• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN BUMI WARAS KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus : Kelurahan Bumi Waras)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN BUMI WARAS KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus : Kelurahan Bumi Waras)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS

MASYARAKAT DI KECAMATAN BUMI WARAS KOTA

BANDAR LAMPUNG

(Studi Kasus : Kelurahan Bumi Waras)

Alivia Salsabila Mute1, Husna Tiara Putri, 2Adinda Sekar Tanjung3 Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung,

Kabupaten Lampung Selatan. Email : [email protected]

ABSTRAK

Sampah merupakan salah satu permasalahan utama di Kota Bandarlampung baik dalam sistem dan pengelolaannya dibuktikan dengan jumlah sampah yang masuk ke TPA Bakung sebesar 850 ton dalam sehari (Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung). Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bumi Waras dilihat dari nilai tiga parameter pengelolaan sampah menunjukkan nilai yang masih di atas 20% yang artinya belum layak atau kurang baik. Dalam menangani permasalahan sampah dapat dilakukan dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah secara penuh melalui perumusan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan 1) Mengidentifikasi sistem pengelolaan sampah eksisting di Kecamatan Bumi Waras menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial; 2) Mengidentifikasi faktor kunci pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, faktor-faktor keberhasilan dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial; 3) Merumuskan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis konten. Pengambilan sampel menggunakan propotional random sampling agar penyebaran merata diseluruh lingkungan di Kelurahan Bumi Waras yaitu Lingkungan 1, 2 dan 3. Dalam melakukan perumusan konsep pengelolaan sampah mempertimbangkan hasil pada sasaran pertama dan sasaran kedua sehingga didapatkan output penelitian ini yaitu konsep yang sesuai dengan keinginan masyarakat di Kelurahan Bumi Waras yang dijelaskan dalam bentuk gambar alur konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras.

Kata kunci: Konsep pengelolaan sampah, peran serta masyarakat

A. PENDAHULUAN

Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang sulit untuk ditangani oleh pemerintah hal ini juga sesuai dengan pernyataan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung bahwa sampah merupakan permasalahan utama di Kota Bandarlampung baik dalam sistem dan pengelolaannya akibat jumlah penduduk yang terus meningkat dan berdampak pada peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat yang dibuktikan dengan jumlah sampah yang masuk ke TPA Bakung sebesar 850 ton dalam sehari. Surat Keputusan Walikota Bandarlampung Nomor 974/IV.32/HK/2014 tentang penetapan lokasi perumahan

(2)

dan permukiman kumuh menunjukan Kelurahan Bumi Waras merupakan kelurahan dengan kondisi pengelolaan sampah yang belum tertangani di Kecamatan Bumi Waras dilihat dari nilai indikator pengelolaan sampah yang masih di atas 20% artinya belum layak atau kurang baik. Akan tetapi, adanya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pewadahan 92%, pemilahan dan pengelolaan sebesar 45% dan 61% (Kusuma, 2020). Menurut Kholil (2005) alternatif yang dapat dijadikan untuk menangani permasalahan sampah dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Pentingnya dilakukan penelitian ini untuk merumuskan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras sesuai dengan keinginan masyarakat dengan ada keterlibatan masyarakat secara penuh dengan melakukan pengelolaan sampah mulai dari sumber yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan kepedulian masyarakat dalam menangani permasalahan sampah khususnya di Kecamatan Bumi Waras. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan sasaran penelitian (1) Mengidentifikasi sistem pengelolaan sampah eksisting di Kecamatan Bumi Waras (2) Merumuskan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan yaitu deduktif kuantitatif Pada penelitian ini dilandaskan dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada atau bersifat umum lalu dilihat pada kondisi existing yang memunculkan gap teori dan kenyataan atau permasalahan yang dapat diselesaikan dengan mengumpulkan data di lapangan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan wawancara, kuesioner dan observasi (Data primer) serta peraturan perundang-undangan yang didapat dari instansi terkait. Dalam pengumpulan data primer untuk wawancara ditujukan kepada instansi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung, UPT Kebersihan Kecamatan Bumi Waras, Kepala Lurah Bumi Waras dan Ketua RT yang sudah lama tinggal di Kelurahan Bumi Waras. Lalu dalam penyebaran kuesioner menggunakan teknik proportional random sampling agar penyebaran merata di setiap lingkungan yang ada di Kelurahan Bumi Waras yaitu Lingkungan 1, 2 dan 3 dengan junlah responden sebanyak 108 responden. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengambil dokumentasi seperti kondisi persampahan dan ketersediaan sarana dan prasarana persampahan pada lokasi penelitian. Dalam pengumpulan data sekunder peneliti mendapatkan peraturan perundangan-undangan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung yang relevan dengan penelitian yang dijadikan pertimbangan.

Dalam melakukan analisis untuk sasaran pertama mengidentifikasi sistem pengelolaan sampah eksisting menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial yang dilihat dari variabel teknik operasional pengelolaan sampah mulai dari pewadahan hingga pengangkutan. Selanjutnya Pada sasaran kedua perumusan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras akan mempertimbangkan hasil pada sasaran pertama menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis konten yang dilihat dari kesediaan masyarakat dalam teknik operasional pengelolaan sampah yang dirumuskan berdasarkan dengan peraturan terkait mengenai sampah. Hasil output pada penelitian ini berupa gambar yang menjelaskan alur konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras.

(3)

C. TINJAUAN LITERATUR PENGELOLAAN SAMPAH

Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Lalu pengelolaan sampah adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah terdiri dari kegiatan pengurangan sampah dan penanganan sampah, dimana fokus penelitian ini terletak pada penanganan sampah dari mulai pewadahan hingga pengangkutan sampah. Pada tahapan penanganan sampah dari pewadahan hingga pengumpulan sampah ke TPS menjadi tanggung jawab masyarakat secara penuh sedangkan pada proses pengangkutan dari TPS ke TPA menjadi tanggung jawab pemerintah.

1. Aspek Teknik Operasional Pengelolaan Sampah A. Pengurangan Sampah

Dalam kegiatan pengurangan sampah masyarakat disarankan untuk menggunakan bahan yang dapat diolah kembali atau didaur ulang sehingga jumlah sampah yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Pengurangan sampah meliputi beberapa kegiatan antara lain;

a. Pembatasan timbulan sampah; b. Pendauran ulang sampah; dan c. Pemanfaatan kembali sampah. B. Penanganan Sampah

Penanganan sampah terdiri dari:

1. Pewadahan Sampah : Menyediakan wadah sampah sampah untuk tempat penampungan sampah

2. Pengumpulan Sampah : Pengumpulan sampah baik secara individu atau komunal dari sumber ke TPS

3. Pemindahan Sampah : Lokasi penampungan sampah sementara (TPS)

4. Pengangkutan Sampah : Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA 5. Pengolahan Sampah : Proses pengolahan sampah untuk

mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA.

6. Pemprosesan Akhir : Tempat penampungan akhir seluruh sampah yang dihasilkan masyarakat

2. Aspek Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dalam bidang persampahan adalah keterlibatan masyarakat dalam ikut serta bertangung jawab baik pasif maupun aktif secara individu, keluarga, kelompok masyarakat untuk mewujudkan kebersihan baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. Masalah persampahan perkotaan sudah menjadi masalah bagi seluruh pemerintah, sehingga pemerintahan pusat menilai bahwa permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kota yang bersangkutan, tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat (Naatonis, 2010). Selain itu, untuk menindaklanjuti terkait permasalahan persampahan terdapat beberapa alternatif pilihan salah satunya dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah (Kholil, 2005 dalam Kusuma, 2020).

(4)

3. Aspek Kelembagaan

Organisasi mempunyai peran penting dalam menggerakkan, mengaktifkan dan mengarahkan suatu kegiatan dalam sistem pengelolaan sampah agar dalam pelaksanaanya memiliki struktur organisasi, fungsi, tanggungjawab wewenang sehingga terciptanya koordinasi yang baik dari badan pengelola.(Moerdjoko et al. 2002 dalam Faizah, 2008).

4. Aspek Pembiayaan

Pembiayaan dalam pengelolaan sampah sangat diperlukan, karena berkaitan dengan biaya operasional yang akan dikeluarkan baik untuk pengumpulan, pengangkutan hingga pembuangan akhir. Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta maupun masyarakat yang akan digunakan dalam operasional pengelolaan sampah.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan menjelaskan hasil dan pembahasan yang didapatkan sesuai dengan sasaran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi sistem pengelolaan sampah eksisting di Kecamatan Bumi Waras

Pewadahan Sampah

Masyarakat di Kelurahan Bumi Waras dengan persentase sebesar 99% atau 107 responden sudah menyediakan wadah sampah dirumah agar sampah yang dihasilkan tidak dibuang sembarang dimana dalam penyediaan bentuk wadah sampah beranekaragam sesuai dengan keinginan masyarakat seperti ember, bak sampah, tong sampah dan keranjang sampah.

Pemilahan Sampah

Dalam pemilahan sampah sebesar 83% atau 90 responden masyarakat di Kelurahan Bumi Waras belum melakukan pemilahan sampah dikarenakan masyarakat tidak memiliki waktu dan agar praktis dijadikan satu tempat. Selain itu, masyarakat belum mengetahui cara membedakan sampah serta manfaat yang akan diberikan dikarenakan untuk saat ini belum pernah diadakan kegiatan sosialisasi yang melibatkan masyarakat karena keterbatas tempat sehingga informasi yang didapat hanya melalui Ketua Lingkungan atau Ketua RT. Sedangkan 17% atau 18 responden masyarakat sudah melakukan pemilahan dimana sampah yang dipisahkan dijual kepada tukang rongsok untuk menambah penghasilan masyarakat.  Pengumpulan Sampah

Dalam pengumpulan sampah sebesar 65% atau 70 responden masyarakat di Kelurahan Bumi Waras belum melakukan pengumpulan sampah karena lokasi pembuangan sampah yang jauh dan belum adanya petugas sokli yang menjemput sampah karena akses jalan yang kecil dan sempit sehingga gerobak yang memiliki ukuran yang besar tidak bisa masuk seperti pada Lingkungan 1. Masyarakat yang tidak melakukan pengumpulan sampah membuang sampah secara sembarang ke laut dan sungai. Sedangkan Lingkungan 2 dan Lingkungan 3 miliki akses jalan yang cukup lebar sehingga dapat terjangkau oleh petugas sokli. Dapat

(5)

diketahui bahwa di Kelurahan Bumi Waras sudah tersedi 15 unit gerobak dan 3 unit motor tosa yang merupakan bantuan dari LKM Sejora dan NUSP.

Pemindahan Sampah

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil wawancara bersama Kepala UPT Kebersihan Kecamatan Bumi Waras sebenarnya dulu di Kelurahan Bumi Waras memiliki TPS yang terletak di Gunung Kunyit akan tetapi TPS tersebut karena banyak sampah liar yang berasal dari wilayah lain dan perusahaan yang menyebabkan sampah membludak sehingga Kepala UPT mengambil kebijakan untuk menutup TPS tersebut dan mengalihkan pembuangan sampah Kelurahan Bumi Waras ke TPS Sukaraja.

Pengangkutan Sampah

Proses pengangkutan sampah merupakan tanggung jawab dari UPT Kebersihan Kecamatan Bumi Waras yang memiliki tugas sebagai pengawas kebersihan se Kecamatan Bumi Waras dan pengangkutan sampah dari seluruh TPS yang di Kecamatan Bumi Waras ke TPA Bakung yang dapat dilakukan 1-2 rit perhari.

2. Merumuskan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras

Dalam merumuskan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras akan mempertimbangkan hasil pada sasaran 1, kajian literature serta hasil wawancara dengan UPT Kebersihan Kecamatan Bumi Waras, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung, Kepala Lurah Kelurahan Bumi Waras dan Ketua RT menggunakan analisis deskriptif dan analisis konten. Berdasarkan analisis sasaran 1 menunjukkan bahwa hasil kuesioner sebanyak 108 responden di Kelurahan Bumi Waras dapat digeneralisasikan untuk Kecamatan Bumi Waras.

Aspek Teknik Operasional Pengelolaan Sampah 1. Pewadahan Sampah

Dalam kegiatan pengelolaan sampah menyediakan wadah sampah merupakan langkah awal yang dapat dilakukan masyarakat untuk menampung sampah yang dihasilkan dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan SNI 3242-2008 mengenai pengelolaan sampah di permukiman bahwa pola pewadahan sampah terbagi atas dua yaitu wadah individu dan wadah komunal. Pada pewadahan masyarakat di Kelurahan Bumi Waras harus menyediakan minimal 2 wadah sampah yang diperuntukan untuk sampah organik dan sampah non organik dengan bentuk wadah yang disesuiakan dengan kemampuan masyarakat seperti ember, keranjang sampah, baks ampah dan lain-lain.

2. Pemilahan Sampah

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 mengenai tata cara terknik operasional pengelolaan sampah perkotaan pemilahan sampah merupakan suatu kegiatan memilah sampah berdasarkan dengan jenisnya sejak mulai dari sumber hingga pembuangan akhir. Masyarakat di Kelurahan Bumi Waras bersedia untuk melakukan pemilahan sampah dan menyediakan dua wadah yang berbeda, sebelum sampah

(6)

dibuang masyarakat akan melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu dimana masyarakat dapat memanfaatkan sampah untuk menambah penghasilan masyarakat dengan menyetorkan sampah yang sudah dipilah ke bank sampah. Selain itu, bank sampah akan berkoordinasi dengan sokli dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah. Dimana setelah petugas sokli mengambil sampah di masyarakat dan sebelum sampah dibawa ke TPS sampah tersebut dapat ditukarkan ke bank sampah. Lalu untuk sampah yang tidak dapat dikelola oleh bank sampah dapat diangkut sokli menuju TPS.

3. Pengumpulan Sampah

Menurut SNI 19-2454-2002 mengenai tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan, pengumpulan sampah merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan sampah ke TPS baik secara individu maupun menggunakan sokli. Dalam sistem pengumpulan sampah, masyarakat Kelurahan Bumi Waras akan menggunakan jasa petugas sokli dimana petugas sokli tersebut berasal dari masyarakat sekitar. Sistem pengumpulan ini dilakukan setiap 1 hari sekali atau 2 hari sekali untuk menghindari terjadinya penumpukkan sampah. Sistem pengumpulan sampah yang dilakukan yaitu sistem individual tidak langsung dikarenakan lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang dialihkan ke TPS Sukaraja. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Kepala Lurah Bumi Waras bahwa akan adanya rencana untuk dilakukan pembentukan sokli dengan bermusyawarah bersama RT dan masyarakat di Kelurahan Bumi Waras.

4. Pemindahan Sampah

Berdasarkan SNI 19-2452-2002 mengenai tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan, pemindahan sampah merupakan suatu proses memindahkan sampah hasil pengumpulan menggunakan alat angkut untuk dibawa ke TPS. Berdasarkan pernyataan Kepala UPT Kebersihan Lingkungan Kecamatan Bumi Waras dan Kepala Lurah Bumi Waras bahwa sebenarnya dulu di Kelurahan Bumi Waras sudah memiliki TPS yang terletak di Gunung Kunyit akan tetapi sekitar tahun 2019 TPS tersebut ditutup dikarenakan banyak sampah liar yang masuk ke TPS maka dari itu Kepala UPT Kebersihan Lingkungan Kecamatan Bumi Waras mengalihkan sementara lokasi penampungan sampah Kelurahan Bumi Waras dialihkan ke TPS Sukaraja.

5. Pengangkutan Sampah

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 mengenai tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan, pengangkutan sampah merupakan suatu kegiatan membawa sampah dari TPS menuju TPA. Pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA merupakan tanggung jawab pemerintah disetiap kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung dimana untuk Kecamatan Bumi Waras merupakan tanggung jawab Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kebersihan Lingkungan Kecamatan Bumi Waras yang membawahi 5 kelurahan termasuk Kelurahan Bumi Waras.

(7)

Aspek Peran Serta Masyarakat

1. Peran Serta Masyarakat Dalam Penyediaan Wadah Dan Pemilahan Sampah

Masyarakat di Kelurahan Bumi Waras bersedia untuk menyediakan wadah sampah dirumah secara mandiri dan membedakan wadah sampah berdasarkan dengan jenis sampah. Untuk penyediaan bentuk wadah sampah disesuaikan dengan kemampuan atau kesanggupan masyarakat dalam menyediakan wadah sampah.

2. Peran Serta Masyarakat Dalam Pegumpulan Sampah

Masyarakat di Kelurahan Bumi Waras juga bersedia untuk menggunakan jasa petugas sokli agar sampah masyarakat diangkut ke TPS. Hal ini juga didukung adanya partisipasi masyarakat untuk menjadi petugas sokli dimana dengan menjadi petugas dapat memberikan manfaat double untuk petugas selain mendapatkan gaji juga dapat menambah penghasilan dengan memanfaatkan sampah yang dapat digunakan kembali

3. Peran Serta Masyarakat Dalam Pembayaran Retribusi Sampah

Masyarakat di Kelurahan Bumi Waras bersedia untuk membayar retribusi sampah atas jasa petugas sokli yang sudah menjemput sampah dari rumah masyarakat untuk dibawa menuju TPS. Besaran retribusi yang dibayarkan oleh masyarakat akan ditentukan melalui besaran jumlah pendapatan masyarakat di Kelurahan Bumi Waras. Masyarakat di Kelurahan Bumi Waras bersedia untuk membayar retribusi jika biaya yang harus dikeluarkan tidak terlalu tinggi dan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat dimana sebesar 80% masyarakat memiliki pendapat dibawah 1,5 juta per bulan.

4. Peran Serta Masyarakat Dalam Kebersihan Lingkungan

Berdasarkan hasil pengkodingan wawancara mengenai kegiatan sosialisasi menjelaskan bahwa terdapat program kerja Walikota Bandar Lampung yang menerapkan jumat bersih yaitu kegiatan gotong royong yang diterapkan disetiap kelurahan yang ada di Kota Bandar Lampung. Dalam hal ini Kepala Lurah Bumi Waras berkoordinasi dengan Ketua RT untuk menerapkan kegiatan gotong rotong bersih-bersih ligkungan sekitar. Implementasi di kondisi eksisting Kelurahan Bumi Waras kegiatan gotong royong tidak dilakukan secara rutin dimana Ketua RT mengadakan kegiatan royong dengan mengajak masyarakat untuk membersihkan lingkungan apabila lingkungan terlihat kotor seperti membersihkan siring yang mampet agar tidak menyebabkan banjir.

5. Peran Serta Masyarakat Dalam Mengikuti Kegiatan Sosialisasi

Sebesar 70% masyarakat di Kelurahan Bumi Waras menyatakan bahwa belum adanya kegiatan sosialisasi yang dilakukan secara langsung ke masyarakat. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi hanya melibatkan pemangku kepentingan sehingga informasi yang didapatkan akan disampaikan kepada masyarakat sekitar. Belum terlibatnya masyarakat Kelurahan Bumi Waras dikarenakan keterbatasan tempat yang disediakan. Dengan diadakan kegiatan sosialisasi dapat menambah wawasan atau pemahaman masyarakat mengenai sampah untuk melakukan pengelolaan sampah mulai dari sumber dimana masyarakat sebagai penghasil sampah terbesar (Tansatrisna, 2014). Sebesar 90% atau 97 responden masyarakat di Kelurahan Bumi Waras bersedia untuk mengikuti kegiatan sosialisasi yang

(8)

akan diadakan. Kegiatan sosialisasi ini berkaitan dengan tingkat pengetahuan masyarakat dimana sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat mendapatkan informasi mengenai sampah yang membuat masyarakat mengerti dan ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Aspek Kelembagaan 1. Pembentukkan Sokli

- Adanya wacana untuk dilakukan pembentukkan sokli oleh Kepala Lurah Bumi Waras dengan mengumpulkan RT dengan mengadakan musyawarah yang didalamnya membahas terkait biaya, administrasi dan pengelolaan. - Pembentukkan sokli atas dasar kesepakatan masyarakat, Lurah, Kepala

Lingkungan da Ketua RT dimana berdasarkan peraturan sokli bertanggung jawab kepada Lurah bukan dibawah naungan pemerintah. Sokli tidak mendapatkan gaji dari pemerintah melainkan dari masyarakat lalu biaya itu dipergunakan untuk operasional pengangkutan sampah dan perbaikan sarana dan prasarana jika ada kerusakan.

2. Pembentukkan Bank Sampah

- Bank sampah merupakan suatu organisasi yang juga berada dibawah naungan kelurahan dimana dalam kegiatan pengelolaan sampah dengan melakukan pemilahan sampah. Hal ini sesusai dengan bentuk partisipasi ide yang diberikan masyarakat agar setelah sampah dipilah oleh dapat disetorkan ke bank sampah untuk ditukarkan dengan uang.

Aspek Pembiayaan

Tabel 1. Pembiayaan Operasional Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Bumi Waras

No. Pembiayaan Tarif Retribusi (Rp) Jumlah Satuan Total (Juta) 1 Biaya operasional sokli 15.000/bulan/KK 14.220 KK 213.300.000 2 Biaya pengelolaan/ pengangkutan

sampah dari TPS ke TPA 500.000/Rit 60 Rit 30.000.000

Total 243.300.000

Dalam penentuan besaran biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan sampah dari TPS ke TPA ditentukan berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 8 Tahun 2019 Mengatur Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Pada Dinas Lingkungan Hidup pasal 4 nomor 15 (f) biaya yang harus dikeluarkan untuk membuang sampah menggunakan kontainer sampah dikenakan tarif retribusi sebesar 500 ribu/rit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini pembiayaan operasional pengelolaan sampah terdiri dari dua yaitu biaya operasional sokli dari masyarakat dan pembiayaan pengelolaan/ pengangkutan sampah sampah dari TPS ke TPA dengan besaran biaya yang dikeluarkan sebesar 243.300.000 dalam sebulan.

(9)

Sumber : Hasil Pengolahan Peneliti, 2021

(10)

