• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL SURVEY TERHADAP KONDISI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT DI WILAYAH PROVINSI BALI DALAM TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL SURVEY TERHADAP KONDISI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT DI WILAYAH PROVINSI BALI DALAM TAHUN 2017"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL SURVEY TERHADAP

KONDISI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

MASYARAKAT DI WILAYAH PROVINSI BALI DALAM

TAHUN 2017

(2)
(3)

LAPORAN

HASIL SURVEY TERHADAP KONDISI

KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

MASYARAKAT DI WILAYAH PROVINSI BALI

DALAM TAHUN 2017

TIM SURVEY :

Prof. Dr. I Made Arya Utama,SH.,M.Hum.

Dr. Jimmy Z. Usfunan, SH.,MH

Ketut Ardha Chandra, S.Kom.

Ida Bagus Wahyu Ari Palguna, S.Kom.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

JANUARI, 2018

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Mahaesa, karena atas rahmat dan perkenan-Nyalan maka laporan hasil survey terkait ketentraman dan ketertiban masyarakat di Bali dalam Tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini meneliti tentang pendapat responden terkait 9 (sembilan) indikator yang diteliti dan diduga dapat mempengaruhi ketentraman dan ketertiban masyarakat, yakni premanisme, korupsi, narkoba, kejahatan jalanan, rasa aman, lalu lintas, pungutan liar, bencana alam dan terorisme.

Peneliti menyadari penelitian ini merupakan penelitian awal atau exploratif sehingga belum mencerminkan secara utuh persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat di Bali. Namun melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendulum atau pemicu untuk penelitian-penelitian lainnya yang lebih mendalam dan mendasar. Dengan kata lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran awal terkait kedudukan, fungsi, dan peran beberapa instansi terkait dalam penyelesaian persoalan di bidang ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Dalam kesempatan yang terhormat ini, perkenankan kami menyampai terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian awal ini. Semoga kontribusi dan peran serta yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi upaya mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat Bali. Akhirnya, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Denpasar, 3 Januari 2018 Ketua Tim Peneliti,

(5)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 A. PENGANTAR ... 5 B. INDIKATOR SURVEY ... 9 C. METODE SURVEY ... 9 C.1. Responden ... 9 C.2. Sarana Survey ... 10 D. HASIL SURVEY ... 10 D.1. Penanganan Premanisme ... 10 D.2. Penanganan Korupsi ... 13 D.3. Penanganan Narkoba ... 16

D.4. Penanganan Penanggulangan Bencana ... 18

D.5. Terorisme ... 21

D.6. Kejahatan Jalanan ... 24

D.7. Rasa Aman ... 27

D.8. Lalu Lintas ... 29

D.9. SABER PUNGLI ... 32

E. Analisis Hasil Survey ... 35

E.1. Tingkat intensitas terhadap masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi dalam Tahun 2017 ... 35 E.2. Tingkat Penanganan terhadap masalah ketentraman dan

(6)

E.3. Instansi yang paling diharapkan dalam menyelesaikan masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi dalam Tahun

2017 ... 37

E.4. Instansi yang dinilai paling dominan dalam menyelesaikan masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi dalam Tahun 2017 ... 38

E.5. Tingkat peran instansi yang dimaksud pada point E.4. di atas dalam menyelesaikan masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi ... 39

dalam Tahun 2017 ... 39 F. PENUTUP ... 40 F.1. Kesimpulan ... 40 F.2. Rekomendasi ... 42 DAFTAR PUSTAKA ... 44 LAMPIRAN ... 45

(7)

A. PENGANTAR

Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Negara Indonesia adalah Negara Hukum.” Dalam hal ini, sudah seharusnya bahwa hukum harus dijadikan panglima dalam dinamika kehidupan berbangsa, bernegara, berpemerintahan, dan bermasyarakat. Bukan sebaliknya politik atau ekonomi dijadikan panglima dalam penataan kehiudpan berbangsa dan bernegara. Hal ini sejalan dengan amanat alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang pada hakikatnya menetapkan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat diperlukan adanya aturan hukum berupa konstitusi beserta produk hukum jabarannya. Oleh karena melalui aturan hukum maka akan dapat diwujudkan adanya kepastian, keadilan, dan ketertiban dalam kehidupan berbangsa, bernegara, berpemerintahan, dan bermasyarakat.

Mengenai Negara hukum yang dianut Negara Indonesia adalah dalam artian materiil yang juga diistilahkan dengan Negara Kesejahteraan (Welfare State) atau “Negara Kemakmuran”.1 Mengenai

tujuan yang hendak dicapai oleh Negara Indonesia adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur baik spiritual maupun materiil berdasarkan Pancasila, sehingga disebut juga sebagai negara hukum yang memiliki karakteristik khas yang disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia, yakni menggunakan tolok ukur berupa fislafat Bangsa Indonesia yakni

(8)

Pancasila. Dengan demikian, Negara Indonesia ialah Negara Hukum (rechtsstaat) berdasarkan Pancasila.2

Bagir Manan mengemukakan mengenai ciri-ciri minimal dari negara berdasarkan atas hukum, yaitu :3

a. semua tindakan harus berdasarkan atas hukum;

b. ada ketentuan yang menjamin hak-hak dasar dan hak-hak lainnya;

c. ada kelembagaan yang bebas untuk menilai perbuatan penguasa terhadap masyarakat (badan peradilan yang bebas); d. ada pembagian kekuasaan.

Berdasarkan keempat unsur negara hukum di atas, unsur semua tindakan (termasuk Pemerintah) harus berdasarkan hukum (unsur pertama) dan adanya jaminan (termasuk melalui hukum) terhadap hak-hak asasi manusia (unsur kedua).

Pemerintahan yang berdasarkan hukum merupakan pemerintahan yang menjunjung supremasi hukum dan tidak berdasarkan kepada kemauan manusianya. Sudikno Mertokusumo mengatakan dengan sebutan “the governance not by man but by law”.4 Pada negara

yang berdasarkan atas hukum maka hukum ditempatkan sebagai acuan tertinggi dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahannya

2Sjachran Basah,1985, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan

Peradilan Administrasi di Indonesia, Penerbit Alumni, Cet. ke-1,

Bandung, hlm. 11; lihat juga Padmo Wahjono, 1983, Sistem Hukum

Nasional Dalam Negara Hukum Pancasila, CV. Rajawali, 1983, hlm. 2.

3Bagir Manan, 1994, Dasar-Dasar Sistem Ketatanegaraan

Republik Indonesia Menurut UUD 1945, Univ. Padjadjaran, Bandung,

hlm. 19.

4Sudikno Mertokusumo, 2000, Upaya Meningkatkan

Supremasi Hukum, dalam Majalah Justitia Et Pax, Fak Hukum Univ.

(9)

(supremasi hukum).5 Dalam hal ini dianut suatu “ajaran kedaulatan

hukum”6 yang menempatkan hukum pada kedudukan tertinggi. Hukum

dijadikan guiding principle bagi segala aktifitas organ-organ negara, pemerintahan, pejabat-pejabat beserta rakyatnya. Hal ini sejalan dengan prinsip pemencaran kekuasaan atau “pembagian kekuasaan pemerintahan (distribution of power) yang dianut oleh UUD 1945”7 yang

dimaksudkan untuk membatasi dan mencegah kemungkinan penumpukan maupun penyalahgunaan kekuasaan pada badan/lembaga atau pejabat penyelenggara pemerintahan. Lord Acton dalam kaitan di atas sebagaimana dikutip Sri Soemantri Martosoewignjo mengatakan “Power tends to corrupt; and absolute power tends to corrupt

absolutly”8 yang pada intinya bermakna bagaimanapun kecilnya

kekuasaan itu cendrung disalahgunakan. Hal ini berpotensi menimbulkan adanya penyalahgunaan wewenang, kesewenang-wenangan, ataupun bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan dampak negatif antara lain berupa tindakan korupsi, premanisme, penyalahgunaan narkoba, terorisme, kejahatan jalanan, bencana alam yang mengganggu rasa aman masyarakat maupun ketertiban berlalu lintas. Hal ini tentu membanwa dampak negatif terhadap ketertiban dalam bernegara, berbangsa, berpemerintahan, dan

5Bagir Manan, Op. cit., hlm. 18.

