• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Media Cetak Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. Media Cetak Online"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Daily Summary Kesehatan Minggu ke 1 : Tanggal, 1 Desember 2014

Media Cetak : 1. Jawa Pos

No. Media Cetak Online

1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews

2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews

3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan

4 Republika 10 Pos Kota

5 Sindo 11 Harian Terbit

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

Media Online :

1. Tribunjogja.com

Sleman Terima Penghargaan Bidang Kesehatan

Minggu, 30 November 2014 18:08 WIB

Laporan Reporter Tribun Jogja, Angga Purnama

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menerima penghargaan di Ksatria Bakti Husada Arutala 2014. Penghargaan tersebut diberikan atas keberhasilan Pemkab Sleman, dalam hal pembangunan di bidang kesehatan.

Kepala Bagian Humas Setda Sleman, Endah Sri Widiastuti, mengatakan penghargaan ini diberikan kepada Bupati Sleman, Sri Purnomo, atas upaya mendorong pelayanan psikolog di 25 puskesmas dengan mengeluarkan rekomendasi pengadaan tenaga psikolog tahun 2013 melalui rekruitmen pegawai BLUD non PNS di seluruh Puskesmas.

Rekomendasi Bupati sebagai tindak lanjut MOU Bupati dengan UGM dan perjanjian kerjasama Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman dengan salah satu perguruan negeri di Yogyakarta.

"Melalui upaya ini, masyarakat dapat memanfaatkan layanan psikolog melalui puskesmas," paparnya, Minggu (30/11/2014).

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Puan Maharani, Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan bersama Nila F Moeloek, Menteri Kesehatan di Sasana Kriya TMII Jakarta pada Kamis (27/11/2014).

Penyerahan penghargaan tersebut juga menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2014. (tribunjogja.com)

Penulis: ang Editor: dik

(12)

Tanggal, 2 Desember 2014

Media Cetak : 1. Harian Terbit

No. Media Cetak Online

1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews

2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews

3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan

4 Republika 10 Pos Kota

5 Sindo 11 Harian Terbit

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

Media Online : 1. VivaNews

Negara Siap Obati Pengidap HIV/AIDS

"Obat gratis antiretroviral ini cukup banyak disediakan pemerintah."

Senin, 1 Desember 2014, 17:00Aries Setiawan, Harry Siswoyo

HIV/AIDS(http://asek.us/penderita-hiv-aids-masih-punya-harapan-sembuh/)

VIVAnews - Pemerintah berkomitmen untuk memberikan pelayanan pengobatan gratis bagi masyarakat

yang mengidap virus HIV/AIDS. Seluruh anggarannya akan disiapkan negara demi menekan sebaran penyakit tersebut.

"Buat yang mau mengaku HIV/AIDS, dan dibuktikan dengan pemeriksaan, maka akan ada obat gratis dari negara," ujar Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek didampingi Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly usai mengunjungi Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Senin 1 Desember 2014. Sejauh ini, memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit itu. Namun, kata Nila, pemerintah telah menyediakan obat antiretroviral untuk menekan virus HIV yang telah menjangkiti tubuh penderitanya.

"Obat gratis antiretroviral ini cukup banyak disediakan pemerintah. Kami berharap agar mereka yang sudah terindikasi terjangkit agar tidak terjatuh lebih ke dalam AIDS," tuturnya.

Meski saat ini telah dianggarkan, bukan berarti negara terus membiayai kebutuhan obat para pengidap. Kata Nila, ketersediaan anggaran sangat terbatas.

"Anggaran ini kami dapatkan dari jatah untuk sektor kesehatan lain. Jadi, jangan sampai anggaran ini membesar terus. Kasihan nanti anak-anak tidak mampu kalau anggarannya lari ke sini semua," ujar Nila. Nila bersama Yasonna menghadiri peringatan AIDS se-dunia di Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur. Mereka meninjau klinik pengobatan di lapas dan menyempatkan diri untuk bercengkerama dengan sejumlah napi. Dalam kegiatan yang diikuti oleh ribuan napi tersebut, juga dipamerkan sejumlah karya tangan para napi yang siap jual di pasaran. (art)

(35)

2. Tempo Online

SELASA, 02 DESEMBER 2014 | 06:06 WIB

Menteri Nila Usul Ganti Nama Rumah Sakit

Jiwa

Advertisement

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek, melakukan sidak alat pendeteksi virus Ebola di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 3 November 2014. Sidak tersebut dilakukan untuk memperketat masuknya virus ebola ke Indonesia melalui bandara dan pelabuhan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek, mengusulkan mengganti kata "jiwa" pada rumah sakit jiwa. Ide itu, kata dia, agar masyarakat tak malu berkunjung ke rumah sakit tersebut.

