• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Kardiansyah Nim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Kardiansyah Nim"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. SAWIT PRIMA NUSANTARA (SPN)

KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

Kardiansyah

Nim. 070500108

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan mulai dari tanggal 4 Maret sampai 2 Mei 2011 di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Sawit Prima Nusantara Unit Mata Air Estate.

Dalam kegiatan penyusunan laporan PKL ini penulis telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil yang secara langsung maup un tidak langsung sangat membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan PKL ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil 2. Ir. Budi Winarni, MSi selaku Dosen Pembimbing.

3. Jamaluddin, SP, MSi selaku Dosen Penguji.

4. Seluruh karyawan di PT. SPN Unit Mata Air Estate yang telah memberikan banyak pengalaman seputar kehidupan di perkebunan kelapa sawit selama melaksanakan kegiatan PKL.

5. Bapak dan Ibu dosen POLITANI khususnya dosen Program Studi Budi Daya Tanaman Perkebunan (PS. BTP).

6. Teman – teman dan semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan ini, namun laporan ini merupakan karya tulis terbaik yang dapat penulis sajikan pada kesempatan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi

Budi Daya Tanaman Perkebunan (PS BTP).

Penulis, Kampus Sungai Keledang, Juli 2011

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR LAMPIRAN………... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Tujuan………... 2

C. Hasil yang Diharapkan………..………. 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan………... 3

B. Manajeman Prusahaan di PT.SPN Unit MAE……….. .. 4

C. Tempat dan Waktu Kegiatan PKL………. 5

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Pembibitan di Main Nursery (MN)……….. 6

1. Pemupukan... 6

2. Pengendaian hama dan penyakit secara kimia... 7

3. Pengendaian gulma ………...………... 9

4. Seleksi pertama……… 11

B. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)………... 12

1. Pengendalian gulma pada pasar rintis,piringan dan tempat pengumpulan hasil (TPH) secara kimia……….. 12

2. Pemeliharaan tempat pengumpulan hasil (TPH) secara manual.. 14

3. Pemeliharaan pasar rintis secara manual……….. 15

4. Pemeliharaan titi panen……….... 16

C. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)……… 17

1. Pengeceran pupuk (pengangkutan pupuk/langsir pupuk)………. 17

2. Aplikasi pemupukan……… 18

D. Panen………. 20

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………... 22

B.

Saran……….. 22

DAFTAR PUSTAKA……… 23

(4)

3

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor halaman 1. Struktur organisasi……… 25 2. Pengendalian gulma di main nursery………... 26 3. Proses pemangkasan……… 26

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan agribisnis kelapa sawit merupakan sektor yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Kalapa sawit merupakan komoditas sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui. Selama kurun waktu dua puluh tahun terakhir kelapa sawit telah menjadi komoditas andalan ekspor yang paling marak di dunia karena sebagai tanaman penghasil minyak nabati, kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif menghasilkan minyak.

Negara Indonesia memiliki potensi yang besar di dalam pengembangan agribisnis kelapa sawit, potensi itu diantaranya ialah wilayah yang luas dan subur, tenaga kerja yang produktif serta sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun. Dengan potensi yang dimiliki tersebut Indonesia memiliki kecenderungan untuk meningkatkan produktivitas dan menambah luasan penanaman kelapa sawit dan menjadi negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di Indonesia, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLITANI) khususnya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan berkewajiban untuk mendukung upaya pemerintah di dalam mengentaskan kemiskinan dengan cara mencetak sumber daya manusia (SDM) yang siap diterjunkan di bidang perkebuna n dan memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan perkebunan. Salah satu bentuk keseriusan

(6)

dalam mencetak SDM yang berkualitas tersebut maka di dalam kurikulum POLITANI diadakan mata kuliah Praktek Kerja Lapang (PKL) yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa POLITANI pada semester VI, selama dua bulan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan PKL ini adalah:

1. Memahami tahapan-tahapan kerja dalam kegiatan budidaya kelapa sawit. 2. Mahasiswa dapat langsung mempraktekkan dan membandingkan teori

yang diperoleh dengan praktek di lapangan. 3. Mengetahui berbagai permasalahan di lapangan.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan PKL ini adalah:

1. Mahasiswa memiliki kemampuan teknis di bidang pengelolaan budidaya kelapa sawit.

2. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa di dalam kegiatan budidaya kelapa sawit.

3. Mahasiswa dapat berpikir dan bertindak secara praktis di dalam mengambil keputusan di lapangan sebagai bekal pada saat memasuki dunia kerja.

