• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Menteri BUMN | JDIH Kementerian BUMN PER 18 MBU 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraturan Menteri BUMN | JDIH Kementerian BUMN PER 18 MBU 2012"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

NIF.NTER1 RADA\ "SARA !Will< NEGARA REP[,'! !K !NT)ONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

NOMOR : PER- 18/MBU/2012

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

Menimbang

Mengingat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA,

: a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan

dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Badan

Usaha Milik Negara, diperlukan

Standard Operating Procedure

(SOP) untuk seluruh aktivitas kerja di lingkungan Kementerian

Badan Usaha Milik Negara;

b. bahwa dalam rangka memberikan kemudahan serta menciptakan

keseragaman SOP yang akan disusun, diperlukan pedoman yang

mengatur mekanisme dan tata cara penyusunan SOP dimaksud;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf

a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Badan Usaha

Milik Negara tentang Pedoman Penyusunan SOP Kementerian Badan

Usaha Milik Negara;

: 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297);

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan

Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada

Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM)

dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) Kepada Menteri Negara Badan

Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4305);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

(2)

MEWL:RI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2-

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011; 6. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi;

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tata Laksana;

10. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING

PROCEDURE KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK

NEGARA.

Pasal 1

Pedoman Penyusunan SOP di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut sebagai Pedoman Penyusunan SOP ditetapkan sebagaimana dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara ini.

Pasal 2

Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara wajib menyusun SOP untuk setiap aktivitas kerja di lingkungan unit kerjanya sesuai tugas dan fungsi masing-masing dengan berpedoman pada Pedoman Penyusunan SOP ini.

Penyusunan SOP untuk aktivitas yang dilaksanakan oleh lebih dan satu Unit Eselon I dilakukan secara bersama-sama dengan dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

SOP bersifat dinamis dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kebijakan teknis di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

(3)

Salinan sesuai dengan aslinya o Hukum,

1010 199603 1001

ME NTER 13ADAN US.1II.1 MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 3 - Pasal 3

(1) Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyusunan maupun implementasi SOP di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

(2) Hasil monitoring dan evaluasi implementasi SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan sebagai salah satu dasar untuk perbaikan maupun pengembangan SOP di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

Pasal 4

Perubahan terhadap pedoman ini ditetapkan oleh Sekretaris Kementerian BUMN.

Pasal 5 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 26 November 2012

MENTERI

BADAN USAHA MILIK NEGARA

ttd.

(4)

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN LAMPIRAN

PEFtATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : PER -18 AMU/2012

TENTANG

(5)

BADAN VS./kit\ MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB I

PENDAHULUAN

A. UMUM

Reformasi birokrasi merupakan salah satu elemen penting bagi Kementerian BUMN untuk

mewujudkan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik . Salah satu kegiatan yang hares

dilakukan dalam kerangka reformasi birokrasi adalah penataan tata laksana

(business process)

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi,

Peraturan Menteri Negara PAN Nomor PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman

Penyusunan

Standar Operating Prosedur

(SOP) Administrasi Pemerintahan, Peraturan

Menteri Negara PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi,

dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tata Laksana.

Penataan tata laksana dalam bentuk penyusunan dan penetapan

Standard Operating Procedure

(SOP) sangat penting untuk dilaksanakan agar tercipta ketertiban dan kelancaran

kerja serta kepastian layanan terhadap BUMN. Untuk menjamin adanya kesamaan pengertian

dan keseragaman dalam penyusunan SOP maka perlu dibuat pedoman umum penyusunan

SOP di lingkungan Kementerian BUMN.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Pedoman ini disusun dengan maksud sebagai acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan

Kementerian BUMN dalam menyusun SOP.

2. Tujuan

Pedoman ini disusun dengan tujuan menciptakan kelancaran pelaksanaan tugas di

lingkungan Kementerian BUMN.

Selain tujuan sebagaimana dimaksud di atas, Pedoman juga mempunyai sasaran, yaitu:

a. Tercapainya kepastian dan keseragaman dalam proses penyusunan SOP.

(6)

MENTERI BADAN USAHA MILIK IN/Ili RA REPUBLIK INDONESIA

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pedoman ini meliputi:

1. Tipe, format dan kategori SOP, prosedur penyusunan SOP, serta perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat SOP.

2. Prosedur pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsi yang dilakukan oleh pegawai Kementerian BUMN, atau pemberian layanan baik pelayanan internal Kementerian BUMN maupun pelayanan eksternal kepada masyarakat, BUMN, maupun instansi pemerintah lainnya.

D. PENGERTIAN

1. Prosedur Kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lainnya, sehingga menunjukkan adanya urutan tahapan secara jelas dan pasti, serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu bidang tugas pokok dan fungsi.

2. Pegawai Kementerian BUMN adalah orang yang bekerja dalam pekerjaan administrasi dan non administrasi, struktural, fungsional di lingkungan Kementerian BUMN.

3. Pelayanan Internal adalah berbagai jenis pelayanan yang dilakukan unit-unit pendukung (sekretariat) kepada seluruh unit-unit atau pegawai yang berada di lingkungan internal organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Pelayanan Eksternal adalah berbagai jenis pelayanan yang dilaksanakan unit kerja yang Iangsung ditujukan kepada BUMN, instansi pemerintah lain atau kepada masyarakat umum sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Simbol-simbol merupakan suatu gambar yang menjelaskan suatu proses tertentu dalam SOP.

