• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT WISATA KULINER KHAS ASIA DI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT WISATA KULINER KHAS ASIA DI JAKARTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT

WISATA KULINER KHAS ASIA DI

JAKARTA

Ni Made Ratih Pratiwi

Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.2Kemanggisan / Palmerah Jakarta Barat 11530, +6221 5344 5830 / +6221 530 0244, raatihpratiwi@gmail.com

ABSTRACT

The Asian culture of culinary have to be preserved as today’s globalitation in culinary world offering too much of instant foods that contain preservative substance, which is not good to consume everyday. Asian cuisine is rich in the composition, the process of cooking and the way they are presented which are very unique and interesting to learn. The purpose of this design is to design the interior of a culinary center within the “edutainment” concept to introduce typical of Asian cuisine more broadly to the community, especially people in Jakarta. The design methods are including review of studies on the culinary center in terms of layout, ergonomics, activities and facilities needed, and to implement activities and facilities program into a visual interior design. In conclusion, this interior design for a culinary center would increase people’s interest of typical Asian cuisine. (RP)

Keywords: Culinary, Asian Cuisine, Asia, Edutainment

ABSTRAK

Kebudayaan kuliner Asia merupakan hal yang patut dilestarikan seiring dengan perkembangan era dalam dunia kuliner, dimana saat ini makanan yang justru menjamur adalah makanan yang instan dengan kandungan zat pengawet yang tidak baik bila dikonsumsi setiap hari. Kuliner khas Asia memiliki kekayaan dalam komposisi, proses memasak dan cara penyajiannya yang unik dan sangat menarik

(2)

untuk dipelajari. Tujuan perancangan adalah melakukan perancangan interior pusat kuliner dengan konsep “edutainment” dengan tujuan memperkenalkan secara lebih luas kuliner khas Asia kepada kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Jakarta. Metode perancangan adalah dengan melakukan peninjauan studi tentang pusat kuliner dalam hal tata ruang, ergonomi,aktifitas yang dilakukan, dan fasilitas yang dibutuhkan, serta mengimplementasikan program aktifitas dan fasilitas menjadi sebuah rancangan visual desain interior. Simpulan yang didapat ialah dengan perancangan desain interior pusat kuliner ini dapt meningkatkan ketertarikan masyarakat pada kebudayaan kuliner khas Asia. (RP)

Kata kunci: Kuliner, Pusat Wisata, Asia, Edutainment

PENDAHULUAN

Makanan Asia (Asian Food) didefinisikan sebagai sebutan untuk makanan khas negara – negara di Benua Asia. Setiap negara – negara yang ada di Benua Asia memiliki citra rasa yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Beberapa negara di Asia memiliki ciri khas rasa makanan yang hampir sama dan memiliki komposisi makanan yang serupa. Namun, ada pula negara yang memiliki pengaruh kuliner dari benua lain seperti Amerika ataupun Eropa. Dibandingkan dengan makanan Eropa atau Amerika, makanan Asia cenderung lebih kompleks dalam hal rasa dan proses pembuatannya, karena umumnya makanan Eropa dan Amerika dimasak dengan cara yang lebih simple dengan bahan seperti garam, saus, susu dan umumnya menyajikan daging sebagai menu utama. Sedangkan makanan Asia umumnya menggunakan berbagai bumbu dan rempah – rempah tradisional, dengan proses pembuatan yang lebih lama dan kompleks serta cara penyajian yang khas. Hal ini menjadikan kuliner Asia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari dan dipahami.

Masyarakat Indonesia sendiri belum mengenal secara luas jenis-jenis masakan Asia dan tradisi masing-masing kuliner tiap negaranya, dari keberagaman citarasanya, teknik pembuatan dan cara penyajiannya. Di Indonesia khususnya di Kota Jakarta, belum banyak terdapat restoran atau café yang menyajikan makanan Asia secara lengkap. Kebanyakan hanya menyajikan makanan secara spesifik, seperti Chinese Restaurant, Korean Restaurant dan restoran masakan khas Indonesia tentunya. Belum lagi di era globalisasi ini, restoran dan

(3)

café yang menyajikan junk food dan fast food sangat marak, dengan sajian makanan Eropa atau Amerika (western food) yang walaupun sangat menarik utuk dinikmati namun jauh lebih tidak sehat dibandingkan makanan Asia. Banyak rumah makan atau restoran yang menyediakan jenis kuliner Asia, namun hanya sebatas dalam kepentingan komersial dengan fasilitas yang kurang terstruktur dan lengkap dalam meningkatkan apresiasi dan wawasan terhadap kebudayaan seni kuliner Asia.

Ini merupakan peluang Asia untuk mempromosikan dan meningkatkan citra Asia khususnya di bidang pariwisata dan gastronomi. Diperlukan terbentuknya citra atau ikon “Wisata Kuliner” yang diiringi dengan inovasi / kreativitas terhadap beragamnya kuliner Asia agar semakin maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan persaingan di dunia gastronomi yang akan menarik wisatawan lokal maupun internasional. Tujuannya menjadi pusat pengembangan kreatifitas dan inovasi para profesional di bidang kuliner Asia dan juga diharapkan sebagai pusat pemecahan masalah yang terjadi dalam pengembangan seni kuliner Asia. Masyarakat membutuhkan suatu wadah dalam menyalurkan minat, bakat dan hobi dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan gastronomi, khususnya kuliner Asia.

Rumusan Masalah

• Bagaimana merancang interior pusat kuliner yang dapat mencitrakan berbagai jenis makanan Asia sehingga dapat menarik di mata masyarakat umum khususnya Jakarta?

Bagaimana merancang interior yang bersifat edutainment agar masyarakat lebih mengenal kebudayaan kuliner Asia?

• Bagaimana merancang interior yang fungsional dan ergonomis agar dapat menunjang efisiensi dan efektivitas berkegiatan bagi pihak-pihak yang terlibat?

Tujuan Penelitian

• Merancang interior pusat wisata kuliner yang dapat mencitrakan berbagai jenis makanan Asia sehingga dapat menarik di mata masyarakat umum khususnya Jakarta. • Merancang interior yang bersifat edutainment agar masyarakat lebih mengenal

kebudayaan kuliner Asia

• Merancang interior yang fungsional dan ergonomis agar dapat menunjang efisiensi dan efektivitas berkegiatan bagi pihak-pihak yang terlibat

(4)

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dimana pertama-tama penulis melakukan survey lapangan terhadap tiga pusat kuliner (food court) , antara lain : Marche Restaurant di Plaza Senayan -Jakarta, Eat & Eat Food Court di Gandaria City – Jakarta, dan JEBAK (Jejak Bali Kuliner) di Bali. Survey lapangan mencakup pengambilan data-data berupa foto-foto fasilitas, struktur organisasi dan data-data lainnya.

Marche Restaurant Eat & Eat Gandaria City JEBAK – Bali

Data – data yang telah diperoleh kemudian di analisa dan dibandingkan. Selain survey lapangan, penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa narasumber terkait, seperti para staff, dan manager untuk mengetahui secara lebih lengkap dan detail mengenai sitem operasi sebuah pusat kuliner.

HASIL DAN BAHASAN

Berikut ini merupakan konsep mind-mapping yang menjabarkan Pusat Wisata Kuliner Khas Asia, kemudian mengambil satu dari jabaran itu untuk dikembangkan dan dikaitkan dengan konsep desain.

(5)

Sumber : Penulis

Gaya yang digunakan berorientasi pada gaya kontemporer. Kontemporer merupakan suatu gaya desain yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang modern atau up to date. Kontemporer menandakan sebuah perubahan desain yang selalu berusaha menyesuaikan dengan waktu dan eranya, dan merupakan sesuatu karya yang hadir pada masa sekarang dan selalu dapat diterima dari waktu ke waktu. Gaya kontemporer memberikan kesan yang simple, bersih, rapi dan berkesan elegan.

Warna yang digunakan lebih banyak berorientasi pada warna-warna netral, seperti warna coklat dan abu-abu, yang menggambarkan material aluminium dan besi yang banyak diaplikasikan untuk mendukung konsep “Street Side of Metropolitan” ini. Warna hitam hitam merepresentasikan jalanan, dan perpaduan warna – warna lain sebagai aksen. Warna-warna lain tersebut dapat merepresentasikan negara-negara di asia, seperti ciri warna oriental seperti merah, biru dan hijau.

(6)

Sumber : Penulis

Berikut ini adalah penerapan konsep gaya dan warna yang diterapkan :

Sumber : Penulis

SIMPULAN DAN SARAN

Pusat Wisata Kuliner khas Asia hadir sebagai terobosan baru yang menawarkan variasi makanan Asia, dengan konsep yang berbeda. Pusat Wisata Kuliner khas Asia ini menyajikan makanan yang sehat, bersih dan cepat dimana proses memasak dapat dilihat langsung oleh para pengunjung. Disamping dari sisi variasi kuliner Asia yang ditawarkan, banyak hal-hal lain yang rekreatif, edukatif, atraktif dan interaktif yang disajikan untuk menarik perhatian masyarakat lokal dan masyarakat internasional. Masyarakat dapat merasakan cerita yang

(7)

experiential tentang suasana metropolitan kota-kota di Asia, dan memahami

hidangan-hidangan khas negara di Asia. Masyarakat juga dapat mengikuti cooking class atau workshop demo memasak, dan tersedia merchandise shop yang menjual produk – produk souvenir dan oleh –oleh khusus dari Pusat Wisata Kuliner khas Asia.

Saran Bagi Mahasiswa

Beberapa saran yang dapat Penulis sampaikan terhadap mahasiswa dan mahasiswi jurusan Desain Interior, khususnya bagi yang sedang menjalankan Tugas Akhir antara lain :

1. Mengatur waktu (time management) secara baik dan memiliki time schedule. 2. Tidak meniru atau mengopi data orang lain secara keseluruhan

3. Berlaku profesional kepada pihak – pihak terkait selama proses pembuatan Tugas Akhir.

4. Menciptakan sistem kerja agar dapat memudahkan pekerjaan sehingga efektif dan efisien, contohnya membuat mind map, meringkas poin-poin penting dan melakukan evaluasi.

5. Mencatat segala hal – hal yang penting.

6. Benar – benar memahami dan mendalami khususnya tentang perancangan interior yang dibuat sebagai bahan Tugas Akhir.

Saran Bagi Narasumber

Banyak pihak narasumber yang telah membantu dalam proses pengumpulan data literatur, wawancara, survei dan observasi sehingga dapat menjadi panduan dalam perancangan. Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan kepada pihak narasumber agar ke depannya dapat lebih baik, antara lain:

1. Tidak mempersulit para mahasiswa yang sedang menjalani Tugas Akhir, karena sebagai sebuah institusi berfungsi untuk memberikan pelayanan publik.

2. Sebaiknya memberikan kabar atau kepastian dengan segera terhadap permohonan survei yang diajukan mahasiswa sehingga tidak mengulur-ulur waktu.

(8)

Sebagai mahasiswa dari Binus University, tentu penulis memiliki beberapa saran agar pihak universitas dapat lebih baik lagi dalam pelaksanaan Tugas Akhir :

1. Memberikan format dan ketentuan yang lebih jelas dan sesuai untuk pengerjaan Tugas Akhir kepada mahasiswa terutama jurusan desain, agar tidak mahasiswa tidak kebingungan selama proses Tugas Akhir dan untuk menghindari kesalahpahaman antara dosen pembimbing yang satu dengan yang lain.

2. Jika memungkinkan, pihak universitas memberikan ketentuan format penulisan yang berbeda untuk mahasiswa jurusan desain karena format yang ada dianggap terlalu kaku dan membatasi kreativitas mahasiswa.

3. Menyediakan buku dan jurnal yang lebih lengkap dan bervariasi untuk kebutuhan referensi mahasiswa jurusan desain.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah kematian pada kelompok EEASB 100 mg/Kg BB tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol, jadi pada pemberian ekstrak etanol 70% akar Saluang Balum dosis 100 mg/Kg

Gaji dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan dan peraturan dapat dibayar atas dasar perjanjian kerja antara yang memberi pekerjaan

Pola sebaran sedimen dan sifatnya di perairan calon tapak PLTN di Semenanjung Muria merupakan salah satu data yang diperlukan dalam memilih lokasi, tipe, dan

Dinamika kelimpahan Cladocera Evadne tergestina selama lima tahun pengamatan dari 2007-2011 menunjukkan adanya kecenderungan bahwa baik distribusi maupun kelimpahannya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan tutor sudah memenuhi standar (D-IV/S1) tetapi masih terjadi ketidaksesuaian (miss-macth) antara keahlian dengan

Kondisi obesitas informasi dan tsunami informasi membuat pustakawan harus upgrade terhadap teknologi yang terjadi untuk membuat diri kita menjadi lebih baik. Pustakawan tidak bisa

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya perubahan yang dilakukan oleh pustakawan perguruan tinggi agar profesi pustakawan tidak punah di

memiliki hasil yang berbeda – beda seperti penelitian Bambang Sudiyantno (2010) menunjukkan jika efisiensi operasional berpengaruh positif signifikan terhadap