• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN ADVERTISING PADA PT. CITRA TELEVISI LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MANAJEMEN ADVERTISING PADA PT. CITRA TELEVISI LAMONGAN."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN ADVERTISING

PADA PT. CITRA TELEVISI LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk

Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh:

DANA AYU LESTARI

NIM: B36211086

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Dana Ayu Lestari, B36211086, 2015. Implementasi Manajemen Advertising pada

PT. Citra Televisi Lamongan, Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi

Advertising Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Implementasi Manajemen Advertising dan Komunikasi Organisasi

PT. Citra Televisi Lamongan memiliki content program dan slot iklan setiap hari selalu diisi dengan informasi hangat dan menarik. PT. Citra Televisi Lamongan adalah sebuah televisi lokal Jawa Timur dan memiliki manajemen perikalan yang bagus sehingga mereka mampu menggaet pengiklan, baik dari kalangan bawah maupun kalangan atas. Manajemen yang baik didukung dengan komunikasi yang baik pula dalam proses manajemennya. Dari konteks penelitian tersebut permasalahan yang hendak dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana proses Implementasi Manajemen Advertising di PT. Citra Televisi Lamongan dalam perspektif komunikasi organisasi.

Untuk mengungkapkan persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian deskriptif sesuai dengan persoalan tersebut maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian PT. Citra Televisi Lamongan maka dapat disimpulkan bahwa proses Implementasi Manajemen Advertising dalam perspektif komunikasi di PT. Citra Televisi Lamongan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Implementasi perencanaan periklanan PT. Citra Televisi, dalam prakteknya manajer sebagai reformis (pembaru) dalam manajemen sumber daya manusia, memperbarui persyaratan kerja, kondisi kerja, hari standar kerja, tanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan lain-lain.

Implementasi pengorganisasian periklanan PT. Citra Televisi meliputi pembagian tugas sesuai dengan devisi masing-masing sehingga proses perencanaan dalam periklanan bisa berjalan dengan baik dari proses mencari klien dilakukan account executive, tim kreatif membuat konsep iklan semenarik mungkin dan adminitrasi membuat surat perjanjian kerja sama.

Implementasi pelaksanaan periklanan di PT. Citra Televisi, Pelaksanaan advertising berlangsung dengan pengarahan sesuai jobdisk sehingga bisa membentuk sistem kerja yang efektif dan efesien dengan memberi apresiasi kinerja berupa insentive sebagai bentuk motivasi kerja sesuai dengan target dan selesai tepat waktu.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 6

F. Definisi Konsep ... 8

1. Implementasi Manajemen Advertising ... 8

2. Implementasi Manajemen Advertising PT. Citra Televisi Lamongan ... 9

3. PT. Citra Televisi Lamongan ... 10

(7)

(8)

1. Implementasi Perencanaan (planning) ... 74

2. Implementasi Perngorganisasi (organizing) ... 76

3. Implementasi Pengarahan (actuating)... 78

4. Implementasi Pengawasan (controlling) ... 80

BAB IV : ANALISIS DATA A. Temuan ... 82

1. Implementasi Perencanaan (planning) Advertising ... 82

2. Implementasi Perngorganisasi (organizing) Advertising... 85

3. Implementasi Pengarahan (actuating) Advertising ... 86

4. Implementasi Pengawasan (controlling) Advertising ... 88

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 89

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 90

B. Rekomendasi ... 92

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian ...26

Tabel 1.2 Potitioning PT. Citra TV Lamongan ...56

Tabel 1.3 Program Acara PT. Citra Televisi Lamongan (Jawa Pos Group) ...54

Tabel 2.1 Program Acara PT. Citra Televisi Lamongan (Jawa Pos Group) ...54

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penelitian ...11

Bagan 2.1 Implementasi Manajemen Advertising ...29

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era modern ini perkembangan di dunia advertising atau periklanan

sangat pesat dan maju termasuk di Indonesia. Hal ini periklanan (advertising)

adalah penyajian materi secara persuasive kepada public melalui media massa

dengan tujuan untuk mempromosikan barang atau jasa. Periklanan

(advertising) adalah bisnis ide dan kreatifitas (Roman, Maas & Nisenholtz,

2005) Menggambar hanyalah ekspresi citra yang kita tuangkan sebagai bentuk

konsep ide di dalam pikiran namun akarnya tetap ide itu sendiri, menggambar

lebih merupakan sarana untuk mencapai tujuan.1 Dengan adanya manajemen

advertising yang baik dan stabil dapat membantu perkembangan pesat suatu

media baik dalam bentuk omset perusahaan maupun citra perusahaan itu

sendiri.

Manajemen iklan adalah media pemasaran yang penting dalam bisnis

kontemporer. Hal ini manajemen bertugas dalam proses perencanaan,

pengorganisasi, proses pengambilan tindakan dan evaluasi program periklanan

secara berkala dengan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang

diarahkan kepada para calon customer atau pelanggan yang potensional atas

produk barang atau jasa tertentu. Sebagai pelanggan adalah fokus, manajemen

periklanan dimulai dengan penelitian rinci kebiasaan mereka dan proses

pengambilan keputusan, terus dengan media (tradisional dan non-tradisional)

(13)

2

dan strategi pesan, perencanaan media, membeli dan berakhir dengan sebuah

analisis pasca kampanye.

Salah satu persaingan di dunia advertising yaitu di sebuah perusahan

televise. Advertising atau iklan seringkali digunakan stasiun televisi sebagai

media penyampaian informasi produk-produk klien yang dikemas menarik

dengan kombinasi kreativitas dan riset pemasaran sehingga dapat diterima

pemirsa dengan sugesti baik dan rapi tanpa terlihat ada paksaan apapun. Pada

dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap

khalayak, dalam hal ini tentunya sikap konsumen. Tujuan periklanan

komersial adalah membujuk khalayak untuk membeli produk barang atau jasa

A, bukan Produk B. Dalam periklanan perumahan di kota Lamongan,

mengingat terus bermunculan perumahan-perumahan dengan segala model

dan type yang sudah tersedia dipasar, maka proporsi atau pesan penjualannya

ditekankan pada keuntungan atau manfaat baru. Misalnya saja salah satu

perumahan baru Planet Green Sumargo lokasinya strategis berada di pusat

kota Lamongan dan jalan yang lebar transportasi muda. Melalui pesan dengan

manfaat baru ini, maka bisa diharapkan perumahan baru tadi mampu bersaing

dengan perumahan lainya yang sudah lama beredar dipasar. Penerapan strategi

pemasaran ini dapat disaksikan pada iklan-iklan perumahan Planet Green

Sumargo lebih nampak kontras dengan iklan perumahan pancanaka demangan

residen, termasuk iklan peragaan ditempat-tempat penjualan, serta

(14)

3

Pemasaran atau marketing dalam hal ini diharapkan mampu

mendukung program pemasaran dengan sugesti yang menarik dan tanpa

paksaan dengan memberi solusi dalam memasarkan produk barang atau jasa

meliputi bentuk iklan gambar gerak suara sehingga efektif penyampaiannya

dan pesan mudah di terima oleh pemirsa, target penonton bisa disaksikan

masyarakat Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Gresik, dan Mojokerto. Jam

tayang menyesuaikan produk yang akan dipasarkan misalkan iklan perumahan

akan jauh lebih efektif tayang di program khusus yang mempunyai pemirsa

dewasa seperti tembang jowo. Selain itu dengan adanya iklan di perusahaan

televisi tersebut akan memberikan omset yang besar bagi perusahaan tersebut,

dengan paket harga yang sudah di tentukan bisa dihitung satu produk iklan

bisa mendapatkan omset Rp.5.000.000,- untuk per bulan dengan kontrak

minimal 3 bulan bisa dipastikan satu produk iklan bisa menghasilkan omset

Rp.15.000.000,-.2 Di dalam penelitian ini berusaha untuk meneliti tindakan

atau penerapan dari manajemen advertising yang ada di perusahaan PT. Citra

Televisi Lamongan.

