'
DEPARTEMEN KE ii UTANAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI ICEITUTI-41NAN
JAKARTA
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor SK.79/VI-BPHA/2010
TENTANG
PERUBAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR SK.235/VI-BPHA/2009 TENTANG PENETAPAN )ATAH PRODUKSI KAYU BULAT NASIONAL PERIODE TAHUN 2010 YANG BERASAL
DARI IUPHHK-HA YANG SAN DI SETIAP PROVINSI
DIREKTUR JENDERAL,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.235/VI-BPHA/2009 tanggal 3 November 2009 tentang Penetapan Jatah Produksi Kayu Bulat Nasional Periode Tahun 2010 yang Berasal dari IUPHHK-HA yang Sah di Setiap Provinsi, telah ditetapkan rencana produksi kayu bulat periode tahun 2010 yang berasal dari pemanfaatan hutan alam produksi untuk masing-masing provinsi;
bahwa penetapan jatah produksi tersebut butir a, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi perkembangan penerbitan RKTUPHHK-HA oleh Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan, ternyata ada beberapa provinsi yang tidak dapat menyerap semua JPT yang telah dialokasikan; sementara ada provinsi yang mohon untuk ditambah;
bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut di atas, dipandang perlu mengubah Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.235/VI-BPHA/2009 tanggal 3 November 2009 tentang Penetapan Jatah Produksi Kayu Bulat Nasional Periode Tahun 2010 yang Berasal dari IUPHHK-HA yang Sah di Setiap Provinsi di seluruh Indonesia dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
Mengingat Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 jo. Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan;
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2007 tentang Dana Reboisasi; Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan;
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perlindungan Hutan;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 149/M Tahun 2008 tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 20 Tahun 2008;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 50 Tahun 2008;
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.11/Menhut-II/2009 tentang Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi;
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/Menhut-II/2009 tentang Standard Dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang Izin Atau Pada Hutan Hak;
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.64/Menhut-II/2008; Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2009 tentang Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Pada Hutan Produksi.
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.651/Menhut-VI/2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang Penetapan Rencana Produksi Hash! Hutan Kayu Secara Nasional Periode Tahun 2010 yang Berasal dari Pemanfaatan Hutan Produksi Alam yang Dibebani IUPHHK yang Sah.
Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.235/VI-BPHA/2009 tanggal 3 November 2009 tentang Penetapan Jatah Produksi Kayu Bulat Nasional Periode Tahun 2010 yang Berasal dari IUPHHK-HA yang Sah di Setiap Provinsi.
Memperhatikan Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara No.
522.21/3525 tanggal 20 April 2010 perihal penetapan kayu bulat nasional periode tahun 2010 yang berasal dari IUPHHK-HA yang sah disetiap provinsi.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TENTANG PERUBAHAN PENETAPAN JATAH PRODUKSI KAYU BULAT NASIONAL PERIODE TAHUN 2010 YANG BERASAL DART IUPHHK-HA YANG SAH DI SETIAP PROVINSI
PERTAMA Mengubah jatah produksi kayu bulat secara nasional periode tahun 2010 yang berasal dari IUPHHK-HA yang sah yang tercantum dalam Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.235/VI-BPHA/2009 tanggal 3 November 2009 menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA . Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK. 235/VI-BPHA/2009 tanggal 3 Nopember 2009 dinyatakan tidak berlaku lagi. KETIGA . Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 10 Agustus 2010
Salinan sesuai dengan aslinya, DIREKTUR JENDERAL,
Kepala Bagian Hukum dan Humas,
t td
BAES SUNIRDJA,SH Dr. Ir. HADI DARYANTO, D.E.A
NIP. 19580107 198103 1 005 NIP. 19571020 198203 1 002
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: Menteri Kehutanan (sebagai laporan); Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan; Inspektur Jenderal Departemen Kehutanan; Gubernur di seluruh Indonesia;
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi di seluruh Indonesia;
Lampiran Nomor Tanggal
SK.79/VI-BPHA/2010 • 10 Agustus 2010
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TENTANG PENETAPAN RENCANA PRODUKSI KAYU BULAT NASIONAL PERIODE
TAHUN 2010 YANG BERASAL DARI IUPHHK-HA/HPH YANG SAH DI SETIAP PROVINSI
No. PROVINSI
RENCANA
PRODUKSI
(M3)
TERBILANG
1 NAD -
-2 Sumatera Utara 135,000.00 (Seratus tiga puluh lima ribu) meter kubik
3 Sumatera Barat 115,000.00 __(_Seratus lima belas ribu) meter kubik
4 Riau 150,000.00 (Seratus lima puluh ribu) meter kubik
5 Jambi 50,000.00 (Lima puluh ribu) meter kubik
6 Bengkulu 20,000.00 (Dua puluh ribulmeter kubik
7 Sumatera Selatan 20,000.00 (Dua puluh ribu) meter kubik
8 Kalimantan Barat _500,000.00 (Lima ratus ribulmeter kubik
9 Kalimantan Tengah 2,100,000.00 fpua_ juta seratus ribu) meter kubik
10 Kalimantan Selatan 60,000.00 (Enam puluh ribu) meter kubik
11 Kalimantan Timur 2,450,000.00 (Dua juta empat ratus lima puluh ribu) meter kubik
12 Sulawesi Utara 35,000.00 (Tig_a puluh lima ribu) meter kubik
13 Gorontalo 60,000.00 (Enam puluh ribulmeter kubik
14 Sulawesi Tengah 125,000.00 (Seratus dua puluh lima ribu) meter kubik
15 Sulawesi Tenggara 80,000.00 ip e I a pa n puluh ribu) meter kubik
16 Sulawesi Barat 50,000.00 (Lima puluh ribu) meter kubik
17 Maluku 350,000.00 (Tiga ratus lima puluh ribu) meter kubik
18 Maluku Utara 350,000.00 (Tiga ratus lima puluh ribu) meter kubik
19 Papua 1,225,000.00 (Satu juta dua ratus dua_puluh lima ribu) meter kubik
20 Papua Barat 1,225,000.00 (Satu juta dua ratus dua puluh lima ribu) meter kubik
J U M L A H 9,100,000.00 (Sembilan juta seratus ribu) meter kubik
Salinan sesuai dengan aslinya, DIREKTUR JENDERAL, Kepala Bagian Hukum dan Humas,
ttd