"Saya ingin mengubah jadi rumah sakit mental atau nama lain yang tak punya konstruksi negatif di masyarakat," kata Nila saat menghadiri Hari AIDS Sedunia di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, Senin, 1 Desember 2014.

Menurut Nila, kata "jiwa" dalam nama rumah sakit jiwa telah membuat masyarakat enggan berobat di situ, kendati hanya ingin mendapat konseling psikologis. Padahal, dia menambahkan, kebutuhan konseling itu tak menandakan seseorang sedang tak sehat kejiwaannya.

Ide mengubah nama rumah sakit jiwa, Nila menjelaskan, juga dalam rangka memfasilitasi proses rehabilitasi pengguna narkoba. Sebab, kata dia, kebijakan pemerintah saat ini menghendaki pengguna narkoba tak lagi dihukum penjara namun direhabilitasi.

Proses rehabilitasi, Nila menambahkan, juga mencakup bimbingan konseling. "Harapannya pengguna narkoba juga tak ragu datang ke rumah sakit mental untuk bimbingan konseling," ujarnya.

(36)

3. Tribunnews.com

Menkumham dan Menkes Datangi Lapas Narkotika

Senin, 1 Desember 2014 12:30 WIB

Bangka Pos/M Zulfikar

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Hamonangan Laoly dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mendatangi Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta, Senin (1/12/2014) memperingati hari Aids.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Hamonangan Laoly, Senin (1/12/2014) mendatangi Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta. Kedatangan Yasonna dalam rangka memperingati hari Aids sedunia yang diperingati setiap 1 Desember.

Yasonna tiba di Lapas Narkotika pada pukul 09.55 WIB. Selain Yasonna, juga tampak Menteri Kesehatan Nila F Moeloek yang turut memperingati hari Aids di Lapas yang diisi para pria tersebut. Kegiatan Yasonna dan Nila di Lapas Narkotika diawali dengan mengelilingi klinik yang ada di lembaga pemasyarakatan tersebut. Mulai dari ruang konseling, hingga klinik pemeriksaan untuk para warga binaan didatangi oleh Yasonna dan Nila.

Yasonna dan Nila pun turut berinteraksi dengan para warga binaan yang sedang menjalani pemeriksaan di klinik tersebut.

"Kamu kenapa sampai di sini? Ini narkoba kan sangat berbahaya," ujar Yasonna.

Sementara Nila juga turut mendoakan para warga binaan Lapas Narkotika yang terinfeksi virus HIV. Ia sempat geregetan dengan warga binaan yang masih berusia 20 tahunan namun sudah mendekam di Lapas Narkotika tersebut.

"Cepat sembuh ya dek. Masih panjang loh umurnya itu," ujar Nila.

Setelah puas berkeliling klinik kesehatan, Yasonna dan Nila pun bergegas untuk mendatangi Balai Latihan Kerja Lapas Narkotika Klas II A. Yasonna dan Nila sempat melihat-lihat para warga binaan menunjukkan keterampilan seperti membuat kaligrafi.

Warga binaan yang sedang memangkas rambut tak luput dari perhatian Yasonna dan Nila. "Ini apa? Pangkas rambut? Mereka bayar juga? Ahli juga ya mereka," kata Yasonna.

Usai melihat warga binaan yang sedang memangkas rambut, Yasonna dan Nila naik ke lantai dua Balai Latihan Kerja tersebut. Di lantai atas tersebut, Yasonna dan Nila melihat-lihat bagaimana para warga binaan membuat kue.

Penulis: Muhammad Zulfikar Editor: Dewi Agustina

(37)

4. Pos Kota Online

Meningkat, Warga Binaan yang Mengidap HIV/AIDS

Senin, 1 Desember 2014 — 20:45 WIB

JAKARTA (Pos Kota) – Kementerian Hukum dan HAM mencatat warga binaan yang menderita HIV/AIDS meningkat drastis selama kurun waktu tiga tahun terakhir, di rumah tahanan (Rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas) se-Indonesia.

