• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nur Asyah Harahap 1) dan Ria Jumaina 2) Dosen FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nur Asyah Harahap 1) dan Ria Jumaina 2) Dosen FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah. Abstrak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PENGEMBANGAN KECERDASAN MENGATASI

KESULITAN (ADVERSITY QOUTIENT) SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 BINJAI

TAHUN AJARAN 2016/2017

Nur Asyah Harahap1) dan Ria Jumaina2)

1)Dosen FKIP UMN Al Washliyah dan 2)Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah

Abstrak

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kecerdasan mengatasi kesulitan (Adversity Qoutient) siswa kelas XI SMA N 6 Binjai T.A 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan design pre-test dan post-test. Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi merupakan variabel bebas (X), sedangkan Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Quotient) merupakan variabel terikat (Y). Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket pada pre test dan post test sebanyak 24 butir setelah divaliditaskan dan reliabilitaskan dengan menggunakan rumus product moment. Untuk dapat mengetahui nilai rata-rata siswa pada saat sebelum diberikan layanan (pre test) adalah dengan mencari nilai rata-rata (mean): 63,4, dan nilai standart deviasi : 3,43. Kemudian setelah diberikan layanan (post test) terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata (mean): 86,5, dan nilai standart deviasi 4,03. Berdasarkan hasil Uji t yang dilakukan dapat diperoleh thitung = 13,91, dengan σ = 0,05 dan n = 10-1= 9, dan daftar, ttabel = 2,262. Dari data tersebut terlihat bahwa thitung > ttabel (13,91>2,262), maka Hipotesis dapat diterima artinya ada pengaruh yang signifikan pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terhadap pengembangan kecerdasan mengatasi kesulitan (Adversity Qoutient) siswa kelas XI SMA N 6 Binjai T.A 2016/2017.

Kata Kunci : Layanan bimbingan kelompok, tehnik diskusi, pengembangan kecerdasan

Pendahuluan

Pendidikan merupakan dasar yang paling penting dalam kehidupan sebuah bangsa karena dengan pendidikan dapat memajukan dan mensejahterakan kehidupan bangsa. Pendidikan sendiri sesungguhnya sudahlah didapatkan sejak manusia dilahirkan yaitu pendidikan yang didapatkan dari kedua orang tua. Anak adalah generasi penerus bangsa yang memiliki potensi, yang dapat berkembang seiring pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu, diharapkan generasi penerus bangsa sebagai sumber daya manusia yang cerdas dan berkarakter.

Kemahiran siswa dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup ini yang disebut dengan Adversity Qoutient (AQ). Hal ini menunjukkan bahwa IQ dan EQ kurang menjamin dan menentukan kesuksesan seseorang. Oleh karena itu AQ dapat menjembatani antara IQ dan EQ seseorang. AQ merupakan kecerdasan yang melatar belakangi kesuksesan seseorang.

(2)

Adversity Qoutient (AQ) adalah kecerdasan dan kemampuan dalam mengatasi kesulitan dan menghadapi tantangan hidup. Adversity Qoutient merupakan faktor paling penting dalam meraih kesuksesan. Dengan AQ ini individu dapat mengubah hambatan menjadi peluang karena kecerdasan ini merupakan penentu sejauh mana individu mampu bertahan dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan.

Kenyataan yang ditemui dilapangan berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru Bimbingan dan Konseling beserta guru di SMA N 6 Binjai. Memberikan gambaran bahwa masih banyak siswa yang kurang mengembangkan kecerdasan mengatasi kesulitan (AQ) ketika mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran.

Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberi bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. “Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan”.

Melalui bimbingan kelompok tekhnik diskusi dapat mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal, dengan mengikuti azas-azas dan tahap-tahap yang ada dan telah disepakati bersama. Hal ini memungkinkan dalam membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan baik dalam belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat memecahkan dan mengambil keputusan yang tepat terhadap permasalahan atau kesulitan yang dialaminya.

