• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR DISPOSISI / CATATAN DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN KEHUMASAN PROVINSI DKI JAKARTA. . H103 I~{r;. Tanggal Masuk. :l~.. ~~.?.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR DISPOSISI / CATATAN DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN KEHUMASAN PROVINSI DKI JAKARTA. . H103 I~{r;. Tanggal Masuk. :l~.. ~~.?."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

..-> i i

Kode

m

Indek:

VPT

Hall lsi Ringkas

Tgl.lNomor Surat

As aI

LEMBAR DISPOSISI / CATATAN

DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN KEHUMASAN

PROVINSI DKI JAKARTA

. H

103

I~{r;

.

Tanggal Masuk .

:

l~

..

~~.?

__

.

·f~1~w~

···r···

.

:

:::tL~~:~ilgi-:b·::::~.:::::::::::::·::::::::::::

...&

1

~

.

Instruksi Iinformasi :

~

\~/~

/t\V

DiteruskanIKepada : 1. Sekretaris

2. Kabid Media Massa 3. Kabid Informasi Publik 4. Kabid SIM 5. Kabid Infrastruktur Perangkat Lunak 6. Kabid Infrastruklur Perangkat Keras 7. Kabid POSTEL

Sesudah digunakan harap segera dikembalikan Kepada:

(2)

Kepada

Dari

NQmor

Sifat

Lampiran

Hal

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS KOMUNIKASIINFORMATIKA DAN KEHUMASAN

Jln. Medan Merdeka Selatan 6-9 Blok G Lt. XIIiTelp. (021) 3622975/ 3622255. Fax. (021) 3622646 J A K ART A 10110

NOTADINAS

Kepala Dinas Komunikasi, Infonnatika dan Kehumasan Provinsi DKI

Jakarta

Kepala OPT Jakarta Smart City

Ilt.( {-

I,

T~

Biasa

7 (Tujuh Lembar)

Laporan Modus Operandi PT. Duta Pertiwi Selaku Pengelola

Apartemen Graha Cempaka Mas

Berdasarkan pantauan kami di lapangan atas aksi unj uk rasa yang dilakukan oleh penghuni

Apartemen Graha Cempaka Mas

yang berisi "Laporan Modus Operandi PT. Duta Pertiwi

Selaku pengelola Apartemen Graha Cempaka Mas", dengan ini dilaporkan sebagai berikut:

Element

Penghuni Apartemen Graba Cempaka Mas

Tanggal

Selasa, 10 Maret 2015

Waktu

09.00 - 11.30 WIB

Lokasi

Jumlab massa

Kantor Balaikota DKI Jakarta di J1. Medan Merdeka Selatan

NO.8-9

JakartaPusat

Kurang lebih 50 orang dengan menggunakan kendaraan pribadi roda empat

Aksi unjuk rasa tersebut berjalan cukup damai dan tidak teIjadi suatu hal yang menjurus ke arab

anarkis dikarenakan adanya pengawalan dari Pamdal Pemprov DKI Jakarta.

Demikian laporan ini disampaikan. Mohon araban dan petunjuk dari Bapak.

Jakarta,

II

Maret 2015

Kepala OPT Jakarta Smart City

Dinas Komunikasi, Infonnatika dan

Kehumasan Provinsi DKI Jakarta

/lJ),J}

17~{

:-.

Alberto Ali

(3)

Laporan Unjuk Rasa

"Laporan Modus Operandi PT. Duta Pertiwi Selaku Pengelola Apartemen Graha

Cempaka Mas"

Selasa, 10 Maret 2015

Sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan sebagai penghuni Apartemen Graha Cempaka

Mas

mendatan~i

kantor Balaikota Jakarta di JI. Medan Merdeka Selatan No.8-9 Jakarta Pusat

pada Selasa, 10 Maret 2015. Massa yang beIjumlah

50 orang tersebut mengaku sebagai

penghuni Apartemen Graha Cempaka Mas yang beralamat di kelurahan Sumur Batu, kecamatan

Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dalam aksinya, mereka menyampaikan bahwa PI. Duta Pertiwi selaku pengelola Apartemen

Graha Cempaka Mas melakukan beberapa kecurangan terhadap penghuni Apartemen Graha

Cempaka Mas. Beberapa poin yang disampaikan berdasar dakwaan di atas adalah:

1.

Pihak PI. Duta Pertiwi melakukan konspirasi dengan pengurus perhimpunan penghuni

rumah susun untuk menerbitkan AD/ART yang menyimpang dari amanat UU Rusun.

2. PI. Duta Pertiwi melakukan konspirasi dengan pengurus PPRS untuk membuat kontrak

kerja yang memihak untuk melindungi bisnis illegal.

3. Melakukan konspirasi dengan pengurus PPRS untuk tidak melakukan balik nama

kepemilikan asset atau hak bersama (tanah/bendalbagian bersama).

4. Melakukan manipulasi rapat umum tahunan anggota (RUTA).

5. Tidak melakukan RUTA untuk mempertanggungjawabkan keuangan PPRS.

6. Tidak menghormati pemerintah.

7. Memperdaya aparat kepolisian Republik Indonesia.

Maka dari itu penghuni Apartemen Graha Cempaka Mas menuntut Gubemur DKI Jakarta dan

Dinas Perumahan dan Gedung Provinsi DKI Jakarta untuk:

1. Mencabut legalisasi izin PI. Duta Pertiwi.

2. Melakukan evaluasi terhadap se!uruh pihak pentle!ola Apartemen Graha Cempaka Mas.

3. Memperbaiki peraturan perundang-undangan rumah susun di Jakarta.

Aksi tersebut dikoordinir oleh salah satu anggota bemama Babah Towi. Warga yang hadir dalam

aksi damai tersebut

meng~akan

kendaraan pribadi kendaraan mewah roda empat. Aksi

beIjalan dengan lancar dengan pengawalan dari kepolisian yang bekerjasama dengan staf

pengamanan dalam Pemprov DKI Jakarta.

(4)

~

~~

i

f\~

\

\

"...

r

&j~

ts=!~J

~

&?

~

(5)
(6)

DIJUAL

APARTEMEN CARUT MARUT

DI LOKASI

STRATEGIS

Denganspesifikasi sbb:

1. Pengurus Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) adalah Boneka Pengembang dengan pemilihan pengurus dilakukan dengan cara rekayasa negatif;

2. Rekayasa AD/ART yang bertentangan dengan UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah

Susun;

3. Rapat Umum Tahunan (RUTA) selalu direkayasa negatif oleh pengembang yang berganti wajah menjadi pengelola;

4. PPPSRS / PPRS tidak mempertangunggjawabkan keuangan sebagaimana ketentuan UU No. 20 Tahun 2011 dan AD/ART dan tidak pernah mau diajak bertemu dan membahas permasalahan Apartemen dengan Penghuni/Pemilik;

5. Merahasiakan status hak atas tanah kawasan RurnahSusun;

6. Penunjukkan Langsung Pengelola tanpa tender dengan kontrak borongan (lumpsum); 7. Asset milik bersama dan fasilitas umum tetap dikuasai Pengembang yang kemudian

berubah menjadi pengelola dan kemudian digunakan untuk mencari keuntungan secara illegal;

8. Mark up tarif listrik dan penetapan sepihak besaran tarif service charge fluran

Pengelolaan Lingkungan (IPL), menarik pungutan PPN 10% yang bertentangan dengan hukum;

9. Pembayaran asuransi dibebankan kepada warga/penghunijpemilik, tanpa tender, pemegang polis atas nama pengembang/pengelola sehingga klaim yang berhak mendapatkan bukan warga melalui PPPSRS;

10. Tagihan warga masuk ke rekening pengembang, bukan ke rekeing PPPSRS

sebagaimana ketentuan AD/ART;

11. Pengelola menggunakan kekerasan/intimidasi dan kriminalisasi kepada pemilik/penghuni yang memprotes kesewenangan dan ketidakjujuran kepengelolaan. Kekerasan, intimidasi dan kriminalisasi ini melanggar HAM;

12. Kualitas bangunan yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan pada saat penjualan;

13. Merekayasa Perjanjian Pengikatan jual Beli dengan banyak klausul baku yang panjang lebar, sehingga calon pembeli tidak terkecoh dan terjebak dalam perikatan yang merugikan pembeli;

Iika bermjoatI juri" taby jnformasj lebjh lanjyt silabkanhubun~ii

1. GUBERNUR PROPlNSI DKI JAKARTA

2. Dinas Perumahan&Gedung Propinsi DKI jakarta IBU lKA LESTARI Ajl (Kepala Dinas) IBU ANI SURYANI

(7)

PELANGGARAN UNDANG·UNDANG DANBISNIS ILLEGAL PENGELOLA EX PENGEMBANG RUMAH SUSUN

I. BISNIS ILEGAL PENGELOLA EX PENGEMBANG RUSUN (APARTEMEN)

1. Sertipikat Hak Guna Bangunan (HGB) Induk T1DAK DIBALIKNAMAKAN.Hak atas Tanah Bersama (HGB Induk) TIDAK dibalik nama kepada pembeli yaitu kepada PPRS yang oleh UU No. 20/2011 diamanatkan sebagai Wali Amanah Pemilik dan Penghuni Apartemen. Artinya bagi Pengelola Ex Pengembang yang berstatus PerusahaanTBK, Tanah dan Bangunan Apartemen tetap tercatat sebagai asset Perusahaan TBK yang sudah barang tentu ikut dihitung dalam menentukan harga SAHAM. (Ini adalah pelanggaran serius terhadap UU Pasar Modal).

2. Pengelola ex Pengembang berkonspirasi dengan Pengurus PPRS bonekanya menyewakan Bagian dan Barang Bersama milik Warga,seperti kantin, Atap Bangunan untuk BTS (Base Transmition Station), bisnis parkir tenmasuk terhadap pemilikunit apartemen, yang penghasilannya dinikmati sendiri dan tidak dlpertanggung jawabkan kepada warga. Perbuatan ini bukan hanya penggelapan barang milik warga, dan khusus bagi Pengelola yang berstatus perusahaan TBK bisnis illegal ini adalah pelanggaran serius terhadap UU Pasar modal.

3. Pengelola Ex Pengembang berkonspirasi dengan Pengurus PPRS bonekanya, kemudian menaikkan tari! dasar air dan listrik antara 37% s.d 57% lebih tinggi dari harga resmi Pemerintah. Ini adalah bisnis illegal karena mereka adalah Pengelola bukan Perusahaan pengada1penjual Air dan Listrik. Disisi lain gardu,

panel Iistrik, jaringan Iistrik, tangki air dan saluran pipa yang berada di kawasan Rusun adalah benda bersama milik warga bukan milik Pengembang lagi.Artinya PPRS sebagai lembaga NIRLABA diduga kuat berkonspirasi dengan Pengelola ex pengembang menjalankan bisnis illegal. Disisi lain, menaikkan. tari! listrik adalah pelanggaran terhadap UU Ketenagalistrikan, yang diancam dengan sanksi pidana. Sebagai pembanding; PLN sendiri sebagai sebagai perusahaan yang memegang hak monopoli tidak bisa menaikkan tari! listrik tanpa persetujuan Pemerintah.

4. Pengelola Ex Pengembangberkonspirasi dengan Pengurus PPRS Bonekanya, menggunakan Uang Cadangan (sinking fund)yang mumi milik warga, tanpadirencanakan dan dipertanggung jawabkan kepada Warga.Khusus bagi Pengelola ex Pengenibang yang berstatus sebagai perusahaan TBK, perbuatan tersebut adalah pelanggaran serius terhadap UU Pasar Modal.

5. Pengelola Ex Pengembang berkonspirasi dengan Pengurus PPRS bonekanya menggelapkan hak atas asuransi yang dibayaroleh warga, namun pihak penerima keuntungan dari asuransi adalah Pengelola ex Pengembang bukan PPRS selaku Wali Amanah Penghuni sebagaimana diatur dalam UU NO.20/2011. 6, Pengelola Ex Pengembang pada Rusun yang menyewakan atap bangunan untuk BTS berkolaborasl

dengan Pengurus PPRS bonekanya menggunakandaya listrik PLN untuk keperluan industri dengan tari! untuk hunian.

7. Pengelola Ex Pengembang berkolaborasi dengan Pengurus PPRS Bonekanya memungut PPN atas Air dan Listrik, padahal negara tidak mengenakan PPN atas Air dan Listrik (Kategori B-3). Disisi lainPPRS sebagai satu-satunya lembaga yang oleh UU No. 20/2011 diberi hak untuk melakukan pengelolaan dengan membentuk atau menunjuk Badan Pengelola lembaga Nirlaba. Disisi lainPPN hanya terjadi ketika terjadi jual beli, sedangkan badan pengelola adalah perusahaan property yang tidak berhak menjuallistrik, 8. Pengelola EX Pengembang yang berstatus perusahaan TBK telah menyimpan dan menggunakan uang warga (PPRS) tanpa alas hukum. Padahal uang warga yang ditarik oleh PPRS selaku lembaga NIRLABA tidak boleh disimpan dilembaga yang berorientasi profit yang mengadung resiko bisnis baik kerugian maupun pailit,

9. Pengelola ex Pengembang berkonspirasi dengan Pengurus PPRS bonekanya menaikkan Tari! IPL tanpa persetujuan warga. Padahal untuk apartemen tertentu seperti Graha Cempaka Mas kontrak kerja yang disepakati adalah LUMPSUM artinya untung rugi semestinya ditanggung oleh Pengelola dalam hal ini adalah PT. Duta Pertiwi. Dan bila dengan cara lumsump itupun perlu menaikkan tari! IPL, maka seharusnya atas persetujuan warga dalam forum RUTA,

(8)

TUNTUTAN WARGA UNTUK PEMERINTAH MENEGAKKAN

PERATURAN PER UU TERKAIT DENGAN RUSUN

I.

KEDAULATAN PEMILIK &PENGHUNI RUSUN

I

APARTEMEN.

1. Pengurus PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN ("PPRS / PPPSRS") adalah

WAJIB

Pemilik dan Penghuni Unit Apartemen.

2. PanitiaRAPAT UMUM TAHUNAN ANGGOTA ("RUTA")adalah Pemilik dan/atau Penghuni Unit Apartemen.

3. Peserta RUTA adalah

HANYA

Pemilik Unit Rusun dan atau anggota keluarga yang sudah dewasa yang tercantum dalam Kartu Keluarga.

4. Penghuni / Penyewa atau perikatan lain yang menerima kuasa tertulis dari Pemilik, dalam RUTA hanyamempunyai hak suara dalam mengatur tata tertib dan besarnya lURAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN (IPL). latidak mempunyai hak suara dalam menentukan diluar masalah tata tertib hunian dan besarnya IPL.

S. Pejabat RT dan RW yang ditunjuk dalam RUTA

WAJIB

Pemilik yang tinggal di apartemen. 6. Dalam RUTA DILARANGmelibatkan Pengelola/Pengembang dalam bentuk apapun.

II. KEWAJIBAN PENGURUS PPRS.

1. WAJIBberpegang teguh pada ketentuan bahwa

PPRS ADALAH BADAN HUKUM

NIRLABA

(tidak berorientasi pada keuntungan).

2.

WAJIB

menerapkan manajemen yang dapat diakses secara transparan besaran kewajiban masing-masing penghuni daiam pembayaran IPL, Iistrik, air dan pembayaran lainnya; pemasukan dan pengeluaran PPRS serta sisa dana PPRS secara tranparan dan real time(cth : dengan management berbasis IT).

3. DILARANGmenaikkan tarif IPL, Iistrik dan air secara sepihak / tanpa persetujuan para penghuni melalui mekanisme RUTA. Besarnya tarif listrik yang harus dibayar pengguna daya Iistrik adalah jumlah tagihan dibagi besarnya daya terpakai atau dikenal dengan beban nyata.

4. DILARANGmembebankan PPN atas Air dan Listrik. Ini dilakukan mengingat PPRS adalah lembaga nirlaba, dan negara sendiri tidak mengenakan PPN kepada penghuni apartemen atas Air dan Listrik (khususnya Iistrik kategori B-3), disisi lain perlu diketahui timbulnya PPN adalah karena ada jual beli, sementara antara PPRS dengan warga bukan hubungan jual beli / bisnis.

S. Besarnya tarif

IPLWAJIB

dihitung / ditentukan berdasarkan kebutuhan nyata termasuk pemberian keuntungan terhadap perusahaan yang ditunjuk sebagai Pengelola (kontraktor / subkontraktor) serta konsultan fee lainnya maksimal sebesar 30% dari nilai nyata yang

WAJIB

mendapat persetujuan oleh Penghuni melalui RUTA.

6. Besaran, rencana penggunaan dan pertanggungan jawab penggunaan dana sinking fund WAJIBdiputuskan oleh pemilik / penghuni melalui RUTA.

7. Penarikan dan penyimpanan dana baik IPL dan sinking fund

HARUS

sesuai dengan AD/ART yaitu pada Rekening Bank atas nama PPRS.

8. Penyewaan / pemanfaatan atas "Hak Bersama" (Tanah/Benda/Bagian Bersama) WAJIBdilakukan secara transparan dan pemasukannyaHARUS dikembalikan untuk sebesar-besarnya keuntungan/kemanfaatan seluruh pemilik / penghuni (cth: keuntungan yang ada untuk mengurangi beban tagihan IPL warga, dll).

9.

WAJIB

melakukan tender secara faitdan transparan untuk menentukan perusahaan pengeloiaan, perusahaan asuransi, akuntan publik independen, dan konsultan property, dllyang dipercaya dan profesional untuk dapat bekerja sebaik-baiknya demi pelayanan kepada pemilik / penghuni apartemen.

(9)

-MODUS OPERANDI BISNIS ILLEGAL PT. DUTA PERTIWI SELAKU

PENGELOLA APARTEMEN GRAHA CEMPAKA MAS

1. Berkonspirasi dengan Pengurus Perhimpunan Penghuni Rumah Susun(PPRS

1

PPSRS)bonekanya menerbitkan ADI ART yang menyimpang dari amanat UU Rusun.

UU No. 20/2011 menentukan bahwa Pengurus PPRS adalah Pemilik Penghuni. Dalam AD/ART buatan Pengurus PPRS boneka Pengelola ex Pengembang diubah dengan menambah "DIUTAMAKAN" didepan kata Pemilik Penghuni. Seperti di Apartemen Graha Cempaka Emas Pasal 18 ayat (1) huruf C AD berbunyi ''Diutamakan yang berkedudukan / berdomisili di rumah susun;':Akhirnya Sdr. Agus Iskandar mantan Ketua PPRS boneka Pengelola (PT. Duta Pertiwi) merangkap jabatan sebagai pengurus PPRS di beberapa kawasan apartemen.Dan dalam prakteknya yang menjadi Pengurus adalah Karyawan Pengelola ex Pengembang yang bukan Penghuni apalagi Pemilik unit Rusun.

2. Berkonspirasi dengan Pengurus PPRS bonekanyamembuat kontrak kerja yang memihak untuk melindungi bisnis "iIIegalnya".

Melalui kontrak kerja tersebut, merekamelindungi bisnis illegal nya, sehingga seolah-olah bisnis mereka sah.Kontrak kerja "Iumsump" sehingga Pengurus PPRS tidak bisa membuat pertanggungan jawab. Dan apalagi pihak Penarik luran Pengelolaan Linkungan (IPL) bukanlah PPRS, Uang PPRS juga ditarik dan tidak disimpan pada Rekening Bank milik PPRS, tapi milik PT. Duta Pertiwi.

3. Berkonspirasi dengan Pengurus PPRS bonekanya tidak melakukan balik nama kepemilikan Assetatau Hak Bersama (Tanah

1

Benda

1

Bagian Bersama).

Akibatnya Pengelola ex Pengembang seperti PT. Duta Pertiwi, melakukan kontrak dengan PPRS GCM atas asset yang nama kepemilikannya adalah dirinya sendiri, antara lain HGB Tanah Bersama, ID Listrik dan ID Air yang kesemuanya masih atas nama PT. Duta Pertiwi.