6. Produk adalah semua jenis pelayanan yang dihasilkan/dikerjakan oleh suatu unit kerja baik yang berupa barang maupun jasa.

7. Standard Operating Procedure yang selanjutnya disebut SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. 8. Mutu Baku adalah standar-standar mutu yang dilihat dan sisi produk yang dihasilkan,

waktu penyelesaian, dan kelengkapan atau persyaratan.

E. DASAR

(7)

MENTERI BADAN USILIA MILIK N1 GARA REPUBLIK INDONESIA

2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

Negara.

3. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;

5. Peraturan Menteri Negara PAN Nomor PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman

Penyusunan

Standar Operating Prosedur

(SOP) Administrasi Pemerintahan;

6. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map

Reformasi Birokrasi;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tata Laksana;

(8)

MENTERI E3ADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II

TIPE, FORMAT DAN KATEGORI SOP

A. TIPE SOP

SOP dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu SOP teknis dan SOP administratif. SOP teknis digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang cenderung sangat bersifat teknis dan repetitif, sedangkan SOP administratif digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya administratif. Secara lebih rinci perbedaan antara SOP teknis dan SOP administratif adalah sebagai berikut:

1. SOP Teknis

SOP teknis disusun untuk kegiatan yang terkait dengan pembinaan BUMN, misalnya: SOP tentang Persetujuan Usulan Penghapusbukuan Aktiva Tetap BUMN, SOP Pengesahan RKAP BUMN, dan SOP Pengesahan Laporan Tahunan BUMN.

2. SOP Administratif

SOP Administratif disusun untuk kegiatan penyelenggaraan administrasi birokrasi yang menjadi kewajiban Kementerian BUMN sebagai instansi pemerintah misalnya: SOP tentang Pengelolaan Kepegawaian.

B. FORMAT SOP

Format SOP yang digunakan di lingkungan Kementerian BUMN adalah format diagram alir (flowchart). Contoh format SOP Kementerian BUMN adalah sebagaimana Lampiran 1.

C. KATEGORI SOP

SOP di Kementerian BUMN dikelompokkan menjadi 12 Kategori, yaitu: Kategori I : SOP Kegiatan Utama RUPS

Kategori II : SOP Perencanaan dan Penganggaran Kategori III : SOP Pengelolaan Keuangan

Kategori IV : SOP Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kategori V : SOP Hukum

Kategori VI : SOP Administrasi Perkantoran

Kategori VII : SOP Pengelolaan Barang Milik Negara dan Inventaris Kantor Kategori VIII : SOP Kehumasan

Kategori IX : SOP Pengelolaan Arsip, Dokumen dan Perpustakaan Kategori X : SOP Keprotokolan

Kategori XI : SOP Pengelolaan PKBL BUMN Kategori XII : SOP Pengelolaan Teknologi Informasi

Kategori tersebut dapat bertambah seiring dengan perkembangan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian BUMN.

(9)

WATER( BADAN USAHA MILIK NEG./1RA REPUBLIK INDONESIA

BAB III

PROSEDUR PENYUSUNAN SOP

A. ASAS-ASAS PENYUSUNAN SOP

1. Asas Pembakuan

SOP disusun berdasarkan tata cara dan bentuk yang telah dibakukan sehingga dapat menjadi acuan yang baik dalam melaksanakan suatu tugas.

2. Asas Pertanggungjawaban

SOP dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi isi, bentuk, prosedur, standar yang ditetapkan maupun keabsahannya.

3. Asas Kepastian

Adanya hak dan kewajiban yang jelas antara aparatur negara selaku pemberi layanan dan masyarakat sebagai penerima layanan sehingga masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab.

4. Asas Keterkaitan

Bahwa dalam pelaksanaannya SOP senantiasa terkait dengan kegiatan administrasi umum lainnya baik secara langsung ataupun tidak langsung.

5. Asas Kecepatan dan Kelancaran

Sebagai pendukung dalam melaksanakan tugas maka SOP dapat digunakan untuk menjamin terselesaikannya suatu tugas pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, tepat sasaran, menjamin kemudahan dan kelancaran secara prosedural. 6. Asas Keamanan

SOP hams dapat menjamin kepentingan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sehingga dapat tercipta kenyamanan dalam pelaksanaan tugas.

7. Asas Keterbukaan

SOP dapat menciptakan transparansi dalam pelaksanaan tugas sehingga tidak akan muncul kecurigaan baik dari aparatur sebagai pemberi layanan maupun masyarakat sebagai penerima layanan.

B. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN

1. Kemudahan

SOP hams dibuat secara jelas, sederhana dan tidak berbelit-belit sehingga mudah dimengerti dan diterapkan.

2. Kej elasan

(10)

MENTERI BADAN USAHA MILK NE(ARA REPUBLIK INDONESIA

3. Keterukuran

SOP dapat memberikan pedoman yang terukur baik mengenai norma waktu, hasil kerja yang tepat dan akurat, maupun rincian biaya pelayanan dan tats cara pembayaran bila diperlukan adanya pembayaran.

4. Fleksibilitas

SOP hams mudah dirumuskan dan selalu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan kebijakan yang berlaku.

C. PROSEDUR PENYUSUNAN SOP 1. Penyusunan SOP Baru

a. Dengan mengacu kepada tugas dan fungsi serta memperhatikan aktivitas yang dilaksanakan, Pimpinan Unit Eselon I menyampaikan usulan penetapan SOP kepada Sekretaris Kementerian.