(7)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Sawit Prima Nusantara (PT. SPN) merupakan salah satu anak perusahaan dari Teladan Prima Group (TPG) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SPN membawahi satu Estate yaitu Mata Air Estate (MAE) yang terdiri dari 3 Divisi dan 1 Pembibitan.

Secara administatif areal survei berlokasi di Bukit Permata, Bumi Rapak, Mata Air, Sempayau dan Kadungan Jaya, Kecamatan. Kaubun dan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Secara geografis areal survei terletak di antara (117038’8’’- 1170 51’12’’) BT dan (10 0’49’’- 10 9’58’’) LU. Ketinggian wilayah antara (20

– 200) m dpl.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan di areal survei ditemukan 3 macam tanah yaitu Podsolik, Kambisol dan Mediteran. Bentuk wilayah dan topografi yang teridentifikasi di dalam areal survei adalah dataran, perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng bervariasi dari < 8% hingga > 30%.

MAE melakukan pembukaan lahan untuk pembibitan pada tahun 2005 dan melakukan penanaman perdana pada tahun 2006 dengan luasan areal 2.722 ha.

(8)

B. Manajemen Perusahaan Di PT. SPN Unit MAE 1. Manajer

Manajer merupakan pemegang jabatan tertinggi yang membawahi 3 Asiten Afdeling, 1 Asisten Pembibitan.

2. Kasie Administrasi

Kasie Administrasi sama dengan kepala Tata Usaha. Kasie Administrasi bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada di kantor besar, personalia, kasir, pembelian, pergudangan dan office boy. 3. Asisten Divisi/Asisten Pembibitan

Asisten Divisi/Asisten Pembibitan merupakan pemegang jabatan tertinggi di suatu Divisi/Pembibitan dan membawahi Mandor I serta para Mandor di Divisi.

4. Krani Divisi

Krani Divisi merupakan pembantu Asisten Divisi yang bertugas membukukan semua pembukuan yang ada di Divisi termasuk membantu membagikan gaji karyawan.

5. Mandor I

Mandor I membawahi beberapa bagian bidang kerja serta bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanakan kegiatan di lapangan.

6. Mandor

Mandor langsung membawahi beberapa karyawan pada tiap-tiap wilayah kerja.

(9)

C. Tempat dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan ini dilaksanakan di Afdeling 3 di PT. Sawit Prima Nusantara (PT. SPN) unit Mata Air Estate (MAE) di Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Kegiatan PKL dilaksanakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal 4 Maret sampai 2 Mei 2011.

(10)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pembibitan di Main Nursery (MN) 1. Pemupukan

a. Tujuan

1) Untuk menambah unsur hara di dalam tanah.

2) Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif lebih stabil.

3) Untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. 4) Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (akar, batang dan daun). b. Dasar teori

Kemampuan lahan dalam menyediakan unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas, keterbatasan daya dukung lahan dalam penyedian hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan (Sipayung, 1987).

c. Alat dan bahan Alat : takaran

Bahan: pupuk NPK 15.15. 6,4 (dosis 5 g/bibit). d. Prosedur kerja

1) Ditentukan plot yang akan dikerjakan sesuai dengan rotasi. 2) Alat dan bahan disiapkan

(11)

3) Dimasukkan pupuk dari karung ke dalam ember.

4) Pekerja membawa pupuk menuju bibit kelapa sawit kemudia n diaplikasikan dengan cara :

? Ditabur pupuk secara melingkar di dekat pangkal batang bibit kelapa sawit dengan jarak 4 -5 cm dari batang tanaman.

? Dosis yang digunakan berdasarkan buku rekomendasi pemupukan ya itu 5g/bibit.

e. Hasil yang di capai

Hasil : 1 HK/ha, 1HK = 7 jam

2. Pengendalian hama dan penyakit secara kimia a. Tujuan

Untuk mendapatkan bibit yang sehat dan mempunyai kualitas yang baik dalam produksi

b. Dasar teori

Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada hakeketnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan, oleh karena itu, konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hama dan penyakit itu sendiri. Upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu ya ng lebih dini mutlak harus dilakukan agar memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian. Keuntungan pengendalian dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tak terkendali. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara kimia yaitu menyemprotkan larutan

(12)

herbisida Gliposat dengan dosis 7,5-10 cc/1l air dengan menggunakan sprayer bertujuan agar mudah untuk melakukan penyemprotan. (Sipayung, 1987).

c. Alat dan bahan

Alat: kep, drum, ember, pengaduk dan takaran. Bahan: Dithane M-45, Decise dan air, bibit d. Prosedur kerja

1) Plot yang akan dikerjakan ditentukan sesuai dengan rotasi.

