• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORDA - Jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FORDA - Jurnal"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERINGAN DAN PENGAWETAN KAYU KAMALAKA ASAL KALIMANTAN SELATAN

(Drying and Preservation of Kamalaka Wood from South Kalimantan)

Oleh/By :

Gusti Syahrany Noor

Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan

Jl. D.I Panjaitan No. 34. Banjarmasin Kalsel,Telp. (0511) 3352982 ; 335255127, Fax. (0511) 3352982.

Diterima: 2 September 2009, Disetujui: 3 Maret 2010

ABSTRACT

Drying properties and preservation of kamalaka wood need to be research in order to support efforts to repair and increase the quality of wood. This study aims to understand the variations of thickness board to drying properties and the influence of concentration and soaking duration to the retention and penetration of preservative CCB and Boron.

Results of this research showed that the drying rate decrease in moisture content of kamalaka wood every day to thickness board 2.0 cm, 2.5 cm and 3.0 cm respectively 0.6%, 0.55% and 0.49%. During drying, the board changed the form of cupping, broken and split along the fibers and most severe occurred on board the size of 2.0 cm. Retention of CCB and Boron varies from 4.9 kg/m3 to 11.3 kg/m3, while penetration from 4.6 mm to 7 mm. Concentration higly significant effect to retention of CCB and Boron so significant effect to penetration of CCB. The addition of concentration on improve retention CCB and Boron as well as increased penetration of CCB. While soaking duration does not significant effect. Wood Kamalaka can be preserved with CCB with concentration 10% and soaking duration minimum during 8 days, and if wear Boron with concentration 10% and soaking duration should be more than 8 days.

Keywords: Drying, preservation, kamalaka wood, South Kalimantan

ABSTRAK

Sifat pengeringan dan pengawetan kayu kamalaka perlu diteliti guna mendukung upaya perbaikan dan peningkatan kualitas kayunya. Penelitian ini bertujuan mengetahui variasi tebal papan terhadap sifat pengeringan dan mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman terhadap retensi dan penetrasi bahan pengawet CCB dan Boron.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa laju penurunan kadar air kayu kamalaka tiap hari untuk tebal papan 2,0 cm; 2,5 cm dan 3,0 cm masing-masing 0,61% ; 0,55% dan 0,49%. Selama pengeringan, permukaan papan berubah bentuk menjadi mencawan, pecah dan belah sepanjang serat dan terparah terjadi pada papan ukuran 2,0 cm.

Retensi pengawet CCB dan Boron bervariasi dari 4,9 kg/m3 sampai dengan 11,3 kg/m3, sedangkan penetrasinya dari 4,6 mm sampai dengan 7 mm. Konsentrasi berpengaruh sangat nyata terhadap retensi CCB dan Boron serta berpengaruh nyata terhadap penetrasi CCB. Penambahan konsentrasi meningkatkan retensi bahan pengawet CCB dan Boron serta peningkatan penetrasi bahan pengawet CCB. Sedangkan lama perendaman tidak berpengaruh nyata. Kayu kamalaka dapat diawetkan dengan CCB dengan konsentrasi 10% dan lama rendaman minimal selama 8 hari, dan jika memakai Boron dengan konsetrasi 10% dan lama rendaman harus lebih dari 8 hari.

Referensi

Dokumen terkait

Nykypäivän köyhyydessä eläminen ei ole samanlaista taistelua olemassaolosta nälkiintymistä ja kylmettymistä vastaan kuin maalaisköyhyys usein oli, mutta

untuk menciptakan temperatur kandang yang sesuai dan untuk mengontrol temperatur ruangan, apakah anak ayam kepanasan atau kedinginan, dapar terlihat tanda-tanda

Perbedaan jumlah BAL total dalam retentat dan permeat ditunjukkan dengan kisaran rejeksi antara 99,97 – 99,99 % atau dengan kata lain efisiensi proses pemekatan

Penelitian menggunakan desain eksperimental laboratorium in vitro yang dilakukan untuk mengetahui efek dari ekstrak metanol Elephantopus scabr Linn yang

Asuransi Syari’ah, yang menjadi acuan dari sis i syariah dalam penyelenggaraan kegiatan asuransi syariah. Dimana pasal ketujuh yang ada dalam fatwa tersebut juga

Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang di jalankan oleh pelaksanaan proyek dan pemilik modal tidak boleh melakukan

kelelahan sehingga warna satu dan lainnya dapat tertukar. Oleh karena itu, diperlukan sistem yang dapat membantu proses sortir batik sesuai dengan jenis warna

Semakin tinggi proporsi tepung bekatul dan semakin rendah tepung kedelai yang ditambahkan maka skor nilai warna cookies yang dihasilkan akan semakin tinggi, yaitu dari 2,0 dg