• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

71

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nur Fatwa Basar

STIE Tri Dharma Nusantara Email : nurfatwabasar@gmail.com

Nurdiana

STIE Tri Dharma Nusantara Email : nurdianaputry95@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan publik terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif serta sumber data yaitu data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Pengambilan sampel menggunakan metode purpose sampling. Dari metode purpose sampling diperoleh populasi sebanyak 43 perusahaan. Metode analisis yang digunakan analisis statistik yang terdiri dari regresi linear sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan persamaan regresi linear sederhana Y = -532,97 + 3,694X, koefisien korelasi 0,8477, dan koefisien determinasi 0,7185 dan t-hitung > t-tabel (8,4348 > 1,701). Maka diperoleh bahwa kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Kepemilikan Publik, Corporate Social Responsibility (CSR)

THE EFFECT OF PUBLIC OWNERSHIP ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE IN BANKING COMPANIES REGISTERED

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE Nur Fatwa Basar

STIE Tri Dharma Nusantara Email : nurfatwabasar@gmail.com

Nurdiana

STIE Tri Dharma Nusantara Email : nurdianaputry95@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of public ownership on Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure in banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The type of data used in this study is quantitative data and data sources are secondary data. The population in this study are all companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2012-2016. Sampling using the purpose sampling method. From the purpose sampling method, a total population of 43 companies was obtained. The analytical method used is statistical analysis consisting of simple linear regression, correlation coefficient, coefficient of determination, and t-test. The results of this study indicate a simple linear regression equation Y = -532.97 + 3.694X, a correlation coefficient of 0.8477, and a coefficient of determination of 0.7185 and t-count > t-table (8.4348 > 1.701). It was found that public ownership has a significant

(2)

72 effect on the disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) in banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Key Words : Public Ownership, Corporate Social Responsibility (CSR) PENDAHULUAN

Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jenis perbankan sebelum keluar Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya. Bahkan bertambah padat dan berkembang.

Dalam perjalanannya, perkembangan perbankan tidak terlepas dari perkembangan perdagangan. Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, maka perkembangan perbankan pun mulai semakin pesat. Perkembangan perdagangan yang semula hanya berkembang di daratan Eropa akhirnya menyebar ke Asia Barat. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona 1320. Sebaliknya, perkembangan perbankan di daratan Inggris baru dimulai pada abad ke-16. Namun karena negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol atau Portugis begitu aktif mencari daerah perdagangan yang kemudian menjadi daerah jajahannya, maka perkembangan perbankan pun ikut dibawa ke negara jajahannya.

Jika ditelusuri lewat sejarah, sejak dulu sampai sekarang ini perjalanan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan dimasa yang akan datang setiap negara dan individu kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan, lembaga, sosial atau perusahaan.

Perbankan di Indonesia merupakan fondasi untuk menopang perekonomian di Indonesia, yang kegiatan usahanya menjadi lalu lintas pembayaran. Perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang sebagian besar dananya berasal dari publik yang dijadikan sebagai tempat melakukan transaksi yang berhubungan dengan keuangan, seperti menghimpun dana, menyalurkan dana, mengamankan dana, pengiriman uang, melakukan investasi, pembayaran atau melakukan penagihan ke masyarakat maupun dari masyarakat. Oleh sebab itu, keterbukaan informasi laporan keuangan dan ketepatan publikasi diutamakan untuk menjaga kepercayaan publik dan publik akan menilai kinerja perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Bank Indonesia (BI) menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam penentuan status suatu bank, apakah bank tersebut merupakan bank yang sehat atau tidak. Ketahanan perbankan di Indonesia masih relatif kuat dan terus mengalami peningkatan. BI mencatat, pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perbankan pada bulan Juli 2017 mulai menunjukkan perbaikan.

Penyaluran kredit yang tercatat di perusahaan perbankan sebesar Rp. 4.494 triliun atau tumbuh 7,9 % year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,6 %. Perbaikan dalam pertumbuhan kredit perbankan ini ditopang oleh Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK). KMK tercatat sebesar Rp. 2.077,3 triliun atau tumbuh 7,5 % yoy, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 7 % yoy.

Sehingga hal tersebut meningkatkan sebesar 4,2 poin tersebut utamanya didorong oleh adanya prospek positif terhadap kenaikan Pasar Saham (Stock Market) yang meningkat sebesar 7,3 poin, serta ketenagakerjaan (Employment) yang naik

(3)

73 sebesar 5,1 poin. Pada negara Indonesia sendiri tercatat tetap berada pada zona optimis, dengan kenaikan sebesar 4,0 poin dari enam bulan lalu menjadi 74,8 poin. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan yang cukup signifikan pada komponen ketenagakerjaan dan kemajuan perbankan yang semakin pesat dari waktu ke waktu.

Kepemilikan saham oleh publik umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan publik yang besar (lebih dari 5 %), mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan publik, maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.

Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik akan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih besar dari pada perusahaan yang sahamnya tidak dikuasai oleh publik. Semakin tersebarnya kepemilikan saham perusahaan, maka perusahaan tersebut diharapkan akan mengungkapkan informasi lebih banyak mengenai aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR).

Perusahaan yang sudah lama berdiri akan memiliki tanggung jawab sosial yang semakin besar, karena semakin tingginya kepercayaan investor dan masyarakat luas. Akibatnya, perusahaan harus memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada investor dan masyarakat luas, tidak hanya berupa laporan keuangan tetapi juga berupa pengungkapan tanggung jawab sosial. Pada lingkungan bisnis masa sekarang, CSR masih bersifat normatif, karena belum ada hukum yang secara resmi memberlakukan CSR sebagai sebuah kewajiban semua perusahaan. Selain itu, konsep yang bervariasi membuat beberapa penginterpretasian akan definisi CSR yang berbeda-beda.

Corporate Social Responsibility (CSR) yang juga dikenal sebagai Corporate Responsibility, Corporate Citizenship, Responsible Business, Sustainable Responsible Business (SRB), ataupun Corporate Social Perfomance merupakan bentuk dari peraturan perusahaan yang diintegrasikan dalam suatu model bisnis.

CSR akan secara proaktif menaikkan ketertarikan publik dengan mendorong pertumbuhan dan perkembangan komunitas. Pada dasarnya, CSR merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya untuk menaikkan ketertarikan publik. Selama ini belum ada satu teori tunggal yang diterima untuk menjelaskan akuntansi sosial dan lingkungan, sehingga masih banyak terdapat variasi dalam hal perspektif teoritis yang dapat diadopsi. Semakin banyaknya kegiatan perusahaan tentang CSR, akan semakin baik bagi nama perusahaan dan kepercayaan publik pada perusahaan juga akan semakin membaik. Dan perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang transparan atas aktivitas sosialnya.

Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan sebuah masalah yang akan dijadikan acuan pertanyaan penelitian yaitu apakah kepemilikan publik dapat mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

TINJAUAN PUSTAKA Struktur Kepemilikan

Pasar modal merupakan wadah bagi calon investor untuk dapat menanamkan modalnya pada perusahaan yang go public. Keberadaan pasar modal memberikan kesempatan kepada calon investor untuk dapat menginvestasikan modal mereka pada perusahaan go public. Untuk dapat berinvestasi, seorang calon investor membutuhkan informasi yang reliabel dan tepat waktu. Informasi tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Bapepam telah mengatur tentang

(4)

74 tanggal laporan keuangan tahunan atau akhir bulan ketiga (Indah dan Ponte et al., 2008 dalam Haryani dan Wiratmaja, 2014 : 64).

Kepemilikan Publik

Perusahaan yang sahamnya banyak dimiliki oleh publik menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kredibilitas yang tinggi dimata masyarakat dalam memberikan imbalan (deviden) yang layak dan mampu beroperasi secara terus menerus, sehingga cenderung akan melakukan pengungkapan informasi sosial yang lebih luas kepada masyarakat luar agar seluruh kepercayaan publik meningkat sehingga perusahaan tersebut diharapkan mengungkapkan informasi lebih banyak (Achmad, 2011 dalam Rifqiyah, 2016 : 6).

Kepemilikan saham oleh publik maksudnya adalah jumlah saham yang dimiliki oleh publik. Pengertian publik disini adalah pihak individu di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Semakin besar proporsi kepemilikan saham publik, semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga banyak pula butir-butir informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Selain itu juga semakin besar saham yang dimiliki oleh publik, akan semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan, investor ingin memperoleh informasi seluas-luasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan manajemen, sehingga kepentingan dalam perusahaan terpenuhi, (Sriayu dan Mimba, 2013 dalam Rahayu, 2016 : 21).

Kepemilikan saham oleh pihak luar juga menyebabkan gerak perusahaan dalam melakukan pengelolaan perusahaan menjadi terbatas karena adanya tekanan yang diberikan oleh pasar terkait dengan peningkatan kinerja dari perusahaan tersebut serta ketaatannya pada peraturan yang berlaku. Semua kegiatan perusahaan akan dipantau dan diawasi sehingga setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan akan direspon melalui kritikan ataupun komentar. Maka dari itu perusahaan harus mendapatkan kepercayaan publik (Kartika, 2009 dalam Haryani dan Wiratmaja 2014 : 67).

Kepemilikan saham oleh publik umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan publik yang besar (lebih dari 5 %), mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan publik, maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik akan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih besar daripada perusahaan yang sahamnya tidak dikuasai oleh publik (Rahayu, 2015 : 21).

Perusahaan yang sudah lama berdiri akan memiliki tanggung jawab sosial yang semakin besar, karena semakin tingginya kepercayaan investor dan masyarakat luas. Akibatnya, perusahaan harus memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada investor dan masyarakat luas, tidak hanya berupa laporan keuangan tetapi juga berupa pengungkapan tanggung jawab sosial. Pada lingkungan bisnis masa sekarang, CSR masih bersifat normatif, karena belum ada hukum yang secara resmi memberlakukan CSR sebagai sebuah kewajiban. Semua perusahaan dalam melakukan tanggung jawab sosial yang merupakan motivasi untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap percapaian usaha perbaikan lingkungan sekitar perusahaan (Rahayu, 2015 : 22). Menurut Gantino (2016 : 18), CSR diartikan sebagai tindakan korporasi atau perusahaan besar dalam memberikan tanggung jawabnya berupa materi seperti uang, peralatan, atau hadiah lainnya kepada komunitas, organisasi atau individu di wilayah dimana perusahaan tersebut beroperasi.

(5)

75

Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Pearce dan Rabinson dalam Kiroyan (2006 : 54), mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep bahwa perusahaan harus melayani masyarakat sosial sebaik memberikan keuntungan finansial kepada pemegang saham dan harus berkelanjutan secara terus menerus yang pada akhirnya para manajer akan menyadari bahwa keputusan untuk menerapkan CSR adalah keputusan yang sangat penting dalam perencanaan strategis (Gantino, 2016 : 21).

Sedangkan pengertian CSR menurut Johnson (Nur dan Priantinah, 2012 dalam Rahayu, 2015 : 16), menyatakan bahwa CSR is about how companies manage the business processes to produce an overall positive impact to society. Definisi ini pada dasarnya berangkat dari filosofi bagaimana mengelola perusahaan, baik sebagian maupun keseluruhan memiliki dampak positif bagi dirinya dan lingkungannya. Untuk itu perusahaan harus mampu mengelola operasi bisnisnya dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

CSR juga bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungannya. Konsep CSR menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja, tetapi juga terhadap para stakeholders yang terkait atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi para stakeholder (Rahayu, 2015 : 17).

Perusahaan harus melakukan pengungkapan atas praktik CSR agar para stakeholder mengetahui bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik CSR. Pengungkapan praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan menyebabkan perlunya memasukkan unsur sosial dalam pertanggungjawaban perusahaan ke dalam akuntansi. Hal ini mendorong lahirnya suatu konsep yang disebut sebagai Social Accounting, Socio Economic Accounting ataupun Social Responsibility Accounting (Indira dan Dini, Pratiwi, 2012 dalam Rahayu, 2015 : 20).

Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Pengungkapan CSR dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan para stakeholder. Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder, terutama stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misalnya tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali, 2007 dalam Rahayu, 2015 : 19). Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder perusahaan adalah dengan melaksanakan CSR. Dengan pelaksanaan CSR diharapkan keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholder, yang berakibat pada perusahaan dapat mencapai keberlanjutan atau kelestarian perusahaannya (sustainability) (Rahayu, 2015 : 19).

Peraturan terkait pengungkapan informasi CSR di Indonesia diatur dalam peraturan pemerintah pada Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-134/BL/2006 juga mewajibkan perusahaan untuk mengungkapan informasi terkait tata kelola perusahaan dimana di dalamnya juga termasuk uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan pada laporan tahunan perusahaan. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Indonesia, penyajian informasi lingkungan juga telah dianjurkan dalam PSAK No. 1 tahun 2004 tentang Penyajian Laporan Keuangan (Rahayu, 2015 : 19).

(6)

76 Perusahaan harus melakukan pengungkapan atas praktik CSR agar para stakeholder mengetahui bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik CSR dan masyarakat luar juga akan mengenal perusahaan. Pengungkapan praktik CSR menyebabkan perlunya memasukkan unsur sosial kedalam akuntansi (Indira dan Dini, Pratiwi, 2012 dalam Rahayu, 2015 : 20). Pengungkapan terhadap CSR diperlukan peran dari akuntansi pertanggungjawaban sosial.

Perusahaan Perbankan

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat yaitu dalam bentuk simpanan. Dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat, menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat. Dalam hal ini bank memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkan, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), Letter of Credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque dan jasa lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya apakah menghimpun dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana (Kasmir, 2004 :8).

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 atas perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang isi nya : perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan, yaitu menerima penempatan dana-dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut, memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, memberi ekspektasi atas berbagai bentuk surat utang yang disampaikan pada bank tersebut serta menerbitkan cek. Usaha perbankan sendiri lahir karena kenyataannya tidak semua orang yang menabung menggunakan tabungannya untuk keperluannya sehari-hari, sedangkan banyak kegiatan usaha lain yang membutuhkan modal lebih banyak dari kemampuan para pemilik usaha (Jaya, 1998 dan Ali, 2006 dalam Mahardian, 2008 : 1).

Bagi suatu negara, bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakat (Kasmir, 2004 : 7).

Sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan penunjang sistem pembayaran merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses penyesuaian dimaksud. Sehubungan dengan itu, diperlukan penyempurnaan terhadap sistem perbankan nasional yang bukan hanya mencakup upaya penyehatan bank secara individu melainkan juga penyehatan sistem perbankan secara menyeluruh. Prinsip kehati-hatian harus dipegang teguh, sedangkan ketentuan mengenai kegiatan usaha bank perlu disempurnakan terutama yang berkaitan dengan penyaluran dana, termasuk didalamnya peningkatan peranan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) bagi perusahaan berskala besar atau berisiko tinggi.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini bahwa Kepemilikan Publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).

(7)

77

Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

b. Data kualitatif merupakan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian yang ada di Bursa Efek Indonesia. 2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dengan menggunakan media perantara, mengumpulkan dokumen serta sumber lainnya. b. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara secara langsung di tempat penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka dan studi lapangan terhadap laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 sampai 2016.

Populasi

Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012 sampai dengan 2016. Objek dalam penelitian ini yaitu metode purpose sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan metode purpose sampling diperoleh populasi sebanyak 43 perusahaan perbankan.

Sampel

Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu keseluruhan populasi penelitian yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian yang telah ditentukan pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari laporan tahunan dengan periode laporan keuangan dari tahun 2012 sampai dengan 2016. Sampel perusahaan yang dipilih disesuaikan dengan kriteria-kriteria sebagai berikut :

Tabel 1.

Seleksi Objek Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada periode 2012-2016 43

2 Jumlah perusahaan perbankan yang tidak lengkap laporan tahunan

(annual report) pada periode 2012-2016 (20) 3 Perusahaan yang tidak aktif memperdagangkan sahamnya

di atas 1 Milyar pada periode 2012-2016 (17)

Total objek penelitian 6

Sumber : Data diolah (2018)

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yakni analisis regresi sederhana. Cara untuk menghitung persamaan regresi liner sederhana yang digunakan adalah :

𝐘 = 𝛂 + 𝐛𝐗 Keterangan :

Y = Corporate Social Responsibility (CSR) a = Koefisien Alfa

b = Koefisien Beta

(8)

78

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Laporan Kepemilikan Publik

Laporan kepemilikan publik pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012 sampai dengan 2016.

Tabel 2.

Laporan Kepemilikan Publik

No Kode Perusahaan Tahun Kepemilikan Publik

1 BBCA 2012 12.331.443.586 2013 12.531.092.956 2014 12.535.026.664 2015 12.535.159.401 2016 12.545.477.436 Total 62.478.200.043 BSIM 2012 3.436.530.195 2013 5.250.955.601 2014 6.174.042.452 2015 6.284.308.032 2016 6.305.278.961 Total 27.451.115.241 3 BTPN 2012 2.410.788.907 2013 1.920.901.654 2014 1.887.344.337 2015 1.750.737.156 2016 1.655.780.356 Total 9.625.552.410 4 BVIC 2012 2.196.650.073 2013 2.222.573.904 2014 2.222.574.208 2015 2.222.574.508 2016 2.255.414.479 Total 11.119.787.172 5 NISP 2012 1.274.405.559 2013 1.710.310.865 2014 1.710.356.225 2015 1.710.356.225 2016 1.710.243.693 Total 8.115.672.567 6 PNBN 2012 3.672.006.561 2013 3.648.781.561 2014 3.648.781.561 2015 3.648.781.561 2016 3.648.781.561 Total 18.267.132.805 Jumlah 137.057.460.234 Sumber : Data diolah (2018)

Laporan Corporate Social Responsibility (CSR)

Laporan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012 sampai dengan 2016.

(9)

79 Tabel 3.

Laporan Corporate Social Responsibility (CSR) No Kode Perusahaan Tahun CSR

1 BBCA 2012 Rp. 29.853.810.000 2013 Rp. 42.032.045.269 2014 Rp. 35.780.498.848 2015 Rp. 59.463.000.000 2016 Rp. 58.011.000.000 Total Rp. 225.140.354.117 2 BSIM 2012 Rp. 1.090.790.051 2013 Rp. 1.948.163.289. 2014 Rp. 605.138.742 2015 Rp. 372.180.056 2016 Rp. 2.003.961.315 Total Rp. 6.020.233.453 3 BTPN 2012 Rp. 2.784.247.095 2013 Rp. 3.151.803.960 2014 Rp. 1.762.215.800 2015 Rp. 1.726.510.319 2016 Rp. 968.294.631 Total Rp. 10.393.071.805 4 BVIC 2012 Rp. 103.641.002 2013 Rp. 141.360.543 2014 Rp. 200.309.750 2015 Rp. 177.343.000 2016 Rp. 4.630.583.192 Total Rp. 5.253.237.487 5 NISP 2012 Rp. 6.769.065.716 2013 Rp. 9.255.906.840 2014 Rp. 9.703.325.300 2015 Rp. 14.005.723.141 2016 Rp. 7.495.744.169 Total Rp. 47.229.765.166 6 PNBN 2012 Rp. 5.510.000.000 2013 Rp. 8.300.000.000 2014 Rp. 9.900.000.000 2015 Rp. 7.920.000.000 2016 Rp. 20.710.000.000 Total Rp. 52.340.000.000 Jumlah Rp. 346.376.662.028 Sumber : Data diolah (2018)

Analisis Statistik

Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan publik terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan metode analisis yaitu :

1. Regresi Linear Sederhana

Untuk mendapatkan hasil persamaan regresi linear sederhana, maka perlu menentukan hasil komponen regresi linear sederhana :

(10)

80 Untuk mendapatkan nilai koefisien konstanta nilai a dan b, maka hasil perhitungan di atas digunakan untuk mendapatkan persamaan regresi linear sederhana. Menghitung konstanta nilai b digunakan rumus sebagai berikut :

b =n(∑ XY) − (∑ X)(∑ Y) n(∑ X2) − (∑X)2 b =30(31.508.201) − (13.705)(34.637) 30(10.507.465) − (13.705)2 b =945.246.030 − 474.700.085 315.223.950 − 187.827.025 b =470.545.945 127.396.925 b = 3,694

Menghitung nilai konstanta a digunakan rumus sebagai berikut : a = ∑ Y n − b(∑ X) n a = 34.637 30 − 3,694(13.705) 30 a = 1.154,57 − 1.687.54 a = −532,97

Maka diperoleh persamaan regresi linear sederhana, yaitu : Y = -532,97 + 3,694X

Dari persamaan linear sederhana di atas, dapat diketahui pengaruh yang signifikan antara kepemilikan publik (X) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Y), pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu :

1. Nilai konstanta alfa (a) sebesar -532,97. Artinya, jika nilai dari kepemilikan publik (X) sama dengan nol (tidak ada perubahan), maka pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Y) nilainya negatif yaitu sebesar -532,97.

2. Nilai koefisien regresi beta (b) sebesar 3,694. Artinya, jika kepemilikan publik (X) meningkat 1 %, maka pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Y) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan meningkat sebesar 3,694. Nilai koefisien bernilai positif artinya, terjadi hubungan positif antara kepemilikan publik dengan Corporate Social Responsibility (CSR), semakin meningkat kepemilikan publik, maka Corporate Social Responsibility (CSR) juga akan meningkat.

2. Koefisien Korelasi

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi (r) diperoleh sebesar 0,8477, sehingga tingkat hubungan sangat kuat antara kepemilikan publik terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artinya, kepemilikan publik terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), berpengaruh positif dan signifikan sehingga terjadi hubungan searah antara variabel (X) dan (Y).

3. Koefisien Determinasi (r2)

Jadi nilai koefisien determinasi r2 yang diperoleh sebesar 0,7185. Ini berarti pengaruh kepemilikan publik terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 71.85 %. Sedangkan sisanya 28.15 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian.

4. Uji-t

Dari hasil perhitungan nilai df sebesar 28 dengan tingkat signifikan 5 %, diperoleh nilai dari uji hipotesis t-tabel statistik satu arah sebesar 1.701. Oleh karena itu

(11)

81 nilai t-hitung > t-tabel (8.4348 > 1.701) pada tingkat signifikan 5 %, sehingga dinyatakan kepemilikan publik mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulan

Hasil analisis statistik variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) dapat disimpulkan bahwa : Uji t = 8,4348, dari nilai df 28 hasil t-tabel 1,701 dengan tingkat signifikan 5 % uji satu arah. Maka uji statistik uji t-hitung > t-tabel (8,4348 > 1,701) = H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemilikan publik terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016.

Saran

Dari kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Variabel Kepemilikan Publik (X) dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Y), dalam hasil persamaan regresi linear sederhana menandakan nilai positif. Maka diharapkan perusahaan perbankan terus menjalankan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), agar meningkatkan kepercayaan publik terhadap pencapaian usaha lingkungan sekitar.

2. Hasil koefisien korelasi mendapatkan tingkat keeratan sangat kuat antara variabel (X) dan variabel (Y). Maka semakin luas perusahaan mengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR), semakin meningkat jumlah saham publik perusahaan. 3. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang lebih besar harus

memberikan informasi yang luas kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien determinasi, yang mendapatkan pengaruh persentase yang tinggi antara variabel (X) dan variabel (Y).

4. Semakin besar perusahaan mengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR), maka perusahaan akan mendapat nilai yang baik dimata masyarakat dan komentar serta kritikan dari masyarakat sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Adnantara, Koman Fridagustina. 2013. Pengaruh Kepemilikan Saham dan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Nilai Perusahaan. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, No. 2, Universitas Udayana.

Gantino, Rilla. 2016. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2014. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 (2), 2016, pp 18-31. Universitas Esa Unggul.

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M. 2013. Akuntansi Manajerial (Managerial Accounting) l. Buku 1, Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta Selatan.

Haryani, Jumratul Dan Wiratmaja, I Dewa, Nyoman. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan Kepemilikan Publik pada Audit Delay. Jurnal Akuntansi, Vol. 6.1 : Hal. 63-78. Universitas Udayana.

Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Edisi Pertama. Prenada Media. Jakarta.

Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ). Tesis Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang. Nambung. 2016. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Takalar. Skripsi Tidak Dipublikasikan. STIE Tri Dharma Nusantara.

(12)

82 Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di BEI. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, No. 2, (101-113), ISSN : 1978-3116.

Putra, Eka Nanda. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Skripsi Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang.

Rahayu, Puji. 2015. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik, Profitabilitas dan Pengungkapan Media terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang.

Rifqiyah, Rina Fatkhiyatur. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Publik terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Artikel Ilmiah Dipublikasikan. STIE Perbanas Surabaya. Santoso, Imam. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting). Buku

Dua. Rafika Aditama, Bandung.

Suwardjono, 2011. Akuntansi Pengantar 1 Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem. Edisi Ketiga. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Wiranata, Yulius Ardy dan Nugrahanti, Yeterina Widi. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1, 15-26. Universitas Kristen Satya Wacana.

Referensi

Dokumen terkait

Keempat, bentuk tokoh dan penokohan yang terdapat dalam cerpen Pilihan Kompas 2017. Tokoh Embu merupakan tokoh utama dan seorang janda cantik yang menyayangi

“Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Harga diri dan social loafing memiliki hubungan negatifsesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma(2015, h. Seorang mahasiswa yang memiliki harga diri tinggi

"Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan suatu masyarakat adii dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila dar. Sebagai negara berkembang Indonesia

Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PROPER oleh

Dari hasil penelitian terhadap siswa SD Inpres Tiwoho yang berusia 9-12 tahun dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara promosi kesehatan

Tempat yang digunakan dalam penelitian adalah untuk pembuatan serbuk daun kelor dilakukan di Perkebunan daun kelor Blora Jawa Tengah, selanjutnya menjadikan