B. RUMUSAN MASALAH

Banyak perusahaan di Indonesia saat ini yang menerapkan

management advertising, berangkat dari latar belakang tersebut peneliti

merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

(15)

4

1. Bagaimana implementasi perencanaan (planning) advertising di

PT. Citra Televisi Lamongan?

2. Bagaimana implementasi pengorganisasian (organizing)

advertising di PT. Citra Televisi Lamongan?

3. Bagaimana implementasi pengarahan (actuating) advertising di

PT. Citra Televisi Lamongan?

4. Bagaimana implementasi pengawasan (controlling) advertising di

PT. Citra Televisi Lamongan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut peneliti melakukan penelitian

ini dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui dan memahami perencanaan (planning)

advertising di PT. Citra Televisi Lamongan

2. Untuk mengetahui dan memahami pengorganisasi (organizing)

advertising di PT. Citra Televisi Lamongan

3. Untuk mengetahui dan memahami pengarahan (actuating)

advertising di PT. Citra Televisi Lamongan

4. Untuk mengetahui dan memahami pengawasan (controlling)

(16)

5

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Setelah disebutkan focus dan tujuan penelitian, maka dalam

pembahasan ini penelitian berharap ada manfaat yang dapat diambil oleh

pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengembangkan

wawasan ilmu penghetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi khususnya

manajemen advertising.

2. Manfaat praktis

a. Bagi khalayak

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan mengenai

manajemen advertising.

b. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pemahaman antara

hasil kenyataan dalam praktek dengan teori komunikasi yang

dipelajari dibangku kuliah.

c. Bagi akademis

Penelitian ini mencoba memberikan kontribusi berupa pemikiran dan

temuan empiric mengenai manajemen advertising sehingga nantinya

diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain

(17)

6

E. PENELITIAN TERDAHULU

Banyak penelitian maupun karya lain yang menyinggung dan

membahas perihal management advertising. Ada beberapa penelitian yang

cukup berhubungan dengan penelitian ini sehingga bisa dijadikan referensi

pendukung, sebagaimana diuraikan dalam uraian berikut:

1. Nama Peneliti : Dimyati

Jenis Karya : Skripsi

Tahun Penelitian : 2010

Metode Penelitian : Kualitatif

Hasil Temuan Terdahulu : Proses advertising dari konsep ide kreatif

sampai dengan eksekusi periklanan

menggunakan teori logika desain pesan.

Tujuan Penelitian : Untuk mendiskripsikan proses advertising

di PT. Atar Surya Jaya Surabaya mulai ide

kreatif sampai eksekusi penerbitan iklan di

harian surya.

Persamaan : Persamaan peneliti terdahulu dengan

sekarang menggunakan metode kualitatif.

Perbedaan : Yang membedakan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang adalah pada

fokus penelitian, yaitu bagaimana proses

perencanaan, pengorganisasian, aktivitas

(18)

7

periklanan di PT. Citra Televisi Lamongan

dalam prespektif komunikasi.

2. Nama Peneliti : Feni Hardiyanti

Jenis Karya : Skripsi

Tahun Penelitian : 2010

Metode Penelitian : Kualitatif

Hasil Temuan Terdahulu : Karangataruna Kedungploso mengikuti

model komunikasi organisasi, model

Shanon an Wever (dikemukakan oleh

Dev leour). Sehingga komunikasi dan

interaksi yang terjadi antar anggota.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui proses komunikasi

organisasi karangtaruna dalam partisipasi

pembangunan desa Kedungploso, dusun

Kedungbolok Tarik Sidoarjo.

Persamaan : Persamaan peneliti terdahulu dengan

sekarang menggunakan metode kualitatif.

Perbedaan : Yang membedakan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang adalah pada

subyek penelitian yaitu pengurus dan

(19)

8

F. DEFINISI KONSEP PENELITIAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian dalam

judul ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini

sebagai berikut:

1. Implementasi Manajemen Advertising

Implementasi merupakan proses penerapan konsep pemasaran, penerapan

strategi pemasaran kombinasi dari berbagai tahapan atau elemen yang

diperlukan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan eksekusi atau

pelaksanaan keseluruhan operasi pemasaran.3

Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian dan

penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Dengan demikian, istilah manajemen

mengacuh pada suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan

kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efesien dan efektif dengan dan melalui

orang lain.4

Advertising atau periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling

persuasif yang di arahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial

atas produk barang dan jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.5

Dengan demikian, implementasi manajemen advertising bisa di artikan suatu

proses penerapan perencanaan periklanan, penerapan pengorganisasian

3 Frank Jefkins, Periklanan, (Jakarta: Erlangga, 1994), hlm. 8

4 Amirulloh & Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 7-8

(20)

9

periklanan, penerapan pelaksanaan periklanan dan penerapan pengawasan

periklanan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Implementasi Manajemen Advertising di PT.Citra Televisi Lamongan

Sebagai media televisi lokal yang mengoptimalisasi potensi daerah dengan

mengusung content khas daerah Citra Televisi Lamongan

mengimplementasikan manajemen advertising sebagai suatu sytem yang

terdiri dari berbagai organisasi atau lembaga yang saling berinteraksi dalam

mewujudkan sebuah iklan atau proses periklanan. Dalam kegiatan

keseluruhan proses periklanan ada empat yang masuk dalam penerapan

manajemen periklanan kelompok utama yang terlibat yaitu:

a. Pengiklanan (pemasang iklan)

Pengiklan adalah inti dari sistem manajemen periklanan, analisa pasar,

perencanaan pengendalian dan aktivitas pengambilan keputusan pada sistem

ini, yakni pada pengiklan.

b. Biro iklan

Biro iklan, dan jasa riset diharapkan membantu pengiklan dalam menganalisa

peluang pasar, mengembangkan kreasi, mendesain iklan, seindah mungkin

sehingga bisa menjadi sebuah sugesti bagi pemirsa atau masyarakat yang

melihat iklan.

c. Perusahaan media

Dalam perusahaan media ini kita kenal dengan media lini bawah serta media

(21)

10

bawah seperti surat kabar, majalah, spanduk dan banner semua itu disebut

media promosi.

d. Perusahaan jasa riset

Dalam kegiatan promosi yang menjadi puncak adalah ketika omset

mengalami kenaikan draktis.

3. PT. Citra Televisi Lamongan

Perkembangan televisi lokal sebagai media pengembangan dan

optimalisasi potensi daerah setempat sangat dibutuhkan sekali peranannya,

salah satunya adalah PT. Citra Televisi televisi lokal satu-satunya di

Lamongan bekerja sama dengan menggandeng PT. Jawa Pos Multimedia

Corporate sebagai broadcast akuisi.

Citra Televisi lebih fokus pada 5 kabupaten diantaranya: kabupaten

Lamongan, kabupaten Bojonegoro, kabupaten Tuban, kabupaten Mojokerto

dan kabupaten Gresik serta sebagian Surabaya bagian barat dengan

mengusung content program news, musik, talkshow dan event.