Kelengkapan berkas usulan terdiri dari:

1) Nota Permohonan (Format sebagaimana Lampiran 2) 2) Konsep SOP

b. Selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah usulan diterima, Sekretaris Kementerian harus sudah menugaskan Pimpinan Unit Eselon II yang membidangi urusan ketatalaksanaan untuk melakukan kajian.

c. Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah usulan diterima dengan lengkap dan benar, Sekretaris Kementerian hams sudah menyampaikan rancangan SOP final kepada pimpinan unit kerja yang mengusulkan untuk dilakukan pengesahan.

d. Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah menerima rancangan SOP final, pimpinan unit kerja hams sudah mengesahkan dan menyampaikan kembali kepada Pimpinan Unit Eselon II yang membidangi urusan ketatalaksanaan untuk diusulkan penetapan kepada Menteri.

e. Selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja setelah menerima SOP yang telah disahkan, Unit Eselon II yang membidangi urusan ketatalaksanaan harus sudah mengusulkan penetapan kepada Menteri melalui Sekretaris Kementerian BUMN.

f. Menteri BUMN menetapkan SOP selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah usulan penetapan SOP diterima dari Sekretaris Kementerian BUMN.

Diagram alir prosedur penetapan SOP bare sebagaimana Bagan 1. 2. Perubahan SOP

a. Pimpinan Unit Eselon I menyampaikan usulan penetapan perubahan SOP kepada Sekretaris Kementerian. Kelengkapan berkas usulan terdiri dari:

1) Nota Permohonan (Format sebagaimana Lampiran 2) 2) Kajian Perubahan (Format sebagaimana Lampiran 3) 3) Berkas SOP yang berlaku

(11)

MENTERI RADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

b. Selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah usulan diterima, Sekretaris Kementerian harus sudah menugaskan Pimpinan Unit Eselon II yang membidangi urusan ketatalaksanaan untuk melakukan kajian.

c. Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah usulan diterima dengan lengkap dan benar, Sekretaris Kementerian hams sudah menyampaikan rancangan SOP final kepada pimpinan unit kerja yang mengusulkan untuk dilakukan pengesahan.

d. Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah menerima rancangan SOP final, pimpinan unit kerja hams sudah mengesahkan dan menyampaikan kembali kepada Sekretaris Kementerian untuk ditetapkan.

e. Sekretaris Kementerian BUMN menetapkan perubahan SOP selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah menerima SOP yang sudah disahkan oleh Eselon I pengusul. Diagram alir prosedur penetapan perubahan SOP sebagaimana

Bagan 2.

3. Pencabutan SOP

a. Unit Eselon I menyampaikan usulan pencabutan SOP kepada Sekretaris Kementerian. Kelengkapan berkas usulan terdiri dari:

1) Nota Permohonan (Format sebagaimana Lampiran 2) 2) Kajian Pencabutan (Format sebagaimana Lampiran 3) 3) Berkas SOP yang berlaku

b. Selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah usulan diterima, Sekretaris Kementerian hams sudah menugaskan Unit Eselon

II

yang membidangi urusan ketatalaksanaan untuk melakukan kajian.

c. Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah usulan diterima dengan lengkap dan benar, Unit Eselon II yang membidangi urusan ketatalaksanaan menyampaikan Nota Dinas usulan pencabutan SOP kepada Sekretaris Kementerian BUMN dengan dilengkapi berkas usulan pencabutan SOP yang terdiri dari:

a. Kajian Pencabutan (Format sebagaimana Lampiran 3) b. Berkas SOP yang berlaku

d. Sekretaris Kementerian BUMN menetapkan pencabutan SOP selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah usulan pencabutan SOP diterima dari Pimpinan Unit Eselon

II

yang membidangi urusan ketatalaksanaan.
(12)

Salinan sesuai dengan aslinya iro Hukum,

010 199603 1001

MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PENUTUP

Pedoman penyusunan SOP ini agar dijadikan acuan dalam penyusunan SOP di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 26 November 2012

MENTERI

BADAN USAHA MILIK NEGARA ttd.

DAHLAN ISKAN

(13)

ra

MENTER BADAN USAIIA MILIK NEGARA RE:1)11131.1K INDONESIA

Lampiran 1. Format SOP Lembar Pertama

Nomor : (1) Tanggal : (1)

Revisi Ke : (2) Tanggal : (2)

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

PENETAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (3)

DASAR HUKUM: (4)

DESKRIPSI: (5)

PERSYARATAN: (6)

NORMA WAKTU: (7)

OUTPUT: (8)

Disahkan oleh:

(9)

Nama NIP

Petunjuk Pengisian:

(1) Nomor dan tanggal SOP, diisi oleh unit eselon II yang membidangi masalah ketatalaksanaan

(2) Revisi berapa yang telah dilakukan dan tanggal pengesahan revisinya, diisi oleh unit eselon II yang membidangi masalah ketatalaksanaan

(3) Nama SOP

(4) Dasar hukum dari aktivitas yang dilaksanakan

(5) Penjelasan singkat mengenai proses bisnis SOP dan hal-hal lain yang diperlukan (6) Persyaratan yang diperlukan terkait dengan aktivitas yang diatur

(7) Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas, dapat diperhitungkan secara keseluruhan atau dibagi/dikelompokkan berdasarkan tahapan kegiatan

(8) Diisi output (keluaran) yang akan dihasilkan dari langkah-langkah yang ada, apakah berupa surat, dll. (9) Diisi nama jabatan, nama pejabat dan NIP pejabat eselon I yang mengesahkan SOP

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 26 November 2012

Hukum, MENTERI

BADAN USAHA MILIK NEGARA ttd.