6Ismail Suny, 1984, Mekanisme Demokrasi Pancasila, Aksara

Baru, Jakarta, hlm. 8.

7I Gde Pantja Astawa, 2000, Hak Angket Dalam Sistem

Ketatanegaraan Indonesia Menurut Undang-Undang Dasar 1945,

(10)

bermasyarakat, sehingga perlu kesadaran dari seluruh komponen bangsa dan negara Indonesia baik di tingkat pusat maupun daerah untuk menghindarkan terjadinya hal-hal tersebut.

Mendasarkan pada hal di atas, maka persoalan tindakan korupsi, premanisme, penyalahgunaan narkoba, terorisme, kejahatan jalanan, bencana alam, rasa aman maupun lalu lintas merupakan berbagai persoalan yang dijumpai oleh penyelenggara pemerintahan di tingkat pusat sampai ke tingkat daerah maupun desa. Dalam kaitan itu, menarik dikaji fungsi yang telah dilaksanakan oleh aparatur Pemerintah di daerah Bali dalam menangani persoalan tindakan korupsi, premanisme, penyalahgunaan narkoba, terorisme, kejahatan jalanan, bencana alam, rasa aman maupun lalu lintas pada Tahun 2017 sebagai bentuk evaluasi atas berbagai kebijakan maupun tindakan konkret yang telah dilakukan. Pada pihak lain, melalui hasil evaluasi melalui survey kepada beberapa responden mahasiswa dan alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana yang dipilih secara acak, maka akan dapat ditemukan persepsi mahasiswa sebagai bagian masyarakat Bali terhadap kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat Bali dalam tahun 2017. Hasil ini selanjutnya dapat dipergunakan oleh pihak-pihak terkait, khususnya aparatur Pemerintahan di Provinsi Bali untuk mengembangkan kebijakan yang dapat mencegah, meminimalisir, bahkan menghilangkan tindakan-tindakan yang merugikan bangsa, negara, dan masyarakat Indonesia, seperti perbuatan korupsi, premanisme, penyalahgunaan narkoba, terorisme, kejahatan jalanan, bencana alam, gangguan terhadap rasa aman maupun lalu lintas.

(11)

B. INDIKATOR SURVEY

Mengenai indikator yang survey untuk dapat memahami kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat di Bali dalam Tahun 2017 dilakukan terhadap 9 (sembilan) aspek. Adapun kesembilan indikator yang dimaksudkan berkaitan dengan :

1. Penanganan Premanisme 2. Penanganan Korupsi 3. Penanganan Narkoba

4. Penanganan Penanggulangan Bencana 5. Terorisme 6. Kejahatan Jalanan 7. Rasa Aman 8. Lalu Lintas 9. Saber Pungli C. METODE SURVEY C.1. Responden

Adapun responden yang ikut serta dalam survey ini berjumlah 70 orang yang terdiri atas 35 laki-laki dan 35 perempuan. Responden merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana yang ditelah memiliki pengetahuan tentang Ilmu Hukum dan penegakan hukum di daerah Bali, sehingga diharapkan mampu memberikan jawaban yang obyektif terkait dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat Bali. Sementara itu, tingkat pendidikan responden adalah S1 sebanyak 64 orang dan dengan tingkat pendidikan S2 6 orang,

(12)

C.2. Sarana Survey

Pelaksanaan kegiatan survey ini dilakukan melalui pengisian kuesioner berbasis online yang tersedia pada halaman website dengan alamat url: https://kuisoner-fh-unud.000webhostapp.com. Harapannya, dengan menggunakan sarana online akan memudahkan responden dalam mengisi kuesioner survey serta memudahkan analisis survey secara real

time. Pada pihak lain, mengenai data statistik hasil survey dapat

dipantau melalui halaman website dengan alamat url: https://kuisoner-fh-unud.000webhostapp.com/statistik_ketentraman.php.

D. HASIL SURVEY

D.1. Penanganan Premanisme

Premanisme pada hakikatnya merupakan suatu perbuatan tanpa aturan yang dilakukan di luar norma atau hukum yang terjadi di jalanan atau tempat-tempat umum yang bersifat membahayakan keselamatan orang dan barang yang sebagian besar dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Fenomena premanisme di Indonesia maupun di daerah Bali muncul sebagai akibat kondisi perekonomian semakin sulit dan angka pengangguran semakin tinggi. Akibatnya kelompok masyarakat usia kerja mulai mencari cara pintas untuk mendapatkan penghasilan, antara lain melalui tindakan pemerasan dalam bentuk penyediaan jasa yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Berikut adalah hasil statistik dari data survey yang diisi oleh responden terkait pertanyaan penanganan premanisme di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

(13)

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan premanisme di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 11.43%

Sering Terjadi 47.14%

Jarang Terjadi 41.43%

Tidak Terjadi 0%

2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan penanganan premanisme yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 2.86%

Baik 61.43%

Kurang Baik 28.57%

Tidak Baik 7.14%

3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk menyelesaikan persoalan premanisme di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 8.57%

Polda Bali beserta jajarannya 71.43%

Pemda beserta jajarannya 11.43%

Desa pakraman beserta jajarannya 8.57%

4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam menyelesaikan persoalan premanisme yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

TNI beserta jajarannya 4.29%

Polda Bali beserta jajarannya 74.29%

Pemda beserta jajarannya 5.71%

(14)

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam menyelesaikan persoalan premanisme yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 8.57%

Baik 74.29%

Kurang Baik 14.29%

Tidak Baik 2.86%

Data di atas menunjukkan bahwa pendapat responden terhadap premanisme di wilayah Provonsi Bali dalam tahun 2017 masih sering terjadi yakni 47.14% dan 41.43% berpendapat jarang terjadi. Adapun penanganan yang telah dilakukan saat ini, 61.43% responden berpendapat telah baik dan 28.57% berpendapat kurang baik. Dari 4 (empat) instansi yang terkait dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan premanisme secara efektif di wilayah Provinsi Bali adalah jajaran Polda Bali (71.43%). Data ini berkorelasi dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan premanisme yakni oleh Polda Bali beserta jajarannya (74.29%). Sementara itu, mengenai peran yang telah dilakukan oleh Polda Bali beserta jajarannya dalam menangani persoalan premanisme di wilayah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden yakni 74,29% menyatakan telah baik, 8,57 % sangat baik, dan 2,86% tidak baik.

