• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum

SD Negeri Salatiga 9 terletak di Jl. Diponegoro No. 12 Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga dengan letaknya yang sangat setrategis di tengah kota Salatiga. Secara umum, gedung SD Negeri Salatiga 9 terdiri dari satu lantai. Selain itu didalam gedung terdapat fasilitas yang dapat menunjang proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Fasilitas yang memiliki oleh SD Negeri Salatiga 9 dikatakan sudah baik dan layak untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.

Sarana yang ada di SD Negeri Salatiga 9 diantaranya 6 ruang kelas, 1 ruang yang menjadi satu yaitu kepala sekolah, ruang guru, ruang UKS dan ruang tamu, 1 ruang perpustakaan yang menjadi satu dengan ruang administrasi, 1 ruang dapur, 1 gudang, rumah dinas, 4 kamar mandi siswa. Setiap ruangan memiliki keadaan yang baik terdapat ventilasi yang memadai, penerangan yang cukup dan suasana yang nyaman.

SD Negeri Salatiga 9 sudah menerapkan kurikulum 2013, tenaga yang pengajar di SD Negeri Salatiga 9 berjumlah 12 yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olahraga, 1 guru bahasa inggris, 1 guru agama islam, 1 guru agama Kristen, dan 2 orang tenaga administrasi. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Salatiga 9 sebanyak 220 siswa. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 43 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 22 perempuan.

1.1.1 Kondisi Awal

Sebelum siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pada guru kelas saat melakukan pembelajaran IPA, setelah observasi selesai peneliti meminta hasil nilai siswa pngumpulan data ini bertujuan untuk mengetahui pandangan awal hasil belajar selama ini. Setelah mendapatkan data nilai siswa, kemudian dilanjutkan dengan menggumpulkan data minat baca siswa.

(2)

a. Hasil belajar siswa

Sebelum pelaksanaan tindakan penelitian dilaksanakan, peneliti mendapatkan data nilai ulangan harian mupel IPA dari guru kelas V. Berikut adalah tabel hasil belajar IPA sebelum dilaksanakan tindakan penelitian:

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Pra siklus

No Nilai Jumlah siswa Presentase(%)

1 45-55 12 27,91 2 56-66 14 32,76 3 67-77 9 22,94 4 78-87 3 6,98 5 88-100 4 9,41 Jumlah 43 100

Rata-rata hasil belajar 61,69

Skor tertinggi 91

Skor terendah 45

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai dengan rentang 45 – 55 sebanyak 12 siswa ( 27,91%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 56 – 66 sebanyak 14 siswa ( 32,76%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 67– 77 sebanyak 9 siswa (22,94%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 78 – 87 sebanyak 3 siswa (9,41%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 868– 100 sebanyak 3 siswa (12%). Nilai rata – rata siswa pada kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu 61,69 Nilai terendah pada kondisi awal adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 91.

b. Minat baca siswa

Untuk mendapatkan data minat baca siswa terhadap mauatan pelajaran IPA, telah disediakan angket yang disiapkan sebelumnya.

(3)

Tabel 4.2

Skor Angket Minat Baca IPA Pra Siklus

No Interval Kategori Frekuensi Presentase

(%) 1 50-59 Sangat Kurang 3 6,70 2 60-69 Kurang 10 23,30 3 70-79 Cukup 8 18,64 4 80-89 Baik 14 32,72 5 90-100 Sangat Baik 4 9,41 Jumlah 43 100

Rata-rata hasil angket minat baca 69,38

Skor angket minat baca tertinggi 100

Skor angket minat baca terendah 30

Dari data tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang masuk kategori sangat kurang dari 3 siswa atau 6,70%, kategori kurang 10 siswa atau 23,30%, kategori cukup 8 siswa atau 18,64%, kategori baik 14 siswa atau 32,72%, dan kategori sangat baik 8 siswa atau 18,64%. Rata-rata hasil angket siswa 69,38% dalam kategori cuku. Dari data persentase minat baca dapat digambar kan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

Diagram 4.1 Skor Angka Minat Belajar Mupel IPA Pra Siklus 10% 36% 21% 26% 7% sangat baik baik cukup kurang sangat kurang

(4)

Dari diagram lingkaran di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mempunyai minat baca dalam muatan pelajaran IPA dalam kategori sangat baik mencapai 10 %, kategori baik 36%, kategori cukup 21% kategori kurang 26%, dan kategori sangat 7%.