9 Salinan sesuai dengan aslinya

(14)

O

ti

0

0

z

Tanggal Ditetapkan

M u tu Ba ku

Ou tp u t I

SK

Pene tap an POS Wa ktu

3 har i Ke leng kap an

• No ta Permo hon an

• Konsep POS

,

rtS

t/1

Un it Es. IV Ta ta

La ksa na

Un it Es. III

Ta ta

La ksana

Un it Es. II

Ta ta

La ksa na

Sesm en

ICI M en te r i

it

--,

Z

o

00

C

Ct.

A kt iv ita s / K eg ia tan

eng aju ka n sura tusu lan ne tap an p rose dur

,eras io na I s tan dar

OS) kep a da Un it Ese lon

y ang me m bidang i usan ke ta ta la ksa naan.

; t

n

.'

Mene tap ka n SK M en ter i ten tang Pene tap a n POS

0

a

Z

..

N

Lampiran 1. Format SOP Lembar Kedua dan seterusnya

0

4

Z Z

(15)

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

NOTA DIVAS

NOMOR ND- /

Yth. : Eselon II yang membidangi urusan

ketatalaksanaan Dari

Sifat Lampiran Hal Tanggal

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BUMN Pasal [....], Deputi/Asisten Deputi/Biro [....] memiliki tugas/fungsi*) [...]. Salah satu aktivitas yang terkait dengan pelaksanaan tugas/fungsi *)

tersebut adalah

Untuk memberikan pedoman yang jelas bagi seluruh pegawai di lingkungan Deputi/Asisten

Deputi/Biro [...], mohon dapat diusulkan penetapan Standard Operating Procedure (SOP) terkait

dengan aktivitas dimaksud.

Terkait dengan hal tersebut, terlampir kami sampaikan konsep SOP dimaksud guna diusulkan

penetapannya.

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Deputi/Asisten Deputi/Kepala Biro

Nama NIP

DAHLAN ISKAN

11

Salinan sesuai dengan aslinya

MEN FERI HADAN USAHA MILIK NEGARA RFPU431 1K. INDONFS1

Lampiran 2. Format Nota Permohonan Penetapan/Perubahan/Pencabutan SOP

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 26 November 2012

MENTERI

(16)

DAHLAN ISKAN

12

1010 199603 1001

BADAN USAIJA %11.1K NEGARA RETEIBLIK INDONFSIA

Lampiran 3. Format Kajian Perubahan/Pencabutan SOP

KAMAN PERUBAHAN/PENCABUTAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

TENTANG

A. Dasar Hukum Pelaksanaan Kegiatan

Berisi penjelasan mengenai peraturan yang mendasari aktivitas/kegiatan di Kementerian BUMN yang distandarkan untuk mengetahui bahwa proses yang akan distandarkan memiliki landasan hukum yang jelas.

1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal [Penjelasan tentang pasal tersebut]

2. Dst

[Penjelasan]

B. Latar Belakang Perubahan/Pencabutan SOP

SOP tentang perlu dilakukan perubahan/pencabutan karena hal-hal sebagai berikut:

1

Penjelasan 2. Dst

Penjelasan

C. Usulan Perubahan/Pencabutan SOP

No

SOP Saat ini

Usul Perubahan/

Pencabutan SOP

Keterangan

1

Dst

Pimpinan Unit Kerja,

Nama NIP

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 26 November 2012 MENTERI

BADAN USAHA MILIK NEGARA

(17)

MENTER113ADAN US AIR MILIK NEGARA REPUBI !K INDONFSI

Lampiran 4. Simbol-simbol yang digunakan dalam penyusunan SOP

Simbol Nama Keterangan

Simbol Input/Output

Dokumen tunggal Simbol dokumen yang dapat disiapkan dengan tulisan tangan atau komputer yang jumlahnya hanya satu

.._...---

, Dokumen rangkap Simbol dokumen yang dapat disiapkan dengan

tulisan tangan atau komputer yang jumlahnya lebih dari satu

_.

r7 Proses input atau output data atau dokumen

Menggambarkan proses input atau output yang dapat juga dipakai

0

Display/tampilan Menggambarkan an display atau ta tampilan informasi berupa output online, seperti terminal, monitor, atau layar

Proses input secara manual Menggambarkan proses input secara manual yang dapat dilakukan melalui peralatan on-line seperti terminal atau personal computer

=_. Terminal atau Personal

Komputer

Menggambarkan suatu tampilan on-line yang an digunakan secara bersama untuk mewakili terminal dan personal komputer.

Simbol Proses/Kegiatan

Proses elektronis Kegiatan pemrosesan secara elektronis misalnya dengan menggunakan perangkat komputer; biasanya menghasilkan perubahan atas data atau informasi (print-out)

\

---7 Proses manual Kegiatan pemrosesan secara manual. Misalnya
(18)

MENTERI I3ADAN USAHA MILK N GARA

R ;lit ttin("INTi

Simbol Penyimpanan

Co Database atau data storage

berupa media penyimpanan akses langsung (Direct Access Storage)

Biasanya data disimpan dalam media penyimpan dengan akses langsung tidak berurutan seperti disket, flash disk dll

fi

Data base berupa berupa disk magnetis atau data storage

(Magnetic Disk)

Biasanya data disimpan secara permanen di dalam disk magnetis, dipergunakan untuk file

utamalmaster file dan database

Ca

Data base atau data storage

berupa penyimpan data secara on-line.