(15)

D.2. Penanganan Korupsi

Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menetapkan sebagai berikut :

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

Ada 3 (tiga) unsur yang dapat disimak dari konsep korupsi di atas, yakni adanya (1) penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan; (2) Perbuatan tersebut menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi; (3). Perbuatan tersebut dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Adapun seseorang yang melalukan korupsi disebut dengan koruptor. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh para koruptor tentunya akan merugikan masyarakat. Berikut adalah hasil statistik dari data survey yang diisi oleh responden terkait penanganan korupsi di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan persoalan korupsi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 22.86%

Sering Terjadi 41.43%

Jarang Terjadi 35.71%

(16)

2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan penanganan korupsi yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 7.14%

Baik 44.29%

Kurang Baik 38.57%

Tidak Baik 10%

3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk menyelesaikan persoalan korupsi di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 1.43%

Polda Bali beserta jajarannya 48.57%

Pemda beserta jajarannya 50%

Desa pakraman beserta jajarannya 0%

4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam menyelesaikan persoalan korupsi yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

TNI beserta jajarannya 2.86%

Polda Bali beserta jajarannya 57.14%

Pemda beserta jajarannya 40%

Desa Pakraman beserta jajarannya 0%

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang telah dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam menyelesaikan persoalan korupsi yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 2.86%

Baik 62.86%

Kurang Baik 30%

(17)

Menyimak data di atas menunjukkan pendapat responden terhadap korupsi di wilayah Provonsi Bali dalam tahun 2017 sebagian besar menyatakan sering terjadi yakni 41.43%, yang berpendapat jarang terjadi 35.71%, sangat sering terjadi 22.86%, dan tidak ada yang berpendapat tidak pernah terjadi. Penanganan korupsi yang telah dilakukan saat ini, menurut pendapat responden sebagian besar menyatakan telah baik yakni 44.29%, berpendapat kurang baik 38.57%, dan tidak baik 10%. Dari 4 (empat) instansi yang terkait dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan korupsi secara efektif di wilayah Provinsi Bali adalah jajaran Pemda Bali 50%, sementara itu pendapat untuk diakukan oleh jajaran Polda Bali sebanyak 48,57%, jajaran TNI 1.43%, dan tidak ada berpendapat dilakukan oleh jajaran Desa Pakraman. Data ini tidak berkorelasi dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan korupsi. Adapun instansi yang dipandang telah melakukan tindakan nyata dalam penanganan korupsi yakni Polda Bali beserta jajarannya 57.14%, sedangkan pendapat untuk Pemda dan jajarannya 40%, TNI dan jajarannya 2,86%, serta tidak ada pendapat yang menyatakan Desa Pakraman dan jajarannya telah berperan dalam menangani korupsi. Sementara itu, mengenai peran yang telah dilakukan oleh Polda Bali beserta jajarannya dalam menangani persoalan korupsi di wilayah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden yakni

62.86% menyatakan telah baik, 30% kurang baik, 2.86% sangat baik,

(18)

D.3. Penanganan Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif. Narkoba adalah obat, bahan, zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, dihisap, ditelan, atau disuntikkan dapat menyebabkan ketergantungan dan berpengaruh terhadap kerja otak, demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan dan lain-lain). Oleh karena itu, mengenai dampak negatif terhadap seseorang yang menyalahgunakan narkoba antara lain berupa Gangguan pada sistem saraf (Kejang-kejang, imajinasi, dan halusinasi), gangguan pada jantung dan pembuluh darah, gangguan terhadap kesehatan reproduksi (penurunan fungsi hormon reproduksi dan gangguan fungsi seksual), gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan (perubahan periode menstruasi), bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik yang secara bergantian dapat tertular penyakit hepatitis B, C, dan HIV. Berikut ini adalah hasil statistik dari data survey yang diisi oleh responden terkait penanganan narkoba di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan persoalan narkoba di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 34.29%

Sering Terjadi 48.57%

Jarang Terjadi 17.14%

Tidak Terjadi 0%

2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan penanganan persoalan narkoba yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 7.14%

(19)

Kurang Baik 38.57%

Tidak Baik 5.71%

3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk menyelesaikan persoalan narkoba di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 1.43%

Polda Bali beserta jajarannya 88.57%

Pemda beserta jajarannya 8.57%

Desa pakraman beserta jajarannya 1.43%

4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam menyelesaikan persoalan narkoba yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

TNI beserta jajarannya 1.43%

Polda Bali beserta jajarannya 90%

Pemda beserta jajarannya 8.57%

Desa Pakraman beserta jajarannya 0%

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang telah dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam menyelesaikan persoalan narkoba yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 10%

Baik 62.86%

Kurang Baik 22.86%

Tidak Baik 4.29%

Data di atas menunjukkan mengenai pendapat responden terhadap penyalahgunaan narkoba di wilayah Provonsi Bali dalam tahun 2017

(20)

terhadap penyalahgunaan narkoba yang telah dilakukan dalam tahun 2017, data di atas menunjukkan pendapat reponden 48.57% telah baik, sementara itu 38.57% menyatakan kurang baik, 7,14% menyatakan sangat baik serta 5,71% tidak baik. Dari 4 (empat) instansi yang terkait dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan penanganan penyalahgunaan narkoba secara efektif di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 adalah jajaran Polda Bali 88.57%, sedangkan harapan kepada Pemda beserta jajarannya sebanyak 8.57%, kepada TNI dan Desa Pakraman beserta jajarannya masing-masing 1,43 %. Data ini berkorelasi dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan penanganan penyalahgunaan narkoba yakni oleh Polda Bali beserta jajarannya 90%. Sementara itu, mengenai peran yang telah dilakukan oleh Polda Bali beserta jajarannya dalam menangani persoalan penanganan penyalahgunaan narkoba di wilayah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden yakni 62.86% menyatakan telah baik, 10% sangat baik, 22.86% kurang baik, dan 4.29% tidak baik.

D.4. Penanganan Penanggulangan Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Wujud bencana alam dapat berupa peristiwa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kekringan yang tidak jarang sebagai akibat dari perbuatan

(21)

manusia. Berikut adalah hasil statistik dari data survey yang diisi oleh responden terkait penanganan penanggulangan bencana di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan bencana alam yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 10%

Sering Terjadi 37.14%

Jarang Terjadi 52.86%

Tidak Terjadi 0%

2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan penanganan penanggulangan bencana alam yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 30%

Baik 61.43%

Kurang Baik 7.14%

Tidak Baik 1.43%

3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk menyelesaikan persoalan penanggulangan bencana alam di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 24.29%

Polda Bali beserta jajarannya 8.57%

Pemda beserta jajarannya 61.43%

Desa pakraman beserta jajarannya 5.71%

4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam menyelesaikan persoalan penanggulangan bencana alam yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

(22)

Pemda beserta jajarannya 52.86%

Desa Pakraman beserta jajarannya 15.71%

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang telah dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam menyelesaikan persoalan penanggulangan bencana alam yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 27.14%

Baik 67.14%

Kurang Baik 4.29%

Tidak Baik 1.43%

Data di atas menunjukkan pendapat responden terhadap bencana alam di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 masih sangat jarang terjadi yakni 52.86%, sedangkan pendapat yang menyatakan sering terjadi

37.14%, sangat sering terjadi 10 %, dan tidak ada yang menjawab tidak

pernah terjadi. Penanganan terhadap bencana alam yang telah dilakukan dalam tahun 2017, data di atas menunjukkan pendapat reponden 61.43% telah baik, sementara itu sangat baik 30%, menyatakan kurang baik

7.14%, dan 1.43% menyatakan tidak baik. Dari 4 (empat) instansi yang

terkait dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan penanganan bencana alam secara efektif di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 adalah jajaran Pemda Bali 61.43%, sedangkan harapan kepada TNI beserta jajarannya sebanyak 24.29%, kepada Polda Bali beserta jajarannya

8.57%, dan harapan kepada Desa Pakraman beserta jajarannya 5.71 %.

Data ini berkorelasi dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan penanganan

(23)

bencana alam yakni oleh Pemda Bali beserta jajarannya 52.86%. Sementara itu, mengenai peran yang telah dilakukan oleh TNI beserta jajarannya 22.86%, Desa Pakraman beserta jajarannya 15.71% dan peran Polda Bali beserta jajarannya menurut reponden sebanyak 8.57%. Selanjutnya mengenai peran yang telah dilakukan oleh Pemda Bali beserta jajarannya dalam menangani persoalan penanggulangan bencana alam di wilayah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden yakni

67.14% menyatakan telah baik, 27.14% sangat baik, 4.29% kurang

baik, dan 1.43% tidak baik.