“Oktober 2011, penderita HIV/AIDS berjumlah 787 orang dan kini meningkat menjadi 1.042 orang. Ini menjadi pentingnya penanganan masalah itu di Rutan dan Lapas,” kata Direktur Infokom Ditjen Pemasyarakatan (Pas) Ibnu Chuldun di sela kunjungan Menkumham Yasonna H Laoly dan Menkes Nila Djuwita F. Moeloek di peringatan hari AIDS di Lapas Kelas II Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Senin (1/12/).

Ibnu menjelaskan dalam upaya penanganan dan mencegah lebih luas penyakit HIV/AIDS, Ditjen Pas telah menggandeng mitra KPAN, AusAID, HCPL, USAID, Global Fund dan berbagai organisasi nirlaba lainnya (non-profit).

“Sekarang, fokusnya kepada usaha-usaha pencegahan, dalam bentuk komunikasi dan edukasi (pendidikan, penyuluhan dan sejenisnya),” jelas Ibnu yang mendampingi kedua menteri saat mengunjungi Poliklinik dan penanganan warga binaan yang terinfeksi penyakit HIV/AIDS.

Menurut Ibnu, masalah HIV/AIDS bukan semata masalah perrseorangan, namun sudah menjadi multidimensi, sehingga perlunya rehabilitasi terhadap warga binaan pengguna narkoba.

“Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan dukungan, dengan menyediakan alokasi anggaran guna program pengendalian dan penanggulangan HIV/AIDS di Rutan dan Lapas,” terangnya sembari perlunya deteksi dini kepada warga binaan, dalam jangka pendek. Selain itu, tambahnya,”peningkatkan kapasitas pegawai dan pelatihan, sehingga program penanganan penyakit itu terus membaik. Kami berkomitmen guna mewujudkan Getting To Zero HIV/AIDS.” (ahi/d)

(38)

5. VivaNews

Dalam Tiga Tahun Napi Pengidap AIDS Jadi 1.042

Orang

Ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah warga binaan di Lapas.

Senin, 1 Desember 2014, 14:34Eko Priliawito, Harry Siswoyo

VIVAnews - Jumlah narapidana kasus narkotika pengidap HIV/AIDS di Indonesia meningkat signifikan.

Tercatat, dari 787 orang napi pengidap pada 2011, melonjak menjadi 1.042 orang pada tahun ini. Peningkatan jumlah itu, berbanding lurus dengan peningkatan jumlah warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan.

"Pada 2011, jumlah warga binaan sebanyak 36.759 orang, meningkat di tahun 2014 menjadi 56.877 orang. Jumlah ini berbanding lurus dengan prevalansi penderita HIV/AIDS di seluruh lapas se-Indonesia," ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Ibnu Chuldun, di Lapas Narkotika Cipinang Jakarta, Senin 1 Desember 2014.

Sejauh ini, beragam upaya telah disinergikan untuk meminimalisir jumlah napi pengidap HIV/AIDS. Beberapa di antaranya, Volunteer Counselling Test (VCT), Program Terapi Rumatan Methadon, rujukan Atiretroviral Therapy (ART), dan Kelompok Dukungan Sebaya.

"Di seluruh Indonesia, ditetapkan 139 lapas, serta unit pelaksanaan pembebasan bersyarat di 25 provinsi sebagai prioritas penanggulangan HIV/AIDS nasional," ujar Ibnu.

Sementara itu, di hari yang sama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly bersama Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, melakukan kunjungan di Lapas Narkotika Cipinang. Keduanya menjadi tamu dalam peringatan hari HIV/AIDS se-dunia di lapas ini.

Dalam sambutannya, Yosanna mengaku perihatin dengan meningkatnya jumlah penghuni lapas yang terjangkit virus HIV/AIDS. Untuk itu, sudah menjadi komitmen pemerintah untuk meminimalisir dan membenahinya.

"Mari, kita bersama-sama menyikapi ini, agar bisa diantisipasi. Jumlah ini harus ditekan, jangan sampai ada lagi napi yang terjangkiti AIDS," ujar Yosanna. (asp)

(39)

Tanggal, 3 Desember 2014

Media Cetak : 1. Harian Pelita

No. Media Cetak Online

1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews

2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews

3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan

4 Republika 10 Pos Kota

5 Sindo 11 Harian Terbit

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

Media Online : 1. Okezone.com

Menkes Nila Tinjau Masalah Kesehatan

Warga Bengkulu

Selasa, 2 Desember 2014 - 17:22 wib |

Dewi Kania – Okezone.comnkes Nila tinjau masalah kesehatan warga Bengkulu (Foto:

DALAM kunjungannya ke Bengkulu pada Selasa (2/12/2014), Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K)., berencana meninjau beberapa rumah sakit dan puskesmas, sekaligus menghadiri Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) bersama petinggi Kota Raflesia.