Biasanya data disimpan didalam file on-line

temporer melalui media yang dapat diakses secara langsung, seperti disk

atau dokumen

Proses penyimpanan data Menggambarkan proses penyimpanan data atau dokumen secara manual. Huruf yang ditulis dalam simbol menunjukkan urutan pengaturan file secara N=numeris, A=alfabetis, D=date (tanggal).

V

Simbol Lain-Lain

(----) Proses awal dan akhir kegiatan (Terminator START dan END)

Titik awal, akhir, atau pemberhentian dalam suatu proses atau program; juga dipergunakan untuk menunjukan adanya pihak ekstemal. <0> Proses pengambilan

keputusan (Decision)

Proses pengambilan keputusan; dipergunakan dalam sebuah bagan alir untuk memperlihatkan adanya 2 altematif. Simbol berisi pertanyaan keputusan dengan jawaban ya atau tidak.

0

Konektor dalam satu halaman (On Page Connector)

Menghubungkan arus pemrosesan di satu an halaman yang sama. Penggunaan konektor ini akan menghindari garis-garis yang saling silang di satu halaman. Dua simbol yang berhubungan berisi angka yang sama

0

Konektor dengan halaman yang lain (Off Page Connector)

Suatu penanda masuk dari, atau keluar ke, halaman lain. Dua simbol yang berhubungan berisi angka yang sama

A

Pengambilan data atau dokumen secara manual

(Extract atau Unfiling)

(19)

Salinan sesuai dengan aslinya

NI

1010 199603 1001

MENTERI BADAN USAIJA \MIK NE(iARA RFP!!Fillf< I\DONFSI

D

Proses menunggu

(delay)

yang berakibat mengubah data atau dokumen,

Proses menunggu keputusan / proses aktifitas

biasanya berhubungan dengan pihak lain

______0.

Alir dokumen atau proses

Arah pemrosesan atau arus dokumen; arus yang

normal mengarah ke bawah dan mengarah ke

kanan

*

Alir data atau informasi

Arah arus data/informasi;sering dipergunakan

untuk memperlihatkan data yang dikopi dari satu

dokumen ke dokumen lainnya

Catatan:

1. Simbolflow chart

ini merupakan simbol yang umum digunakan untuk menggambarkan proses

bisnis kegiatan

2. Penggunaan simbol ini pada alur bisnis flow chart dapat disertai dengan keterangan yang ditulis di dalamnya namun ringkas, semata-mata untuk memudahkan dalam memahami setiap tahap kegiatan. 3. Aktivitas lain yang simbolnya belum tercantum pada tabel di atas dapat menggunakan simbol yang

berlaku umum.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 26 November 2012

MENTERI

BADAN USAHA MILIK NEGARA ttd.

(20)

= ...Y f 0 I:0 0 7 O. 0 0 , m X ... r X ..4 ,0 X X ... 0 0 0 gl ... QC 0 0 t C'. 00 0 Vn X ,,,, 0 4., 1 ... 5 0 t., 0 z 0. • , 0 ..,

Un it Es. IV

Ta ta La ksana

a

n

Un it Es. III

Ta ta

La ksana

---.-10.

Un it Es. II

Ta ta La ksana

10

Sesm en Un it Es. 1

( Peng usu l)

41

Akt iv itas / Keg ia tan

M eng aju kan Su ra t usu lan p ene tap an s tan dar op era t ing p rocedure ( SO P) kep a da Un it Ese lo n II y ang mem bidang i urusan

ke ta ta la ksanaan.

M ener im a, memer iksa dan men disp os is i kan usu lan p e ne tap an SOP kep a da Peja ba t Ese lon II y ang m em bida ng iurusan

ke ta ta la ksa naan

M ene r im a dan

men disp os is ikan usu lan p ene tap an SOP kep a da Peja ba t Ese lon HI di bawa hny a y ang mem bidang i ke ta ta la ksanaan

M ener ima dan menug as kan Peja ba

t Ese lon I V di bawa hny a y ang mem bidang i ke ta ta la ksanaan un tu k mem er iksa ke leng kap an ber kas usu lan dan fo rma t SO P y ang diusu lkan

M eme r iksa ber kas usu lan p ene tap an SOP:

a.

Ap a bi la su da h sesua i deng an Perm en ten tang Pe doman SOP, ma ka di la ku kan p em ba hasan deng an un it kerja p eng usu l, Biro H u kum dan un it kerja

la in ny a y ang ter ka it;

b.

Ap a bi la be lum sesua i, dikem ba likan kep a da un it p eng usu l un tu k di la ku kan p er ba ikan sep er luny a.

0

Z

.

ff.,

7

Bagan 1. Diagram Alir Prosedur Penetapan SOP Baru

(21)

M u tu Ba ku

I

Ou tp u t

Konsep Un dang an

Risa la h rap a t W a ktu

... .... .0 ref 4 4 .0

Ke leng kap a n

,-.

.tl

a+

LI)

..."'.