D.5. Terorisme

Menurut Pasal 6 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 telah ditetapkan menjadi Undang-Undang) ditetapkan konsep terorisme sebagai berikut :

Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional, dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun.

Dengan demikian, terorisme pada hakikatnya merupakan serangan-serangan sengaja dan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan takut atau suasana teror terhadap sekelompok masyarakat.

(24)

korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Berikut adalah hasil statistik dari data survey yang diisi oleh responden terkait penanganan terorisme di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan persoalan terorisme di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 1.43%

Sering Terjadi 17.14%

Jarang Terjadi 70%

Tidak Terjadi 11.43% 2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan penanganan terorisme yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 18.57%

Baik 71.43%

Kurang Baik 10%

Tidak Baik 0% 3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk menyelesaikan persoalan terorisme di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 28.57%

Polda Bali beserta jajarannya 62.86%

Pemda beserta jajarannya 7.14%

Desa pakraman beserta jajarannya 1.43% 4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam menyelesaikan persoalan terorisme yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

TNI beserta jajarannya 27.14%

Polda Bali beserta jajarannya 67.14%

(25)

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang telah dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam menyelesaikan persoalan terorisme yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 18.57%

Baik 72.86%

Kurang Baik 8.57%

Tidak Baik 0%

Data di atas memberikan petunjuk mengenai pendapat responden terhadap terorisme di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 adalah jarang terjadi yakni 70%, sering terjadi 17.14%, tidak terjadi 11.43%, dan 1,43% sangat sering terjadi. Penanganan terhadap terorisme yang telah dilakukan dalam tahun 2017, data di atas menunjukkan pendapat reponden 71.43% telah baik, sementara itu 18.57% menyatakan sangat baik, 10% kurang baik dan tidak ada yang berpendapat tidak baik. Dari 4 (empat) instansi yang terkait dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan terorisme secara efektif di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 adalah jajaran Polda Bali 62.86%, sedangkan harapan kepada TNI dan jajarannya 28.57%, Pemda beserta jajarannya sebanyak 7.14%, dan

1,43% kepada Desa Pakraman beserta jajarannya. Data ini berkorelasi

dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan penanganan terorisme yakni oleh Polda Bali beserta jajarannya 67.14%. Sementara itu, mengenai

(26)

2017 sebagian besar responden yakni 72.86% menyatakan telah baik,

18.57% sangat baik, 8.57 % kurang baik, dan 0% tidak baik (tidak ada

yang berpendapat tidak baik).

D.6. Kejahatan Jalanan

Kejahatan jalanan atau yang biasa dikenal dengan street crimes merupakan jenis kejahatan tradisional yang sangat meresahkan warga masyarakat. Beberapa contoh tindakan yang dapat dikualifikasikan sebagai kejahatan jalanan antara lain penjambretan, penodongan, pencurian, pemerkosaan, penganiayaan, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya. Berikut adalah hasil statistik dari data survey yang diisi oleh responden terkait tindakan kejahatan jalanan di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan persoalan kejahatan jalanan di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 25.71%

Sering Terjadi 54.29%

Jarang Terjadi 20%

Tidak Terjadi 0%

2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan penanganan kejahatan jalanan yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 4.29%

Baik 44.29%

Kurang Baik 48.57%

(27)

3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk menyelesaikan persoalan kejahatan jalanan di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 1.43%

Polda Bali beserta jajarannya 92.86%

Pemda beserta jajarannya 2.86%

Desa pakraman beserta jajarannya 2.86% 4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam menyelesaikan persoalan kejahatan jalanan yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

TNI beserta jajarannya 2.86%

Polda Bali beserta jajarannya 88.57%

Pemda beserta jajarannya 4.29%

Desa Pakraman beserta jajarannya 4.29%

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang telah dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam menyelesaikan persoalan kejahatan jalanan yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 4.29%

Baik 62.86%

Kurang Baik 30%

Tidak Baik 2.86%

Data di atas menunjukkan pendapat responden terhadap kejahatan jalanan di wilayah Provonsi Bali dalam tahun 2017 adalah sering terjadi yakni 54.29%, sangat sering terjadi 25.71%, jarang terjadi 20%, dan tidak ada yang menjawab tidak terjadi. Penanganan terhadap kejahatan

(28)

44.29% menyatakan telah baik, 4,29% sangat baik serta 2,86% tidak

baik. Dari 4 (empat) instansi yang terkait dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan kejahatan jalanan secara efektif di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 adalah jajaran Polda Bali 92.86%, harapan kepada TNI 1,43%, Desa Pakraman beserta jajarannya sebanyak 2.86%, dan

2,86% kepada Pemda Bali beserta jajarannya. Data ini berkorelasi

dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan penanganan kejahatan jalanan yakni oleh Polda Bali beserta jajarannya 88.57%. Sementara itu, mengenai peran yang telah dilakukan oleh Polda Bali beserta jajarannya dalam menangani persoalan penanganan kejahatan jalanan di wilayah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden yakni 62.86% menyatakan telah baik, 30% kurang baik, 4.29 % sangat baik, dan

(29)

D.7. Rasa Aman

Rasa aman berkaitan dengan perasaan masyarakat yang terbebas dari bahaya atau terlindungi dari sesuatu yang membuat perasaan menjadi tidak nyaman yang secara konstitusional dilindungi melalui Pasal 28 A-28 I UUD 1945 serta Pasal 30 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menetapkan “Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.” Dengan kata lain, rasa aman adalah perasaan yang tentram tanpa ada rasa takut atau tertindas oleh orang lain. Contoh kasus dalam pelanggaran hak atas rasa aman ini antara lain tindakan penculikan, tawuran. Berikut adalah hasil statistik dari data survey yang diisi oleh responden terkait perlindungan rasa aman di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan persoalan yang menganggu rasa aman masyarakat di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 15.71%

Sering Terjadi 54.29%

Jarang Terjadi 27.14%

Tidak Terjadi 2.86%

2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan

pemberian rasa aman kepada masyarakat yang

berlangsung di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 10%

Baik 54.29%

Kurang Baik 34.29%

(30)

3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 5.71%

Polda Bali beserta jajarannya 72.86%

Pemda beserta jajarannya 7.14%

Desa pakraman beserta jajarannya 14.29%

4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat yang berlangsung di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

TNI beserta jajarannya 7.14%

Polda Bali beserta jajarannya 74.29%

Pemda beserta jajarannya 8.57%

Desa Pakraman beserta jajarannya 10%

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang telah dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam memberikan rasa aman kepada masayarakat di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 5.71%

Baik 70%

Kurang Baik 22.86%

Tidak Baik 1.43%

Data di atas menunjukkan pendapat responden terhadap gangguan rasa aman di wilayah Provonsi Bali dalam tahun 2017 adalah sering terjadi yakni 54.29%, sangat sering terjadi 15.71%, jarang terjadi 27.14%, dan

2,86% yang menjawab tidak terjadi. Penanganan terhadap pemberian

(31)

34.29% menyatakan kurang baik, 10% menyatakan sangat baik, serta 1.43% menyatakan tidak baik. Dari 4 (empat) instansi yang terkait

dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan rasa aman secara efektif di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 adalah jajaran Polda Bali 72.86%, harapan kepada Pemda Bali 7,14%, Desa Pakraman beserta jajarannya masing-masing sebanyak 14.29%, dan berharap kepada TNI beserta jajarannya sebanyak 5.71%. Data ini berkorelasi dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan penanganan jaminan rasa aman yakni oleh Polda Bali beserta jajarannya 74.29%. Sementara itu, mengenai peran yang telah dilakukan oleh Polda Bali beserta jajarannya dalam menangani persoalan penanganan jaminan rasa aman di wilayah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden yakni 70% menyatakan telah baik, 22.86% kurang baik, 5.71 % sangat baik, dan

1,43% menyatakan tidak baik.

