JURNAL
ISU FEMINISME DAN KESETARAAN GENDER DALAM
FILM MULAN
(Analisis Semiotika Model Charles Sanders Pierce tentang Isu Feminisme dan Kesetaraan Gender dalam Film Mulan Versi Live Action)
Oleh :
Faiq Nurul Aulia D0217034
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELS MARET
SURAKARTA
1
ISU FEMINISME DAN KESETARAAN GENDER DALAM FILM MULAN (Analisis Semiotika Model Charles Sanders Pierce tentang Isu Feminisme
dan Kesetaraan Gender dalam Film Mulan Versi Live Action) Faiq Nurul Aulia
Adolfo Eko Setyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Abstract
Film is one of the communication media that can convey massive messages to a wide audience. So the author considers that film is an effective medium in bringing messages to be conveyed to the audience. Film is also an active medium in representing people's lives by involving signs, norms and cultural elements in the characters of each character and storylines that are formed as naturally as possible so that they can resemble real life. Thus the audience becomes easy to understand the content and moral values contained in the film. “Mulan” is a film that represents the issue of feminism and gender equality in a woman's life to get the right to do various types of work in the public sphere.
This study aims to describe how the meaning of the issue of feminism and gender equality is represented in the film "Mulan". The methodology used in this research is the semiotic analysis of Charles Sanders Pierce, by paying attention to each scene related to the issue of feminism and gender equality and then analyzing it based on the interpretant, object and representament. This study uses mass communication theory, feminism theory, Charles Sanders Pierce's theory of signs and meanings and films as a representation of the reality of people's lives which used as the basis of knowledge for the research topic.
The results of the research that the author has done shows that the meaning of feminism and gender equality found through four categories of actions, namely the opportunity to do work in the public sphere, the opportunity for women to become a leader, freedom of speech, freedom to achieve desires based on their abilities.
Keywords: Film, Semiotic Charles Sanders Pierce, Feminism and Gender Equality
2
A. Pendahuluan
Film adalah salah satu media komunikasi yang masih terjaga hingga sekarang dan semakin berkembang dengan pesat mengikuti zaman yang terus berkembang. Film dapat bekerja secara massive dalam penyampaian pesannya, hal ini disebabkan karena film dapat menjangkau secara luas dan tidak memerlukan waktu lama untuk sampai kepada audiensnya. Di awal kemunculannya film diproduksi tanpa ada narasi sehingga lebih dikenal dengan istilah film bisu, misalnya film “Charlie Caplin.” Kemudian pada akhir tahun 1920 muncul film dengan dialog para aktornya atau biasa disebut dengan istilah film bicara untuk kali pertama.
Film memiliki fariasi isi cerita yang dapat dinikmati oleh audiens dari berbagai macam segmen. Dewasa ini, banyak sekali para sineas yang dalam menghasilkan karya-karya filmnya terinspirasi dari fenomena-fenomena sosial yang terjadi di tengah masyarakat dengan fokus menyoroti kasus-kasus tertentu, salah satunya adalah isu feminisme dan kesetaraan gender.
Isu feminisme dan kesetaraan gender adalah tema yang sangat menarik untuk direpresentasikan pada sebuah film karena memiliki nilai edukasi yang berguna untuk masyarakat. Feminisme dan kesetaraan gender merupakan dua hal yang berkaitan erat, sebab salah satu tujuan adanya feminisme adalah sebagi upaya untuk mencapai kesetaraan gender. Adapun fakta yang terjadi masih saja ditemui beberapa kasus subordinasi dan sebagaian besar kasus subordinasi ini dialami oleh kaum perempuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya “A Quantum Leap for Gender Equality : For a Better Future of Work for All” yaitu sebuah laporan yang dikeluarkan oleh International Labour Organization (ILO). Pada laporan tersebut secara keseluruhan membahas tentang gender equality sekaligus memaparkan data kasus-kasus ketidaksetaraan gender di dunia kerja kaitannya dengan penelitian ini, yaitu data tentang perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan yang berperan sebagai seorang pemimpin di perusahaan.