Un it Es. IV

Ta ta

La ksa na

—0,

Un it Es. III

Ta ta La ksana

—+

N. ,... /..' — 0

Un it Es. II

Ta ta La ksana

—0,

Sesm en Un it

Ese lon I ( Peng usu l)

—0,

Akt iv itas / Keg ia tan

M e nug aska n s ta f un tu k meny iap kan un dang an kep a da un it kerja p eng usu l, un it ese lo n

II y ang mem bidang i urusan

hu kum, dan un it Ia inny a y ang te r ka it un tu k me la ku kan p em ba hasan konsep SO P

M eny usun konsep un dang a n dan meny amp a i kan kep a da

ese lo n IV

M emer i ksa da n mema ra f

ko nsep un da ng an dan

meny amp a ikan kep a da es e lo n

III

M em e r iksa d an memara f

konsep un dang an da n meny a mp a i kan kep a da e se lon

Ilun tu k dite tap kan

M ena n da tang an i konsep un da ng an

M en d is tr ib u s i kan un dang an dan mem p ers iap kan ba ha n

-ba han y ang dip e r lu kan un tu k

p em ba hasan ko nsep SOP

Pem ba hasa n kon sep SO P deng an un it ke rj a p eng usu l, un it ese lon II y ang mem bi dang i urusan hu kum dan un it kerja

la inny a y ang ter ka it.

M enug askan ese lon IV un tu k me la ku kan p eny esua ian ter ha dap konsep SOP sesua i de ng an has i l p em ba hasa n dan

m eny u sun konsep No to Dinas p e ny am p a in konsep SOP fina l

kep a da Peng usu lun tu k in en dap a t kan p eng esa han Z o

v) n co cc ■ o - — rc

(22)

ro 0.1 O `0' 0 o 2 Z 0 0 O •

M u tu Ba ku

.- N$-, ... 1, 4 . 0 .- .- N k- --- ml ..g -. r0

Un it Es. IV Ta ta La ksana

--0,

Un it Es. III

Ta ta La ksana Un it Es. II

Ta ta La ksana 0 E v v, Un it Ese lon I (Peng usu l) A kt iv ita s / K eg ia tan

Me la ku ka n fina lisas i konsep

SOP dan menug as kan s ta f

un tu k meny u sun konsep No ta Dinas

Meny usun konsep No ta D Inas

p eny amp a ian konsep SOP fina l kep a dap imp inan un it kerja p eng usu lun tu k disa hkan

Memer i ksa dan mema ra f konsep No ta Dinas

p eny amp a ia n konsep SOP fina l

dan meny amp a i kan kep a da

ese lon III

M emer iksa dan memara f

konsep No ta Dinas

p eny amp a ian konsep S OP fina l

dan meny amp a i kan kep a da

ese lon II un tu k dite tap kan

Menan da tang an i konsep No ta Dinas dan meny amp a ikan

kep a da un it ese lon II p eng usu l

Meng esa hkan konsep SOP dan

meny amp a ikan kern ba li kep a da

p imp inan un it ese lon II y ang

mem bidang iurusan

ke ta ta la ksanaan M enug askan ese lon III di

bawa hny a un tu k meny usun

konsep No ta Dinasese lon II

kep a da Se kre tar is Kemen ter ian BU MN dan ND Se kre ta r is

Kemen ter ian BUM N kep a da

M en ter i Neg ara BUM N

me ng ena iusu l p ene tap a n SOP

(23)

M u tu Ba ku

Ou tp u t

a. 0 tr, 0 a. 0 v) 0

Konsep ND Konsep SK

Konsep ND Konsep SK

Konsep ND Konsep SK

Konsep ND Konsep SK

ND Konsep SK

SK Pene tap an

SO P I Wa ktu

r.

.4

1/2 ha r i

.4 ro .4 ..• .,,, ..4 ..--g .0 - N r ....,

Ke le ng kap an

,..

to

Un it Es. IV

Ta ta

La ksana

~~

P.

Un it Es. III

Ta ta

La ksana

1

0

Un it Es. II

Ta ta La ks ana

Ile.

c.,

E

,...,

~~

M en ter i A kt iv itas / Keg ia tan

M enug askan e se lo n IV di bawa hny a u n tu k meny usun konsep No ta Dinas ese lon Il kep a da Se kre tar is Kern en ter ian BUM N da n ND Se kre tar is Kemen te r ia n BUM N kep a da

M en ter i N eg a ra BUM N

me ng ena iusu l p ene tap an SOP

M en ug as kan s ta f u n tu k me ny usun konsep No ta Dinas dan SK M en ter ite n tang Pene tap an SO P

M eny usun konsep No ta Dinas dan SK M e n te r iten tang Pene tap a n SO P dan

meny amp a i kan kep a da ese lo n

I V

M eme r iksa dan memara f

ko nsep No ta Dinas dan SK

M en ter iten tang Pene tap a n

SO P

M e mer iksa dan memara f

konsep No ta Dinas dan SK M en te r i te n tang Pene tap an

SO P

M em er iksa dan

menan da tang an i ND kep a da

Se kre tar is Kemen te r ian BU M N

dan memara fkonsep ND

Se kre tar is Kern en te r ian BUM N

kep a da M en ter i.

M em e r iksa dan

menan da tang an iND p eny amp a ian S K Pe ne tap an SOP kep a da M en ter i

M e ne tap kan SK M en ter i ten tang Pene tap an SOP

(24)

M u tu Ba ku

I

Ou tp u t

I W a ktu

ro

4

rd

.4

...c

Ke leng kap an

• No ta

Permo honan

• Konsep SOP

,.,..

ra

4..•

ce)

Un it Es. IV

Ta ta

La ksana

.

