1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu periode transisi pada kehidupan seorang wanita dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum (Lowdermilk et al., 2012; Indriyani, 2013). Menurut Saminem (2009), seorang wanita akan mengalami berbagai perubahan selama kehamilan, baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan fisik yang terjadi meliputi penambahan ukuran abdomen karena terdapatnya janin dalam rahim, pembesaran ukuran payudara, peningkatan berat badan, dan sebagainya. Perubahan fisik yang terjadi tersebut juga disertai perubahan kondisi psikologis, misalnya merasa ambivalen, depresi, dan cemas menghadapi persalinan.
Menurut Saminem (2009), kehamilan dibagi menjadi 3 periode, yaitu trimester pertama (0-12 minggu), trimester kedua (13–27 minggu), dan trimester III (28–40 minggu). Pada masing-masing trimester, ibu hamil menunjukkan keluhan yang berbeda. Menurut Indriyani (2013), pada trimester pertama ibu hamil sering mengeluhkan mual dan muntah saat pagi hari, sedangkan pada trimester kedua kondisi ibu hamil pada umumnya lebih stabil karena sudah melewati masa kritis, dan pada trimester III ibu hamil sering merasakan cemas karena akan menghadapi persalinan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa ibu hamil juga merasakan ketidaknyamanan lain selama kehamilannya. Penelitian yang dilakukan oleh Shinkawa et al. (2012), melaporkan bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh seorang wanita secara signifikan lebih
besar saat hamil jika dibandingkan sebelum hamil. Selain itu, jika dilihat berdasarkan usia kehamilan, ketidaknyamanan lebih sering terjadi pada trimester ketiga daripada dua trimester sebelumnya. Adanya ketidaknyamanan selama kehamilan ini mengakibatkan aktivitas sehari-hari ibu hamil menjadi terganggu. Kehamilan memengaruhi seluruh proses kehidupan seorang wanita, salah satunya adalah fungsi seksual. Penelitian cross-sectional yang dilakukan oleh Chang et al. (2011) pada 633 wanita hamil trimester I, II, dan III di Taipei, Taiwan, melaporkan bahwa kehamilan memengaruhi keseluruhan fungsi seksual wanita. Dengan adanya kehamilan, frekuensi hubungan seksual pasangan dan libido wanita menjadi menurun. Penurunan fungsi seksual ini juga berhubungan dengan kejadian inkontinensia urin pada ibu hamil, terutama pada trimester III yang mengakibatkan menurunnya gairah seksual. Faktor lain yang memengaruhi gangguan fungsi seksual pada wanita hamil yaitu depresi. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Chang et al. (2012) menyatakan bahwa depresi memengaruhi keseluruhan fungsi seksual pada wanita hamil. Fungsi seksual tersebut meliputi gairah seksual, kepuasan saat berhubungan, aktivitas seksual, dan lubrikasi.
Selain mempengarui fungsi seksual, kehamilan juga memengaruhi kualitas tidur wanita. Penelitian yang dilakukan oleh Hutchison et al (2012) menyatakan bahwa kualitas tidur ibu hamil, khususnya pada trimester III secara signifikan lebih rendah jika dibandingkan dengan kualitas tidur sebelum hamil atau pada dua trimester sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya frekuensi bangun saat malam hari, durasi tidur pada malam hari yang lebih pendek, merasa lelah saat bangun pagi, dan mengantuk saat siang hari. Salah satu faktor penyebab
meningkatnya frekuensi bangun saat tidur malam tersebut adalah nokturia dan nyeri, khususnya nyeri di area punggung. Hasil serupa dinyatakan oleh Shinkawa et al. (2012) yang melaporkan bahwa kualitas tidur ibu hamil trimester III lebih rendah daripada trimester pertama dan kedua karena kesulitan dalam positioning yang disebabkan oleh semakin besarnya ukuran janin.
Wanita hamil trimester III juga berisiko mengalami kecemasan menjelang proses persalinan. Salah satu dampak dari adanya kecemasan tersebut adalah menurunnya kualitas tidur ibu hamil. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Komalasari et al. (2010) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III, yaitu semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil, maka kualitas tidur yang dimiliki juga semakin rendah.
Selain terjadi penurunan kualitas tidur, Lukasse et al. (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ibu hamil dapat mengalami emotional distress. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa emotional distress yang dialami pada usia kehamilan 30 minggu dapat memperpendek usia kehamilan, sehingga ibu hamil dapat mengalami persalinan preterm. Selain itu, adanya distress emotional yang dialami oleh ibu hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan membutuhkan tindakan sectio caesaria atau induksi untuk membantu proses persalinan.
Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada 15 responden di Puskesmas Imogiri I pada bulan Agustus 2015, peneliti memperoleh data bahwa dari 15 responden, terdapat 11 responden mengeluhkan
pegal-pegal di area punggung dan kaki, 3 responden merasa cemas dalam menghadapi persalinan, 2 responden merasa lebih sensitif dan mudah marah, dan seluruh responden mengeluhkan peningkatan frekuensi buang air kecil. Responden juga menyatakan bahwa kondisi tersebut sangat mengganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di samping itu, hingga saat ini penelitian mengenai ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang dialami oleh ibu hamil trimester III juga masih sangat terbatas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait ketidaknyamanan fisik maupun psikologis yang dialami oleh ibu hamil trimester III.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan permasalahan yaitu “Bagaimana gambaran ketidaknyamanan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Kabupaten Bantul?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui macam-macam ketidaknyamanan fisik dan psikologis ibu hamil trimester III di Puskesmas Kabupaten Bantul. 2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini antara lain:
a. Mengetahui prevalensi dari macam-macam ketidaknyamanan dan bentuk ketidaknyamanan fisik maupun psikologis yang paling banyak dialami oleh ibu hamil trimester III di Puskesmas Kabupaten Bantul.
b. Mengetahui pengalaman ibu hamil dalam mengatasi ketidaknyamanan fisik dan psikologis.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam ranah keperawatan, khususnya dalam keperawatan maternitas.
2. Bagi masyarakat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat mengenai masalah-masalah ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang terjadi pada ibu hamil trimester III.
3. Bagi institusi a. Puskesmas
Menambah bukti ilmiah mengenai prevalensi ketidaknyamanan fisik dan psikologis yang dialami oleh ibu hamil trimester III, sehingga tenaga medis dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien.
b. PSIK FK UGM
Menambah wawasan bagi civitas akademia mengenai masalah ketidaknyamanan yang sering dialami oleh ibu hamil trimester III dan memberi acuan kepada peneliti selanjutnya jika ingin melakukan atau mengembangkan penelitian serupa.
6 E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh:
1. Chang et al. (2011) berjudul Comparison of Overall Sexual Function, Sexual Intercourse/Activity, Sexual Satisfaction, and Sexual Desire During the Three Trimesters of Pregnancy and Assessment of Their Determinants.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan fungsi seksual secara keseluruhan pada masing-masing trimester kehamilan berdasarkan Female Sexual Function Index Taiwan Version (FSFIT) yang meliputi tiga dimensi, antara lain intercourse/aktivitas, gairah, dan kepuasan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor penentu fungsi seksual tersebut. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 633 wanita hamil di Taiwan. Hasil penelitian ini melaporkan bahwa skor rata-rata untuk keseluruhan fungsi seksual yang meliputi intercourse/aktivitas seksual dan tingkat kepuasan (kecuali gairah seksual) berbeda secara signifikan pada masing-masing trimester (p≤0,02), di mana skor fungsi seksual pada trimester III lebih rendah daripada trimester pertama dan kedua (p<0,001). Akan tetapi, skor untuk tingkat kepuasan saat berhubungan seksual lebih tinggi pada trimester III daripada kedua trimester sebelumnya (p=0,01). Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Chang dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada sampel, yaitu sama-sama dilakukan pada ibu hamil trimester III, sedangkan perbedaannya yaitu pada variabel, populasi, dan instrumen penelitian.
2. Hutchison et al. (2012) yang berjudul A Postal Survey of Maternal Sleep in Late Pregnancy.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pola tidur dan kualitas tidur pada wanita hamil trimester III, dan membandingkan pola tidur pada ibu hamil trimester III dengan periode sebelum kehamilan (pre-pregnancy). Penelitian ini dilakukan pada September 2011 dengan desain penelitian cross-sectional menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 244 wanita hamil trimester III dengan usia kehamilan antara 28 minggu hingga 38 minggu. Kuesioner tersebut berisi tentang data demografi responden, pertanyaan terkait pengalaman tidur ibu hamil sebelum dan saat hamil, pertanyaan terkait kualitas tidur (didasarkan pada Pittsburgh Sleep Quality Index), gangguan bernapas saat tidur (didasarkan pada Berlin Sleep Questionnaire), kejadian mengantuk/sleepiness pada siang hari (didasarkan pada Epworth Sleepiness Scale). Hasil penelitian ini melaporkan bahwa kualitas tidur pada ibu hamil lebih rendah daripada sebelum hamil. Menurunnya kualitas tidur tersebut merupakan akibat dari night waking yang terjadi karena nokturia, nyeri, dan gelisah. Selain itu, durasi tidur pada ibu hamil trimester III juga lebih sedikit daripada saat sebelum kehamilan, yaitu menurun dari 8,1 jam menjadi 7,5 jam per malam. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutchison terletak pada sampel dan variabel yang diteliti, yaitu dilakukan pada ibu hamil trimester III dan mengkaji kualitas tidur, sedangkan perbedaannya terletak pada populasi, lokasi penelitian, dan instrumen penelitian.
3. Chang et al. (2012) berjudul Depressive Symptoms as a Predictor of Sexual Function During Pregnancy.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan fungsi seksual, gairah, lubrikasi, orgasme, dan nyeri selama kehamilan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Taiwan Version of The Female Sexual Function Index (TV-FSFI) untuk mengevaluasi fungsi seksual dan Taiwan version of the Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CES-D) untuk mengevaluasi tingkat depresi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan penelitian dilakukan pada 555 wanita hamil di Taiwan yang kemudian diminta untuk melengkapi kuesioner berisi data demografi, TV-FSFI, dan CES-D. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa prevalensi kejadian depresi pada ibu hamil paling banyak dialami saat trimester pertama (45%) dan trimester ketiga (43%). Selain itu, pada ibu hamil trimester III memiliki skor CES-D yang lebih tinggi dan menyebabkan gairah seksual dan kepuasan berhubungan semakin rendah daripada trimester sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada variabel yang diteliti, yaitu tentang aktivitas seksual yang termasuk dalam kategori ketidaknyamanan psikologis, sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi, populasi, sampel, dan instrumen penelitian.