Pengembangan kecerdasan mengatasi kesulitan (Adversity Qoutient) dapat dilakukan melalui layanan bimbingan kelompok teknik diskusi. Bimbingan kelompok tehnik diskusi yang dipilih oleh peneliti diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan mengatasi kesulitan (Adversity Qoutient) karena dianggap lebih efektif dan efisien.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Tekhnik Diskusi Terhadap Pengembangan Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Qoutient) Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017”.

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah (1)Bagi Peserta didik memperoleh wawasan tentang layanan bimbingan kelompok tekhnik diskusi yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kecerdasan dalam menghadapi kesulitan baik dalam belajar maupun dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah dan tantangan hidup. (2) Bagi Guru, Penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru-guru disekolah khususnya guru bimbingan dan konseling yang dapat menambah wawasan dan bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan layanan bimbingan kelompok tekhnik diskusi di sekolah sehingga siswa mampu mengembangkan kecerdasan dalam mengatasi kesulitan (Adversity Qoutient). (3) Bagi Sekolah, Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah sehingga perlu ditingkatkannya program bimbingan konseling oleh guru BK yang bekerjasama dengan wali kelas dan guru-guru di sekolah. Agar dapat membantu siswa dalam mengembangkan kecerdasan dalam mengatasi kesulitan (Adversity Qoutient)nya sehingga siswa mampu dan sukses untuk mengatasi masalah atau kegagalan dalam belajar dan tantangan dalam hidup. (4) Bagi Peneliti, Untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terhadap pengembangan kecerdasan dalam mengatasi kesulitan (Adversity Qoutient) sehingga

(3)

dapat menambah wawasan peneliti untuk kemudian hari dalam bekerja sebagai konselor dan juga saat menjadi guru BK di sekolah.

Kajian Pustaka

Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Menurut Gadza (dalam Prayitno, 2004:309) menyatakan bahwa “bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat”.

Menurut Tohirin (2011: 170) “Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok”. Kelompok yang ideal jumlah anggota antara 8-10 orang (Tohirin:176)

Dari pengertian bimbingan kelompok diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang saling berinteraksi dimana pemimpin kelompok atau narasumber menyediakan informasi-informasi untuk membantu individu mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan bakat, minat, serta mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Prayitno (2012 :150-151) menyatakan bahwa: Tujuan layanan bimbingan kelompok dikelompokkan menjadi dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan(siswa). Secara khususnya, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif, yaitu meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.

Manfaat Bimbingan Kelompok

Menurut Sukardi (2008: 67) mengatakan manfaat bimbingan kelompok adalah :

1. Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitarnya.

2. Memiliki pemahaman yang obyektif, tepat dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan.

3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.

Teknik-teknik Bimbingan Kelompok

Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain lebih memfokuskan kegiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya.

(4)

Menurut Tohirin (2011:289-295) “beberapa jenis metode bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok adalah:

1) Program Home Room 2) Karyawisata 3) Diskusi Kelompok 4) Kegiatan kelompok 5) Organisasi Siswa 6) Sosiodrama 7) Psikodrama 8) Pengajaran Remedial

Pengertian Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Qoutient)

Dalam kamus Inggris-Indonesia (Echols & Shadily, 2007: 14) bahwa adversity mempunyai arti kesengsaraan atau kemalangan, istilah kesengsaraan atau kemalangan dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai menderita kesukaran, yang berarti adversity adalah kesulitan, masalah atau ketidakberuntungan. Sedangkan quotient menurut kamus bahas Inggris adalah derajat atau jumlah dari kwalitas spesifik/karakteristik atau dengan kata lain yaitu mengukur kemampuan seseorang.

Menurut Stoltz (2000: 8) mengatakan “Kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan mengatasi kesulitan (Adversity Qoutient). Stoltz (2000: 9) juga mengatakan kecerdasan mengatasi kesulitan (AQ) mempunyai tiga bentuk sebagai berikut:

1. Kecerdasan mengatasi kesulitan (AQ) adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan.

2. Kecerdasan mengatasi kesulitan (AQ) adalah suatu ukuran untuk mengetahui respon anda terhadap kesulitan.

3. Kecerdasan mengatasi kesulitan (AQ) adalah serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon anda terhadap kesulitan.

Ciri-ciri Kelompok Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Qoutient)

Didalam merespon suatu kesulitan terdapat tiga kelompok tipe manusia ditinjau dari tingkat kemampuannya (Stolz, 2000: 18-38).

1. Mereka yang Berhenti (Quitters)

Mereka yang berhenti adalah seseorang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti ketika dihadapkan pada kesulitan atau tantangan hidup.

2. Mereka yang Berkemah (Campers)

Pada awalnya orang-orang yang bertipe ini mempunyai tekad yang kuat untuk mendaki tetapi di tengah perjalanan mereka berhenti. Dalam situasi sulit, mereka cepat mengakhiri perjuangannya dan mencari tempat yang aman serta bersembunyi dari kesulitan. Tipe yang demikian adalah orang cepat bosan meskipun mau mencoba.

3. Para Pendaki (Climbers)

Climbers atau si pendaki adalah sebutan untuk orang yang seumur hidupnya membaktikan dirinya pada pendakian. Mereka mengetahui bagaimana perasaan gembira yang

(5)

sesungguhnya, dan mengenalinya sebagai anugerah dan manfaat daripendakian yang dilakukannya.

Menurut Stoltz (2000:140) mengatakan “ada empat dimensi yang menyusun kecerdasan

mengatasi kesulitan (AQ) seseorang yaitu CO2RE (control, origin dan ownership, reach,

endurance).

a. C = Control (Kendali)

C adalah singkatan dari “control” atau kendali. Control atau kendali berkaitan dengan seberapa besar seseorang merasa mampu mengendalikan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dan sejauh mana individu merasakan bahwa kendali itu ikut berperan dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Ciri-ciri pada dimensi ini adalah:

1) Kemampuan mengendalikan emosi 2) Bertahan menghadapi kesulitan 3) Tetap teguh dalam niat

4) Ulet dalam mencari penyelesaian

b. O = Origin dan Ownership (Asal usul dan Pengakuan)

O2 merupakan gabungan dari “origin” (asal usul) dan “ownership” (pengakuan). Origin dan

ownership menjelaskan siapa atau apa yang menjadi asal-usul kesulitan dan sampai sejauh mana seseorang mengakui sebab-akibat kesulitan itu. Cirri-cirinya adalah:

1) Belajar dari kesalahan-kesalahan 2) Bertanggung jawab atas kesalahan c. R= Reach(Jangkauan)

Reach yang berarti jangkauan merupakan bagian dari dimensi kecerdasan mengatasi kesulitan (AQ) yang mempertanyakan sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan manusia (individu). Cirri-cirinya adalah:

1) Menahan atau membatasi jangkauan kesulitannya. 2) Mencegah frustasi yang berkepanjangan

3) Siap menghadapi tantangan hidup d. E= Endurance (Daya Tahan)

E atau Endurance (daya tahan) adalah dimensi terakhir pada kecerdasan mengatasi kesulitan (AQ). Dimensi ini mempertanyakan dua hal yang berkaitan yaitu berapa lamakah kesulitan akan berlangsung dan berapa lamakah penyebab kesulitan itu akan berlangsung. Semakin tinggi kecerdasan mengatasi kesulitan (AQ) seseorang dalam dimensi ini, semakin besar kemungkinan pula seseorang itu akan memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang berlangsung lama atau bahkan permanen. Cirri-cirinya adalah:

1) Kesulitan bersifat sementara 2) Tidak putus asa

3) Selalu optimis

4) Semangat mengahadapi masalah

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain Pre Eksperimental desain yang sering kali dipandang

(6)

sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah “quasi experiment” atau eksperiment pura-pura (Arikunto, 2013:123). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pre-test and post-test design. Menurut Arikunto (2013:124) desain pre-test dan post-test design mempunyai pola sebagai berikut:

O1 X O2

Didalam desain ini dilakukan sebanyak dua kali yakni sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Penelitian yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre testdan sesudah

eksperimen (O2) disebut post test.

