• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 3 Hasil sidik ragam teknik pemanfaatan anakan alam puspa (Schima wallichii (DC.) Korth.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 3 Hasil sidik ragam teknik pemanfaatan anakan alam puspa (Schima wallichii (DC.) Korth.)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 2 Rancangan pengamatan

Ulangan Anakan Puspa (Schima wallichii)

A1 A2 A3 A4 A5 A6

1 A11 A21 A31 A41 A51 A61

2 A12 A22 A32 A42 A52 A62

3 A13 A23 A33 A43 A53 A63

4 A14 A24 A34 A44 A54 A64

5 A15 A25 A35 A45 A55 A65

6 A16 A26 A36 A46 A56 A66

7 A17 A27 A37 A47 A57 A67

8 A18 A28 A38 A48 A58 A68

9 A19 A29 A39 A49 A59 A69

10 A110 A210 A310 A311 A511 A611

11 A111 A211 A311 A312 A512 A612

12 A112 A212 A312 A313 A513 A613

13 A113 A213 A313 A314 A514 A614

14 A114 A214 A314 A315 A515 A615

15 A115 A215 A315 A316 A516 A616

Lampiran 3 Hasil sidik ragam teknik pemanfaatan anakan alam puspa (Schima wallichii (DC.) Korth.)

a. Persentase bibit hidup

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 555.55 111.11 1.00 0.42tn

Sisa 84 9333.33 111.11

Total 90 890000.00

**= perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji 99%. tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata b. Pertambahan tinggi

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 36.45 7.03 5.12 0.00**

Sisa 84 110.09 1.38

Total 90 487.99

**= perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji 99%. tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata c. Pertambahan jumlah daun

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 893.12 178.62 9.16 0.00**

Sisa 84 1638.93 19.51

Total 90 8699.00

(3)

d. Persentase daun kering

Persen (%) daun kering bulan ke 1

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 4320.88 864.18 6.50 0.00**

Sisa 84 11169.44 132.97

Total 90 19668.62

**= perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji 99%. tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata Persen (%) daun kering bulan ke 2

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 6504.69 1300.94 5.03 0.00**

Sisa 84 21722.26 258.60

Total 90 34547.32

**= perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji 99%. tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata Persen (%) daun kering bulan ke 3

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 3584.35 716.87 1.74 0.14tn

Sisa 84 34658.81 412.61

Total 90 45388.07

**= perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji 99%. tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata e. Persentase daun gugur

Persen (%) daun gugur bulan ke 1

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 16090.73 3218.15 6.71 0.00**

Sisa 84 40273.29 479.44

Total 90 167915.20

**= perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji 99%. tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata Persen (%) daun gugur bulan ke 2

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 27704.75 5540.95 8.38 0.00**

Sisa 84 55568.00 661.52

Total 90 202223.06

**= perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji 99%. tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata Persen (%) daun gugur bulan ke 3

SK Db JK KT F hit P sig

Teknik 5 32998.54 6599.71 10.39 0.00**

Sisa 84 53380.09 635.48

Total 90 226762.52

(4)

Lampiran 4 Hasil uji lanjut Duncan pertambahan tinggi

Teknik Duncan Grouping

a b c A1 1.13 A2 1.51 1.51 A3 1.59 1.59 A4 2.47 2.47 A5 1.95 1.95 1.95 A6 3.03

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm)

Lampiran 5 Hasil uji lanjut Duncan pertambahan jumlah daun

Teknik Duncan Grouping

a b A1 18.73 A2 16.27 A3 19.93 A4 20.07 A5 25.40 A6 26.60

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm)

Lampiran 6 Hasil uji lanjut Duncan persentase bibit hidup

Teknik Duncan Grouping

a A1 1.00 A2 1.00 A3 0.93 A4 1.00 A5 1.00 A6 1.00

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm)

(5)

Lampiran 7 Hasil uji lanjut Duncan persentase daun kering minggu ke 4

Teknik Duncan Grouping

a b A1 3.69 A2 21.01 A3 5.71 A4 8.83 A5 0.67 A6 1.05

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm)