Sesuai dengan data siswa SDN salatiga 09 yang sudah disajikan diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian Tindakan Kelas sesuai yang dirancang pada Bab III. Penelitian ini akan dilakukan dengan tahap untuk meningkatkan minat baca hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Salatiga 09 dengan menerapkan metode pembelajran SQ3R.

4.2.1 Pelaksanaan Siklus I a. Tahap perencanaan

Setelah dilakukan observasi, peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan di pakai untuk pelaksanaan penelitian. Sebelum guru kelas V mengajar peneliti menyiapkan segala sesuatunya untuk menunjang proses pembelajaran. Yang perlu dipersiapkan diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1. Lembar observasi guru saat mengajar menggunakan metode pembelajaran SQ3R, merencanakan kegiatan belajar-mengajar siklus I akan berlangsung sebanyak 2 kali pertemuan. Sebelum mengajar peneliti mempersiapkan hal-hal berikut:

1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan 2. Membuat kelompo heterogen.

3. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1.

4. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui keberhasi penggunaan metode pembelajaran SQ3R.

5. Menyiapkan lembar angket minat baca untuk mengetahui minar baca siswa setelah pembelajaran.

6. Tes evaluasi

b. Tahap pelaksanaan Pertemuan pertama

Pertemuan pertama hari rabu, 14 Maret 2018. Pada pertemuan pertama terdapat tiga indikator pembelajaran yang ingin disampaikan yaitu mengidentifikasi siklus air, menyebutkan manfaat – manfaat air dan menjelaskan evaporasi. Berikut ini langkah – langkah pembelajaran dengan metode SQ3R yang akan dilaksanakan pada pembelajaran pertama siklus I.

(5)

Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) yaitu membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing, mengabsen kehadiran siswa dan melakukan apersepsi. Sebelum masuk kedalam materi peneliti memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak menyanyikan lagu “ Garuda Pancasila” yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme siswa. kemudian bersama siswa peneliti mengajak menyanyikan lagu” Tik – tik bunyi hujan”. Peneliti menginfokan tema yamg akan di pelajari.

b) Kegiatan Inti

Pada awal pembelajaran peneliti memberikan stimulus ide, gagasan dan motivasi terhadap siswa dengan cara memberi pertanyaan kepada siswa. “ Pernahkah Kalian melihat hujan?” “Darimanakah Hujan itu berasal?”. Siswa kemudian mulai menjawab petanyaan yang diberikan oleh peneliti. Kemudian siswa diminta untuk membeca dan mencermati teks tentang siklus air secara bergilir. Siswa diminta untuk menuliskan hal yang penting dari bacaan tersebut.kemudian siswa diminta membuat pertanyaan dari teks bacaan yang telah diberikan. Suasana pada proses ini siswa masih bingung dengan metode pembelajaran yang digunakan, masih ada siswa yang membuat kegaduhan . penilaian pada proses ini adalah penilaian kognitf dan penilaian afektif siswa Setelah itu siswa diminta menukarkan pertanyaan yang sudah dibuat kepada teman . siswa diminta menjawab pertanyaan yang mereka bawa. Kemudian siswa membacakan pertanyaan dan jawaban di depan kelas secara bergiliran. Kemudian siswa diminta menuliskan kembali pertanyaan dan jawaban . kemudian peneliti memberikan pengutan terhadap jawaban siswa. kemudian peneliti memberikan bacaan tentang daur ulang air. Kemudian siswa diminta untuk menuliskan hal yang penting pada bacaan, serta membuat pertanyaan berdasarkan teks yang sudah diberikan. Kegiatan ini sebagi lembar kerja siswa. Setelah selesai siswa mengumpulkan pekerjaan masing–masing. Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan tentang pelajaran hari ini.

c) Kegiatan Penutup

Peneliti bersama siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang materi keliling dan luas bangun datar yang sudah dipelajari oleh siswa hari ini. Penelilti memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi hari ini dan peneliti juga menginformasikan tentang materi selanjutnya yang akan dipelajari esok hari. Peneliti mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

(6)

Pertemuan pertama hari kamis, 15 Maret 2018. Pada pertemuan kedua terdapat tiga indikator pembelajaran yang ingin disampaikan yaitu menjelaskan presipitasi, menjelaskan kondensasi, menjelaskan dampak positif dan negatif kehiatan manusia yang mempengaruhi siklus air . Berikut ini langkah – langkah pembelajran dengan metode SQ3R yang akan dilaksanakan pada pembelajran pertama siklus I.

