• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jenis dan Volumetrik Fiber terhadap Kekuatan Transversal Reparasi Plat Resin Akrilik | Aditama | Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 9021 18640 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jenis dan Volumetrik Fiber terhadap Kekuatan Transversal Reparasi Plat Resin Akrilik | Aditama | Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 9021 18640 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Jenis dan Volumetrik

Fiber

terhadap Kekuatan Transversal Reparasi

Plat Resin Akrilik

Pramudya Aditama*, Siti Sunarintyas**, dan Widjijono**

*Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia **Bagian Biomaterial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia *Jl Denta No 1, Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia; e-mail: pramudyaaditama@ugm.ac.id

ABSTRAK

Resin akrilik merupakan bahan yang sering digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan. Kelemahan resin akrilik adalah mudah patah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menambahkan polyethylene (PE) atau

glass iber. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis dan volumetrik iber terhadap kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik. Penelitian ini menggunakan dua puluh lima plat resin akrilik kuring panas berukuran 65 x 10 x 2,5 mm. Subjek dipreparasi untuk membuat jarak 3 mm dan sudut bevel 45o. Subjek dibagi menjadi 5 kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari 5 subjek. Kelompok 1 (kontrol) tanpa penambahan iber, kelompok II dengan penambahan 3,7% v/v PE iber, kelompok III dengan penambahan 7,4% v/v PE iber, kelompok IV dengan penambahan 3,7% v/v E-glass iber, dan kelompok V dengan penambahan 7,4% v/v E-glass iber. Seluruh plat direndam dalam air destilasi selama satu hari pada suhu 37oC. Pengujian kekuatan transversal plat resin akrilik dengan menggunakan Universal Testing Machine dan data yang didapat dianalisis menggunakan ANAVA dua jalur dengan tingkat kepercayaan 95%. Rerata kekuatan transversal (MPa) reparasi plat resin akrilik yang diperkuat iber: 3,7% v/v PE iber (67,77±3,34); 7,4% v/v PE iber (80,37±8,42); 3,7% v/v E-glass iber (96,72±5,43); 7,4% v/v E-glass iber (109,44±4,98); sedangkan reparasi plat resin yang tidak diperkuat iber menghasilkan kekuatan transversal 56,27±4,7 MPa. Hasil analisis menggunakan ANAVA dua jalur menunjukkan variabel jenis dan volumetrik iber memberikan pengaruh signiikan (p<0,05), sedangkan interaksi antara jenis dan volumetrik iber tidak berpengaruh signiikan (p>0,05). Uji post hoc Tukey menunjukkan perbedaan signiikan (p<0,05) untuk seluruh kelompok perlakuan. Penambahan E-glass iber dalam reparasi plat resin akrilik mampu meningkatkan kekuatan transversal lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan PE iber. Peningkatan volumetrik iber dapat meningkatkan kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik.

Maj Ked Gi Ind. Juni 2015; 1(1): hal 102-108

Kata Kunci: E-glass iber, polyethylene iber, volumetrik iber, kekuatan transversal, reparasi akrilik

ABSTRACT: Effect Of Type And Volumetric Fiber On Transverse Strength Of Acrylic Resin Plate Repair. Acrylic resin is the most common denture base material. A disadvantage of acrylic resin is that it is easily fractured. One way to resolve this problem is by adding polyethylene (PE) or glass ibers. The purpose of this research is to ind out about the effect of type and volumetric iber on transverse strength of acrylic resin plate repaired. The experiment involved twenty ive plates of heat cured acrylic with the dimensions of 65 x 10 x 2.5 mm. The speciments were prepared to create a 3 mm gap and 45° bevel. The subjects were divided into 5 groups; each group consisted of 5. Group I (control) was without iber reinforcement, group II reinforced with 3.7% v/v PE iber, group III reinforced with 7.4% v/v PE iber, group IV reinforced with 3.7% v/v E-glass iber, and group V reinforced with 7.4% v/v E-glass iber. All plates were soaked in distilled water for one day at 37° C temperature. The plates were tested for transverse strength with Universal Testing Machine and all data obtained were analyzed with two way ANOVA at 95% conidence level. The mean of transverse strength (MPa) of the acrylic resin plate repair reinforced with iber: 3.7% v/v PE iber was (67.77±3.34); 7.4% v/v PE iber (80.37±8.42); 3.7% v/v E-glass iber (96.72±5.43); 7.4% v/v E-glass iber (109.44±4.98); while the transverse strength of the acrylic resin plate with no iber reinforced was 56.27±4.7 MPa. Two way ANOVA analysis shows that type and volumetric iber had signiicant effect (p<0.05), while the interaction between type and volumetric iber had no signiicant effect (p>0.05). Tukey post hoc test shows signiicant difference (p<0.05) for all groups. The addition of E-glass ibers in the acrylic resin plate repaired increased the transverse strength higher than that with PE ibers. The increase in volumetric ibers might improve the transverse strength of the acrylic resin plate repaired.

