• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL RANCANG BANGUN PERANGKAT PEMANAS MAKANAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI DENGAN TEMPERATUR TERKENDALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL RANCANG BANGUN PERANGKAT PEMANAS MAKANAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI DENGAN TEMPERATUR TERKENDALI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

RANCANG BANGUN PERANGKAT PEMANAS MAKANAN

MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI DENGAN

TEMPERATUR TERKENDALI

DISUSUN OLEH :

1. NANANG WAHDIAT 4311216186

2. AGUNG ARTANTO 4311216177

3. M. ALFADINO .M 4311216183

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA SELATAN

2013

(2)

KATA PENGANTAR

Atas limpahan taufik dan hidayah Allah SWT, penyusun bersyukur atas terselesaikan laporan praktikum CAE, dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Penyusun mengharapkan karya tulis ini dapat membantu pihak-pihak yang memerlukan, serta untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi semua pembaca. Selain itu, juga untuk memenuhi persyaratan nilai dari mata kuliah prktikum produksi.

Laporan ini memuat pendahuluan ,landasan teori praktikum, jurnal praktikum , jawaban pertanyaan serta penutup atau pembahasan.

Tidak lupa dalam hal ini penyusun berterimakasih kepada Allah SWT. Memanjatkan syukur atas kehadiran – Nya ,serta kepada semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung.

Penyusun menyadari tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Begitu juga dengan penyusunan laporan ini, bila terdapat kekurangan maupun kesalahan, penyusun mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca.

Demikian proposal ini disusun, semoga dapat berguna di kemudian hari serta dapat memberikan banyak manfaat.

Jakartra, 10 juli 2013

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar i Daftar Isi ii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 1

1.3 Tujuan dan Manfaat 2

1.4 Sketsa Gambar 3 (tiga) dimensi 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Energi Surya Thermal 3

2.2 Pemantulan Cahaya 6

2.2.1 Cermin 6

2.3 Pembiasan Cahaya 7

2.3.1 Pembiasan Cahaya pada Kaca Planparalel 7

2.3.2 Hukum Snellius 8

2.4 Sistem kontrol 9

III. PERANCANGAN PRODUK DAN PROSES

3.1 Perancangan Alat 10

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Flow Chart 13

3.2.2 Proses 14

IV. HASIL PERANCANGAN

4.1 Gambar Produk 15

4.3 Prakiraan Biaya 16

V. PENUTUP 18

VI. DAFTAR PUSTAKA 19

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Jika kita melihat tingkat konsumsi energi di seluruh dunia saat ini penggunaan energi diprediksikan akan meningkat sebesar 70 % hingga tahun 2030.

Secara umum sumber energi dikategorikan menjadi dua bagian yaitu non-renewable energy dan non-renewable energy. Non-non-renewable energy merupakan sumber energi yang nantinya akan habis jika dipergunakan terus-menerus, sumber energi ini kini telah menyumbangkan 88% dari total kebutuhan energi di dunia. Sedangkan usia dari non-renewable energy ini sendiri hanya akan bertahan hingga 200 tahun ke depan. Dengan kondisi keterbatasan non-renewable energy tersebut menyebabkan perlunya diadakan suatu pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi yang disebut pengembangan energi hijau. Yang dimaksud dengan energi terbarukan di sini adalah energi non-fosil yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui. Bila dikelola dengan baik, sumber energi itu tidak akan habis.

Di Indonesia pemanfaatan energi terbarukan dapat digolongkan dalam tiga kategori. Yang pertama adalah energi yang sudah dikembangkan secara komersial, seperti biomassa, panas bumi dan tenaga air. Yang kedua adalah energi yang sudah dikembangkan tetapi masih secara terbatas, yaitu energi surya dan energi angin. Dan yang terakhir adalah energi yang sudah dikembangkan, tetapi baru sampai pada tahap penelitian, misalnya energi pasang surut. Sebagai Negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi matahari yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut : untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat

(5)

