• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Saat ini dunia sedang diguncang dengan adanya virus corona atau yang sekarang disebut dengan Covid- 19 (Corona Virus Desease). China sebagai negara yang pertama ditemukannya virus ini, lebih tepatnya di kota wuhan sejak bulan desember 2019 (Lee, 2020). Indonesia menjadi negara yang terkena dampak dari virus paparan Covid-19 bahkan yang tertinggi di Asia Tenggara, yaitu mencapai 678.125 sampai dengan bulan Desember 2020 (pikiranrakyat.com). Pemerintah di Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi pandemi dengan cara social distancing kepada seluruh masyarakat indonesia. Kebijakan yang di keluarkan ini berdampak pada pembatasan kegiatan perusahaan yang dapat memberi ancaman atau peluang dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Ancaman dan peluang sebagai manifestasi dari ketidakpastian ini, dikenal juga sebagai risiko yang harus dikelola untuk lebih menjamin ketercapaian tujuan dan sasaran.Banyaknya perdebatan tentang pentingnya good corporate governance setelah terjadinya krisis keuangan sampai kebangkrutan perusahaan besar di amerika yang berefek secara global. Contoh kasus kebangkrutan yang di alami perusahaan Enron, hal ini terjadi karena dalam penarapan manajemen risiko yang gagal sehingga rekayasa akuntansi keuangan dengan pendekatan system mark to market dengan menggunakan SPV untuk menyamarkan kerugian yang terjadi selama empat tahun. Ketika mendapatkan peringatan dari seorang whistleblower, Sherron Watkins, informasi tersebut di abaikan dan tidak di tangani dengan semestinya karena perusahaan Enron menghalalkan segala cara demi mencapai hasil yang sangat bertentangan dengan nilai yang formal di ucapkan dan tertulis serta adanya konspirasi dari pada Gatekeepers.

(2)

2

Hal tersebut menunjukan proses manajemen risiko yang lemah mengakibatkan kegagalan dalam penerapan corporate governance. Pentingnya implementasi enterprise risk management di dalam perusahaan untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan pada pelaporan keuangannya. Hal hal seperti itu dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah dalam meningkatkan tata kelola perusahaan dari segi manajemen risiko. Manajemen risiko perusahaan sebagai salah satu proses yang dapat mempengaruhi oleh pihak intenal perusahaan, yang akan di terapkan oleh manajemen pada setiap strategi perusahaan agar di rancang untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Tujuan dari perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan salah satu tolak ukur investor dalam menilai tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait dalam harga sahamnya (Sujoko & Soebiantoro, 2017). Merujuk pada penelitian (Rahayu & Sari,2018) nilai perusahaan dalam penelitian dapat diproksikan dengan Price Book Value (PBV), dimana PBV di gunakan sebagai alat ukur nilai yang di berikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai suatu perusahaan yang terus bertumbuh. Perusahaan harus mengambil keputusan mengenai pengelolaan pendanan yang akan membiayai kegiatan perusahaannya. Penelitian mengenai faktor faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan, seperti meminimalisir terjadinya risiko.

Risiko adalah dampak dari ketidakpastian untuk mencapai tujuan perusahaan (ISO 31000). Setiap risiko yang akan terjadi tidak sepenuhnya dihindari dan di hapus tetapi peran dari Enterprise Risk Management di perusahaan, diharapkan risiko dapat di Kelola sehingga dapat diminimalisir dan dicegah dengan baik. Sistem Enterprise Risk Management akan menambahkan nilai dalam berbagai cara seperti halnya dalam efisiensi kinerja yang lebih baik, memahami risiko dasar, alokasi sumber daya, serta mengurangi volatilitas

(3)

3

pendapatan, penurunan biaya regulasi dan transparasi yang lebih baik dengan pihak luar.

Implementasi Enterprise Risk Management erat kaitannya dengan penerapan Good Corporate Governance yaitu prinsip transparansi. Prinsip ini menuntut diterapkannya enterprise wide risk management. Kunci penting pelaksanaan sistem manajemen risiko yang efektif adalah aspek dari pengawasan yang dilakukan oleh eksternal auditor, dewan komisaris dan komite pengawasan manajemen risiko (Meizaroh dan Lucyanda 2011). Hubungan yang erat antara Good Corporate Governance dan Enterprise Risk Management dibuktikan dengan adanya Peraturan mengenai manajemen Enterprise Risk Management yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), berupa Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko Berbasis Pemerintahan (2011). Struktur corporate governance perusahaan adalah penjelasan tentang bagaimana hak dan tanggung jawab setiap emiten, di mana struktur corporate governance perusahaan dalam penelitian ini dianggap memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengungkapan ERM.