Feminisme dan kesetaraan gender sangat menarik untuk dibicarakan terlebih lagi diangkat sebagai tema dalam film. Hal ini disebabkan adanya presepsi yang dibentuk oleh masyarakat hingga dianggapnya presepsi tersebut
3
seolah-olah menjadi sebuah kodrat. Hal ini sering terjadi pada pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan. Rasa sentimental cenderung dimiliki peremuan sehingga perempuan terlihat menjadi sosok yang penyayang, sabar dan lemah lembut selain itu perempuan juga hamil, melahirkan dan menyusui sehingga terciptalah anggapan bahwa pekerjaan rumah tangga atau domestik lebih cocok dilakukan oleh perempuan. Sedangkan laki-laki lebih pantas mengerjakan pekerjaan di ranah publik hal ini disebabkan selain keterbalikan sifat dengan perempuan juga dikarenakan ciri-ciri biologis laki-laki yang cenderung memiliki tubuh yang lebih besar dari pada perempuan sehingga laki-laki dipresepsikan sebagai sosok yang lebih kuat dan tegas.
Mulan merupakan salah satu film fiksi yang termasuk dalam seri Princess hasil produksi Walt Disney Picture yang mengangkat tema isu feminisme dan kesetaraan gender. Mulan diproduksi dengan menyertakan unsur budaya China sebagai latar belakang sekaligus unsur utama untuk membentuk karakter masyarakat dengan menunjukkan sisi kebudayaan masyarakat yang diperankan oleh para aktor dalam film Mulan. Adapun aktor yang terlibat dalam film ini beberapa di antaranya seperti Liu Yifei, Jet LI, Yoson An dan Gong Li.
Dalam filmnya, Mulan digambarkan sebagai seorang perempuan yang dikaruniai Chi yang sangat kuat sehingga kerap kali ia mengekspresikannya dengan bertingkah layaknya seorang kesatria yang memiliki keguatan fisik hebat seperti menunggang kuda, berlatih perang, memanjat bangunan dan lain-lain. Melalui film “Mulan” Chi dapat diartikan sebagai sebuah energi kehidupan yang sifatnya alami yang berada di dalam tubuh manusia namun Chi hanya boleh dikeluarkan dan digunakan oleh laki-laki saja. Sehingga sosok Mulan yang aktif dalam mengekspresikan Chi mendapat tentangan dari keluarganya yang patuh pada ajaran leluhur yang menilai hal tersebut tidak pantas dilakukan oleh seorang perempuan. Dari pembahasan tentang Chi ini telah diketahui bahwa kebudayaan telah mewariskan suatu ajaran yang seolah-olah tidak memberikan kesetaraan hak dan kesempatan pada perempuan layaknya laki-laki utamanya dalam hal melakukan suatu pekerjaan.
4
Film “Mulan” berhasil meraup US$6,47 juta di China pada pekan ke dua penayangan film hingga yang paling akhir Box Office film “Mulan” mencapai US$70 juta. Akan tetapi dibalik kesuksesan film yang berhasil meraup US$70 juta film ini juga sempat menjadi kontroversi. Dikutip dari IDN Times (2019) fakta seputar kontroversi yang menimpa film Mulan versi live action beberapa di antaranya seperti, keputusan Disney menghilangkan unsur musikal, tidak ada lagu “Reflection” selama proses pemutaran film yang selalu menjadi ciri khas soundtrack film “Mulan” dan sosok pemeran Mulan yang bernama Liu Yifei yang menyatakan dukungannya untuk menindak tegas demonstran anti pemerintah di Hong Kong yang melakukan kekerasan. Hal ini menjadi kontroversi karena dinilai masyarakat tidak sesuai dengan peran heroiknya di dalam film.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan sajian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penilitian ini sebagai berikut :
“Bagaimana Makna Feminisme dan Kesetaraan Gender yang direpresentasikan dalam Film Mulan versi live action ?”
C. Telaah Pustaka
1. Teori Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan satu dari ke empat jenis komunikasi yang mana tiga lainnya terdiri dari komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal dan komunikasi publik. Banyak ahli yang menyumbangkan ide atau gagasannya mengenai definisi komunikasi massa, salah satuya adalah Onong U. Effendy. Effendy. Onong U. Effendy. Effendy (dalam Greyti Sugianto, 2017:6) berpendapat mengenai komunikasi massa bahwa, “Komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media massa yang abstrak, yakni; sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.”
Sedangkan definisi komunikasi massa yang dijelaskan dari sudut pandang proses terjadinya komunikasi, yaitu seperti yang diutarakan oleh Cangara (2016:41) “Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses
5
komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film.”