2) Ditentukan tingkat serangan hama ulat daun dan penyakit bercak putih yang menyerang bibit kelapa sawit.

3) Alat dan bahan disiapkan.

4) Air di masukan ke dalam gentong setengah bagian (± 100 liter) 5) Dhithane M-45 dimasukkan dengan dosis 0,2 g/l dan Decis

0,6cc/l

6) Larutan yang sudah diaduk hingga merata, kemudian ditambahkan air ke dalam gentong sampai penuh.

7) Larutan semprot yang sudah siap dimasukkan ke dalam kep menggunakan ember tuang.

8) Penyemprot berada pada jalur bibit, aplikasi diarahkan di sekeliling bibit sampai merata pada bibit kelapa sawit.

e. Hasil yang di capai Hasil : 1 HK = 12 kep 1 kep = 18 pokok

(13)

3. Pengendalian gulma

a. Pengendalian gulma secara manual 1). Tujuan

Menghindari persaingan penyerapan unsur hara, air dan intensitas penyinaran matahari.

2). Dasar teori

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Penge ndalian gulma dilakukan dengan dua cara yaitu dengan dengan cara manual dan kimia (Pahan, 2006).

3). Alat dan bahan

Alat : arit, sendup (pipa yang dibengkokkan), kayu runcing. Bahan: gulma yang ada di main nursery

4). Prosedur kerja

a) Ditentukan plot yang akan dikerjakan (melihat tingkat pertumbuhan gulma di large bag).

b) Alat dan bahan disiapkan.

c) Melakukan pembagian bedeng kerja (2 baris/orang).

d) Gulma yang ada di dalam maupun di sisi luar large bag dicabut atau dibersihkan dengan parang/arit.

(14)

5). Hasil yang dicapai

Hasil : 1 HK = 4 baris (2.000 large bag) b. Pengendalian gulma secara kimia

1). Tujuan

Menghindari persaingan penyerapan unsur hara, air dan intensitas penyinaran matahari

2). Dasar teori

Pengendalian gulma tanaman pada hakeketnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan, oleh karena itu, konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap gulma (Pahan, 2006). Lalang merupakan gulma yang pertumbuhannya begitu cepat, jika penanggulangannya tidak dilakukan secepatnya maka lalang dapat tumbuh dengan cepat, untuk itu perlu dilakukan pembasmian dengan cara kimia yaitu semprot lalang menggunakan bahan kimia herbisida sistemik (Anonim, 2005).

3). Alat dan bahan

Alat : gentong, ember, botol takaran, pengaduk dan sprayer. Bahan : herbisida Gliposat, bibit dan air.

4). Prosedur kerja

a) Plot yang akan dikerjakan ditentukan b) Tingkat pertumbuhan gulma ditentukan c) Alat dan bahan disiapkan

(15)

d) Dimasukan air ke dalam drum sampai ½ bagian. e) Herbisida dimasukan dengan dosis 7,5-10 cc/ll air.

f) Larutan diaduk kemudian ditambahkan air sampai penuh ke dalam drum

g) Larutan yang sudah tercampur dimasukan ke dalam kep menggunakan ember tuang.

h) Penye mprot berada pada jalur hoyu, pengaplikasian diarahkan pada gulma di luar large bag dengan ketinggian ±25 cm secara merata.

5). Hasil yang dicapai Hasil : 1 HK = 12 kep 1 kep = 18 polybag 4. Seleksi pertama

a. Tujuan

1) Untuk memisahkan bibit abnormal dengan yang normal. 2) Untuk mendapatkan bibit yang pertumbuhannya seragam.

3) Untuk mendapatkan bibit yang pertumbuhannya sehat dan bermutu baik yang akan dipindahkan ke lapangan.

b. Dasar teori

Seleksi bibit dilakukan plot demi plot dengan membandingkan pertumbuhan rata-rata di plot tersebut. Bibit yang normal mempunyai bentuk daun lanceolate yaitu tiap daun yang keluar pada akhir

(16)

pertumbuhannya akan lebih besar dari daun terdahulu. Seleksi di MN dilakukan dalam 4 tahap yaitu:

- Seleksi pertama umur 4 bulan. - Seleksi kedua umur 6 bulan. - Seleksi ketiga umur 8 bulan.