D.8. Lalu Lintas

Pasal 1 angka 2 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menetapkan “Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan”. Lalu Lintas yang diharapkan adalah lalu lintas yang aman, selamat, tertib, lancar, Dengan demikian, keselamatan berlalu lintas merupakan suatu program untuk menurunkan angka kecelakaan beserta seluruh akibatnya. Salah satu upaya pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas dilakukan melalui

(32)

data survey yang diisi oleh responden terkait penanganan lalu lintas di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan gangguan keselamatan berlalu lintas di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 30%

Sering Terjadi 48.57%

Jarang Terjadi 21.43%

Tidak Terjadi 0%

2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan penanganan keselamatan berlalu lintas yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 2.86%

Baik 64.29%

Kurang Baik 30%

Tidak Baik 2.86%

3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk menyelesaikan persoalan keselamatan berlalu lintas di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 1.43%

Polda Bali beserta jajarannya 90%

Pemda beserta jajarannya 7.14%

Desa pakraman beserta jajarannya 1.43%

4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam menyelesaikan persoalan keselamatan berlalu lintas yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

TNI beserta jajarannya 1.43%

Polda Bali beserta jajarannya 92.86%

(33)

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang telah dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam menyelesaikan persoalan keselamatan berlalu lintas yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 5.71%

Baik 70%

Kurang Baik 21.43%

Tidak Baik 2.86%

Data di atas menunjukkan pendapat responden terhadap gangguan keselamatan berlalu lintas di wilayah Provonsi Bali dalam tahun 2017 adalah sangat sering terjadi yakni 30%, sering terjadi 48.57%, jarang terjadi 21.43%, dan tidak ada yang menjawab tidak terjadi. Penanganan terhadap gangguan keselamatan berlalu lintas yang telah dilakukan dalam tahun 2017, data di atas menunjukkan pendapat reponden 64.29% telah baik, sementara itu 30% menyatakan kurang baik, dan 2.86% masing-masing menyatakan sangat baik serta tidak baik. Dari 4 (empat) instansi yang terkait dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan lalu lintas secara efektif di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 adalah jajaran Polda Bali 90%, sedangkan harapan kepada Pemda Bali beserta jajarannya 7.14%, kepada TNI beserta jajarannya sebanyak

1.43% responden, dan tidak ada berharap kepada Desa Pakraman

beserta jajarannya. Data ini berkorelasi dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan penanganan jaminan lalu lintas yakni oleh Polda Bali beserta

(34)

lintas di wilayah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden yakni

70% menyatakan telah baik, 21.43% kurang baik, 5.71 % sangat baik,

dan 2.86% menyatakan tidak baik.

D.9. SABER PUNGLI

Saber Pungli singkatan dari Sapu Bersih Pungutan Liar. Upaya ini dilakukan mengingat praktik pungutan liar di Indonesia baik di pusat maupun di daerah dipandang telah merusak sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu upaya pemberantasan secara tegas, terpadu, efektif, efisien, dan mampu menimbulkan efek jera kepada pelakunya. Dengan demikian, pembentukan Satuan Tugas Saber Pungli (Satgas Saber Pungli) yang diatur dengan Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2016 merupakan salah satu bagian kebijakan pemerintah dalam melaksanakan reformasi di bidang penegakan hukum. Maksud dan tujuan dari program ini agar menjadikan pemerintah yang bersih, jujur, dan adil dari kegiatan pungutan liar guna meningkatkan kemajuan bangsa dan negara bidang hukum. Berikut adalah hasil statistik dari data survey yang diisi oleh responden terkait penanganan Saberpungli di daerah Bali dalam tahun 2017, yakni :

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan tindakan Sapu bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Sering Terjadi 17.14%

Sering Terjadi 52.86%

Jarang Terjadi 30%

(35)

2. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu/Sdr terkait dengan penanganan dalam Sapu bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 7.14%

Baik 51.43%

Kurang Baik 32.86%

Tidak Baik 8.57%

3. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang diharapkan paling berperan untuk melakukan Sapu bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) di wilayah Provinsi Bali ?

TNI beserta jajarannya 1.43%

Polda Bali beserta jajarannya 38.57%

Pemda beserta jajarannya 57.14%

Desa pakraman beserta jajarannya 2.86%

4. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., siapa instansi yang telah berperan paling dominan dalam melaksanakan Sapu bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

TNI beserta jajarannya 1.43%

Polda Bali beserta jajarannya 40%

Pemda beserta jajarannya 54.29%

Desa Pakraman beserta jajarannya 4.29%

5. Menurut pandangan Bapak/Ibu/Sdr., bagaimana peran yang telah dilaksanakan oleh instansi yang dimaksud pada jawaban pertanyaan angka 4 di atas dalam melakukan Sapu bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) yang terjadi di wilayah Provinsi Bali saat ini ?

Sangat Baik 4.29%

Baik 60%

(36)

Data di atas menunjukkan pendapat responden terhadap tindakan sapu bersih Pungutan Liar di wilayah Provonsi Bali dalam tahun 2017 adalah sering terjadi yakni 52.86%, jarang terjadi 30%, sangat sering terjadi

17.14%, dan tidak ada yang menjawab tidak terjadi. Penanganan

terhadap Pungutan Liar yang telah dilakukan dalam tahun 2017, data di atas menunjukkan pendapat reponden 51.43% telah baik, sementara itu

32.86% menyatakan kurang baik, 8,57% menyatakan tidak baik, dan 7.14% berpendapat sangat baik. Dari 4 (empat) instansi yang terkait

dengan persoalan ketentraman dan ketertiban masyarakat (TNI, POLDA, PEMDA, dan Desa Pakraman beserta jajarannya), maka yang diharapkan reponden untuk menangani persoalan pungutan liar secara efektif di wilayah Provinsi Bali dalam tahun 2017 adalah jajaran Pemda Bali 57.14%, sedangkan harapan kepada Polda Bali beserta jajarannya

38.57%, kepada Desa Pakraman beserta jajarannya 2.86%, dan

berharap kepada TNI beserta jajarannya sebanyak 1.43% responden. Data ini berkorelasi dengan instansi yang dipandang oleh responden telah melakukan tindakan nyata dalam menangani persoalan pungutan liar selama ini yakni oleh Pemda Bali beserta jajarannya 54.29%, Polda Bali beserta jajarannya 40%, Desa Pakraman beserta jajarannya 4.29%, dan TNI beserta jajarannya 1.43%. Sementara itu, mengenai peran yang telah dilakukan oleh Pemda Bali beserta jajarannya dalam menangani persoalan pungutan liar di wilayah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden yakni 60% menyatakan telah baik, 28.57% kurang baik, 7.14 % tidak baik, dan 4.29% menyatakan sangat baik.

(37)

E. Analisis Hasil Survey

E.1. Tingkat intensitas terhadap masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi dalam Tahun 2017

INDIKATOR SANGAT SERING TERJADI SERING TERJADI JARANG TERJADI TIDAK TERJADI PERMASALAHAN PREMANISME 11.43% 47.14% 41.43% 0.00% KORUPSI 22.86% 41.43% 35.71% 0.00% NARKOBA 34.29% 48.57% 17.14% 0.00% BENCANA 10.00% 37.14% 52.86% 0.00% TERORISME 1.43% 17.14% 70.00% 11.43% KEJAHATAN JALANAN 25.71% 54.29% 20.00% 0.00% RASA AMAN 15.71% 54.29% 27.14% 2.86% LALU LINTAS 30.00% 48.57% 21.43% 0.00%

(38)

KESIMPULAN :

PANDANGAN RESPONDEN TERHADAP PERMASALAHAN YANG SERING TERJADI DI DAERAH BALI DALAM TAHUN 2017 YAITU PERMASALAHAN PREMANISME, KORUPSI, NARKOBA, KEJAHATAN JALANAN, GANGGUAN RASA AMAN, LALU LINTAS DAN PUNGUTAN LIAR.