Indonesia ( KBI ) sekitar 4,5 kWh / m2 / hari dengan variasi bulanan sekitar 10%;

dan di Kawasan Timur Indonesia ( KTI ) sekitar 5,1 kWh / m2 / hari dengan

variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potensi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh / m2 / hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam perancangan dan pembuatan alat ini, penulis akan menghadapi beberapa permasalahan selama proses penyelesaian di atas. Permasalahan-permasalahan itu, diantaranya :

1. Menentukan cermin yang akan digunakan dalam pembuatan alat ini. 2. Menentukan set point temperatur untuk mengatur panas di dalam

perangkat

3. Menentukan sudut kemiringan pada cermin agar mendapatkan sudut pantul yang diharapkan.

4. Menyesuaikan waktu dan biaya pembuatan dengan rencana yang telah dibuat dan diperkirakan sebelumnya.

Dalam penulisan masalah Tugas Akhir ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Besarnya alat yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. 2. Menggunakan sensor untuk mengatur temperature di dalam perangkat. 3. Pengujian alat nantinya tergantung dengan kondisi cuaca yang terjadi pada

saat pengujian, karena energi yang digunakan adalah Energi Matahari. 1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pemanfaatan alat yang akan dibuat adalah untuk mengurangi pemakaian sumber energi fosil karena selama ini minyak tanah dan gas lebih populer dibandingkan dengan energi matahari dalam hal memanaskan makanan bagi masyarakat luas.

1.4 Sketsa Gambar 3 (tiga) dimensi Tampak Atas 1 1. Control Panel 2. Sensor 2 3. Wadah 4. Celah Fluida 5

(6)

5. Kaca 6. Cermin 3 4 5 6 Tampak Samping 1 3 2

4

5

6

1. Cermin 2. Box Pemanas 3. Fan 4. Celah Udara 5. Accu 6. ControlPane 6

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Energi Surya Thermal

Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69 % dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 1017

watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini.

Untuk memanfaatkan potensi energi matahari tersebut ada dua macam teknologi yang sudah diterapkan yaitu teknologi energi surya thermal dan energi surya Photo-Voltage.

Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung. Berbagai teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala rendah (temperatur kerja lebih kecil atau hingga 60 0 C) dan skala menengah (temperatur

kerja antara 60 hingga 120 0 C) telah dikuasai dari rancang-bangun, konstruksi

hingga manufakturnya secara nasional. Secara umum, teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan kayu / besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri manufaktur nasional.

Beberapa peralatan yang telah dikuasai perancangan dan produksinya seperti sistem atau unit berikut:

 Pengering pasca panen (berbagai jenis teknologi);  Pemanas air domestic;

 Pemasak/o;

Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja Isopentane ); Penyuling air ( Solar Distilation/Still );

(8)

 Sterilisator surya;

 Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja dengan titik didih rendah.

Perpindahan Panas Solar Thermal

Panas berpindah dari daerah dengan temperatur yang tinggi kedaerah dengan temperatur yang lebih rendah menurut hukum thermodinamika ke-0 bahwa bila dua buah benda disatukan dalam suatu wadah, panas akan berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah sampai terjadi keseimbangan, perpindahan panas yang terjadi pada alat ini dibagi menjadi 2 bagian, diantaranya adalah :

1. Konduksi

Konduksi pada benda padat adalah perpindahan panas dari suatu titik pada benda padat pada titik lain dibenda padat tersebut sebagai hasil dari gradien temperatur. Perpindahan ini melibatkan perpindahan energi kinetik dari suatu molekul ke molekul lain yang dapat berupa cair dan gas. Konduksi dapat terjadi bila terdapat molekul, oleh karena itu konduksi tidak dapat terjadi pada saat pakum. Sebagai contoh konduksi sebuah pipa panjang dipanaskan pada ujung satunya, kemudian pada ujung satunya akan terjadi peningkatan temperatur.

Persamaan perpindahan panas untuk aliran tetap. dT Q KA dX   (2.1) Dimana Q = Besar Panas (W) A = Luas Penampang (m2) K = Konduktivitas Termal (W.m/K) dT/dX = Gradien temperatur (K/m)

Persaman diatas juga dapat ditulis sebagai berkut: Q KAT1 T2

x

(2.2)

Dimana

T1,T2 = Suhu dipermukaan berada pada Temperatur konstan (K)

(9)

2. Radiasi

Radiasi adalah perpindahan energi dengan jalan gelombang elektromagnetik. Radiasi bisa ditransmisikan dengan memperbesar lebar gelombang dari panjnag gelombang, tetapi radiasi panas hanya berjalan pada lebar diantara 0,100 dan 100 mm. jadi untuk perangkat ini, radiasi panas adalah sumber panas penting yang berasal dari luar. Jika tubuh terkena radiasi panas, panas akan diserap sebagian, dipantulkan sebagian dan sebagian ditransfer melewati tubuh itu.

1      (2.3) Dimana α= Absorptivitas ρ= Reflektifitas τ= Transmisivitas

ketika berbicara mengenai radiasi, sangat penting untuk mengerti mengenai benda hitam. Benda hitam menyerap semua radiasi dan energi dibawah ini. 4 b E T (2.4) Dimana Eb = rata-rata energi (W/m2)

σ = 5,67x10-8 W/m2K4 = Ketetapan konstan Stefan Boltzmann

T = temperature absolute (W/m2)

Hal ini dikenal sebagai Hukum Stefan Boltzmann. Intensitas radiasi energi pada benda hitam kepada permukaan normal.

b n E I   (2.5) Dimana In = Intensitas (W/m2) 2.2 Pemantulan Cahaya

Cahaya merupakan salah satu bentuk dari energi yang berupa gelombang elektromagnetik. Apabila berkas cahaya jatuh pada permukaan benda lalu

(10)

dibalikkan kembali, dikatakan bahwa cahaya itu dipantulkan (refleksi). Dimana hukum pemantulan cahaya, yang berbunyi :

1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada sebuah bidang datar. 2. Sudut pantul sama dengan sudut datang.

2.2.1 Cermin

Cermin adalah semua benda baik yang terbuat dari kaca, logam atau cairan, yang permukaannya licin dan mengkilap. Berdasarkan bentuk permukaannya, cermin dapat digolongkan atas :

1. Cermin datar adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya datar. Sedangkan garis normalnya adalah garis yang melalui titik jatuh sinar dan tegak lurus bidang cermin.

Gambar . Pemantulan pada Cermin Datar

2. Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cekungan, dan merupakan bagian dari sesuatu bola. Sedangkan garis normalnya adalah garis-garis yang menghubungkan antara titik-titik jatuh pada permukaan bidang lengkung dengan titik pusat kelengkungan.

Gambar. Pemantulan pada Cermin Cekung

3. Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cembungan, dan merupakan bagian luar dari sesuatu bola. Garis normalnya adalah perpanjangan garis yang menghubungkan antara titik-titik jatuh pada permukaan bidang lengkung dengan titik pusat kelengkungan cermin.

(11)

Gambar. Pemantulan pada Cermin Cembung 2.3 Pembiasan Cahaya

Berkas cahaya yang jatuh pada permukaan benda bening atau tembus cahaya, maka berkas cahaya tersebut :

1. Sebagian dipantulkan 2. Sebagian diserap

3. Sebagian besar diteruskan dengan lurus atau dibelokkan, sesuai dengan arah jatuhnya berkas cahaya pada bening tersebut.

Pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu medium (zat perantara) menuju ke medium yang lain disebut pembiasan cahaya (refraksi).

2.3.1 Pembiasan Cahaya pada Kaca Planparalel

Kaca planparalel adalah sebuah kaca tebal yang sebenarnya terdiri dari beberapa kaca tipis yang datar (plan), kemudian digabung menjadi satu secara paralel sehingga merupakan sebuah belok kaca.

i N n1 N r n2 i’ n1 r’

(12)

Misalnya indeks bias udara n1 dan indeks bias kaca n2 ' ' 2 1 ' 1 2 ' 2 1 ' 1 2 ' sin sin dan sin sin sin sin 1 sin sin

Dari gambar diketahui i' = r, maka sin sin 1 sin sin sehingga i = r' n n i i r n r n n n i i r r n n i r r r         2.3.2 Hukum Snellius

Menurut seorang ilmuwan Belanda, Willebrord Snellius, indeks bias suatu medium adalah perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias, yang sama panjangnya pada bidang batas antara dua medium. Kemudian Snellius menetapkan suatu hukum yang dikenal dengan Hukum Snellius, yang menyatakan bahwa :

1. Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam sebuah bidang datar.