a) Kegiatan awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) yaitu membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing, mengabsen kehadiran siswa dan melakukan apersepsi. Sebelum masuk kedalam materi peneliti memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak bernyanyi “ Tik – tik bunyi hujan “ Peneliti menginformasikan tema yamg akan di pelajari.

b) Kegiatan Inti

Pada awal pembelajaran peneliti memberikan stimulus ide, gagasan dan motivasi terhadap siswa dengan cara memberi pertanyaan kepada siswa. “ Pada saat terjadi hujan perkah kalian mengamati hal apa saja yang terjadi sebelum hujan?” “Apa penyebab terjadinya hujan?”. Siswa kemudian mulai menjawab petanyaan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti menjelaskan secara singkat tentang proses terjadinya hujan Kemudian siswa diminta untuk membeca dan mencermati teks tentang siklus air hujan secara bergilir. Siswa diminta untuk menuliskan hal yang penting dari bacaan tersebut.kemudian siswa diminta membuat pertanyaan dari teks bacaan yang telah diberikan. Suasana pada proses ini siswa sudah mulai memahami dan nyaman dengan metode pembelajaran yang digunakan . penilaian pada proses ini adalah penilaian kognitf dan penilaian afektif siswa Setelah itu siswa diminta menukarkan pertanyaan yang sudah dibuat kepada teman . siswa diminta menjawab pertanyaan yang mereka bawa. Kemudian siswa membacakan pertanyaan dan jawaban di depan kelas secara bergiliran. Kemudian siswa diminta menuliskan kembali pertanyaan dan jawaban . kemudian peneliti memberikan pengutan terhadap jawaban siswa. kemudian peneliti memberikan bacaan tentang daur ulang air. Kemudian siswa diminta untuk menuliskan hal yang penting pada bacaan, serta membuat pertanyaan berdasarkan teks yang sudah diberikan. Peneliti membagikan lembar evaluasi dan lembar angket. Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan tentang pelajaran hari ini.

(7)

c) Kegiatan Penutup

Peneliti bersama siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang materi keliling dan luas bangun datar yang sudah dipelajari oleh siswa hari ini. Penelilti memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi hari ini dan peneliti juga menginformasikan tentang materi selanjutnya yang akan dipelajari esok hari. Peneliti mengakhiri pembelajaran hari ini dengan mengucapkan salam.

4.2.1.1 Tahap Observasi Siklus I

Dalam tahap observasi yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan tindakan penelitian ini, pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada kegiatan penelti yang berperan sebagai guru pada saat proses mengikuti pembelajaran IPA. Dari hasil observasi akan dianalisis dan diambil datanya untuk memantau mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan upaya peningktan minat baca siswa. Kegiatan observasi ini dapat diketahui yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berangsung.

Tahap bservasi yang dilaksanakan meliputi observasi respon dengan cara mengamati minat baca siswa dengan menggunakan lembar angket minat baca siswa yang telah disiapkan. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel 4.3 , sedangkan respon minat baca siswa dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.3

Lembar observasi proses pembelajaran siklus I

No Aspek Yang Diamti YA TIDAK

A Kegiatan Awal

1 mempersiapkan sarana pembelajaran √

2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √

3 Melakukan Apersepsi √

4 Memotivasi siswa √

(8)

1 Menguasai materi pelajaran √ 2 Kesesuain materi yang dibahas dengan indikator √

3 Berperan sebagai fasilitator √

4 Mengajukan pertanyaan pada siswa √

5 Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan

6 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √

7 Memberikan bimbingan pada kegiatan proses pembelajaran

9 Kejelasan penyajian konsep √

10 Memberi contoh konkrit dalam kejadian yang ada dalam kehidupan, sesuai dengan yang diperagakan

11 Memberikan penguatan materi √

C Metode Pembelajaran (Survey, Question, Read, Recite, Review) SQ3R

1 Meminta siswa untuk meriview teks atau bacaan.

(survey)

2 Meminta siswa untuk membuat pertanyaan mengenai materi bacaan.(Question)

3 Meminta siswa untuk mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka review.

(Read)

4 Meminta siswa untuk membaca berulang-ulang jawaban atas pertanyaan yang mereka buat. (Recite)

5 Miminta siswa untuk mengingat kembali jawaban-jawaban atas pertanyaan yang mereka buat. (Review)

D Penutup

1 Membimbing siswa menyimpulkan materi √

2 Menginformasikan materi yang akan datang -

3 Memberi tugas pada siswa √

(9)