- Seleksi keempat saat akan dipindahkan ke lapangan (Anonim, 2005). c. Alat dan bahan

Alat : alat tulis dan buku seleksi bibit. Bahan : bibit yang akan diseleksi. d. Prosedur kerja

1) Alat dan bahan disiapkan

2) Penyeleksi terdiri dari 3 orang (2 orang sebagai penyeleksi dan 1 orang sebagai pencatat).

3) Penyeleksi memasuki plot baris demi baris.

4) Bibit yang abnormal (bibit yang pucuknya rusak/patah digeser ke kiri/ke kanan kemudian dicatat pada buku seleksi bibit.

e. Hasil yang dicapai Hasil = 1 HK/ha.

B. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

1. Pengendalian gulma pada pasar rintis, piringan dan tempat pengumpulan hasil (TPH) secara kimia

a. Tujuan

1). Menghindari persaingan penyerapan unsur hara dan intensitas penyinaran matahari.

(17)

2). Mempermudah perawatan tanaman kelapa sawit. 3). Memperbaiki sirkulasi udara pada pokok kelapa sawit

(meningkatkan penyerbukan alami) 4). Mempermudah kontrol pemupukan. 5). Mempermudah kontrol hama.

6). Mempermudah pengutipan brondolan (panen). 7). Menekan populasi gulma.

8). Mempermudah pengangkutan tandan buah sawit (TBS) dari pokok kelapa sawit menuju tempat pengumpulan hasil (TPH).

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2008), pengendalian gulma secara kimia di lapangan untuk semprot pasar rintis, piringan TPH, untuk tanaman berumur < 12 bulan me nggunakan jenis herbisida cair, untuk tanaman yang berumur = 12 bula n menggunakan herbisida bubuk, pada jalan pasar rintis dan TPH menggunakan herbisida kontak atau sistemik sesuai dengan jenis gulma yang menjadi sasaran.

c. Alat dan bahan

Alat : kep, drum, gembor, jerigen, pengaduk dan takaran. Bahan : herbisida Ally (bubuk), herbisida Sless (cair) dan air. d. Prosedur kerja

1) Alat dan bahan disiapkan.

2) Blok yang akan dikerjakan ditentukan 3) Ditentukan tingkat pertumbuhan gulma.

(18)

4) Air dimasukkan ke dalam drum sampai ½ bagian.

5) Dimasukan herbisida dengan dosis sesuai rekomendasi (20 g/ll air) untuk herbisida Ally dan herbisida Sless 40 g/ll air).

6) Diaduk dan ditambahkan air sampai penuh.

7) Larutan dimasukkan ke dalam kep menggunakan ember tuang. 8) Pemasangan pancang hancak (penghancakan).

9) Pekerja memasuki hancak yang telah ditentukan, kemudia n melakukan penyemprotan pada pasar rintis, piringan dan TPH. e. Hasil yang dicapai

Hasil = 1 Hk /ha

2. Pemeliharaan tempat pengumpulan hasil (TPH) secara manual a. Tujuan.

1) Untuk memudahkan penghitungan tandan buah sawit (TBS). 2) Untuk memudahkan penyusunan buah.

3) Untuk memudahkan pengangkutan brondolan. b. Dasar teori

TPH merupakan sarana yang terpenting dalam perawatan untuk memperlancarkan dalam proses pemanenan agar lebih mudah, dan mempermudah dalam pengumpulan TBS (Anonim, 2002a). c. Alat

Alat : cangkul, parang dan arit. d. Prosedur kerja

(19)

2) Menentukan blok yang akan dikerjakan. 3) Penghancakan pekerja.

4) Pekerja membersihkan TPH dengan ukuran 7x4 m kemudian dilanjutkan dengan perbaikan saluran drainase di sekeliling TPH. 5). Meratakan TPH, membuat tangga atau jalan bantu.

e. Hasil yang di capai Hasil = 1 HK = 22 TPH

3. Pemeliharaan pasar rintis secara manual a. Tujuan

1) Untuk memudahkan kegiatan perawatan tanaman. 2) Memudahkan dalam pengangkutan hasil panen. 3) Untuk memudahkan pengontrolan perawatan. b. Dasar teori

Pasar rintis merupakan sarana yang terpenting dalam perawatan untuk mempermudah dalam proses pemanenan dan pengangkutan buah ke TPH (Anonim, 2002b).

c. Alat

Alat: : cangkul dan parang d. Prosedur kerja

1). Disiapkan alat.