Menurut McQuail film juga dapat dijadikan sebagai alat untuk kritik sosial sekaligus salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat tentang fenomena-fenomena yang tengah terjadi di lingkungan masyarakat dengan didukung sifat film yang efisien, yaitu dapat menjangkau khalayak secara luas sehingga pesan dapat tersampaikan dalam waktu yang relatif singkat.
2. Film Sebagai Representasi Realitas Kehidupan Masyarakat
Film merupakan sebuah karya yang dihasilkan dari ide kreativitas manusia yang terinspirasi dari fenomena yang telah dilihat kemudian dituangkan ke dalam sebuah karya yang memiliki unsur audio dan visual. Beberapa ahli dan lembaga memberikan definisinya terhadap film, menurut Effendy (dalam Greyti 2017:9) menjelaskna bahwa “Film diartikan sebagai suatu hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Sedangkan menurut lembaga non-pemerintahan yang bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui UU no.8 tahun 1992 tentang perfilman pada pasal 5 film diartikan sebagai “media komunikasi massa pandang-dengar mempunyai fungsi penerangan, pendidikan, pengembangan budaya bangsa, hiburan dan ekonomi.”
3. Teori Feminisme
Pada intinya feminisme merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh suatu kelompok atau individu yang tujuannya ialah untuk mencapai derajat kesetaraan gender. Dalam hal ini utamanya yang lebih mendapat perlakuan tidak adail atau subordinasi adalah kaum perempuan sehingga feminisme sendiri identik dengan suatu gerakan yang diasosiasi oleh kaum perempuan. Munculnya gerakan feminisme dari kalangan individu maupun kelompok diakibatkan adanya bias gender sehingga memicu timbulnya perbedaan gender (gender differences) yang mengakibatkan adanya peran gender (gender role) antara kaum laki-laki dan
6
kaum perempuan sehingga efeknya adalah terjadinya ketidakadilan gender (gender inequality).
3.1 Feminisme Libral
Feminisme liberal adalah salah satu jenis feminisme Giddens (470:2006) beranggapan bahwa feminisme liberal adalah “suatu aliran feminisme yang mengkapanyekan melawan sexism (penilaian negatif terhadap sikap wanita) dan melawan diskriminasi pada kaum wanita di tempat kerja, institusi pendidikan dan di media.” Feminisme liberal ini mula-mula muncul karena adanya perampasan hak-hak perempuan. Tujuannya yaitu sebagai suatu bentuk kritik terhadap suatu aktivitas politik yaitu adanya teori politik liberal yang dikenal sebagai teori politik yang menjunjung tinggi nilai otonomi, persamaan dan nilai moral.
4. Teori Tanda dan Pemaknaan Charles Sanders Pierce
Teori tanda atau semiotika yang dikembangkan oleh Pierce dikenal dengan nama Grand Theory. Alasan teori Pierce disebut Grand Theory diungkapkan oleh Mudjianto dan Nur (2013:74) yang menyebutkan jika teori ini lebih menekankan penggunaan sistem logika dan filosofi yang ada di masyarakat dalam melaksanakan proses penafsiran makna terhadap tanda pada objek penelitian. Adapun rangkaian yang harus dilewati untuk menganalisis objek menggunakan analisis semiotika model Pierce, yaitu Representament, objek dan interpretant. Adapun tanda menurut objek dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ikon, simbol dan indeks.
D. Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Secara sederhana penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak melibatkan unsur angka-angka seperti yang disebutkan oleh Mamik (2015:3) “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer.”
Objek yang dijadikan dalam penelitian ini adalah film “Mulan.” Sedangkan korpus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
7
korpus, yaitu korpus dari data primer yang diperoleh secara langsung dari film “Mulan” dan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan yang dapat berupa, buku, jurnal, artikel hingga data-data dari situs di internet yang berhubungan dengan tema kegiatan penelitian.
Dalam menjalankan proses penelitiannya penulis melakukan tahapan-tahapan penelitian seperti melakukan pengamatan secara mendalam terhadap objek, mengumpulkan data yang berupa foto atau screenshoot setiap scene film yang mengandung adanya unsur isu feminisme dan kesetaraan gender berdasarkan klasifikasinya, yaitu kesempatan melakukan pekerjaan di ranah publik, kesempatan bagi perempuan untuk menjadi seorang pemimpin, kebebasan berbicara dan kebebasan meraih keinginan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Kemudian setelah semua data terkumpul penulis menganalisis data tersebut menggunakan metode analisis semiotika model Charles Sanders Pierce lalu membuat kesimpulan sebagai tahap akhir penelitian.
E. Analisis Data dan Pembahasan 1. Analisis Data
1.1 Anaisis Kesempatan Melakukan Pekerjaan di Ranah Publik Representament
Pada seluruh scene ini terjadi di tempat di mana Mulan dan keluarganya tinggal, dialog yang terjadi adalah sebagai berikut:
Sersan Qiang: “Dia (Komandan Tung) membawa pesan dari Yang Mulia Raja, kami mempersembahkan hadiah ini untuk Hua Mulan. Dia telah menyelamatkan dinasti, seluruh kerajaan berhutang padanya”
Sersan..Qiang: “Raja memintamu untuk mempertimbangkan kembali undangannya. Bergabunglah bersama prajurit terhebat sebagai petugas pengawal kerajaan.”
Objek
Scene: 66, waktu: 01.39.00
8
Tanda menurut objek: a. Ikon
- Mulan kedatangan perwakilan dari kerajaan yang secara langsung diutus oleh Kaisar untuk datang ke rumahnya.
- Mulan memegang pedang pemberian dari Kaisar.
b. Indeks
- Kaisar menitipkan sebuah hadiah berupa pedang melalui Komandan Tung dan Sersan Qiang yang diutus Kaisar untuk datang ke rumah Mulan karena Mulan telah menyelamatkan dinasti.
- Mulan mendapat tawaran yang kedua kalinya untuk bergabung menjadi prajurit terhebat kerajaan karena Mulan telah berjasa sehingga seluruh kerajaan berhutang budi kepada Mulan.
c. Simbol
Dialog yang terjadi antara Hua Zhou dan Komandan Tung yaitu saat Hua Zhou memperingatkat apabila Komandan Tung ingin memberi pelajaran atas tindakan penyamaran Mulan maka
Gambar 3.1 Komandan Tung dan Sersan Qiang mendatangi Mulan atas perintah Kaisar
(Sumber: Scene 66,
Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.2 Hua Zhou Mencoba Melindungi Mulan dari Pihak Kerajaan
(Sumber: Scene 66,
Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.3 Mulan Mendapat Tawaran Menjadi Prajurit Terhebat Kerajaan
(Sumber: Scene 66,
Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.4 Mulan mendapat hadiah pedang dari Kaisar
(Sumber: Scene 66,
9
Komandan Tung harus melawan Hua Zhou terlebih dahulu namun Komandan Tung justru menyangkal pemikiran Hua Zhou terhadapnya. Hal tersebut menjelaskan adanya pemberian pembebasan hukum terhadap Mulan yang telah mengorbankan dirinya untuk kerajaan.
Ketika hadiah yang diberikan untuk Mulan berupa pedang menunjukkan adanya kepercayaan kepada seorang perempuan untuk melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki di sektor publik.
Interpretant
Secara keseluruhan makna yang diinterpretasikan terkait kesempatan melakukan pekerjaan di ranah publik dapat dilihat pada suasana yang terjadi saat itu sangat kondusif dan penuh kedamaian, tidak ada adegan kemarahan atas perbuatan yang telah dilakukan Mulan. Hadiah yang berupa pedang dari Kaisar untuk seorang perempuan seperti Mulan yang berhasil memimpin perang merupakan sebuah bentuk apresiasi. Dan pedang yang telah digenggam Mulan menjelaskan kini seorang perempuan pada akhirnya telah dipercaya bahwa perempuan juga mampu melakukan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh kaum laki-laki. Selain pemberian pedang melalui dialog yang diutarakan Sersan Qiang, Kaisar masih berat hati atas penolakan tawarannya yang dilakukan oleh Mulan sehingga Kaisar memberikan tawarannya kembali.
1.2 Analisis Kesempatan Bagi Perempuan untuk Menjadi Seorang Pemimpin Representament
Secara keseluruhan yang digambarkan dalam scene feminisme kategori kesempatan bagi perempuan untuk menjadi seorang pemimpin adalah aksi Mulan yang mulai berani unjuk diri. Di mulai dari secara terang-terangan ia muncul kembali dihadapan Komandan Tung dengan identitas aslinya hingga aksinya yang berduel dengan Bori Khan. Adapun dialog yang diucapkan oleh Koamndan Tung sebagai berikut:
10
“Hua Mulan, tindakanmu telah membawa aib ke resimen ini, untuk kerajaan ini dan untuk keluargamu sendiri tapi kesetiaanmu dan keberanianmu tidak diragukan. Kau akan memimpin saat kita menuju ke Kota Kerajaan,”.
Objek
Scene: 55, waktu: 01.16.45 Scene: 56, waktu: 01.19.15
Scene: 57, waktu: 01.22.15 Scene: 61, waktu: 01.27.43
Gambar 3.5 Komandan Tung memberikan amanat kepada Mulan
(Sumber: Scene: 55,
Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.6 Mulan
memimpin prajurit menuju istana dengan menaiki kuda
(Sumber: Scene: 56,
Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.7 Mulan
memasuki halaman istana bersama Komandan Tung, Sersan Qiang dan beberapa prajurit di belakangnya
(Sumber: Scene: 57,
Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.8 Penyihir
Xianniang tewas akibat Bori Khan
(Sumber: Scene: 61,
Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.9 Mulan melawan Bori Khan
11 Tanda menurut objek:
a.Ikon
- Mulan berada di posisi paling depan dengan
menunggang kuda saat akan menuju ke Kota Kerajaan bersama para prajurit lainnya.
- Mulan berjalan di depan Komandan Tung, Kaisar Qiang dan beberapa prajurit lainnya. b. Indeks
- Perasaan Komandan Tung yang hendak memenggal Mulan luluh karena pernyataan atau pembelaan Chen Honghui menilai Mulan telah mempertaruhkan segalanya bahkan dengan mengungkapkan identitas aslinya dan Mulan juga dianggap lebih berani diantara prajurit lainnya.
- Komandan Tung menjadikan Mulan sebagai pemimpin karena kesetiaan dan keberaniannya.
b. Simbol
- Ketika Mulan berduel melawan Bori Khan yang merupakan pemimpin pasukan Bangsa Rouran yang mana dalam hal ini menjelaskan bahwa pertarungan akan terlihat seimbang apabila lawannya juga setara dengan dirinya dalam hal ini adalah sama-sama pemimpin.
- Kepercayaan para prajurit kepada Mulan karena keberanian Mulan untuk muncul kembali di hadapan Komandan Tung dengan membawa informasi seputar penyerangan kedua yang akan dilakukan Bangsa Rouran sehingga membuat para prajurit kagum dan percaya kepada Mulan.
- Dialog Penyihir Xianniang yaitu “Ambil tempatmu, Mulan” yang artinya sebuah dukungan yang diberikan oleh sesama perempuan untuk memperjuangkan kemenangan.
Interpretant
Secara keseluruhan makna kesempatan bagi perempuan untuk menjadi seorang pemimpin ditunjukkan dengan keberanian Mulan yang ia buktikan melalui aksi-aksinya dalam melawan pasukan musuh.
12
Keberhasilan yang sebelumnya telah ia raih berhasil membuat Mulan mendapat kepercayaan menjadi pemimpin pasukan kerajaan dalam upaya mencegah serangan musuh di istana.
1.3 Anaisis Kebebasan Berbicara Representament
Pada scene 62 terjadi di dalam istana sang Kaisar yang sedang menyelenggarakan acara penyambutan para prajurit yang telah berhasil mengalahkan musuh untuk melindungi Kota Kerajaan. Suasananya tampak sangat tenang dan formal. Pada scene tersebut Mulan dipersilahkan terlebih dahulu untuk menghadap Kaisar dan terjadi dialog seberti berikut ini:
Mulan: “Yang Mulia, aku sangat tersanjung atas undangan tak
terhingga ini tapi dengan segala kerendahan aku mohon maaf aku tidak bisa menerimanya....aku harus puang ke rumah dan menebus kesalahan keluargaku.”
Kaisar: “Baiklah Hua Mulan. Pengabdian kepada keluarga adalah kebajikan penting.”
Objek
Scene: 62, waktu: 01.34.55
Tanda menurut objek: a. Ikon
- Mulan berdiri setengah badan dengan menggunakan kedua lututnya (gaya menghormati khas bicara ama petinggi)
b. Indeks
Gambar 3.10 Mulan sedang menghadap dan berbicara dengan Kaisar
13
- Mulan mendapat kesempatan untuk berhadapan dan berbicara langsung kepada Kaisar karena Mulan adalah seorang pemimpin sekaligus telah sukses dalam memimpin upaya mengalahkan pasukan musuh.
- Tanggapan baik yang didapatkan Mulan walaupun tawaran raja ia tolak karena Mulan telah dipandang sebagai perempuan luar biasa dan berjasa.
b. Simbol
Tidak ada upaya untuk menyanggah atas ucapan dan keputusan yang telah dilakukan oleh Mulan menunjukkan setuju dan dukungan terhadap Mulan.
Interpretant
Tidak adanya perasaan kesal atas tawaran baik kaisar yang ditolak Mulan menjadi dasar adanya kebebasan berbicara untuk Mulan. Melalui dialog yang diutarakan Kaisar dapat dikatakan bahwa Kaisar sangat menghormati keputusan Mulan.
1.3 Anaisis Kebebasan Meraih Keinginan Berdasarkan Kemampuan yang Dimiliki
Representament
Peristiwa yang terjadi pada scene 19 terjadi di pagi hari yaitu ayah Mulan, Hua Zhou sedang berdo’a di sebuah kuil. Hua Zhou memohon keselamatan untuk Mulan yang telah pergi dan mengambil pedang serta perlengkapan perang lain milik Hua Zhou secara diam-diam.
Kemudian yang terjadi pada scene 66 adalah ketika Mulan membuka tutup pedangnya dan mendapati tulisan yang berada di kedua sisi pedang. Pada sisi pertama tulisan tersebut berlafal setia, berani, jujur dan sisi kedua yang berada di sebaliknya berlafal pengabdian untuk keluarga. Dan scene 66 yang ditunjukkan gambar 3.14 ayah, ibu dan adik Mulan tampak tersenyum bangga atas perjuangan dan
14
pengorbanan yang telah dilakukan Mulan untuk menyelamatkan Kaisar dan dinasti. Adapu dialog yang terjadi adalah bebagai berikut:
Sersan Qiang: “Dia (Mulan) telah membawa kehormatan kepada leluhurnya, kepada keluarganya dan desanya dan negaranya. Seperti layaknya pejuang yang hebat pedang itu ditandai dengan pilar kebajikan.”
Hua Zhou: “Setia, berani, jujur. Dan apakah kebajikan keempat yang kau lihat.”
Komandan Tung: “Bacalah dengan lantang, Mulan.” Mulan: ”Pengabdian untuk keluarga.” Objek
Scene: 19, waktu: 00.26.29 Scene: 66, waktu: 01.43.44
Gambar 3.11 Hua Zhou berdo’a untuk keselamatan Mulan
(Sumber: Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.12 Pedang milik Mulan hadiah dari Raja yang bertuliskan setia, berani, jujur
(Sumber: Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.13 Pedang milik Mulan hadiah dari Raja yang bertuliskan pengabdian untuk keluarga.
(Sumber: Screenshoot Film “Mulan”)
Gambar 3.14 Ayah, ibu dan adik Mulan tersenyum bangga kepada Mulan
(Sumber: Screenshoot Film “Mulan”)
15 Tanda menurut objek:
a. Ikon
Tulisan yang terdapad di kedua sisi pedang yaitu pedang setia, berani, jujur dan pengabdian untuk keluarga.
b. Indeks
Hua Zhou lebih memilih untuk tidak mencari Mulan dan menyuruhnya untuk kembali ke rumah karena ia lebih memilih untuk berdo’a memohon kepada Phoenix atau leluhur agar Mulan diberi keselamatan.
b. Simbol
Wajah tersenyum bahagia yang terlihat di wajah Hua Zhou, Hua Li yang merupakan kedua orang tua Mulan dan Hua Xiu yang merupakan adik Mulan yang menjelaskan rasa bangga mereka terhadap Mulan atas keberanian dan pengorbanan yang telah ia berikan baik untuk dinasti maupun untuk keluarga. Selain itu juga karena pujian Sersan Qiang yang ditujukan kepada Mulan membuat keluarga Mulan menjadi semakin bangga.
Interpretant
Pada scene paling awal sudah bisa dikatakan adanya makna anaisis kebebasan meraih keinginan berdasarkan kemampuan yang dimiliki hal ini terjadi dikarenakan adanya pembiaran yang dilakukan ayah Mulan. Ayah Mulan tidak berusaha mencari Mulan agar kembali ke rumah akan tetapi ayah Mulan hanya berdo’a dan memohon keselamatan untuk puterinya.
Pada kedua sisi pedang terdapat tulisan setia, berani, jujur dan pengabdian keluarga. Sehingga dapat diartikan bahwa selain hanya melakukan pekrjan rumah tangga Mulan juga dapat mengerjakan pekerjaan lain seperti laki-laki, misalnya adalah menjadi prajurit kerajaan.
Dan makna terakhir ditunjukkan pada gambar 3.14 di mana ayah, ibu dan adik Mulan tersenyum bangga atas prestasi Mulan. Tidak ada kemarahan dan kekecewaan terhadap Mulan, karena Mulan telah
16
mendapat kepercayaan maka segala keputusan dalam hidupnya untuk mengabdi pada keluarga atau raja pun sepenuhnya ada di tangan Mulan.
2. Pembahasan
Film “Mulan” yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang dianugerahi kemampuan fisik khususnya dalam hal bela diri namun di sisi lain hak-haknya untuk melakukan beberapa pekerjaan mendapat larangan. Hal ini dikarenakan adanya aturan atau konvensi-konvensi tradisi budaya yang masih berlaku. Maka dari itu muncul isu feminisme dan kesetaraan gender dalam film ini untuk menumpas segala sesuatu yang bertolak belakang dengan hati Mulan. Pada film “Mulan” warisan budaya yang mengandung unsur patriarki sengaja dilanggengkan dengan alasan sebagai cara untuk menghormati leluhur sedangkan faktanya ajaran ini hanya akan merugikan kaum perempuan yang akan selalu mendapat subordinasi di lingkungan mana saja para perempuan berada. Dan kepercayaan terhadap warisan leluhur tersebut pada akhirnya tumbang setelah Mulan berhasil membuktikan bahwa perempuan juga mampu dan layak apabila derajatnya dalam urusan publik disandingkan dengan laki-laki.
F. Kesimpulan
Film “Mulan” merupakan sebuah film yang mengusung makna perjuangan seorang perempuan yang ingin membebaskan diri dari sobordinasi dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Makna feminisme dan kesetaraan gender dalam film “Mulan” pada penelitian ini ditemukan melalui empat kategori tindakan-tindakan yang tergolong upaya untuk mencapai kesetaraan gender kaitannya hak untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan laki-laki, di antaranya kesempatan melakukan pekerjaan di ranah publik, kesempatan bagi perempuan untuk menjadi seorang pemimpin, kebebasan berbicara, kebebasan meraih keinginan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Melalui film ini juga dapat disimpulkan bahwa tidak semua warisan leluhur cocok untuk terus menerus diturunkan pada generasi dan zaman yang selalu berbeda
17
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, M., & Nur, E. (2013). Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi Semiotics In Research Method of Communication. Jurnal, 16(1).
Beauty, Venita.(27 Agustus 2019). 7 Fakta Seputar Kontroversi yang Menimpa Film Live Action "Mulan". IDN Times.
https://www.idntimes.com/hype/entertainment/venita-beauty-1/7-faktaseputar-kontroversi-yang-menimpa-film-live-action-mulan . Diakses pada 1 April 2020.
Beghini, Valentina., Umberto Cattaneo dan Emanuela Pozzan.(2019). Report: A quantum leap a quantum for gender leap for gender for a better future of work for all. ILO.
Biasini, N. (2019). Pergeseran representasi feminitas dalam film animasi disney princess. Widyakala: Journal Of Pembangunan Jaya University, 5(2), 111-122.
Cangara, Hafied. 2016. Pengantar Ilmu Komunikasi. Depok: PT. Tajagrafindo Persada.
Giddens, Anthony. 2006. Sociology. United Kingdom: Polity Press.
IMDB. (2017). Niki Caro. https://m.imdb.com/name/nm0138927/ . Diakses pada 20 Mei 2021.
Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher. McQuail, D. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Hmanika
Sugianto, Greyti. E., Mingkid, E., & Kalesaran, E.R. (2017). Persepsi Mahasiswa Pada Film “Senjakala Di Manado” (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fispol Unsrat). Acta Diurna Komunikasi, 6(1).