Content program dikemas apik dengan konsep entertain televisi

program dengan tidak meninggalkan khas daerahnya. Khas daerahnya

ditonjolkan pada content program news atau update berita bahasa jawa logat

pantura, content program musik tembang jowo interaktif pemirsa di rumah

(22)

11

G. KERANGKA PIKIR PENELITIAN

1. Teori Manajemen (teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow)

Teori Hierarki kebutuhan adalah teori pemenuhan kebutuhan

manusia, teori ini memandang bahwa manusia mempunyai kebutuhan

yang bertingkat-tingkat dari yang paling sederhana hingga yang paling

tinggi berdasarkan kadar kepentingannya.

Manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan fisiologisnya, apabila

kebutuhan ini terpenuhi, mereka akan berusaha untuk memenuhi

kebutuhan lainnya. Tingkat kebutuhan selanjutnya yang cenderung

dipenuhi adalah kebutuhan rasa aman. Mereka berhak bahwa keesokan

harinya dan hari-hari selanjutnya tetap akan terpenuhi (jaminnan). Dalam

kenyataannya, kebutuhan pada tingkat kedua sangat terkait dengan

kebutuhan tingkat pertama. Kebutuhan tingkat ketiga menyangkut

kepemilikan dan keterlibatan sosial. Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan

akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, kebutuhan akan

perasaan maju atau berprestasi dan perasaan ikut serta. Orang tidak hanya

cukup memiliki tapi juga membutuhkan penghargaan dan status.

Kebutuhan pada tingkat kelima adalah perwujudan diri. Kebutuhan ini

kurang jelas jika dibandingkan dengan kebutuhan lainnya karena

orang-orang masih sibuk dengan kebutuhan tingkat ketiga dan keempat. Apabila

kebutuhan tingkat kelima ini dapat dipenuhi orang-orang akan merasa

bahwa pekerjaan mereka menantang dan memperoleh kekuasan batin dari

(23)

12

Pada penelitian kali ini akan memakai teori Hierarki kebutuhan

dari Abraham Maslow, teori ini diperkenalkan oleh seorang psikolog

Abraham Maslow. Maslow menyatakan bahwa orang-orang atau individu

termotivasi untuk berprilaku dalam pekerjaannya untuk memenuhi

kebutuhannya yang terdiri dari lima tingkatan kebutuhan. Kelima

tingkatan kebutuhan itu adalah kebutuhan fisik (physicalneeds), kebutuhan

keamanan (safety and security needs), kebutuhan sosial (social atau

belongingness needs), kebutuhan penghargaan (esteem needs), dan

kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs). Hirarki kebutuhan ini

dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Bagan 1.1 Hirarki Kebutuhan

2. Teori Advertising (teori A-T-R Awareness-Trial & Reinforcement)

Pada peneliti kali ini akan memakai teori A-T-R (Awareness-Trial &

Reinforcement) suatu teori yang menyimpulkan bahwa iklan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan dan menggugah

kesadaran (awareness) bahwa suatu produk yang diperlukan selama ini

(24)

13

ternyata disediakan orang lain. Setelah menggugah kesadarannya setiap iklan

harus kuat mempengaruhi khalayak terutama segi kognitifnya sehingga

khalayak langsung mencoba (trial) produk tersebut. Pengiklan harus

melakukan peneguran (reinforcement) sikap tertentu, tentu saja sikap positif

terhadap produk yaitu perilaku membeli.

H. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Implementasi Manajemen

Advertising pada PT. Citra Televisi Lamongan (PT. Jawa Pos Multimedia

Corporate)”, peneliti menggunakan penelitian dan jenis penelitian kualitatif

jenis deskriptif. Jenis penelitian ini menghasilkan temuan-temuan data tanpa

menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran

(kuantifikasi), melainkan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam

pendekatan kualitatif, peneliti menekankan sifat realitis yang terbangun

secara sosial serta hubungan erat antara peneliti dan subyek yang diteliti serta

penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah. Penelitian kualitatif

deskriptif ialah penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala,

peristiwa, serta kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif

memusatkan perhatiannya pada aktual atau aksi sebagaimana adanya saat

(25)

14

kejadian yang menjadi pusat perhatian memberikan perlakuan khusus

terhadap peistiwa tersebut.6

Sebab, dalam penelitian tersebut permasalahan yang timbul bisa saja

berubah (belum jelas), kompleks dan dinamis, serta penuh makna. Sehingga

peneliti perlu adanya penelitian secara menyeluruh dan mendalam (holistik).

Alasan penulis memilih jenis data kualitatif, karena dalam penelitian

kualitatif pemalsuan data dapat dihindari, hal ini disebabkan adanya teknik

menguji keabsahan data pada data yang diragukan. Pada penelitian jenis

kualitatif ini peneliti dapat dengan mudah menggali data dengan cara

menyatu atau berbaur dengan obyek penelitian.

Peneliti secara langsung mengikuti aktivitas informan dalam transaksi

dan komunikasi dengan klient terkait advertising atau periklanan dari awal

proses perencanaan, negoisasi, riset pasar, pengayaan materi yang dibutuhkan

klien, sampai proses pembuatan storyboad atau naskah iklan sesuai dengan

target pemasaran klien dan proses pengambilan gambar serta di akhiri

dengan editing project iklan.

Pendekatan dan jenis penelitian ini berupaya untuk mengurai

faktor-faktor yang melatar belakangi loyalitas implementasi manajemen advertising

yang timbul karena Ilmu Komunikasi yang baik dan benar.

(26)

15

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian ialah seseorang yang memberikan informasi tentang

Implementasi Manajemen Advertising pada PT. Citra Televisi

Lamongan. Dalam hal ini penulis memilih subyek penelitian karyawan

meliputi:

 Manajer Account: merencanakan dan mengorganisasi account executive

dalam pencapaian target.

 Kepala Program: mengeksekusi schedule program yang telah dibuat

account executive sesuai dengan permintaan kebutuhan situasi dan

kondisi.

 Desain konsep dan grafis: membantu client dalam proses promosi

sesuai konsep Televisi program.

b. Obyek penelitian

Obyek penelitian devisi advertising PT. Citra Televisi, manajer

advertising, tim kreatif advertising, adminitrasi dan account executive

sebagai ujung tombak perusahaan.

c. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Citra Televisi Lamongan jln.

Lamongrejo No.28 lantai 2 Lamongan.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

(27)

16

1. Data Primer

Adalah segala informasi Implementasi Manajemen pada PT. Citra

Televisi yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian

perorangan hingga kelompok. Dalam hal ini peneliti mengambil

data primer dari informan adalah karyawan PT. Citra Televisi

Lamongan.

2. Data Sekunder

Adalah informasi informan karyawan PT. Citra Televisi devisi

advertising sebagai data primer.

b. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian Implementasi Manajemen

Advertising pada PT. Citra Televisi adalah karyawan Citra Televisi,

informan yang sudah dipilih oleh peneliti yaitu: manajer account

executive Citra Televisi dan karyawan bagian periklanan Citra

Televisi yang benar-benar mengerti proses periklanan.

Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari lapangan yaitu dari

masyarakat atau pemirsa Citra Televisi.

Sumber data yang lain seperti: buku manajemen dan advertising,

jurnal, internet dan lain-lain yang membantu peneliti dalam

melengkapi data.

c. Library Research (study kepustaan)

Dalam hal ini pegumpulan data teoritis, penulis peroleh dengan jalan

(28)

17

dengan permasalahan tersebut, yaitu tentang implementasi manajemen

advertising,

d. Field Research (studi lapangan)

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung.

4. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap Pra Lapangan

1. Penjajakan Lapangan

Dalam tahap ini, peneliti menggali informasi tentang kegiatan

dan kebiasaan dari implementasi manajemen advertising

perusahaan terkait serta dari kebiasaan konsumen atau klien

yang sudah menggunakan jasa advertising atau periklanan di

Citra Televisi sebagai media komunikasi. Kemudian

menyusunnya menjadi latar belakang dan rumusan masalah.

2. Menyusun rancangan penelitian

Pada tahap ini peneliti membuat proposal kegiatan penelitian

sesuai dengan tujuan penelitian

3. Memilih obyek penelitihan.

Penelitian mengambil judul “Implementasi Manajemen

Advertising pada PT. Citra Televisi Lamongan”, yang mana

lokasi obyek penelitian ini berfokus di kabupaten Lamongan.

4. Memilih dan memanfaatkan informan

Dalam tahap ini, peneliti harus selektif dalam memilih informan.

(29)

18

dari obyek penelitian. Menyiapkan perlengkapan penelitian

yaitu: alat tulis (buku catatan, bolpoint, map), handphone untuk

merekam suara dan kamera.

b. Tahap lapangan

1. Interview

Dalam tahap ini, peneliti akan melakukan interview

mendalam dengan informan sebanyak mungkin agar diperoleh

data yang maksimal. Informan adalah manager account, staf-staf

karyawan, masyarakat sebagai pemirsa.

2. Pengumpulan data

Setelah interview dilakukan, peneliti akan mengumpulkan

data yang ada dalam manajemen perusahaan terkait.

Pengumpulan data dilakukan dengan menyaring beberapa

informasi yang dibutuhkan. Setelah itu baru dilakukan proses

analisis data.

c. Tahap menulis laporan

Sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yang disusun secara terstruktur (dengan bentuk format yang rapi

dan dapat di pertanggung jawabkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah

(30)

19

penelitian, serta merupakan langkah yang amat penting dalam metode

ilmiah.

Terdapat teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara merupakan proses tanya jawab dengan sumber

yang berkompeten untuk memperoleh jawaban langsung dan

akurat. Dalam hal ini dibagi menjadi dua jenis wawancara

yaitu, penelitian ini menggunakan wawancara relatif

berstruktur dan wawancara bebas.

Penelitian ini menggunakan wawancara bebas yang merupakan

proses tanya jawab dengan mengajukan sejumlah pertanyaan

kepada informan yang mengundang jawaban atau komentar

subjek secara bebas. Pandangan, pendapat, sikap dan keyakinan

subjek yang di wawancarai tidak dipengaruhi oleh wawancara.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara

bebas, agar peneliti dapat memperoleh data yang akurat dan

mendalam tentang advertising dari informan.

b. Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat secara langsung pada

manajemen perusahaan yang sedang diamati. Sambil

melakukan pengamatan, peneliti ikut serta dalam kegiatan

(31)

20

ikut merasakan apa yang sedang dirasakan sumber data.

Kegiatan yang dimaksud adalah komunikasi aktif dengan klien

dalam proses pembuatan iklan produk barang atau jasa sampai

informasi iklan produk barang dan jasa bisa di publikasikan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan history yang berisi data dan

fakta, peneliti mencari dan mengumpulan data-data tertulis

yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Data yang dimaksud adalah dokumen advertisng perusahaan

terkait.

Oleh karena itu, pada metode ini penelitian akan mencari data

dari sumber-sumber lain tersebut yang berkaitan dengan iklan

guna mendukung penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pencandraan (description) dan

penyusunan transkrip interview serta material lain yang terkumpul.

Dengan tujuan agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap

data tersebut untuk kemudian menyajikan dengan lebih jelas.

Menurut Bogdan-Biklen (1982), analisa data yang dilakukan ketika

peneliti masih dalam penelitian atau lapangan, dilakukan dengan sembilan

prinsip dasar berikut:7

(32)

21

a. Lingkup studi dipersempit

Mempersempit ruang lingkup studi mengandung makna bahwa

setelah peneliti dapat menjelajahi tempat-tempat penelitian,

mgehubungi berbagai subjek dan mengembangkan fokus

dengan menyegerakan peneletian yang didasari atas kebutuhan

dan minat, menentukan fokus pengumpulan data.

b. Menjaga konsistensi kerja pada usaha penyelesaian studi

Peneliti menentukan type studi dan mengumpulkan data tipe

studi yang sudah ditentukan serta sesuai dengan penelitian yang

dilakukan.

c. Mengembangkan pertanyaan analitik

Peneliti ketika mengajukan pertanyaan kepada informan,

melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, dalam artian gaya

bahasa dan sikap yang dilakukan peneliti harus disesuaikan

keadaan.

d. Berburu secara runtun untuk memperluas dan mempertajam

data

Ketika berhasil mendapatkan catatan data lapangan secara

periodic, peneliti segera merefleksikan pemikiran pada data apa

yang perlu dicari lebih lanjut untuk mempertajam data.

e. Membuat komentar tertulis secara tajam atas ide-ide yang

(33)

22

Catatan komentar yang dibuat peneliti akan menuntut peneliti

untuk menstimulasikan pemikiran yang kritis tentang apa yang

dilihatnya.

f. Membuat ikhtisar secara akurat

Catatan yang dibuat peneliti dengan membuat ikhtisar beserta

komentar-komentarnya, dapat memberi wawasan bagi peneliti

untuk merefleksikan isu-isu yang muncul dalam situasi tempat

penelitian dan bagaimana menghubungkannya dengan isu dan

teori yang lebih luas.

g. Mengonfrontasikan ide-ide dan tema pada subyek penelitian

Jika masih ada informasi yang diragukan, peneliti perlu

mengklarifikasikan pada subyek penelitian.

h. Mengeksplorasi literature seawal mungkin

Setelah peneliti berada di lapangan untuk beberapa saat,

peneliti mengakaji literature substantive dalam bidang

penelitian.

i. Bermain dengan metafora, analogi dan konsep-konsep

adakalanya fenomena lapangan yang ditemui bukanlah

fenomena dalam makna sesungguhnya. Peneliti harus

pandai-pandai memaknai data-data yang yang masuk baik secara

eksplisit maupun implisit, dengan menghubungkan dengan

(34)

23

7. Teknik pemeriksaan keabsahan data

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah

terkumpul, perlu dilakukan pengecekan dan keabsahan data, ketentuan

pengamatan dilakukan dengan teknik pengamatan, rinci dan terus menerus

selama proses penelitian berlangsung yang diikuti dengan kegiatan

wawancara serta intensif kepada subyek agar data yang dihasilkan

terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

a. Perpanjangan pengamatan

Penelitian kembali keperusahaan terkait, melakukan

pengamatan, wawancara ulang dengan sumber data yang

pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan

pengamatan, hubungan peneliti dengan informan akan semakin

akrab, sehingga secara tidak langsung tidak ada batas dan jarak

lagi, semakin terbuka, timbul saling rasa mempercayai

sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

b. Analisis kasus negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda

dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan

analisis negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau

bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak

ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan hasil yang

ditemukan peneliti, maka data yang ditemukan sudah dapat

(35)