2). Blok yang akan dikerjakan ditentukan 3). Penghancakan pekerja.

(20)

5). Pekerja menebas gulma dengan parang sampai ketinggian 20-30 cm dari permukaan tanah dengan lebar ± 1 m.

e. Hasil yang dicapai Hasil = 1 HK = 2 ha 4. Pemeliharaan titi panen

a. Tujuan

1). Memudahkan pekerjaan dalam pengangkutan hasil panen.

2). Memudahkan pemeliharaan gawangan, piringan dan sensus hama. 3). Memudahkan pemeliharaan kontrol pemupukan.

4). Memudahkan pemeliharaan kelapa sawit. b. Dasar teori

Titi panen merupakan jembatan yang terbuat dari papan kayu tebal > 5 cm dengan kontruksi yang sangat sederhana pada parit yang memotong pasar rintis. Titi panen merupakan salah satu sarana untuk memudahkan pemeliharaan dan pemanenan kelapa sawit. Dengan adanya titi panen maka waktu yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan menjadi lebih efisien. Berdasarkan lebar parit/sungai titi panen dibedakan menjadi 2 yaitu :

- Titi panen tunggal jika lebar parit berukuran < 4 m.

- Titi panen sambung jika lebar parit berukuran > 4 m (Anonim, 2002a).

c. Alat dan bahan

(21)

Bahan : paku, papan, balok dan bambu. d. Prosedur kerja

1). Alat dan bahan disiapkan.

2). Penentuan blok (titi panen) yang akan dikerjakan. 3). Penghancakan pekerja.

4). Dilakukan perbaikan pada titi panen yang miring, bergeser atau yang rebah.

e. Hasil yang dicapai

Hasil = 5 HK = 4 titi panen.

C. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)

1. Pengeceran pupuk (pengangkutan pupuk/langsir pupuk) a. Tujuan

1) Untuk memudahkan aplikasi pemupukan. 2) Untuk memudahkan penghancakan. 3) Untuk mencapai target pemupukan. b. Dasar teori

Pengeceran pupuk adalah kegiatan mengangkut pup uk dari gudang sentral menuju blok. Agar tujuan di atas dapat tercapai maka hal- hal yang perlu diperhatikan adalah sarana angkutan dan jalan harus memadai serta organisasi pengangkutan berjalan dengan baik (Sukarji dan Kusnun, 1982).

c. Alat dan bahan

(22)

Bahan : pupuk Dolomit d. Prosedur kerja

1). Ditentukan blok yang akan dipupuk. 2). Disiapkan alat dan bahan.

3). Pengangkutan pupuk dari gudang ke blok melalui colection road (CR).

4) Pupuk yang sudah diuntil, dimuat ke trailer/bak truk sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dengan memperhatikan kapasitas muat. 5). Pengeceran pupuk di sepanjang colection road (CR).

6). Pupuk diecer ke setiap baris tanam dengan jumlah 2 karung until 7). Diaplikasikan secara merata menggunakan gayung pupuk

e. Hasil yang dicapai

Hasil = 1 HK = 150 until (1 until = 16 kg) 2. Aplikasi pemupukan

a. Tujuan

1) Untuk menambah unsur hara di dalam tanah.

2) Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif lebih stabil.

3) Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

(23)

b. Dasar teori

Kemampuan lahan dalam menyediakan unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyedian hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan. Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan melengkapi ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik atau pupuk anorgani (Pahan, 2006).

Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan dan produktifitas tanaman. Sebelum melaksanakan pemupukan terlebih dahulu diadakan beberapa analisa di lapangan yaitu analisa tanah dan analisa daun (Pahan, 2006).

c. Alat dan bahan

Alat : takaran, karung (tas)

Bahan : pupuk Dolomit dosis sesuai dengan rekomendasi (0,8 kg/pokok)

d. Prosedur kerja

1) Pembagian blok yang akan dilakukan aplikasi pemupukan. 2) Alat dan bahan disiapkan

3) Memindahkan pupuk dari karung (untilan) ke tas karung. 4) Penghancakan pekerja.

(24)

5) Pekerja menuju pokok sawit melalui pasar rintis.

6) Aplikasi pemupukan dengan cara menabur pupuk melingkari pokok kelapa sawit dengan jarak ± 30 cm dari tajuk mengarah ke dalam (pokok sawit).

e. Hasil yang dicapai Hasil = 1 HK = 150 kg.