2. Perbandingan proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias, yang sama panjangnya pada bidang batas antara 2 buah medium merupakan bilangan tetap.

2.3.3 Pembiasan pada Lensa

Lensa merupakan zat optik yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung atau permukaan lengkung dan permukaan datar. Menurut sifat pembiasannya, lensa dibedakan menjadi dua macam, yaitu lensa konvergen dan lensa divergen. Lensa konvergen atau lensa cembung bersifat mengumpulkan berkas cahaya yang datang padanya. Sedangkan lensa divergen atau lensa cekung bersifat menyebarkan berkas cahaya yang datang padanya.

(13)

2.4 Sensor

Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera.

(14)

BAB III

PERANCANGAN PRODUK DAN PROSES

3.1 Perancangan Alat

Nama-nama bagian dari perangkat / alat yang akan kami buat : 1. Cermin bagian luar

2. Cermin bagian dalam 3. Kotak pemanas

4. Wadah tempat makanan yang akan dipanaskan / dimasak 5. Sensor suhu

Cermin bagian luar

Cermin yang akan digunakan pada bagian luar berjumlah 4 cermin yang dipasang berhadapan satu sama lainnya. Dengan menentukan sudut kemiringan dari pemasangan cermin bagian luar ini maka akan mempengaruhi besarnya sinar pantul yang akan dipantulkan ke bagian dalam perangkat dan mengacu pada Hukum Pemantulan Cahaya juga akan membentuk sudut pantul yang besarnya sama dengan sudut datang.

Sinar datang

Sinar pantul Sudut kemiringan cermin

Persamaan perpindahan panas untuk aliran tetap. dT Q KA dX   (3.1) Dimana Q = Besar Panas (W) A = Luas Penampang (m2)

(15)

K = Konduktivitas Termal (W.m/K) dT/dX = Gradien temperatur (K/m)

Persaman diatas juga dapat ditulis sebagai berkut: Q KAT1 T2

x

(3.2)

Dimana

T1,T2 = Suhu dipermukaan berada pada Temperatur konstan (K)

X = Ketebalan Benda (m)

Laju panas dari benda dapat dihitung perunit area dengan cara membagi persamaan 3.1 dengan area seperti yang ditunjukan di bawah ini:

q Q X

A KA

   (3.3)

Dimana,

q = rata-rata perpindahan panas sepanjang X perunit area (W/m2)

Resitivitas thermal dari benda juga hal yang berguna untuk menentukan jarak material dan didefinisikan sebagai berikut:

C X R KA  (3.4) Dimana : Rc = Resistivitas Thermal (K/W) Disubtitusikan ke persamaan 3.2 : 1 2 T Q T  (3.5)

Hukum Fourier untuk konduksi panas sama dengan Hukum Ohm untuk arus listrik, sifat Q seperti arus, perbedaan pada sifat suhu dasar seperti tegangan, dan resistivitas panas seperti resistivitas listrik. Dengan hal ini dipikirkan, model matematika panas bisa dibuat seperti model sirkuit listrik. Hal lain yang berguna adalah konduktivitas panas dari material yang diartikan sebagai kapasitas system dalam mengkonveksi panas.

1 2 Q C T T   (3.6)

(16)

Dimana :

C = Konduktansi dari material (W/K)

Jika beberapa material digabung bersama rata-rata dari konduktansi panas melewati material bisa dihitung dengan cara yang sama seperti aliran arus listrik melewati baterai yang dihubungkan seri.

1 2 1 2 3 T T Q R R R     (3.7)

Persamaan 3.7. diasumsikan kotak yang sempurna diantara tiap permukaan. Dalam system jarak ini bukan permasalahan dan jarak atau perbedaan kekasaran dari material harus di masukan dalam pertimbangan.

Cermin bagian dalam

Bagian dalam dari perangkat juga akan dipasangkan cermin totalnya sama dengan cermin yang dipasangkan di luar perangkat yaitu 4 buah cermin. Fungsi cermin yang dipasangkan di bagian dalam ini adalah untuk memantulkan kembali sinar matahari setelah dibiaskan oleh kaca penutup, cermin bagian dalam ini akan diatur pemasangannya agar sinar yang dipantulkan terfokus pada titik fokus yang telah ditentukan sebelumnya.

Kotak pemanas

Kotak pemanas ini akan memiliki 6 buah sisi dengan masing-masing besarnya luas sisi sama dengan luas bangun datar bujur sangkar.

L = s2

Dimana : L = Luas

S = panjang sisi

Sisi bagian atas dari kotak pemanas ini akan dipasangkan kaca yang gunanya untuk membiaskan cahaya ke dalam kotak pemanas setelah dipantulkan oleh cermin pada bagian luar. Selain itu fungsinya sama seperti efek rumah kaca untuk menahan energi yang dipancarkan kembali sehingga dapat meningkatkan temperatur di dalam ruangan tersebut.

(17)

Wadah tempat makanan

Wadah berfungsi sebagai tempat makanan yang akan dipanaskan / dimasak. Wadah ini akan menggunakan bahan yang dapat menyerap panas dengan baik. Benda hitam menyerap semua radiasi dan energi dibawah ini.

4

b

E T (3.8)

Dimana

Eb = rata-rata energi (W/m2)

σ = 5,67x10-8 W/m2K4 = Ketetapan konstan Stefan Boltzmann

T = temperature absolute (W/m2)

Hal ini dikenal sebagai Hukum Stefan Boltzmann. Intensitas radiasi energi pada benda hitam kepada permukaan normal.

b n E I   (3.9) Dimana In = Intensitas (W/m2)

Jika sumber radiasi membentuk sudut, cara menghitung dengan cos b E I    (3.10) Sensor Suhu

Pemasangan sensor bertujuan untuk mendeteksi temperature yang terjadi pada perangkat pemanas. Sensor itu akan mengirimkan sinyal kepada control panel agar temperature yang ada di dalam dapat dikendalikan dengan memberikan perintah kepada fan untuk bekerja. Range suhu pengendalian

adalah 950Celcius hingga 1050Celcius. Fan yang digunakan terdiri dari dua buah,

yaitu satu sebagai penyedot udara luar ke dalam agar masuk ke celah udara sedangkan Fan yang lain untuk menyedot udara dari dalam keluar.

Fan 1 Fan 2

(18)

3.2 Cara Kerja

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa fungsi alat yang kami rancang ialah untuk mengurangi pemakaian sumber energi fosil dengan beralih menggunakan energi matahari untuk memanaskan / memasak makanan. Maka kami akan menjelaskan proses atau cara kerja alat yang kami rancang dan akan kami buat.

Cahaya Matahari Cermin Luar dipantulkan Kaca dibiaskan Cermin Dalam

Dipantulkan ke titik fokus

Wadah

Energi panas meningkat

Temperatur >1050 Sensor Control Panel

di perangkat 950 - 1050

Proses Pematangan 950 - 1050 Fan

(19)

Cahaya matahari yang dipancarkan jatuh ke cermin dimana cahaya itu akan dipantulkan kembali ke dalam perangkat untuk diproses menjadi panas. Saat sinar matahari datang, sinar tersebut mempunyai sudut datang dengan sudut kemiringan tertentu tergantung dari posisi matahari sehingga sinar tidak langsung dapat menyinari wadah. Oleh karena itu, diperlukan cermin untuk memantulkan sinar matahari ke dalam perangkat dengan terlebih dahulu melalui kaca untuk proses terjadinya pembiasan. Di dalam perangkat yang berbentuk seperti kubus keempat sisi samping dari perangkat terdapat cermin untuk memantulkan sinar yang datang dari hasil pemantulan pada cermin bagian luar perangkat dan pembiasan dari kaca untuk diarahkan ke titik fokus yang telah ditentukan sebelumnya, titik fokus itu adalah wadah. Di dalam wadah ini akan terjadi penyerapan panas sehingga suhu di dalam perangkat juga akan meningkat yang dimanfaatkan untuk proses pemanasan makanan, peningkatan suhu ini akibat dari panas yang dikeluarkan wadah tertahan oleh kaca penutup. Untuk mencegah panas yang berlebihan digunakanlah fan atau kipas untuk mengurangi panas pada perangkat, fan ini dihubungkan dengan sensor suhu yang akan mendeteksi perubahan suhu di dalam perangkat. Batas suhu atau set point yang ditentukan antara 950 celcius hingga

1050 celcius. Ketika suhu di dalam perangkat mencapai 1050 celcius ke atas,

perubahan suhu akan terdeteksi oleh sensor dan sensor akan mengirimkan sinyal ke control panel memerintahkan kepada fan untuk bekerja (fan berputar) dan apabila suhu di dalam perangkat pemanas telah kembali pada set point yang telah ditentukan, maka sensor akan memerintahkan fan untuk berhenti bekerja (fan berhenti berputar) sehingga suhu di dalam perangkat akan terjaga.

(20)

BAB IV

HASIL PERANCANGAN

4.1 Gambar Produk Tampak Atas 1 1. Control Panel 2. Sensor 2 3. Wadah 4. Celah Fluida 5. Kaca 6. Cermin 3 4 5 6 Tampak Samping 1 3 2

4

5

6

1. Cermin 2. Box Pemanas 3. Fan 4. Celah Udara 5. Accu 6. Control Panel

(21)

4.3 Prakiraan Biaya

Pembuatan alat

No Uraian Unit

Harga Satuan

(Rp) Biaya yang diperlukan(Rp)

1 Besi Siku 12 50,000 600,000 2 Cermin 30 cm² 10 50,000 500,000 3 Kaca 5 mm 2 100,000 200,000 4 Wadah 2 50,000 100,000 5 Engsel 15 10,000 150,000 6 Penyangga 4 25,000 100,000 7 Lem Kaca 2 25,000 50,000 8 Sensor 1 350,000 350,000 9 Control Panel 1 650,000 650,000 10 Aki 12 V 1 100,000 100,000 11 Fan 2 50,000 100,000 12 Lain-lain 700,000 Jumlah 3,600,000 Pembuatan Proposal

No Uraian Banyaknya Biaya Satuan Biaya yang dibutuhkan

(Rp) (Rp)

1 Tinta Reffil Black Color 1 20,000 20,000

2 Kertas A4 1 rim 30,000 30,000 3 Buku Referensi 1 25,000 25,000 4 Jilid Proposal 1 2,000 2,000 5 Searching Referensi di Internet 4 Jam 4,000 16,000 Jumlah 88,000

BAB V

PENUTUP

Demikian proposal tugas akhir ini kami susun dengan sebaik-baiknya dan semoga dapat memberikan gambaran secara umum tentang tugas akhir yang insya

(22)

allah akan kami buat. Kami berharap dari proposal ini Tim Evaluasi Tugas Akhir dapat mengizinkan kami untuk menjalankan dan kemudian kami aktulisasikan isi dari proposal ini menjadi suatu bentuk dari Tugas Akhir, sehingga dapat kami gunakan salah satunya sebagai syarat-syarat dari kelulusan Diploma Politeknik Negeri Jakarta.

Dengan segala kerendahan hati kami sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal tugas akhir ini dan kami berharap Tim Evaluasi Tugas Akhir dengan kebesaran hati memakluminya.

Atas perhatian dan kerjasamanya kami selaku calon peserta Tugas Akhir mengucapkan terima kasih.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

(23)

Komunitas Mahasiswa Sentra Energi. 2007. Berbagai Aplikasi Energi Surya. Yogjakarta : Universitas Gadjah Mada. http://www.kamase.org

Sunarto, dkk. 1987. Seri Fisika. Solo

Portal Media Informasi Energi. 2007. Solar Energy.Indonesia. www.energyportal.com

Gambar

Gambar . Pembiasan Cahaya pada Kaca Planparalel

Referensi

Dokumen terkait