Selain Corporate Governance, penerapan Enterprise Risk Management juga berkaitan dengan karakteristik perusahaan seperti leverage, profibalitas dan ukuran perusahaan. Gumanti (2011:113), rasio leverage atau rasio kecukupan utang sama dengan rasio solvabilitas, istilah lain untuk rasio ini adalah rasio roda gigi, angka utama ini pada dasarnya memberikan gambaran tentang tingkat hutang perusahaan, Fahmi (2012:127) menjelaskan bahwa ”Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang”.rasio leverage adalah prosedur yang menjelaskan penggunaan utang untuk membiayai sebagian aset perusahaan, menurut Van dan Wachowicz (2012:180), rasio utang adalah rasio yang menunjukkan seberapa mampunya perusahaan membiayai utang. Berdasarkan teori stakeholder, menyatakan bahwa perusahaan

(4)

4

hendaknya dapat melakukan pengungkapan manajemen risiko kepada stakeholder, untuk menjelaskan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pada saat perusahaan menggunakan hutang yang besar dalam struktur modalnya maka perusahaan berada pada tingkat risiko hutang yang besar sehingga kreditor dapat menekan perusahaan untuk transparansi informasi pengungkapan ERM lebih luas (Amran 2010).

Profitabilitas merupakan salah satu dari rasio keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan. (Nofrita 2013) mengatakan bahwa pertumbuhan profitabilitas perusahaan menjadi indikator penting dalam investor menilai prospek suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung membuat pengungkapan lebih luas, karena mereka tidak ingin kehilangan investasinya Ketika profitabilitas semakin baik, maka nilai perusahaan di mata investor juga baik. Apabila perusahaan dengan memiliki profibalitas yang kurang baik, perusahaan cendrung tidak melaporkannya karena takut kehilangan investor.

Selanjutnya ukuran perusahaan, perusahaan yang berukuran besar pada umumnya cenderung mengadopsi praktek Corporate Governance lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil, dikarenakan semakin besarnya suatu perusahaan maka semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan, baik itu risiko kapasitas tenaga kerja, kapasitas produksi, dan kapasitas modal yang digunakannya (Fayola & Nurbaiti, 2020). Maka dari itu, penekanan implementasi Enterprise Risk Management akan lebih besar untuk perusahaan yang berukuran besar.

Enterprise Risk Management merupakan salah satu metode tata kelola perusahaan yang terbaik dan telah banyak menyita perhatian praktisi dunia bisnis. CRMS Indonesia melakukan survei pada tahun 2019 dari 366 perusahaan

(5)

5

berbagai macam sektir perusahaan yang disurvei, sebesar 76% perusahaan sudah mengimplementasikan Enterprise Risk Management dan 24% perusahaan baru merencanakan implementasi Enterprise Risk Management.

Penelitian Enterprise Risk Management sudah banyak diluar negeri. Berbeda dengan Penelitian Enterprise Risk Management di Indonesia masih minim hanya beberapa Lembaga yang melakukan penelitian tentang Enterprise Risk Management. Tingginya permintaan tentang pengungkapan Enterprise Risk Management oleh investor dan pemegang saham membuat penelitian mengenai Enterprise Risk Management ini menarik untuk diteliti, mengingat Enterprise Risk Management merupakan masalah yang masih bisa dibilang baru meskipun perkembangannya sudah besar.

Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui peraturan yang telah dibuat salah satunya dalam lingkup Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (LJKNB) bertujuan untuk menciptakan suatu landasan baru dalam praktik corporate governance dan ERM agar sesuai dengan standar di dunia Internasional. Dalam peraturan yang terbaru OJK No.1/POJK.5/2015 menyebutkan bahwa penerapan manajemen risiko perusahaan LJKNB merupakan perusahaan pada lembaga keuangan seperti perusahaan asuransi memiliki potensi risiko yang sangat tinggi mengingat kegiatan utamanya adalah melakukan pengalihan risiko sebagai pihak penanggung dari pihak tertanggung.

