• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KUALITAS FISIK AIR BERSIH PADA SARAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI KUALITAS FISIK AIR BERSIH PADA SARAN (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KUALITAS FISIK AIR BERSIH PADA SARANA AIR BERSIH

PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS

MASYARAKAT (PAMSIMAS)

NAGARI CUPAK KABUPATEN SOLOK

Nisye Frisca Andini 1) 1

STKIP Ahlussunnah Bukittinggi email: nisyefrisca@gmail.com

Abstract

This study aimed to determine the physical quality of water Pamsimas program based on the nature of physics, chemistry and biology in Nagari Cupak District of Mount Talang in Solok regency. This study was a descriptive observational study to obtain a picture of the physical quality of the water of clean water in Nagari Cupak Program Pamsimas District of Gunung Talang in Solok regency. Total Sampling is the first spring that is the source of water Pamsimas. Physical quality of water adjusted with 492 in 2010. The Minister of Health concerning requirements and Monitoring Water Quality. Results of spring test physical parameters obtained by the odorless, tasteless, color and temperature of 22,6ºC. Chemical parameters springs obtained by the nitrite < 0.01 mg / l, iron 0.06 mg / l, hardness of 230 mg / l, manganese < 0.25 mg / l, pH of 5.5 mg / l, sulfate 2, 48 mg / l, and an organic substance 1.26 mg / l. Results of laboratory tests for microbiological parameters (total coliforms) in spring is 4 per 100 ml sample.

Keywords: Water Quality, PAMSIMAS

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kualitas fisik air Program Pamsimas berdasarkan sifat fisika, kimia dan biologi di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif untuk memperoleh gambaran kualitas fisik air sarana air bersih Program Pamsimas di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Total Sampling yaitu I mata air yang menjadi sumber air Pamsimas. Kualitas fisik air di sesuaikan dengan Menkes No.492 Tahun 2010. tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Hasil uji parameter fisika mata air yang diperoleh yaitu tidak berbau, tidak berasa, warna dan suhu 22,6ºC. Parameter kimia mata air yang diperoleh yaitu nitrit < 0,01 mg/l, besi 0,06 mg/l, kesadahan 230 mg/l, mangan < 0,25 mg/l, pH 5,5 mg/l, sulfat 2,48 mg/l, dan zat organik 1,26 mg/l. Hasil uji laboratorium untuk parameter mikrobiologi (total bakteri coliform) pada mata air adalah 4 per 100 ml sampel.

Kata Kunci :Kualitas Air, PAMSIMAS

PENDAHULUAN

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan ini tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.

Menurut Notoatmodjo (2003),

sekitar 55-60% berat badan orang dewasa

terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80% (Ricky, 2005: 57).

Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65 % dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara lain otak 74%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot e-ISSN: 2502-6445 https://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/kp

(2)

75,6%, dan darah 83% (Chandra, 2007: 39).

Sebagian besar kebutuhan air manusia berasal dari berbagai sumber air seperti sungai, sumur gali,

sumur bor, mata air, air PDAM, dan sebagainya, oleh karena itu kualitas sarana air bersih masyarakat harus selalu diperhatikan, sehingga masyarakat dapat memperoleh air bersih yang memenuhi

syarat kesehatan bagi pemenuhan

kebutuhan masyarakat.

Bagi penduduk yang hidup di wilayah pedesaan pada umumnya mereka memiliki sumber air bersih yang sangat terbatas, sehingga banyak penduduk yang kesulitan memperoleh air bersih. Oleh

karena itu pemerintah Indonesia

mempunyai

komitmen sangat kuat untuk menurunkan jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air minum melalui realisasi program Penyediaan

Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Program Pamsimas merupakan kegiatan penyediaan air minum dan

sanitasi berbasis masyarakat yang

dilaksanakan atas dasar kerja sama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Dunia. Kegiatan ini di dukung

oleh Departemen Pekerjaan Umum

sebagai executing agency bersama dengan

Departemen Dalam Negeri dan

Departemen Kesehatan. Selain

pemerintah masyarakat juga secara aktif

terlibat dalam keseluruhan proses

pembangunan, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pembangunan hingga

pemeliharaannya (POKJA AMPL, 2012) Salah satu Nagari yang termasuk Nagari Pamsimas (Nagari yang menjadi target program Pamsimas) yaitu Nagari

Cupak Kecamatan Gunung Talang

Kabupaten Solok, yang menjadi objek dalam penelitian ini. Masyarakat di Nagari Cupak mengeluhkan mengenai kondisi air yang berasal dari mata air Program Pamsimas di Nagari mereka,

karena dilihat dari sumber mata airnya yang sangat dekat dengan rawa.