Setiba di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, sekira pukul 16.00 WIB, Menkes disambut beberapa staf Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu di ruang VIP bandara

Setelahnya, Menkes mampir sejenak ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang berlokasi tidak jauh dari bandara, untuk melakukan peninjauan sejenak.

Prof. Nila berbincang dengan Kepala Kantor KKP Bengkulu. Menkes mengatakan akan meninjau masalah yang dialami KKP Bengkulu selama ini.

"Saya menanyakan apa yang menjadi masalah di kantor ini. Ternyata masalahnya adalah soal Infeksi Menular Seksual (IMS)," ujar Menkes Nila di halaman Kantor KKP Bengkulu, Jalan Dipati Payunegara, Betungan, Bengkulu, Senin (2/12/2014)

Menkes kemudian meluncur ke RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu bersama rombongan Kemenkes, KKP, dan Dinkes Kota Bengkulu. Tidak lupa, Prof. Nila pun berkunjung ke puskesmas yang berlokasi di Jalan Gedang, Bengkulu. (yac)

(47)

2. Okezone.com

Menkes Minta Puskesmas Jadi Penjaga

Gawang Masyarakat

Rabu, 3 Desember 2014 - 09:26 wib | Dewi Kania – Okezone.com)

MENTERI Kesehatan Prof Nila F Moeloek meminta puskesmas dapat menjadi gawang bagi masyarakat Indonesia saat berobat. Pasalnya, orang Indonesia banyak yang belum sepenuhnya percaya berobat lewat layanan sektor layanan primer.

Dikatakan Menkes Nila, pasien yang berobat di puskesmas lebih efektif dibanding harus mengeluarkan banyak biaya ke rumah sakit. Apalagi jika kita hanya menderita penyakit ringan seperti halnya batuk-batuk.

Misalnya saja yang terjadi di Kota Bengkulu. Salah satu puskesmas yang berlokasi di Jalan Gedang ada masalah kekurangan dokter, sehingga menghambat penyembuhan pasien. Padahal, setiap harinya puskesmas ini melayani sekira 100 pasien.

"Memang betul kami mau layanan kesehatan primer, salah satunya puskesmas bisa jadi penjaga gawang. Kami mengakui bahwa beberapa puskesmas belum optimal sarana fasilitasnya. Tapi kami coba lihat puskesmas daerah mana yang harus dioptimalkan," ucap Menkes Nila di Puskesmas Jalan Gedang, Kota Bengkulu, Selasa, 2 Desember 2014. Namun, Menkes Nila kembali mengingatkan masyarakat agar tak gampang sakit dengan menerapkan pola hidup sehat yang seimbang. Begitu juga, Menkes meminta agar masyarakat percayakan puskesmas yang kini sudah memiliki tenaga medis berpendidikan tinggi.

"Dari masyarakat supaya dijaga kesehatannya agar tidak gampang sakit. Terus kalau cuma sakit batuk-batuk saja, saya imbau cukup berobat di puskesmas saja. Beda lagi kalau penyakitnya parah, pasti langsung kita akan rujuk ke rumah sekunder," tutupnya.

(48)

3. Kompas Online

Kasus HIV di Lapas Meningkat Drastis

Selasa, 2 Desember 2014 | 14:10 WIB

AFP PHOTO / JUNI KRISWANTO

Aktivis membawa pita merah dalam kampanye Hari AIDS Sedunia, di Surabaya, Senin (1/12/2014). Sekitar 45.000 kasus HIV/AIDS terjadi di Indonesia sepanjang 2013 dan 14.400 kematian di tahun yang sama.

JAKARTA, KOMPAS — Dalam tiga tahun terakhir, jumlah penghuni lembaga pemasyarakatan

dan rumah tahanan yang positif HIV/AIDS meningkat 32 persen. Hal itu seiring dengan maraknya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya. Namun, program layanan terapi HIV belum diterapkan di semua tempat tahanan.

