• Tidak ada hasil yang ditemukan

Per 17 PJ 2015 Norma.compressed

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Per 17 PJ 2015 Norma.compressed"

Copied!
1089
0
0

Teks penuh

(1)

Hal 1 dari 4

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR PER- 17/PJ/2015

TENTANG

NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang : a. bahwa Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk menentukan

penghasilan neto, dibuat dan disempurnakan secara terus menerus serta

diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak;

b. bahwa Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak yang diatur dalam

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2012 tentang

Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-321/PJ/2012 telah berlaku

sejak tanggal 31 Oktober 2012;

c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b serta

untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (2) dan ayat (5)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun

2008, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Norma

Penghitungan Penghasilan Neto;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor

49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893);

(2)

Hal 2 dari 4

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2012 tentang

Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak sebagaimana telah diubah dengan

KEP-321/PJ/2012.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG NORMA

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO

Pasal 1

(1) Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun sebesar

Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) atau lebih

wajib menyelenggarakan pembukuan.

(2) Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari

Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) wajib

menyelenggarakan pencatatan, kecuali Wajib Pajak yang bersangkutan

memilih menyelenggarakan pembukuan.

(3) Wajib Pajak orang pribadi yang wajib menyelenggarakan pencatatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan menerima atau memperoleh

penghasilan yang tidak dikenai Pajak Penghasilan bersifat final, menghitung

penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan

Neto.

Pasal 2

(1) Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) wajib

memberitahukan mengenai penggunaan Norma Penghitungan kepada

Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal Tahun Pajak

yang bersangkutan.

(2) Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang

disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dianggap disetujui kecuali berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Wajib

Pajak tidak memenuhi persyaratan untuk menggunakan Norma

Penghitungan Penghasilan Neto.

(3) Wajib Pajak orang pribadi yang tidak memberitahukan kepada Direktur

Jenderal Pajak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan.

Pasal 3

(3)

Hal 3 dari 4

pendukungnya, penghasilan netonya dihitung dengan menggunakan Norma

Penghitungan Penghasilan Neto.

(2) Penghitungan penghasilan neto Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tidak dilakukan atas penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan

yang bersifat final berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan di

bidang perpajakan.

(3) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan.

Pasal 4

(1) Daftar Persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto dikelompokkan

menurut wilayah sebagai berikut:

a. 10 (sepuluh) ibukota propinsi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan Pontianak;

b. ibukota propinsi lainnya;

c. daerah lainnya.

(2) Daftar Persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk Wajib Pajak

orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) tercantum

dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(3) Daftar Persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk Wajib Pajak

orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) tercantum

dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(4) Daftar Persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk Wajib Pajak

badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) tercantum dalam

Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

Pasal 5

(1) Penghitungan penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu

jenis usaha atau pekerjaan bebas, dilakukan terhadap masing-masing jenis

usaha atau pekerjaan bebas dengan memperhatikan pengelompokan wilayah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).

(2) Penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha

atau pekerjaan bebas adalah penjumlahan penghasilan neto dari

masing-masing jenis usaha atau pekerjaan bebas yang dihitung sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

Pasal 6

(1) Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung dengan cara mengalikan

angka persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto dengan peredaran

bruto atau penghasilan bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dalam

1 (satu) Tahun Pajak.

(4)

Hal 4 dari 4

Pasal 7

Petunjuk penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto adalah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak

ini.

Pasal 8

Dengan berlakunya peraturan ini, maka Keputusan Direktur Jenderal Pajak

Nomor KEP-536/PJ./2000 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto Bagi

Wajib Pajak Yang Dapat Menghitung Penghasilan Neto Dengan Menggunakan

Norma Penghitungan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9

Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2016.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 10 April 2015

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

ttd.

SIGIT PRIADI PRAMUDITO

(5)

Lampiran I

DAFTAR PERSENTASE NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGHITUNG

PENGHASILAN NETONYA DENGAN MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO

NO

KLU

URAIAN KLU

1

01111 PERTANIAN TANAMAN JAGUNG

15

15

15

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman serealia jagung.

2

01112 PERTANIAN TANAMAN GANDUM

15

15

15

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman serealia gandum, seperti sorgum/cantel, gandum

(wheat/oats), jelai (barley), gandum hitam (rye), jawawut (millet) dan sejenisnya.

3

01113 PERTANIAN TANAMAN KEDELAI

15

15

15

NO

KLU

URAIAN KLU

3

01113 PERTANIAN TANAMAN KEDELAI

15

15

15

(6)

4

01114 PERTANIAN TANAMAN KACANG TANAH

15

15

15

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman kacang tanah (kacang palawija).

5

01115 PERTANIAN TANAMAN KACANG HIJAU

15

15

15

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman kacang hijau (kacang palawija).

6

01116 PERTANIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN HORTIKULTURA

15

15

15

6

01116 PERTANIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN HORTIKULTURA

15

15

15

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman tanaman kacang-kacangan hortikultura, seperti

buncis, buncis besar, kacang panjang, kacang merah, gude, kara, kapri, kecipir,

cow peas, miju-miju, lupin, kacang polong, pigeon peas dan tanaman

kacang-kacangan lainnya.

7

01117 PERTANIAN TANAMAN BIJI-BIJIAN PENGHASIL MINYAK MAKAN

11,5

11

10

(7)

8

01118 PERTANIAN TANAMAN BIJI-BIJIAN PENGHASIL BUKAN MINYAK MAKAN

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman biji­bijian penghasil bukan minyak makan, seperti

biji kapas, biji castor, biji rami, biji mustard, niger seeds, biji jarak dan tanaman

biji-bijian penghasil bukan minyak makan lainnya.

9

01119 PERTANIAN TANAMAN SEREALIA LAINNYA, KACANG­KACANGAN DAN BIJI-BIJIAN

PENGHASIL MINYAK LAINNYA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman serealia lainnya bukan padi, jagung dan gandum,

tanaman kacang­kacangan palawija lainnya dan pertanian tanaman lainnya yang

belum diklasifikasikan pada kelompok 01111 s.d. 01118.

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman serealia lainnya bukan padi, jagung dan gandum,

tanaman kacang­kacangan palawija lainnya dan pertanian tanaman lainnya yang

belum diklasifikasikan pada kelompok 01111 s.d. 01118.

10

01120 PERTANIAN PADI

15

15

15

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan dan pasca panen

jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman padi baik padi sawah dan padi

(8)

11

01131 PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA SAYURAN DAUN

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, dan juga pemanenan, dan pasca panen jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman hortikultura sayuran yang dipanen sekali, seperti

petsai/sawi, asparagus, kubis/kol, kembang kol dan brokoli, selada dan

seledri/chicory, daun bawang, paprika, petsai/sawii, bayam, kangkung, tumbuhan

yang bunganya dimakan sebagai sayur dan sayuran daun dan batang lainnya.

Bayam dan kangkung yang dipanen dengan akarnya juga dimasukkan dalam

kelompok ini.

12

01132 PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA BUAH

11,5

11

10

12

01132 PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA BUAH

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu

(9)

13

01133 PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA SAYURAN BUAH

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu

kesatuan kegiatan tanaman hortikultura buah yang dipakai sebagai sayuran (labu),

seperti mentimun, terung, tomat, belimbing sayur dan labu sayur (siam),

waluh/labu kuning, gambas/oyong dan sejenisnya.

14

01134 PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA SAYURAN UMBI

15

15

15

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pasca panen jika menjadi satu

kesatuan kegiatan tanaman umbi­umbian hortikultura, seperti kentang, kentang

manis, wortel, lobak cina, rebung, bawang putih, bawang bombay atau bawang

merah, bawang perai dan sayuran alliaceous lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pasca panen jika menjadi satu

kesatuan kegiatan tanaman umbi­umbian hortikultura, seperti kentang, kentang

manis, wortel, lobak cina, rebung, bawang putih, bawang bombay atau bawang

merah, bawang perai dan sayuran alliaceous lainnya.

15

01135 PERTANIAN TANAMAN UMBI-UMBIAN PALAWIJA

15

15

15

(10)

16

01136 PERTANIAN TANAMAN JAMUR

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu

kesatuan kegiatan tanaman jamur dan truffle, seperti jamur merang, jamur tiram,

jamur shitake, jamur kuping dan sejenisnya.

17

01137 PERTANIAN TANAMAN BIT GULA DAN TANAMAN PEMANIS BUKAN TEBU

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu

kesatuan kegiatan tanaman bit gula dan tanaman pemanis lainnya bukan tebu,

seperti stevia dan sorgum manis.

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu

kesatuan kegiatan tanaman bit gula dan tanaman pemanis lainnya bukan tebu,

seperti stevia dan sorgum manis.

18

01139 PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA SAYURAN LAINNYA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu

kesatuan kegiatan tanaman hortikultura sayuran lainnya yang dipanen lebih dari

sekali; pertanian bibit sayuran, kecuali bibit bit; dan pertanian sayuran lainnya.

19

01140 PERKEBUNAN TEBU

11,5

11

10

(11)

20

01150 PERKEBUNAN TEMBAKAU

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman tembakau. Termasuk pula pengolahan daun

tembakau yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunan seperti

pembersihan dan perajangan tembakau yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

perkebunannya.

21

01160 PERTANIAN TANAMAN BERSERAT

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman berserat sebagai bahan baku tekstil, seperti

kapuk, kapas, rosela, rami, yute, linen, agave, abaca dan kenaf, perkebunan sisal

dan tanaman bahan baku tekstil lainnya termasuk genus agave dan perkebunan

tanaman serat lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan jika menjadi

satu kesatuan kegiatan tanaman berserat sebagai bahan baku tekstil, seperti

kapuk, kapas, rosela, rami, yute, linen, agave, abaca dan kenaf, perkebunan sisal

dan tanaman bahan baku tekstil lainnya termasuk genus agave dan perkebunan

tanaman serat lainnya.

22

01191 PERTANIAN TANAMAN RUMPUT-RUMPUTAN DAN TANAMAN PAKAN TERNAK

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman

rumput-rumputan semusim lainnya yang tidak termasuk dalam kelompok

manapun, seperti tanaman pupuk hijau, tanaman penutup tanah dan pertanian

sewede, mangold, akar-akaran untuk makanan hewan, rumput gajah, semanggi,

alfalfa, saifoin, tanaman jagung (maize) dan rumput-rumputan lainnya untuk

makanan ternak dan sejenisnya.

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman

rumput-rumputan semusim lainnya yang tidak termasuk dalam kelompok

(12)

23

01192 PEMBIBITAN BIT (BUKAN BIT GULA) DAN BIBIT TANAMAN PAKAN TERNAK

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan bit (bukan bit gula) dan bibit tanaman pakan ternak.

24

01193 PERTANIAN TANAMAN BUNGA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup pertanian tanaman semusim yang lain, seperti pertanian

tanaman bunga, termasuk produksi bunga potong dan pucuk bunga. Tanaman

bunga pada kelompok ini misalnya anggrek, anyelir, gerbera/hebras, gladiol,

krisan, mawar, melati, sedap malam dan tanaman bunga lainnya. Termasuk

tanaman anthurium bunga, euphorbia, adenium (kamboja Jepang) dan Ixora

(soka).

Kelompok ini mencakup pertanian tanaman semusim yang lain, seperti pertanian

tanaman bunga, termasuk produksi bunga potong dan pucuk bunga. Tanaman

bunga pada kelompok ini misalnya anggrek, anyelir, gerbera/hebras, gladiol,

krisan, mawar, melati, sedap malam dan tanaman bunga lainnya. Termasuk

tanaman anthurium bunga, euphorbia, adenium (kamboja Jepang) dan Ixora

(soka).

25

01194 PERTANIAN PEMBIBITAN TANAMAN BUNGA

11,5

11

10

(13)

26

01210 PERTANIAN BUAH ANGGUR

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan atau

pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen

buah anggur.

27

01220 PERTANIAN BUAH-BUAHAN TROPIS

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan/

pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen

buah-buahan tropis, seperti rambutan, alpukat, durian, duku, pisang dan pisang

raja, kurma, buah ara, pepaya, jambu biji, jambu air, lengkeng, nangka, nenas,

mangga, manggis, sawo, belimbing, salak, sirsak dan sejenisnya.

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan/

pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen

buah-buahan tropis, seperti rambutan, alpukat, durian, duku, pisang dan pisang

raja, kurma, buah ara, pepaya, jambu biji, jambu air, lengkeng, nangka, nenas,

mangga, manggis, sawo, belimbing, salak, sirsak dan sejenisnya.

28

01230 PERTANIAN BUAH JERUK

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan/

pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen

buah jeruk besar dan jeruk keprok atau jeruk siam, seperti jeruk Bali, jeruk lemon

dan limau, jeruk orange, jeruk keprok, jeruk tangerin, jeruk mandarin dan

(14)

29

01240 PERTANIAN BUAH APEL DAN BUAH BATU (POME AND STONE FRUITS)

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan/

pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen

buah apel dan buah batu, seperti apel, aprikot, cherry, peach dan nectarine, pear

dan quince, plum dan sloe, markisa, kepel, buah naga, terong Belanda dan buah

delima dan buah batu lainnya.

30

01251 PERTANIAN BUAH BERI

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan atau

pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen

buah beri, seperti blueberry, gooseberry, kiwi, raspberry, strawberry dan beri

lainnya termasuk pembibitannya.

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan atau

pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen

buah beri, seperti blueberry, gooseberry, kiwi, raspberry, strawberry dan beri

lainnya termasuk pembibitannya.

31

01252 PERTANIAN TANAMAN BUAH BIJI KACANG-KACANGAN

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan tanaman

buah biji kacang

kacangan yang dapat dimakan, seperti almond, kacang mede,

chestnut, kenari, walnut dan kacang-kacangan yang lainnya termasuk

pembibitannya.

32

01253 PERTANIAN TANAMAN SAYURAN TAHUNAN

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman

sayuran tahunan, seperti kluwih atau timbul, sukun, nangka sayur, petai, jengkol,

melinjo dan sejenisnya.

(15)

33

01259 PERTANIAN TANAMAN BUAH SEMAK LAINNYA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman

buah semak lainnya, termasuk locust beans.

34

01261 PERKEBUNAN BUAH KELAPA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan buah kelapa.

35

01262 PERKEBUNAN BUAH KELAPA SAWIT

11,5

11

10

35

01262 PERKEBUNAN BUAH KELAPA SAWIT

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan buah kelapa

sawit.

36

01269 PERKEBUNAN TANAMAN BUAH OLEAGINOUS LAINNYA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman

buah oleaginous lain, seperti buah zaitun dan lainnya.

37

01270 PERTANIAN TANAMAN UNTUK BAHAN MINUMAN

11,5

11

10

(16)

38

01281 PERKEBUNAN LADA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan lada atau

merica (piper spp).

39

01282 PERKEBUNAN CENGKEH

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan cengkeh.

40

01283 PERKEBUNAN CABE

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen sayuran cabe (capsicum

spp), seperti cabe besar, cabe rawit dan paprika.

Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen sayuran cabe (capsicum

spp), seperti cabe besar, cabe rawit dan paprika.

41

01284 PERKEBUNAN TANAMAN AROMATIK/PENYEGAR

11,5

11

10

Kelompok mi mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman

perkebunan minyak atsini, seperti sereh wangi, nilam, menthol, cendana, kenanga,

ilang-ilang, gandapura, lawang.

42

01285 PERTANIAN TANAMAN OBAT ATAU BIOFARMAKA RIMPANG

11,5

11

10

Kelompok mi mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan tanaman

obat atau biofarmaka nimpang (termasuk pula tanaman bahan insektisida dan

fungisida dan yang sejenis), seperti jahe, kunyit, temulawak, temugining,

temuireng, temukunci, kencur, lengkuas, lempuyang, dlingo dan sejenisnya.

Kelompok mi mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan tanaman

obat atau biofarmaka nimpang (termasuk pula tanaman bahan insektisida dan

fungisida dan yang sejenis), seperti jahe, kunyit, temulawak, temugining,

(17)

43

01286 PERTANIAN TANAMAN OBAT ATAU BIOFARMAKA NON RIMPANG

11,5

11

10

Kelompok mi mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan tanaman

obat atau biofarmaka non nimpang (termasuk pula tanaman bahan insektisida dan

fungisida dan yang sejenis), seperti kina, adas, kapulaga, orang-aning, iles­iles,

pinang, gambir, lidah buaya, kejibeling, sambioto, kumis kucing, mengkudu atau

pace, mahkota dewa dan sejenisnya.

44

01289 PERTANIAN TANAMAN REMPAH-REMPAH, AROMATIK/PENYEGAR, NARKOTIK

DAN OBAT LAINNYA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan tanaman

rempah lainnya, seperti kemini, panili, kayu manis dan pala.

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan tanaman

rempah lainnya, seperti kemini, panili, kayu manis dan pala.

45

01291 PERKEBUNAN KARET DAN TANAMAN PENGHASIL GETAH LAINNYA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman

karet dan tanaman penghasil getah lainnya, seperti getah perca dan kemenyan.

Termasuk pengolahan hasil tanaman karet yang tidak dapat dipisahkan dan

kegiatan perkebunan.

46

01299 PERKEBUNAN CEMARA DAN TANAMAN TAHUNAN LAINNYA

11,5

11

10

Kelompok mi mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan pohon

cemara dan tanaman tahunan lainnya.

Kelompok mi mencakup usaha perkebunan mulai dan kegiatan pengolahan lahan,

penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan pohon

(18)

47

01301 PERTANIAN TANAMAN HIAS BUKAN TANAMAN BUNGA

11,5

11

10

Kelompok mi mencakup pertanian atau budidaya tanaman hias yang dipanen

bukan bunganya, seperti bonsai, suplir, kupmg gajah, heliconia (pisang-pisangan),

dracaena, phylodendrom, monstera, cordyline, anthunium daun, pakis, aglonema,

difenbacia, sansifera (lidah mertua), caladium (keladi), palem dan tanaman hias

bukan tanaman bunga lainnya. Tenmasuk penanaman tumbuhan untuk tujuan

onnamen dan tanah benumput untuk transplantasi.

48

01302 PERTANIAN PENGEMBANGBIAKAN TANAMAN HOLTIKULTURA LAINNYA BUKAN

BUNGA

11,5

11

10

48

01302 PERTANIAN PENGEMBANGBIAKAN TANAMAN HOLTIKULTURA LAINNYA BUKAN

BUNGA

11,5

11

10

Kelompok ini mencakup produksi semua bibit tanaman secara vegetatif termasuk

batang stek, potongan dan pembibitan untuk kelangsungan pengembanganbiakan

tanaman atau membuat batang okulasi tanaman pada keturunannya terpiih yang

diokulasi yang pada akhirnya ditanam untuk menghasilkan tanaman. Termasuk

kegiatan penanaman tumbuhan untuk ditanam kembali, penanaman tumbuhan

hidup untuk umbi-umbian, akar-akaran; pemotongan, stek dan cangkokan; spawn

jamur dan kebun bibit tanaman, kecuali kebun bibit tanaman hutan.

49

01411 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA SAPI POTONG

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

sapi potong, untuk menghasilkan ternak bibit sapi potong, mani dan mudigah dan

peternakan yang menyelenggarakan budidaya sapi potong (termasuk kegiatan

penggemukan) untuk menghasilkan sapi bakalan dan sapi potong.

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

sapi potong, untuk menghasilkan ternak bibit sapi potong, mani dan mudigah dan

peternakan yang menyelenggarakan budidaya sapi potong (termasuk kegiatan

penggemukan) untuk menghasilkan sapi bakalan dan sapi potong.

50

01412 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA SAPI PERAH

11

10

9

(19)

51

01413 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA KERBAU POTONG

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

kerbau potong, untuk menghasilkan ternak bibit kerbau potong, mani dan mudigah

dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya kerbau (termasuk kegiatan

penggemukan) untuk menghasilkan kerbau bakalan dan kerbau potong.

52

01414 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA KERBAU PERAH

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

kerbau perah, untuk menghasilkan ternak bibit kerbau perah, mani dan mudigah

dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya kerbau perah untuk

menghasilkan susu.

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

kerbau perah, untuk menghasilkan ternak bibit kerbau perah, mani dan mudigah

dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya kerbau perah untuk

menghasilkan susu.

53

01420 PETERNAKAN KUDA DAN SEJENISNYA

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

kuda, untuk menghasilkan ternak bibit kuda, mani dan mudigah dan peternakan

yang menyelenggarakan budidaya kuda untuk menghasilkan kuda potong, kuda

pacu dan kuda tarik.

54

01430 PETERNAKAN UNTA DAN SEJENISNYA

11

10

9

Kelompok ini mencakup pembibitan dan budidaya unta dan sejenisnya.

55

01441 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA DOMBA

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

domba, yang menghasilkan ternak bibit domba, mani dan mudigah dan peternakan

yang menyelenggarakan budidaya domba (termasuk kegiatan penggemukan) untuk

menghasilkan domba potong dan untuk diambil bulunya.

(20)

56

01442 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA KAMBING POTONG

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha yang menyelenggarakan pembibitan kambing

potong, untuk menghasilkan ternak bibit kambing potong, mani dan mudigah dan

peternakan yang menyelenggarakan budidaya kambing (termasuk kegiatan

penggemukan) untuk menghasilkan kambing potong.

57

01443 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA KAMBING PERAH

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

kambing perah, untuk menghasilkan ternak bibit kambing perah, mani dan

mudigah dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya kambing perah untuk

menghasilkan susu.

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

kambing perah, untuk menghasilkan ternak bibit kambing perah, mani dan

mudigah dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya kambing perah untuk

menghasilkan susu.

58

01450 PETERNAKAN BABI

11

10

9

(21)

59

01461 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

ayam ras pedaging untuk menghasilkan ayam bibit dan telur tetas dan peternakan

yang menyelenggarakan budidaya ayam ras untuk menghasilkan ayam pedaging

dan lainnya.

60

01462 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

ayam ras petelur untuk menghasilkan ayam bibit dan telur tetas dan peternakan

yang menyelenggarakan budidaya ayam ras untuk menghasilkan telur konsumsi

dan lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

ayam ras petelur untuk menghasilkan ayam bibit dan telur tetas dan peternakan

yang menyelenggarakan budidaya ayam ras untuk menghasilkan telur konsumsi

dan lainnya.

61

01463 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA AYAM BURAS

11

10

9

(22)

62

01464 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA ITIK

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan itik,

untuk menghasilkan ternak bibit itik dan atau telur tetas dan peternakan yang

menyelenggarakan budidaya itik untuk menghasilkan itik potong, telur konsumsi

dan lainnya.

63

01465 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA ITIK MANILA

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan itik

manila, untuk menghasilkan ternak bibit itik manila dan atau telur tetas dan

peternakan yang menyelenggarakan budidaya itik manila untuk menghasilkan itik

manila potong, telur konsumsi dan lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan itik

manila, untuk menghasilkan ternak bibit itik manila dan atau telur tetas dan

peternakan yang menyelenggarakan budidaya itik manila untuk menghasilkan itik

manila potong, telur konsumsi dan lainnya.

64

01466 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA BURUNG PUYUH

11

10

9

(23)

65

01467 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA BURUNG MERPATI

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

burung merpati, untuk menghasilkan ternak bibit burung merpati dan atau telur

tetas dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya burung merpati untuk

menghasilkan burung merpati potong atau diambil bulunya.

66

01469 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK UNGGAS LAINNYA

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

ternak unggas lainnya, seperti kalkun, entok, angsa dan burung walet, untuk

menghasilkan bibit dan atau telur tetas dan peternakan yang menyelenggarakan

budidaya unggas tersebut untuk menghasilkan daging, bulu dan telur.

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

ternak unggas lainnya, seperti kalkun, entok, angsa dan burung walet, untuk

menghasilkan bibit dan atau telur tetas dan peternakan yang menyelenggarakan

budidaya unggas tersebut untuk menghasilkan daging, bulu dan telur.

67

01491 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA BURUNG UNTA

11

10

9

(24)

68

01492 PENGUSAHAAN KOKON/KEPOMPONG ULAT SUTERA

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil,

pengolahan dan pemasaran kokon/kepompong ulat sutera.

69

01493 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA LEBAH

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan dan

budidaya lebah, termasuk pengusahaan madu.

70

01494 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA RUSA

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan dan

budidaya ternak rusa/kijang, baik untuk menghasilkan bibit dan daging, kulit dan

lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan dan

budidaya ternak rusa/kijang, baik untuk menghasilkan bibit dan daging, kulit dan

lainnya.

71

01499 PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA ANEKA TERNAK LAINNYA

11

10

9

Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan

aneka ternak, seperti kelinci/marmut, anjing, kucing, kera/primata lainnya, ulat,

cacing, jangkrik dan aneka ternak lainnya, untuk menghasilkan bibit dan

peternakan yang menyelenggarakan budidaya aneka ternak untuk menghasilkan

daging, kulit dan lainnya.

72

01611 JASA PENGOLAHAN LAHAN

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha pengolahan lahan pertanian tanaman pangan dan

perkebunan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak dengan tujuan untuk

persiapan penanaman, baik di lahan sawah maupun di lahan kering.

Kelompok ini mencakup usaha pengolahan lahan pertanian tanaman pangan dan

perkebunan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak dengan tujuan untuk

(25)

73

01612 JASA PEMUPUKAN, PENANAMAN BIBIT/BENIH DAN PENGENDALIAN JASAD

PENGGANGGU

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha yang bergerak dalam pemupukan lahan pertanian,

penanaman bibit/benih dan pengendalian hama penyakit dan tanaman

pengganggu tanaman pangan dan perkebunan atas dasar balas jasa (fee) atau

kontrak.

74

01613 JASA PEMANENAN

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha pemanenan tanaman atas dasar balas jasa (fee)

atau kontrak.

Kelompok ini mencakup usaha pemanenan tanaman atas dasar balas jasa (fee)

atau kontrak.

75

01614 JASA PENYEMPROTAN DAN PENYERBUKAN MELALUI UDARA

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha penyemprotan dan penyerbukan melalui udara

dengan pesawat udara khusus berdasarkan keadaan tertentu dengan tujuan

kota-kota atau provinsi di dalam negeri.

76

01619 JASA PENUNJANG PERTANIAN LAINNYA

25

25

24

Kelompok ini mencakup jasa penunjang pertanian lainnya yang belum termasuk

dalam kelompok jasa penunjang pertanian di atas, seperti penyelenggaraan

pengairan/penyiraman serta penyediaan alat pertanian berikut operatornya,

pemeliharaan dan perawatan alat pertanian atas dasar balas jasa (fee) atau

(26)

77

01621 JASA PELAYANAN KESEHATAN TERNAK

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha yang bergerak dalam bidang pelayan

kesehatan/pengobatan ternak atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak. Pelayanan

kesehatan hewan dari jenis hewan bukan ternak dimasukkan dalam 75000.

78

01622 JASA PEMACEKAN TERNAK

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha yang bergerak dalam bidang pemacekan ternak atas

dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti inseminasi buatan, pelayanan kuda

biak.

Kelompok ini mencakup usaha yang bergerak dalam bidang pemacekan ternak atas

dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti inseminasi buatan, pelayanan kuda

biak.

79

01623 JASA PENETASAN TELUR

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha yang bergerak dalam bidang penetasan telur atas

dasar balas jasa (fee) atau kontrak.

80

01629 JASA PENUNJANG PETERNAKAN LAINNYA

25

25

24

(27)

81

01630 JASA PASCA PANEN

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha pasca panen meliputi usaha penyiapan hasil panen

pertanian untuk dijual, seperti pembersihan, sortasi, pengupasan, pengeringan

dengan sinar matahari dan pengepakan dari macam-macam hasil pertanian atas

dasar balas jasa (fee) atau kontrak. Termasuk usaha disinfektan hasil panen,

pemisahan biji kapas, penyiapan daun tembakau, penyiapan biji cokelat dan

pemberian lilin pada buah-buahan.

82

01640 PEMILIHAN BIBIT TANAMAN UNTUK PENGEMBANGBIAKAN

25

25

24

Kelompok ini mencakup semua kegiatan pasca panen yang ditujukan untuk

meningkatkan perkembangan kualitas bibit melalui pemilahan material non bibit,

bibit berukuran terlalu kecil, kerusakan mekanik atau kerusakan karena serangga

dan benih yang belum matang, dan juga menjaga kelembaban bibit ke kondisi

aman untuk penyimpan bibit. Kegiatan ini mencakup pengeringan, pembersihan,

sortasi dan lainnya sampai bibit dipasarkan. Pemeliharaan bibit yang telah

dimodifikasi juga termasuk di sini.

Kelompok ini mencakup semua kegiatan pasca panen yang ditujukan untuk

meningkatkan perkembangan kualitas bibit melalui pemilahan material non bibit,

bibit berukuran terlalu kecil, kerusakan mekanik atau kerusakan karena serangga

dan benih yang belum matang, dan juga menjaga kelembaban bibit ke kondisi

aman untuk penyimpan bibit. Kegiatan ini mencakup pengeringan, pembersihan,

sortasi dan lainnya sampai bibit dipasarkan. Pemeliharaan bibit yang telah

(28)

83

01701 PERBURUAN DAN PENANGKAPAN SATWA LIAR

18

17

16

Kelompok ini mencakup usaha perburuan dan penangkapan satwa liar dalam

rangka pengendalian populasi dan pelestarian. Termasuk usaha pengawetan dan

penyamakan kulit dari furskin, reptil, dan kulit unggas hasil perburuan dan

penangkapan. Termasuk perburuan dan penangkapan binatang dengan perangkap

untuk umum, penangkapan binatang (mati atau hidup) untuk makanan, bulu, kulit

atau untuk penelitian, untuk ditempatkan dalam kebun binatang atau sebagai

hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang, reptil atau kulit burung dari

kegiatan perburuan atau penangkapan.

Kelompok ini mencakup usaha perburuan dan penangkapan satwa liar dalam

rangka pengendalian populasi dan pelestarian. Termasuk usaha pengawetan dan

penyamakan kulit dari furskin, reptil, dan kulit unggas hasil perburuan dan

penangkapan. Termasuk perburuan dan penangkapan binatang dengan perangkap

untuk umum, penangkapan binatang (mati atau hidup) untuk makanan, bulu, kulit

atau untuk penelitian, untuk ditempatkan dalam kebun binatang atau sebagai

hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang, reptil atau kulit burung dari

kegiatan perburuan atau penangkapan.

84

01702 PENANGKARAN SATWA LIAR

25

25

24

Kelompok ini mencakup usaha penangkaran, pembesaran, penelitian untuk

pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa liar laut seperti mamalia

laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut.

85

02111 PENGUSAHAAN HUTAN JATI

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

hasil, pengolahan dan pemasaran jenis tanaman jati.

86

02112 PENGUSAHAAN HUTAN PINUS

16

16

16

(29)

87

02113 PENGUSAHAAN HUTAN MAHONI

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

hasil, pengolahan dan pemasaran jenis tanaman mahoni.

88

02114 PENGUSAHAAN HUTAN SONOKELING

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

hasil, pengolahan, dan pemasaran jenis tanaman sonokeling.

89

02115 PENGUSAHAAN HUTAN ALBASIA/JEUNJING

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

hasil, pengolahan dan pemasaran jenis tanaman albasia/jeunjing.

Kelompok ini mencakup usaha persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

hasil, pengolahan dan pemasaran jenis tanaman albasia/jeunjing.

90

02116 PENGUSAHAAN HUTAN CENDANA

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

hasil, pengolahan dan pemasaran jenis tanaman cendana.

91

02117 PENGUSAHAAN HUTAN AKASIA

16

16

16

(30)

92

02118 PENGUSAHAAN HUTAN EKALIPTUS

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

hasil, pengolahan dan pemasaran jenis tanaman ekaliptus.

93

02119 PENGUSAHAAN HUTAN LAINNYA

16

16

16

Kelompok ini mencakup pengusahaan kayu lainnya yang belum termasuk dalam

kelompok 02111 s.d. 02118, seperti pengusahaan tanaman gmelina, jabon dan

tanaman belukar.

94

02120 PENGUSAHAAN HUTAN ALAM

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha yang terpadu antara kegiatan pemanenan kayu

dengan batas diameter, pengolahan, pemasaran, penanaman kembali serta

pemeliharaan tanaman dari jenis-jenis alami, seperti meranti, kruing, pulai, ramin,

kayu besi, kayu hitam, ulin dan sebagainya. Termasuk juga usaha pengangkutan

kayu yang dilakukan oleh pengusaha hutan itu sendiri.

Kelompok ini mencakup usaha yang terpadu antara kegiatan pemanenan kayu

dengan batas diameter, pengolahan, pemasaran, penanaman kembali serta

pemeliharaan tanaman dari jenis-jenis alami, seperti meranti, kruing, pulai, ramin,

kayu besi, kayu hitam, ulin dan sebagainya. Termasuk juga usaha pengangkutan

kayu yang dilakukan oleh pengusaha hutan itu sendiri.

95

02131 PENGUSAHAAN ROTAN

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil,

pengolahan dan pemasaran jenis tanaman rotan.

96

02132 PENGUSAHAAN GETAH PINUS

16

16

16

(31)

97

02133 PENGUSAHAAN DAUN KAYU PUTIH

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil,

pengolahan dan pemasaran daun kayu putih.

98

02134 PENGUSAHAAN BAMBU

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil,

pengolahan dan pemasaran hasil-hasil hutan bambu.

99

02135 PENGUSAHAAN DAMAR

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil,

pengolahan dan pemasaran damar.

100

02136 PENGUSAHAAN GAHARU

16

16

16

100

02136 PENGUSAHAAN GAHARU

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha penanaman, pemeliharaan,pemungutan hasil,

pengolahan dan pemasaran hasil hutan gaharu.

101

02139 PENGUSAHAAN HUTAN BUKAN KAYU LAINNYA

16

16

16

(32)

102

02201 PENEBANGAN KAYU

16

16

16

Kelompok ini mencakup kegiatan poduksi kayu gelondongan untuk industri

pengolahan dan produksi kayu gelondongan digunakan dalam bentuk yang tidak

diolah, seperti pit-props, tonggak pagar dan tiang listrik atau telepon.

103

02202 USAHA PEMUNGUTAN KAYU

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil kayu dengan batas diameter

tertentu yang terpisah dari usaha pengusahaan kayu. Termasuk kegiatan

pengumpulan dan produksi kayu bakar.

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil kayu dengan batas diameter

tertentu yang terpisah dari usaha pengusahaan kayu. Termasuk kegiatan

pengumpulan dan produksi kayu bakar.

104

02209 USAHA KEHUTANAN LAINNYA

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha di bidang kehutanan yang tidak tercakup dalam

kelompok manapun, seperti produksi arang di hutan dengan cara tradisional.

105

02301 PEMUNGUTAN GETAH KARET

16

16

16

(33)

106

02302 PEMUNGUTAN ROTAN

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran jenis

tanaman rotan.

107

02303 PEMUNGUTAN GETAH PINUS

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran

getah pinus.

108

02304 PEMUNGUTAN DAUN KAYU PUTIH

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran

daun kayu putih.

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran

daun kayu putih.

109

02305 PEMUNGUTAN KOKON/KEPOMPONG ULAT SUTERA

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran

kokon/kepompong ulat sutera.

110

02306 PEMUNGUTAN DAMAR

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran

damar.

111

02307 PEMUNGUTAN MADU

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran

madu.

(34)

112

02308 PEMUNGUTAN BAMBU

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran

bambu.

113

02309 PEMUNGUTAN BUKAN KAYU LAINNYA

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil bukan kayu yang tidak dicakup

dalam 02301 s.d. 02308 yang terpisah dari usaha pengusahaan hasil hutan bukan

kayu, misalnya pemungutan gumpalan shellak, jernang, daun ekaliptus, kulit kayu

lawang dan kayu manis, kenanga, daun/kulit/ranting cendana, kopal, pandan,

purun dan lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha pemungutan hasil bukan kayu yang tidak dicakup

dalam 02301 s.d. 02308 yang terpisah dari usaha pengusahaan hasil hutan bukan

kayu, misalnya pemungutan gumpalan shellak, jernang, daun ekaliptus, kulit kayu

lawang dan kayu manis, kenanga, daun/kulit/ranting cendana, kopal, pandan,

purun dan lainnya.

114

02401 JASA KEHUTANAN BIDANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

16

16

16

Kelompok ini mencakup jasa kehutanan bidang penggunaan kawasan

hutan/planologi dalam rangka penyiapan data dasar pengelolaan hutan, seperti

survei pendahuluan dan survei ulang dalam rangka penilaian potensi, pengukuran

dan penataan batas hutan dan penafsiran potret udara.

115

02402 JASA KEHUTANAN BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha dalam rangka menunjang kegiatan perlindungan

hutan dan konservasi alam, seperti jasa ANDAL/PIL (Pemantauan Informasi

Lingkungan), UKL (Usaha Kelola Lingkungan), UPL (Usaha Pemantauan

Lingkungan).

(35)

116

02403 JASA KEHUTANAN BIDANG REHABILITASI LAHAN DAN KEHUTANAN SOSIAL

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha dalam rangka rrehabilitasi lahan dan kehutanan

sosial baik di dalam maupun kawasan hutan.

117

02409 JASA PENUNJANG KEHUTANAN LAINNYA

16

16

16

Kelompok ini mencakup usaha jasa di bidang kehutanan lainnya yang tidak

tercakup dalam kelompok 02401 s.d. 02403, seperti kegiatan pengevaluasian kayu,

pemadaman kebakaran hutan dan pengendalian hama dan jasa penebangan kayu,

seperti pengangkutan kayu di dalam hutan.

Kelompok ini mencakup usaha jasa di bidang kehutanan lainnya yang tidak

tercakup dalam kelompok 02401 s.d. 02403, seperti kegiatan pengevaluasian kayu,

pemadaman kebakaran hutan dan pengendalian hama dan jasa penebangan kayu,

seperti pengangkutan kayu di dalam hutan.

118

03111 PENANGKAPAN PISCES/IKAN BERSIRIP DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan pisces atau ikan

(36)

119

03112 PENANGKAPAN CRUSTACEA DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan jenis udang (udang

windu, udang putih, udang dogol), lobster dan crustacea laut lainnya (kepiting dan

rajungan) di laut, muara sungai, laguna dan tempat lain yang dipengaruhi pasang

surut.

120

03113 PENANGKAPAN MOLLUSCA DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan moluska, seperti jenis

kerang mutiara, cumi-cumi, sotong, gurita dan mollusca laut lainnya (remis,

simping, kerang darah, kerang hijau dan tiram) di laut, muara sungai, laguna dan

tempat lain yang dipengaruhi pasang surut.

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan moluska, seperti jenis

kerang mutiara, cumi-cumi, sotong, gurita dan mollusca laut lainnya (remis,

simping, kerang darah, kerang hijau dan tiram) di laut, muara sungai, laguna dan

tempat lain yang dipengaruhi pasang surut.

121

03114 PENANGKAPAN/PENGAMBILAN ALGAE (TUMBUHAN) DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan tanaman

air, seperti rumput laut, ganggang laut dan tanaman hias di laut, muara sungai,

laguna dan tempat lain yang dipengaruhi pasang surut.

122

03115 PENANGKAPAN/PENGAMBILAN BENIH IKAN LAUT

25

23

22

(37)

123

03116 PENANGKAPAN ECHINODERMATA DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan jenis

hewan laut, seperti bintang laut, teripang, bulu babi, lili laut , dan lainnya di laut,

muara sungai, laguna, dan tempat lain yang dipengaruhi pasang surut.

124

03117 PENANGKAPAN COELENTERATA DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan biota

berongga dan bersel banyak, seperti anemon laut, karang laut, terumbu karang,

polip, ubur­ubur, dan lainnya di laut, muara sungai, laguna, dan tempat lain yang

dipengaruhi pasang surut.

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan biota

berongga dan bersel banyak, seperti anemon laut, karang laut, terumbu karang,

polip, ubur­ubur, dan lainnya di laut, muara sungai, laguna, dan tempat lain yang

dipengaruhi pasang surut.

125

3118

PENANGKAPAN IKAN HIAS LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan ikan hias

laut, seperti kuda laut, angel fish, clown fish, lion fish dan lainnya di laut, muara

sungai, laguna, dan tempat lain yang dipengaruhi pasang surut.

126

3119

PENANGKAPAN BIOTA AIR LAINNYA DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan dan pengumpulan biota

laut lainnya seperti mutiara alam, bunga karang, terumbu karang dan batu karang.

Termasuk penangkapan paus dan pengambilan teripang, ubur-ubur, kura-kura,

binatang laut (squirt laut, tunicate), bulu babi dan lain-lain.

(38)

127

3121

PENANGKAPAN PISCES/IKAN BERSIRIP DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan pisces/ikan bersirip air

tawar (ikan jelawat, betutu, belida, patin, dan lele), dan ikan hias (ikan ulang, uli

dan pelangi) di perairan umum, seperti di danau, sungai, waduk, rawa dan

genangan air lainnya.

128

3122

PENANGKAPAN CRUSTACEA DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan crustacea

air tawar, seperti udang galah, udang grago, udang putih, dan lainnya di perairan

umum, seperti di danau, sungai, waduk, rawa, dan genangan air lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan crustacea

air tawar, seperti udang galah, udang grago, udang putih, dan lainnya di perairan

umum, seperti di danau, sungai, waduk, rawa, dan genangan air lainnya.

129

3123

PENANGKAPAN MOLLUSCA DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan mollusca

air tawar, seperti siput, remis, dan lainnya di perairan umum seperti di danau,

sungai, waduk, rawa, dan genangan air lainnya.

130

3124

PENANGKAPAN/PENGAMBILAN ALGAE DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

(39)

131

3125

PENANGKAPAN/PENGAMBILAN INDUK/BENIH IKAN DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan pengambilan induk/benih ikan

seperti induk/benih ikan bandeng, induk/benih ikan belida, induk/benih udang

galah, induk/benih ikan bilih, induk/benih ikan mujair, induk/benih ikan nila,

dan lainnya di perairan umum seperti di danau, sungai, waduk, rawa, dan

genangan air lainnya.

132

3129

PENANGKAPAN BIOTA AIR LAINNYA DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan hewan

atau biota air tawar seperti katak, bulus, sidat, belut, dan lainnya di perairan

umum seperti di danau, sungai, waduk, rawa, dan genangan air lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan/pengambilan hewan

atau biota air tawar seperti katak, bulus, sidat, belut, dan lainnya di perairan

umum seperti di danau, sungai, waduk, rawa, dan genangan air lainnya.

133

3131

JASA SARANA PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang secara langsung berhubungan

dengan usaha penyiapan sarana penangkapan ikan dan biota laut yang dilakukan

atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti jasa pengolahan lahan, pembuatan

karamba dan jaring apung, dan sebagainya.

134

3132

JASA PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang secara langsung berhubungan

dengan usaha produksi penangkapan ikan dan biota laut yang dilakukan atas

dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti jasa penebaran benih, jasa pemberian

pakan, dan sebagainya.

(40)

135

3133

JASA PASCA PANEN PENANGKAPAN IKAN DI LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang secara langsung berhubungan

dengan usaha pasca psnen penangkapan ikan dan biota laut yang dilakukan atas

dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti jasa pemanenan, jasa persiapan lelang,

jasa sortasi dan gradasi, jasa uji mutu, dan sebagainya.

136

3141

JASA SARANA PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang secara langsung berhubungan

dengan usaha penyiapan sarana penangkapan dan ikan air tawar di perairan

umum yang dilakukan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti jasa

pengolahan lahan dan sebagainya.

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang secara langsung berhubungan

dengan usaha penyiapan sarana penangkapan dan ikan air tawar di perairan

umum yang dilakukan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti jasa

pengolahan lahan dan sebagainya.

137

3142

JASA PRODUKSI PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang secara langsung berhubungan

dengan usaha produksi penangkapan dan ikan air tawar di perairan umum yang

dilakukan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti jasa perubahan benih,

jasa penebaran benih, jasa pengendalian jasad pengganggu, jasa pemantauan dan

sebagainya.

138

3143

JASA PASCA PANEN PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN UMUM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan yang secara langsung berhubungan

dengan usaha pasca panen penangkapan dan ikan air tawar di perairan umum

yang dilakukan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, seperti jasa pemanenan,

jasa persiapan lelang, jasa sortasi dan gradasi, jasa uji mutu, jasa pengeringan,

jasa pemberian es, jasa pengepakan dan penyimpanan dan sebagainya.

(41)

139

3211

PEMBESARAN IKAN LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan budidaya/pemeliharaan dan

pembesaran serta pemanenan ikan, udang, kerang mutiara, kerang darah, kerang

hijau, teripang dan binatang laut lainnya (penyu, kima raksasa dan keong laut) di

laut, muara sungai, laguna, tempat lain yang dipengaruhi pasang surut dan

fasilitas buatan lainnya. Tidak termasuk kegiatan budidaya ikan hias air laut.

140

3212

PEMBENIHAN IKAN LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha pembenihan ikan laut, udang dan biota laut lainnya

(kerang mutiara, kerang hijau, penyu dan kepiting) dengan media air laut. Tidak

termasuk kegiatan pembenihan ikan hias air laut.

Kelompok ini mencakup usaha pembenihan ikan laut, udang dan biota laut lainnya

(kerang mutiara, kerang hijau, penyu dan kepiting) dengan media air laut. Tidak

termasuk kegiatan pembenihan ikan hias air laut.

141

3213

BUDIDAYA IKAN HIAS LAUT

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan budidaya/pemeliharaan dan

pembesaran serta pemanenan ikan hias air laut dengan menggunakan lahan,

perairan dan fasilitas buatan lainnya. Termasuk kegiatan budidaya pembenihan

ikan hias air laut.

142

3214

BUDIDAYA KARANG (CORAL)

25

23

22

(42)

143

3221

PEMBESAR IKAN AIR TAWAR DI KOLAM

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan budidaya/pembesaran ikan air tawar,

udang, katak dan budidaya biota air tawar lainnya (seperti buaya, labi-labi dan

kura-kura) di kolam.

144

3222

BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DI KARAMBA JARING APUNG

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan budidaya/pembesaran ikan air tawar,

udang, katak dan budidaya biota air tawar lainnya (seperti buaya, labi-labi dan

kura-kura) di karamba jaring apung dengan menggunakan lahan, perairan dan

fasilitas buatan lainnya.

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan budidaya/pembesaran ikan air tawar,

udang, katak dan budidaya biota air tawar lainnya (seperti buaya, labi-labi dan

kura-kura) di karamba jaring apung dengan menggunakan lahan, perairan dan

fasilitas buatan lainnya.

145

3223

PEMBESARAN IKAN AIR TAWAR DI KARAMBA

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan budidaya/pembesaran ikan air tawar,

udang, katak dan budidaya biota air tawar lainnya (seperti buaya, labi-labi dan

kura-kura) di karamba dengan menggunakan lahan, perairan dan fasilitas buatan

lainnya.

146

3224

PEMBESARAN IKAN AIR TAWAR DI SAWAH

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan budidaya/pembesaran ikan air tawar,

udang, katak dan budidaya biota air tawar lainnya (seperti buaya, labi-labi dan

kura-kura) di sawah.

147

3225

BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

25

23

22

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan budidaya/pembesaran ikan hias air

tawar dengan menggunakan lahan, perairan dan fasilitas buatan lainnya.

Gambar

gambar mencakup pemasangan image atau gambar (untuk proses pencetakangambar mencakup pemasangan image atau gambar (untuk proses pencetakan
gambar langsung di atas pelat (temasuk pelat fotopolimer); pembuatan gambargambar langsung di atas pelat (temasuk pelat fotopolimer); pembuatan gambar
gambar mencakup pemasangan image atau gambar (untuk proses pencetakangambar mencakup pemasangan image atau gambar (untuk proses pencetakan

Referensi

Dokumen terkait

Karena penghasilan yang diperoleh Nona Aurelia pada tahun 2016 dari usaha jasa kantor akuntan publik dan usaha persewaan ruang kantor tidak melebihi Rp4,8 miliar, maka Nona

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Inti dari sistem budidaya tanaman tembakau sama dengan sistem budidaya untuk tanaman perkebunan lainnya yaitu terdiri dari pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen