• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI BKK DALAM MEMPEROLEH MITRA KERJASAMA DENGAN DUNIA INDUSTRI DI SMK PGRI 3 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI BKK DALAM MEMPEROLEH MITRA KERJASAMA DENGAN DUNIA INDUSTRI DI SMK PGRI 3 MALANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BKK DALAM MEMPEROLEH MITRA KERJASAMA DENGAN

DUNIA INDUSTRI DI SMK PGRI 3 MALANG

Oleh:

Muhammad Gatut Maulana, Yoto dan Suharmanto

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang

Email: maulanagatut@gmail.com; yoto.1718@yahoo.com; suharmantoum@gmail.com

Abstrak. Pengangguran dari lulusan SMK menjadi masalah dalam pendidikan di Indonesia. BKK

adalah komponen penting dalam mengukur keberhasilan pendidikan di SMK lewat keterserapan siswa ke dunia industri. Berdasarkan hasil penelitian, ada empat poin mengenai BKK. Pertama, persiapan BKK melalui sistem online dan mengirim proposal kerjasama. Syaratnya ada MOU dan kesesuaian, mendatangi industri dilakukan oleh empat orang yang ada di BKK. Kedua, pelakasanaan: magang/prakerin dan komunikasi. Peran BKK: suksesnya rekrutmen dan saling menguntungkan. Pengawasan prakerin: lewat monitoring. Ada MOU antara kedua pihak. Ketiga, evaluasi BKK: keterserapan kerja dan kepercayaan baik. Cara penyaluran tenaga kerja: rekrutmen dan forum BKK. Kontrak karyawan tergantung kesepakatan dua belah pihak. Lama prakerin kurang lebih satu tahun. Kemudian mengevaluasi industri dan evaluasi prakerin. Keempat, faktor penghambat siswa/alumni kurang minat mencari kerja dan larangan orang tua. Faktor pendukung berupa dana BOS dari pemerintah dan tingkat keterserapan siswa persentase 70%.

Kata Kunci: BKK, Kerjasama, Dunia Industri.

Pendidikan tingkat SMK satau sederajat di Indonesia masih tertinggal dari negara berkembangan lainya. Sesuai dengan hasil BPS di dalam dunia pendidikan tingkat pengangguran yang paling banyak yaitu pada lulusan SMK. Oleh karena itu tingkat SDM di Indonesia harus di perbaiki khusus dalam dunia pendidikannya, supaya SDMnya dapat bersaing dengan negara berkembang maupun negara maju. Saat ini pemerintah sudah mulai memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia, yaitu di dunia SMK akan di jumpai BKK (Bursa Kerja Khusus) yang bertugas dalam menyalurkan lulusan dari sekolah menuju dunia kerja.

Menurut Depnakertrans RI (2004:2) BKK merupakan lembaga yang menjalankan fungsi penempatan untuk mempertemukan antara pencari kerja dan pegguna tenaga kerja yang terdapat di satuan Pendidkan Me-nengah, Pendidikan Tinggi dan di Lembaga Pelatihan Kerja.

Strategi menurut Henry Mintzberg da-lam Listyawati (2016), seorang ahli bisnis dan manajemen, bahwa pengertian strategi terbagi atas 5 definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi pola, strategi sebagai posisi (Positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan terakhir strategi sebagai prespektif.

Menurut Eko (2012) menjelaskan bah-wa Bursa Kerja Khusus adalah lemba-ga/organisasi yang ada di sekolah kejuruan atau di perguruan tinggi yang mempunyai fungsi mempertemukan antara pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja.

Menurut Depnakertrans Bursa kerja Khusus (BKK) merupakan lembaga yang menjalankan fungsi penempatan untuk mem-pertemukan antara pencari kerja dan pe-ngguna tenaga kerja yang terdapat di Satuan Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pelatihan Kerja.

Menurut UU Perindustrian No. 5 tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang

(2)

mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekaya-saan industri.

Berdasarkan penelitian tentang strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan dunia industri, berikut adalah tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) persiapan BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang, (2) pelaksanaan BKK dalam mem-peroleh mitra kerjasama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang, (3) evaluasi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang, dan (4) faktor-faktor yang mempengaruhi strategi BKK dalam mem-peroleh mitra kerjasama dengan dunia indus-tri di SMK PGRI 3 Malang.

METODE PENELITIAN

Penelitian kualiatif dengan rancangan deskriptif kualitatif. Sampel penelitian adalah pihak BKK di SMK PGRI 3 Malang. Pengumpulan data menggunakan metode triangulasi data dengan wawancara, obser-vasi/pengamatan, dan dokumentasi. Sumber data merupakan suatu hasil dari peneliti melakukan penelitian observasi, dokumen-tasi, wawancara yang menggunakan metode kualitatif. Adapun penelitian ini menjurus pada bagaimana strategi BKK dalam mem-peroleh mitra kerjasama dengan dunia indus-tri. Menurut Moelong (2006:157) dalam Lofland (1984:47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berarti sumber semua data yang paling utama ialah

dari kata-kata dan tindakan, adapun selebih-nya merupakan tambahan guna menunjang keberhasilan peneliti.

Dalam penelitian ini, dapat memper-oleh hasil penelitian dari objek yang diteliti dengan cara mencatat dan mendokumentasi-kan hasil wawancara dengan sumber infor-masi guna memperoleh data yang di ingin-kan. Sumber data atau informan ini di tujuk-an ltujuk-angsung kepada pihak BKK ytujuk-ang aktujuk-an di teliti agar menjamin keabsahan informasi yang di teliti. Analisis data penelitian meng-gunakan 3 tahapan: (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian data (data display), (3) verifikasi/penyimpulan data (verifi-cation).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data berikut dipaparkan secara rinci hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, persiapan BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang. Dalam mencari calon industri untuk di-jadikan mitra kerjasama dengan Sekolah ada 2 cara, yang pertama pihak BKK Sekolah menyiapkan dan mengirim proposal kerja-sama kepada pihak perusahaan yang ingin dijadikan mitra kerjasama. Kemudian yang kedua adalah menyiapkan kepribadian siswa untuk siap bekerja diperusahaan. Adapun syarat-syarat dalam mencari industri yang akan dijadikan mitra kerjasama dengan BKK ada 3 cara, yaitu yang pertama harus ada kesesuaian antara kebutuhan linier yang ada di perusahan dengan sekolah. Yang kedua perusahaan harus mempunyai kompetensi dalam suatu kerjasama dengan sekolah yaitu berupa pembimbing industri. Dan yang ketiga yaitu harus ada MOU antara pihak industri dengan pihak sekolah dalam

(3)

melakukan kerjasama dengan masa waktu yang sudah disepakati bersama.

Kedua, pelaksanaan BKK dalam mem-peroleh mitra kerjasama dengan dunia indus-tri di SMK PGRI 3 Malang. Dalam membangun kerjasama yang baik dengan pihak industri maka diperoleh 3 cara yang harus dilakukan yaitu pertama dari pihak sekolah membangun kerjasama yang baik melalui prakerin atau magang, baik magang siswa maupun magang guru. Dan yang kedua pihak sekolah selalu membangun komitmen yang baik, yaitu membangun komunikasi yang baik dengan cara selalu ada kontak dengan pihak industri seperti memberikan ucapan salam, ucapan selamat lebaran dan lain sebagianya. Kemudian yang ketiga agar komunikasi tetap terjaga dengan baik maka dari pihak sekolah dengan pihak industri harus ada MOU kerjasama. Peran BKK selama menjalin kerjasama dengan industri adalah tingkat keterserapan yang tinggi yang direalisasikan dengan suksesnya rekrutmen melibatkan industri di pemagangan siswa atau prakerin. Pengawasan prakerin dalam pelaksanaan kerjasama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang berupa monitoring. Ketiga, evaluasi BKK dalam memper-oleh mitra kerjasama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang. Bentuk dari eva-luasinya adalah evaluasi menggunakan stan-dart ISO yang didalamnya ada tingkat keter-capaian masaing-masing perusahaan guna untuk lanjut atau tidak kerjasama tersebut. Dampak kerjasama BKK dengan industri terhadap SMK PGRI 3 Malang berdampak sangat besar. dampaknya yaitu membantu keterserapan alumni, dan juga kepercayaan yang baik oleh masyarakat maupun dinas pendidikan. Maka dampak kerjasamanya bagi SMK PGRI 3 Malang sangat besar.

Keempat, faktor-faktor yang mempe-ngaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang. Faktor penghambat yang mempengaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan dunia industri yaitu siswa atau alumni yang kurang siap saat menerima kerja maupun kurangnya minat dalam mencari pekerjaan dan faktor dari orang tua yang melarang anaknya be-kerja jauh. Faktor pendukung yang mem-pengaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang yaitu berupa dana BOS dari pemerintah dan tingkat keterserapan siswa yang tinggi dengan persentase 70%.

Persiapan BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang yaitu mencari calon industri dengan cara searching perusahaan melalui google dan di wujudkan dalam bentuk pe-ngajuan proposal kerjasama. kemudian juga melalui forum BKK sejawa timur. Menurut Oktaviani (2012:84) beliau mengatakan bahwa “mengirimkan brosur ke perusahaan mitra dalam prakerin, menawarkan kerja-sama dengan perusahaan mitra dan mendatangi langsung keperusahaan-peru-sahaan untuk menawarkan kerjasama dalam penyaluran tenaga kerja dari lulusan SMK”.

Dari pendapat para ahli dan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa cara mencari calon industri yang akan dijadikan mitra kerjasama degan BKK adalah pertama mencari calon industri melalui searching google dengan perwujudan bentuk mengirim proposal kerjasama melalui pihak BKK mengirim proposal kerjasama ke beberapa perusahaan yang sudah dibidik maupun mengirim proposal melalui forum BKK se-jawa timur.

(4)

Gambar 1 Strategi BKK dalam Memperoleh Mitra Kerjasama dengan Dunia Industri di SMK PGRI 3 Malang

Persiapan

y

Kabid BKK Staf 1 BKK Staf 2 BKK Staf 3 BKK

Sistem Online Forum BKK Jatim

Kesesuaian kebutuhan Kompetensi Perusahaan Proposal Siswa Perusahaan MOU Kerjasama Pihak Sekolah Pihak Industri Jembatan siswa menuju industri Berperan besar Saling menguntungkan Keterserapan tinggi Prakerin Komitmen Monitoring

Melalui Teleconference (Skype, Yahoo Mesenger, Line)

 Dalam Kota : 1 Bulan 2 Kali

 Luar Kota : 1 Bulan sekali

 Luar Jawa : 2 Bulan Sekali

1 Tahun

Dampak Output Siswa Evaluasi Evaluasi Industri Evaluasi Prakerin Rekrutmen

Industri Pasangan Forum BKK Jatim Keterserapan Alumni Kepercayaan yang baik Kurang lebih 2 tahun

(5)

Syarat-syarat dalam mencari calon industri yang akan dijadikan mitra kerjasama dengan BKK harus ada karena demi ketercapaian kompetensi antara sekolah dengan pihak industri. SMK PGRI 3 Malang dalam mencari rekanan industri melalui BKK mempunyai persyaratan seperti mempunyai kesesuaian antara pihak industri dengan kebutuhan sekolah, harus ada pembimbing industri pada saat kerjasama magang atau prakerin dan juga harus ada MOU antara pihak industri dengan sekolah. Kemudian juga harus ada kejelasan atas pihak industri berupa perusahaan yang legal. Menurut Sukardi dan Hargiyarto (2007:157) “Bebe-rapa kriteria dunia usaha/dunia industri menjadi mitra kerja antara lain: perusahaan yang mempunyai badan hukum yang jelas (perusahaan yang legal), memiliki dan menerapkan peraturan yang melindungi tenaga kerja, menerapkan kontrak kerja yang jelas, menjamin keselamatan kerja para te-naga kerja”.

Atas dasar pernyataan diatas dan juga temuan peneliti dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat dalam mencari calon industri yang akan dijadikan mitra kerjasama dengan BKK yaitu pertama harus ada MOU atau bentuk kontrak kerjasama. MOU ini harus ada karena ini menunjukkan bahwa disitu terjadi suatu kerjasama antara pihak sekolah dengan industri. Kemudian harus ada kesesuaian antara kebutuhan sekolah dengan kesesuaian yang ada di industri harus saling menguntungkan.

Persiapan dalam mencari calon industri untuk dijadikan mitra kerjasama dengan Sekolah ada 2 cara, yang pertama pihak BKK Sekolah menyiapkan dan mengirim proposal kerjasama kepada pihak perusahaan yang ingin dijadikan mitra kerjasama. Kemudian yang kedua adalah menyiapkan kepribadian

siswa untuk siap bekerja diperusahaan”. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pertama yang harus disiapkan oleh pihak BKK adalah mengirim proposal kerjasama dengan cara pihak sekolah mendatangi industri yang bersangkutan, mengatakan tu-juan kerjasama dan juga kapan waktu kerja-sama berlangsung. Kemudian setelah propo-sal masuk dan sudah disetujui maka yang disiapkan selanjutnya adalah siswanya.

Pada saat mencari calon industri, BKK mempunyai beberapa staf yang bekerja da-lam satu misi yang sama yaitu menjadi jem-batan siswa-siswinya untuk terjun ke dunia industri. Siapa saja yang terlibat dalam men-cari calon industri tergantung dari struktur BKK yang ada di SMK tersebut. di SMK PGRI 3 Malang yang terlibat dalam mencari cslon industri yang akan dijadikan mitra ker-jasama dengan BKK ada 4 orang, yaitu terdiri dari Kabid BKK, dan dibantu oleh 3 stafnya. 4 orang ini berasal dari departemen yang berbeda-beda. Karena setiap departemen mempunyai tugas yang berbeda tergantung tiap-tiap departemen yang sedang dijalani.

Suatu kerjasama akan berjalan dengan lancar apabila didalamnya terdapat strategi yang bagus dan terstruktur. Mulai dari per-siapan, pelaksanaan dan juga evaluasi setelah pelaksanaan kerjasama dengan industri. SMK PGRI 3 Malang sudah mempunyai beberapa rekanan industri yang terlibat da-lam kerjasama dada-lam bentuk magang atau prakerin siswa. Dalam pelaksanaan oleh pihak BKK dalam memperoleh mitra kerja-sama dengan industri harus dengan suatu kinerja yang terstruktur agar tidak terjadi kesalah fahaman antara pihak sekolah dengan pihak industri.

Rangga (2016:113) mengatakan bahwa “Langkah-langkah yang harus dilakukan sekolah untuk membangun kerjasama kelas

(6)

industri dimulai dari sebuah pendekatan terlebih dahulu. Pendekatan yang dimaksud adalah dengan mengirimkan siswa untuk prakerin terlebih dahulu di industri terkait. Sukardi (2007:156) yang menyatakan bahwa “semakin baik penyelenggaraan BKK suatu sekolah, maka akan memberikan kesan baik dunia usaha/dunia industri terhadap sekolah yang bersangkutan, sehingga makin meningkatkan kepercayaan untuk memba-ngun kerjasama yang lebih luas antara sekolah dengan dunia usaha/dunia industri.

Dari beberapa pendapat para ahli dan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam membangun kerjasama yang baik dengan dunia industri yaitu pertama pihak sekolah melakukan pendekatan terhadap pihak industri pada saat magang atau prakerin siswa. Disitu akan dijumpai bahwa siswa sedang bekerja dan pihak industri secara langsung akan menilai kinerja siswa tersebut. Kemudian adanya kepercayaan yang baik oleh pihak industri karena kinerja BKK yang juga sudah baik pula.

Peran BKK selama menjalin kerjasama dengan industi berimbas pada suksesnya rekrutmen, magang siswa maupun tingkat keterserapan yang tinggi terhada SMK PGRI 3 Malang. BKK berperan sebagai jembatan siswa untuk menuju ke dunia industri. Menurut Sukardi dan Hargiyarto (2007:161) “Bursa Kerja Khusus di sekolah menengah kejuruan cukup berperan dalam usaha penempatan lulusan untuk bekerja, hal ini dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan bimbingan karir, magang di industri, rekrutmen tenaga kerja, seleksi dan penempatan lulusan di industri”. Qomariana (2016:493) juga mengatakan “Selain itu, BKK juga bekerjasama dengan DU/DI dalam mendapatkan informasi lowongan kerja, melaksanakan rekrutmen siswa sebagai

tenaga kerja, serta dalam membantu menya-lurkan siswa/lulusan ke dunia kerja”.

Dari beberapa pernyataan tersebut dan juga temuan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan mengenai peran BKK selama menjalin kerjasama dengan dunia industri sebagai berikut: BKK berperan sebagai jembatan siswa menuju dunia industri. Ini dilihat dari suksesnya rekrutmen dan juga adanya kerjasama melalui magang atau pra-kerin. Dari beberapa pernyataan yang di sudah di kemukakan dan dari temuan peneliti bisa dikatakan sudah cukup sama karena di dalamanya terdapat tingkat keterserapan yang tinggi yang di realisasikan dengan suksesnya rekrutmen dan juga terlibatnya industri di pemagangan siswa atau prakerin.

Sebaliknya peran industri selama men-jalin kerjasama dengan BKK adalah industri berperan sangat besar. dikatakan sangat besar karena industri merupakan tempat dimana siswa-siswi bekerja setelah lulus dari sekolah. Dan juga industri berperan saling menguntungkan. Karena industri membutuh-kan karyawan dan pihak sekolah selalu menyiapkan tenaga kerja yang siap direkut menjadi karyawan mereka. Pardjono (2011:6) mengatakan bahwa: “Kerjasama sekolah dan industri harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling membutuh-kan. Pihak dunia kerja dan industri seharusnya menyadari bahwa pihak industri tidak akan mendapatkan tenaga kerja siap pakai yang mereka perlukan dengan persya-ratan yang dikehendaki, tanpa membangun program pendidikan bersama. Perencanaan kurikulum dan praktiknya bisa disusun de-ngan pihak industri”. Dari peryataan Pardjo-no dan juga dari hasil temuan peneliti mengenai peran industri selama menjalin kerjasama dengan BKK dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam suatu kerjasama

(7)

antara industri dengan sekolah didalamnya pasti ada unsur saling menguntungkan. Karena pihak industri membutuhkan karya-wan atau tenaga kerja dan pihak sekolah melalui BKK juga membutuhkan dunia industri dalam hal penyaluran tenaga kerja atau suksesnya rekrutmen. Maka letak persamaan ini terdapat sebuah kinerja yang saling menguntungkan antara pihak industri terhadap pihak sekolah dan juga industri ini berperan sangat besar terhadap tingkat keterserapan siswa-siswi yang ada di SMK PGRI 3 Malang. Apabila kerjasama sudah dilaksanakan maka sebelumnya akan dijum-pai kesepakatan kerjasama antara pihak sekolah dengan industri. Itu semua dituang-kan dalam satu kesepahaman yang tertera dalam MOU kerjasama. Setiyo (2013) dalam penelitiannya mengatakan bahwa: “Kemitraan yang terjalin antara BKK dengan DU/DI ditindak lanjuti dengan melakukan perjanjian atau MOU. Kerja sama tersebut bisanya dilakukan dalam se-buah kertas yang berisi perjanjian untuk mengadakan seleksi calon tenaga kerja yang disediakan oleh SMK Tunas Harapan Pati”. Dari temuan peneliti, SMK PGRI 3 Malang memiliki MOU dengan beberapa perusahaan. Ini membuktikan bahwa disana telah terjadi kerjasama. Pentingnya MOU pada saat kerjasama adalah guna menghin-dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti penolakan kerjasama pada saat waktu yang belum habis.

Menurut Yuningsih (2015) mengata-kan bahwa “Dalam bekerjasama sekolah khususnya Bursa Kerja Aktif (BKA) lebih aktif dalam mencari DU/DI sebagai mitra kerja dengan mengajukan proposal kerjasa-ma menggunakan akta perjanjian atau MOU. Dari beberapa pernyataan diatas dan juga dari hasil temuan peneliti maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa setiap kerjasama antara pihak sekolah dengan industri harus ada MOU sebagai wujud disana telah terjadi kerjasama. Maka kesimpulannya penelitian ini sudah sesuai dengan paparan beberapa sumber di atas.

Dampak kerjasama BKK dengan industri terhadap SMK PGRI 3 Malang ber-dasarkan temuan peneliti yaitu dampak kerjasama BKK dengan industri terhadap SMK PGRI 3 Malang berdampak sangat besar. dampaknya yaitu membantu keter-serapan alumni, dan juga kepercayaan yang baik oleh masyarakat maupun dinas pendi-dikan. Maka dampak kerjasamanya bagi SMK PGRI 3 Malang sangat besar. dilihat dari tingkat keterserapannya maka itu bisa dikatakan dampak dari hasil kerjasama antara sekolah dengan industri. Sukardi (2007:156) mengatakan bahwa: “Dari berbagai program yang diselenggarakan oleh BKK, program penempatan lulusan merupakan program utama dan unggulan. Hal mudah dipahami karena kebehasilan penempatan lulusan sangat besar pengaruhnya terhadap reputasi sekolah di dunia usaha dan dunia industri, serta membawa dampak terhadap berbagai kegiatan sekolah, terutama yang menyangkut dengan pihak luar seperti masyarakat, industri dll”.

Berdasarkan pernyataan dari Sukardi diatas dan juga dari hasil temuan peneliti mengenai dampak kerjasama BKK dengan industri terhadap SMK PGRI 3 Malang bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa hasil kerja-sama ini dampaknya sangat besar karena menentukan tingkat keterserapan tenaga dalam bentuk penempatan lulusan di industri dan juga kepercayaan yang baik oleh masyarakat ,industri maupun diknas.

BKK yang ada di SMK PGRI 3 Malang mempunyai 2 cara dalam penyaluran tenaga

(8)

kerja ke dunia industri lewat rekrutmen dan ikut share dengan forum BKK sejawa timur. Qomariana (2016) mengatakan “Setelah melakukan penawaran kesempatan kerja, BKK mendata siswa/ lulusan yang bersedia mengisi lowongan kerja tersebut. BKK menghubungi pihak DU/DI dan menyerahkan data siswa/lulusan yang dapat disediakan oleh BKK sebagai bentuk penyaluran kerja ke dunia kerja”. Maksud dari peryataan ini adalah dalam penyaluran tenaga kerja, BKK mendata siswa dan menghubungi pihak DU/DI dalam bentuk kegiatan rekrutmen dan melakukan penawaran kesempatan kerja ini melalui forum BKK sejawa timur, karena didalam forum itu salah satunya dihadiri oleh beberapa pihak industri.

Maka dari temuan Qomariana dan dari hasil temuan peneliti mengenai cara penya-luran tenaga kerja oleh pihak BKK adalah melalui 2 cara yaitu rekrutmen dan penawar-an tenaga kerja lewat forum BKK. kedua temuan ini sudah benar karena adanya kesamaan dalam proses penyaluran tenaga kerja.

Temuan peneliti mengenai sistem kontrak karyawan setelah habis apakah diperpanjang itu bisa diperpanjang tergan-tung kesepakatan antara karyawan denga pe-rusahaan. Kontrak karyawan itu kurang lebih 2 tahun dan didalamnya sudah termasuk ada proses training selama 3 bulan. Muhammad (2016) mengatakan: “PKWTT (pegawai dengan perjanjian ini biasa disebut pegawai tetap) adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap. Dalam PKWTT dapat mensyaratkan masa percobaan (probation) paling lama tiga bulan. Selama masa percobaan pemberi kerja wajib membayar upah secara penuh. Jika

masa percobaan diberikan lebih dari tiga bulan, maka perjanjian yang mengaturnya batal semi hukum dan semenjak memasuki bulan ke-4 pekerja dinyatakan sudah menjadi karyawan tetap. PKWTT dibuat secara tertulis, dua rangkap yang masing-masing memiliki kekuatan hukum sama”.

Dari pernyataan Muhammad dan juga dari hasil temuan peneliti ada sedikit kesamaan yang terletak pada masa kontrak karyawan. Karyawan atau pegawai tetap adalah 2 tahun. Dan didalamnya sudah termasuk masa percobaan selama 3 bulan. Sebenarya ini sudah sama namun perbedaan terletak pada temuan dari Muhammad menjurus pada masa percobaan dan pembuat-an perjpembuat-anjipembuat-an secara tertulis berupa MOU dpembuat-an dari temuan peneliti terletak pada sistem kontrak karyawan yang berjalan kurang lebih 2 tahun.

SMK PGRI 3 Malang sudah bekerja-sama dengan beberapa perusahaan dan mempunyai waktu kontrak kerjasama kurang lebih satu tahun. Nurharjadmo (2008:222) Prakerin yang dilakukan di SMK negeri 2 Klaten dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu prakerin selama 6 bulan atau magang selama 12 bulan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kontrak kerjasama itu kurang lebih satu tahun. Ada kesamaan antara pernyataan dari Muhammad dan dari temuan peneliti yaitu pada pelaksanaan kerjasama prakerin atau magang yaitu kurang lebih satu tahun atau 12 bulan.

Bentuk dari evaluasinya adalah evalu-asi menggunakan standart ISO yang didalam-nya ada tingkat ketercapaian masing-masing perusahaan guna untuk lanjut atau tidak kerjasama tersebut. Menurut Nurharjadmo (2008:224) mengatakan bahwa “Evaluasi pelaksanaan praktek kerja industri dimulai dengan melakukan uji prakerin di sekolah

(9)

oleh pembimbing prakerin bagi siswa”. Dari hasil temuan Nurharjadmo dan dari hasil temuan peneliti ada persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada adanya evaluasi setelah setiap akhir kegiatan baik itu evaluasi prakerin atau evaluasi industri. Perbedaannya yaitu dari Nurharjadmo menitik beratkaan pada evaluasi prakerin. Dan dari temuan peneliti menitik beratkan pada evaluasi industri. Namun disini sedikit perbedaan itu bisa hilang karena di dalam temuan peneliti tentang evaluasi industri didalamnya juga dibarengi evaluasi prakerin. Maka penelitian ini sesuai dengan pernyataan diatas mengenai evaluasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra ker-jasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang meliputi faktor penghambat dan faktor pendukung. faktor penghambat yang mempengaruhi strategi BKK dalam memper-oleh mitra kerjasama dengan industri mempunyai 2 faktor yaitu faktor dari siswa atau alumni yang kurang minat bekerja dan jug dari faktor orang tua siswa atau alumni yang kurang setuju jika anak mereka bekerja jauh dari pengawasan mereka. Menurut Qomariana (2016:498) dalam penelitiannya menyatakan bahwa: “...BKK terkadang juga mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran lulusan, BKK juga mengalami kesulitan dalam membuat laporan pertang-gungjawaban ke Depnaker, kesulitan dalam menyalurkan siswa/lulusan ke DU/DI, serta kendala dari orang tua lulusan yang tidak memperbolehkan anaknya untuk bekerja di luar daerah”.

Sartika (2014:74) dalam hasil temuan penelitiannya menyatakan bahwa: “Sedang-kan untuk hambatan dari faktor eksternal

dapat terlihat dari segi: 1. Sarana dan prasa-rana yaitu adanya lulusan yang sulit dihubun-gi ketika akan diberi informasi mengenai lowongan kerja. 2. Lingkungan keluarga ya-itu orang tua lulusan yang tidak memberikan ijin kepada anak mereka untuk bekerja di tempat yang jauh misalnya luar negeri dan luar propinsi. 3. Pengguna tenaga kerja yaitu adanya lulusan yang telah disalurkan kerja, namun belum lama bekerja mereka keluar dari pekerjaannya tanpa sepengetahuan pihak perusahaan karena merasa dibohongi. Dari beberapa pernyataan diatas dan dari temuan peneliti maka dapat di tarik kesimpulan bahwasanya faktor penghambat yang paling sering dijumapi oleh pihak BKK yang paling utama adalah dari sisi siswa atau alumni yang kurang siap saat menerima kerja maupun kurangnya minat dalam mencari pekerjaan. Dan juga faktor yang paling utama adalah dari faktor orang tua yang melarang anak-anaknya bekerja jauh dari mereka. Maka dari itu hasil temuan penelitian ini sudah mencocoki dengan beberapa temuan atau teori yang sebelumnya mengenai faktor penghambat yang mempengaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan dunia industri.

Faktor pendukung menurut Yani (2015) dalam penelitiannya mengatakan: “Kami juga melibatkan alumni dalam pemer-olehan informasi mengenai DU/DI karena alumnilah yang merupakan pengguna dari DU/DI. Tolak ukur keberhasilan kami yaitu dengan melihat seberapa banyak DU/DI yang menjalin kerjasama dengan kami”. Dari hasil temuan Yani dan juga dari temuan peneliti mengenai faktor pendukung yang mempengaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya kesamaan dari sisi keterserapan di dunia industri. Karena SMK

(10)

PGRI 3 Malang mempunyai tingkat keterserapan alumni yang tinggi yakni 70 %. Maka dari itu hasil penelitian ini sudah mencocoki dengan penemuan sebelumnya mengenai faktor pendukung yang dialami oleh BKK.

PENUTUP Kesimpulan

Persiapan BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang, yang meliputi: (a) Cara mencari calon industri yang akan dijadikan mitra kerjasama dengan BKK pertama mencari calon industri melalui melalui sistem online dengan perwujudan bentuk mengirim proposal kerjasama melalui pihak BKK mengirim proposal kerjasama ke beberapa perusahaan yang sudah dibidik. Kedua mengirim proposal melalui forum BKK se-Jawa Timur. (b) Syarat-syarat dalam mencari calon industri yang akan dijadikan mitra kerjasama dengan BKK yaitu: pertama harus ada MOU atau bentuk kontrak kerjasama. MOU ini harus ada karena ini menunjukkan bahwa disitu terjadi suatu kerjasama antara pihak sekolah dengan industri. Kedua harus ada kesesuaian antara kebutuhan sekolah dengan kesesuaian yang ada di industri harus saling menguntungkan. (c) Apa yang disiapkan oleh pihak BKK sekolah dalam mencari calon industri adalah pertama yang harus disiapkan oleh pihak BKK adalah mengirim proposal kerjasama dengan cara pihak sekolah mendatangi industri yang bersangkutan, mengatakan tujuan kerjasama dan juga kapan waktu kerjasama berlangsung. Kedua menyiapkan siswa-siswinya dalam bentu magang siswa atau prakerin. (d) Dalam proses mencari calon industri di SMK PGRI 3 Malang, yaitu semua tim yang ada di BKK yang berjumlah

empat orang. Mulai dari kabid BKK, dan dibantu oleh tiga staf BKK

Pelaksanaan BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang, yang meliputi: (a) Mem-bangun kerjasama yang baik dengan pihak industri yaitu: pertama usaha sekolah dalam membagun kerjasama dengan industri mela-lui magang atau prakerin siswa. Kedua ber-komunikasi yang baik yang di realisasikan dalam bentuk kepercayaan yang baik dari pihak industri terhadap pihak sekolah. (b) Peran BKK selama menjalin kerjasama dengan industri adalah: BKK berperan penting sebagai jembatan siswa menuju dunia industri. Dilihat dari tingkat keter-serapan yang tinggi yang di realisasikan dengan suksesnya rekrutmen dan juga terlibatnya industri di pemagangan siswa atau prakerin. (c) Peran industri selama menjalin kerjasama dengan BKK adalah: Industri berperan penting dan juga terdapat sebuah kinerja yang saling menguntungkan antara pihak industri terhadap pihak sekolah. Kemudian industri berperan sangat besar terhadap tingkat keterserapan siswa-siswi yang ada di SMK PGRI 3 Malang. (d) Pengawasan dalam pelaksanaan kerjasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang adalah pengawasan prakerin berupa moni-toring. Untuk prakerin yang berada dalam kota maka ada kunjungan satu bulan dua kali ke industri. Untuk yang luar kota malang yaitu satu bulan sekali. Dan kunjungan untuk luar Jawa Timur termonitoring dua bulan sekali. (e) MOU yang dilakasanakan antara pihak sekolah dengan pihak industri harus ada MOUnya. karena ini sebagai wujud disana telah terjadi kerjasama.

Evaluasi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang yang meliputi: (a) Dampak

(11)

kerjasama BKK dengan Industri terhadap SMK PGRI 3 Malang berdampak sangat besar karena menentukan tingkat keterserap-an tenaga kerja dalam bentuk penempatketerserap-an lulusan di industri dan juga kepercayaan yang baik oleh masyarakat ,industri maupun pemerintah. (b) Cara penyaluran tenaga kerja dari pihak BKK ke pihak industri melalui dua cara yaitu rekrutmen dan penawaran tenaga kerja lewat forum BKK. (c) Sistem kontrak karyawan dari sekolah dengan industri apabila waktu kontrak habis tergantung dari kesepakatan. Sistem kontrak itu dua tahun dan tiga bulan di dalamnya terdapat uji coba atau training. (d) Lama waktu pelaksanaan kerjasama dengan industri pada pelaksanaan kerjasama prakerin atau magang kurang lebih satu tahun atau 12 bulan. (e) Setelah pelaksanaan selesai, ada evaluasi yang di laksanakan yakni adanya evaluasi industri yang di dalamnya juga disertai evaluasi prakerin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang yang meliputi: (a) Faktor peng-hambat yang mempengaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang ada 2 yaitu pertama, siswa atau alumni yang kurang siap

saat menerima kerja maupun kurangnya minat dalam mencari pekerjaan. Kedua faktor dari orang tua yang melarang anaknya bekerja jauh dari mereka. (b) Faktor pen-dukung yang mempengaruhi strategi BKK dalam memperoleh mitra kerjasama dengan industri di SMK PGRI 3 Malang ada 2 yaitu dukungan dari pemerintah berupa dana BOS dan juga tingkat keterserapan siswa di dunia industri yang tinggi dengan persentase 70%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran–saran kepada pihak–pihak yang berhubungan dengan stra-tegi BKK dalam memperoleh mitra kerja-sama dengan dunia industri di SMK PGRI 3 Malang. (a) Kepada SMK PGRI 3 Malang agar memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh BKK dalam meningkatkan mutu kinerja agar visi dan misi BKK dapat tercapai. (a) Kepada BKK pertama, perlu adanya penyuluhan terhadap siswa-siswi untuk meningkatkan mental terjun ke dunia industri dengan cara pelatihan semi militer. Kedua, melakukan penyuluhan terhadap orang tua siswa dengan cara mengundang ke sekolah dan diberikan seminar tentang pentingnya bekerja di dunia industri.

DAFTAR RUJUKAN

Badan pusat Statistik. 2015. Tentang Jumlah Pengangguran di Indonesia per Agus-tus 2015. (Online), (http://www.bps.g-o.id), diakses pada 20 Agustus 2016 Depnakertrans RI. 2004. Keputusan Direktur

Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri No. KEP-131/DPPTKDN/XI/2004, tentang Pe- tunjuk Teknis Bursa Kerja Khusus. Jakarta: Depnakertrans RI.

Ega S, Rangga. 2016. Peran Industri Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Mela-lui Kelas Industri Studi Kasus Di Smk Pgri 3 Malang. Skripsi tidak diterbit-kan. Malang: Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang.

Hargiyarto P & Sukardi Thomas. 2007. Peran Bursa Kerja Khusus Sebagai Upaya Penempatan Lulusan Smk Dalam Rangka Terwujudnya Link And Match

(12)

Antara Sekolah Dengan Dunia Indus-tri. Jurnal Pendidikan dan Kejuruan. 16 (2): 157

Listyawati, Arinda auliya & Muh. Akbar. 2016. Strategi Komunikasi Pemasaran Terintegrasi Dalam Meningkatkan Ju-mlah Pengunjung Taman Nasional Ku-tai Kalimantan Timur. Jurnal Ko-munikasi KAREBA, Vol 5, No.1 tahun 2016

Muhammad,Padika.2016.“Penempatan Ker-ja“. http://www.hubunganindus-tri.com/2016/09/30/perjanjian-kerja/, (Online) diakses 10 Juli 2017

Nihayah, Oktaviani. (2012) Pelaksanaan Penyaluran Tenaga Kerja Melalui Bursa Kerja Khusus (Bkk) Di Smk Negeri 1 Pemalang. S1 thesis, Uni-versitas Negeri Yogyakarta.

Nurharjadmo, Wahyu. 2008. Evaluasi Imple-mentasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda Di Sekolah Kejuruan. Spirit Publik. 4 (2): 215-228

Qomariana Z & Muhyadi. (2016) Peran Bursa Kerja Khusus (Bkk) Dalam Membantu Penyaluran Kerja Lulusan Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Smk Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Ad-ministrasi Perkantoran. 5 (5):493

Sartika, Yeni. 2014. Faktor Penghambat Dalam Penyaluran LulusanKe Dunia Kerja Di Bursa Kerja Khusus (Bkk) Smk Abdi Negara Muntilan.Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Setiyo, Sulik. 2013. Strategi Bursa Kerja Khusus Smk Dalam Mengantar Alum-ni Mendapat Pekerjaan (Studi Kasus Di Smk Tunas Harapan Pati).Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sutarno, E. 2012. Efektivitas Bkk (Bursa Kerja Khusus) Dalam Membantu Me-nyaluran Lulusan SMK Memasuki Du-nia Industri Di Smk Bina Karya 1 Karanganyar

Undang

-

Undang

RI No. 5 Tahun 1984.

Tentang Perindustrian.

Wena, M. 1997. Pendidikan Kejuruan Sistem Ganda. Malang: IKIP Malang.

Yani, Nur. 2015 Strategi Kemitraan Bursa Kerja Khusus (Bkk) Di Smk Negeri 2 Depok Sleman. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Yuningsih, Fadilla Weka. 2015. Membangun Citra Sekolah dalam Meningkatkan Kerjasama dengan DU/DI pada SMK PGRI 3 Malang. Skripsi. Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Megeri Malang.

Gambar

Gambar 1 Strategi BKK dalam Memperoleh Mitra Kerjasama dengan Dunia Industri di SMK PGRI 3  Malang

Referensi

Dokumen terkait

KM Yang menjadi dasar yang jelas ya karena tujuan SMK sendiri yaitu untuk menciptakan lulusan yang siap terjun dalam dunia kerja maka dari itu perlu adanya kerjasama antara

Pentingnya dalam membina akhlak remaja saat ini, Maka wujud upaya yang ada melalui kegiatan ekstrakurikuler Badan Dakwah Islam BDI di SMK PGRI 3 Malang, adalah mewajibkan

membentuk karakter kedisiplinan siswa di SMK PGRI 3 Malang tentunya tidak luput dari bantuan-bantuan pihak terkait, khususnya kesiswaan.Para guru agama yang memprakarsai

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1 untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi pembelajaran kewirausahaan melalui praktik prakarya di SMK PGRI 3 Malang kelas X, 2 untuk

Upaya humas sekolah dalam mengevaluasi kerjasama dengan pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di SMK Negeri 5 Surabaya akan efektif jika didukung sinergi peran kedua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) proses kerjasama BKK dengan industri dapat dilakukan dengan melalui jalur ―pendekatan‖ dan ―seleksi‖, (2) partisipasi

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripisikan dan menganalisis manajemen kerjasama smk jurusan seni musik dengan dunia usaha/dunia industri dalam meningkatkan prospek kerja

Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap narsisme di media sosial Instagram pada siswa SMK PGRI 3 Malang, maka jelas bahwa siswa-siswi tersebut cenderung