Pada Oktober 2011 terdapat 787 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang ditangani di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan). ”Jumlah penghuni lapas dan rutan yang terinfeksi HIV bertambah 255 orang menjadi 1.042 orang pada Oktober tahun ini,” kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly, Senin (1/12), pada puncak acara peringatan Hari AIDS Sedunia di Lapas Narkotika Kelas IIA, Jakarta. Menurut Yasonna, penyebaran HIV terkait dengan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba). Jadi, data itu menunjukkan, situasi penyalahgunaan narkoba sudah darurat nasional. Peningkatan jumlah narapidana yang terinfeksi HIV mengikuti peningkatan jumlah narapidana kasus narkoba.

Data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham mencatat, narapidana kasus penyalahgunaan narkoba tahun ini 56.877 orang. Angka itu naik 54,7 persen dibandingkan pada 2011 yang sebanyak 36.759 orang.

Untuk mencegah bertambahnya jumlah penghuni penjara yang terinfeksi HIV, program pencegahan dan penyalahgunaan narkoba perlu diintensifkan. Salah satunya dengan program rehabilitasi, bukan hukuman penjara bagi pencandu narkoba. Sebab, jika dihukum penjara, pencandu kemungkinan bisa mengakses narkoba di dalam penjara akibat bercampur dengan bandar narkoba sehingga mempersulit penyembuhan. Bagi penghuni yang telanjur positif HIV/AIDS, lanjut Yasonna, Kemenkumham menerapkan program pengobatan komprehensif dan berkelanjutan. Program dipadukan dengan pembinaan penghuni yang jadi pengguna narkoba di lapas dan rutan, antara lain mencakup konseling dan tes sukarela (VCT), terapi rumatan metadon (PTRM), rujukan terapi obat antiretroviral (ARV), dan kelompok dukungan sebaya (KDS).

Dokter Hetty Widiastuti dari Direktorat Bina Kesehatan dan Keperawatan Narapidana dan Tahanan Kemenkumham, menjelaskan, pihaknya juga mengupayakan program terapi HIV tetap berjalan bagi bekas penghuni yang keluar dari lapas dan rutan. Caranya melalui kerja

(49)

sama dengan dinas kesehatan, puskesmas, dan lembaga swadaya masyarakat. ”Ini karena ODHA harus mengonsumsi ARV seumur hidup,” katanya.

Pelayanan yang lengkap itu dinikmati para ODHA yang menghuni Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta. Di poliklinik lapas ada sejumlah ruang pelayanan terkait HIV/AIDS, antara lain ruang konseling, ruang VCT, bangsal dengan enam tempat tidur, dan ruang pengobatan. Oki (36), penghuni lapas yang positif HIV, mengungkapkan, ia bisa berobat rutin dan gratis di poliklinik itu serta menjalani rehabilitasi sosial. ” Sesama ODHA saling menguatkan dan menyemangati,” ucap pria yang mulai memakai putau dengan jarum suntik pada 1997 itu. Belum semua

Namun, menurut Hetty, program layanan HIV itu baru menjangkau sekitar 200 dari total 463 lapas dan rutan di Indonesia. Kendala utamanya adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di tempat tahanan itu. ”Hanya ada 250 tenaga kesehatan lapas dan rutan di Indonesia. Itu terdiri dari dokter dan perawat, bukan dokter saja,” ujarnya. Karena itu, pihaknya mengusulkan lapas dan rutan bisa digunakan Kementerian Kesehatan sebagai tempat belajar praktik bagi dokter dan perawat pegawai tidak tetap selama setahun. Program diharapkan berkelanjutan.

Selain itu, pengutamaan rehabilitasi bagi pengguna narkoba diharapkan meluas ke sejumlah daerah. Jika pengguna masuk penjara, jumlah penghuni lapas dan rutan melebihi kapasitas dan rehabilitasi pengguna narkoba tak optimal. Akibatnya, penghuni rentan HIV/AIDS, terutama lewat jarum suntik narkoba.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mendorong orang-orang dengan risiko HIV/AIDS segera menjalani tes. Jika tertular HIV, mereka bisa segera memperoleh ARV.

Penyebaran HIV di sejumlah daerah meningkat, antara lain di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua Konstan Karma, kemarin, menyatakan, pada 2012, jumlah kumulatif ODHA 13.196 orang dan tahun ini naik jadi 17.639 orang.