Maj Ked Gi Ind. Juni 2015; 1(1): hal 102-108

Keywords: E-glass iber, polyethylene iber, volumetric iber, transverse strength, acrylic repair

PENDAHULUAN

Pada tahun 2007, jumlah pengguna gigi tiruan di Indonesia mencapai 4,5% dari jumlah penduduk

(2)

Resin akrilik masih menjadi bahan pilihan dalam pembuatan plat gigi tiruan karena harganya relatif murah, mudah direparasi, proses pembuatannya mudah dan menggunakan peralatan sederhana, serta memiliki warna stabil dan mudah dipoles.2

Masalah yang sering dijumpai pada pemakai gigi tiruan lepasan berbahan resin akrilik adalah fraktur atau patahnya plat gigi tiruan yang disebabkan oleh tekanan oklusal yang besar.3

Beberapa upaya untuk meningkatkan kekuatan reparasi plat gigi tiruan resin akrilik telah dilakukan,

seperti modiikasi pada bahan plat gigi tiruan

atau dengan menambahkan iber.4 Penggunaan

iber dalam resin akrilik telah dikembangkan secara luas. Hal ini dikarenakan iber memiliki karakteristik antara lain: dapat meningkatkan sifat

isik dan mekanik resin akrilik, dapat meningkatkan

kekuatan plat resin akrilik, bentuk iber yang mudah digunakan, mudah dalam pengaturannya, dan memiliki sifat estetik yang baik.5

Polyethylene iber terbuat dari pintalan gel iber dengan kristalinitas yang sangat tinggi sekitar

95%-99%.6Glass plasma dingin pada polyethylene iber

mampu meningkatkan reaktiitas dan kemampuan

wetting pada iber sehingga dapat menghasilkan

interaksi kimia dan isik.7 Glass iber merupakan

serat penguat yang paling sering digunakan. Keuntungan dari glass iber adalah kekuatan, transparansi, dan harga yang relatif murah.8 Bahan

glass iber dengan struktur yang searah memiliki kekuatan dan kelenturan dua kali lebih kuat dari bahan polyethylene iber, namun glass iber memiliki kekakuan yang kurang baik dan sering menunjukkan keretakan di permukaan.9 Setiap

bahan iber memiliki kelebihan dan kekurangan,

sehingga perlu diperhatikan sifat isik bahan iber yang ditambahkan pada plat gigi tiruan diantaranya adalah jenis iber dan rasio iber/matriks. Penentuan

sifat isik serta jumlah (volume) iber yang tepat dalam resin akrilik mampu menghasilkan kekuatan yang lebih baik pada plat gigi tiruan resin akrilik.10

Fiber yang ditempatkan secara benar dalam jumlah tepat dapat meningkatkan kekuatan gigi tiruan.11

Uji transversal merupakan simulasi distribusi tekanan yang diterima plat gigi tiruan di dalam rongga mulut. Kekuatan transversal yang tinggi dibutuhkan suatu material untuk tahan terhadap

tekanan pengunyahan yang dapat mengakibatkan deformasi permanen.12 Penelitian ini dilakukan

dengan tujuan mengetahui pengaruh jenis dan volumetrik iber terhadap kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik. Penelitian ini telah mendapatkan kelaikan etik penelitian (ethical clearance) dari Unit Etika dan Advokasi FKG UGM nomor 722/KKEP/FKG-UGM/EC/2014.

