• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN MUTU TERPADU PELAYANAN PELANGGAN DI UNIT USAHA DAARUL QUR'AN WISATAHATI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN MUTU TERPADU PELAYANAN PELANGGAN DI UNIT USAHA DAARUL QUR'AN WISATAHATI SURABAYA."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN MUTU TERPADU PELAYANAN PELANGGAN

DI UNIT USAHA DAARUL QUR’AN WISATAHATI

SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Reni Mawaddah B04212042

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Reni Mawaddah, 2016. Manajemen Mutu Terpadu Pelayanan Pelanggan di Unit Usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya

Fokus masalah penelitian ini adalah bagaimana manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan di unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan di unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya. Data kualitatif diperoleh dariwawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dilakukan setelah mengumpulkan data kualitatif dengan metode kualitatif studi kasus. Analisis data dilakukan dengan mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis, membaca keseluruhan data, meng-coding data, mendeskripsikan

setting, menarasikan hasil penelitian, dan menginterpretasi.

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat penerapan manajemen mutu terpadu di unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya pada pelaksanaan layanan pelanggan. Dalam penerapan manajemen mutu terpadu ditemukan bahwa Daquwisatahati memenuhi syarat untuk menerapkan manajemen mutu terpadu dengan memenuhi dua aspek yaitu Daquwisatahati melakukan evaluasi dan perbaikan jika ada kesalahan atas pelayanan, kemudian memilikisepuluh unsur manajemen mutu terpadu yang terdiri dari fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah yaitu penerapan siklus Deming (PDAC) planning, do check, actuating, komitmen jangka panjang, tim kerja yang solid, perbaikan yang berkesinambungan, pelatihan untuk Customer Service, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan karyawan.Daquwisatahati mengukur kepuasan pelanggan dengan melakukan testimoni setelah pembelian produk, after selling, dan mengisi angket kepuasan pelanggan. Sedangkan untuk mengukur tingkat pelayanan, Daquwisatahati melakukan analisis SWOT dan melakukan riset pasar. Daquwisatahati memiliki cara untuk memperbaiki pelayanan yaitu dengan cara memberikan training untuk para Customers Service. belajar dari pengalaman sebelumnya, dan belajar dari kompetitor. Kompetitor menjadi tolak ukur untuk standart kualitas layanan bagi Daquwisatahati. Daquwisatahati memiliki lima dimensi kualitas jasa / layanan yaitu reliability, responsivenes, emphaty, assurance, and tangible.”

(7)

DAFTAR ISI

COVER ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI. ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konsep ... 6

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 11

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 11

B. Kerangka Teori... 15

1. Teori Kualitas ... 15

2. Manajemen Mutu Terpadu ... 17

3. Unsur-unsur Manajemen Mutu Terpadu ... 19

4. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu ... 27

5. Kualitas Layanan Pelanggan ... 30

6. Pelayanan Pelanggan ... 32

(8)

8. Komplain ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 40

B. Lokasi Penelitian ... 41

C. Jenis dan Sumber Data ... 41

D. Tahap-Tahap penelitian ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

F. Teknik Validitas Data ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV PENYAJIAN DATA ANALISIS DATA ... 50

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 50

B. Penyajian Data ... 60

C. Analisis Data ... 82

BAB V PENUTUP ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Rekomendasi ... 108

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Agama Islam sangat menginginkan umatnya untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi pribadi yang berkualitas sehingga tercipta umat yang bermutu. Adapun ayat al-Qur'an untuk menjadi umat dan pribadi yang

bermutu, yaitu:

ْم سفْنأب ام ا رّيغي ىَتح مْ قب ام رّيغي ا ََ َنإ

Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan (nasib)

sesuatu kaum kecuali setelah mereka itu sendiri (mau berusaha) merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”1

Ayat di atas menjelaskan bahwa berusaha merupakan syarat untuk

tercapainya sesuatu. Sesuatu yang baik atau buruk telah ditentukan oleh Allah kepada manusia tergantung usaha dan kesungguhan manusia itu sendiri. Oleh

karena itu Muslim wajib untuk berusaha dan merencanakan segala sesuatu yang ingin dicapainya.

Seperti halnya dalam organisasi, organisasi harus direncanakan dan

diusahakan untuk mencapai tujuannya. Manajemen mutu menurut Kotler yang dikutip oleh Alma “merupakan suatu pendekatan perusahaan secara

menyeluruh untuk meningkatkan kualitas produk, mulai dari proses pembuatan, hasil jadi, pengiriman serta pelayanan secara terus menerus.”2

Manajemen mutu menuntun kita untuk melaksanakan sesuatu dengan terencana

1

Al-Qur’an, Ar-Ra’du : 11

2

(10)

2

dan berusaha untuk mencapai sasaran atau tujuan serta meningkatkan kualitas secara terus menerus.

Manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management (TQM) memiliki peran kuat dalam organisasi atau perusahaan karena untuk mencapai

tujuan harus ada perbaikan terus menerus dan menjadi lebih baik. Seperti yang dikatakan Tjiptono:

“TQM merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya.”3

TQM juga berorientasi kepada pelanggan khususnya kualitas pelayanan. Menurut Nasution yang dikutip oleh Yuniawati, “TQMmerupakan falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork

produktivitas, pengertian dan kepuasan pelanggan.” Nasution juga menambahkan “TQMmerupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.”4 Kepuasan pelanggan menjadi salah satu poin untuk mengukur mutu perusahaan. Seperti yang dikatakan Tjiptono “TQM adalah pendekatan manajemen untuk mencapai keberhasilan jangka

panjang melalui Kepuasan Pelanggan.”5 Jadi TQM merupakan pendekatan atau sistem yang mengangkat kualitas sebagai ukuran kepuasan pelanggan.

3

Fandy Tjiptono dan Diana Anastasia, 2002, Total Quality Management: Andi, Yogyakarta, hal.7.

4

Rani Dwi Yuniawati, 2003,” Pengaruh Interaksi Antara Total Quality Management Dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, (online), Vol. 5, No. 1, hal. 18 – 34, diakses pada 1 maret 2016 pada http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/20

5

(11)

3

Membahas tentang kepuasan pelanggan berarti mengacu kepada kualitas dari produk atau jasa. Kualitas memiliki berbagai kriteria tergantung

orang menilai, karena setiap orang memiliki kriteria tersendiri untuk menilai. Definisi kualitas menurut Deming yang dikutip oleh Tjiptono adalah, “suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar.” Sedangkan definisi kualitas yang lebih luas dinyatakan oleh Goetsch dan Davis yang dikutip oleh Tjiptono, menurut

mereka “kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan.”6 Kualitas berarti memenuhi harapan yang dimiliki oleh pelanggan. Jadi kualitas tidak bisa diciptakan begitu saja, diperlukan pelanggan untuk bisa mengukur kualitas suatu produk atau jasa.

Dalam bisnis dikenal dua macam pelanggan yaitu pelanggan internal mencakup karyawan atau semua orang yang ada dalam perusahaan, dan

pelanggan eksternal yaitu orang-orang yang berada di luar perusahaan, seperti supplier dan konsumen. Kita akan fokus terhadap pelanggan eksternal yaitu konsumen. Untuk benar-benar berkomitmen terhadap pelanggan eksternal

diperlukan pelayanan pelanggan yang sempurna. Seperti pendapat Wood “layanan pelanggan yaitu sebagai kemampuan sebuah organisasi untuk

menyediakan kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka.” Ada juga definisi lain tentang layanan pelanggan sebagai sebuah fungsi tentang sebaik apa sebuah organisasi bisa konstan dan konsisten memenuhi dan melampaui

6

(12)

4

kebutuhan pelanggan mereka.7 Pelayanan pelanggan dapat menjadi berkualitas ketika pelayanan itu sendiri sesuai dengan harapan pelanggan.

Salah satu lembaga dakwah Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya

menerapkan manajemen mutu terpadu khususnya mengenai pelanggan.

Daquwisatahati memiliki unit bisnis di bawah naungan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Daquwisatahati.

Pada zaman sekarang setiap orang ingin mendapatkan pelayanan

yang terbaik dibidangnya. Salah satu bidang usaha yang dijalankan oleh Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya yaitu aqiqah, dimana kualitas produk

aqiqah Daquwisatahati sudah banyak testimoni tentang kualitasnya. Menurut data tahun 2015 telah terjual 112 paket aqiqah.8 Hal menarik dari Daquwisatahati yaitu semua transaksi di unit usaha BMT KJKS

Daquwisatahati dinilai sedekah bagi para penghafal al-Qur’an. Semua hasil dari usaha ini digunakan untuk anak-anak penghafal al-Qur’an dan kegiatan Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya.

Adapun pencapaian dibidang usaha BMT yaitu berdasarkan Grafik

realisasi penyaluran pembiayaan Tahun 2015 BMT memutar dana Sebesar

Rp. 244.924.168,-.9 KJKS Daquwisatahati mendapatkan pencapaian lainnya menurut Tri Wahyuni Manajer KJKS Daquwisatahati,

“tahun ini KJKS sudah mendapat nilai pemeringkatan koperasi berkualitas dari Dinas Koperasi. Penilaian pemeringkatan tersebut

7

Ivvone Wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 5.

8

Dokumentasi Grafik Penjualan Unit Usaha Aqiqoh Tahun 2015, didapat pada tanggal 18 Agustus 2016

9

(13)

5

diberikan kepada koperasi karena bisa menjaga konsistensi koperasi tersebut beroperasi.”10

Dari alasan diatas, peneliti memilih Daarul Qur’an Wisatahati

Surabaya sebagai objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana manajemen mutu terpadu layanan pelanggan di unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti

menggunakan metode pendekatan kualitatif studi kasus yang merupakan pendekatan yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku Daquwisatahati dalam

melakukan proses pengendalian mutu pelayanan pelanggan.

B.Rumusan Masalah

Bagaimana manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan di unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya?

C.Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan di unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya

10

(14)

6

D.Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan hasil yang

bermanfaat. Untuk itu, peneliti mempertegas manfaat dari penelitian ini dalam dua aspek, yaitu:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan secara teoritis bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan

dengan topik manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan. 2. Secara Praktis

Memberikan informasi kepada para pengelola organisasi nirlaba

tentang teori manajemen mutu terpadu sekaligus memperoleh bekal aplikatif untuk memperbaiki sistem pengelolaan organisasinya dengan

menerapkan manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan.

E.Definisi Konsep

Pada dasarnya konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Konsep merupakan suatu yang masih umum. Tujuan dari definisi konsep

adalah untuk menghilangkan perbedaan pemahaman pembaca dalam penelitian ini. Berikut adalah penjelasan manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan

di unit usaha Daarul Qur’an WisatahatiSurabaya, yang merupakan judul dari penelitian ini, yang artinya akan dijadikan landasan pada pembahasan

(15)

7

1. Manajemen Mutu Terpadu

Pada dasarnya setiap organisasi pasti menghadapi masalah.

Masalah dapat diatasi dengan TQM, karena TQM lebih menekankan perbaikan yang berkelanjutan di lingkungan kerja sehingga dapat

mencegah timbulnya masalah. Seperti yang dikatakan Tjiptono:

“Manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya.”11

Tjiptono menambahkan bahwa “TQM merupakan suatu sistem manajemen yang befokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan pelanggan pada biaya sesungguhnya yang secara berkelanjutan terus menurun.”12 Adapun defnisi lain yang dinyatakan oleh Mulyadi yaitu:

“TQM merupakan pendekatan sistem secara mnyeluruh dan bagian terpadu strategi tingkat tinggi. Sistem ini bekerja secara horizontal menembus fungsi dan departemen, melibatkan semua karyawan, dari atas sampai bawah, meluas ke hulu dan ke hilir, mencakup mata rantai pemasok dan pelanggan.”13

2. Layanan Pelanggan

Sebagaimana halnya konsep-konsep manajemen pada umumnya, definisi layanan pelanggan sangat beragam sesuai dengan perspektif yang

digunakan. Menurut Kotler dan Amstrong:

11

Fandy Tjiptono dan Diana Anastasia, 2002, Total Quality Management: Andi, Yogyakarta, hal.7.

12

Fandy Tjiptono dan Diana Anastasia, 2002, Total Quality Management: Andi, Yogyakarta, hal.7.

13

(16)

8

“Layanan atau jasa merupakan setiap kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.”14

Sedangkan pelanggan menurut Tjiptono “merupakan orang yang membeli dan menggunakan produknya. Pelanggan tersebut merupakan orang yang berinteraksi dengan perusahaan.”15 Seperti yang dikatakan Wood pada dasarnya setiap interaksi dengan pelanggan adalah bentuk dari

layanan pelanggan. Bentuk interaksi seperti sedang menawarkan jasa, menerima telepon, dan tatap muka langsung. Semua bentuk interaksi

dengan pelanggan ini memikul tanggung jawab yang sama terhadap persepsi konsumen mengenai suatu bisnis dan tingkat kepuasan keseluruhan yang mereka rasakan ketika berhubungan dengan bisnis itu. 16

Adapun definisi layanan pelanggan menurut Wood yaitu:

“sebagai kemampuan sebuah organisasi untuk menyediakan kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka, ada juga definisi lain tentang layanan pelanggan sebagai sebuah fungsi tentang sebaik apa sebuah organisasi bisa konstan dan konsisten memenuhi dan melampaui kebutuhan pelanggan mereka.”17

3. Unit Usaha

Daarul Qur’an Wisatahati meupakan lembaga dakwah yang

mandiri artinya membiayai lembaganya dari hasil usahanya sendiri. Daarul Qur’an Wisatahati memiliki unit usaha seperti aqiqah, hewan Qurban, dan

14

Philip Kotler dan Gary Armstrong, 2012, Prinsip–prinsip Pemasaran, Pearson Education, NJ, hal. 347.

15

Fandy Tjiptono dan Diana Anastasia, 2002, Total Quality Management, Andi, Yogyakarta, hal.100.

16

Ivvone Wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 5.

17

(17)

9

lain sebagainya di bawah naungan KJKS Daquwisatahati. Untuk itu peneliti mendefinisikan unit usaha yang dilakukan Daarul Qur’an Wisatahati termasuk kewirausahaan sosial yang artinya semua hasil usaha didedikasikan untuk kegiatan sosial dan operasional lembaga.

“Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Wirausaha berasal

dari kata wira artinya berani, utama, mulia. Usaha berarti kegiatan bisnis komersil maupun non komersil.”18 Sedangkan Kaswan dan Sadikin menyatakan bahwa:

“kewirausahaan sosial digunakan untuk menjelaskan semua program ekonomi yang melayani misi sosial atau misi lingkungan hidup, serta yang menginvestasikan ulang sebagian besar hasil usahanya dalam mendukung misinya.”19

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami hasil penulisan

skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, yaitu:

Dalam bab satu pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang penelitian yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.

Bab dua kerangka teoritik, yang berisi tentang kajian teoritik, yang

meliputi manajemen mutu terpadu dan pelayanan konsumen serta berisikan penelitian terdahulu yang relevan.

18

Muladi Wibowo, 2011, “Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan SMK”, Jurnal Ekplanasi, (online), Vol. 6, No. 2, Edisi September, hal. 109, diakses pada 11 mei 2016 dari http://www.kopertis6.or.id

19

(18)

10

Bab tiga metode penelitian, bab ini berisi penjelasan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber data,

tahap–tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data dan teknik analisa data.

Bab empat hasil Penelitian, bab ini membahas gambaran umum unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya yang meliputi sejarah, visi misi,

struktur organisasi, sarana dan prasarana. Kemudian dilanjutkan dengan

penyajian data, yang terdiri dari profil usaha dan pelayanannya. Pembahasan terakhir yaitu analisis data tentang manajemen mutu terpadu layanan pelanggan di unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya.

Bab lima penutup, bab ini merupakan penjelasan mengenai kesimpulan dan rekomendasi serta saran dari berbagai pihak demi memperoleh

(19)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A.Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dari pencarian data-data yang ada pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini didapatkan hasil penelitian, dimana masing-masing peneliti mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam penelitian

mereka. Adapun beberapa perbedaan yang ada dalam penelitian terdahulu akan dijelaskan sebagai berikut:

Penelitian kedua yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muzakki20, 2015 dengan judul “Kualitas Pelayanan Prodi Ekonomi Syariah Terhadap Kepuasan Mahasiswa Angkatan 2009 di Fakultas Syariah IAIN

Sunan Ampel Surabaya” penelitian ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana kualitas pelayanan

Prodi Ekonomi Syariah terhadap tingkat kepuasan mahasiswa angkatan 2009. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, di mana Muzakki menggambarkan bagaimana pelayanan Prodi Ekonomi Syariah. Sedangkan

teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan angket. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data deskriptif.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang dilakukan di Prodi Ekonomi Syariah adalah melalui pendekatan individu kepada mahasiswanya untuk mengetahui reliability (kehandalan),

20Muhammad Muzakki, 2012, ““Kualitas

(20)

12

responsibility (ketanggapan), assurance (kemampuan / jaminan), dan emphaty

(empati). Keunggulan kualitas pelayanan dapat memberikan pelayanan jasa

secara langsung terhadap kebutuhan mahasiswa beserta informasi lain yang kurang di mengerti. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah

kecakapan berkomunikasi, performance, penampilan para staf, dan tata letak ruangan. Kualitas pelayanan yang diterapkan di Prodi Ekonomi Syariah sangat efektif dan dapat meyakinkan mahasiswa sehingga berhasil meningkatkan

kualitas pelayanan yang diberikan.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

pelayanan terhadap pelanggan. Perbedaannya, Muzakki menggunakan teori kepuasan pelanggan dan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. sedangkan penelitian ini menggunakan teori manajemen mutu terpadu untuk

menganalisis pelayanan pelanggan dan menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus.

Penelitian kedua yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fita Fitriyah Sari21, 2014, dengan judul “Implementasi Sistem Manajemen

Mutu dalam Pengembangan Organisasi SMP Progresif Bumi Shalawat

Sidoarjo”, Prodi Manajemen Dakwah, Jurusan Manajemen dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN

Sunan Ampel Surabaya. Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana implementasi sistem manajemen mutu dalam pengembangan

21

(21)

13

organisasi SMP Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dalam

bentuk studi kasus.

SMP Progresif Bumi Shalawat menerapkan sistem manajemen mutu

yang telah disesuaikan dengan standar persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk menetapkan dan mengendalikan proses pengembangan organisasi dalam segala hal yang dibagi menjadi tiga bagian

yaitu pengembangan fisik, kualitas pendidikan, dan kualitas SDM. Semua pengembangan organisasi tersebut telah ditetapkan di dalam visi, misi, tujuan

organisasi, sasaran mutu, dan kebijakan mutu. Implementasi sistem manajemen mutu dalam pengembangan organisasi SMP Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo ini berperan aktif untuk mengembangkan organisasi

dengan proses awal yang dilakukan yaitu dengan menerapkan tahapan P-D-C-A yang dikemukakan oleh Deming’s.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang manajemen mutu dengan menggunakan metode penelitian yang sama yaitu kualitatif studi kasus. Perbedaannya dalam hal obyek penelitiannya, dimana

Sari menggunakan SMP Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo sebagai objek dan teori yang digunakan adalah teori pengembangan organisasi. Sedangkan

(22)

14

Penelitian ketiga yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rusyda Maulidia22, 2014, dengan judul “Analisis Hukum Islam Terhadap

Peralihan Akad Simpanan Qurban Menjadi Pembiayaan Qurban di Koperasi

Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya”, Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan tentang (1) Bagaimana peralihan akad simpanan qurban menjadi pembiayaan qurban di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Daarul Qur’an Wisatahati

Surabaya? (2) Bagaimana analisis hukum Islam terhadap peralihan akad

simpanan qurban menjadi pembiayaan qurban di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya?

Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut, Maulida

mengumpulkan data yang dibutuhkan melalui teknik dokumentasi dan melakukan wawancara dengan informan kunci serta responden yang terkait.

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan pola pikir deduktif, yaitu dengan berpijak pada teori pembiayaan murabahah yang kemudian dikemukakan berdasarkan fakta-fakta

tentang peralihan akad simpanan qurban menjadi pembiayaan qurban di KJKS Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya.

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu (1) Peralihan akad dari simpanan qurban menjadi pembiayaan qurban di KJKS Daarul Qur’an

22Rusyda Maulidia 2014, “

(23)

15

Wisatahati Surabaya berawal dari jumlah simpanan qurban nasabah yang belum mencapai harga hewan qurban sehingga atas saran KJKS untuk

berpindah akad menjadi pembiayaan qurban. Ada dua bentuk realisasi pembiayaan qurban, dengan akad murabahah dan murabahah wal wakalah.

(2) Terjadinya peralihan akad simpanan qurban menjadi pembiayaan qurban di KJKS Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya dengan akad murabahah wal

wakalah bertentangan dengan hukum Islam. Sebab pelaksanaan akad

wakalahnya tidak dilaksanakan sebagaimana teori yang ada pada akad wakalah. Seperti berkas perjanjian akad wakalah yang tidak diserahkan

kepada nasabah padahal nasabah seharusnya menunjukkan tanda terima (kuitansi) pembelian hewan qurban. Mengingat kuitansi termasuk bukti „ijab

qabul dari akad wakalah, dan ijab qabul adalah salah satu rukun wakalah. Jika

rukun wakalah tidak ada maka transaksinya batal demi hukum.

Persamaan penelitian ini adalah objek yang digunakan sama yaitu Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya. Perbedaan penelitian ini adalah tentang

apa yang diteliti, Maulidia meneliti tentang Analisis Hukum Islam Terhadap Peralihan Akad Simpanan Qurban Menjadi Pembiayaan Qurban di Koperasi

Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Sedangkan penelitian ini tentang manajemen mutu terpadu terhadap layanan pelanggan.

B.Kerangka Teori

1. Teori Kualitas

Dalam kehidupan sehari–hari seringkali kita mendengar bahwa

(24)

16

semua tergantung sudut pandang konsumen yang menggunakan produk atau jasa. Menurut Deming yang dikutip oleh Tjiptono menyatakan, “kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman

dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar.”

Sedangkan definisi kualitas yang lebih luas dinyatakan oleh Goetsch dan Davis yang dikutip oleh Tjiptono, menurut mereka “kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.”23

Gambar 2.1:Pengertian Kualitas dari Prespektif Produsen dan Konsumen

Sumber: Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 20.

Kualitas memiliki keterkaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat terhadap perusahaan. Kualitas dimanfaatkan untuk

23

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 20. Pengertian kualitas

Prespektif produsen Prespektif konsumen

Kesesuaian terhadap spesifikasi Biaya

Karakteristik kualitas

Harga

Produksi Pemasaran

(25)

17

meningkatkan daya saing berkelanjutan. Perusahaan yang mengupayakan pemenuhan kualitas ini bersifat customer driven.24

2. Teori Manajemen Mutu Terpadu

Manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management

(TQM) memiliki peran kuat dalam organisasi atau perusahaan karena untuk mencapai tujuan harus ada perbaikan terus menerus dan menjadi lebih baik. Seperti yang dikatakan Tjiptono:

“TQM merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya.”25

TQM juga berorientasi kepada pelanggan khususnya kualitas pelayanan. Menurut Nasution yang dikutip oleh Yuniawati, “TQM

merupakan falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas,

teamwork produktivitas, pengertian dan kepuasan pelanggan.”26 Nasution

juga menambahkan “TQM merupakan sistem manajemen yang

mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.”27 Kepuasan

pelanggan menjadi salah satu poin untuk mengukur mutu perusahaan.

24

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 23.

25

Fandy Tjiptono dan Diana Anastasia, 2002, Total Quality Management, Andi, Yogyakarta, hal. 7.

26

Rani Dwi Yuniawati, 2003, ”Pengaruh Interaksi Antara Total Quality Management Dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, (online), Vol. 5, No. 1, hal. 18 – 34, diakses pada 1 maret 2016 pada http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/20

27

(26)

18

Seperti yang dikatakan Tjiptono “TQM adalah pendekatan manajemen

untuk mencapai keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan.”28

Jadi TQM merupakan pendekatan atau sistem yang mengangkat kualitas sebagai ukuran kepuasan pelanggan.

Menurut Gabriel Pall yang dikutip oleh Tunggal, “dalam perbaikan mutu produk mempunyai suatu hubungan yang kuat untuk meningkatkan pangsa pasar daripada meningkatkan harga.”29 Gambar

dibawah ini mengikhtisarkan manfaat dari suatu pendekatan total untuk manajemen mutu.

Gambar 2.2: Manfaat Manajemen Mutu Terpadu

Sumber: Amin Widjaja Tunggal, 1993, Manajemen Mutu Terpadu, Rineka Cipta, Jakarta, hal.6.

28

Fandy Tjiptono dan Diana Anastasia, 2002, Total Quality Management, Andi, Yogyakarta,hal.7.

29

(27)

19

3. Unsur-Unsur TQM

Tjiptono menyatakan, TQM dapat dipandang dari dua aspek

yaitu:

“Aspek pertama merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan bisnis yang berupaya memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Sedangkan aspek kedua menyangkut cara mencapai dan berkaitan dengan sepuluh unsur TQM yang terdiri dari:”30

a. Fokus pada pelanggan

Dalam TQM pelanggan internal yang menentukan kualitas

suatu produk atau jasa. Namun suatu perusahaan membutuhkan faktor-faktor lain untuk menilai kualitas seperti performance, features,

reliability, conformance, durability, service ability, esthetics,

perceived, dan quality. Rasulullah SAW pernah bersabda :

ه

ا

ْا

خ

ف

ض

ف

ه

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka

muliakanlah tamunya” (HR. Bukhori Muslim)31

Seperti yang dikatakan Rasulullah kita dianjurkan untuk memuliakan tamu yang berarti sama dengan kita wajib memuliakan pelanggan kita. Cara yang dapat ditempuh untuk memuliakan

pelanggan yaitu memahami harapan pelanggan dengan sistem keluhan dan saran, survey dan pengembangan QFD (Quality Function Development). Menurut Tjiptono “QFD merupakan praktik untuk

30

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 23

31

(28)

20

merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan

pelanggan.” Dengan QFD ini memungkinkan perusahaan untuk

mengetahui tanggapan pelanggan tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan sehingga perusahaan dapat mewujudkan suatu produk atau

jasa yang diinginkan pelanggan.32 b. Obsesi terhadap kualitas

Karena kualitas ditentukan dari sudut pandang berbeda oleh

pelanggan maka perusahaan ingin melampaui harapan yang mereka miliki. Jika perusahaan terobsesi melampaui harapan pelanggan maka

berlaku prinsip „Good enough is never good enough’ karena tidak selamanya kualitas itu sama. Misalnya hari ini sepatu ini berkualitas belum tentu sepuluh tahun kedepan masih berkualitas. Sebuah

perusahaan yang terobsesi dengan kualitas juga berupaya untuk memenuhi atau bahkan melampaui standar kualitas internasional yang

dikenal dengan ISO.33

Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 197 :

هت ا داه ا خ ه ف ا ده ت هَ ه ع خ ا عفت

أ هتا

ْا

“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.”34

32

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal 24-25

33

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 25-26

34

(29)

21

Berbekallah disini sebagai patokan kita untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik. Karena seseorang dengan persiapan yang

matang akan lebih baik daripada seseorang yang tidak memiliki persiapan. Itulah bentuk kualitas yang kita ciptakan sendiri.

c. Pendekatan Ilmia

h

TQM lebih menekankan perbaikan berkesinambungan di lingkungan kerja, sehingga TQM dapat mencegah timbulnya masalah.

Dalam hal ini model siklus dari Deming yang terdapat dalam bukunya Tjiptono dapat diterapkan untuk pemecahan masalah sekaligus untuk perbaikan berkesinambungan.35

Siklus Deming meliputi Plan Do Check Act (PDCA). Plan berisi tentang rencana perbaikan, meliputi :

1) Identifikasi peluang dilakukannya perbaikan. 2) Dokumentasi proses yang ada saat ini. 3) Menciptakan visi proses yang diperbaiki.

4) Menentukan lingkup usaha perbaikan.

Do merupakan implementasi dari plan yang dilakukan secara

bertahap. Check merupakan hasil implementasi dari rencana yang dicatat untuk dijadikan bahan perbaikan. Sedangkan act dilakukan jika diperlukan penyesuaian pada komponen check diatas.36

35

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 26

36

(30)

22

Model siklus Deming ini akan lebih efektif apabila didukung dengan Statistical Process Control (SPC) atau Statistical Quality

Control (SQC) yang terdiri atas tujuh alat statistik utama, yaitu diagram sebab akibat atau diagram tulang ikan (fishbone diagram), check sheet, diagram pareto, run chart, control chart, histogram,

stratifikasi, dan diagram sebar (scatter diagram). Baru-baru ini ada alat statistik ang dapat digunakan untuk pemecahan masalah secara

ilmiah, yaitu diagram hubungan, diagram afinitas, diagram pohon, diagram matriks, diagram matriks analisis data, Process Decision

Program Chart (PDPC), diagram panah, Information discovery, data

visualization, dan hipermedia.37

Allah SWT memerintahkan kita untuk tidak seenaknya

berprasangka, atau mengira-ngira suatu perkara, karena semua ada dasarnya. Sebagaimana dalam firmanNya surat al-Hujurat ayat 12 :

ث ّ هظ ا ضع ه ّ هظ ا ا ث ا تجا ا آ ه ا ُ أ

“wahai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu banyak berprasangka (mengira-ngira), karena sebagian prasangka itu

dosa”38

d. Komitmen jangka panjang

Dibutuhkan budaya baru dalam menjalankan bisnis yaitu

budaya kualitas. Menurut Tjiptono:

“budaya kualitas yang perlu dibentuk adalah sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi

37

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 28.

38

(31)

23

pembentukan dan perbaikan kualitas yang berkesinambungan. Budaya kualitas terdiri atas filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang meningkatkan kualitas”.39

Allah berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 18 :

هق ف ظ ت هَ ا هتا ا آ ه ا ُ أ

غ ت

“wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan perhatikanlah apa yang sudah di persiapkan untuk hari

esok”40

e. Tim Kerja

Faktor yang mendasari keberhasilan kerja sama dalam tim

adalah saling ketergantungan, adanya tantangan perluasan tugas yang mendorong terbentuknya semangat persatuan, penggunaan bahasa

yang umum dan dapat dimengerti, adanya sikap saling percaya, adanya distribusi kepemimpinan, dikembangkannya keterampilam pemecahan masalah bersama, adanya manajemen konflik yang efektif,

dan sistem penilaian prestasi yang diterima setiap anggota organisasi.41

Rasulullah SAW pernah bersabda :

ا

ُ

هضع

ضع

ه ش

هع صأ

Orang beriman terhadap orang beriman lainnya bagaikan satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan.”(Bukhori, Muslim) 42

39

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 28.

40

Al-Qur’an, Al-Hasyr : 18

41

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 29.

(32)

24

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa orang Islam itu bagaikan satu bangunan yang kokoh yang saling menguatkan jika

bersatu. Maka sangat dianjurkan bagi muslim untuk melakukan sesuatu bersama-sama, karena bersama-sama itu kuat.

f. Perbaikan sistem secara berkesinambungan

Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan melakukan patok duga maupun melalui upaya penyempurnaan berkesinambungan.

Patok duga menurut Tjiptono adalah

“proses belajar yang berlangsung secara sistematik dan terus-menerus, dimana setiap bagian dari suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan terbaik atau pesaing yang paling unggul.”43

Sementara itu, penyempurnaan berkesinambungan dilandasi

konsep Kaizen yaitu 5S. Menurut Hardjoseodarmo yaitu:

“Kaizen sendiri berarti melakukan perubahan agar lebih baik secara terus menerus dan tiada berkesudahan. 5S berasal dari lima buah kata dalam bahasa jepang, yaitu seiri (memisah-misahkan),

seiton (mengatur secara sistematis), seiso (membersihkan),

seiketsu (membakukan) dan shitsuke (disiplin). Tujuan daripada konsep 5S adalah membuat daerah kerja seefisien dan seproduktif mungkin guna menjamin kepuasan pelanggan.”44

g. Pendidikan dan pelatihan

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan

pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang didorong untuk selalu belajar. Belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia karena dengan belajar setiap

43

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 30.

44

(33)

25

orang mampu meningkatkan keterampilannya dan keahlian profesionalnya serta peduli untuk berkontribusi bagi kemajuan

bersama.45

Dalam Hadist pun dijelaskan bahwasanya:

دا ا

ُ ا

ه عف

ع

دا ا

خْا

ه عف

ع

هدا ا

ه عف

ع

“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka

dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim)46

h. Kebebasan yang terkendali

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam mengambil keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur penting dari TQM. Namun kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan

pemberdayaan karyawaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.47

Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia diberi kebebasan melakukan apa saja yang mereka suka, namun harus dipertanggung jawabkan :

ء ُ ض

حا ه أ عج هَ ء ش

ه أست ء

عت ت ه ع

“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang

45

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 30.

46

Muhammad bin Ahmad, Tafsir As-Siraj Al- Munir, vol. IX, hal.162.

47

(34)

26

dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.”48

i. Kesatuan tujuan

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka suatu perusahaan harus memiliki satu tujuan yang sama. Dengan demikian

setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama dan dapat dikoordinir dengan mudah.49

Allah berfirman dalam surat As-Shaff ayat 4:

ص

ه أ فص ه س ف ت ه ا ُ ح هَ ه

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”50

j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Keterlibatan karyawan dan pemberdayaan sangat penting

bagi penerapan TQM, usaha melibatkan karyawan ada dua manfaat yaitu meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, dan perbaikan yang lebih efektif. Yang kedua

keterlibatan karyawan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan yang mereka akan kerjakan.51

48

Al-Qur’an, An- Nahl : 93.

49

Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 31.

50

Al-Qur’an, As-Shaff : 4.

51

(35)

27

Seperti Firman Allah menjelaskan bahwa manusia mampu dibebani tanggung jawab sebagai khalifah, berarti setiap manusia

mempunyai sifat khalifah.

سف ف عجتأ ا ق ف خ ض ْا ف ع ج ّ ئا ُ ق

عت ا عأ ّ ق ّ

ح حّ س ح ء ّ ا فس ف

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."52

4. Implementasi TQM

Ada beberapa persyaratan untuk mengimplementasikan TQM meliputi:53

a. Komitmen dari manajemen puncak

Hal utama yang harus ada untuk menjalankan bisnis

adalah memiliki komitmen utuh dari manajemen puncak. Komitmen yang dibutuhkan tidak hanya mencakup sumber daya yang berkualitas yang diperlukan, tetapi juga antusiasme dan

waktu yang dicurahkan. Antusiasme mencerminkan konsistensi manajemen dalam mempertahankan keinginannya memperbaiki

kualitas. Selain itu, manajer puncak minimal harus meluangkan

52

Al-Qur’an, Al- Baqarah : 30.

53

(36)

28

sepertiga waktunya untuk melakukan usaha-usaha pelaksanaan TQM.54

b. Komitmen atas sumber daya yang dibutuhkan

Implementasi TQM tidak harus mahal. Meskipun segala

sesuatunya membutuhkan biaya. Sebagian besar biaya digunakan untuk pelatihan kadang juga dibutuhkan untuk biaya konsultan. Dan dana ini harus selalu tersedia.55

c. Organization-Wide Steering Committe

Fungsi Steering committe adalah untuk menentukan cara

implementasi TQM kemudian memantau pelaksanaannya. Pada tahap awal proses perubahan , perlu dibentuk tim fungsional silang, menetapkan tujuan tim tersebut dan memantau hasil yang

dicapai.

Steering committe yang terbentuk beroperasi sebagai

suatu tim, bukan hanya sebagai staf. Steering committe

menetapkan visi dan sasaran organisasi, membentuk tim-tim untuk mencapai sasaran tersebut, memantau kemajuannya, dan

memberikan penghargaan atas prestasi tim-tim tersebut.56 d. Perencanaan dan publikasi

54

Fandy Tiptono,2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 33.

55

Fandy Tiptono,2008, Strategi Bisnis, Andi, Yogyakarta, hal. 33.

56

(37)

29

Setelah dibentuk Steering committee maka dilakukan perencanaan dan publikasi dengan mengembangkan hal-hal

berikut:57

1) Pernyataan visi perusahaan

Pernyataan visi adalah suatu pandangan yang bersifat jangka panjang. Visi harus ada dalam suatu perusahaan karena visi menentukan arah kegiatan perusahaan.

2) Sasaran dan tujuan umum

Baik sasaran dan tujuan harus sesuai dengan pernyataan

visi. Sasaran dan tujuan disini disusun untuk organisasi secara keseluruhan.

3) Rencana implementasi TQM

Rencana ini diarahkan oleh visi, sasaran dan tujuan. 4) Program penghargaan dan pengakuan prestasi

5) Pendekatan publisitas

Semua karyawan harus mengetahui apa yang sedang terjadi, sehingga karayawan dapat memahami dan

mendukung keputusan manajemen.

e. Infrastruktur yang mendukung penyebarluasan dan perbaikan

berkesinambungan

Faktor yang tidak kalah penting dalam implementasi TQM adalah infrastruktur yang mendukung penyebarluasan TQM

57

(38)

30

di seluruh jajaran organisasi dan perbaikan berkesinambungan. Visi, tujuan, pogram pengakuan dan penghargaan atas prestasi

dan komunikasi merupakan infrastruktur pendukung. Selain itu masih ada beberapa infrastruktur yang dibutuhkan, yaitu:58

1) Prosedur

Prosedur yang tidak mendukung budaya kualitas, TQM dan perbaikan berkesinambungan harus diubah.

2) Organisasi

Struktur organisasi tradisional yang bersifat hirarki dan

fungsional harus diubah menjadi struktur organisasi TQM yang bersifat cross-functional berdasarkan proyek tertentu. Biasanya proyek tersebut berorientasi pada produk atau

pelanggan tertentu. 5. Kualitas Layanan Pelanggan

Dalam bisnis kita mengenal dua macam pelanggan yaitu pelanggan internal yang mencakup karyawan atau semua orang yang ada di perusahaan. Sedangkan pelanggan eksternal yaitu orang-orang yang

berada di luar perusahaan, seperti supplier dan konsumen. Kita akan fokus kepada pelanggan eksternal yaitu konsumen. Untuk benar-benar

berkomitmen terhadap pelanggan, suatu perusahaan perlu memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sempurna.

58

(39)

31

Seperti pendapat Wood “layanan pelanggan yaitu sebagai

kemampuan sebuah organisasi untuk menyediakan kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka.” Ada juga definisi lain menurut Wood

tentang “layanan pelanggan sebagai sebuah fungsi tentang sebaik apa

sebuah organisasi bisa konstan dan konsisten memenuhi dan melampaui

kebutuhan pelanggan mereka.”59

Pelayanan pelanggan khususnya

customer dapat menjadi berkualitas ketika pelayanan itu sendiri sesuai

dengan harapan pelanggan.

Menurut Zeithal, Berry dan Parasuraman yang dikutip oleh

Tjiptono, terdapat lima dimensi kualitas jasa / layanan yang dapat dirincikan sebagai berikut:60

a. Kehandalan (Reliability): kemampuan untuk menyampaikan

layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali.

b. Daya tanggap (Responsivenes): berkenaan dengan kesediaan dan

kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera.

c. Empati (Emphaty): perusahaan mampu memahami masalah para

pelanggannya, bertindak demi kepentingan pelanggan, memberikan perhatian personal kepada para pelanggan, dan

memiliki jam operasi yang nyaman.

59

Ivvone Wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 5.

60

(40)

32

d. Jaminan (Assurance): Berkenaan denagan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam rasa percaya

dan keyakinan pelanggan.

e. Bukti fisik (Tangible ): berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas

layanan, peralatan/ perlengkapan, sumber daya manusia, dan materi komunikasi perusahaan.

6. Pelanggan dan Harapan

Pelanggan adalah satu hal konstan yang diperlukan oleh semua bisnis. Tidak ada yang tidak memerlukan pelanggan. Karena itu kita harus

mengetahui apa harapan dari pelanggan.

Menurut Wood jenis harapan pelanggan dibagi menjadi empat tingkatan yaitu:

Basic expectation sebagai harapan minimum standar,

expected expectation adalah harapan yang sama dengan yang lain.

Basic expectation dan expected expectation mutlak harus ada, artinya kinerja penyedia layanan harus mampu mencapai 100% dan tidak boleh gagal sama sekali. Sedangkan desire expectation merupakan kebutuhan khusus masing-masing pelanggan dan unanticipated expectation adalah layanan yang melampaui harapan pelanggan yang

mampu membahagiakan pelanggan.”61

Adapun cara untuk mengenal pelanggan menurut Wood, yaitu:

a. Sudut pandang

Untuk komitmen pada layanan pelanggan, Perusahaan harus melihat setiap aspek bisnisnya dari sudut pandang

61

(41)

33

pelanggan ketika perusahaan membuat keputusan bisnis yang dapat mempengaruhi pelanggan.62

b. Pertanyaan tepat

Untuk megetahui harapan pelanggan kita harus bertanya

kepada pelanggan. Untuk itu bertanya kepada pelanggan bisa dilakukan dalam bentuk kuesioner, wawancara langsung, atau menyediakan kotak saran.63

c. Feedback

Feedback diperlukan untuk mengetahui apakah

perusahaan telah memberikan apa yang mereka inginkan. Jika ada yang kurang atau tidak sesuai, perusahaan harus bisa mengenali dan menangani itu dengan baik.64

d. Survei kepuasan pelanggan

Survei kepuasan pelanggan merupakan alat untuk mencari tahu

bagaimana pelanggan anda melihat bisnis dan pelayanan yang anda tawarkan.65

7. Kepuasan Pelanggan

Pada hakikatnya tujuan bisnis adalah untuk menciptakan dan mempertahankan para pelanggan. Dalam pendekatan TQM, kualitas

ditentukan oleh pelanggan. Oleh karena itu semua usaha manajemen dalam meningkatkan suatu kualitas diarahkan pada satu tujuan utama yaitu

62

Ivvone Wood,2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 36-37.

63

Ivvone Wood,2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 37.

64

Ivvone Wood,2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 38.

65

(42)

34

terciptanya kepuasan pelanggan. Apapun yang dilakukan oleh manajemen tidak akan ada gunanya bila akhirnya tidak menghasilkan peningkatan

kepuasan pelanggan.

Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa kita harus berbuat lemah

lembut (memuaskan) terhadap pelanggan kita yang terdapat dalam surat Ali- Imran ayat 159:

ع فع ف ح ا ُضف ا ا ظ غ ظف ت ت هَ ح ف

فغتسا

ه تف ت ع ا ف ْا ف ه ش ّ ت ا ُ ح هَ ه هَ ع

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”66

Kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya:67

a. Hubungan antara perusahaan dan pelanggannya dapat menjadi

harmonis

b. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang

c. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan

d. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (words-of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.

66

Al-Qur’an, Ali-Imran : 159

67

(43)

35

e. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan. f. Laba yang diperoleh dapat meningkat.

8. Komplain

Dengan mengenal apa yang pelanggan harapkan, perusahaan

mudah untuk menangani proses komplain dengan cepat dan adil. Harapan pelanggan ketika komplain:68

a. Diperlakukan dengan hormat dan adanya pengakuan dari perusahaan

atau orang yang menerima komplain bahwa urusan mereka penting. b. Disebut atau dipanggil dengan panggilan yang sopan.

c. Berbicara dengan seseorang yang mewakili perusahaan, yang memiliki wewenang untuk menyelesaikan masalah dengan cepat. d. Komplainnya ditanggapi dengan serius.

e. Menerima penjelasan yang masuk akal. f. Dihubungi lagi jika dijanjikan.

g. Diberi laporan kemajuan atas masalah tersebut jika tidak bisa di selesaikan di tempat.

h. Diberi pilihan untuk menyelesaikan masalah.

i. Menerima permintaan maaf yang tulus ketika kesalahan terjadi. j. Diyakinkan bahwa masalah tersebut tidak akan terulang kembali.

68

(44)

36

Untuk memahami lebih mendalam tentang komplain pelanggan, kategori-kategori komplain perlu diketahui. Menurut Wood komplain

pelanggan dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:69 a. Kebiasaan

Pelanggan kategori ini memiliki kebiasaan mengkomplain apa saja. Meskipun anda mungkin memberi mereka hal yang terbaik bahkan ekstra, mereka tetap mengkomplain karena ini merupakan

kebiasaan mereka. b. Sengaja

Pelanggan kategori ini melakukan komplain dengan motif tertentu. Mereka menciptakan kesempatan untuk melakukan komplain dengan maksud untuk mendapat diskon atau produk dan

jasa gratis. c. Kesenangan

Beberapa pelanggan suka melihat keributan yang terjadi dalam manjemenen ketika mereka mencoba menangani komplain. Hal itu membawa kesenangan tersendiri bagi mereka.

d. Asli

Pelanggan tidak akan melalukan komplain kembali jika

perusahaan dapat menangani komplain tersebut. Atau pelanggan lebih memilih tidak menggunakan jasa atau produk jika kompalin tidak di respon.

69

(45)

37

Diatas sudah dijelaskan mengenai macam-macam komplain. Sekarang kita harus mengetahui bagaimana cara menangani komplain

tersebut. Adapun macam-macam penanganan komplain, yaitu: 70 a. Komplain telepon

Untuk mengahadapi komplain telepon kita harus lebih sabar menghadapi kemauan pelanggan tanpa menyela ucapannya, dan memberikan apa yang diinginkannya. Jika anda tidak mampu

menanganinya teruskan teleponnya kepada pihak yang lebih berwenang untuk menyelesaikannya.71

b. Komplain tertulis

Kita tetap harus menghormati komplain pelanggan walaupun berupa tulisan, agar mereka tidak meninggalkan kita dan

kita juga dianggap profesional.72 c. Komplain di media massa

Setidaknya perusahaan harus meminta maaf dan menjelaskan masalah komplain tersebut di media massa yang sama, agar pelanggan tidak memiliki dendam dan memiliki pemikiran

kalau kita tidak profesional.73 d. Komplain pihak ketiga

70

Ivvone wood, 2002, Layanan Pelanggan,Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 96.

71

Ivvone wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 96-97.

72

Ivvone wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 97.

73

(46)

38

Ketika kita mendengar keluhan dari pihak ketiga kita seharusnya menghubungi dia untuk mengatakan bahwa kita sudah

menerima keluhannya dan segera mengatasinya.74 e. Kebijakan komplain

Suatu perusahaan seharusnya memiliki strategi yang jelas tentang bagaimana menangani komplain. Dan strategi itu seharusnya berupa dokumen sehingga karyawan mampu mempelajari dan

memahaminya.75 f. Aksi dan solusi

Dalam menangani komplain kita bisa bicara baik-baik dan menanyakan bagaimana pelanggan ingin masalah ini diselesaikan. Dan kita juga harus mengambil keputusan yang adil untuk

memuaskan pelanggan.76 g. Tindak lanjut

Pelanggan adalah segalanya, kita harus menanamkan itu dalam pikiran karyawan kita. Ketika ada komplain memberi tindaklanjut adalah hal yang paling berat, namun ketika kita ingin

benar-benar menjadi seorang profesional kita harus berhasil dalam menindaklanjuti komplain tersebut.77

h. Tidak semua orang

74

Ivvone wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 99.

75

Ivvone wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 100.

76

Ivvone wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 101

77

(47)

39

Tidak semua orang mampu menerima dan dapat dipuaskan. Jika itu terjadi maka lebih baik kita merekomendasikan perusahaan

lain, agar kita tidak perlu bersusah payah untuk memuaskannya.78 i. Pengawasan

Dalam suatu perusahaan harus memiliki devisi atau seseorang untuk menangani layanan pelanggan dan komplain. Dan untuk memastikan komplain pelanggan ditindaklanjuti, perlu

dilakukan survey kepuasan pelanggan dan audit layanan pelanggan.79

78

Ivvone wood, 2009, Layanan Pelanggan, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 102.

79

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan di unit usaha Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang.80

Pendekatan kualitatif ini dilakukan karena beberapa pertimbangan.

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung

hakekat hubungan antara peneliti dan responden dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.81

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah Studi kasus. Jenis Studi kasus digunakan untuk menyelidiki secara cermat suatu

program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu.82

Penelitian tentang manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan

lebih cocok menggunanakan pendekatan kualitatif karena pendekatan ini

80

Lexy Lexy J, Moleong, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Cet 17, Bandung, hal. 5.

81

Lexy Lexy J, Moleong, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Cet 17, Bandung, hal.. 9-10.

82

(49)

41

memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku suatu proses pengendalian mutu layanan

pelanggan. Sedangkan jenis penelitian ini adalah Studi kasus. Karena penelitian ini menganalisis kasus yang ada di Daarul Qur’an Wisatahati

Surabaya yaitu tentang pelayanan pelanggan.

B.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya. yang berlokasi di Jl. Taman Ketampon 79 Surabaya. Lokasi penelitian tersebut

mudah dijangkau peneliti, sehingga pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar.

C.Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua, yaitu: a. Data Primer

Marzuki menyatakan “data primer merupakan data yang

diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.”83 Dalam hal ini data yang diperoleh adalah tentang

Manajemen mutu terpadu dan pelayanan pelanggan yang berkualitas. Data diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan 11 responden yaitu: Manager HRD, Manajer Aqiqoh, Staff Keuangan,

83

(50)

42

Staff Media, Staff Pelayanan Jama’ah, Staff Dakwah, Teller KJKS,

Accounting KJKS dan tiga pelanggan Aqiqah Daarul Qur’an

Wisatahati Surabaya. Data primer juga diperoleh dari observasi selama satu bulan dan dokumentasi yang berhubungan dengan data

tersebut. b. Data Sekunder

Idianto dan Supono mengemukakan “data sekunder adalah

data yang diperoleh dari bahan perpustakaan dan peneliti secara tidak langsung dengan melalui media perantara.”84 Data sekunder adalah

data dokumentasi yang diperoleh secara tidak langsung yang berfungsi sebagai pendukung terhadap kelengkapan hasil penelitian. Data sekunder penelitian ini adalah majalah dan website Daarul Qur’an Wisatahati.

2. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan dari dokumen. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis, pembagian angket, rekaman suara

melalui perekaman smartphone dan foto. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil usaha gabungan

dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya.85

84

Nur Idianto dan Bambang Supono, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta, hal. 147.

85

(51)

43

D.Tahap-tahap Penelitian

Ada empat tahap yang dikerjakan dalam penelitian yaitu pra lapangan,

pekerjaan lapangan, analisis dan penulisan laporan. 1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan ini merupakan proses pembuatan proposal penelitian sebagai pedoman dan perencanaan penelitian, memilih lapangan penelitian, membuat surat izin penelitian yang ditanda tangani oleh Dekan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian,dan

persoalan etika penelitian.86 2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri, yaitu meliputi:

Pembahasan latar penelitian, pengenalan hubungan penelitian, jumlah waktu studi.

b. Memasuki lapangan, yaitu meliputi: keakraban hubungan dengan para informan dan mempelajari bahasa informan agar kita bisa menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data.87 3. Tahap Analisis Data

86

Lexy Lexy J, Moleong, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Cet 17, Bandung, hal. 127- 136.

87

(52)

44

Pada tahapan ini peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan dari Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya dengan metode yang

telah ditentukan.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan yang telah peneliti lakukan adalah dengan menggunakan observasi dan wawancara.

1. Observasi

Ali menyatakan “observasi adalah salah satu teknik penelitian

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek,

baik secara langsung maupun tidak langsung.”88 Metode observasi digunakan untuk mencari data primer, dimana peneliti bisa melihat dan merasakan secara langsung kejadian di lapangan.

2. Wawancara

Menurut Nasir “Wawancara adalah suatu proses memperoleh

data atau keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap, muka antara pewawancara dan informan dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.”89 Peneliti

melakukan wawancara dengan 11 responden yaitu: Manager HRD, Manajer Aqiqoh, Staff Keuangan, Staff Media, Staff Pelayanan Jama’ah,

Staff Dakwah, Teller KJKS, Accounting KJKS dan tiga pelanggan Aqiqah Daarul Qur’an Wisatahati Surabaya. Dalam melakukan wawancara ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah

88

Ali Muhammad, 1985, Penelitian Pendidikan, Prosedur, dan Teknologi, Angkasa, Bandung, hal. 81.

89

(53)

45

peneliti siapkan. Tujuan dari wawancara ini adalah peneliti menggali data tentang manajemen mutu terpadu pelayanan pelanggan di unit usaha

Daquwisatahati Surabaya. Dalam melakukan wawancara ini peneliti mendapatkan kendala yaitu sulitnya mendapat kepercayaan responden

bahwa penelitian ini tidak membahayakan jabatannya. Tetapi akhirnya peneliti dapat melakukan wawancara dengan sebelas responden berkat sosialisasi oleh kepala HRD. Ketika proses pengisian angket responden

banyak bertanya tentang pertanyaan yang tidak dipahami, namun responden banyak membantu dengan memberikan jawaban-jawaban

yang sesuai dengan pertanyaan yang peneliti berikan. Bahkan mereka memberikan informasi yang lebih mendalam dari topic yang peneliti lemparkan. Dari hasil wawancara ini, dapat dikatakan bahwa informasi

yang peneliti dapat sangat berbobot dalam menunjang penelitian ini. 3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu “suatu proses memperoleh data atau keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara pengolahan dan penyimpanan informasi di bidang

pengetahuan.”90 Dokumentasi digunakan untuk mencari data primer berupa foto, buku atau majalah tentang Daarul Qur’an Wisatahati

Surabaya.

90

(54)

46

F. Teknik Validitas Data

Dalam sebuah penelitian kualitatif keilmuan merupakan faktor utama.

Menjaga keilmuan tersebut dapat dilihat dari data yang ada, karena kesalahan mungkin terjadi dalam pencarian data, sedangkan distorsi data biasa terjadi

dalam penelitian sendiri dan mungkin juga terjadi dari informan.

Maka untuk mengurangi atau mengadakan keabsahan data, peneliti perlu mengecek kembali sebelum diproses dalam bentuk laporan yang

disajikan. Agar tidak terjadi kesalahan maka digunakan tehnik sebagai berikut: 1. Perpanjangan Keikut Sertaan

Perpanjangan keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Dengan memperpanjang keikiutsertaan peneliti dapat menguji ketidak benaran informasi dan mencari informasi – informasi

yang dapat mendukung hasil penelitian. Keikutsertaan itu tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan

keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.91 2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk mencari dan

menemukan ciri–ciri dan unsur–unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan

diri pada hal–hal tersebut secara rinci.92 3. Triangulasi

91

Lexy Lexy J, Moleong, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Cet 17, Bandung, hal. 175.

92

(55)

Gambar

Gambar 2.1: Pengertian Kualitas dari Prespektif Produsen dan Konsumen
Gambar 2.2: Manfaat Manajemen Mutu Terpadu
Gambar 4.1: kantor Daquwisatahati Surabaya
Gambar 4.2: kantor KJKS Daquwisatahati Surabaya
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tanggapan responden terhadap keadaan air laut di Pantai Takisung sebanyak 36 (12%) responden menyatakan bahwa air laut keruh dan berwarna kekuningan, sedang

Dalam penelitian ini, korelasi genetik antara diameter batang dengan indeks kekokohan (-0,67) bernilai negatif cukup tinggi dan ini merupakan indikasi yang positif, sebab

Hasil penelitian menunjukkan bahwa itsar adalah sikap dan tingkah laku utama yang mampu dilakukan oleh manusia yang telah mampu dan tidak hanya bersimpati dan berempati terhadap

M et ode pengem bangan yang dilakukan dalam pem buat an aplikasi ini m enggunakan m odel pengem bangan sist em sekuensial linear. M odel ini sering disebut dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor personal (jenis kelamin, usia, pendidikan, self-esteem dan praktik beribadah) dan sosial (kontrol orang tua, sikap

Ketertarikan untuk memahami makna dan manfaat pembagian daging babi dengan potongan yang berbeda-beda tentu menyebabkan penulis harus hadir untuk menyaksikan secara

menunjukkan tidak terjadi pengaruh interaksi salinitas air siraman dan kultivar terhadap total bobot segar buah per pohon tetapi terdapat perbedaan pengaruh salinitas air

Akan dibahas juga bagaimana standarisasi infrastruktur berdasarkan TIA-942 dan hal-hal yang harus dilakukan guna infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dapat yang