• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDA KOTA BIMA NO 7 TAHUN 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERDA KOTA BIMA NO 7 TAHUN 2005"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 7 TAHUN 2005

T E N T A N G

RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BIMA,

Menimbang : a. bahwa kewenagan untuk memberikan atau tidak memberikan izin berdasarkan undang-undang gangguan atau Hinder Ordinantie Staatblad 1926 Nomor 226 di Kota Bima adalah Walikota Bima;

b bahwa dalam rangka meningkakan volume pembangunan di Kota Bima diperlukan biaya yang terus meningkat sehingga dipandang perlu untuk meningkatkan sumber-sumber pendapatan yang memungkinkan untuk dikembangkan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas, maka perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Tempat Usaha.

Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

2. Undang – undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3658) Sebagaimana diubah dengan Undang – undang Nomor 34 Tahun 2000 , (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara 4048);

3. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

4. Undang – undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

5. Undang – undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima di Propinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4188);

6. Undang – undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4310);

7. Undang – undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

8. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

(2)

9. Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisa Dampak Lingkungan;

11.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

12.Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;

13 Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 6 Tahun 2003 tentang Kewenangan Kota Bima (Lembaran Daerah Nomor 6 Tahun 2003); 14.Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 11 Tahun 2003 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

15.Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 4 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota bIma (Lembaran Daerah Kota Bima Nomor 40 Tahun 2004).

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BIMA

DAN

WALIKOTA BIMA

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BIMA TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA

B A B I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Daerah Kota Bima;

b. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah;

c. Walikota adalah Walikota Bima;

d. Wakil Walikota adalah Wakil Walikot Bima;

e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima

f. Badan Pengelola Keuangan Daerah adalah Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Bima;

g. Badab adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara dan Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis.lembaga danah pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.

(3)

i. Pemohon adalah orang pribadi atau badan usaha yang mengajukan permohonan izin tempat usaha kepada Walikota;

j. Izin Tempat Usaha adalah izin yang dikeluarkan oleh Walikota Bima kepada orang Pribadi atau Badan Usaha untu tempat kegiatan usaha/perdagangan/kegiatan jasa dan lain-lainya;

k. Retibusi Perizinan Tertentu adalah retibusi atas kegiatan Pemerintah Daerah dalam pemberian izin kepada orang pribadi atau badan hukum yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengadilan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruan, penggunaan sumber daya alam, barang, sarana dan prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian umum;

l. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah ini diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi;

m. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi utnuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah; n. Surat Setoran Retribusi Daerah yang disingkat SSRD adalah surat yang digunakan

oleh wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Walikota;

o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menetukan besarnya retribusi yang terutang;

p. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda;

q. Penyidik tindak pidana dibidang retribusi adalah serangkaian tindaklan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil tertentu yang selanjutnya disebut penyidik untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti yang dengan barang bukti tersebut membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi dan menemukan tersangkanya; r. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Bima.

B A B II

NAMA OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama retribusi izin tempat usaha dipungut retribusi bagi setiap Orang Pribadi atau Badan yang menggunakan pelayanan tempat usaha.

Pasal 3

(1) Obyek retribusi adalah pemberian izin tempat usaha yang dapat dikenakan pada : 1. Perkantoran yang menjalankan usaha;

2. Pertokotoan; 3. Kios;

4. Lain-lain.

(2) Subyek Retribusi adalah Orang Pribadi atau Badan Usaha yang mendapatkan atau memperoleh Izin Tempat Usaha.

BAB III

LARANGAN MENJALANKAN KEGIATAN USAHA

Pasal 4

(1) Setiap Orang Pribadi atau Badan Usaha untuk kepentingan kegiaatan usaha harus mendapat izin tempat usaha.

(4)

(3) Setiap orang pribadi atau badan usaha dilarang menjalankan usaha berdasarkan Undang-undang gangguan sebelum mendapat atau memperoleh izin tempat usaha.

BAB IV

JANGKA WAKTU BERLAKUNYA IZIN

Pasal 5

(1) Izin berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang setelah masa berlakunya berakhir.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah segala biaya izin tempat usaha sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) pasal 3 Peraturan Daerah ini;

(3) Tata cara dan persyaratan untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

Pasal 6

Masa berakhirnya izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal 5 peraturan daerah ini adalah :

a. Atas permohonan pemegang izin;

b. Izin dicabut karena pemegang izin tidak memenuhi kewajiban dan melanggar ketentauan dalam izin.

Pasal 7

(1) Orang atau badan usaha selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhir masa berlakunya izin, diwajibkan mengajukan permohonan izin.

(2) Keterlambatan pengurusan permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat dikenakan denda sebesar 30% (tiga puluh persen) dari besarnya nilai retribusi untuk keterlambatan paling lama 3 (tiga) bulan.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini tidak dilaksanakan maka Izin Tempat Usaha sebagiamana diatur dalam peraturan daerah ini dicabut;

(4) Terhadap Izin Tempat Usaha yang diatur dalam peraturan daerah ini yang dicabut sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini, dapat diajukan permohonan kembali kepada Walikota dengan membayar denda sebagaimana dimasud dalam ayat (2) pasal ini dan membayar retribusi sesuai dengan Peraturan Daerah ini.

(5) Tata cara untuk mendapatkan Izin Tempat Usaha yang dicabut sebagaimana tersebut dalam ayat (3) pasal ini ditetapkan oleh walikota.

BAB V

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 8

Retribusi Izin Tempat Usaha adalah retribusi perizinan tertentu

BAB V

PRINSIP SASARAN DAN PENETAPAN STRUKTUR RETRIBUSI DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 9

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif resrtribusi didasrkan pada tujuan penutup biaya penyelenggaraan izin;

(5)

BAB VII

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 10

Tarif retribusi izin tempat usaha ditetapkan sebagai berikut:

a. Besarnya retribusi izin tempat usaha untuk golongan pertokoan, ditetapkan sebesar Rp. 5.000,- /m2

b. Besarnya retribusi izin tempat usaha untuk golongan perkantoran, ditetapkan sebesar Rp. 5.000,- /m2

c. Besarnya retribusi izin tempat usaha untuk golongan Kios, ditetapkan sebesar Rp. 3. 500,- /m2

d. Besarnya retribusi izin lain-lain yang menurut sifat dan perkembangannya ditetapkan sebesar Rp. Tempat 4.500,- /m2

BAB VIII

WILAYAH MASA RETRIBUSI DAN TATA CARA PUNGUTAN

Pasal 11

Wilayah Pemungutan Reribusi adalah dalam Wilayah Kota Bima

Pasal 12

(1) Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Walikota Bima sebagai dasar untuk menentukan besarnya retribusi terutang.

(2) Retribusi terutang dalam masa retribusi terjadi pada saat Orang Pribadi atau Badan usaha memperoleh Izin Tempat Usaha

Pasal 13

Pungutan retribusi tidak dapat dikurangkan

BAB IX

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 14

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang bayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % ( dua porsen ) setiap bulan dari retribusi yang terutang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD

BAB X

PENYETORAN INSENTIF

Pasal 15

Pungutan retribusi ini dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk (Bagian Ekonomi Setda Kota Bima)

Pasal 16

(6)

Pasal 17

Kepada instansi pemungut diberikan upah pungut sebesar 5 % (lima persen) dan realisasi penerimaan yang disetor ke Kas Daerah

BAB XI

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 18

(1) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dkeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran;

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib rertibusi melunasi retribusinya yang terutang ;

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

BAB XII

KADALUARSA PENAGIHAN

Pasal 19

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi kadalursa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung saat terutangnya retribusi kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana retribusi

(2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) tertanggung apabila : a. Diterbitkan surat teguran;

b. Ada pengakuan hutang retribusi penagihan dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Tata cara pemeriksaan retribusi diatur lebih lanjut dengan keputusan Walikota Bima.

BAB XIII

PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 20

(1) Walikota Bima berhak melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka melaksanakan peraturan Perundang – undangan retribusi;

(2) Wajib retribusi yang diperiksa wajib :

a. Memperlihatkan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan obyek retribusi yang terutang;

b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan;

c. Memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Tata cara pemeriksaan retribusi diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota Bima.

BAB XIV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 21

(7)

(2) Pembinaan dan pengawasan secara tehnis administrasi dilaksanakan oleh satuan kerja yang bertanggung jawab atas Izin Tempat Usaha oleh Orang Pribadi atau Badan Usaha.

(3) Untuk kepentingan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pengambilan keputusan pemberian dan penolakan Izin Tempat Uasaha, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat membentuk Tim Pemeriksa Lapangan Izin Tempat Usaha.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 22

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.

BAB XVI PENYIDIKAN

Pasal 23

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah Kota Bima diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan tindak pidana dibidang retribusi.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :

a. Menerima, Mencari, Mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. Meminta Keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi ;

c. Memeriksa buku – buku, catatan – catatan dan dokumen lain bekenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi ;

d. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen – dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;

e. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi ;

f. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf e; g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi ;

h. Memanggil orang untuk didengar keteranganya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

i. Menghentikan penyidikan;

j. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan .

(8)

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

(1) Tanggung jawab tehnis operasional pelaksanaan Peraturan Daerah ini berada pada Bagian Ekonomi Setda Kota Bima atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Bima bertanggung jawab secara administrasi atas pungutan retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Peraturan Daerah ini.

Pasal 26

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah, pelaksanaannya termasuk bentuk-bentuk izin tempat usaha akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota Bima.

Pasal 27

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar upaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Bima

Ditetapkan di Raba – Bima, pada Tanggal 1 September 2005

WALIKOTA BIMA

Diundangkan di Raba

pada tanggal 1 September 2005 M. NUR A LATIF

Plt. SEKRETARIS DAERAH

Ir. M. QURAISY

Pembina utama muda IV/c Nip. 010 006 158

LEMBARAN DAERAH KOTA BIMA TAHUN 2005 NOMOR 7

(9)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 7 TAHUN 2005

TENTANG

RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa dalam rangka meningkatkan volume pembangunan dipandang perlu untuk meningkatkan sumber-sumber pendapatan yang memungkinkan untuk dikembangkan agar lebih memantapkan peran otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab.

Dan untuk meningkatkan volume pelayanan pemerintah daerah kota bima dalam rangka pemanfaatan, pengendalian pengawasan, pembinaan, pengaturan penggunaan tanah untuk melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan berdasarkan undang-undang gangguan hinder ordenantie staaatblad 1926 nomor 226 sabagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan staatblad 1940 nomor 14 dan 450.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 :

Cukup Jelas

Pasal 2 :

Cukup Jelas

Pasal 3 :

Cukup Jelas

Pasal 4 :

Cukup Jelas

Pasal 5 :

Cukup Jelas

Pasal 6 :

Cukup Jelas

Pasal 7 :

Cukup Jelas

Pasal 8 :

Cukup Jelas

Pasal 9 :

Cukup Jelas

Pasal 10 :

Cukup Jelas

Pasal 11 :

(10)

Referensi

Dokumen terkait

(2) Tata cara pemberian izin usaha perdagangan dan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati yang berpedoman

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Walikota terhadap rancangan peraturan daerah

Apabila kelebihan pembayaran Retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (4) Peraturan Daerah ini

Subjek Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1) huruf c adalah orang pribadi atau badan pemilik angkutan umum antar kota antar propinsi, antar kota dalam

(2) Setiap orang atau Badan Usaha yang memasukkan kayu ke Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, hanya dapat dilakukan setelah memperoleh Surat Izin

(1) Untuk mencegah terjadinya amblesan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) dilakukan dengan mengurangi pengambilan air tanah bagi pemegang izin pemakaian

(1) Tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) huruf d ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran IV Peraturan

(1) Permohonan Izin Praktek Perawat sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) diajukan secara tertulis kepada Bupati melalui instansi yang membidangi perizinan