Satu pokok membutuhkan 800gram. D. Panen

1. Tujuan

a. Memperkecil biaya dalam produksi,

b. Mengontrol buah atau brondolan yang kualitasnya baik dan dalam jumlah yang banyak untuk ke pabrik dalam waktu yang tepat.

c. Memilih TBS yang memenuhi kreteria matang panen untuk memperoleh minyak sawit yang maksimal.

2. Dasar teori

Panen adalah kegiatan pemotongan atau pangambilan TBS yang telah memenuhi kreteria matang panen, dan selanjutnya TBS dan buah lepas dikumpulkan di TPH, kemudian dibawa menuju pabrik. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan inti pada pengolahan TBS. Pada saat buah masak kandungan minyaknya pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang buah sawit akan lepas dari janjangnya (Anonim, 2005). 3. Alat

(25)

4. Prosedur kerja. a. Penyediaan alat b. Pembagian hancak.

c. Memotong buah masak (ditandai dengan adanya buah lepas dari janjangnya sebanyak 5 buah).

d. Mengutip buah lepas yang jatuh ke piringan.

e. Memotong tangkai janjang yang panjang sampai mepet. f. Mengangkut TBS menuju TPH dan menyusunnya tiap 5 baris. g. Pemberian nomor pemanen.

5. Hasil yang dicapai

(26)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan PKL yang dilaksanakan di PT.SPN meliputi kegiatan di pembibitan main nursery, pemeliharaan tanaman menghasilkan, pemupukan di tanaman menghasilkan, dan panen.

2. Secara keseluruhan alat dan bahan di PT. SPN telah sesuai dengan teknis penggunaan alat dan bahan secara umum.

B. Saran

Semua kegiatan pemeliharaan baik di main nursery (MN) maupun tanaman menghasikan (TM) yang dilakukan sudah cukup baik hanya saja perlu beberapa perbaikan dalam sisitem melaksanakan kerja , seperti :

1. Perlu penambahan pengangkut tenaga kerja, karena apabila kendaraan kurang maka karya wan akan sering terlambat sampai dilahan dan akhirnya pekerjaan yang terselesaikan tidak sesuai dengan terget yang telah ditentukan oleh perusahaan.

2. Pengisian tanah ke dalam polybag, penggunaan pestida di main nursery, dan perawatan jalan sebaiknya disesuaikan dengan ketentuan-ketantuan yang sudah ditetapkan perusahaan.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002a. Training Center Pelatihan Tim Unit Semprot. Asian Agri, Riau. Anonim. 2002b. Training Center Asisten. Asian Agri, Riau.

Anonim. 2005a. Training Center Asisten. Teladan Prima Group, Talisayan (Berau).

Anonim. 2005b. Training Center Pelatihan Mandor Panen. Teladan Prima Group, Talisayan (Berau).

Anonim, 2008. Pengendalian Gulma Secara Kimia. Penebar Swadaya, Jakarta. Pahan I. 2006. Manajemen Kelapa Sawit Dari Hulu Sampai Hilir. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Sipayung A. 1987. Upaya Peningkatan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Sukarji L dan M Kusnun. 1982. Upaya Peningkatan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

(28)
(29)

Lampiran 1 : Struktur organisasi Lampiran 1: Struktur organisasi

(30)

Lampiran 3. Proses pemangkasan

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat terlihat bahwa peran melindungi yang Ayu representasikan adalah dengan melindungi anaknya dari kecelakaan sekecil apapun dan Ayu juga terlihat

Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, berkah, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sensualitas Sinden Modern Dalam

Organ tersebut berperan penting pada proses absorpsi cairan yang berasal dari  tubulus seminiferus testis, pematangan, penyimpanan dan penyaluran spermatozoa ke  ductus

c) Koordinasi dalam monitoring dan pengawasan umum terhadap bidang perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian rencana kerja Sat sabhara yang meliputi

tertentu tanpa adanya keuntungan yang diperoleh, tetapi pada intinya bahwa perilaku tersebut telah melanggar kehormatan orang atau kelompok lain sebagai manusia

Hal – hal di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran yang lebih rinci dan jelas mengenai apa saja yang sebenarnya menjadi

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah adalah unsur pelaksana tugas tertentu Pemerintah Kabupaten dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala

Pada mata kuliah yang diajarkan di perkuliahan teori, dalam hal ini SKI, Fisika, Mekatronika, dan juga Otomasi Industri, apakah mahasiswa sudah pernah diajarkan mengenai