24

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif untuk memeriksa keabsahan data yang ditelah

dikumpulkan oleh peneliti. Pemeriksaan keabsahan data, pada

dasarnya selain digunakan untuk menyangga balik apa yang

dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak

ilmiah, juga sebagai unsur yang tidak terpispahkan dari tugu

penghetahuan penelitian kualitatif. Keabsahan data merupakan

konsep penting yang diperbaruhi dari konsep keaslian

(validitas) dan keandalan (realibilitas) selain itu, keabsahan

data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi:

mendemontrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar

hal itu dapat diterapkan, memperbolehkan keputusan luar yang

dapat dibuat tentang konsistensi.8

Teknik yang digunakan adalah triangulasi, yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

perbandingan terhadap data itu.9 Jadi, triangulasi merupakan

cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan

kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan

dari berbagai pandangan. Maksud triangulasi disini adalah data

hasil wawancara di periksa dalam keabsahan data, kemudian

8Lexy J.Moleong, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 320-321

(36)

25

dibandingkan dengan hasil pengumpulan yang lain, seperti

observasi dan dokumentasi.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap

triangulasi ini adalah:

a. Penelitian melakukan pengecekan tentang hasil dari

pengamatan, wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Pengecekan dilakukan berdasarkan wawancara dengan

karyawan PT. Citra Televisi Lamongan serta dari data-data

yang ada.

b. Peneliti mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

sesuai dengan judul yang telah ditentukan.

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam penulisan proposal ini agar tidak terdapat kesulitan dalam

memahami ataupun dalam pembacaannya, maka perlu disusun penulisan

skripsi secara ilmiah dan sistematika. Oleh maka dari itu penulisan perlu

disebut dalam sistematika pembahasan, sebagai berikut: Sistematika

pembahasan dalam ini adalah sebagai berikut:

BAB I, latar belakang, yang berfungsi sebagai pengontrol dalam

memahami pembahasan pada bab-bab berikutnya. Pada bab ini

terdiri dari konteks penelitian, focus masalah, tujuan penelitian,

(37)

26

BAB II, kajian teoritis, adalah uraian tentang landasan teori yang

bersumber dari kepustakaan. Pada bab ini terdiri dari kajian

pustaka dan kajian teori.

BAB III, penyajian data, berisi tentang deskripsi umum objek

penelitian serta deskripsi hasil penelitian.

BAB IV, analisis data, yakni menganalisis hasil temuan penelitian

serta konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V, penutup, Bab ini berisi tentang kesimpulan, rekomendasi

atau saran dari penelitian.

J.JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tahapan proses. Sehingga untuk

memudahkan penelitian peneliti harus membuat tabel agar proses

penelitian berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tabel proses

(38)

27

Tabel 1.1 jadwal penelitian No

Uraian

Kegiatan

Waktu Penelitian

Oktober November Desember Januari

1 Pra Survey atau

Studi

Pendahuluan

*

2 Pembuatan

Propopsal

*

*

3 Pengumpulan

Data

*

4 Analisis Data

*

5 Penulisan

Laporan

(39)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Manajemen Advertising

a. Pengertian Manajemen Advertising

Manajemen advertising adalah suatu strategi perusahaan dalam

menghadapi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, oleh karena itu

perusahaan harus memiliki terobosan baru yang berbeda dan menarik

sehingga mampu memberi sugesti kepada masyarakat luas. Dalam hal ini

manajemen advertising bertugas dalam proses perencanaan,

pengorganisasi, proses pengambilan tindakan dan evaluasi program

periklanan secara terus dan update sesuai dengan kebutuhan masyarakat

dan konsumen.

Keberhasilan dari suatu perekonomian secara nasional banyak

ditentukan oleh kegiatan-kegiatan periklanan dalam menunjang usaha

penjualan yang menentukan kelangsungan hidup produksi pabrik-pabrik,

terciptanya lapangan pekerjaan, serta adanya hasil yang menguntungkan

dan seluruh uang yang telah diinvestasikan. Apabila proses ini terhenti,

maka terjadilah resesi. Hal ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa

negara-negara yang makmur senantiasa disemarakkan oleh kegiatan-kegiatan

periklanan yang gencar. Sedangkan di negara-negara dunia ketiga dan

Rusia (sebagai wakil negara-negara sosialis), dimana dasar

(40)

29

pada taraf minimum, lapangan kerja begitu sulit didapat sehingga begitu

banyak kaum muda yang potensial tidak dapat menemukan sumber

nafkah.10

b. Implementasi Manajemen Adverting

Dalam penerapan atau implementasi manajemen advertising harus

mengikuti perkembangan situasi sehingga advertising bisa diterima

dengan baik masyarakat sesuai dengan target periklanan. Kongkrit nyata

yang harus diikuti adalah ketika sebuah perusahaan memberikan promo

menarik kepada masyarakat, maka yang harus dilakukan perusahaan agar

tetap survive adalah memberi varian produk yang menarik, unik dan baru

dikemas menarik dengan konsep pemasaran yang bagus sehingga

konsumen tidak akan pergi meninggalkan produk perusahaan, dalam hal

ini sugesti prestise dibutuhkan menjadi penguat perusahaan. Namun dalam

praktek di lapangan sering muncul hal yang tidak diinginkan. Hal ini harus

diantisipasi baik buruknya sebelum melakukan tindakan advertising

sehingga kemungkinan terburuk bisa segera di antisipasi dengan cepat

agar tidak menimbulkan konflik yang fatal.

Dalam periklanan modern posisioning adalah suatu proses atau

upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu,

atau apa saja yang ada dalam pikiran yang dianggap sebagai sasaran dan

konsumennya. Upaya itu dianggap perlu karena situasi masyarakat atau

pasar konsumen sudah over communicated. Sebagai akibat dari

(41)

30

perkembangan ekonomi dan teknologi, telah memasuki era informasi.

Membanjirnya alat-alat pengolah data yang tidak diimbangi oleh

kemampuan akal manusia untuk mengolahnya menyebabkan banyak

terjadi kemandekan informasi dimana-mana. Konsumen atau calon

konsumen dipaksa menerima informasi diluar batas kemampuan untuk

menyimpan dan mengingatnya. Ada puluhan media cetak, radio dan

televisi yang diingat. Belum lagi informasi verbal dari komunikasi lisan.

Menurut pakar posisioning, Al Ries dan Jack Trout:

“Positioning is not what you do to the product, it is what you do to

the mind”

Dengan demikian maka posisioning berkaitan dengan masalah

persaingan. Jadi, persoalannya adalah bagaimana seorang produsen

memposisikan produk atau merknya diantara para pesaing. Pola berpikir

yang diterapkan dalam konsep ini adalah Outside-in, sebagai kebalikan

dari cara berpikir Inside-out pada seller’s market. Cara ini menuntuk obyektivitas yang tinggi dalam melihat pangsa pasar, termasuk keinginan

mengakui posisi dan keunggulan pesaing dimata konsumen. Berapapun

suatu produk memiliki keunggulan teknis dan harga yang lebih murah,

tidak ada gunanya bersaing dengan pemimpin pasar secara langsung.

Sebaliknya, posisi pemimpin dalam menentukan strategi pemasaran

produsen lainnya.11

11Kasali, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: PT.