E. KESIMPULAN

Hasil perumusan konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Bumi Waras didapatkan bahwa masyarakat di Kelurahan Bumi Waras akan melakukan pengelolaan sampah mulai dari sumber seperti dalam penyediaan wadah sampah secara mandiri lalu melakukan pemilahan sampah dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik dengan wadah yang berbeda. Setelah masyarakat melakukan pemilahan sampah, masyarakat dapat menukarkan sampah ke bank sampah yang sesuai dengan bentuk partisipasi ide yang diberikan oleh masyarakat yaitu untuk diadakan kegiatan bank sampah. Melalui kegiatan bank sampah masyarakat dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat untuk menambah pengahasilan dari hasil menukarkan sampah di bank sampah. Lalu, akan adanya koordinasi antara petugas sokli dengan bank sampah untuk sampah yang tidak dapat dikelola di bank sampah dapat diangkut oleh petugas sokli ke TPS. Sedangkan dalam proses pengangkutan sampah dari TPS ke TPA merupakan wewenang dari UPT Kebersihan Kecamatan Bumi Waras untukmengangkut sampah-sampah dari TPS yang ada di Kecamatan Bumi Waras ke TPA Bakung. Dengan adanya konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini dapat dijadikan salah satu langkan untuk menangani permasalahan sampah untuk di terapkan di wilayah Kota Bandar Lampung yang memiliki kondisi yang sama dengan Kecamatan Bumi Waras yaitu tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Timur, Way Halim, Kedaton, Teluk Betung Utara.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. (2002). SNI 19-2454-2002 Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan. Indonesia : Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. (2004). SNI 03-1733-2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Indonesia : Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. (2008). SNI 3243-2008 Pengelolaan Sampah di Permukiman. Indonesia : Badan Standarisasi Nasional.

Faizah. (2008). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat ( Studi Kasus Di Kota Yogyakarta). Thesis.

Kusuma, H. (2020). Partisipasi Masyarakat Dalam Melakukan Pengelolaan Sampah Di Kawasan Pesisir Kelurahan Bumi Waras Kota Bandarlampung Tugas Akhir. 1–198.

Naatonis, R. M. (2010). Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Di Kampung Nelayan Oesapa Kupang. Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro, 1–150.

Perda Kota Bandar Lampung No. 13 Tahun 2017. (2017). Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum

(11)

Pemerintah Indonesia. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. 1–46.

Pemerintah Indonesia. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 1–75.

Perwali Kota Bandar Lampung No. 18 Tahun 2015. (2015). Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 18 Tahun 2015 Satuan Operasional Kebersihan Lingkungan (Sokli) Pada Setiap Kelurahan Dalam Kota Bandar Lampung. Perwali Kota Bandar Lampung No. 8 Tahun 2019. (2019). Peraturan Walikota

Bandar Lampung Nomor 8 Tahun 2019 Mengatur Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Pada Dinas Lingkungan Hidup.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.

Tansatrisna, D. (2014). Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.

Tomasolo, M. M. (2015). (Skripsi) Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Menjalankan Program Bank Sampah Malang (BSM) Kelurahan Polehan, Kota Malang. 1–78.

Gambar

Tabel 1. Pembiayaan Operasional Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Bumi Waras
Gambar 14. Konsep Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Kecamatan Bumi Waras

Referensi

Dokumen terkait

Sama seperti yang dialami oleh Kelompok Bank Sampah sejahtera, pengolahan sampah organik dengan metode takakura dan kapur tohor oleh masing- masing warga juga

Hasil penelitian menggambarkan bahwa volume sampah yang masuk ke dalam TPA Terjun setiap hari adalah 3.868,57 m 3 sedangkan jumlah sampah yang dapat dikelola oleh

Hasil penelitian menggambarkan bahwa volume sampah yang masuk ke dalam TPA Terjun setiap hari adalah 3.868,57 m 3 sedangkan jumlah sampah yang dapat dikelola oleh

Hasil penelitian menggambarkan bahwa volume sampah yang masuk ke dalam TPA Terjun setiap hari adalah 3.868,57 m 3 sedangkan jumlah sampah yang dapat dikelola oleh

Salah satu nya di teknik operasional pengelolaan sampah yang terdiri dari pewadahan dikelurahan tanjung balai kota masih menjadi permasalahan karena rata-rata sampah masih

jenis sampah yang disetorkan di bank sampah berupa plastik, kertas, logam, dan botol kaca, timbulan sampah yang terkumpul selama tiga bulan dan jumlah reduksi sampah

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus

Temuan penelitian ini, ada tiga permasalahan utama yang teridentifikasi dalam sistem pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kenjeran yaitu tidak adanya