METODE PENELITIAN

Sampel akrilik berbentuk persegi panjang

ukuran 65 x 10 x 2,5 mm dengan modiikasi

kavitas pada bagian tengahnya berukuran 30 x 5 x 2 mm dibuat dari cetakan logam dengan bentuk (sesuai dengan sampel) yang ditanam dalam kuvet berisi adonan gips plaster, setelah gips mengeras kemudian diolesi dengan vaselin dan dibuat kontra model. Cetakan logam diambil setelah kontra model mengeras sehingga terbentuk ruang cetakan

(mould). Mould yang terbentuk dan kontra model

diolesi dengan CMS agar resin tidak melekat pada

gips. Monomer dan polimer resin akrilik dicampur dalam stellon pot dengan perbandingan sesuai ketentuan pabrik, yaitu 23 gram polimer dan 10 ml monomer. Adonan resin akrilik dimasukkan ke dalam cetakan setelah mencapai fase dough. Kuvet di-press hingga metal to metal contact dan dibiarkan 1 jam agar stabilitas dimensi lebih baik.12

Kuvet beserta press diproses dalam air bersuhu 70oC selama 90 menit kemudian suhu

dinaikkan sampai 100oC selama 30 menit.

Setelah prosesing selesai, kuvet dibiarkan sampai mencapai suhu kamar. Plat resin akrilik diambil dan dihaluskan dengan amplas no 300, 600, dan 1000 kemudian diukur dengan sliding

caliper. Subjek penelitian dibuat 25 buah untuk 5 kelompok perlakuan. Masing-masing batang uji dibagi menjadi 2 sama panjang dan diberi tanda dengan menggunakan pensil. Batang uji dipotong menggunakan carborundum disc dan dibuat jarak 3 mm pada tepi preparasi (batang uji yang telah terpotong menjadi 2 dikurangi masing-masing 1,5 mm pada tepi preparasi). Pada tepi preparasi dibuat sudut kemiringan 45o untuk menambah retensi

(3)

Untuk menghitung fraksi volumetrik iber dalam plat resin akrilik yaitu dengan membandingkan volume iber dengan volume sampel plat resin akrilik. Fraksi volumetrik untuk 5 lembar polyethylene iber [(vol. 5 lembar polyethylene iber /vol. Sampel) x 100% = (60/1625) x 100% = 3,7% v/v], fraksi volumetrik untuk 10 lembar polyethylene iber [(vol. 10 lembar polyethylene iber /vol. Sampel) x 100% = (120/1625) x 100% = 7,4% v/v], fraksi volumetrik untuk 1 bundel E-glass iber [(vol. 1 bundel E-glass

iber/vol. Sampel) x 100% = (60/1625) x 100% = 3,7% v/v], fraksi volumetrik untuk 2 bundel E-glass

iber [(vol. 2 bundel E-glass iber/vol. Sampel) x 100% = (120/1625) x 100% = 7,4% v/v].

Subjek penelitian dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 5 batang uji resin akrilik. Kelompok I: kontrol, plat resin akrilik polimerisasi panas direparasi dengan resin akrilik baru (polimerisasi panas) tanpa iber. Kelompok II: plat resin akrilik polimerisasi panas direparasi dengan menempatkan 3,7% v/v fraksi volumetrik polyethylene iber pada mould preparasi dilanjutkan aplikasi resin akrilik baru (polimerisasi panas). Kelompok III: plat resin akrilik polimerisasi panas direparasi dengan menempatkan 7,4% v/v fraksi volumetrik polyethylene iber pada mould preparasi dilanjutkan aplikasi resin akrilik baru (polimerisasi panas). Kelompok IV: plat resin akrilik polimerisasi panas direparasi dengan menempatkan 3,7% v/v fraksi volumetrik E-glass iber pada mould preparasi dilanjutkan aplikasi resin akrilik baru (polimerisasi panas). Kelompok V: plat resin akrilik polimerisasi panas direparasi dengan menempatkan 7,4% v/v fraksi volumetrik E-glass iber pada mould preparasi dilanjutkan aplikasi resin akrilik baru (polimerisasi panas).

Pembuatan adonan resin akrilik polimerisasi panas dengan perbandingan antara monomer dan polimer adalah 1 cc: 2,3 g. Pada kelompok I (kontrol tanpa iber), adonan yang telah mencapai fase dough langsung ditempatkan pada mould

preparasi, kontra model ditutupkan dan dilakukan pengepresan. Kuvet beserta alat press direbus ke dalam air bersuhu 100oCselama 45 menit, setelah

itu ditunggu hingga air menjadi dingin dalam suhu kamar kemudian batang uji yang telah direparasi