Dari tabel 3.4 diatas telah menunjukan bahwa sistematika proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti pada pertemuan I dan pertemuan II sudah sesuai dengan langkah-langkah pemeblajaran dengan sistematika dalam rencana pellaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil observasi minat baca juga dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Hasil Observasi Minat Baca Siswa Siklus I

No Aspek Yang Diamti YA TIDAK

A Kegiatan Awal

1 Mempersiapkan alat tulis √

2 Siswa menyimak guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

3 Siswa merespon guru ketika melakukan apersepsi √

B Kegiatan Inti

1 Menyimak materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru √

2 Merespon pertanyaan yang di ajukan oleh guru √

3 Mengerjakan lembar kerja siswa √

4 Bertanya kepada guru tentang materi yang belum di mengerti √

Metode Pembelajaran (Survey, Question, Read, Recite, Review) SQ3R

1 Siswa meriview teks dan bacaan √

2 Siswa membuat pertanyaan mengenai materi bacaan √

3 Siswa mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah mereka review

4 Siswa membacakan jawaban dari soal pertanyaan yang mereka buat

5 Siswa mengingat kembali jawaban-jawaban atas pertanyaan yang mereka buat.

C Penutup

1 Siswa membuat kesimpulan materi √

(10)

3 mengerjakan soal evaluasi √

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil obsservasi minat baca yang telah dilakukan oleh siswa yang dilaksanakan oleh peneliti pada pertemuan I dan pertemuan ke II sudah sesuai dengan langkah-langkah metode SQ3R.

Tabel 4.5

Hasil belajar IPA siklus I

No Nilai Jumlah siswa Presentase

(%) 1 45-55 9 20,93 2 56-66 9 20,93 3 67-77 10 23,26 4 78-87 8 18,61 5 88-100 7 16,27 Jumlah 43 100

Rata-rata hasil belajar 67,91

Skor tertinggi 95

Skor terendah 45

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai dengan rentang 45 – 55 sebanyak 9 siswa ( 20,93%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 56 – 66 sebanyak 9 siswa ( 20,93%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 67 – 77 sebanyak 10 siswa (23,26%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 78 – 87 sebanyak 8 siswa (18,61%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 88–100 sebanyak 7 siswa (16,27%). Nilai rata – rat siswa pada kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu 67,91 Nilai terendah pada kondisi awal adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 95.

a. Minat baca siswa

Untuk mendapatkan data minat baca siswa terhadap mauatan pelajaran IPA, telah disediakan angket yang disiapkan sebelumnya.

(11)

Tabel 4.6

Skor Angka Minat Baca IPA Siklus I

No Interval Kategori Frekuensi Presentase

(%) 1 50-59 Sangat Kurang 1 2,32% 2 60-69 Kurang 8 18,28% 3 70-79 Cukup 14 33,90% 4 80-89 Baik 12 26,90% 5 90-100 Sangat Baik 8 18,60% Jumlah 43 100%

Rata-rata hasil angket minat baca 70,00

Skor angket minat baca tertinggi 100

Skor angket minat baca terendah 30

Dari data tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siswa yang masuk kategori sangat kurang dari 1 siswa atau 2,32%, kategori kurang 8 siswa atau 18,28%, kategori cukup 14 siswa atau 33,90%, kategori baik 12 siswa atau 26,90%, dan kategori sangat baik 8 siswa atau 18,60%. Rata-rata hasil angket siswa 69,38% dalam kategori cuku. Dari data persentase minat baca dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

Diagram 4.2 Skor Angket Minat Baca IPA Siklus I 19% 27% 34% 18% 2% sangat baik baik cukup kurang sangat kurang

(12)

Berdasarkan diagram 4.2 dapat dilihat jelas bahwa siswa yang masuk kategori sangat kurang 2%, kategori kurang 18%, kategori cukup 34%, kategori baik 27%, dan kategori sangat baik 19%. Dapat diamati bahwa setelah penerapan metode SQ3R pada siklus I minat siswa terhadap muatan pelajaran IPA meningkat dibandingkan minat belajar IPA saat pra siklus terlihat dari skor siswa yang mendapatkan kategori sangat kurang menjadi lebih sedikit.

Mengacu pada kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang sudah ditetapkan yaitu 70, maka prosentasi keseluruhan siswa yang sudah mencapain kriteria ketuntasan minimal dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, disajikan dalam bentuk tabel berikut ini

Tabel 4. 7

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

No Kategori Sebelum tindakan

Jumlah siswa Presentase

1. Tidak Tuntas 21 48,8 % 2. Tuntas 22 51,2 % Jumlah 43 100 % Rata – rata 67, 44 Nilai tertinggi 95 Nilai terendah 45

Berdasarkan tabel 4.6 prosentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Salatiga 9 siklus I, menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM 70 sebanyak 21 siswa atau 48,8 % dari keseluruhan siswa. sedangkan yang memperoleh nilai mencapai KKM atau lebih sebanyak 22 siswa atau 51,2 % dari total keseluruhan siswa. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Salatiga 9 sudah mengalami peningkatan yang baik walaupun belum sempurna.

1.2.1.2 Tahap Refleksi Siklus I

Tahap refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi atau mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan . Refleksi dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan secara proses maupun hasil. Refleksi pada Siklus I diperlukan untuk mengatasi

(13)

kekurangan dan hambatan yang terdapat pada siklus I, sehingga tidak akan terulang lagi pada tindakan selanjutnya pada silus II. Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru juga guru kelas yang bertindak guru kolaborator. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan , namun masih terdapat kelemahan – kelemahan dalam pembelajaran yang masih perlu dibenahi.

Pembelajran IPA kelas V pada materi siklus air pada siklus I sudah berhasil walaupun belum sepenuhnya berhasil, tapi minat belajar IPA siswa kelas V sudah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil niali yang didapat pada pra siklus dan siklus I. nialia rata – rata yang diperoleh juga mengalami peningkatan dari 61,69 menjadi 67, 91. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang menyenangkan akan membuat hasil belajar siswa menjadi meningkat dan siswa kan lebih semangat dalam belajar IPA.

Meskipun telah berhasil, namun keberhasilan yang diinginkan oleh peneliti belum tercapai sepenuhnya. Hasil diskusi bersama guru kelas mengungkapkan kelemahan yaitu pembelajaran yang masih gaduh dan kurang terkendali pada saat proses belajar membaca materi pelajaran. Pada siklus I dijumpai kondisi pembelajaran yang belum memunculkan sikap maiih malas untuk membaca materi yang ada dibuku. Hal ini ditunjukan masih ada beberapa siswa yang masih berbicara dengan teman.

Mengacu pada kelemahan dan hambatan yang ditemui pada proses pembelajaran pada siklus I, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus II yaitu peneliti yang bertindak sebagai guru akan menggunakan metode pembelajaran yang lain yang lebih melibatkan siswa pada sat proses belajar mengajar. Peneliti akan menggunakan metode SQ3R. Peneleiti akan mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan dan memberikan penguatan kepada siswa.

4.2.2 Pelaksanaan Siklus II a. Tahap perencanaan

Perencanaan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dari

kekurangan yang didapat pada siklus I. pada siklus II ini juga terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama berlangsung 2x35 menit dan pertemuan kedua berlangsung 3x35 menit karena evaluasi hasil belajar akan dilaksanakan pada pertemuan kedua. Kompetensi dasar yang dipelajari masih sama, tetapi indicator pembelajarannya berbeda. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti yang menjadi guru mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

(14)

1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. 2) Mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran. 3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

4) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengtahui keberhasilan penggunaan metode SQ3R.

5) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui siswa setelah pembelajaran.

6) Menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari senin 20 maret 2018. Kompetensi dasar yang digunakan oleh guru masih sama dengan kompetensi dasar pada siklus I. Indikator yang dibahas pada pertemuan kali ini ada 4 indikator.

1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan memeriksa kehadiran siswa, kesiapan siswa dan apresepsi, pada kesempatan ini guru menceritakan tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi siklus air, kemudian siswa diminta untuk menanggapi cerita yang dibawakan oleh guru.

2. kegiatan Inti

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanankan.

Pada kegiatan inti guru meminta siswa membuka buku teks yang telah dipersiapkan guru kemudian meminta siswa untuk membaca dan mengamati teks narasi yang terdapat pada buku tersebut. Setelah siswa membaca buku, siswa diminta menulis hal yang penting. Siswa dinta membuat pertanyaan dan setelah selasesai ditukarkan dengan teman sebangkunya. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang mereka sudah dapatkan. Guru bertanya dan menguatkan materi tentang siklus air. Setealah selesai dan siswa paham dengan materi.siswa diminta untuk mengejakan lembar kerja siswa yang ada di buku. Siswa dan guru membahas bersama jawaban lembar kerja siswa.