METODE PENELITIAN

Secara umum penelitian ini

dilakukan di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok, dengan melakukan parameter fisik bau, warna, rasa dan kekeruhan. metode observasional

dengan pendekatan deskriptif untuk

memperoleh gambaran kualitas air dari Sarana Air Bersih (SAB) Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi berbasis Mayarakat (PAMSIMAS) yang digunakan penduduk di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif, yang dilaksanakan dengan cara pengujian sampel di laboratorium.

Menurut David Williams dalam Maleong (2005:5) bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar belakang yang alamiah dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Dalam definisi ini memberi gambaran bahwa

penelitian kualitatif mengutamakan latar belakang alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah.

Populasi Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini

adalah sumber mata air Program

Pamsimas yang ada di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok yaitu I sumber mata air. Sampel dari penelitian ini diambil dengan

menggunakan metode Total Sampling

(3)

Analisis Data

analisis data pada penelitian ini adalah analisis laboratorium dimana data uji laboratorium kemudian dicocokan dengan kategori baku mutu keputusan tentang standar kualitas air Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010 dengan kualitas air mata air Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil analisa di laboratorium dan pembahasan yang dilakukan penulis, kualitas mata air dapat dilihat berdasarkan parameter fisika, parameter kimia dan parameter mikrobiologi yang dicocokan dengan standar kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2010 tentang standar kualitas air minum. Untuk lebih jelas dapat dilihat dibawah ini:

I. Mata Air

1. Parameter Fisika Mata Air a. Bau

Pemeriksaan bau air dilakukan dengan menggunakan indra penciuman yaitu dengan cara mencium bau air. Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dan hasil uji Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok tentang bau air yang terdapat pada mata air yaitu tidak berbau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Penelitian Bau Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air Tidak berbau

Tidak berbau Memenuhi syarat

Sumber Data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas maka, standar bau mata air menurut Menkes 2010 yaitu tidak berbau, sehingga memenuhi syarat untuk air minum

masyarakat Nagari Cupak. Menurut

Sutrisno (2002:30) bau dan rasa biasanya

terjadi bersamaan dan biasanya

disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu

organisme mikroskopik, serta

persenyawaan-persenyawaan kimia

seperti phenol. Jadi dapat dinyatakan bahwa pada mata air tidak terjadi pembusukan organisme mikroskopik dan

persenyawaan-persenyawaan kimia

seperti yang dijelaskan Sutrisno.

b. Rasa.

Pemeriksaan rasa air dilakukan

dengan menggunakan indra perasa yaitu dengan cara mencicipi rasa air., hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dan hasil uji Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok tentang rasa air yang terdapat pada mata air yaitu tidak berasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2 Hasil Penelitian Rasa Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air Tidak berbau

Tidak berasa Memenuhi syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas maka, rasa air pada mata air daerah penelitian telah memenuhi syarat air minum untuk masyarakat Nagari Cupak, rasa air yang tidak berasa menunjukkan bahwa pada mata air tidak terjadi pembusukan

organisme mikroskopik dan

persenyawaan-persenyawaan kimia

seperti yang dijelaskan Sutrisno.

c. Warna.

(4)

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Hasil Penelitian Warna Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air - 15 TCU Memenuhi

syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas maka, warna air pada hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa air tidak berwarna. Hal ini disebabkan karena tidak terjadi

kontak antara bahan-bahan yang

menimbulkan warna pada air dengan mata air. Menurut Sutrisno (2002:28) bahan-bahan yang menimbulkan warna pada air dihasilkan dari kontak antara air dengan reruntuhan organis seperti daun, duri pohon jarum dan kayu yang

semuanya dalam berbagai tingkat-tingkat

pembusukan. Bahan-bahan tersebut

berisikan kentalan tumbuhan-tumbuhan dalam variasi besar. Tannin, asam humus dan bahan berasal dari humus dan bahan dekomposisi lignin, dianggap sebagai bahan yang memberi warna paling utama.

d. Total Zat Padat Terlarut.

Besarnya angka total zat terlarut menjadi salah satu pertimbangan yang menentukan layak atau tidaknya air diperbolehkan untuk air minum. Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti

dan hasil uji Laboratorium Dinas

Kesehatan Kota Solok tentang total zat padat terlarut yang terdapat pada mata air yaitu 73,6 mg/l dan 56,8 mg/l. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4 Hasil Penelitian total zat padat terlarut Mata Air

Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air 73,6mg/l 500mg/l Memenuhi

syarat Sumber: data Primer 2017

Standar total zat padat terlarut yang diperbolehkan pada air minum menurut Menkes 2010 yaitu 500 mg/l, sehingga mata air memenuhi syarat untuk air minum masyarakat Nagari Cupak.

Sejalan dengan tersebut Sutrisno

(2002:33), kekerasan/kekentalan air akan meningkat dengan meningkatnya total zat

terlarut, sehingga berpengaruh pada

penyimpangan standar kualitas air minum

yang menyangkut aspek kesehatan.

Pengaruh yang menyangkut aspek

kesehatan dari pada penyimpangan

standar kualitas air minum dalam hal jumlah zat terlarut yakni air akan memberi rasa yang tidak enak pada lidah. e. Kekeruhan

Pemeriksaan kekeruhan air

dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan yaitu dengan menyaring air

dengan kertas saring lalu diamati

warnanya dan melalui pemeriksaan

laboratorium dengan metode

Turbidimeter. Hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti dan hasil uji

Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok tentang kekeruhan air yang terdapat pada mata air I yaitu <0,01 NTU. Standar kekeruhan air minum menurut Menkes 2010 yaitu 5 NTU. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5 Hasil Penelitian Kekeruhan Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air <0,01 NTU 5 NTU Memenuhi syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas,

kekeruhan air pada mata air daerah penelitian telah memenuhi syarat air minum menurut Menkes tahun 2010. Jadi dapat dinyatakan bahwa pada mata air tidak mengandung banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor.

Sejalan dengan hal tersebut

(5)

menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi lainnya.

f. Suhu

Pemeriksaan suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer. Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dan hasil uji Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok tentang suhu air yang terdapat pada mata air I yaitu 22,6°C. Standar suhu air minum menurut Menkes 2010 yaitu ± 3°C suhu udara. Apabila suhu air minum lebih tinggi dari suhu udara, maka akan mengakibatkan penyimpangan terhadap standar suhu.

Hal ini akan meningkatkan

toksisitas dan kelarutan bahan-bahan polutan dan dapat menimbulkan suhu bagi kehidupan mikroorganisme dan virus tertentu (Sutrisno, 2002:27). sehingga mata air memenuhi syarat untuk air minum masyarak Nagari Cupak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6 Hasil Penelitian Suhu Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air 22,6°C suhu udara ± 3°C Memenuhi syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas, standar Menkes 2010 dan hasil uji laboratorium, suhu air pada mata air daerah penelitian telah memenuhi syarat air minum untuk masyarakat Nagari Cupak.

2. Parameter Kimia Mata Air.

a. Nitrit (sebagai NO2)

Senyawa nitrit sangat berguna untuk pertumbuhan tubuh, terutama untuk makhluk nabati perairan. Kandungan nitrit dalam jumlah berlebihan di dalam tubuh dapat menjadi racun yang membentuk methaemoglobine. Efek terhadap

kesehatan manusia yang dapat

ditimbulkan oleh kandungan nitrit yaitu

dapat menyebabkan terbentuknya

methaemoglobine yang dapat menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, dan dapat menyebabkan “blue bies” pada bayi (Sutrisno, 2002:45).

Pemeriksaan kadar nitrit air

dilakukan dengan menggunakan metoda Spectrofotometri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7 Hasil Penelitian Kadar Nitrit Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air <0,01 mg/l 3 mg/l Memenuhi syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok kadar nitrit air yang terdapat pada mata air yaitu <0,01 mg/l. Standar kadar nitrit air minum menurut Menkes 2010 yaitu 3 mg/l, penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Tubuh membutuhkan 7-35 mg unsur besi perhari, yang tidak hanya diperoleh dari air. Konsentrasi unsur besi dalam air yang melebihi 2 mg/l akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih.

(6)

Pemeriksaan kadar besi air dilakukan dengan menggunakan metoda Fotometri. Hasil uji Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok kadar besi air yang terdapat pada mata air yaitu 0,06 mg/l. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8 Hasil Penelitian Kadar Besi Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air <0,06 mg/l 0,3 mg/l Memenuhi syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas, kadar besi pada mata air daerah penelitian memenuhi syarat air minum Menkes tahun 2010 yaitu 0,06 mg/l. Standar kadar besi air minum menurut Menkes 2010 yaitu 0,03 mg/l, sehingga mata air telah memenuhi syarat untuk air minum masyarakat Nagari Cupak.

c. Kesadahan

Pemeriksaan kesadahan air

dilakukan dengan metoda Titrimetri. Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontak dengan tanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapis tanah atas (topsoil) tebal, dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak berasal dari daerah di mana lapisan tanah atas tipis, dan pembentukan batu kapur jarang atau tidak. Hasil uji Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota

Solok Kesadahan air yang terdapat pada mata air yaitu 230 mg/l. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9 Hasil Penelitian Kasadahan Mata Air

Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air 230 mg/l 500 mg/l Memenuhi syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas, standar kesadahan air minum menurut Menkes 2010 yaitu 500 mg/l. Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat penyimpangan dari standar ini tidak ada, tetapi menurut Sutrisno (2002:36) kesadahan dapat menyebabkan sabun pembersih menjadi tidak efektif berkerja. Kesadahan pada mata air daerah penelitian telah memenuhi syarat air

minum Menkes tahun 2010, sehingga mata air memenuhi syarat untuk air minum masyarakat Nagari Cupak.

d. Mangan (MnO4)

Pemeriksaan kadar mangan air dilakukan dengan metoda Fotometri. Adanya unsur ini akan menimbulkan bau dan rasa pada minuman. Hasil uji Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok kadar mangan air yang terdapat pada mata air yaitu <0,25 mg/l. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10 Hasil Penelitian Kadar Mangan Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas, standar kadar mangan air minum menurut Menkes 2010 yaitu 0,4 mg/l, sehingga mata air memenuhi syarat untuk air minum

masyarakat Nagari Cupak. Menurut

Sutrisno (2002:38) konsentrasi 0,05 mg/l unsur ini merupakan akhir batas dari usaha penghilangan dari kebanyakan air yang dapat dicapai. Konsentrasi mangan

yang melebihi 0,5 mg/l, dapat

(7)

e. pH

Pemeriksaan pH air dilakukan

dengan metoda Elektrometri,

menggunakan alat pH meter. pH

merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau

basa sesuatu larutan. Hasil uji

Laboratorium di UPTD Laboratorium

Dinas Kesehatan Kota Solok

membuktikan pH air yang terdapat pada mata air yaitu 5,5. Standar maksimum pH air yang diperbolehkan untuk diminum menurut Menkes 2010 adalah 6,5 – 8,5, sehingga mata air tidak memenuhi syarat untuk air minum masyarakat Nagari Cupak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11 Hasil Penelitian pH Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air 5,5 mg/l 6,5-8,5 mg/l Tidak Memenuhi syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas, pH pada

mata air daerah penelitian tidak

memenuhi syarat air minum Menkes tahun 2010 dikarenakan daerah mata air terletak di area perikanan yang merupakan daerah rawa. Sejalan dengan hal tersebut Kodoatie (2010:148) berpendapat bahwa daerah rawa merupakan daerah yang digenangi air berlumpur yang memiliki potensi untuk pembersih alamiah atau filter. Meskipun daerah rawa berfungsi sebagai pembersih alamiah daerah rawa memiliki pH rendah dan mengandung pirit. Hal ini diperkuat oleh Sutrisno

(2002:33) yang menyatakan bahwa

pengaruh yang menyangkut aspek

kesehatan dari pada penyimpangan

standar kualitas air minum dalam hal pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air

dan dapat menyebabkan beberapa

senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan.

f. Sulfat (SO4)

Pemeriksaan kadar sulfat air

dilakukan dengan metoda Fotometri.

Hasil uji Laboratorium di UPTD

Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok kadar sulfat yang terdapat pada mata air I yaitu 2,48 mg/l. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12 Hasil Penelitian Kadar Sulfat Mata Air Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

g. Zat Organik (KMnO4)

Pemeriksaan jumlah zat organik air dilakukan dengan metoda

Titrimetri. Hasil uji Laboratorium di UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok jumlah zat organik air yang terdapat pada mata air yaitu 1,26 mg/l. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 13

sebagai berikut:

Tabel 13 Hasil Penelitian Jumlah Zat Organik Mata Air

Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

Ket

Mata Air 1,26 mg/l 10 mg/l Memenuhi syarat Sumber: data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas, standar jumlah zat organik air minum

menurut Menkes 2010 yaitu 10 mg/l, sehingga mata air memenuhi syarat

(8)

dan rasa dan kekeruhan yang tidak diinginkan. Adanya zat organik dalam air dapat diketahui dengan menentukan angka permanganatnya.

3. Parameter Mikrobiologi Mata Air.

Sumber-sumber air di alam pada umunya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan

tempat dan kondisi yang

mempengaruhinya. Kualitas air secara biologi, khususnya secara mikrobiologi ditentukan oleh banyaknya parameter yaitu mikroba pencemar, pathogen dan penghasil toksin. Secara teoritis air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri phatogen, terutama golongan golongan coliform melebihi batas yang

telah ditentukan. Bakteri coliform

golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, dimana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi

oleh pathogen atau tidak (Pracoyo, dkk., 2006:37).

Pemeriksaan total bakteri coliform air dilakukan dengan metoda Tabung

Ganda. Hasil uji Laboratorium di

UPTDLaboratorium Dinas Kesehatan

Kota Solok total bakteri coliform air yang terdapat pada mata air yaitu 4 per 100 ml sampel. Standar total bakteri coliform air minum menurut Menkes

2010 yaitu 0 per 100 ml sampel, sehingga mata air tidak memenuhi syarat untuk air minum masyarakat Nagari Cupak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut:

Tabel 14 Hasil Penelitian Total Bakteri Coliform Mata Air

Nagari Cupak

Sampel Hasil Kadar maksimum

yang di perbolehkan

oleh bakteri coliform. Berdasarkan

penelitian, bakteri coliform ini

menghasilkan zat etinonini yang dapat

menyebabkan terganggunya sistem

pencernaan manusia, gangguan pada ginjal. Serangan jantung dan tekanan darah tinggi.

Selain itu, bakteri pembusuk ini

juga memproduksi bermacam-macam

racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih didalam tubuh (Pracoyo, dkk., 2006:37). Oleh karena itu, mata air tidak layak untuk diminum langsung oleh masyarakat Nagari Cupak.

SIMPULAN

(9)

dengan mudah terkontaminasi oleh organisme-organisme yang berada di dalam tanah.

Kesimpulan secara keseluruhan yang diperoleh penulis, bahwasanya mata air tidak layak diminum langsung karena terdapatnya bakteri total colifrom pada mata air yang akan menyebabkan diare akut jika dikosumsi langsung oleh masyarakat. Kemudian pH air yang rendah yang disebabkan oleh pengaruh derah rawa yang berada di sekitar mata air. Untuk itu perlu

adanya perhatian dari masyarakat,

pemerintah, dan instansi terkait untuk dapat menetralisir pencemaran yang timbul akibat tidak sesuainya kadar maksimum yang diperbolehkan untuk

parameter kimia dan mikrobiologi

kualitas air Pamsimas, terutama untuk mata air Pamsimas.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima

kasih kepada UPTD Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Solok dan dinas/instansi yang terkait, penulis juga ucapan terima kasih kepada orang-orang serta teman-teman yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini baik dukungan moril maupun materi.

REFERENSI

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar

Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Dep.Kes RI. 2010. Standar Kualitas Air Minum. Jakarta: Dep. Kes RI.

Maleong, L.J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

POKJA AMPL, 2012. Program Nasional

Penyediaan Air Minum Dan

Sanitasi Berbasis

Masyarakat.www.ampl.or.id/progra

m/pr

gram-nasional-penyediaan-

airminum-dan-sanitasi-berbasismasyarakat-pamsimas-/2, diakses tanggal 2 Januari 2017.

Pracoyo NE et al. 2006. Penelitian

Bakteriologik Air Minum Isi Ulang

di Daerah Jabodetabek Cermin Dunia Kedokteran 152:37.

Ricky, Mulia 2005. Kesehatan

Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutrisno, C Totok, 2002. Teknologi

Penyediaan Air Bersih. Jakarta:

(10)

JURNAL KEPEMIMPINAN DAN PENGURUSAN SEKOLAH Vol.2 No. 1 Th. 2017 (Page 7-16)

Referensi

Dokumen terkait

Begitu pula yang terjadi di Indonesia, UKM yang dikelola komunitas memiliki komoditas yang bisa memiliki value tinggi secara ekonomi, akan tetapi komunitas

KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI. Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini memiliki 3 tujuan yaitu untuk mendeskripsikan: 1)

Dalam penelitian ini kurikulum 2013 dimaknai sebagai kurikulum tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi yang bertujuan untuk.. merekonstruksi pengalaman dan

Tempat yang digunakan BM untuk berjualan adalah sebuah toko yang berada di Pasar Bekasi Timur.Dan BM tidak banyak melakukan promosi, promosi dilakukan hanya melalui

Se, miten Helsingin Sanomat tuottaa todellisuutta Pariisin ilmastokokoukseen liittyen tuo esille niitä sosiaalisia rakenteita, ja ilmastoriskejä joiden kautta ilmastomuutos

Politik dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim disebut

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuat sistem pakar yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan informasi mengenai hama dan penyakit pada

Bersadarkan penelitian Ekawati (2010), juga disimpulkan bahwa pengelolaan sumberdaya ikan kembung pada kondisi MEY terjadi pada tingkat produksi sebesar 2.662