terjaminnya pertambahan jumlah penduduk dengan kemampuan belanja negara. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi yang timbul antara kemampuan pemerintah dengan ketergantungan penduduk pada pemerintah.

(14)

level GDp riil per kapita yang

memperkecil pendapat per kapita.

untuk menjadi penduduk produktif sangat ditentukan oleh skill penduduk melalui peningkatan sumber daya manusia, baik dengan training atau pendidikan formal. tingkat pendidikan sangat menentukan

produktiitas penduduk yang tentu saja

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun demikian dalam jangka panjang populasi penduduk di ASEAN masih memungkinkan untuk menjadi faktor pendorong positif pertumbuhan ekonomi apabila sumber daya manusia dapat dikelola secara lebih baik.

Dampak Inlasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dari hasil estimasi terlihat bahwa inlasi

secara statistik mempunyai hubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil ini sesuai dengan ekspetasi yang

diinginkan, yaitu inlasi memberikan

pengaruh negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari data

statistik yaitu secara rata-rata inlasi memiliki

pengaruh dalam menurunkan pertumbuhan

ekonomi. Sebaliknya apabila inlasi mampu

ditekan, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat dengan jumlah output yang sama.

kEsimPulan

Hasil penelitian menemukan bahwa kontribusi jumlah penduduk yang terus

meningkat dan inlasi berpengaruh signiikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asean terhadap pertumbuhan ekonomi Asean diukur pada kurun waktu 1990-2007. Dari hasil perbandingan data antar negara Asean diperoleh suatu gambaran bahwa negara-negara yang dapat

menekan inlasi dan menekan peningkatan

(15)

rEfErEnsi

Anonim (2007) ASEAN Finance and Macroeconomic Surveillance unit (FMSu) Database Appleyard, Dennis R.; Field Jr., Alfred J. dan Cobb, Steven L, International Economics, MacGrow

Hill/Irwin, New York, 2006.

Barro, robert J. (1997). Determinants Of Economics Growth: A Cross Country Empirical Study. the MIt press Cambridge, Massachusetts London

Barro, robert J., Xavier Sala-I-Martin. (1995). “Economic Growth”. Mcgraw-Hill, Inc. Singapore

Easterly dan rebelo (1993) “Fiscal policy and economic growth: An empirical investigation,”

Journal of Monetary Economics, Elsevier, vol. 32(3), pages 417-458, December.

Krugman, Paul R and Maurice Obstfeld. (2000). International Economics, Fifth Edition, Pearson Education International.

Palokangas, Tapio (2003). Inlationary Financing Of Government Expenditure In An

Endogenous Growth Model. German Economic review, Black Well publishing Vol. 4 Sihite, Ricky Nelson B. (2007). Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Di Negara-Negara Asean,

1990-2004, Tesis Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

todaro, M.p.(2000). Economic Development. Harlow,: Addison Wesley.

(16)
(17)

analisis PEngaruH BuDaYa PErusaHaan

tErHaDaP PEnEraPan gooD corPorarE

goVErnancE Pt. sEmEn anDalas inDonEsia

lHoKnga acEH BEsar

cHalirafi

Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

This research aim to to know Cultural inluence of company to applying of Good Corporate Governance PT. Semen Andalas Lhoknga Aceh. Population utilized for the intake of sampel in this research is employees of PT. Semen Andalas Indonesia of Lhoknga Aceh Besar which amount to 367 people, sampel the used 100 people of denganmenggunakan method of Stratiied Random Sampling. From result of research obtained that company culture very hand in glove relation/link and his/its inluence to applying of governance corporate good at PT. Semen Andalas Indonesia of Lhoknga Aceh Besar. Done/conducted Examination by partial in the reality obtained that company culture by partial have an effect on signiikan to applying of ofice epada governance corporate good of PT. Semen Andalas Indonesia of Lhoknga Aceh Besar. done/conducted Examination by simyultan also indicate that company culture by simultan have an effect on signiikan to applying of governance corporate good at ofice of PT. Semen Andalas Indonesia of Lhoknga Aceh Besar. To be more improve applying of governance corporate good a period of/to to come, hence expected to PT. Semen Andalas Indonesia of Lhoknga Aceh Besar so that not disregard company culture had by each;every employees.

(18)

PEnDaHuluan

Usaha membina dan mengarahkan karyawan suatu organisasi dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan tidak terlepas dari adanya prosedur, atau pun peraturan-peraturan yang mengikat karyawan tersebut sebagai anggota organisasi. Dengan kata lain, dalam pelaksanaan pekerjaan, karyawan harus bisa bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dalam organisasi tidak terlepas dari peran pemimpin yang ada dalam organisasi tersebut.