Lampiran 8 Hasil uji lanjut Duncan persentase daun kering minggu ke 8

Teknik Duncan Grouping

a b A1 5.58 A2 26.41 A3 2.29 A4 9.53 A5 5.43 A6 1.05

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm) Lampiran 9 Hasil uji lanjut Duncan persentase daun kering minggu ke 12

Teknik Duncan Grouping

a b A1 8.19 A2 21.21 A3 9.22 A4 4.58 A5 0.67 A6 9.59

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm)

(6)

Lampiran 10 Hasil uji lanjut Duncan persentase daun gugur minggu ke 4

Teknik Duncan Grouping

a b C A1 50.41 A2 45.78 A3 41.79 41.79 A4 38.84 38.84 A5 13.63 A6 20.79

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm)

Lampiran 11 Hasil uji lanjut Duncan persentase daun gugur minggu ke 8

Teknik Duncan Grouping

a b c A1 54.33 A2 52.69 A3 44.92 A4 41.01 41.01 A5 8.59 A6 16.58

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm)

Lampiran 12 Hasil uji lanjut Duncan persentase daun gugur minggu ke 12

Teknik Duncan Grouping

a b A1 55.97 A2 59.34 A3 50.54 A4 44.68 A5 14.77 A6 11.66

(A1 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A2 = teknik cabutan dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A3 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A4 = teknik cabutan dengan penggemburan tanah dengan tinggi tanaman ≥30 cm; A5 = teknik puteran dengan tinggi tanaman 2−29 cm; A6 = teknik puteran dengan tinggi tanaman ≥30 cm)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 17 April 1989. Penulis merupakan putri kedua dari empat bersaudara, pasangan Aep Mulyana dan Nining Suningsih. Pada tahun 2007, penulis lulus dari SMA Proklamasi ’45 Sukabumi, dimana pada tahun 2008 penulis lulus seleksi masuk IPB jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Selama perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi yaitu Rimbawan Pencinta Alam (RIMPALA), dan Tree Grower Community (TGC).

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di organisasi Rimbawan Pencinta Alam (RIMPALA) sebagai anggota divisi bidang khusus periode 2009-2010, kemudian menjadi komisi disiplin RIMPALA periode 2010-2009-2010, pada tahun 2010 penulis pernah mengikuti ekspedisi yang berjudul “ Pola Habitat Nepenthes gymnamphora sp.” RIMPALA sebagai sekretaris. Selain itu, aktif sebagai pengurus Asosiasi Mahasiswa Doa Bangsa periode 2010-2012 dan sebagai anggota himpunan profesi Tree Grower Community (TGC) periode 2010-2012. Penulis telah menyelesaikan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) yang bertempat di TN Gunung Slamet dan Cilacap. Penulis juga telah menyelesaikan Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, dan telah menyelesaikan Praktek Kerja Profesi di PT. SBA Wood Industries, Palembang selama 2 bulan. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Teknik Pemanfaatan Anakan Alam Puspa (Schima wallichii (DC.) Korth.) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi” di bawah bimbingan Dr Ir Cahyo Wibowo, MScFTrop.

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini sudah berkembang alat tugal semi mekanis menggunakan pegas yang memiliki multifungsi.Fungsi tugal semi mekanis yang sudah berkembang adalah untuk

kalium heksasianoferat (II)–tembaga (II) klorida. Adanya pengikatan radioisotop tertentu pada matrik teramati dari penurunan radioaktivitas pada daerah energi radiasi γ

Total biaya pelanggan (total customer cost) adalah kumpulan biaya yang dipersepsikan yang diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan,

karena apabila LDR meningkat, berarti telah terjadi peningkatan total kredit yang.. disalurkan dengan persentase lebih besar dibanding dengan

Peraturan Bupati Bengkalis Nomor 29 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Intruksi Bupati Program Penguatan Infrastruktur Pedesaan Di Kabupaten Bengkalis, merupakan salah

∑ Mengingat kembali aktivitas sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi terkait pada materi segitiga. ∑ Mengidentifikasi aktivitas sebelumnya yang

Saran-Saran Berdasarkan hasil kajian dan analisis penulis tentang istri sebagai pencari nafkah keluarga perspektif teori konstruksi sosial studi kasus pada pekerja sektor formal