SOSIALISASI
PENGENDALIAN
GRATIFIKASI
TIM
UPG
PROVINSI JAWA
TENGAH
Tahun 2017, Kepala Daerah Jadi Salah Satu Fokus Pengawasan KPK
Nasional Kamis, 15 Desember 2016
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan, pada tahun 2017, kepala daerah menjadi salah satu fokus perhatian KPK.
Pada Februari 2017, akan digelar pemilihan kepala daerah di 101 daerah.
"Iya dong (kepala daerah jadi fokus). Tahun 2016 ada beberapa kepala daerah yang sudah kami tindak," kata Alex, di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (14/12/2016). Sepanjang tahun ini, sebanyak 10 kepala daerah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Dulu:
Bermula dari penjara…
Sekarang:
Bermula dari pejabat negara..
....dan berakhir di Penjara
Saya tidak
KORUPSI
Saya hanya terima
GRATIFIKASI!
GRATIFIKASI
?
“Pemberian dalam
arti luas…”
Pasal 12B UU No. 20 tahun 2001
Syarat: berkaitan dengan jabatan dan
bertentangan dengan kewajiban atau tugas
PN/Pn
Uang /
dan fasilitas lainnya…
UNSUR PASAL
Pegawai Negeri atau
Penyeleng
gara
Negara
Menerima Gratifikasi
UNSUR PASAL
Berhubungan dengan
jabatan & berlawanan
dengan kewajiban atau
tugasnya
Penerimaan gratifikasi tidak
dilaporkan kepada KPK
dalam 30 HK sejak
diterimanya gratifikasi
21
Kebebasan yang hilang...
Batasan Nilai Pembalikan Beban
Pembuktian
< Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah)
> Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah)
Pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan
suap dilakukan oleh penuntut umum
Pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan
suap dilakukan oleh penerima gratifikasi
24
PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
Setiap PNS
dilarang menerima hadiah atau suatu
pemberian apa saja
dari siapapun juga yang berhubungan
dengan jabatan dan/ atau pekerjaannya
Pasal 4 Angka 8 sbb:
Penyelenggara Negara
Pejabat negara pada lembaga tinggi negara
Menteri
Gubernur
Pejabat Negara yang lain sesuai dengan
peraturan ketentuan perundangan yang berlaku :
Duta Besar, Wagub, Bupati/Walikota, Camat, Lurah
Pejabat negara pada lembaga tertinggi negara
Komisaris, Direksi, Pejabat Struktural BUMN & BUMD
Pimpinan BI
Pimpinan Perguruan Tinggi
Pejabat Eselon I & Pejabat lain yang disamakan
pada lingkungan Sipil & Militer
Jaksa & Penyidik
Panitera Pengadilan
Pimpinan Proyek atau Bendahara Proyek, PPK, KPA
Sanksi bagi Pemberi
Pasal 13 UU No.31/1999
Pidana Denda
Rp 150 juta
Pidana Penjara
3 tahun
&
28
TIPOLOGI
SUAP, PEMERASAN & GRATIFIKASI
SUAP
PEMERASAN
SEGITIGA SUAP – GRATIFIKASI - PEMERASAN
Pengusaha/ Masyarakat Penyuapan “Transaksional” Pegawai Negeri/ Penyelenggara Negara Pemerasan “Aktif” Pengusaha/ Masyarakat Gratifikasi “Pasif” Pengusaha/ MasyarakatSIKAP TERHADAP GRATIFIKASI SUAP
Terima dan laporkan
(Pasal 16 UU 30/2002)
31
JENIS HADIAH
Gift of
Influence
Bertujuan menjilat/mengambil hati pejabat
publik, sehingga diharapkan memperoleh
perlakukan khusus di kemudian hari
Gift of
Gratitude
Apresiasi/ungkapan terima kasih atas layanan
yang diberikan pejabat publik
HINDARI
hadiah kategori ini
32
32
Hadiah dalam kegiatan bisnis, sebagai
representasi Institusi, dan diproduksi secara
massal
Token Gift
Ceremonial
Gift
Hadiah sebagai wujud penghormatan dari
instansi satu kepada instansi yang lain
JENIS HADIAH
Hadiah ini cukup dilaporkan ke
33
34
PENOLAKAN & PELAPORAN GRATIFIKASI
1. Penolakan gratifikasi yg dianggap suap dalam kesempatan
pertama
2. Pelaporan
1. Pelaporan atas penolakan (sifat: fakultatif. Tujuan:
melindungi pejabat dan memutus CoI dengan pemberi)
2. Pelaporan atas penerimaan (dasar hukum: Pasal 16 UU No.
TERHADAP GRATIFIKASI
GRATIFIKASI WAJIB DILAPORKAN TIDAK WAJIB DILAPORKAN Surat KPK No. B-143 tahun 2013 MILIK NEGARA Gratifikasi dianggap Suap:• berhubungan dengan jabatan , dan
• bertentangan dengan tugas dan kewajiban
KEDINASAN
Dalam pelaksanaan tugas resmi
MENERIMA Dalam keadaan tertentu: • Diterima secara tidak
langsung;
• Dalam keadaan tidak dapat menolak;
• Ragu dengan kualifikasi gratifikasi TOLAK • Gratifikasi yang dianggap Suap, • diberikan langsung MILIK PENERIMA Tidak berhubungan dg jabatan & tidak
bertentangan dg tugas dan kewajiban
GRATIFIKASI DALAM PRAKTEK
Gratifikasi yang Wajib Dilaporkan/ Yang dianggap
Suap
Gratifikasi yang Tidak Wajib Dilaporkan/Tidak
dianggap Suap
Contoh Gratifikasi yg berkembang dalam
praktek –
WAJIB DILAPORKAN
GRATIFIKASI YANG TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN TUGAS
1. Terkait dengan pemberian layanan pada masyarakat
2. Terkait dengan tugas dalam proses penyusunan anggaran
3. Terkait dengan tugas dalam proses pemeriksaan, audit, monitoring dan evaluasi;
4. Terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas;
5. Dalam proses penerimaan/promosi/mutasi pegawai;
6. Dalam proses komunikasi, negosiasi dan pelaksanaan kegiatan dengan pihak lain terkait
dengan pelaksanaan tugas dan kewenangannya;
7. Sebagai akibat dari perjanjian kerjasama/kontrak/kesepakatan dengan pihak lain yang
bertentangan dengan undang-undang
8. Sebagai ungkapan terima kasih sebelum, selama atau setelah proses pengadaan barang dan
jasa;
9. Dari Pejabat/pegawai atau Pihak Ketiga pada hari raya keagamaan;
10. Penerimaan lain yang terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan
kewajiban/tugasnya;.
Contoh Gratifikasi yg berkembang dalam praktek –
WAJIB
DILAPORKAN
GRATIFIKASI DALAM RANAH ADAT, KEBIASAAN & NORMA KEBIASAAN
1.
pemberian karena hubungan keluarga, yaitu dari kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/istri,
anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/ adik/ ipar, sepupu, dan keponakan yang memiliki
konflik kepentingan;
2.
penerimaan uang/barang oleh pejabat/pegawai dalam suatu kegiatan seperti pesta pernikahan,
kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, potong gigi, atau upacara agama/adat/tradisi lainnya yang
melebihi Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per orang;
3.
pemberian terkait dengan musibah atau bencana yang dialami oleh penerima, bapak/ibu/mertua,
suami/istri, atau anak penerima gratifikasi yang melebihi Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per
pemberian per orang;
4.
pemberian sesama Pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun
yang tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara uang (cek, bilyet gori, saham, deposito,
voucher, pulsa, dan lain-lain) yang melebihi nilai yang setara dengan Rp300.000,00 (tiga ratus ribu
rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam
1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;
5.
pemberian sesama Pejabat/Pegawai yang tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara
uang (cek, bilyet giro, saham, deposito, voucher, pulsa, dan lain-lain) yang melebihi Rp200.000,00
(dua ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian maksimal Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;
39
Gratifikasi Yg Dianggap Suap
40
GRATIFIKASI TERKAIT KEDINASAN
SEBAGAI
WAKIL INSTANSI
SEBAGAI JABATAN
SEBAGAI KHALAYAK UMUM
Ada Surat
Tugas/Nota
Dinas/Disposisi/Lap
oran
GRATIFIKASI TERKAIT KEDINASAN
Penerimaan oleh wakil instansi dalam kedinasan
Fasilitas transportasi dan akomodasi dalam kedinasan
Plakat, vandel, souvenir, goddie bag/gimmick dari panitia seminar, pelatihan, workshop terkait kedinasan
Hadiah, kontes, kompetisi
terbuka dalam kedinasan TERIMA Perhatikan : 1. Derajat COI Pemberi; 2. Relevansi dg Tupoksi;
3. Substansi kegiatan dan Fasilitas yang diterima
L
A
P
O
R
GRATIFIKASI TERKAIT KEDINASAN
Cinderamata Seminar sebagai Wakil
Instansi Honorarium Narasumber
Transportasi, akomodasi dg Pembiayaan Ganda
Dana Penelitian Door Prize kepada Institusi Penerimaan dari Bank Pengelola APBN kpd Institusi
GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB DILAPORKAN
Pasal 16 UU KPK mengatur kewajiban bagi PN/Pn untuk melaporkan setiap
gratifikasi yang diterima.
Dihubungkan dengan Penjelasan Pasal 16 UU KPK, tata cara pelaporan dan
penentuan status gratifikasi adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B UU
20/2001, yaitu: gratifikasi yang dianggap pemberian suap.
Dengan demikian, pemberian-pemberian atau gratifikasi yang tidak berhubungan
dengan jabatan dan tidak berlawanan dengan tugas dan kewajiban PN/Pn tidak
wajib dilaporkan.
Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan telah dikenal sebelumnya pada Surat Edaran
KPK B-143 Tahun 2013
KARAKTERISTIK UMUM:
Gratifikasi yang Tidak Wajib Dilaporkan
BERLAKU UMUM
(Jenis, persyaratan, dan nilai sama dan memenuhi prinsip
kewajaran/kepatutan)
Tidak bertentangan
dengan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku
dalam ranah adat istiadat, kebiasaan, dan norma yang
hidup di masyarakat
Dipandang sebagai
wujud ekspresi,
keramah-tamahan
Gratifikasi yang Tidak Perlu Dilaporkan
a. Diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher, point reward, yang berlaku secara umum dan tidak terkait kedinasan
b. Diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis, dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan kedinasan
c. Diperoleh dari keuntungan penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secara umum dan tidak terkait kedinasan
d. Diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan, yang tidak terkait tupoksi PN, tidak melanggar konflik kepentingan dan kode etik pegawai.
e. Diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dan atau semenda dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan kesamping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi
f. Diperoleh dari hubungan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat atau dalam garis keturunan kesamping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi
g. Diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga sebagaimana huruf f dan g terkait dengan hadiah perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan keagamaan/adat/tradisi dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi
h. Diperoleh dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana, bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi
g. Diperoleh dari kegiatan resmi kegiatan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis, yang berlaku secara umum berupa seminar kits, sertifikat dan plakat/cinderamata; dan
h. Diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk hidangan/sajian/jamuan berupa makanan dan minuman yang berlaku umum
Pendekatan Gratifikasi di Indonesia
Sistem
• Management Gift
• Pelaporan gratifikasi
• Perbaikan area rawan gratifikasi
• Perbaikan aturan pengendalian internal • Pembangunan Pengendalian Gratifikasi
Enforcement
• Law Enforcement Tools
• Pemidanaan pasal 12B• Penegakan hukum korupsi kecil (petty corruption)
Integrity
• Culture & Behavior Change
• Pendidikan dan kampanye anti suap-gratifikasi
• Behavior change strategy: e-module, aplikasi mobile
• Pembentukan agen/tunas integritas
• Pelibatan swasta dan CSO
DAMPAK
PENERIMAAN GRATIFIKASI
Mempengaruhi Pejabat
Publik
Rusaknya Sistem dan Prosedur
1
2
Perbuatan yang tidak pantas
Pengabaian layanan kpd Msyrkat
Tujuan Organisasi tidak tercapai
Aplikasi Android & iOS
Keyword: KPK GRATIS
Cara Melaporkan
Gratifikasi
Office address :
KPK
Jl H.R. Rasuna Said Kav. C-1
Jakarta Selatan 12920
SMS [0855-88-45678] Phone [021-2557 8440] Fax [021-5289 2448] Email : pelaporan.gratifikasi@kpk.go.id www.kpk.go.id /gratifikasi [30 Hari kerja]1. Datang
Langsung
2. Surat via
pos/kurir
3. E-mail
PELAPORAN VIA On-line
Proses penentuan
Status Gratifikasi
Office address : KPK office-Jakarta