3. kegiatan penutup

Pada kegiatan akhir guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang belum jelas. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang berani bertanya dan mengungkapkan pendapat. Siswa Bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan kali ini. Guru menutup dengan memberikan motivasi kepada siswa dan mengucapkan salam.

(15)

Pertemuan II 1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan memeriksa kehadiran siswa, kesiapan siswa dan apresepsi, pada kesempatan ini guru menceritakan tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi siklus air, kemudian siswa diminta untuk menanggapi cerita yang dibawakan oleh guru.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti pembelajaran guru memberi penjelasan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung, kemudian menyuruh peserta didik membaca buku tema kelas V tentang daur air dan mencatat atau mengaris bawahi hal yang penting, dilanjut dengan membuat pertanyaan yang kemudian akan ditukar dengan teman dan menjawab dengan membaca buku sains. Kemudian siswa memmbacakan soal yang ia peroleh dan jawabannya, sedangkan guru mengoreksi jika ada kesalahan pada siswa. setelah itu, guru dan siswa bersama-sama menyebutkan pertanyaan yang dibuat siswa dan jawaban yang sudah dikoreksi.

3. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup pembelajaran, guru mengarahkan siswa untuk mencatat kesimpulan. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa mengumpulkan jawaban. Guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan motivasi untuk lebih giat membaca dan belajar. Guru mengucapkan salam.

b. Hasil Tindakan

1. Analisis Data Hasil Siswa

Pembelajaran siklus II pada pertemuan pertam dan kedua, serta hasil evaluasi pada pertemuan ke II, diapat dilihat di dalam tabel hasil belajar IPA dibawah ini

(16)

Tabel 4.8

Hasil belajar IPA siklus II

No Nilai Jumlah siswa Presentase

(%) 1 45-55 2 4,65 2 56-66 2 4,65 3 67-77 11 25,60 4 78-87 13 30,25 5 88-100 15 34,95 Jumlah 43 100

Rata-rata hasil belajar 78,5

Skor tertinggi 95

Skor terendah 45

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai dengan rentang 45 – 55 sebanyak 9 siswa ( 20,93%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 56 – 66 sebanyak 9 siswa ( 20,93%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 67 – 77 sebanyak 10 siswa (23,26%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 78 – 87 sebanyak 8 siswa (18,61%), siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 88 – 100 sebanyak 7 siswa (16,27%). Nilai rata – rat siswa pada kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu 67,91 Nilai terendah pada kondisi awal adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 95.

Tabel 4.9

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

No Kategori Sebelum tindakan

Jumlah siswa Prosentasi

1. Tidak tuntas 4 20,9%

2. Tuntas 39 79,1 %

Jumlah 43 100 %

Rata – rata 78,5

(17)

Nilai terendah 67

Berdasarkan tabel 4.9 presentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Salatiga 9 siklus II, menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM 70 sebanyak 4 siswa atau 20, 9% dari keseluruhan siswa. sedangkan yang memperoleh nilai mencapai KKM atau lebih sebanyak 39 siswa atau 79,1% dari keseluruhan siswa. Dapat disimpulkan bahwa minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Salatiga 9 meningkat dengan metode pembelajaran SQ3R.

1. Minat Baca Siswa

Untuk mengukur minat siswa terhadap muatan pelajaran IPA, guru memberikan angket kepada keseluruhan siswa. Angket berisi pernyataan yang dapat menunjukkan tingkat minat seorang siswa pada muatan pelajaran IPA. Angket minat diisi oleh siswa berdasarkan perasaannya sendiri. Dari keseluruhan data angket minat yang terkumpul dapat dilihat hasil analisis skor minat belajar siswa pada tabel 4.8

Tabel 4.10

Skor Angka Minat Baca IPA Siklus II

No Interval Kategori Frekuensi Presentasi (%) 1 50-59 Sangat Kurang 0 0 2 60-69 Kurang 5 11,62% 3 70-79 Cukup 9 21% 4 80-89 Baik 19 44,18% 5 90-100 Sangat Baik 10 23,20% Jumlah 43 100%

Rata-rata hasil angket minat 89,75% Skor angket minat tertinggi 100

Skor angket minat terendah 50

Pada tabel 4.10 kategori kurang ada 5 siswa atau 11,62%, kategori cukup 9 siswa atau 21%, kategori baik ada 19 siswa atau 44,18%, dan kategori sangat baik ada 10

(18)

siswa atau 23,20%. Rata-rata meningkat daripada hasil siklus I menjadi 89,75% dalam kategori baik, skor angket tertinggi 100 dan terendah 50.

