• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU TPQ DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MEMBACA AL-QUR’AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN AL-MUBAROKAH Ds. BORO Kec.KEDUNGWARU Kab.TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA GURU TPQ DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MEMBACA AL-QUR’AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN AL-MUBAROKAH Ds. BORO Kec.KEDUNGWARU Kab.TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

68

A.Paparan Data

Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dikakukan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah peneliti lakukan di TPQ Al-Mubarokah Boro. Peneliti memfokuskan permasalahan pada upaya guru dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. Paparan data meliputi:

1. Bagaimana perencanaan guru TPQ dalam upaya meningkatkan

kualitas membaca AL-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah.

Dalam meningkatkan kualitas membaca AL-Qur’an, perencanaan guru TPQ sebelum melakukan pembelajaran sangat berperan penting didalamnya. Maka dari itu guru TPQ selaku pendidik harus menyiapkan rencana-rencana pembelajaran yang di persiapkan sejak awal agar proses pembelajaran bisa berjalan secara efektif.

(2)

“Sebelum berangkat ke TPQ, saya selalu membekali diri terlebih

dahulu dengan materi mbak. Materi yang akan saya sampaikan nanti harus saya pelajari dulu. Supaya anak dapat menerima dengan mudah materi yang saya sampaikan. Materinya bisa berupa materi pelajaran dari MH (Materi Hafalan) santri, pelajaran ilmu Tajwid, Tauhid, Aqidah Akhlaq dan Fiqih.”1

Pendapat diatas tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh

ibu Isa’ selaku pengajar jilid 3 mengatakan bahwa:

“Persiapan materi sangat penting. Seorang guru harus mendalami materi terlebih dahulu agar apa yang akan disampaikannya dikelas nanti berjalan lancar. Materi pembelajarannya meliputi pelajaran Tajwid, Tauhid, Aqidah Akhlaq, Fiqih dan bisa juga diambil dari dari MH (Materi Hafalan) santri. Materi-materi tersebut saya peroleh dari sumber buku maupun dari kitab yang telah tersedia disini.”2

Pendapat diatas juga disampaikan oleh Ibu Nia selaku pengajar jilid 2. Beliau mengatakan bahwa :

“untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang kodusif. Perlu

penyiapan materi yang matang. Saya memulai persiapannya dari rumah mbk. Materinya berupa pelajaran yang dapat menambah wawasan santri. Materinya pelajaran seperti tajwid, selain itu seperti Tauhid, Aqidah Akhlaq, dan Fiqih dan bisa juga berupa materi hafalan dari MH (Materi Hafalan) santri juga dipelajari namun materi – materi itu saya sampaikan pada materi tambahan.”3

Rencana yang dilakukan guru adalah persiapan materi terlebih dahulu. Persiapan materi dilakukan sebelum guru memasuki kelas, guna proses KBM dapat berjalan lancar. Lalu peneliti menanyakan lagi kepada Ibu Khatus tentang upaya meningkatkan kualitas memabaca Al-Qur’an selain mempersiapkan materi, beliau mengatakan sebagai berikut :

“untuk mendukung materi yang telah saya persiapan. Saya

melengkapi materi dengan penggunaan metode. Biasanya saya

menyiapkan metode Yanbu’a mbak. Metode Yanbu’a yaitu suatu

metode baca tulis dan menghafal Al-Qur’an untuk membacanya santri

1

WW.1.A.F1.16-5-2015 2

WW.1.C.F1.20-5-2015 3

(3)

tidak boleh mengeja namun membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar,benar dan didalanya terdapat beberapa cara seperti metode individual, klasikal dan drill.”4

Pendapat diatas tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Isa. Selaku pengajar jilid 3. Beliau mengatakan bahwa :

“persiapan selain menyiapkan materi, saya sekaligus menyiapkan metodenya. Metode yang digunakan adalah Yanbu’a. didalam metode

tersebut cara penyampaiannya menggunkan metode klasikal yaitu menyuruh santri untuk membaca secara bersama-sama, metode drill itu latihan melafalkan sesuai dengan mahroj serta hukum bacaan sebagai mana yang telah dicontohkan para ustadz/ustadzahnya sedangkan metode individual yaitu santri melakukan setoran membaca Al-Qur’an sendiri-sendiri dan secara bergantian.5

Lain halnya perencanaan yang dilakukan oleh Ibu Nia. Dalam perencanaan upaya meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. Beliau menambahkan bahwa :

“seperti yang dilakukan Ibu guru disini, saya menyiapkan segala kebutuhan mengajar baik materi dan metode dari rumah mbak. Namun sebelum mengajar yang perlu diperhatikan selain metode dan materi pembelajaran adalah mempersiapkan fisik dan mental guna meningkatkan semangat belajar santri dalam upaya meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an.”6

Perencanaan yang dipersiapkan selain materi dan metode sebelum pelajaran dimulai adalah fisik dan mental. Peneliti menanyakan kembali pada Ibu Nia. Kenapa persiapan fisik dan mental bagi pengajar dapat berpengaruh dalam peningkatan kualitas membaca para santri. Beliau mengatakan bahwa :

“Mempersiapkan fisik dan mental itu sangat perlu, karena pada saat

kita akan melaksanakan apa yang telah kita rencanakan harus

4 WW.1.A.F1.16-5-2015 5

WW.1.C.F1.20-5-2015 6

(4)

benar siap. Sehingga bisa dikatakan bahwa kesiapan fisik dan mental merupakan faktor utama kelancaran sebuah proses pembelajaran.”7 Hal yang sama tentang persiapan fisik dan mental juga diungkapkan

oleh Ibu Isa’ selaku pengajar jilid 3, mengatakan bahwa:

“periapan fisik dan mental itu menurut saya sangat perlu pada saat sebelum memulai pembelajaran, karena ketika saat melaksanakan apa yang kita rencanakan harus benar-benar siap dalam menyampaikannya. Dengan adanya persiapan fisik dan mental ini

akan memperlancar proses pembelajaran mbak.”8

Kemudian peneliti menggali lagi informasi tentang perencanaan lainnya dalam upaya guru TPQ meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ AL-Mubarokah. Dalam perencanaan ini yang nantinya akan menunjang proses membaca Al-Qur’an pada santri. Ibu Khatus menuturkan sebagai berikut:

“kegiatan atau proses KBM dapat dikatan berhasil dan lancar apabila santri juga mempersiapkan alat tulis menulis mereka sejak dari rumah. Alat dan sumber belajar yang di maksud yaitu seperti pensil, buku tulis, buku jilid atau Al-Qur’an serta buku prestasi santri. Karena dengan terpenuhinya alat-alat tersebut para santri akan merasa kebutuhannya telah lengkap. Pada akhirnya akan medorong semangat santri dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an mbak.”9 Hal ini juga sama di perjelas oleh Ibu Nia selaku pengajar jilid 2, beliau menuturkan bahwa:

“penunjang proses belajar tidak hanya dari kesiapan dari guru namun juga dari santrinya sendiri mbak. Kelengkapan alat belajar sangat diperlukan sebelum pembelajaran dimulai, terutama buku Jilid,

Al-Qur’an serta kartu prestasi yang menjadi salah satu faktor penunjang proses pembelajaran membaca Al-Qur’an yang telah dipersiapkan oleh santri.”10

7

WW.1.B.F1.18-5-2015 8

WW.1.C.F1.20-5-2015 9

WW.1.A.F1.16-5-2015 10

(5)

Setelah penuturan jawaban diatas kemudian peneliti menanyakan

kembali kepada ibu Isa’ selaku pengajar Jilid 3, akan kesiapannya tentang

ketersediaan alat dan bahan ajar di TPQ untuk menunjang peningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. Kemudian beliau mengatakan bahwa:

“untuk menunjang kelancaran belajar membaca AL-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah telah menyiapkan media pembelajaran, media pembelajaran ini biasa kita sebut dengan papan peraga. Papan peraga

digunakan untuk membaca santri secara klasikal.”11

Selain wawancara diatas, kemudian peneliti melakukan observasi, guna memperoleh data sebanyak-banyaknya tentang penunjang pembelajaran santri dalam meningkatkan kualitas membaca AL-Qur’an. Berikut observasi yang peneliti lakukan:

“pada hari senin pukul 16.00 WIB. Saya mendapat kesempatan untuk

mengamati di dalam kelas untuk melihat kelengkapan alat dan sumber belajar yang di bawa santri. Pada saat pembelajaran akan di mulai para santri mengeluarkan peralatan belajarnya, yang diantaranya

Al-Qur’an, pensil, penghapus, buku tulis dan kartu prestasi.”12

Setelah menjelaskan beberapa rencana yang dipersiapkan, guru juga menyiapkan alternatif rencana lain yang tujuannya untuk mendukung perencanaan guru dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. Dengan demikian peneliti menanyakan kepada ibu Khatus tentang cara apa yang digunakan guru didalam kelas, beliau mengatakan bahwa:

“mengadakan evaluasi berupa penilaian cara membaca santri. Setiap

santri akan mendapat ujian membaca Al-Qur’an yang ayatnya saya tentukan pribadi. Hal ini saya lakukan agar mengetahui kesiapan santri sebelum berangkat TPQ.”13

11

WW.1.C.F1.20-5-2015 12

O.F1.18-5-2015 13

(6)

Pendapat senada diungkapkan oleh ibu Isa’ selaku pengajar jilid 3

mengatakan bahwa:

“pemberian evaluasi setelah pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan. Karena melatih santri belajar serius agar memperoleh nilai maksimal dan guru dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan

santri dalam menguasai materi pelajaran.”14

Dari hasil wawancara dan observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh peneliti kepada guru TPQ tentang perencanaan guru dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an adalah menyiapkan materi ,mempersiapkan metode pembelajran, persiapan fisik dan mental, persiapan alat dan bahan baik dari santri maupun guru , serta mengadakan evaluasi. Dengan adanya perencanaan pembelajaran yang disiapkan sedemikian rupa maka proses pembelajaran membaca Al-Qur’an diharapkan akan berjalan secara efektif dan lancar.

2. Bagaimana pembimbingan guru TPQ dalam meningkatkan kualitas

Membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah.

Dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al -Mubarokah terdapat pembimbingan yang dilakukan oleh guru TPQ. Dengan pembimbingan tersebut diharapkan guru TPQ dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas membaca Al-Qur’an pada santri. Dengan demikian peneliti mengadakan wawancara dengan Ibu Khatus selaku pengajar

Al-Qur’an tentang bagaimana pembimbingan yang dilakukan guru TPQ dalam

meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an, beliau mengatakan bahwa:

14

(7)

“yang saya lakukan dalam membimbing santri dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara pengenalan huru-huruf hijaiyah terlebih dulu, mulai dari huruf alif samapai dengan huruf ya.

Ini saya lakukan untuk kelas pemula mbak.”15

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Nia selaku pengajar jilid 2, mengatakan bahwa:

“biasanya untuk membimbing santri yang saya lakukan yaitu dengan

cara pengenalan huruf-huruf hijaiyah mbak, hal ini saya lakukan agar para santri bisa mengetahui cara membaca dan pelafalan huruf dengan

baik dan benar yang sesuai dengan makhorijul hurufnya.”16

Lalu peneliti menanyakan lagi kepada ibu Khatus tentang cara membimbing santri dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. beliau menutrurkan bahwa:

“yang saya lakukan dalam membimbing santri untuk meningkatkan kualitas membaca AL-Qur’an itu biasanya pada waktu pembelajaran

akan di mulai santri membaca do’a terlebih dahulu. Kemudian saya menyuruh santri untuk membaca materi yang sama dengan jilid yang

ada di papan peraga.” 17

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Nia selaku pengajar jilid 2, mengatakan bahwa:

“kalau saya biasanya menyuruh santri untuk membaca klasikal atau

bersama-sama antara santri dengan santri dengan menggunakan papan peraga guna untuk meningkatkan kualitas membaca santri secara baik

dan benar. Hal ini dilakukan santri setiap sesudah membaca do’a

bersama-sama.”18

Dengan adanya pembiasaan dalam membaca papan peraga secara klasikal para santri akan terbiasa melafalkan bacaan-bacaan yang ada pada buku jilid atau Al-Qur’an secara baik dan benar. Lalu peneliti bertanya

15

WW.2.A.F2.17-5-2015

16

WW.2.B.F2.19-5-2015

17

WW.2.A.F2.17-5-2015

18

(8)

kembali kepada Ibu Nia apakah pembimbingan guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca AL-Qur’an dengan dilatih setiap hari secara klasikal sudah terlaksana sesuai harapan. Beliau mengatakan bahwa:

“menurut saya insyaallah sudah mbak, karena dapat dibuktikan dengan santri yang awalnya belum lancar dalam membaca dengan adanya tehnik secara klasikal ini akan mempermudah santri dalam pengucapannya karena dilakukan secara bersama-sama dengan temannya dalam membaca.”19

Hal ini juga diungkapkan oleh santri yang bernama Mira, berikut ujarnya:

“setiap hari membaca secara bersama-sama mbak ini bisa disebut

nderes. Dengan membaca bersama-sama, teman-teman yang belum bisa lancar dalam membaca menjadi bisa membaca secara lancar

karena bisa menirukan bacaan temannya yang lain.”20

Dari uraian di atas begitu jelas bahwa dengan cara tehnik klasikal dapat membantu santri yang awalnya belum lancar dalam membaca dengan cara membaca bersama-sama temannya maka santri akan terlatih dengan membaca yang baik dan benar.

Lalu peneliti menanyakan kembali kepada Ibu Nia selain membaca secara klasikal atau bersama-sama apa lagi pembimbingan guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. beliau mengatakan bahwa:

“setelah membaca secara bersama-sama saya selalu menyuruh santri untuk bergiliran membaca Jilid/Al-Qur’an secara individu atau bergantian, tujuannya agar saya dapat mengetahui dengan benar mana santri yang belum atau sudah lancar dalam membaca Al-Qur’an. Dan untuk santri yang sedang menunggu giliran saya memberi tugas untuk menulis apa yang saya contoh dipapan untuk meminimalisir suasana

ramai yang bisa menggangu santri yang sedang membaca individu.”21

19

WW.2.B.F2.19-5-2015 20

WW.1.D.F2.19-5-2015 21

(9)

Hal senada diungkapkan oleh Ibu Khatus. Beliau mengatakan bahwa :

“biasanya ya mbak, saya menyuruh beberapa santri untuk menulis apa yang telah saya contohkan didepan, kemudian saya memanggil satu persatu santri secara acak untuk membaca Al-Qur’an secara individu sesuai halaman/ayat yang terakhir dia baca.”22

Pemaparan diatas juga saya temui saat saya menanyakan hal yang

sama kepada Ibu Isa’ mengenai pembimbingan lain untuk meningkatkan

kualitas membaca Al-Qur’an. Beliau menjelaskan seperti berikut :

“hampir semua guru disini, menggunakan metode yang sama. Ini dilakukan agar santri terbiasa dengan kebiasaan mengajar yang ada disetiap kelas. Setiap santri saya minta untuk membaca secara individu/bergilir. Dan santri yang sedang menunggu gilirannya untuk menulis bacaan surat pendek yang ada dibuku materi hafalan atau kadang-kadang saya tuliskan dipapan tulis.”23

Pembiasaaan membaca individu dikalangan santri juga dipercaya sebagai mendukung dalam pembimbingan guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. Hal ini diungkapkan oleh beberapa guru TPQ untuk bertujuan mengetahui secara mendalam tentang kemampuan santri dalam membaca Al-Qur’an.

Selanjutnya Peneliti menanyakan kembali kepada Ibu Khatus pelajaran apa yang tepat diajarkan kepada para santri untuk meningkatkan kualitas membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Disini beliau menuturkan bahwa:

“Agar santri dapat membaca huruf Al-Qur’an secara baik dan benar saya mengajarkan pelajaran Tajwid. Dengan adanya pelajaran tajwid ini santri akan mengerti tentang hukum-hukum bacaan serta makhorijul huruf.”24

22

WW.2.A.F2.17-5-2015 23

WW.2.C.F2.21-5-2015 24

(10)

Jawaban diatas juga sama halnya yang diungkapkan oleh Ibu Isa’.

Beliau menjelaskan bahwa:

“untuk kelas Jilid saya juga menerangan ilmu tajwid kepada para

santri agar dapat membaca Jilid secara baik dan benar sejak dini yang sesuai dengan huruf hijaiyah serta makhorijul hurufnya.”25

Sama halnya yang disampaikan oleh Ibu Nia pembimbingan guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. Beliau mengatakan bahwa :

“selain mengajarkan membaca Al-Qur’an saya juga memberi pelajaran tajwid. Yang nantinya sangat mendukung santri untuk memperlancar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.”26

Selanjutnya peneliti menanyakan kembali pelajaran lain selain ilmu tajwid untuk meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an kepada Ibu Khatus guru pengajar Al-Qur’an. Beliau mengatakan bahwa:

“pelajaran lain sebagai pendukung seperti aqidah akhlaq, fiqih, tauhid

serta menghafal yang ada pada buku MH (materi hafalan) yang isinya seperti surat-surat pendek, niat sholat, hadist-hadist pilihan dan lain-lain. Biasanya materi hafalan disesuaikan pada tingkat Juznya.”27 Hal yang senada di ungkapkan oleh Ibu Nia selaku pengajar jilid 2, mengatakan bahwa:

“materi selain tajwid, santri diajarkan pelajaran aqidah akhlaq, fiqih,

tauhid dan menghafal yang ada pada buku MH (materi hafalan). Biasanya santri menyetorkan hafalan setelah membaca jilid atau membaca Al-Qur’an, jadi saat santri khotam Al-Qur’an nanti,ia

(santri) wajib khotam menghafal yang ada pada buku MH.”28

25

WW.2.C.F2.21-5-2015

26

WW.2.B.F2.19-5-2015 27

WW.2.A.F2.17-5-2015 28

(11)

Dengan adanya materi pembelajaran tajwid, mengahfal, dan lain sebagainya pembimbingan guru TPQ dalam upaya menimgkatakan kualitas membaca AL-Qur’an para santri dapat mengerti tanda baca pada setiap kalimat.

Dapat ditarik kesimpulan pembimbingan guru TPQ dalam upaya meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah terdapat berbagai pembimbingan seperti pengenalan huruf-huruf hijaiyah bagi santri pemula, menyuruh santri setiap hari untuk membaca secara klasikal, membaca secara individu, dan menambah wawasan pelajaran tentang ilmu tajwid kepada para santri. Pembimbingan ini dilakukan guru TPQ agar kualitas santri menjadi lebih fasih dan benar dalam membaca Al-Qur’an.

3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat upaya guru TPQ dalam

meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah.

(12)

a. Faktor pendukung

Faktor pendukung yang paling utama dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ AL-Mubarokah bergantung terhadap minat santri sendiri. Apabila sudah ada minat untuk membaca Al-Qur’an maka akan lebih mudah guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca

Al-Qur’an kepada santri. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Nia, beliau

mengatakan bahwa:

“ Dengan adanya minat membaca dari dalam diri santri sendiri maka dalam proses belajar mengajar akan terjalin dengan baik dan lancar, sehingga apa yang menjadi target dapat dicapai secara mudah mbak.”

29

Hal senada diungkapkan oleh Ibu Isa’ selaku pengajar jilid 3,

mengatakan bahwa:

“adanya minat yang dimiliki santri dalam membaca Al-Qur’an adalah pendorong bagi saya untuk mencapai tujuan yang di inginkan, karena adanya timbal balik anatara guru dengan santri sehingga apa yang

menjadi target akan mudah di capai.”30

Selain faktor minat yang dipaparkan diatas peneliti kembali bertanya tentang faktor pendukung lainnya yang berhubungan dengan upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. Peneliti menanyakan kepada Ibu Khatus apakah dukungan dari orang tua juga bisa berpengaruh tentang meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. Beliau mengatakan bahwa:

“lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar mbak khususnya

dukungan dari orang tua. Dukungan dari orang tua ini dapat menumbuhkan rasa semangat anak untuk belajar membaca Al-Qur’an

29

WW.2.B.F3.19-5-2015 30

(13)

sewaktu di rumah (nderes). Dengan seringnya membaca Al-Qur’an sewaktu di rumah akan memudahkan santri ketika membaca

Al-Qur’an di TPQ.”31

Ungkapan di atas senada dengan yang dikatak oleh Ibu Nia selaku pengajar jilid 2, mengatakan bahwa:

“dukungan dan motivasi dari orang tua sangat berpengaruh kepada

santri mbak, karena dengan adanya dukungan dan motivasi dari orang tua anak menjadi semangat belajar membaca AL-Qur’an maupun hafalan sewaktu di rumah. Sehingga di TPQ santri tidak merasa kesulitan dalam mempelaji Al-Qur’an.”32

Dari uraian di atas, begitu jelas bahwa dukungan dari orang tua sangat berpengaruh terhadap kemahiran anak dalam membaca AL-Qur’an sewaktu di TPQ. Dengan adanya dukungan dari orang tua, anak menjadi semangat untuk belajar (nderes) sewaktu di rumah. Adanya keterbatasan waktu antara guru dengan santri dalam proses membaca Al-Qur’an maka orang tualah yang sepenuhnya akan memberikan dukungan dan motivasi kepada anaknya untuk membaca Al-Qur’an kususnya di rumah.

Masih berhubungan dengan adanya faktor pendukung upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an yaitu adanya kelengkapan sarana dan prasaran yang ada di TPQ Al-Mubarokah. Lalu peneliti menanyakan kepada Ibu Isa’ selaku pengajar jilid 3, apakah sarana dan prasarana juga berperan penting untuk mendukung berjalannya proses membaca Al-Qur’an. beliau mengatakan bahwa:

“menurut saya sangat mendukung mbak, karena dengan adanya sarana

prasarana seperti ruang kelas, papan peraga , dampar, papan tulis,

31

WW.2.A.F3.17-5-2015 32

(14)

tempat wudlu, kamar mandi, mushola, buku jilid serta Al-Qur’an yang lengkap akan mempermudah santri dalam proses pembelajaran dan untuk meningkatkan kualitasn membaca Al-Qur’an.”33

Hal ini juga diungkapakan ibu Khatus selaku pengajar AL-Qur’an, beliau mengatakan bahwa:

“dengan adanya sarana dan prasarana sangat mendukung dalam

meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an mbak. Sarana dan prasarananya antara lain buku Jilid/Al-Qur’an, papan peraga, meja, papan tulis, ruang kelas, mushola, kamar mandi dan tempat wudlu. Dengan terlengkapi fasilitas seperti tersebut maka proses pembelajaran akan berjalan secara efektif.”34

Untuk menambah keakuratan data dan menambah informasi data yang peneliti cari. Peneliti juga mengadakan observasi, berikut hasil peneliti saat melakukan observasi:

“dengan adanya sarana dan prasana yang lemngkap merupakan faktor

pendukung yang sangat penting dan berguna, karena dengan adanya sarana dan prasaran yang mencukupi akan memeprmudah guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di TPQ Al-Mubarokah sarana dan prasarananya sudah memenuhi seperti sudah memiliki mushola, ruang kelas, papan tulis, dampar dll.”35

Dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa guru yang mengajar di TPQ Al-Mubarokah terdapat kesamaan jawaban tentang faktor-faktor pendukung guru dalam upaya meningkatkan kualitas membaca

Al-Qur’an. Adanya minat, dukungan dari orang tua serta kelengkapan sarana

dan prasarana menjadi faktor pendukung bagi guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an pada santri.

33

WW.2.C.F3.21-5-2015 34

WW.2.A.F3.17-5-2015

35

(15)

b. Faktor penghambat

Untuk mengetahui faktor penghambat guru TPQ dalam upaya meningkatkan kualitas membaca AL-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah Boro,

maka peneliti mengadakan wawancara dengan ibu Isa’ selaku pengajar jilid

3 tentang apa faktor penghambat yang sering ibu alami ketika melakukan pengajaran membaca Al-Qur’an, beliau mengatakan bahwa:

“hambatan yang saya alami itu biasanya timbul dari santrinya sendiri.

Biasanya ya mbak hambatan yang pertama itu anak sering izin kekamar mandi mbak, terus kadang anak asik ngobrol dengan teman yang ada di sampingnya ketika menunggu giliran membaca

Al-Qur’an.”36

Sama seperti penrnyataan yang diungkapkan oleh ibu Nia selaku pengajar jilid 2 mengatakan bahwa:

“biasanya hambatan yang saya alami itu ketika santri menunggu

giliran membacaAl-Qur’an dia ramai sendiri. Selain itu biasanya izin keluar masuk kelas untuk mengganggu teman yang ada di kelas

sebelahnya.”37

Kemudian Ibu Khatus menjelaskan lagi tentang faktor penghambat upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an adalah Lingkungan keluarga. Beberapa santri di sini keluarganya sebagian ada yang kurang memperhatikan anaknya dalam hal pendidikan, beliau mengatakan bahwa:

“faktor penghambatnya yaitu orang tua karena yang sekolah di sini

tidak hanya anak Boro saja tetapi ada juga yang dari ngantru, gendingan dll mbak, jadi apabila orang tuanya tidak bisa mengantar anak pergi ke TPQ karena sibuk dengan pekerjaannya terpaksa anak tidak dapat mengikuti pembelajaran mbk sehingga anak tertinggal

dalam pembelajarannya.”38

36

WW.2.C.F3.21-5-2015

37

WW.2.B.F3.19-5-2015 38

(16)

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Ibu Isa’ selaku pengajar Jilid 3, beliau menuturkan tentang faktor penghambat guru dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an, berikut penuturan beliau:

“faktor yang menghambat salah satunya orang tua mbak, karena yang

ngaji di TPQ sini tidak hanya dari lingkungan sekitar Boro saja tetapi dari desa sebelah juga banyak. Dengan pekerjaan orang tua yang tidak bisa di tinggalkan terkadang imbasnya ke anaknya sehingga tidak bisa masuk ke sekolah karena tidak berani berangkat sendiri.”39

Hal yang sama pula diungkapkan oleh Ibu Nia selaku pengajara Jilid 2, mengatakan bahwa:

“penyebab penghambat dalam meningkatkan kualitas membaca

Al-Qur’an santri TPQ Al-Mubarokah adalah para orang tua yang sibuk mencari nafkah untuk keluarga sehingga di mungkinkan perhatian untuk mengontrol masalah belajar anaknya sedikit kurang

maksimal.”40

Disamping lingkungan keluarga lingkungan masyarakat sekitar juga mempengaruhi seorang anak untuk pergi mengaji. Pernyataan ini disampaikan oleh Ibu Khatus. Beliau mengatakan bahwa :

“penyebab penghambat dalam meningkatkan kualitas membaca Al

-Qur’an santri TPQ Al-Mubarokah adalah keadaan lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar adalah teman bermain dirumah. Kebanyakan teman bermain yang tidak nyantri mengajak santri disini untuk bermain-main diwaktu sore hari. ”41

Pendapat senada di amin i oleh Ibu Nia. Beliau mengatakan bahwa :

“Banyak santri yang tidak masuk sekolah dikarenakan ajakan

temannya untuk tetap bermain walaupun sudah masuk waktu mengaji. Biasanya ajakan teman-temanya bersifat persuasi sehingga santri terpengaruh dan lupa akan kewajibannya menuntut ilmu”42

39

WW.2.C.F3.21-5-2015 40

WW.2.B.F3.19-5-2015 41

WW.2.A.F3.17-5-2015 42

(17)

Selain Ibu Nia dan Ibu Khatus, Ibu Isa’ juga menyampaikan pendapat yang senada mengenai hambatan yang dialami guru dalam upaya meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an. beliau menjelaskan :

“Kondisi pertemanan dilingkungan juga termasuk faktor penghambat mbak. Teman yang berasal dari lingkungan yang tidak diajarkan ilmu agama bisa mempengaruhi santri malas pergi ke TPQ. Santri lebih memilih bermain dan berakibat jarang masuk kelas.”43

Lingkungan masyarakat yang berasal dari teman bermain sehari-hari yang tidak mengenal pendidikan agama berpengaruh negatif bagi kehidupan santri. Kebanyakan teman bermain seperti itu mengajak secara persuasi untuk memilih bermain dan meninggalkan mengaji.

Pada setiap proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an kepada santri, hambatan yang dialami oleh pihak guru rata-rata sama yaitu dari pihak pribadi santri sendiri, pihak orang tua, dan Lingkungan pertemanan sehari-hari. Yang mana dari pihak santri yaitu disebabkan oleh kurangnya minat dari dalam diri untuk belajar mengaji di TPQ Al-Mubarokah, Pihak orang tua yaitu kurangnya dukungan serta kesadaran orang tua untuk mengantar anak-anaknya ke TPQ. Terakhir teman bermain di lingkungan yang mengajak memilih bermain dari pada menuntut ilmu agama.

43

(18)

B.Temuan penelitian

1. Temuan Tentang Perencanaan Guru TPQ dalam Meningkatkan Upaya kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah

Dalam meningkatkan kualitas membaca AL-Qur’an perencanaan guru TPQ sebelum melakukan pembelajaran sangat berperan penting didalamnya. Adapun temuan penelitian tentang perencanaan guru di TPQ AL-Mubarokah antara lain:

a. Menyiapkan materi yaitu mempersiapkan bahan ajar sebelum proses pembelajaran membaca Al-Qur’an di mulai. Materinya seperti menyiapkan pelajaran Tajwid, tauhid, akhlaq dan materi hafalan.

b. Menyiapkan metode. Metode yang disiapkan adalah metode Yanbu’a yang didalamnya terdapat cara penyampainnya menggunakan metode drill, klasikal, serta individual.

c. Menyiapkan fisik dan mental karena pada saat akan melaksanakan apa yang telah direncanakan harus benar-benar siap.

d. Menyiapkan alat dan bahan yaitu menyiapkan kelengkapan alat seperti pensil, buku, papan peraga, papan tulis. Untuk penunjang proses pembelajaran agar berlangsung lancar.

e. Menyiapkan evaluasi seperti pemberian nilai setelah santri membaca secara individual dan bergiliran.

(19)

2. Temuan Tentang Pembimbingan Guru TPQ dalam Meningkatkan Kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah

Pembimbingan yang dilakukan oleh guru TPQ dalam rangka meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah Boro berjalan cukup baik. Hal ini dapat terlihat adanya usaha yang sungguh-sungguh dari pihak guru untuk mendukung santri agar tidak malas dalam membaca Al-Qur’an. adapun pembimbingan yang di lakukan guru TPQ Al-Mubarokah Boro yaitu:

a. Guru membimbing santri dengan cara pengenalan huruf-huruf hijaiyah untuk kelas pemula yang bertujuan agar santri mengerti dan memahami pelafalan pada setiap huruf yang sesuai makhorijul huruf.

b. Guru membimbing santri dengan membaca secara klasikal yang dilakukan setiap hari sebelum pembelajaran berlangsung.

c. Guru membimbing santri dengan cara membaca secara individu yang dilakukan secara bergiliran.

d. Guru membimbing santri dengan memberikan materi pelajaran tambahan seperti ilmu tajwid, materi hafalan dan lain-lain yang bertujuan untuk menambah wawasan santri dalam membaca

AL-Qur’an.

(20)

para santri agar tetap berusaha dalam meningkatkan kualitas membaca

Al-Qur’an sehingga tujuan dari pengajaran dapat tercapai.

3. Temuan Tentang Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Upaya Guru TPQ dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Al-Qur’an di TPQ Al -mubarokah.

Setiap aktivitas dalam upaya mengembangkan ilmu senantiasa dipengaruhi oleh faktor pendukung dan faktor penghambat. Demikian juga halnya dengan upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca

Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah boro ada beberapa faktor pendukung dan

penghambat yang dialami oleh guru TPQ Al-Mubarokah. adapun faktor pendukung tersebut meliputi:

a. Adanya minat santri dalam membaca Al-Qur’an sehingga lebih mudah untuk memicu semangat untuk lebih tekun dalam membaca Al-Qur’an, dan hal ini juga cukup untuk mendorong guru dalam meningkatkan kualitas membaca santri.

b. Adanya dukungan dari orang tua, dengan adanya dukungan dari orang tua anak menjadi semangat untuk belajar (nderes) sewaktu di rumah. c. Dan yang terakhir tersedianya sarana dan prasarana lengkap yang ada di

TPQ Al-Mubarokah, seperti papan peraga, bangku, papan tulis, mushola, tempat wudhu, parkiran, dll.

(21)

a. Kurangnya kesadaran santri akan pentingnya membaca Al-Qur’an sehingga menimbulkan keramaian ketika menunggu giliran membaca Al-Qur’an.

b. Kurangnya kesadaran orang tua untuk mengantar sang anak ke TPQ karena kedua orang tuanya di sibukkan oleh pekerjaannya sehinnga santri tidak dapat masuk ke sekolah.

c. Teman yang berasal dari lingkungan sekitar (teman bermain) yang tetap mengajak bermain disore hari waktunya santri untuk sekolah TPQ .

C.Pembahasan

1. Perencanaan Guru TPQ dalam Meningkatkan Upaya kualitas membaca

Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah

Berdasarkan hasil temuan di atas di jelaskan bahwa agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik maka diperlukan suatu perencanaan pembelajaran yang baik pula.

Di TPQ Al-Mubarokah Boro dalam perencanaan guru sudah berjalan cukup baik hal ini terlihat beberapa perencanaan yang telah diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kualiatas membaca Al-Qur’an:

a. Menyiapkan materi

(22)

disiapkan guru seperti pelajaran Tajwid, Tauhid, Aqidah akhlaq, serta materi yang berhubungan dengan membaca Al-Qur’an kemudian terdapat materi hafan dari MH (Materi Hafalan) dari santri sebagai penerapan dari membaca Al-Qur’an.

b. Menyiapkan metode pembelajaran

Dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an salah satunya guru menyiapkan metode pembelajaran terlebih dahulu. Metode merupakan suatu alat untuk menyampaikan materi agar mudah di serap serta di terima dengan muadah oleh santri. Di TPQ Al-Mubarokah guru menggunakan metode yanbu’a saat mengajari santri mengaji. Metode

yanbu’a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal Al-Qur’an, untuk

membacanya santri tidak boleh mengeja namun membaca secara langsung dengan cepat, tepat, lancar, dan benar sesuaikan dengan kaidah

makhorijul huruf. Didalam metode yanbu’a dalam penyampaian

pembelajaran terdapat beberapa metode yaitu klasikal,drill dan individual.

c. Mempersiapkan fisik dan mental

(23)

d. Menyiapkan kelengkapan alat dan bahan

Sebelum masuk ke tahap proses pembelajaran guru TPQ selalu mengarahkan kepada seluruh santri untuk mengeluarkan kelengkapan Alat dan Bahan. Alat dan bahan yang di maksud di sini adalah pensil, bolpoin, kartu prestasi, jilid, Al-Qur’an dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perselisihan pinjam-meminjam yang dapat menggagu proses belajar yang sedang berlangsung.

e. Menyiapkan evaluasi

Dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an guru TPQ juga menyiapkan evaluasi. Evaluasi ini di gunakan guru sebagi alat ukur tingkat kemampuan santri dalam membaca Al-Qur’an secara individu.

Hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan peneliti di atas sesuai dengan pendapat dalam bukunya Agus Maimun dan Agus Zainal Fitri, menurut Hunt mengungkapkan bahwa:

“untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang baik, seorang Guru harus mempersiapkan dirinya dengan membuat perencanan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, seperti membuat perencanaan dan jurnal pembelajaran yang bersifat tertulis yang harus dilaporkan setiap minggunya, diantaranya isinya meliputi beberapa hal yaitu: KD, materi standar, media, metode, indikator hasil belajar, skenario pembelajaran penilain berbasis kelas. Sedangkan unsur-unsur pembelajaran yang baik antara lain: mengidentifikasikan kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai, berbagai strategi dan skenario yang relevan digunakan untuk mencapai tujuan, dan kriteria evaluasi”.44

Dengan demikian perencanaan memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran terutama untuk merencanakan pembelajaran membaca

44

(24)

Al-Qur’an yang digunakan guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an.

2. Pembimbingan Guru TPQ dalam Meningkatkan Kualitas membaca

Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah

Pembimbingan yang dilakukan oleh guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah sudah berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari adanya usaha dari guru untuk mendukung dan mengarahkan santrinya agar dapat meningkatkan kualitas membaca

Al-Qur’an sebagai berikut:

a. Melalui pengenalan huru-huruf hijaiyah

Dalam membimbing para santri pemula guru mengenalkan huruf-huruf hijaiyah mulai dari alaif sampai ya dengan melalui beberapa tahapan dalam membacanya. Dengan cara demikian para santri akan mengetahui dan memahami pelafan huruf-huruf hijaiyah yang sesuai dengan makhorijul huruf.

b. Melalui membaca secara klasikal

(25)

Sehingga santri yang belum bisa membaca dengan lancar akan memnjadi bisa karena dapat menirukan cara baca temannya.

Membaca secara klasikal ini biasanya dilakukan santri sesudah

membaca do’a dan dilakukan setiap hari. Dengan adanya membaca

secara klasikal atau bersama-sama ini akan mempermudah santri dalam pelafalan huruf-huruf yang ada pada buku jilid maupun Al-Qur’an. c. Melalui membaca secara individu

Dengan membaca secara individu atau bergilir seorang guru dapat mengetahui kelemahan serta kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing santri. Sehingga guru dapat menentukan langkah-langkah apa yang tepat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Santri yang mengalami kendala dapat terselesaikan masalahnya. Dan proses membaca Al-Qur’an berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan dari satu maupun lebih santri yang belum lancar membaca.

d. Melalui materi Pelajaran

(26)

dilakukan agar setiap santri dapat mengetahui bagaimana cara membaca Al-Qur’an yang benar sesuai dengan hukum ilmu Tajwid.

Hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan peneliti di atas sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat dan kawan-kawan mengemukakan bahwa tahap dalam pembimbingan membaca Al-Qur’an meliputi:

1) Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf Arab dari Alif sampai dengan Ya (alifbata).

2) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-sifat huruf itu; ini dibicarakan dalam ilmu makhraj.

3) Bentuk dan fungsi tanda-tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang (maad),tanwin dan sebainya.

4) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlak, waqaf jawaz, dan sebagainya.

5) Cara membaca, meluangkan dengan bermacam-macam irama dan bermacam-macam qiraa’at.

6) Adabut tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca

Al-Qur’an sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.45

Dengan adanya pembimbingan dalam meningkatakan kualitas membaca Al-Qur’an tersebut, di harapkan santri terbiasa dengan metode pembelajaran seperti yang di terapkan di TPQ Al-Mubarokah. Sehingga kualitas santri dalam membaca Al-Qur’an dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Upaya Guru TPQ dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Al-Qur’an di TPQ Al-mubarokah.

Setiap aktivitas yang berhubungan dengan pengembangan ilmu pengetahuan akan selalu dipengaruhi oleh faktor pendukung dan

45

(27)

penghambat baik dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). Demikian juga dalam upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah Boro, adapun faktor pendukung meliputi:

a. Adanya minat belajar yang timbul dari dalam diri santri itu sendiri sehingga lebih mudah untuk meningkatkan semangat belajar membaca Al-Qur’an meskipun tidak semua santri memilikinya.

b. Adanya dukungan dari kedua orang tua. Dengan adanya dukungan dari orang tua, anak menjadi semangat untuk belajar (nderes) sewaktu di rumah. Karena adanya keterbatasan waktu antara guru TPQ dengan santri dalam proses membaca Al-Qur’an maka orang tualah yang sepenuhnya akan memberikan dukungan dan motivasi kepada anaknya untuk membaca Al-Qur’an kususnya di rumah yang akan menambah semangat santri sewaktu belajar di rumah.

c. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan layak sehingga dapat menunjang aktivitas santri dalam menjalankan proses pembelajaran membaca Al-Qur’an.

Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat upaya guru TPQ dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an di TPQ Al-Mubarokah Boro yaitu:

(28)

demikian secara tidak langsung dapat menghambat proses pembelajaran berlangsung.

b. Faktor keluarga yang seharusnya sebagai faktor pendorong kemajuan juga dapat menjadi faktor penghambat. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya menyebabkan santri tidak masuk sekolah. Faktor keluarga ini banyak dialami oleh santri yang berasal dari luar desa Boro.

c. Kemudian yang terakhir dari Lingkungan pertemanan. Teman yang tidak mengenal waktu dan tidak dikenalkan ilmu agama oleh orang tuanya membawa dampak negatif yang membuat santri malas masuk TPQ dan memilih bermain. Ini menjadikan santri tersebut menjadi sering tidak masuk kelas dan mengakibatkan banyak pelajaran yang tertinggal olehnya.

Hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan penelitian di atas sesuai dengan pendapat Mulyono Abdul Rahman kemampuan belajar membaca Al-Qur’an secara umum dipengaruhi oleh adanya faktor internal maupun faktor eksternal antara lain:46

a. Faktor internal Merupakan faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri. faktor ini sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa khususnya pula penguasaan membaca

Al-Qur’an siswa. Adapun yang termasuk faktor internal adalah sebagai

berikut:

1. Bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, pembawaan) yang dibawa sejak lahir.47

2. Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah sesuatu kebutuhan.48

46

Mulyono Abdur Rahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 224

47

(29)

3. Intlegasi adalah kemampuan untuk memudahkan penyesuaian secara tepat terhadap berbagai segi dari keseluruhan lingkungan seseorang.49

b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Guru adalah seorang tenaga professional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisa dan mengumpulkan masalah yang dihadapi. 2. Kurikulum adalah merupakan landasan yang digunakan

pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental.50

3. Lingkungan masyarakat, Lingkungan masyarakat yang dimaksud disini adalah lingkungan di luar sekolah, lingkungan masyarakat dapat berarti lingkungan keluarga dan lingkungan sekelilingnya.

Jadi faktor penghambat sebenarnya dapat ditanggulangi dengan cara guru tetap memberikan motivasi dan semangat pada pribadi santri, bekerja sama dengan orang tua santri mengenai hal pertemanan di lingkungan serta memperhatikan tumbuh kembang santri dalam segala hal termasuk dalam belajar membaca Al-Qur’an.

48

Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 133

49

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2002), hal. 89

50

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu Yayasan Pendidikan Muslimah Indonesia Al-Izzah Batu wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang tentunya sesuai dengan prinsip yang berlaku umum di

Ada beberapa kemungkinan yang akan timbul, yaitu bereaksi berlebihan (over-react) seperti mendominasi pembicaraan, dan kurang bereaksi (under-react) seperti lebih

[r]

Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami cara menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak..

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengenalan pola plat kendaraan dengan metode viola jones, kemudian segmentasi karakter plat menggunakan metode

Hasil pengukuran menunjukan bahwa jalan Kembang Jepun secara global berada di dalam kerangka-garis-utama kota ( urban super grid ); secara lokal jalan ini tidak hanya mempunyai

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Kami juga mengajukan permohonan pembayaran invoice untuk data berikut, dan akan segera melengkapi semua