Adapun populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 6 Binjai tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 40 siswa. Peneliti memilih kelas tersebut berdasarkan observasi dan wawancara bersama guru BK bahwa kelas XI SMA Negeri 6 Binjai kurang mampu untuk mengembangkan kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient) nya.

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang berdasarkan data guru BK dengan karakteristik sampel yang digunakan adalah siswa tersebut duduk di kelas XI-1 dan memiliki kecerdasan mengatasi kesuliltan (adversity quotient) yang rendah.

Dalam hal ini penelitian yang dipakai adalah angket atau kueisoner (Questionnaires) untuk memperoleh data. Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”(Arikunto, 2013:211).

Teknik analisis data yang diguakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji selisih atau uji t yaitu melihat apakah ada peningkatan kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient) setelah diberikan tindakan layanan bimbingan kelompok, dengan rumus sebagai berikut :

t = 𝑀𝑑

√ 𝛴𝑥²𝑑

𝑁(𝑁−1)

Selanjutnya interprestasi harga t-test dalam kaitannya dengan pengujian hipotesis. Harga rhitung dikonsultasikan dengan rtabel. Apabila rhitung lebih besar dari harga rtabel, maka layanan

bimbingan kelompok teknik diskusi dapat mengembangkan kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient) siswa kelas XI SMA Negeri 6 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017. Sebaliknya apabila rhitunglebih kecil dari harga rtabel, maka layanan bimbingan kelompok teknik diskusi tidak

dapat mengembangkan kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient) siswa kelas XI SMA Negeri 6 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.

Hasil Penelitian

Pelaksanaan uji coba angket dilaksanakan oleh peneliti pada bulan 20 Juni 2016. Uji coba dilaksanakan di SMA Negeri 6 Binjai dikelas XI jumlah 40 orang siswa. Setelah angket terkumpul, dilakukan analisis terhadap angket dengan cara membuat format berdasarkan skor-skor yang ada pada setiap angketnya.

(7)

Analisis Data Penelitian

Data Pre Test Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Qoutient)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden 10 orang siswa, didapat skor tertinggi = 71 dan skor terendah = 59, dengan rata-rata = 63,4 dan standart deviasi (SD) = 3,43.

Data Post Test Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Qoutient)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah responden 10 orang siswa, didapat skor tertinggi = 92 dan skor terendah = 79, dengan rata-rata = 86,5 dan standart deviasi (SD) = 4,03.

Uji Homogenitas

Dari hasil perhitungan pada lampiran pre test, uji kesamaan varians hasil test kedua sampel adalah fhitung =1,37 harga ini berdasarkan dengan distribusi Ftabel pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05

harga thitung disebanding ftabel = (fhitung < ftabel) atau (1,37 < 2,97). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data tersebut homogeny atau populasi dapat memiliki varians yang homogen.

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan perhitungan uji perbedaan (t), dari hasil uji perhitungan itu diperoleh thitung = 13,91 dengan d.b = n-1 = 10-1 = 9 pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh

sebesar 2,262. Maka thitung > ttabel = (13,91 > 2,262). Maka hipotesis yang menyatakan Ada

Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Qoutient) Kelas XI SMA Negeri 6 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017 dapat diterima. Diperoleh skor pada saat pre test adalah 634 sedangkan pada post test diperoleh skor 865.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dapat mengembangkan kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient) siswa di kelas XI SMA Negeri 6 Binjai tahun ajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient) siswa setelah pertemuan bimbingan kelompok telah mengarah peningkatan atau pengembangan yang

lebih baikdari sebelumnya. Hal ini diketahui dari hasil uji yang menunjukkan bahwa thitung lebih

besar dari ttabel (13,91 >2,262).

Dengan adanya pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient) secara signifikan, maka bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan dalam Bimbingan Konseling (BK) yang mampu mengembangkan kecerdasan mengatasi kesulitan (adversity quotient) siswa.

Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada siswa untuk bisa mengendalikan emosi, tidak mudah putus asa dan tetap

(8)

yang dihadapi sehingga pada akhirnya akan dapat mengembangkan kecerdasan dalam mengatasi kesulitan (adversity quotient).

2. Diharapkan kepada peneliti lain yang menaruh perhatian untuk meneliti tentang Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Qoutient) siswa, agar lebih memperhatikan aspek-aspek yang memiliki hubungan dengan Kecerdasan Mengatasi Kesulitan (Adversity Qoutient) siswa.

Daftar Pustaka

Adi Putro, Eko. 2009. Upaya Meningkatkan Adversity Qoutient Melalui Pelaksanaan Bimbingan Klasikal. (Online). Tersedia: http://lib.unnes.ac.id/794/1/2013. pdf.html (diakses pada 29 Januari 2016)

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Echols dan Shadily Hasan.2003. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Medan: UMN Al Washliyah.

Hartinah DS, Siti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama.

Hasanah, Hairatussani. 2010. Hubungan Antara Adversity Qoutient dengan Prestasi Belajar

Siswa SMU N 102 Jakarta Timur. (Online). Tersedia:

http://repository.uinjkt.ac.id/dsace/bitstream/123456789/21343/1/hairatussani%20hasanah-fps.pdf. html (diakses pada 29 Januari 2016)

Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri

Padang.

Purba, Rentina. 2015. Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Pengembangan Kecerdasan Adversity Siswa SMA St-Thomas 3 Tahun Ajaran 2014/2015. Medan: Unimed. Skripsi tidak dipublikasikan.

Rumengan, Jemmy. 2013. Metode Penelitian. Bandung : Cipta Pustaka

Stoltz, Paul G. 2000. Adversity Qoutient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Grasindo.

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi & Kusmawati, Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

(9)

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pegantar Pelaksana Program Bimbingan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.

Valensi, Triska. 2015. Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Kebiasaan Siswa Menggunakan Alat Komunikasi Pada Saat Aktivitas Belajar Berlangsung Kelas IX SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015. Medan. UMN Al-Washliyah. Skripsi tidak dipublikasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk penelitian terkait dengan kasus masalah pengecekan ejaan, terdapat salah satu sistem yang bernama “typoonline”.Sistem ini bertujuan untuk membantu mengecek

Kedisiplinan juga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja oleh sebab itu pihak kepegawaian Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang juga perlu meningkatkan lagi faktor

Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel citra merek (X 1 ), desain produk (X 2 ) dan harga (X 3 ) memiliki tanda positif dengan tingkat signifikansi yang &lt; 5%

Guru meminta masing-masing kelompok mengumpulkan informasi dengan menugaskan peserta didik untuk membaca sumber lain seperti buku paket matematika

3.) Selanjutnya akan ditampilkan tabel Formulir 5. Inventarisasi Nelayan, Alat Tangkap &amp; Perahu seperti gambar di bawah ini :.. 4.) Isikan kolom Tanggal, Pencatat, Musim,

komunitas NIC’S Malang tentang bentuk-bentuk brand community (kesadaran bersama, ritual tradisi dan tanggung jawab moral). Sedangkan cara memperoleh data dalam penelitian

Para siswa akan meniru suatu model sebab siswa merasa bahwa dengan berbuat demikian, siswa akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh reinforcement

Muslim dan SDIT Al Hidayah harus menyertakan pendidikan gizi ketika siswa makan dan di dalam kelas yang dilakukan oleh seorang ahli gizi agar konsumsi serat, vitamin A dan vitamin