diambil, dirapikan eksesnya, dipoles. Pada kelompok II sebelum penempatan adonan resin akrilik terlebih dahulu diberikan bahan 5 lembar polyethylene iber yang telah diberi selapis tipis adonan resin akrilik untuk menyatukan tiap lembar iber kemudian ke dalam mould preparasi. Adonan resin akrilik yang telah mencapai fase dough ditempatkan pada mould preparasi, kontra model ditutupkan dan dilakukan pengepresan. Kuvet beserta alat press direbus ke dalam air bersuhu 100oCselama 45 menit, setelah itu ditunggu hingga

air menjadi dingin dalam suhu kamar kemudian batang uji yang telah direparasi diambil, dirapikan eksesnya, dipoles. Pada kelompok III sebelum penempatan adonan resin akrilik terlebih dahulu diberikan bahan 10 lembar polyethylene iber (2 susunan bersebelahan masing-masing susunan terdiri dari 5 lembar iber) yang telah diberi selapis tipis adonan resin akrilik untuk menyatukan tiap lembar iber kemudian ke dalam mould preparasi. Adonan resin akrilik yang telah mencapai fase dough ditempatkan pada mould preparasi, kontra model ditutupkan dan dilakukan pengepresan. Kuvet beserta alat press direbus ke dalam air bersuhu 100oCselama 45 menit, setelah itu ditunggu hingga

air menjadi dingin dalam suhu kamar kemudian batang uji yang telah direparasi diambil, dirapikan eksesnya, dipoles. Pada kelompok IV sebelum penempatan adonan resin akrilik terlebih dahulu diberikan bahan 1 bundel E-glass iber ke dalam

mould preparasi. Adonan resin akrilik yang telah

mencapai fase dough ditempatkan pada mould

preparasi, kontra model ditutupkan dan dilakukan pengepresan. Kuvet beserta alat press direbus ke dalam air bersuhu 100oCselama 45 menit, setelah

itu ditunggu hingga air menjadi dingin dalam suhu kamar kemudian batang uji yang telah direparasi diambil, dirapikan eksesnya, dipoles. Pada kelompok V sebelum penempatan adonan resin akrilik terlebih dahulu diberikan bahan 2 bundel E-glass iber yang disusun bersebelahan ke dalam

mould preparasi. Adonan resin akrilik yang telah

mencapai fase dough ditempatkan pada mould

preparasi, kontra model ditutupkan dan dilakukan pengepresan. Kuvet beserta alat press direbus ke dalam air bersuhu 100oCselama 45 menit, setelah

(4)

kamar kemudian batang uji yang telah direparasi diambil, dirapikan eksesnya, dipoles. Sebelum dilakukan uji kekuatan mekanik, sampel disimpan dalam inkubator dengan direndam di aquadest pada suhu 37oC selama 24 jam. Perendaman ini

bertujuan untuk memperoleh kondisi yang sama dengan kondisi oral dan equilibrium water sorption.13

Uji kekuatan trasversal dikerjakan dengan alat universal testing machine.

dan seiring dengan penambahan volumetrik iber (lihat Tabel 1).

Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan nilai statistik 0,92 (p=0,15). Uji homogenitas data kekuatan transversal dilakukan menggunakan Levene`s Test. Hasil uji homogenitas menunjukkan nilai statistik 2,91 (p=0,067). Pada uji ANAVA 2 jalur menunjukkan

Gambar 1. Skema Simulasi pengukuran kekuatan transversal pada batang uji

HASIL PENELITIAN

Penelitian diawali dengan pembuatan sampel di Laboratorium Riset Terpadu FKG UGM kemudian dilanjutkan dengan pengujian kekuatan transversal di Laboratorium Bahan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM. Pengujian kekuatan transversal terhadap sampel menunjukkan jika plat resin akrilik yang direparasi dengan penambahan E-glass iber dengan volumetrik 7,4% v/v menghasilkan kekuatan transversal tertinggi dibandingkan kelompok subjek penelitian yang lain. Secara umum, rerata kekuatan transversal pada semua kelompok dengan variabel jenis dan volumetrik memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan kekuatan transversal. Peningkatan terjadi dari jenis polyethylene iber ke E-glass iber,

nilai F untuk variabel jenis iber sebesar 123,39 dan untuk variabel volumetrik iber sebesar 23,5

dengan masing-masing menunjukkan signiikansi

(p<0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi jenis dan volumetrik iber memiliki pengaruh bermakna terhadap kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik. Interaksi antara variabel jenis dengan variabel volumetrik iber menunjukkan pengaruh tidak bermakna (p>0,05) terhadap kekuatan transversal (lihat Tabel 2).