(42)

31

Konsep posisioning sendiri dapat digunakan sebagai strategi dalam

kampanye periklanan. Sebelum konsep posisioning ini digunakan, biro

periklanan berpedoman pada konsep selling point atau unique selling

preposition (USP), atau consumer benefit. Memang konsep ini juga

dipakai dalam posisioning, tetapi posisioning sendiri telah maju selangkah

lebih jauh. Keunggulan produk ditonjolkan sedemikian rupa sehingga

kadang-kadang kurang memperhatikan daya serap calon pembeli.

Akibatnya, beberapa iklan memang terlihat terlalu tajam dan agak

dipaksakan. Sepanjang persaingan belum begitu sengit dan produk yang

ada dipasar belum begitu banyak, cara-cara demikian masih bisa diterima.

Pada prinsipnya seseorang atau perusahaan yang akan melakukan

kegiatan posisioning memerlukan suatu ketekunan dan kejernihan berpikir

memandang produk dan pasar yang tengah diusahakan. Pekerjaan ini

bukanlah hal yang sederhana. Suatu perencanaan dan kegiatan yang baik

memerlukan dukungan data berupa hasil penelitian yang dilakukan oleh

pihak ketiga untuk menjamin obyektivitasnya.

Dalam periklanan, strategi kreatif merupakan istilah yang

mempunyai beberapa arti tergantung siapa yang melihatnya. Seorang

pengiklan biasanya akan berpikir bahwa strategi kreatif merupakan

orientasi pemasaran yang diberikan kepada orang-orang kreatif sebagai

pedoman dalam membuat suatu iklan. Sedangkan bagi orang-orang kreatif,

strategi kreatif sering dianggap sebagai hasil terjemahan dari berbagai

(43)

32

posisi tertentu didalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk

merumuskan tujuan iklan.12

Sebagian besar kalangan praktisi periklanan menilai kreativitas

dalam periklanan bukanlah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba, tetapi

merupakan suatu proses. Kemungkinan paling besar untuk dapat

memproduksi iklan yang kreatif dan sukses adalah melakukan sejumlah

langkah atau pendekatan yang terorganisasi dengan baik. Hal ini tidak

berarti terdapat suatu cara yang pasti benar untuk diikuti agar dapat

menghasilkan iklan yang kreatif. Dalam hal ini, banyak tenaga kreatif

yang menolak upaya membuat suatu standart baku kreativitas dengan

membuat aturan-aturan dalam proses kreatif iklan.13

Menurut Gilson dan Berkman, proses perumusan suatu strategi

kreatif terdiri atas tiga tahapan yaitu:

a. Tahap Pertama, mengumpulkan dan mempersiapkan informasi

pemasaran yang tepat agar orang-orang kreatif dapat dengan

segera menemukan strategi kreatif. Biasanya informasi yang

akan sangat bermanfaat adalah informasi yang menyangkut

rencana pemasaran dan komunikasi, hasil penelitian tentang

konsumen sasaran, data-data tentang produk, persaingan

dipasar, serta rencana dasar tentang strategi media, yaitu

12 Kasali, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1995), hlm. 81

(44)

33

menyangkut kapan dan dalam media apa saja iklan akan

dimunculkan.

b. Tahap Kedua, selanjutnya orang-orang kreatif harus mampu

membenamkan diri kedalam informasi-informasi tersebut

untuk menetapkan suatu posisi atau platform dalam penjualan

serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan. Pada

tahap inilah ide-ide, yang merupakan jantung dari seluruh

proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan dan

dikembangkan. Biasanya, untuk memperoleh hasil kerja yang

optimal, dilibatkan pula suatu diskusi yang sangat hati-hati

diatara orang-orang kreatif.

c. Tahap Ketiga, dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang

dilakukan adalah melakukan presentasi dihadapan pengiklan

atau klien untuk memperoleh persetujuan sebelum rancangan

iklan yang telah dibuat diproduksi dan dipublikasikan melalui

media-media yang telah ditetapkan.14

Saat ini perusahaan besar skala nasional di Indonesia

membelanjakan ratusan juta rupiah setiap tahunnya untuk memproduksi

iklan dan mengeluarkan ratusan juta rupiah lagi untuk menempatkan hasil

produksi iklan tersebut diberbagai media massa. Mereka menyadari iklan

yang bagus dan kreatif merupakan faktor penting bagi keberhasilan

pemasaran. Strategi dan eksekusi ide kreatif yang baik menjadi hal yang

(45)

34

penting dalam menentukan keberhasilan atau mencegah kemerosotan

pemasaran suatu produk. Sebaliknya, iklan yang tidak dipikirkan dan

dipersiapkan dengan baik akan menjadi beban bagi perusahaan.

Banyak perusahaan yang memiliki tim pemasaran yang bagus dan

solid dengan persiapan perencanaan iklan yang baik ternyata juga

menemui kesulitan dengan ide atau gagasan yang kreatif yang mampu

memberikan diferensiasi kepada produk yang mereka promosikan. Dilain

pihak, iklan yang kreatif atau iklan yang disukai atau iklan yang populer di

masyarakat tidak menjamin bahwa produk yang dipromosikannya akan

berhasil dalam pemasarannya. Fakta menunjukkan cukup banyak iklan

yang memenangkan penghargaan karena kreativitas pembuatnya namun

tidak cukup mampu untuk meningkatkan penjualan. Banyak perusahaan

iklan yang harus kehilangan klien karena iklan yang dibuat tidak berhasil

meningkatkan penjualan. Namun demikian, keberhasilan iklan tidak selalu

ditentukan oleh nilai penjualan.

Untuk menentukan daya tarik iklan (advertising appeal) bisa

mengacu pada pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian

konsumen dan atau mempengaruhi perasaan konsumen terhadap produk.

Suatu daya tarik iklan dapat pula dipahami sebagai something that moves

people, speaks to their or needs, adn excites their interest.

Pada dasarnya terdapat berbagai daya tarik yang dapat digunakan

sebagai dasar dalam mempersiapkan pesan suatu iklan. Secara umum,

(46)

35

a) Daya Tarik Informatif atau Rasional

Daya tarik informatif atau rasional menekankan pada

pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap aspek praktis,

fungsional, dan kegunaan suatu produk dan juga menekankan

pada atribut yang dimiliki suatu produk atau manfaat atau

alasan atau menggunakan merk produk tertentu. Isi pesan iklan

dengan daya tarik informatif atau rasional menekankan pada

fakta, pembelajaran, serta logika yang disampaikan oleh iklan.

Pemasang iklan yang menggunakan daya tarik ini untuk

menyakinkan konsumen bahwa produk perusahaan memiliki

atribut tertentu atau produk bersangkutan memberikan manfaat

tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

b) Daya Tarik Emosional

Daya tarik emosional adalah daya tarik yang terkait dengan

kebutuhan sosial dan psikologi konsumen dalam pembelian

suatu produk. Tidak sedikit motif pembelian konsumen bersifat

emosional karena perasaan mereka terhadap suatu merk dapat

menjadi lebih penting daripada pengetahuan yang dimiliki

terhadap merk. Daya tarik ini ditentukan berdasarkan kondisi

(47)

36

sendiri (minat dan ketertarikan) dan juga kepada hal-hal yang

bersifat sosial (status dan pengakuan).15

Terkait taktik kreatif iklan televisi, dapat dikatakan bahwa

produksi iklan televisi bukanlah pekerjaan yang mudah karena

membutuhkan waktu yang lama, upaya yang lebih keras dan dana yang

lebh besar dibandingkan dengan iklan pada media lain. Membuat iklan

televisi (comersials) yang mampu menarik perhatian audiens serta dapat

menyampaikan pesan secara efektif merupakan pekerjaan mahal yang

membutuhkan ketekunan dan ketelitian. Dapat dikatakan iklan televisi

adalah iklan dengan biaya produksi paling mahal. Televisi merupakan

media iklan yang unik namun memiliki kekuatan sangat besar (powerful)

karena memiliki element audio dan visual yang membuka peluang untuk

mewujudkan sebagai gagasan kreatif sehingga mampu menciptakan daya

tarik bagi pemirsa televisi.

Sebagaimana iklan pada media lainnya, salah satu tujuan utama

produksi iklan televisi adalah menarik dan memperhatikan perhatian

penonton. Upaya menarik perhatian penonton merupakan pekerjaan yang

sangat menantang karena faktor persaingan dengan iklan lainnya dan juga

karena biasanya audiens cenderung mengurangi perhatiannya ke pesawat

televisi pada saat jeda iklan karena berbagai kativitas lainnya.

Sebagaimana iklan media cetak yang memiliki beberapa komponen, maka

iklan televisi terdiri atas audio dan video. Kedua komponen ini bekerja

(48)

37

sama untuk menciptakan efek dan sekaligus mampu menyampaikan pesan

iklan kepada khalayak.

Video merupakan elemen video iklan televisi dalah segala sesuatu

yang terlihat dilayar televisi. Elemen visual adalah elemen yang

mendominasi iklan televisi sehingga elemen ini harus mampu menarik

perhatian sekaligus dapat menyampaikan ide, pesan, bahkan citra yang

hendak ditampilkan. Pada iklan televisi, sejumlah elemen visual harus

dikordinasikan atau diatur sedemikian rupa agar dapat menghasilkan iklan

yang berhasil. Pembuat iklan harus memutuskan berbagai hal seperti

urutan aksi, demonstrasi, lokasi, pencahayaan, grafis, warna, hingga

kepada siapa bintang iklannya.

Audio merupakan komponen audio dari suatu iklan televisi terdiri

dari suara, musik, dan sound effect. Pada iklan televisi, suara digunakan

dalam berbagai cara yang berbeda. Suara dapat didengar melalui suatu

presentasi langsung oleh seorang penyaji atau dalam bentuk percakapan

diantara sejumlah orang yang muncul pada iklan bersangkutan. Suatu cara

yang umum dilakukan untuk menampilkan elemen suara pada iklan

televisi adalah melalui pengisian suara yaitu narasi yang mengiringi

gambar tanpa memperlihatkan siapa yang membaca narasi tersebut.16

Dalam perencanaan dan produksi iklan televisi, keputusan pertama

yang harus dibuat dalam merencanakan produksi iklan televisi adalah

menentukan jenis daya tarik dan gaya eksekusi kreatif yang akan

(49)

38

digunakan. Media televisi sangat cocok digunakan untuk iklan yang

menggunakan daya tarik rasional dan emosional atau kombinasi dari

keduanya. Berbagai gaya eksekusi kreatif yang menggunakan daya tarik

rasional, seperti iklan penjualan langsung, demonstrasi, kesaksian atau

iklan perbandingan dapat digunakan secara efektif dengan menggunakan

media televisi.

Para pembuat iklan televisi harus menyadari bahwa iklan televisi

tidak hanya sekedar menunjukkan, atau membandingkan keunggulan suatu

produk dengan produk pesaingnya, namun iklan harus mampu bersaing

dengan iklan lainnya dalam merebut perhatian audiens. Berbagai elemen

iklan televisi tersebut kemudian dipersiapkan dalam suatu naskah atau

skrip yang merupakan format iklan dalam versi tulisan yang secera

terperinci menjelaskan elemen video dan audio yang akan digunakan

dalam suatu produk iklan. Skrip menunjukkan berbagai komponen audio

dalam suatu iklan, seperti kalimat yang harus diucapkan oleh pengisi

suara, musik yang digunakan dan sound effect yang dipilih.

Jika skrip iklan tersebut dapat diterima pihak klien, maka langkah

selanjutnya adalah mempersiapkan storyboard yang dipersiapkan oleh

penulis naskah iklan dn penata seni. Seperti rancangan layout dalam iklan

media cetak, maka storyboard memberikan gambaran mengenai bentuk

iklan yang paling mendekati bentuk final dari suatu produksi iklan yang

akan digunakan yang terlibat dalam produksi pembuat keputusan apakah

(50)

39

Jika storyboard disetujui maka langkah selanjutnya adalah masuk

dalam tahap produksi yang terdiri atas tiga tahap, yaitu:

a. Praproduksi yaitu segakla pekerjaan dan aktivitis yang terjadi

sebelum tahap pengambilan gambar iklan.

b. Produksi yaitu periode pengambilan gambar

c. Produksi yaitu pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan setelah

pengambilan gambar.

Bagan 2.1 Tiga

Bagan 2.1

Tahap Produksi Iklan Televisi

Media massa khususnya televisi memiliki berbagai kelebihan

dibandingkan dengan media lainnya yang mencakup daya jangkau yang

(51)

40

prestise, serta waktu tertentu. Yang termasuk dalam kelebihan atau

kelemahan iklan televisi:

1) Daya Jangkau Luas

Penetrasi dewasa ini sudah sangat luas, khususnya televisi

yang bersiaran secara nasional. Harga pesawat televisi yang semakin

murah dan daya jangkauan yang semakin luas menyebabkan banyak

orang yang sudah dapat menikmati siaran televisi. Siaran televisi saat

ini sudah bisa dinikmati oleh semua orang dari berbagai kalangan.

Daya jangkau yang luas inilah yang memungkinkan pemasar

memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya secara

serentak dalam wilayah yang luas bahkan keseluruh suatu negara.

Karena jangkauan audiens dalam jumlah yang besar maka televisi

menjadi media ideal untuk mengiklankan produk konsumsi massal.

2) Selektivitas dan Fleksibilitas

Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektiv

dalam menjangkau audiens sehingga sering dianggap sebagai media

yang cocok untuk produksi konsumsi massal. Televisi dianggap

sebagai media yang sulit untuk menjangkau segmen audiens yang

khusus dan tertentu. Namun sebenarnya televisi dpat menjangkau

audiens tertentu tersebut karena adnaya variasi komposisi audiens

sebagai hasil dari isi produksi program, waktu siaran, dan cajupan

(52)

41

3) Fokus Perhatian

Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian

audiens saat iklan itu ditayangkan. Jika audiens tidak mengalihkan

siaran untuk melihat program lainnya, maka khalayak akan menonton

iklan yang ditayangkan satu persatu.

4) Kreativitas dan Efek

Televisi merupakan media iklan yang efektif karena dapat

menunjukkan cara kerja suatu produk pada saat digunakan. Pemasang

iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan

yang ditayangkan dan tidak ingin menunjukkan aspek komersial

secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan

tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh program yang tengah

ditayangkan.

5) Prestise

Perusahaan yang mengiklankan produknya ditelevisi biasanya

akan menjadi sangat dikenal orang. Baik perusahaan yang

memproduksi barang tersebut maupun barangnya itu sendiri akan

menerima status khusus dari masyarakat.

6) Waktu Tertentu

Suatu produk dapat diiklankan ditelevisi pada waktu tertentu

(53)

42

pemasang iklan akan menghindari waktu-waktu tertentu pada saat

target konsumen mereka tidak menonton televisi.17

Sedangkan kelemahan iklan televisi salah satunya adalah biaya

yang mahal, meskipun televisi merupakan media yang efisien dalam

menjangkau khalayak namun media televisi merupakan media yang mahal

untuk beriklan. Informasi terbatas merupakan salah satu kelemahan juga

untuk televisi karena mempunyai durasi waktu penanyangan yang rata-rata

hanya 30 detik.

Walaupun televisi menyediakan selektifitas audiens melalui

program yang ditayangkan dan juga melalui waktu siarannya, namun iklan

televisi bukanlah pilihan yang paling tepat untuk pemasang iklan yang

ingin membidik konsumen yang sangat khusus. Kelemahan lain iklan

televisi adalah kecenderungan audiens untuk menghindari pada saat iklan

ditayangkan. Tidak seperti media cetak, stasiun televisi tidak dapat

seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan pada suatu program

dikarenakan tempat yang sangat terbatas.18

Terkait evaluasi perusahaan iklan, keinginan agar perusahaan iklan

semakin accountable mendorong klien untuk melakukan evaluasi rutin

terhadap pekerjaan perusahaan iklan terlebih jika anggaran yang

digunakan cukup besar. Proses evaluasi terhadap perusahaan iklan

biasanya mencakup dua tipe penilaian, yaitu audit keuangan dan audit

kualitatif. Kegiatan audit dilakukan untuk melakasanakan verifikasi

17Ibid, hlm. 240-244

(54)

43

terhadap biaya dan pengeluaran, jumlah personel yang ditugaskan

melaksanakan suatu proyek, serta pembayaran kepada media dan

pemasok. Audit kualitatif sendiri diarahkan pada upaya kegiatan

perusahaan iklan dalam merencanakan, mengembangkan dan

melaksanakan program pengiklanan klien dengan mempertimbangkan

hasil-hasil yang sudah dicapai.

Klien dengan anggaran iklan besar selalu melakukan pertemuan

rutin dengan pengusaha iklan untuk melakukan evaluasi atas kegiatan

yang telah dilakukan. Seiring dengan semakin meningkatnya anggaran

iklan, manajemen puncak perusahaan sudah tentu ingin agar uang untuk

iklan yang dikelola perusahaan iklan dapat dibelanjakan secara efisien dan

efektif.

2. Advertising

a. Pengertian Advertising

Pada dasarnya periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang

paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling

potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah

murahnya.19

Iklan adalah bagian dari kehidupan industri modern yang hanya

bisa ditemukan di negara-negara maju atau negara yang mengalami

perkembangan ekonomi dengan pesat. Ketika sebuah toko menjual barang

(55)

44

dagangan dengan memamerkan ala kadarnya, jelas bahwa apa yang

dikenal sebagai periklanan akan sangat sulit ditemukan. Kebutuhan akan

adanya periklanan berkembang seiring dengan ekspansi penduduk dan

pertumbuhan kota-kota yang dipenuhi oleh banyak toko, restoran dan

pusat perdagangan-perdagangan besar. Hal ini turut mempengaruhi

perkembangan periklanan adalah tumbuhnya pola produksi massal

diberbagai pabrik, terbentuknya jaringan komunikasi darat serta terbitnya

surat-surat kabar populer yang menjadi tempat menarik untuk memasang

sebuah iklan.

Kehidupan dunia modern saat ini sangat tergantung pada iklan.

Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual

barangnya, sedangkan disisi lain para pembeli tidak akan memiliki

informasi yang memadai mengenai produk-produk barang dan jasa yang

tersedia di pasar. Jika itu terjadi maka dunia industri dan perekonomian

modern pasti akan lumpuh. Jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan

tingkat keuntungannya, maka perusahaan harus melangsungkan

kegiatan-kegiatan periklanan secara memadai dan terus menerus. Produksi massal

menuntut adanya suatu tingkat konsumsi yang juga bersifat massal dan

prosesnya mau tidak mau akan melibatkan berbagai kegiatan periklanan

melalui media massa yang diarahkan ke pasar-pasar yang juga bersifat

massal.

Di negara-negara berkembang, konsep pemasaran seringkali

(56)

45

sama saja artinya dengan penjualan. Namun secara bertahap situasi ini

mulai berubah, dan hal itu dapat disaksikan dengan mulai berkembangnya

kegiatan-kegiatan riset mengenai pemasaran seiring dengan kemajuan

industrialisasi yang ada di negara-negara berkembang. Dalam periklanan

sendiri ditemukan suatu konsep kreativitas, riset pemasaran dan pembelian

media berdasarkan perhitungan yang ekonomis. Kegiatan-kegiatan

periklanan memang bisa menelan biaya yang relatif mahal, namun selama

itu didasarkan pada tujuan dan perhitungan yang serba jelas maka

semuanya bisa dibenarkan. Semua kegiatan itu tetap efektif dan ekonomis,

dengan pengertian mencapai sasaran dan tetap menjamin keuntungan

perusahaan sebuah kampanye periklanan baru bisa dikatakan baik jika

semuanya terencana dan terselenggara sedemikian rupa sehingga dapat

mencapai hasil yang diharapkan oleh sebuah perusahaan.20

Sebelum mesin percetakan ditemukan pada pada tahun 1450, iklan

sudah dikenal dalam peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai.

Pesan berantai ini disampaikan untuk membantu kelancaran jual beli

dalam masyarakat yang mayoritas masih belum mengenal huruf dan masih

menggunakan cara barter utuk mendapatkan sebuah barang yang

diinginkan. Dunia pemasaran menyebut pesan berantai ini dengan sebutan

the word of mouth.21

20Morissan, Periklanan, Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010), hlm. 6

(57)

46

Selangkah lebih maju dari peradaban lisan, manusia mulai

menggunakan sarana tulisan sebagai alat penyampaian pesan. Ini berarti

bahwa pesan iklan sudah dapat dibaca berulang-ulang dan dapat disimpan.

Kemudian bentuk iklan disini mengalami perkembangan menjadi bentuk

relif-relif yang diukir pada dinding. Melalui iklan orang dapat mempelajari

peradaban manusia pada suatu masa. Munculnya iklan buku dan

obat-obatan menunjukkan bahwa orang sudah memperhatikan pendidikan dan

kesehatan. Dalam peradaban modern sendiri, semua konsumen akan

menjadi sasaran dari iklan, yang mengisi hampir setiap waktu dalam

kehidupan.

b. Jenis-Jenis Iklan

Pengelolaan pemasaran suatu perusahaan beriklan dalam berbagai

tingkatan dan level. Periklanan sendiri melayani banyak tujuan dan banyak

pula pemakainya, mulai dari perseorangan yang memasang iklan mini di

surat kabar sampai perusahaan besar yang memanfaatkan jaringan televisi

untuk memperdagangkan merk-merk populer kepada konsumen. Setiap

orang dapat menjadi pemasang iklan dan iklan dapat menjangkau setiap

orang. Perusahaan penerbit surat kabar yang paling besar sekalipun akan

membutuhkan pemasukan yang bersumber dari iklan. Adapun jenis-jenis

iklan adalah sebagai berikut:

a. Iklan Nasional

Pemasang iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang

Gambar

Tabel 3.1 Format dan Prosentase Siaran ...............................................................68
Gambar 3.1 Logo PT. Citra Televisi Lamongan ...................................................58
Tabel 1.1 jadwal penelitian
gambar tanpa memperlihatkan siapa yang membaca narasi tersebut.16
+5

Referensi

Dokumen terkait