Ada beberapa penelitian terdahulu sudah meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Enterprise Risk Management. Namun, pengujian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Enterprise Risk Management menunjukan hasil yang belum konsisten. Beberapa penelitian yang terdahulu dalam pengungkapan Enterprise Risk Management yaitu penelitian dari (Jetmi Ade Cecasmi dan Samin 2019) yang menemukan bahwa leverage dan sturktur

(6)

6

kepemilikan tidak berpengaruh tetapi dewan komisaris memiliki pengaruh dalam pengungkapan Enterprise Risk Management. Sedangkan Setiawan (2016) menemukan bahwa leverage dan komite manajemen berperngaruh pada pengungkapan Enterprise Risk Management. Penelitian yang lain seperti Raden Burhan Kurnia Riyadi (2018) menemukan probalitas dan Risk Management

Committee tidak berpengaruh dalam pengungkapan Enterprise Risk

Management. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Corporate Governance, rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management.

Penelitian ini menggunakan objek penelitian perusahaan Manufaktur selama 3 tahun. Tujuan dari pemilihan perusahaan manufaktur menjadi objek penelitian agar hasil penelitian ini lebih mewakili, karena di Indonesia khususnya di daerah kabupaten Bekasi jumlah perusahaan manufaktur sudah relatif besar disbanding dengan industri lainnya. kegiatan perusahaan manufaktur yang kompleks sehingga menimbulkan peluang risiko yang besar dihadapi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian tertarik untuk mengkaji faktor faktor yang mempengaruhi pengungkapan Enterprise Risk Management ditinjau dari variabel komisaris independen, Risk Management Comittet, Levegare, profitabilitas dan Ukuran perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diatas dalam penelitian ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah terdapat komisaris independent berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management ?

(7)

7

2. Apakah terdapat Risk Management Comittet berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management ?

3. Apakah terdapat Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management ?

4. Apakah terdapat Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management ?

5. Apakah terdapat ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris dan menganalisis terhadap hal-hal berikut :

1. Pengaruh komisaris independent berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management.

2. Pengaruh Risk Management Comittet berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management.

3. Pengaruh Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management.

4. Pengaruh Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management.

5. Pengaruh ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management.

1.4. Manfaat Penelitian

(8)

8

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para akademisi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya, serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang keuangan mengenai pengungkapan Enterprise Risk Management.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Manajemen Perusahaan

Hal penelitian ini diharapkan bisa memberikan bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan tentang pentingnya keberadaan manajemen Enterprise Risk Management.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada investor dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia .

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan penyusunan Skripsi ini dilakukan dalam tiga bab yaitu :

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika pembahasan.

(9)

9

Pada bab ini berisi tentang kajian pustaka, telaah penelitian terdahulu dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berupa teori yang berhubungan dengan penelitian terdahulu mengenai enterprise risk management, komisaris independen, dewan komisaris, risk management committee, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan serta hipotesis dan kerangkan pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang populasi dan sampel, jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini mencakup pokok-pokok dalam pembahasan, antara lain: hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi data, serta hasil analisis dari uji hipotesis, dijelaskan pula interprestasi data/pembahasan BAB V PENUTUP

bab ini menjelaskan simpulan dari seluruh proses pembahasan masalah dan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengamatan struktur mikro pada material yang diberikan pengelasan GTAW butirannya terlihat lebih halus. Struktur mikro yang terbentuk pada material ini

Bolabasket adalah permainan olahraga yang dilakukan secara berkelompok, terdiri atas 2 tim yang beranggotakan masing-masing 5 orang yang saling bertanding dengan

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan perlu dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar dan penelitian lebih lanjut untuk

Dalam perjalanan sejarah umat Islam, Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai pusat dakwah, pusat ibadah (mahdoh maupun ghoiru mahdoh), pusat kegiatan umat, pusat

PENGARUH PELATIHAN DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI MELALUI PENGAWASAN PADA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PEKANBARU.. Vol. Januari 2020 JURNAL

Untuk meningkatkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas dan hasil belajar fisika pada kompetensi getaran, gelombang dan bunyi di kelas XI TKR 4 semester 4, peneliti memandang perlu

Setiap awal pengetikan dalam Excel harus diawali dengan tanda sama dengan (=) Di antara rumus yang sangat bervariasi dalam aplikasi ini, dapat dikategorikan ke dalam beberapa Fungsi

Dengan bertanya jawab yang berhubungan denagn hasil kunjungan dan pengamatan yang telah dilakukan pada pertemuan pertama..