(5)

Tabel 1 terlihat adanya perbedaan rerata kekuatan transversal antara plat resin akrilik yang diberikan penguat iber dengan yang tanpa diperkuat iber. Hal ini disebabkan karena iber mampu mengurangi tekanan yang diterima oleh resin akrilik sebagai plat gigi tiruan yang mempunyai kelemahan mudah patah. Bahan iber memiliki peranan terhadap sifat-sifat mekanik diantaranya adalah memiliki kekuatan impak yang baik. Terdapat beberapa cara untuk meminimalkan tekanan yang dapat mengurangi fraktur suatu material diantaranya dengan mendistribusikan tekanan ke bahan yang memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi.12

Pada tabel 1 juga terlihat jika E-glass iber memiliki rerata kekuatan transversal yang lebih

tinggi dari jenis polyethylene iber. Hal ini dapat disebabkan karena adanya kandungan metal oksida pada E-glass iber. Metal oksida seperti SiO2 yang berfungsi seperti iller dalam sistem iber. Kandungan iller dalam suatu sistem material dapat meingkatkan kekuatan mekanik dari suatu material, salah satunya kekuatan transversal.12 Hal ini

memperkuat alasan jika E-glass iber menghasilkan kekuatan transversal yang lebih tinggi dibandingkan polyethylene iber. Penambahan iber dengan volumetrik 7,4% v/v menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan volumetrik 3,7% v/v baik pada jenis polyethylene iber maupun jenis E-glass

iber. Penambahan jumlah iber selain meningkatnya kekuatan impak juga dapat meningkatkan kekuatan transversal dari resin polimetil metakrilat.14 Fraksi

volumetrik iber dapat meningkatkan 65% kekuatan Tabel 1. Rerata dan standar deviasi kekuatan transversal (MPa) reparasi plat resin akrilik yang diperkuat iber dengan jenis dan volumetrik yang berbeda

Kelompok N Rerata Standar Deviasi

Akrilik reinforced 3,7% v/v polyethylene iber 5 67,77 3,34 Akrilik reinforced 7,4% v/v polyethylene iber 5 80,37 8,42

Akrilik reinforced 3,7% v/v E-glass iber 5 96,72 5,43

Akrilik reinforced 7,4% v/v E-glass iber 5 109,44 4,98

Akrilik tanpa iber 5 56,27 4,70

Tabel 2. Rangkuman hasil statistik two way ANOVA kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik yang diperkuat iber dengan variabel jenis dan volumetrik

Variabel db F p

Jenis 1 123,93 0,00

Volumetrik 1 23,50 0,00

Interaksi jenis-volume 1 0,001 0,98

Tabel 3. Rangkuman uji Tukey kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik yang diperkuat iber dengan variabel jenis dan volumetrik

Kelompok 3,7% v/v PE

7,4% v/v PE

3,7% v/v

E-glass

7,4% v/v

E-glass

Tanpa

iber 3,7% v/v PE -12,60* -28,94* -41,66* 11,51*

7,4% v/v PE -16,34* -29,06* 24,11*

3,7% v/v E-glass -12,72* 40,45*

7,4% v/v E-glass 53,17*

Tanpa iber

(6)

konstruksi gigi tiruan cekat, dari penemuan ini maka dapat dikatakan jika 2 lembar iber akan memberikan kekuatan transversal yang lebih tinggi dibandingkan 1 lembar iber.15

Tabel 2 menunjukkan, berdasarkan analisis statistik, jenis iber berbeda secara bermakna dimana iber jenis E-glass menghasilkan kekuatan transversal yang lebih tinggi pada reparasi plat resin akrilik. Untuk meningkatkan adhesi, dalam penelitian ini dilakukan pengulasan cairan monomer pada permukaan iber. Pembasahan iber dapat meningkatkan kekuatan iber rinforced dan adhesi polimer dengan iber. Impregnasi cairan monomer pada polyethylene iber dengan struktur anyaman lebih buruk dibandingkan pada E-glass iber dengan struktur unidirectional sehingga kekuatan mekanik pada polyethylene iber dengan struktur anyaman juga lebih rendah. Pada impregnasi cairan monomer yang baik pada iber, kekuatan transversal dapat tereduksi karena gaya yang muncul dapat diteruskan ke seluruh permukaan matrik dengan baik.16

PEMBAHASAN

Modiikasi permukaan iber dengan menggunakan silane seperti yang terdapat pada E-glass iber dapat meningkatkan adhesi antara iber dan polimer sehingga dapat meningkatkan kekuatan mekanik dari iber reinforced.16

Penggunaan silane coupling agent mengakibatkan E-glass iber mampu berikatan dengan matriks resin akrilik. Silane memiliki gugus hidroksi yang dapat tertarik ke dalam gugus hidoksi pada permukaan E-glass iber. Gugus organo-functional bereaksi dengan matriks resin dan membentuk ikatan yang kuat. Silane dapat berikatan dengan resin polymethyl methacrylate. Silane terhidrolisis menjadi silanol dan membentuk ikatan kovalen pada gugus CH2methyl methacrylate. Silanol dapat membentuk ikatan kovalen dengan rantai polimer resin dan membentuk gugus organik.17

Penambahan iber dengan volumetrik 7,4% v/v menghasilkan kekuatan transversal yang lebih tinggi. Pada benda homogen, penambahan volumetrik iber akan menambah kemampuan mendistribusi tekanan dan menghasilkan resultan

gaya yang lebih kecil karena penyerapan tekanan yang lebih banyak. Pada penambahan iber tekanan yang dihasilkan akan kecil sehingga mengakibatkan timbulnya kemampuan menahan perubahan bentuk yang berakibat fraktur.18 Kekuatan dari

iber reinforced composite (FRC) dipengaruhi oleh volume iber, kekuatan iber, volume polimer matrik, dan kekuatan polimer matrik, sehingga kekuatan transversal akan berbanding lurus dengan volume iber dengan ketentuan bentuk dan ukuran yang sama.19 Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan

transversal dipengaruhi oleh volumetrik iber.

Analisis post hoc menunjukkan bahwa seluruh kelompok perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05). Plat resin akrilik tanpa iber menunjukkan rerata paling rendah dibandingkan kelompok dengan penambahan iber. Hal ini dikarenakan bahan iber memiliki modulus elatisitas yang lebih tinggi sehingga lebih tahan terhadap tekanan dibandingkan dengan kelompok tanpa penguat iber. Tekanan yang diterima plat resin terbagi oleh polimer dan iber. Ellakwa dkk., pada tahun 2002 telah mengevaluasi pengaruh berbagai jenis iber terhadap kekuatan transversal bahan resin, seluruh kelompok kontrol tanpa iber menunjukkan kekuatan transversal yang lebih rendah.18

Pada penelitian ini terlihat jika plat resin akrilik yang direparasi tanpa tambahan iber menghasilkan rerata kekuatan transversal di bawah 60 MPa. Kekuatan transversal yang harus dimiliki oleh bahan resin akrilik sebagai plat gigi tiruan dalam rongga mulut minimal adalah 60-65 Mpa,12 sehingga penambahan iber dalam reparasi

plat resin akrilik dapat dijadikan pilihan. Kekuatan yang lebih tinggi dari standar minimal plat resin akrilik diperlukan karena kekuatan gigitan pada gigi anterior manusia dapat mencapai 132,748 MPa, sedangkan pada gigi posterior mencapai 237,169 Mpa,20 sehingga penentuan jenis dan volumetrik

iber sebagai bahan penguat reparasi plat resin akrilik diperlukan untuk meningkatkan kekuatan mekanik dari plat resin akrilik.

KESIMPULAN

(7)

E-glass iber meningkatkan kekuatan transversal lebih tinggi daripada polyethylene iber. Terdapat pengaruh volumetrik iber terhadap kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik. Fiber dengan volumetrik 7,4% v/v dapat meningkatkan kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik lebih tinggi dibandingkan volumetrik 3,7% v/v baik pada jenis polyethylene iber maupun jenis E-glass iber.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini didanai oleh DIKTI melalui dana Beasiswa Unggulan tahun 2012.

DAFTAR PUSTAKA

1. Agtini MD. Persentase Pengguna Protesa di Indonesia. Media Litbang Kesehatan. 2010; 10(2): 50-58.

2. Nirwana I. Kekuatan Transversal Resin Akrilik Hybrid Setelah Penambahan Glass Fiber dengan Metode Berbeda. Dental Jurnal. 2005; 38(1).

3. El-Sheikh AM dan Al-Zahrani SB. Causes of Denture Fracture: A Survey. Saudi Dental Journal. 2006; 18(3): 149-154.

4. Colvenkar SS dan Aras MA. In Vitro Evaluation of Transverse Strength of Repair Heat Cured Denture Base Resins With and Without Surface Chemical Treatment. J Indian Prosthet Dent. 2008; 8(2): 87-93.

5. Jubhari EH. Penggunaan Jaring Penguat Sambungan untuk Memperbaiki Kekuatan Hasil Reparasi Lempeng Akrilik. 2003. Diakses dari http://www.pdgi-online.com. Diunduh 14 September 2013. 2008.

6. Mallick PK. Fiber Reinforced Composite: Material, Manufacturing, and Design. 3rd ed.

France: CRC Press; 2008.

7. Junior AAG, Lopes MWV, Gaspar GS, dan Braz R. Comparative Study of Flexural Strength and Elasticity Modulus in Two Type of Direct Fiber-Reinforced System. Braz Oral Res. 2009; 23(3): 236-240.

8. Le Bell-Rönnlöf dan Anna-Maria. Fiber Reinforced Composites as Root Canal Posts. Turku Finland: 2007.

9. Van Heumen C. Fiber Reinforced Adhesive Bridges Clinical and Laboratory Performance. Thesis. Dutch: Radboud University Nijmegen. 2010. H.11-50.

10. Febriani M. Pengaruh Penambahan Serat pada Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi. FKG UPDM(B). 2003; 129-132.

11. Narva KK, Lassila LVJ, dan Vallittu PK. The Static Strength and Modulus of Fiber Reinforced Denture Base Polymer. J Dent Mat. 2005; 21:421-428.

12. Anusavice KJ. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi (terj.). 10th ed. Jakarta: EGC.

2004. H.98-99.

13. Power JM, Sakaguchi RL. Craig’s Restorative Dental Materials. 12th ed. St. Louis: Elsevier.

2006. H.524.

14. Chen S, Liang W, dan Yen P. Reinforced of Acrylic Denture Base Resin by Incorporation of Various Fibers. Journal of Biomedical Material Research. 2001; 58(2): 203-208.

15. Callaghan DJ, Vaziri A, dan Nayeb-Hashemi H. Dental Material. 2006. H.84-93.

16. Vallittu PK. Interpenetrating polymer networks (IPNs) in Dental Polymers and Composite. J Adhes Sci Technol. 2009; 23(7-8): 961-972.

17. Van Noort. Introduction to Dental Materials. 3rd

ed. St.Louis: Mosby Company; 2007.

18. Ellakawa AE, Shortall AC, dan Marquis PM.

Inluence of different techniques of laboratory construction on the fracture resistance of iber

reinforced composite bridges. J Contemp Dent Prac. 2004; (5)4: 1-13.

19. Alander P, Lassila LV, dan Vallittu PK. The Span Length and Cross-sectional design affect values of Strength. Dent Mater. 2005; 21: 347-353.

Gambar

Gambar 1. Skema Simulasi pengukuran kekuatan transversal pada batang uji
Tabel 1. Rerata dan standar deviasi kekuatan transversal (MPa) reparasi plat resin akrilik yang diperkuat iber dengan jenis dan volumetrik yang berbeda

Referensi

Dokumen terkait

Jika suatu aplikasi khusus memerlukan suatu tegangan / arus yang lebih tinggi yang akan dibekali oleh sebuah modul, maka modul dapat digabungkan secara seri, dan membentuk

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dinding ruang mahakudus Gereja Katolik Santo Paulus Surabaya berdasarkan kaidah nirmana secara bentuk tidak sesuai

Although the PAH profile of the Jakarta riverine sediments had abundant alkyl and LMW PAHs, a considerable amount of HMW PAHs was detected, indicating the input of both petrogenic

Metode LD adalah suatu metode yang dikembangkan dengan cara menghilangkan pengamatan yang diduga outlier secara bertahap, Metode LR adalah suatu metode yang didasarkan

Teori yang digunakan dalam menganalisis sistem pengaduan pelanggan adalah pengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

 Melakukan ulangan berisi materi yang berkaitan dengan sudut, mengukur dan menggambar sudut, membedakan jenis sudut, menyelesaikan masalah yang melibatkan satuan sudut, mengenal

Their definitions, however, were more limited than those advanced in the philosophy category derived from the literature review in that they focused on the police and the

PERANCANGAN ARSITEKTUR 4.