<

Un it Es. III

Ta ta La ksana

er

Un it Es. II

Ta ta La ksana

110

'

Ses m en

-4,

Un it Es. 1 ( Pengusu l)

4

Aktiv itas / Keg ia tan

Meng a ju kan su ra t usu lan

p ene tap an p eru ba han SOP kep a da

U n it Ese lon II y ang me m bidang i urusan ke ta ta la ksanaan.

M ener ima, memer iksa dan men disp os is ikan usu lan p ene tap an p eru ba ha n SOP kep a da Peja ba t Ese lon II y ang mem bidang i urusan

ke ta ta la ksanaan

M ener ima dan

men disp o sis ikan usu lan p ene tap an

p eru ba han SOP kep a da Peja ba t

Ese lon III di bawa hny a y ang mem bidang i ke ta ta la ksanaan

M ener ima dan menug askan Peja ba

t Ese lon IV di bawa hny a y ang

mem bidangi ke ta ta la ksanaan un tu k meme r iksa ke lengkap an

ber kas usu lan dan meng kaj i la tar

be la kangp eru ba han SOP

M emer iksa ber kasusu la n

p ene tap an SOP:

a.

Ap a bi la su da h s esua i

dengan Perm en ten tang Pe doman SOP, ma ka dila ku kan p em ba hasan de ng a n un it ker ja p engusu l, Biro H u kum dan un it kerja

la inny a y ang ter ka it;

b.

Ap a bila be lum sesua i,

dikem ba likan kep a da un it p eng usu l un tu k dila ku kan p er ba ikan sep er luny a.

0

Z

-

N

M

I

.

(25)

M u tu Ba ku a a a O C ra on ad a . re a 'a o a Y O ` •• re m y a r=4 ,

I

W a ktu

N , Pe -- 10 N ,. ---. r11 ,.. N ,-• --.. '0 ne X S X ...

Ke leng kap an

<.,.

ra

Vt.'

'---

Un it Es. I V

Ta ta

La ksana

Un it Es. III Ta ta

La ksana

Un it Es. II

Ta ta

La ksana

...

Sesm e n Un it Es. I

( Peng usu l)

_.„

_

Akt iv itas / Keg ia tan

.

M enug as kan s ta f un tu k meny iap kan un dang an kep a da un it kerja p eng usu l, un it ese lon

II y ang mem bi dang i urusan

hu kum, dan un it la inny a y ang ter ka it u n tu k me la ku kan p em ba hasan konsep p e ru ba han

SO P

N.

M eny usun konsep un dang a n dan meny amp a ikan kep a da ese lon IV

,

M emer i ks a dan memara fkonsep un dang an dan meny amp a ikan kep a da ese lon III

00

M emer iksa dan memara fkonsep

undang an dan meny amp a ikan

kep a da ese lo n Hun tu k d ite tap ka n

0,

M enan da tang an i konsep un dang an

0

M e n dis tr ibus i kan un dang an dan

rnemp e rs iap kan ba han-ba han y ang dip er lu kan un tu k

p em ba hasan konsep p eru ba han

SO P

Pem ba hasan konsep p eru ba han

SOP deng a n un it kerja p eng usu l,

un it ese lon II y ang mem bi dang i ur usan hu kum dan un it kerja

la inny a y ang te r ka it.

Z

(26)

M u tu Ba ku

Ou tp u t

Konsep Un dang an Wa ktu .— -.... 19 -4 L X .— .= .... -- al ""' = ..0 L ..,g ... .0

Ke leng kap an

• No ta

Pe rm o honan

• Konsep SOP

4...

C/1

Un it Es. I V

Ta ta

La ksana

--r"

Un it Es. III

Ta ta

La ksa na

Un it Es. II

Ta ta La ksana

Sesm e n

U n it Es. I

( Peng usu l)

___

~~

-....,,

A kt iv itas / K eg ia ta n

M e la ku ka n fina lisas i kon sep p eru ba han SOP dan

menu g a s ka n s ta fun tu k meny usu n konsep No ta Dinas

M eny usu n konsep No ta Dinas

p eny amp a ian ko nsep p eru ba han

SOP fina l kep a da p imp inan un it

kerja p e ng usu lu n tu k disa hkan

M emer iksa dan memara fkonsep N o ta Dinas p eny amp a ian ko nsep

p eru ba han SOP fina ldan

meny amp a ikan kep a da es e lon Ill

M e mer i ksa dan memara fkonsep No ta Dinasp eny amp a ian konsep

SO P fina l dan meny amp a i kan

kep a da ese lo n II

M emer iksa dan memara fkonsep No ta Dinas dan meny amp a i kan kep a da Se kr e tar is Kemen ter ian un tu k d ite tap ka n

M ene tap kan No ta Dinas dan

me ny amp a ika n konsep SO P fina l

kep a da Es. l p eng usu l

M eng esa hkan p eru ba han SO P dan m eny amp a i kan kern ba li kep a da p imp inan un it ese lon II y ang mem bidang i urusan ke ta ta la ksa na an

M enug askan ese lo n III di bawa hny a u n tu k meny usun konsep No ta Dinas kep a da Se kre ta r is Kemen ter ian BUM N meng ena iusu l p ene tap an

p eru ba han SOP

.

z

.

,t
(27)

M u tu Ba ku

Ou tp u t

D is SO Pis i

D is SO Pis i

Konsep ND Konsep SK

Konsep ND Konsep SK

Konsep ND Konsep SK

ND

Konsep SK

SK Pene tap an Peru ba han

SO P

W a ktu

ru .O .1. rd .-o :g N t har i p ..= :g ..c - ,c1 .c ^n

Ke leng kap an

,...

2

U,

a

Un it Es. IV

Ta ta La ksana

II,

Un it Es. III

Ta ta La ksana Un it Es. II

Ta ta

La ksana Ses m en

Un it Es. I

( Peng u su l) A kt iv itas / Keg ia tan

Menug as ka n ese lon IV di bawa hny a un tu k meny usu n konsep No ta Dinas kep a da

Se kre tar is Kemen ter ian BUM N

meng ena iusu lp ene tap an p eru ba han SOP

Me nug as kan s ta fun tu k meny u sun konsep No ta Dinas da n SK Se kre tar is Kemen ter ian BU MN ten tang p ene tap an p eru ba han SOP

M eny usun konsep No ta Dinas

dan SK Se kre tar is Kemen ter ian

BUMN ten tang p ene tap an

Peru ba han SOP dan

meny am p a i kan kep a da ese lon IV

M emer i ksa dan memara f konsep No ta Dinas da n SK

M en ter iten tang Pe ne tap an

SOP

M emer iksa dan memara f

ko nsep No ta Dinas dan SK M en ter iten tang Pene tap an

SOP

M emer iksa dan menan da tang an iND

p eny amp a ian usu Ian p e ne tap an p eru ba han SOP kep a da

Se kre tar is Keme n ter ian BUM N

Menan da tang an i SK Pene tap an Peru ba han SOP

(28)

tu tu Ba ku 1 ou tp u t I

1

Wa

ktu ra

..0 ra ..7 1 /2. har t ra .0 ra -7 ro ro C C 0 0 C 5 C Akt iv itas / Keg ia tan C 2 C

47 E

3 M

.0 g

C C

ro Tx

5c. c

c c "Oat .0 ra51) '- CO a. c

7 •—• CI

CA 4/ 7

2-1C'

c

ra

C 0. E

"0" E .0 c a. L?. c

ro C

to a a, c

-' O—

,..1'24

.c 2 E ra

E ro 0 C v -

g

C — ta.

E " c Z; 7,

2 W E 0.o .0

0

Diag

ram

A

lir Prose

dur

Penca

bu

tan

(29)

u tu Ba ku_

Ou tp u t

Konsep Un dang an

Konsep ND Konsep SK Wa ktu

.

,.: --- 4 '" -4

.

.4 .— m

.-. ...

RI

, ,

,...

4 .4

::C

,

ro

.

..4 ..4

Ke leng kap an

,..

.... r.n

—to

Un it Es. IV Ta ta

La ksana

111

Un it Es. III Ta ta La ksana

10

Un it Es. II Ta ta La ksana Sesm en

(

■ 1

C II

i.,.

1

. '''' j .

Da

.-...

A kt iv ita s / K eg ia tan

M eny usun konsep Un da ng an kep a da un it ke rja p e ng usu ldan

un it kerja la in y ang ter ka it un tu k

me la ku kan p em ba hasan ter ha dap usu lan p enca bu tan

S OP

M emer i ks a dan memara fko nsep Un dangan

M emer iksa dan memara fkonsep Un da ng an

M emer iksa dan menan da tanga n i Un dang an

M e n dis tr ibus ika n un dang an dan

me ng koor dinas ikan p e la ksanaan rap a t

M e la ku kan p em ba hasan usu l p enca bu ta n SOP

Me nug as kan s ta fun tu k meny u sun konsep No ta Dinas ten tang usu l p enca bu tan SOP dan kons ep SK Se kre ta r is Ke me n ter ian BUM N ten tang Penca bu ta n SOP

M eny usun konsep No ta Dinas ten tang usu lp e nc a bu ta n SOP

dan konsep SK Se kr e tar is

Kemen ter ian BU M N te n tang Penca bu tan SOP

(30)

Mu tu Ba ku Ou tp u t • Konsep ND • Konsep SK • Konsep ND • Konsep SK • ND • Konsep SK

SK Pen

ca

bu

tan

SOP

I Wa

ktu L. ea ..0 L, rt1 = L. ela ..0 . .. L. to .4 rn C n1 a. rtl .14 bit C A' 4/ ro aa ro ~~ a, t, C.

it ,„„

E z

E 0 -0 e

ro c 5

`4 ro

E 2 5

z

c to

'4 :I; -.4

Eyz

E

„, 0

c

ro cro

ro~ mc :75 it

Z t ro 2 L.:, E

z

Z 2 tn 7 0 c t E E U

E C.

it

a, rci -CS ;'• unt 2ZE.tal■ A kt iv itas

/K eg

ia tan z° ro LL cc to

ti 0

2 CA

Referensi

Dokumen terkait

(2) Apabila Kordinator BUMN Pembina sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a untuk tahun berjalan belum ditetapkan, maka yang berlaku adalah ketetapan Menteri tentang penetapan

Ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2012 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha

bahwa ketentuan-ketentuan mengenai tata kelola BUMN dan evaluasi pengelolaan BUMN yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara

(2) Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara ini, diberlakukan pula dalam hal pengguna barang dan jasa merupakan anak perusahaan BUMN yang sahamnya lebih dan 50% dan kurang dari

bahwa berdasarkan Pasal 12 Ayat (10) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 telah diatur bahwa mantan anggota Direksi

bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Perubahan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara BUMN tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemusnahan arsip keuangan dengan jangka waktu simpan 10 tahun afau lebih, ditetapkan oleh Menteri setelah memperoleh persetujuan Ketua Badan Pemeriksa euangan clan Kepala