SEMENTARA ITU YANG JARANG TERJADI YAITU PERSOALAN BENCANA ALAM DAN TERORISME.

E.2. Tingkat Penanganan terhadap masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi dalam Tahun 2017

INDIKATOR PERMASALAHAN SANGAT BAIK BAIK KURANG BAIK TIDAK BAIK PREMANISME 2.86% 61.43% 28.57% 7.14% KORUPSI 7.14% 44.29% 38.57% 10.00% NARKOBA 7.14% 48.57% 38.57% 5.71% BENCANA 30.00% 61.43% 7.14% 1.43% TERORISME 18.57% 71.43% 10.00% 0.00% KEJAHATAN JALANAN 4.29% 44.29% 48.57% 2.86%

(39)

RASA AMAN 10.00% 54.29% 34.29% 1.43% LALU LINTAS 2.86% 64.29% 30.00% 2.86% SABER PUNGLI 7.14% 51.43% 32.86% 8.57%

KESIMPULAN :

PANDANGAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PENANGANAN PERMASALAHAN YANG ADA DI DAERAH BALI DALAM TAHUN 2017 UMUMNYA BERPENDAPAT TELAH BAIK DALAM PENANGANAN

PREMANISME, KORUPSI, NARKOBA, BENCANA ALAM, TERORISME, GANGGUAN RASA AMAN, LALU LINTAS DAN PUNGUTAN LIAR. SEMENTARA

ITU PENDAPAT KURANG BAIK DIJUMPAI DALAM PENANGANAN KEJAHATAN JALANAN.

E.3. Instansi yang paling diharapkan dalam menyelesaikan masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi dalam Tahun 2017

(40)

INDIKATOR

PERMASALAHAN TNI POLDA BALI PEMDA

DESA PAKRAMAN PREMANISME 8.57% 71.43% 11.43% 8.57% KORUPSI 1.43% 48.57% 50.00% 0.00% NARKOBA 1.43% 88.57% 8.57% 1.43% BENCANA 24.29% 8.57% 61.43% 5.71% TERORISME 28.57% 62.86% 7.14% 1.43% KEJAHATAN JALANAN 1.43% 92.86% 2.86% 2.86% RASA AMAN 5.71% 72.86% 7.14% 14.29% LALU LINTAS 1.43% 90.00% 7.14% 1.43% SABER PUNGLI 1.43% 38.57% 57.14% 2.86% KESIMPULAN :

PANDANGAN RESPONDEN TERHADAP INSTANSI YANG PALING DIHARAPKAN MENGATASI PERMASALAHAN PADA KASUS PREMANISME,

NARKOBA, TERORISME, KEJAHATAN JALANAN, RASA AMAN, DAN LALU LINTAS ADALAH POLDA BALI BESERTA JAJARANNYA SEDANGKAN PADA

KASUS KORUPSI, BENCANA DAN SABER PUNGLI DIHARAPKAN DISELESAIKAN PEMDA BALI BESERTA JAJARANNYA

E.4. Instansi yang dinilai paling dominan dalam menyelesaikan masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi dalam Tahun 2017

(41)

INDIKATOR PERMASALAHAN TNI POLDA BALI PEMDA DESA PAKRAMAN PREMANISME 4.29% 74.29% 5.71% 15.71% KORUPSI 2.86% 57.14% 40.00% 0.00% NARKOBA 1.43% 90.00% 8.57% 0.00% BENCANA 22.86% 8.57% 52.86% 15.71% TERORISME 27.14% 67.14% 4.29% 1.43% KEJAHATAN JALANAN 2.86% 88.57% 4.29% 4.29% RASA AMAN 7.14% 74.29% 8.57% 10.00% LALU LINTAS 1.43% 92.86% 5.71% 0.00% SABER PUNGLI 1.43% 40.00% 54.29% 4.29% KESIMPULAN :

PANDANGAN RESPONDEN TERHADAP INSTANSI YANG PALING DOMINAN DALAM MENGATASI MASALAH PADA KASUS PREMANISME, KORUPSI, NARKOBA, TERORISME, KEJAHATANAN JALANAN, RASA AMAN, LALU LINTAS YAITU POLDA BALI BESERTA JAJARANNYA, SEDANGKAN PADA KASUS

BENCANA ALAM DAN SABER PUNGLI YANG

BERPERAN DOMINAN YAITU PEMDA BALI

BESERTA JAJARANNYA.

E.5. Tingkat peran instansi yang dimaksud pada point E.4. di atas dalam menyelesaikan masalah ketentraman dan ketertiban masyarakat yang terjadi dalam Tahun 2017

(42)

INDIKATOR PERMASALAHAN

SANGAT BAIK BAIK

KURANG

BAIK TIDAK BAIK

PREMANISME 8.57% 74.29% 14.29% 2.86% KORUPSI 2.86% 62.86% 30.00% 4.29% NARKOBA 10.00% 62.86% 22.86% 4.29% BENCANA 27.14% 67.14% 4.29% 1.43% TERORISME 18.57% 72.86% 8.57% 0.00% KEJAHATAN JALANAN 4.29% 62.86% 30.00% 2.86% RASA AMAN 5.71% 70.00% 22.86% 1.43% LALU LINTAS 5.71% 70.00% 21.43% 2.86% SABER PUNGLI 4.29% 60.00% 28.57% 7.14% KESIMPULAN

PANDANGAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PERAN POLDA BALI BESERTA JAJARANNYA DALAM MENANGANI PREMANISME, KORUPSI,

NARKOBA, TERORISME, KEJAHATANAN JALANAN, RASA AMAN, LALU LINTAS

DIKEMUKAKAN TELAH BAIK DEMIKIAN PULA

PERAN DARI PEMDA BALI BESERTA JAJARANNYA DALAM MENANGANI KASUS BENCANA ALAM DAN SABER PUNGLI DIKEMUKAKAN TELAH BAIK.

F. PENUTUP F.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah diuraikan terkait dengan 9 (sembilan) indikator yang diteliti, yakni premanisme, korupsi, narkoba, kejahatan jalanan, rasa aman, lalu lintas, pungutan liar, bencana alam dan terorisme, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan khusus dan kesimpulan umum. Adapun kesimpulan khusus yang dimaksudkan terkait persoalan ketentraman dan ketertiban di wilayah Bali dalam Tahun 2017 adalah :

(43)

a. bahwa mengenai permasalahan yang sering terjadi mengganggu ketentraman dan ketertiban di daerah Bali dalam Tahun 2017 adalah masalah premanisme, korupsi, narkoba, kejahatan jalanan, rasa aman, lalu lintas, dan pungutan liar. Sementara itu, gangguan yang jarang terjadi adalah persoalan bencana alam dan terorisme;

b. bahwa terhadap gangguan ketentraman dan ketertiban di daerah Bali dalam Tahun 2017, penangannya terhadap semua gangguan yang terjadi diperoleh data telah berlangsung dengan baik.

c. bahwa mengenai instansi yang diharapkan untuk mengatasi gangguan ketentraman dan ketertiban di daerah Bali dalam Tahun 2017, sebagian besar berpendapat dilakukan oleh instansi Polda Bali beserta jajarannya untuk 6 (enam) hal yakni premanisme, narkoba, terorisme, kejahatan jalanan, rasa aman, dan lalu lintas. Sementara itu harapan kepada Pemda Bali beserta jajarannya ditujukan dalam menyelesaikan persoalan korupsi, bencana alam dan saber pungli. d. bahwa instansi Polda Bali maupun Pemda Bali beserta jajarannya

yang diharapkan untuk mengatasi gangguan ketentraman dan ketertiban di daerah Bali dalam Tahun 2017 sebagaimana dimaksud point c di atas, diperoleh data sebagian besar menyatakan telah melaksanakan tugasnya dengan baik, meskipun dalam beberapa hal dijumpai juga pendapat yang menyatakan kurang baik, seperti dalam menangani korupsi oleh Pemda beserta jajarannya dijumpai pendapat 30.00% menyatakan kurang baik, demikian pula penanganan kejahatan jalanan oleh Polda Bali beserta jajarannya diperoleh data 30.00% menyatakan kurang baik.