Penularan virus itu memasuki populasi umum, termasuk ibu rumah tangga. Sebagai bentuk keprihatinan atas tingginya kasus penularan HIV, peringatan Hari AIDS Sedunia dilakukan di sejumlah daerah. Di Tegal, Jawa Tengah, KPA Kota Tegal bersama Fatayat Nahdlatul Ulama dan mahasiswa membagikan sekitar 1.000 leaflet dan brosur berisi informasi tentang HIV/AIDS serta korek api bertuliskan ajakan mencegah HIV/AIDS.

Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pelajar, mahasiswa, kelompok transjender, dan organisasi masyarakat turut memperingati Hari AIDS Sedunia. Aksi itu dilakukan dengan membagikan mawar merah kepada pengguna jalan.

(50)

4. Kaltimpost.co.id

LEVEL NASIONAL: Kadiskes Indriati As’ad (kiri) bersama Kepala Puskesmas Bontang Utara I Fitriawati Jusuf (tengah) menerima penghargaan dari Menkes RI.

Dinilai Banyak Inovasi Layanan

Puskesmas Bontang Utara I Peringkat Dua Nasional

KALTIM| Rabu, 03 Desember 2014 | dibaca: 133 kali | kaltimpost.co.id

BONTANG - Kabar gembira untuk masyarakat Kota Bontang. Puskesmas Bontang Utara I berada di peringkat dua dalam lomba Puskesmas Berprestasi Tingkat Nasional 2014 untuk kategori perkotaan. Anugerah yang diserahkan Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek kepada Kepala Puskesmas Bontang Utara I Fitriawati Jusuf disaksikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bontang Indriati As’ad.

Penyerahan penghargaan tersebut berlangsung di Gedung Aula Utama Siwabessy Kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (26/11) lalu. Saat dihubungi media ini kemarin, Kadiskes Indriati As’ad mengatakan, penyerahan penghargaan kepada puskesmas berprestasi 2014 kepada Puskesmas Bontang Utara I bertepatan pada puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-50 tahun 2014 di Jakarta. “Syukur alhamdulillah, dari sekian banyak puskesmas yang dinilai dari seluruh Indonesia, Puskesmas Bontang Utara I berhasil meraih juara II Nasional setelah Puskesmas Denpasar Selatan dan Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal Jawa Timur sebagai juara III,” terang Indriati As’ad.

Disebutkan, penghargaan yang diraih Puskesmas Bontang Utara I berkat adanya beberapa inovasi dalam pengembangan program dan peningkatan pelayanan. Di antaranya, kelas ibu hamil, kemitraan bidan, dan dukun bayi, senam cuci tangan dengan musik Dayak, pemilihan raja dan ratu gigi, pemilihan lansia sehat, dan klinik cantik.

Pada tahun mendatang, Indriati berharap, seluruh puskesmas di Bontang terus mengembangkan inovasi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sehingga dapat terus mencapai prestasi terbaik di tingkat nasional. (hms1/kri/k16)

(51)

Tanggal, 4 Desember 2014

Media Cetak : 1. Indo Pos

No. Media Cetak Online

1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews

2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews

3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan

4 Republika 10 Pos Kota

5 Sindo 11 Harian Terbit

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

Tanggal, 5 Desember 2014

Media Cetak : 1. Kompas

No. Media Cetak Online

1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews

2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews

3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan

4 Republika 10 Pos Kota

5 Sindo 11 Harian Terbit

(58)

Referensi

Dokumen terkait

(3) Jenis kesenian daerah sebagaimana dimaksud pada ayat( 2) yang dapat dipertunjukkan di Hotel/Restaurant/Puri/Tempat lain yang dianggap layak adalah seni kreasi

Tanpa seka kultural apapun (termasuk sekat etnis, ras, agama. geografis, dan strata sosial) individu bebas melalukan aktivítas di ruang cyberpublik. la

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Tetapi pada tahun 2018, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2018

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lapas dan Rutan yang terakhir dirubah dengan Peeraturan Menteri Hukum dan Hak

Dengan mengingat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI sebelumnya telah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.HH-03.AH.11.01 Tahun 2016

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

Pada umumnya kartu jaringan ada yang sudah built-in dengan Motherboard dari komputer atau laptop, akan tetapi banyak komputer rakitan sendiri tidak memasukkan kartu jaringan