4. Manipulasi Rapat Umum Tahunan Anggota (RUTA).

Dalam prakteknya Ruta yang diselenggarakan oleh Pengurus PPRS bonekanya sebagian besar peserta nya adalah bukan pemilik atau penghuni apartemen yang notabene adalah karyawan atau "orang bayaran" PT. Duta Pertiwi. Kalaupun ada warga dengan jumiah kurang dari 5 orang yang hadir adalah mereka yang menjadi antek2nya, dengan dugaan menerima imbalan tertentu. Padahal UU menentukan bahwa yang berhak hadir Pemilik atau Penghuni yang mendapat surat kuasa dari pemilik unit, dan itupun hak suaranya dibatasi dalam hal menentukan Ketertiban Lingkungan dan penentuan besaran IPL saja.

5. Tidak melakukan RUTA untuk mempertanggung jawabkan keuangciil PPRS.

Pengurus PPRS bonekanyaseperti yang terjadi di apartemen Graha Cempa Emas, tidak pernah melakukan RUTA untuk mempertanggung jawabkan keuangan kepada Penghuni sebagaimana yang ditentukan oleh UU No.20/2011 dan AD/ART PPRS Graha Cempaka Mas.

6. Tidak Menghormati Pemerintah.

Pengelola ex Pengembang diduga kuat berkonspirasi dengan Pengurus PPRS secara nyata tidak menghargai pemerintah terbukti terus saja melanggar arahan Surat Surat Dinas Perumahan Proy DKI antara lainSurat No. 1405/-1.796.55 tanggal12 April 2013dan No. 1688/-1.796.71

tanggal 30 April 2013, surat Dirjen Pajak No. S-139/PJ./2013tanggal 24 Mei 2013dan

bahkan belakangan secara nyata telah mendikte Kadis Perumahan Proy DKI terbukti dengan terbitnya surat Kadis Perumahan No. 492/-1.796.55, tanggal 11 Februari 201'Syang isi menunjuk PT. Duta Pertiwi sebagai Pengelola Apartemen Graha Cempaka Mas, dan menetapkan agar warga membayar ke Rekening Pengelola (PT. Duta Pertiwi). Padahal untuk menunjuk Pengelola adalah kewenangan Pengurus PPRS, dan kewajiban warga dalam membayar IPL adalah kepada PPRS sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ART Graha Cempaka Mas.

7. Memperdaya AparatKepolisian RI.

Dimasa lalu, dalam menekan

1

mengeksploitasi penghuni, PT. Duta Pertiwi memperdaya aparatur Kepolisian RI dalam bentuk pengawalan kepada Pengelola untuk mematikan Listrik tanpa hak, dan pembiaran terhadap ratusan preman yang dikerahkan oleh Pengelolasiang dan malam dalam jangka waktu cukup panjang.

Referensi

Dokumen terkait

Sosialisasi kepada masyarakat, hotspot Nihil, Jarak tempuh patroli 11,05 km, Kondisi

Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pemupukan organik dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap Jumlah buah tanaman -1 , Rata-rata berat buah,

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa dari 168 spesies tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Suku Melayu Daratan, spesies tumbuhan yang memiliki nilai kegunaan

Tumbuhan penghasil racun yang sering digunakan oleh masyarakat suku Bunaq dalam kehidupannya, baik sebagai racun ataupun menyebabkan masyarakat terkena racun dari

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, lokasi peneitian di Kabupaten Langkat yang merupakan salah

Karya tugas akhir ini bukan merupakan plagiarisme, pencurian hasil karya milik orang lain, hasil kerja orang lain untuk kepentingan saya karena hubungan material maupun

Dari uraian tersebut di atas, maka kubus-kubus kayu yang dibuat akan mengalami eksplorasi secara bentuk yang diwujudkan dalam pola-pola dan penyusunan pada kubus,

Menurut Markaban (Penulisan Modul Paket Pembinaan Penataran, 2006: 10) metode Penemuan Terbimbing ini melibatkan suatu dialog atau interaksi antara siswa dan guru di