(44)

dalam Tahun 2017 dalam 9 (sembilan) indikator yang diteliti, yakni premanisme, korupsi, narkoba, kejahatan jalanan, rasa aman, lalu lintas, pungutan liar, bencana alam dan terorisme adalah :

1. bahwa dalam tahun 2017 kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah Bali telah kondusif, bahkan persoalan terorisme dan bencana alam diperoleh data jarang terjadi. Sementara itu, gangguan premanisme, korupsi, narkoba, kejahatan jalanan, rasa aman, lalu lintas, pungutan liar masih dijumpai meskipun tidak sangat sering.

2. bahwa peran dan fungsi Polda Bali beserta jajarannya dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban di daerah Bali dalam tahun 2017 sebagian besar responden menyatakan telah baik dan dirasakan keberadaannya sehingga tumpuan harapan mereka dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban dibebankan dan/atau dipercayakan kepada Polda Bali beserta jajarannya.

F.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah dikemukakan terkait dengan 9 (sembilan) indikator yang diteliti, yakni premanisme, korupsi, narkoba, kejahatan jalanan, rasa aman, lalu lintas, pungutan liar, bencana alam dan terorisme, adapun rekomendasi yang dapat disampaikan adalah :

a. Kepada pimpinan Polda Bali yang telah berhasil dengan sangat baik mengoptimalkan jajarannya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta dipercaya dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban diharapkan agar terus meningkatkan kemampuan aparatur atau personilnya untuk

(45)

dapat mewujudkan pelayanan yang sangat baik bagi masyarakat;

b. Kepada Pemda Bali berserta jajarannya yang dipersepsikan responden mampu menyelesaikan masalah korupsi dan bencana alam dengan baik agar terus meningkatkan kemampuannya mencegah terjadinya korupsi di Pemda Bali beserta aparatur pemerintahannya sampai ke tingkat desa serta mencegah dan/atau menanggulangi bencana alam di daerah Bali.

c. Kepada Polda dan Pemda Bali beserta jajarannya dalam mengoptimalkan peran sertanya mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah Bali agar terus meningkatkan koordinasi serta kerjasamanya dengan instansi terkait lainnya, seperti TNI, Desa Pakraman, Kejaksaan, dan lembaga Pengadilan beserta jajarannya di daerah Bali.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Bagir Manan, 1994, Dasar-Dasar Sistem Ketatanegaraan Republik

Indonesia Menurut UUD 1945, Univ. Padjadjaran, Bandung.

E. Utrecht, 1960, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Penerbit FHPM Univ. Negeri Padjadjaran, Cet. ke-4, Bandung. I Gde Pantja Astawa, 2000, Hak Angket Dalam Sistem Ketatanegaraan

Indonesia Menurut Undang-Undang Dasar 1945, Disertasi,

Univ. Padjadjaran, Bandung.

Ismail Suny, 1984, Mekanisme Demokrasi Pancasila, Aksara Baru, Jakarta.

Padmo Wahjono, 1983, Sistem Hukum Nasional Dalam Negara Hukum

Pancasila, CV. Rajawali, 1983.

Sjachran Basah, 1985, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan

Administrasi di Indonesia, Penerbit Alumni, Cet. ke-1,

Bandung.

Sri Soemantri Martosoewignjo, 2001, Undang-Undang Dasar 1945,

Kedudukan dan Artinya dalam Kehidupan Bernegara, Univ.

Padjadjaran Bandung, Bandung.

Sudikno Mertokusumo, 2000, Upaya Meningkatkan Supremasi Hukum, dalam Majalah Justitia Et Pax, Fak Hukum Univ. Atmadjaya, Yogyakarta, Edisi Bulan Mei-Juni 2000 Thn. XX Nomor 19.

(47)

LAMPIRAN

BIODATA RESPONDEN

NAMA

JENIS

KELAMIN UMUR NO HP PEKERJAAN PENDIDIKAN ALAMAT

A. A. Gde Yoga Putra L 22 0857926 68322 Belum Bekerja S1 Jalan Untung Surapati Gang Beringin Nomor 7 Lingku... A.A.Angga Primantari P 24 0819166 55801 BELUM BEKERJA S1

Jalan A.Yani Gang Merpati No. 6 Denpasar Ajeng Parameswari Sekarsih P 19 0815147

51374 Mahasiswa S1 Jl. Sokasati No. 3 ARI SANJAYA kRISNA L 22 0812384 45801 BELUM BEKERJA S1

JL JAYA GIRI VIII NO 5

Arya Utama L 22

0811111

12234 Swasta S1 Denpasar Bali Bagus Krisna Dwipayana L 21 0831193 31901 Mahasiswa S1 Btn sanggulan kediri-tabanan bali Bima Bagus 0813330

(48)

CINTYA DWI SANTOSO CANGI P 22 0813397 40255 Lembaga

sertifikasi S1 Jl. Pidada XI No. 35 Dessy Ghea Herrayani P 21 0896202 31000 Pegawai swasta S1 Jln.Pulau Pinang Gg 1 no 7 Deviera dika putri P 20 0896990 95505 Mahasiswa S1

Jalan raya pemogan gang mertha santi Dewa Ayu Indra

Dewi P 22

0812395

2712 - S1

Jalan Trijata Gang Jatayu No.12 Denpasar Dewa Ayu Meza Rachel Andraina P 25 0812399 99842 - S2

Jalan Sekar Tunjung IV no 9 Dewa Gede Agung adi wijaya L 32 0813390 01060 pegawai kontrak S1 Jl. sumandang 3A no.4 Batubulan gianyar Dwi Juniadi L 21 0813396 86119 Mahasiswa S1 Jln sokasati Dwi Kherisna Payadnya L 26 0821444 07988 Swasta S2

Jalan Banteng Nomor 28 Denpasar, Kecamatan Denpasa... Gilang Prawira L 19 0815473 52152 Mahasiswa S1 jln. kerta winangun 1 no.12

(49)

Gusti Ayu Krisma

Aryastuti P 20

0815472

84153 - S1

Banjar Temesi, Desa Temesi, Gianyar I Dewa Gede Adi Wiranjaya L 22 0858292 19082 - S1 Br. Dajan Peken Sembung, Mengwi, Badung I Gede Ardiawan L 20 0877615 79788 Mahasiswa S1 Abianbase I GEDE SIDI PURNAMA,S. H L 26 0857385 55557 PETANI S1 DESA MANIKLIYU. KINTAMANI. BANGLI I Gede Yudi Arsawan L 19 0812363 28755 Mahasiswa S1 Jl.Pesona Utama No.6 I gusti agung ayu patrecia marthavira P 20 0822366 08228 Mahasiswi S1 Jl. Nuansa Utama XXXII no 17 lingkungan mekar sari... I Gusti Ayu Agung Diyah Nitisuari P 19 0896691 60027 mahasiswa S1

pondok indah III no. 4B

I Gusti Ayu Istri

Raka P 17

0831147

87694 Mahasiswa S1

Br. Tengah Blahbatuh

(50)

I Gusti Ayu Pradnyahari Oka Sunu P 20 0895330 588707 Mahasiswi S1 Jl. Bhayangkara No. 5, Br Pasek, Jagapati, Abianse... I GUSTI NGURAH KETUT TRIADI YULIARDANA L 23 0857371 24098 WIRASWAST A S1 Jalan Kertha Petasikan IX No. 8 I Kadek Anjas Pajar Sedayu L 20 0819996 51457 Mahasiswa S1 Br. Seseh, Singapadu, Sukawati, Gianyar I Kadek Krisma Eka Suastrawan L 19 0812366 32955 Mahasiswa S1 Perumahan Kesambi Raya Blok D.5 I Kadek Suasnawa,Sh,M. ,Kn L 33 0813532 78809 Swasta S2 dusun/Banjar Tengah Sibetan, Desa SIbetan Kecamata... I Ketut Satria Wiradharma Sumertajaya L 22 0852381 14056 BELUM BEKERJA S1 Perumahan Graha Antasura Permai No 25 I Made Adi Guntara L 19 0812366 04440 Pelajar-Mahasiswa S1 JL Pulau Bungin Gg Damar 1 No 3 I MADE ARYAWAN SADDEWA L 25 0877883 38765 Swasta S2

Jalan Campuhan Asri I, Blok CC. No.85, Dalung, Kab...

(51)

I MADE DWI PRASETYA L 20 0821458 48056 Mahasiswa S1 JL. GADUNG NO. 43 DPS I putu putra widiarista L 18 0812367 86868 Mahasiswa S1

Jalan. Subak dalem III denpasar tengah I Putu Raditya Sudwika Utama L 20 0812363 7599 Mahasiswa S1 Jln Tegal Dukuh V No. 22 I Putu Sauca Arimbawa Tusan L 36 0813386 33953 Kejaksaan Negeri Den S2 Jl. Tangkuban Perahu No 107 X Kelurahan Padangsamb I Putu Widhi Semarajaya L 24 0812363 21265 Swasta S1 JL. Bedahulu 17 XXIV No.17 Denpasar Ida ayu trisila

dewi P 18 - Mahasiswa S1

Jalan gunung merapi no.18

Ida bagus gde satya wibawa

antara L 22

0877615

79788 Swasta S1

Jalan danau buyan no 32 sanur bali Indriani Gita Arjana P 24 +628778 6697048 BELUM

BEKERJA S1 Jalan Gurita Ivansyah L 22

0819156

66716 Mahasiswa S1

Jln. Merdeka III no. 6 Renon, Denpasar Ketut purnama sari P 0 0831148 83557 - S1 Jln kapten agung no 7a

(52)

Ketut Puspa Dewik P 18 0878022 45432 Mahasiswa S1 Br.Pregae Mengwi Badung Komang Andyana Prayoga L 21 0819330 64369 Mahasiswa S1 Jl. Pulau Serangan No.12A Komang Ayu Nuriasih P 0 0813382 67925 Mahasiswa S1 Jalan Tukad Batangari II No. 22 KOMANG PRAWIRA NUGRAHA L -22 0877305 30788 MAHASISWA S1 JALAN GUNUNG GEDE GANG MANGGIS NO 11 DENPASAR BARA... Lani Eka Kumala Dewi P 21 0812379 44208 Belum Bekerja S1

Jalan Kebo Iwa Selatan, gang Mangga no.10 Laurencia bunga P 21 0813163 67685 mahasiswa S1 jl.pemuda Made krisnanda wicaksana L 18 0811388 0667 - S1 Jl. Raya pemogan gang nusa indah no. A-1 Ni Kadek Ayu Purnama Dewi P 23 0813380 95818 Karyawan Swasta S1 Lingkungan Kuwum, Jalan Kuwum I, Gang Ceruring Nom...

(53)

ni kadek dwi

anggianti P 19

0822362

40727 pelajar S1

kutuh kelod ubud gianyar Ni Kadek RaiMadani P 19 0831160 67667 Mahasiswa S1 Br.Pausan,buahan kaja ,payangan,gianyar Ni Ketut Winda Puspita P 22 0857373 57548 Pelajar/Mahasis wa S1 Jl. Raya Basangkasa No.33, Seminyak Ni Luh Putu Ayu Mery Candrawati P 24 0821443 94222 Karyawan Swasta S1 Jalan Gunung Andakasa Lingk. Penamparan Gang Menur... Ni Luh Widiary Rahayu Putri P 19 0857385

24504 Mahasiswa S1 Kesiman, Denpasar Ni Made Sinta Paramitha Raisila P 18 0898138 9519 Mahasiswa S1 Tabanan Ni Putu Erna Ayu Triani P 18 0857392 99639 Mahasiswa S1

Jalan lalang temu nomer 10 a bukit jimbaran Ni Putu Tya Suindrayani P 18 0895264 10114 mahasiswa S1

Br. Kaja kauh, beng, gianyar, bali NI WAYAN 0878615

Jl. Trengguli 1 no 38 ,DENPASAR

(54)

CINTYA ANGGA DEWI Nyoman mya

ariastuti dewi P 20

0852376

01685 Mahasiswa S1 Marga, tabanan Owen Henadi Hendra Dihardja L 26 0812390 86906 Swasta S1 Jl. Taman Jimbaran Uma D F1 Pande Nyoman Yori Pratana L 22 0812384 45740 tidak ada S1

jalan ciung wenara no 7 gianyar

Priska Debora

Samosir P 22

0852102

43832 pegawai Swasta S1

Perum. Villa Bekasi Indah 1 Blok B2 No.23, RT 8 RW... Putu Diah Indriyani P 18 0813389 31949 Mahasiswa S1 Jln. Teratai Gg. Pancoran bulan no 5D lingk negara... Putu Gede Agus

Eka Sanjaya L 18

0831140

22359 Mahasiswa S1

Perum. Grha Anyar, Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, B... putu juliantika dewi P 18 0896559 46920 - S1 br. luglug desa ketewel, kecamatan sukawati Putu Tresna Nararya Indranugraha L 19 0821451 43460 Tidak bekerja S1 Perumahan taman mahayu II nomor 18

(55)

Rizki amaliasari P 18

0857431

74747 Mahasiswa S1 Jl bleng bong sari syifa nabihah P 18

0821506

62156 mahasiswa S1 Jl. Pulau yoni YOGA L 19

0859659

Referensi

Dokumen terkait

Ketertiban saling berkaitan dengan Ketentraman, di mana ketertiban dan ketentraman adalah dua kata keadaan yang dapat di rasakan bersama (serentak) dalam suatu waktu. Ketentraman

persentase hasil koordinasi dan Pembinaan bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, perekonomian dan Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, ditindaklanjuti dalam

Sementara pada tinggi gelombang signifikan terendah hasil peramalan gelombang yang terdapat pada musim barat laut, dengan tinggi dan periode gelombang signifikan maksimum

Selain itu, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Komang Sri Yuli Windari Natih dkk (2014) dengan judul Penerapan Konseling Rasional Emotif dengan Teknik Role

Karenanya, seiring berkembangnya UMKM, dalam tahun-tahun ke depan, diperlukan sebuah skema baru pajak berbasis pendapatan yang tidak terlalu sederhana namun cukup

Jumlah Pelaksanaan patroli ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di wilayah kabupaten klaten. 10 30 40

TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TUGAS KEWENANGAN & KEWAJIBAN KEPALA DESA TERKAIT KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

Saat kapasitas transmisi (yaitu bandwidth a.ka. jumlah bit yang dapat dikirim per detik) dari suatu media yang menghubungkan dua piranti lebih besar dari