Dalam hal ini manajemen yang baik juga akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan sehingga akan terbentuk pula suatu budaya perusahaan yang baik. Sehingga sikap dan perilaku anggota organisasi merupakan bagian yang paling penting dalam menumbuhkan semangat dan penerapan Good Corporate governance. Good Corporate Governance dalam penerapannya akan mengatur hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham dan kelompok-kelompok kepentingan (stakeholders) yang lain.

Karyawan yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menghasilkan perusahaan yang berbudaya baik. Karyawan merupakan aset perusahaan, sebaliknya perusahaan merupakan bagian terpenting dari kehidupan karyawan.

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan adalah bagaimana mewujudkan peranan budaya perusahaan dan pelaksanaan dalam penerapan good corporate governance agar terwujud atau terlaksana dengan baik. Permasalahan dalam mewujudkan peranan budaya perusahaan dan pelaksanaan dalam penerapan good corporate governance tidak terlepas dari

bagaimana cara pimpinan memberikan acuan untuk mengetahui tingkat kemampuan budaya perusahaan dalam mendorong pelaksanaan good corporate governance di PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar dan memberikan gambaran mengenai penerapan budaya perusahaan terhadap pelaksanaan good corporate governance pada perusahaan baik perusahaan swasta, BUMN, maupun dalam organisasi pemerintahan.

PT. Semen Andalas Indonesia merupakan perusahaan yang berskala internasional (Lafarge). Saham PT. Semen Andalas Indonesia dipegang oleh investor asing, Lafarge. Perusahaan semen terbesar dunia asal Perancis ini menguasai 88 persen, sedang sisanya milik International Finance Corporation (IFC). Pemerintah Aceh sama sekali tidak tercatat sebagai kelompok-kelompok kepentingan (stakeholder).

PT. Semen Andalas Indonesia adalah salah satu cerminan perusahaan asing yang beroperasi di Aceh. Seluruh sistem manajemen dikendalikan pihak asing. Pemerintahan Aceh hanya mendapat untung dari pembayaran pajak. PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar mampu untuk memproduksi semen 1,6 juta ton per tahun. Ketika bencana tsunami melanda, Semen Andalas turut menjadi korban. Seluruh mesin dan isik bangunannya hancur. Untuk membangun pabrik itu kembali, Lafarge menanamkan modal hingga US$ 90 juta.

PT. Semen Andalas Indonesia merupakan industri semen terbesar ke-4 di Indonesia. Perusahaan ini mampu memasok 4,30 persen kebutuhan semen nasional. Kebutuhan semen tanah air masih dikuasai Semen Gresik Group (43 persen), Indocement (34 persen) dan Semen Cibinong (13,60 persen).

tinJauan tEoritiEs

(19)

pada lingkungan manajemen organisasi. Budaya dalam proses keorganisasian menjadi dasar dari desain organisasi yang mencakup tujuan, struktur, teknologi, dan pola pengelolaan. Desain organisasi menjadi landasan terhadap iklim organisasi, yang oleh Higgins (1982:27) dideinisikan sebagai sejumlah persepsi karyawan tentang keinginan-keinginan organisasi dalam lingkungan sosialnya, termasuk manajemen yang mencakup teknik berkomunikasi diantara karyawan disemua tingkatan, teknik motivasi, tata ruang, dan tingkat partisipasi bawahan dalam pembuatan kebijakan.

Peran Budaya Perusahaan

Secara spesiik budaya memiliki lima peran: pertama, budaya memberikan rasa memiliki identitas dan kebanggaan bagi karyawan, yaitu menciptakan perbedaan yang jelas antara organisasinya dengan yang lain. Kedua, budaya mempermudah terbentuknya komitmen dan pemikiran yang lebih luas dari pada kepentingan pribadi seseorang. Ketiga, memperkuat standar perilaku organisasi dalam membangun pelayanan superior pada pelanggan. Keempat, budaya menciptakan pola adaptasi. Kelima, membangun sistem kontrol organisasi secara menyeluruh.

Karakteristik Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan tidak ada begitu saja, tetapi harus diciptakan, dipelihara, dan diperkuat. Robbins (2001:18) memberikan tujuh karakteristik budaya organisasi sebagai berikut:

1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation and risk taking);

2. Perhatian terhadap detail (Attention to detail);

3. Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation);

4. Berorientasi kepada manusia (People orientation);

5. Berorientasi tim (Team orientation); 6. Agresif (Aggressiveness);

7. Stabil (Stability).

good corporate governance

Menurut Aldridge (2005:2) The Organizational for Economic Cooperation and Development (OECD) mendeinisikan corporate governance sebagai berikut: “Corporate governance is tehe system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure speciies the distribution of rights and responsibilities qamong different participants in the corporation, such as the board, the managers, shareholders and other stakeholders, and spells out the rules and procedure for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provides the structure throught which the company objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance”.

Sesuai dengan deinisi di atas, menurut OECD corporate governance adalah system yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Corporate governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, termasuk para pemegang saham, Dewan pengurus, para manajer, dan semua anngota the stakeholders non-pemegang saham.

Corporate governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga men-dorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih eisien

Corporate governance juga mengetengah-kan ketentuan dan prosedur yang harus diperhatikan Dewan Pengurus-Board of Directors dan Direksi dalam pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan kehidupan perusahaan.

tujuan good corporate governance

Good corporate governance mempunyai lima macam tujuan utama. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

(20)

pemegang saham,

2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders non-pemegang saham,

3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham,

4. Meningkatkan eisiensi dan efektiitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan

5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

Secara umum, penerapan prinsip Good Corporat Governance secara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut:

1. Memudahkan akses terhadap investasi domestic maupun asing;

2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah;

3. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan;

4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder terhadap perusahaan;

5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.

mEtoDE PEnElitian

Penelitian ini diadakan pada PT. Semen Andalas Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Banda Aceh- Meulaboh Km 17 Lhoknga Aceh Besar. Objek penelitian berhubungan dengan Budaya Perusahaan dan Good

Corporate Governance.

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian), sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga mewakili karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap mewakili populasi” (Iqbal, 2001 : 84).

Populasi yang dipergunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar yang berjumlah 367 orang, sampel yang digunakan adalah 100 orang.

Penarikan sample didasarkan pada pendapat Arikunto (1998:125) yang menyatakan bahwa apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang sebaiknya ambil semua,sehingga penelitian adalah penelitian populasi, apabila jumlah populasi lebih 100 orang maka jumlah sampel adalah 10-15%.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebahagian dari populasi yang ditentukan dengan suatu metode pengambilan sampel. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan teknik sampling berdasarkan Stratiied Random Sampling.

Dalam penelitian ini penentuan besarnya jumlah sampel yang diambil oleh peneliti mengacu pada pendapat yang dikemukakan Birn (2000:149), yaitu bahwa dalam studi kuantitatif diperbolehkan menggunakan jumlah sampel antara 100 sampai dengan 200. Jadi dalam penelitian ini peneliti menetapkan besarnya jumlah sampel sebanyak 100 orang

tabel 1 Jumlah sampel

No Departemen Karyawan per Departemen Jumlah Karyawan Sebagai Responden (00 orang) Persentase

1 Organization Cart HR 40 11 10,8

2 Organization Cart Finance 50 14 13,6

3 Organization Cart ADM 75 20 20,4

4 Organization Cart Development 87 23 23,3

5 Organization Cart Marketing 115 32 31,6

Total 367 100 100%

(21)

atas 36,7% dari populasi.

Hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan diolah dengan memakai perhitungan statistik dengan bantuan komputer melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution.

Regresi bermanfaat untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dan bermanfaat untuk meramal atau mengestimasi melalui persamaan matematis suatu variabel dependen dari variabel-variabel prediktor (Ariestonandri 2006 : 151).

Instrumen yang dapat digunakan untuk dapat menjelaskan hubungan dan pengaruh variabel independen terhadap dependen adalah analisis regresi sederhana dan teknik korelasional sederhana.

Analisis regresi linier sederhana. Gujarati, (1999:22) menyatakan persamaan linier sebagai berikut:

Y = a + b1X1

Dimana :

Y = Penerapan Good Corporate Governance

a = Konstanta

b1 = Koeisien Regresi Budaya Perusahaan X1 = Budaya Perusahaan

Pada dasarnya analisis regresi adalah untuk memperoleh persamaan regresi dengan cara memasukkan perubah satu demi satu sehingga dapat diketahui

pengaruh yang paling kuat sampai dengan yang paling lemah.

Untuk mengetahui besarnya keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu peranan budaya perusahaan terhadap penerapan good corporate governance digunakan koeisien korelasi.

Hasil PEnElitian

Untuk mengetahui bagiamana tanggapan responden terhadap budaya perusahaan pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar maka dapat dilihat pada Tabel 2

Berdasarkan Tabel 2, hasil penelitian menunjukkan bahwa pernyataan responden mengenai “Sebagai karyawan pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar, Anda memiliki atau rasa pengabdian terhadap perusahaan tersebut” diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,21, pernyataan responden mengenai“ Anda selalu bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang dibebankan kepada Anda” diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,77, pernyataan responden mengenai “Anda selalu teliti dan cermat dalam proses pelaksanaan pekerjaan yang Anda lakukan ” diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,94, pernyataan responden mengenai “Anda memiliki kemauan yang tinggi untuk mempelajari tugas dan pelaksanaan kewajiban sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang ” diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,83, dan tanggapan

tabel 3

tanggapan responden terhadap Budaya Perusahaan

No. Variabel Rata-Rata

1. Sebagai karyawan pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar, Anda memiliki atau rasa pengabdian terhadap perusahaan tersebut.

4,2100 2. Anda selalu bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang dibebankan

kepada Anda.

pelaksanaan kewajiban sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang.

3,8300 5. Anda suka membantu diantara sesama rekan kerja terutama ketika mereka

membutuhkan.

3,8100

Rerata 3,9120

(22)

tabel 4

tanggapan responden terhadap Penerapan good corporate governance

No. Variabel Rata-Rata

1. Perusahaan menyediakan akses terhadap informasi tentang perencanaan ter-masuk rencana anggaran terhadap pihak yang membutuhkannya.

4,1000 2. Perusahaan melakukan pemberian wewenang kepada personil perusahaan

dalam rangka pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan eisien. 4,1100 3. Perusahaan melakukan penggantian personil dan pelatihan kepada personil

dalam rangka peningkatan produktivitas.

3,9000 4. Pemberian sanksi apabila personil perusahaan tidak mampu

mempertanggung-jawabkan kegiatan yang telah dilakukan yang menjadi tanggung jawabnya.

4,0200 5. Perusahaan berkomitmen melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan

apa-bila terdapat tindakan melanggar peraturan.

3,8600

Rerata 3,9980

Sumber : Data Primer (diolah), 2010

tabel 5

Hasil rekapitulasi analisis regresi linier sederhana

Variabel Penelitian Label Koeisien Regresi t-Hitung Signiikan

a Konstanta 2,202 2,734 0,007

X Budaya Perusahaan 0,909 22,304 0,000 R squared : 0,835

R korelasi : 0,914

(23)

responden mengenai “Anda suka membantu diantara sesama rekan kerja terutama ketika mereka membutuhkan” diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,81. Nilai rerata-rata tanggapan responden terhadap budaya perusahaan pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar diperoleh sebesar 3,9120. Ini berarti bahwa rata-rata responden menjawab setuju terhadap budaya perusahaan pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar telah di laksanakan dengan baik.

analisis Variabel Penerapan good corporate governance

Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap penerapan Good Corporate Governance pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar maka dapat dilihat pada Tabel 3

Berdasarkan Tabel 3 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa pernyataan responden mengenai “Perusahaan menyediakan akses terhadap informasi tentang perencanaan termasuk rencana anggaran terhadap pihak yang membutuhkannya.” diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,1, pernyataan responden mengenai “Perusahaan melakukan pemberian wewenang kepada personil perusahaan dalam rangka pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan eisien” diperoleh nilai rata-rata sebesar 4.11, pernyataan responden mengenai “Perusahaan melakukan penggantian personil dan pelatihan kepada personil dalam rangka peningkatan produktivitas” diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,9, pernyataan responden mengenai “Pemberian sanksi apabila personil perusahaan tidak mampu mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilakukan yang menjadi tanggung jawabnya” diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,02, dan tanggapan responden mengenai “Perusahaan berkomitmen melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan apabila terdapat tindakan melanggar peraturan” diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,86. Nilai rerata kepercayaan responden terhadap Penerapan Good Corporate Governance

sebesar 3,9980. Ini berarti bahwa rata-rata responden menjawab setuju terhadap penerapan Good Corporate Governance pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar juga telah di laksanakan dengan baik.

Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Penerapan good corporate governance Pt. semen andalas indonesia lhoknga aceh Besar

Untuk melihat berapa besar pengaruh Budaya Perusahaan terhadap penerapan Good Corporate Governance PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar maka dilakukan perhitungan Regresi Linier Sederhana, dimana hasil perhitungan akhir estimator adalah sebagai berikut :

Dari hasil penelitian diperoleh persamaan akhir estimasi yaitu Y = 2,202 + 0,909 X, dari persamaan tersebut mengandung pengertian bahwa konstanta sebesar 2,202 artinya apabila variabel budaya perusahaan dianggap tetap maka tingkat penerapan good corporate governance pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar sebesar 2,202 persen.

Apabila variabel X( budaya perusahaan ) mengalami perubahan sebesar 1 persen maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya penerapan good corporate governance sebesar 0,909 persen dengan asumsi variabel lain selaian budaya perusahaan yang mempengaruhi penerapan good corporate governancedianggap tetap.

Koeisien korelasi (R) sebesar 0,914 atau 91,4 persen menggambarkan bahwa budaya perusahaan sangat erat hubungannya terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar sebesar 91,4 persen. Koeisien determinan (R2)

(24)

variable lain diluar model penelitian ini.

Pembuktian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini penulis menggunakan uji F dan uji t yaitu pada tingkat keyakinan (convidend interval 95 %) atau tingkat kesalahannya (alpha)  sebesar 0,05. Uji t dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel penjelas terhadap variabel terikat secara partial, sedangkan uji F dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel penjelas terhadap variabel terikat secara simultan.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai t-hit untuk variabel budaya perusahaan sebesar 22,304 lebih besar dari t- tebel yaitu 1,9845, dengan nilai signiikansinya sebesar 0,00 dibawah nilai toleransi 0,05 maka dapat simpulkan bahwa budaya perusahaan secara partial berpengaruh signiikan terhadap penerapan Good Corporate Governance PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar.

Pembuktian terhadap keakuratan variabel budaya perusahaan terhadap penerapan good corporate governancepada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar dengan menggunakan uji-F. F-hit dalam persamaan ini adalah sebesar 497,472 lebih besar dari F-tabel yaitu 3,938, dengan nilai signiikansinya sebesar 0,00 dibawah nilai toleransi 0,05 yang menggambarkan bahwa variabel budaya perusahaan secara simultan berpengaruh signiikan terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar .

KEsimPulan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa budaya perusahaan sangat erat hubungan dan pengaruhnya terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar,.

Pengujian yang dilakukan secara partial ternyata diperoleh bahwa budaya perusahaan secara partial berpengaruh signiikan terhadap penerapan good corporate governance epada kantor PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar. Pengujian yang dilakukan secara simyultan juga menunjukkan bahwa budaya perusahaan secara simultan berpengaruh signiikan terhadap penerapan good corporate governance pada kantor PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar.

rEKomEnDasi

Dalam meningkatkan meningkatkan penerapan good corporate governance dimasa yang akan datang, maka diharapkan kepada PT. Semen Andalas Indonesia Lhoknga Aceh Besar supaya tidak mengabaikan budaya perusahaan yang dimiliki setiap karyawan.

(25)

rEfErEnsi

Arikunto, Suharmi. (1998), manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. “good corporate governance” (2008). http://one.indoskripsi.com/node/7061

Hasibuan, Malayu. S.P (2000), manajemen sumber Daya manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Malhotra, NK (2004). marketing research : An Applied Orientation. Fourth Edition, Prerntice

Hall of India Private Limited New Delhi.

Moeljono, Djokosantoso. Dr (2003), Budaya Korporat Dan Keunggulan Korporasi, Edisi

Revisi, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Ndraha, Taliziduhu (1999), Pengantar teori Pengembangan sumber Daya manusia, Rineka

Cipta, Jakarta.

Ndraha, Taliziduhu (2003), Budaya organisasi, Cetakan Kedua, Rineka Cipta, Jakarta.

Poerwanto (2008), Budaya Perusahaan, Cetakan I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

“PT. Semen Andalas Indonesia” http://know.brr.go.id/Picture-Galleries/Asset-Administration/peresmian-terminal-pt sai.html

“PT. Semen Andalas Indonesia” http://www.medanbisnisonline.com/2008/12/15/pt-sai-lakukan-perjanjian-dengan-masy

Robbin. P. Stephen (2006), Perilaku organisasi, Cetakan Kesepuluh,PT. Indeks, Jakarta.

Sobirin, Achmad (2007), Budaya organisasi, Cetakan Pertama, Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Sugiyono, Prof. Dr. (1999). metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

Surya, Indra dan Yustiavanda, Ivan (2006), Penerapan good corporate governance: mengesampingkan Hak istimewa Demi Kelangsungan usaha, Cetakan I, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sutojo, Siswanto dan Aldridge, John E (2005), good corporate governance (tata Kelola Perusahaan Yang sehat), Cetakan Pertama, PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.

Tika, Prabundu. Moh. Drs (2006), metodelogi riset Bisnis, Cetakan Pertama, Bumi Aksara, Jakarta.

(26)
(27)

implEmEntasi manaJEmEn risiko

untuk mEwuJudkan good govErnancE

faisal ali HasYim

Mahasiswa Program Doktoral Universitas Padjadjaran

Good governance refers to the processes and structure in which the activity and affairs of the public sector are directed and managed. It is relevant to all organisations that believe in enhancing long term stakeholder value. Good government governance embodies both performance and accountability. Risk management is the proactive measure to enable good government governance. It presents numerous challenges

as it relects the inevitable fact that assets, processes and people can fail or can be

damaged by external or internal events. This can in turn lead to consequences that are both unplanned and unwanted.

(28)

latar BElakang

Tuntutan terhadap terwujudnya good governance baik di sektor publik maupun swasta kini semakin gencar, dan tuntutan ini memang sangat wajar. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi, ternyata disebabkan oleh tata kelola yang buruk (bad governance) pada sebagian besar pelaku ekonomi (publik dan swasta). Indonesia di tengah dinamika perkembangan global maupun nasional, saat ini menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius semua pihak. Good governance atau tata pemerintahan yang baik, merupakan bagian dari paradigma baru yang berkembang dan memberikan nuansa yang cukup mewarnai terutama pasca krisis multi dimensi seiring dengan tuntutan era reformasi.

Good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan

bertanggungjawab, serta eisien dan efektif

dengan menjaga, mensinergikan interaksi yang konstruktif antara negara, sektor swasta, dan masyarakat yang menjunjung tinggi keinginan (kehendak rakyat) dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan nasional, kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan berkeadilan sosial. Good governance apabila dijalankan dengan baik diharapkan dapat mengurangi penyalahgunaan ke-kuasaan dan korupsi.

Kenapa good governance dibutuhkan? Hal ini tidak terlepas dari perkembangan dunia yang makin mengglobal, dimana kejadian di suatu negara sering kali membawa pengaruh kepada negara lain termasuk Indonesia. Perkembangan situasi nasional dewasa ini, dicirikan dengan tiga fenomena yang dihadapi, yaitu:

- Permasalahan yang semakin kompleks (multi-dimensi)

- Perubahan yang sedemikian cepat (regulasi, kebijakan, dan aksi-reaksi masyarakat)

- Ketidakpastian yang relatif tinggi

(bencana alam yang silih berganti, situasi ekonomi yang tak mudah diprediksi, dan perkembangan politik yang “up and down”

Terwujudnya good governance merupakan kunci keberhasilan bangsa dalam mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, untuk itu diperlukan aparatur negara yang berkualitas yang mampu mengayomi terciptanya pemerintahan yang bertanggungjawab demi terwujudnya nilai-nilai serta prinsip-prinsip good governance. Salah satu langkah menuju terwujudnya good governance tersebut adalah dengan menerapkan manajemen risiko dalam pengelolaan negara.

Saat ini manajemen risiko mulai dirasakan menjadi kebutuhan yang strategis dalam proses pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan pemerintah dalam merencanakan kegiatan pemerintah. Kesadaran akan pentingnya menerapkan manajemen risiko publik ini diharapkan dapat mengurangi kegagalan pencapaian tujuan dan misi organisasi yang berdampak pada ketidakpercayaan publik atas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dan pada akhirnya dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi secara sistematis.

urgEnsi manaJEmEn risiko Setiap organisasi mempunyai visi dan misi. Misi merupakan alasan mengapa organisasi tersebut didirikan dan pada misi

tersebut dapat diidentiikasi proses utama

organisasi dalam memenuhi kebutuhan stakeholder. Visi adalah sasaran dan kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut dalam waktu tertentu. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka setiap organisasi harus merumuskan secara baik visi dan strategi untuk mencapainya. Dalam konteks ini, maka setiap organisasi menghadapi berbagai karakteristik lingkungan organisasi.

(29)

berkaitan dengan masalah kekomplekan masalah, ketidakstabilan dan ketidakpastian (Steers, 1984). Ketidakpastian berkaitan erat dengan risiko. Risiko akan selalu ada ketika masa depan tidak dapat diketahui secara pasti. Oleh karena itu, setiap orang atau organisasi berupaya meminimisir risiko dengan pengelolaan risiko yang baik. Dengan demikian perumusan strategi organisasi yang baik haruslah memperhatikan risiko yang mungkin terjadi, dan melakukan antisipasi perlakuan risiko (mitigasi risiko) bila memang risiko tersebut menjadi kenyataan.

Risiko, meskipun berkonotasi negatif, bukan merupakan sesuatu yang harus dihindari tetapi harus dikelola melalui suatu mekanisme yang dinamakan “manajemen risiko”. Manajemen risiko yang baik akan menjadi kekuatan vital bagi organization governance. Organisasi yang mampu mengelola risiko dengan baik dipandang sebagai memiliki kemampuan sensitif untuk

mendeteksi risiko, memiliki leksibilitas

untuk merespon risiko dan menjamin kapabilitas sumberdaya untuk melakukan tindakan guna mengurangi risiko.

Ernst & young Business Risk Consulting (2002) menyebutkan beberapa alasan perlunya mengelola risiko, yaitu:

1. Risk managemenet promotes transparency to the stockholders on what the risk that the corporate is exposed to, also how much how to mitigate, etc.

2. Everyone is accountable for the risk embedded in their activities

3. Responsible management of the corporate value drivers (protection from value elimination and strengthening or value creator).

4. Independence and objectivity in evaluating risk by risk management oversight function 5. Fair performance evaluation and allocation of

resources would include risk aspect

Bagi negara kita, penerapan manajemen risiko publik di sektor mulai mendapatkan perhatian sebagai jawaban atas banyaknya

kritikan dan keluhan dari:

- Masyarakat atas pelayanan pemerintah dan perkembangan demokrasi yang menuntut transparansi dan akuntabilitas peningkatan pelayanan publik.

- Investor asing atas pelayanan birokrasi terutama dari segi waktu dan biaya dibandingkan negara berkembang lain di kawasan yang sama.

Pemerintah harus secara proaktif memastikan dapat dicapainya kesinam-bungan, pelayanan masyarakat, dan pengembangan tujuan organisasi yang sejalan dengan visi dan misi pemerintah dalam perspektif memenuhi ekspektasi para stakeholder-nya. Untuk mewujudkan hal tersebut, manajemen pemerintah perlu secara terus menerus mengenali risiko-risiko tata kelola yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Mengapa penerapan manajemen risiko yang efektif merupakan elemen penting untuk mewujudkan good governance? Pertama, manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan corporate governance karena peran manajemen risiko dalam memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian sasaran keberhasilan kegiatan, tidak tergantikan. Kedua, pelaksanaan manajemen risiko yang baik memerlukan prinsip-prinsip governance, mencakup: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan independensi. Ketiga, risiko adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses organisasi, oleh karena itu manajemen risiko bukanlah sesuatu yang terpisahkan dari kegiatan utama organisasi atau proses lain organisasi.

(30)

sasaran organisasi. Ini karena manajemen yang efektif lebih memberikan jaminan terhadap pencapaian sasaran organisasi. Tercapainya sasaran organisasi akan lebih meningkatkan kepercayaan stakeholder kepada organisasi, khususnya organisasi di sektor publik.

prinsip-prinsip manaJEmEn risiko

Di dunia international, kesadaran organisasi publik tentang perlunya pengelolaan risiko sudah berkembang dengan baik, terutama dengan adanya kejadian-kejadian fatal yang menimpa banyak perusahaan, misalnya tragedi Bhopal (kasus pencemaran lingkungan dari pabrik baterei) dan kasus Exxon Valdez (pencemaran lingkungan industri minyak). Perkembangan dalam melaksanakan manajemen risiko di beberapa negara dapat dilihat sebagai berikut:

- australia dan New Zealand memiliki aS 4360 sebagai standar untuk melaksanakan pengelolaan risiko.

- Kanada melakukan identiikasi best

practices dalam manajemen risiko pada sektor publik maupun swasta secara

internasional. Identiikasi tersebut

dimaksudkan untuk mencari strategi, pendekatan, metode, alat, dan teknik, serta bagaimana menggunakan manajemen risiko agar dapat diimplementasikan. - Inggris, menekankan pentingnya

manajemen risiko untuk menjadi inovatif. Terhadap kebijakan dan program yang merupakan tanggungjawab lebih dari satu departemen akan memiliki risiko yang lebih kompleks. Sehingga ditekan agar departemen tersebut melakukan risk assessment dan manajemen risiko

(Cabinet’s Ofice Performance and

Innovation Unit pada bulan Januari 2000).

Di Indonesia, gaung manajemen risiko sudah meluas khususnya di kalangan

swasta, perbankan, institusi pendidikan dan sektor publik. Bahkan di Industri perbankan menjalankan manajemen risiko sudah menjadi keharusan. Namun di sektor publik masih belum optimal.

Terdapat beberapa pengertian tentang manajemen risiko. Menurut australia Standard/New Zealand Standard (aS/NZS 4360:1999), manajemen risiko merupakan budaya, proses, dan struktur yang diarahkan kepada manajemen yang efektif atas potensi kejadian dan dampak yang tidak diinginkan. Sementara itu Treasury Board Secretariat (TBS-Kanada-2001) menyebutkan manajemen risiko sebagai pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian

dengan cara mengidentiikasi, memahami,

bertindak, dan mengkomunikasikan isu-isu risiko.

Merujuk pada standar manajemen risiko terbaru yaitu ISO 31000:2009 – Risk Management – Principles and guidelines, manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila mampu menganut dan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

- Melindungi dan menciptakan nilai tambah.

- Menjadi bagian terpadu dari proses organisasi dan proses pengambilan keputusan.

- Secara khusus menangani aspek ketidakpastian.

- Bersifat sistematik, terstuktur, dan tepat waktu.

- Berdasarkan pada informasi terbaik yang tersedia.

- Khas untuk penggunanya (tailored). - Mempertimbangkan faktor manusia dan

budaya.

- Transparan dan inklusif.

- Bersifat dinamis, berulang dan tanggap terhadap perubahan.

(31)

lebih lanjut dikemukakan oleh Ernst & young Business Risk Consulting (2002) bahwa agar pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan efektif maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Risk management awareness and culture. 2. Risk philosophy. Basic attitude toward risk

should be aligned with vision and mission and business strategy.

3. Risk tolerance/appetide. The level of risk the company is willing to accept in order to achieve its business strategy

4. Risk management organization and function. 5. Risk management policies and procedures. 6. Risk management human capital – knowledge

and training. 7. Risk limit.

8. Risk based performance, evaluation, organization and individual.

pErsEpsi risiko

Setiap orang mempunyai risiko dalam melaksanakan kegiatannya dan persepsi mengenai risiko pada setiap orang bermacam-mcam. Risiko dapat dipersepsikan sebagai bahaya, konsekuensi, ancaman, ketidakpastian, probabilitas, kesempatan dan potensi yang dapat menghambat manusia dalam mencapai tujuannya. Persepsi atas risiko memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan. Perbedaan dalam mempersepsikan konsep risiko terletak pada belum adanya titik temu antara pakar dan anggota masyarakat (Slovic, 1987), antara pria dan wanita (Finucane, Mertz, Flynn

& Satterield, 2000; Flynn, Slovic, & Mertz, 1994; Weber, Blais, & Betz, 2002), dan antar

masyarakat dengan budaya yang berbeda

(Weber & Hsee, 1999).

Baik individu maupun kelompok memiliki perbedaan dalam preferensi terhadap alternatif pengambilan keputusan berisiko dan hal ini ternyata lebih berhubungan dengan perbedaan persepsi terhadap pilihan yang berisiko daripada dengan perbedaan sikap terhadap risiko, dimana kecenderungan untuk mengambil

atau menghindari pilihan yang disikapi

sebagai lebih berisiko (Weber & Milliman, 1997; Weber, 2001a).

Konsep risiko mengandung unsur subjektivitas yang dapat menjelaskan kompleksitas persepsi publik. Terdapat berbagai macam konsepsi risiko. Seringkali suatu tulisan oleh seorang pakar menggunakan kata “risiko” berulang kali, namun dengan pengertian yang berbeda-beda. Risiko diartikan sebagai bahaya (hazard), risiko sebagai probabilitas, risiko sebagai konsekuensi dan risiko sebagai potensi ancaman. Kata “risiko” yang memiliki banyak arti ini seringkali menyebabkan masalah dalam hal komunikasinya. Oleh karena itu persepsi setiap orang tentang risiko bisa berbeda-beda.

Namun demikian, kebanyakan analisis masalah sosial menolak anggapan seperti itu. Pendekatan yang dipakai justru pada efek dan akibat yang ditimbulkan pada publik. Dalam hal ini, umumnya risiko dipandang sebagai hal yang subyektif

(Krimsky & Golding, 1992; Slovic, 1992). Ia

tidak berada “di luar sana” tidak tergantung pikiran dan budaya kita sedang menunggu untuk diukur. Semestinya risiko dipandang sebagai konsep yang dipakai oleh seseorang untuk memahami dan berurusan dengan berbagai bahaya dan ketidakpastian dalam hidupnya. Masyarakat awam umumnya memiliki model, asumsi, dan teknik sendiri yaitu apa yang disebut intuitive risk assessment (menilai risiko secara intuisi), yang terkadang berbeda dengan yang dilakukan para ilmuwan.

Gambar

tabel . Pertumbuhan Produk domestik Bruto di asEan, 000 – 007
tabel Pertumbuhan gdP negara-negara asEan tahun 990–007 (persen)
tabel Populasi Penduduk negara-negara asEan tahun 990 – 007 (juta jiwa)
tabel 1Jumlah sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

GPS. Untuk memudahkan pemahaman, istilah dalam cuaca antariksa dianalogikan dengan cuaca di bumi. Bila di bumi ada badai, maka di antariksa ada badai matahari, badai

Sedangkan komponen administrasi pendidikan, fasilitas umum dan panduan akademik terdapat pada kuadran C yang berarti merupakan prioritas rendah, sedangkan kuadran D

Ada banyak kelebihan yang diberikan oleh teknik modulasi multi carrier bila dibandingkan dengan teknik modulasi single carrier, yaitu dalam hal mengurangi atau

Atas dasar ini, kajian ini terdiri dari beberapa bahagian; (i) teori yang berkaitan dengan fokus kajian; (ii) bagaimana sikap penganut Islam

Bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif yang mengalami gizi kurang karena pemberian makanan atau minuman dengan intensitas dan frekuensi yang tinggi, susu formula

Hal ini ditunjukkan dari lebih besarnya nilai harapan responden akan kebersihan ketersediaan lahan parkir yang memadai pada hotel bintang tiga, empat dan lima

Hal ini karena pada protokol routing S-AOMDV dalam menentukan jalur yang akan digunakan untuk pengiriman paket dari node sumber ke node tujuan dipilih jalur yang

Dari algoritma ini terlihat jelas bahwa parameter yang diusulkan akan diterima bila data yang dihasilkan dari model dengan menggunakan nilai parameter yang diusulkan ketika dibandingkan