Diagaram 4.3 Skor Angket Minat Baca IPA Siklus II

Dari diagaram lingkaran 4.3 diatas dapat dillihat siswa yang masuk kategori kurang ada 5 siswa atau 12%, kategori, kategori cukup ada 9 siswa atau 21%, kategori baik ada 19 siswa atau 44%, dan kategori sangat baik ada 10 siswa atau 23%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe SQ3R pada muatan pelajaran IPA meningkatkan minat belajar siswa sehingga indicator kinerja yang ditetapkan tercapai.

1.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Salatiga 9 Pada Kondisi Akhir

Hasil belajar mupel IPA siswa kelas V SDN Salatiga 9 pada kondisi akhir setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan metode SQ3R selalu menunjukan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam presentasi ketuntasana siswa satu kelas yang meningkat setiap siklusnya.

Tabel 4.11

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Salatiga 9 Pada Kondisi Akhir

Nilai Ketuntasan

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

f % f % F % ≥ 70 Tuntas 10 23,26 22 51,2 39 79,1 23% 44% 21% 12% 0% sangat baik baik cukup kurang sangat kurang

(19)

< 70 Belum Tuntas 33 76,74 21 48,8 4 20,9

Jumlah 43 100 43 100 43 100

Nilai Rata-Rata 61,69 67,44 78,5

Nilai Tertinggi 91 95 96

Nilai Terendah 45 45 67

Berdasarkan data tabel 4.11 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Salatiga 9 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dari kondisi awal, siklus I, Siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari pra siklus yaitu 10 siswa atau 23,26% dari 43 siswa yang tuntas meningkat pada siklus I menjadi 22 siswa atau 51,2% dari 43 siswa yang tuntas, dan meningkat kembali pada Siklus II yaitu 39 siswa atau 79,1% dari 43 yang tuntas. Berdasarkan persentase hasil belajar siswa yang didapat, maka implementasi metode pembelajaran SQ3R terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara itu, nilai rata-rata siswa kelas V SDN Salatiga 9 juga menunjukan peningkatan . Pada kondisi awal 61,69 meningkat menjadi 67,44 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 78,5 pada siklus II.

1.2.2 Minat Baca Siswa Kelas V SDN Salatiga 9 Pada Kondisi Akhir

Minat baca IPA siswa kelas V SDN Salatiga 9 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga selalu menunjukkan peningkatan dari pra siklus , siklus I, siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.9.

Tabel 4.12

Minat Baca Kelas V SDN Salatiga 9 Pada Kondisi Akhir

Interval Kategori

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

F % F % f % 90-100 Sangat baik 4 9,41 8 18,60 10 23,20 80-89 Baik 14 32,72 12 26,90 19 44,18 70-79 Cukup 8 18,64 14 33,90 9 21 60-69 Kurang 10 23,30 8 18,28 5 11,62 50-59 Sangat kurang 3 6,70 1 2,32 0 0 Jumlah 43 100 43 100 43 100 Rata-rata 69,38 70,00 89,75 Skor tertinggi 100 100 100 Skor terendah 30 30 50 Keterangan:

(20)

f : frekuensi P : Presentase

Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa minat baca siswa SDN Salatiga 9 mengalami peningkatan dimulai dari kondisi awal hanya 4 siswa yang mendapat katagori sangat baik dengan presentase 9,41%, 14 siswa katogori baik dengan presentase 32,72%, 8 siswa katagori cukup dengan presentase 18,64%, 10 siswa katogori kurang dengan presentase 23,30%, dan 3 siswa katogori sangat kurang dengan presentase 6,70%. Adapun rata-rata skor minat baca yang didapat siswa kelas V SDN Salatiga 9 hanya sebesar 69,38 yang berarti skor rata-rata tersebut masuk pada katagori rendah. Pada kondisi awal ini skor terbesar yaitu 100 dan terendah 30.

Peningkatan minat baca pada mupel IPA siswa kelas V SDN Salatiga 9 terjadi pada siklus I. Siklus I merupakan kondisi dimana metode pembelajaran SQ3R diterapkan. Pada siklus I kondisi minat baca terjadi peningkatan pada 8 siswa dikatagorikan sangat baik dengan presentase 18,60%, 12 siswa katogori baik dengan presentase 26,90%, 14 siswa katogori cukup dengan presentase 33,90%, 8 siswa kategori kurang dengan presentase 18,28%, dan 1 siswa dikategorikan sangat kurang dengan presentase 2,32%. Rata-rata skor minat baca juga mengalami peningkatan , jika pada kondisi awal rata-rata hanya 69,38 dan masuk kategori rendah, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 70,00 dan masuk dalam kategori tinggi.

Minat baca siswa kelas V SDN Salatiga 9 Kecamatan Sidorejo mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II. Pada siklus 2 diperoleh data skor minat baca bahwa 10 siswa dikategorikan sangat baik dengan presentase 23,20%, 19 siswa kategori baik dengan presentase 44,18%, 9 siswa kategori cukup dengan presentase 21%, 5 siswa kategori kurang dengan presentase 11,62. Rata-rata skor minat baca siklus II juga meningkat tinggi dengan rata-rata 89,75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran SQ3R berhasil meningkatkan minat baca siswa SDN Salatiga 9 Kecamatan Sidorejo.

4.3 Pembahasan

Penelitian tindakan ini memfokuskan pada upaya perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar dan minat baca siswa pada mupel IPA kelas V SDN Salatiga 9 dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R. Dengan melaksanakan Langkah-langkah metode pembelajaran SQ3R: siswa diminta untuk membaca bacaan materi dalam buku dan mengarisbawahi yang penting, setelah mengaris bawahi siswa diminta untuk membuat pertanyaan yang kemudian

(21)

akan ditukar dengan teman , dan menjawab dengan membaca buku sains, kemudian siswa membacakan soal yang ia peroleh dan jawabanya, sedangkan guru mengoreksi jika ada kesalahan pada jawaban siswa. setelah itu guru dan siswa besama- sama menyebutkan kembali pertanyaan yang dibuat siswa dan jawabannya yang sudah dikoreksi. Melalui metode SQ3R siswa dituntut untuk lebih aktif, dan lebih meningkatkan pemahaman membaca. Semakin tinggi minat baca pada siswa, maka semakin tinggi pula hasil belajar yang diterima. Dengan minat baca dapat mendorong siswa untuk gemar membaca untuk memperluas pengetahuannya.

Dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, peneliti meringkas apda peningkatan hasil belajar dan minat baca siswa kelas V SDN Salatiga 09 pada mupel IPA yang terjadi selama dua siklus. Persentasi hasil belajar pada siklus 1 yakni 67,91%. Pada siklus II juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa menjadi 78,5%. Dan persentasi minat baca siswa pada siklus I yakni 69,38%. Pada siklus ke II terjadi peningkatan menjadi 89,75%.

Penerapan metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) telah berhasil meningkatkan hasil belajar dan juga minat baca siswa kelas V SDN Salatiga 9, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga pada mupel IPA semester II tahun ajaran 2017/2018. Hasil penelitian yang menunjukan peningkatan dari pelaksanaan siklus I dan siklus II juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Wahyuni, Renti; Hidayat Saleh; Dewiyeti, Susi (2010) yang menyimpulkan bahwa metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar dan minat baca.

Berdasarkan pembahasan uraian pembahasan tersebut maka dapat dipaparkan implikasi praktis yang terjadi setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni guru menemukan alternatif penggunaan metode pembelajaran yang inovatif untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Selain itu , pengetahuan dan ketrampilan guru berkembang menjadi lebih baik. Guru juga dapat menerapkan tindakan perbaikan pembelajran sebagai upaya meningkatkan profesionalisme kerja.

Bagi siswa, implikasi dari penelitian ini adalah menumbuhkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar, meningkatkan hasil belajar pada mupel IPA, serta membantu siswa membiasakn membaca.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak 1) Dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris disertai kata kunci (keywords) yang memuat 3–5 kata (atau frasa). 2) Artikel asli / laporan hasil penelitian

penelitian yang peneliti bagi kembali sesuai dengan pertanyaan penelitian, yaitu ide dasar dalam garap karya Biola Tak Berdawai: Opening dan pengolahan penggunaan

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Caregiver Self-efficacy dengan

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan

•  Dalam sistematika Hak-hak Penguasaan Tanah, HPL tidak masuk dalam golongan Hak-hak atas Tanah karena : Meskipun pemegang HPL mempunyai hak menggunakan tanahnya untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan