PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, PEMBERIAN KREDIT DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL
USAHA (SHU) KPRI SEJAHTERA DI KABUPATEN DHARMASRAYA
Widya Maharani1, Nora Susanti2, Mona Amelia2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat widyamaharani1826@gmail.com,
ABSTRACT
The type of research used is descriptive and associative research. Implementation of this research was conducted at KPRI Sejahtera located in Koto Baru Subdistrict, Dharmasraya Regency in July 2017. The data used in this research is secondary data in the form of Time Series data of Annual Members Meeting report KPRI Sejahtera from 2006-2015. Data analysis technique used is multiple linear regression analysis method by using Eviews 7. To test the hypothesis used t test technique and F test. The result of research show that (1) own capital have significant effect to SHU KPRI Sejahtera obtained by tcount value 5,511> ttable equal to 2.57. (2) loan capital significantly affect SHU KPRI Sejahtera obtained tcount value of 2,953> ttable of 2.57. (3) the provision of credit has a significant effect on SHU KPRI Sejahtera obtained tcount value of 4.422> ttable of 2.57. (4) number of significant member of SHU KPRI Sejahtera obtained by tcount of 5.085> ttable of 2.57. (5) there is a significant influence between own capital, loan capital, crediting and number of members to the rest of business result (SHU) with value Fcount 10.612> Ftabel 5,192 and significant value 0,000 <α = 0,05. This means Ha is accepted and H0 is rejected.
Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara yang terus berkembang sudah semestinya
berupaya untuk meningkatkan
kualitas dan daya saing
perekonomian bangsa agar tidak semakin tertinggal dengan negara lain. Pemerintah melakukan upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan melaksanakan kebijakan pembangunan di bidang perekonomian.
Pembangunan di bidang
perekonomian harus didasarkan pada
demokrasi ekonomi yang
mengarahkan bahwa masyarakat
harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan. Maka dari
itu, pemerintah sangat mendorong
pertumbuhan ekonomi disegala
bidang dengan mengambil langkah-langkah dan menetapkan berbagai kebijakan guna menciptakan suasana yang sehat bagi dunia usaha.
Salah satu upaya pemerintah dalam mengambil langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah adanya koperasi. Koperasi merupakan wadah ekonomi yang mampu bertahan di tengah-tengah situasi perekonomian di Indonesia.
Undang-Undang Perkoperasian No.17 tahun 2012 menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha
yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum
koperasi, dengan pemisahan
kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Salah satu koperasi yang berdiri lama yaitu KPRI Sejahtera yang berada di Kabupaten Dharmasraya. KPRI ini berdiri dari tahun 1973. Koperasi ini resmi di sahkan oleh badan hukum pada tanggal 16
Oktober 1973. Tujuan koperasi ini
salah satunya adalah
mensejahterakan anggotanya dengan melihat Sisa Hasil Usaha (SHU).
Di dalam koperasi tidak dikenal istilah “keuntungan”, karena kegiatan usaha koperasi tujuan utamanya bukan mengejar keuntungan semata. Keuntungan di dalam koperasi biasa disebut dengan istilah “Sisa Hasil Usaha (SHU)”. Berdasarkan UU No.17 Tahun 2012 Pasal 1 ” Sisa Hasil Usaha merupakan surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha atau pendapatan koperasi dalam satu tahun setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha”.
Dalam setiap tahunnya SHU yang diperoleh koperasi disisihkan
dan dibagi untuk keperluan:
cadangan koperasi, jasa anggota, dana pengurus, dana pegawai, dana pendidikan, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. Adapun cara dan besarnya penyisihan SHU ditetapkan dalam Rapat Anggota
Tahunan (RAT) masing-masing
Jumlah SHU yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan meningkat merupakan faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian dalam menilai keuntungan suatu koperasi. Semakin besar Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh
koperasi akan meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu, apabila suatu koperasi dapat meningkatkan perolehan SHU
dalam setiap tahunnya tentu akan memperkuat struktur keuangan pada koperasi tersebut. Perolehan SHU yang besar setiap tahun dapat juga sebagai pertanda bahwa koperasi yang bersangkutan telah dikelola dan berkembang dengan sangat baik. Ditinjau dari laporan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh KPRI
Sejahtera, perkembangan SHU
mengalami fluktuasi terlihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 1. Informasi Data tentang Modal Sendiri, Modal Pinjaman, Pemberian Kredit dan Jumlah Anggota serta Sisa Hasil Usaha (SHU) KPRI Sejahtera pada Tahun 2007-2015 Tahun Modal Sendiri (Rp) Modal Pinjaman (Rp) Pemberian Kredit (Rp) Jumlah Anggota (Orang) SHU (Rp) 2006 769.001.623 69.445.000 886.647.541 446 67.255.912 2007 898.364.377 6.113.000 776.050.035 475 73.989.688 2008 1.041.787.421 578.759.140 1.509.982.600 445 78.677.807 2009 1.186.959.928 264.734.500 1.013.656.600 390 98.725.562 2010 1.375.795.458 13.758.253 1.003.311.900 396 137.687.187 2011 1.459.407.244 10.758.253 1.112.525.580 415 108.212.116 2012 1.576.523.914 225.851.882 1.655.433.000 410 113.412.879 2013 1.541.261.079 376.769.834 2.125.440.000 434 96.041.162 2014 1.430.580.186 287.687.786 2.016.158.664 365 21.468.021 2015 1.137.524.714 176.547.578 1.317.988.000 373 27.220.268 Sumber : Laporan RAT KPRI Sejahtera Tahun 2007-2015(diolah)
Berdasarkan Tabel 1. Perkembangan Sisa Hasil Usaha di atas, menunjukkan bahwa jumlah SHU mengalami fluktuasi. SHU mengalami peningkatan drastis pada tahun 2010 dan 2012, tetapi juga mengalami penurunan drastis pada tahun 2014. Naik turunnya jumlah SHU setiap tahunnya juga akan mempengaruhi lancar atau tidaknya usaha koperasi nantinya. Apabila
SHU koperasi setiap tahunnya
mengalami peningkatan, maka
koperasi tersebut memperoleh laba, tetapi fenomena yang terjadi SHU koperasi mengalami fluktuasi atau naik turun, sehingga menyebabkan koperasi mengalami kerugian pada tahun 2014. Tentunya hal ini tidak diharapkan oleh pihak koperasi, sebab fenomena yang terjadi tidak sesuai dengan salah satu tujuan koperasi menurut Pasal 5 UU No. 17/2012, yaitu untuk mmeningkatkan
kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan
perekonomian nasional yang
demokratis dan berkeadilan.
Sedangkan salah satu cara untuk
mensejahterakan anggota adalah
dengan peningkatan SHU setiap tahunnya, sehingga dalam pembagian SHU kepada anggota nantinya akan sesuai dengan kontribusi anggota.
Modal sendiri pada tahun 2006-2012 mengalami peningkatan, namun
pada tahun 2013-2015 justru
mengalami penurunan. Pada tahun 2015 modal sendiri mengalami lebih besar dibandingkan pada tahun 2014, sedangkan SHU yang diperoleh pada tahun 2015 lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini tidak diharapkan oleh pihak koperasi serta tidak sesuai dengan teori Sitio & Tamba (2001:87), yaitu “semakin besar transaksi usaha dan modal
anggota dalam koperasi, maka
semakin besar SHU yang akan diterima”. Sedangkan fenomena yang terjadi yaitu menurunnya modal sendiri menyebabkan naiknya SHU koperasi.
Modal pinjaman koperasi juga mengalami fluktuasi, terlihat setiap tahunnya perkembangan modal pinjaman tidak menentu, terkadang naik dan bahkan juga turun. Pada tahun 2007 modal pinjaman lebih kecil dibandingkan dengan tahun
2006, sedangkan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh pada tahun 2007 lebih besar dibandingkan tahun 2006. Begitu pula pada tahun 2010 modal
pinjaman mengalami penurunan
drastis sebanyak Rp 13.758.253,- sedangkan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh justru meningkat secara drastis. Hal ini tidak sesuai dengan
teori Pachta (2005:84) bahwa
“semakin besar modal pinjaman yang diperoleh, semakin besar pula unit usaha yang dikembangkan oleh suatu
koperasi sehingga dapat
meningkatkan sisa hasil usaha
koperasi”.
Jika kita lihat dari
perkembangan modal sendiri dan modal pinjaman, pada tahun 2010 mengalami penurunan drastis, tetapi
tidak tahu kenapa pada
perkembangan SHU justru
mengalami peningkatan. Hal ini juga
terlihat pada pemberian kredit
menggambarkan bahwa pada tahun
2007 pemberian kredit kepada
anggota lebih kecil dibandingkan tahun 2006, sedangkan SHU yang diperoleh pada tahun 2007 lebih besar dibandingkan tahun 2006. pada
tahun 2010 pemberian kredit
mengalami penurunan drastis,
sedangkan Sisa Hasil Usaha yang
diperoleh tahun 2007 justru
mengalami peningkatan drastis. Jadi, fenomena ini tidak sesuai dengan teori Kasmir (2013:257) “Semakin
banyak uang yang disalurkan
memperbesar keuntungan koperasi”. Artinya, semakin tinggi pemberian kredit maka akan semakin tinggi pula
pendapatannya, sehingga akan
mempengaruhi SHU. Sedangkan
fenomena yang terjadi tidak sesuai dengan teori yang ada, melainkan
berkurangnya pemberian kredit
kepada anggota koperasi
menyebabkan menurunnya SHU
yang diperoleh.
Pada jumlah anggota terlihat mengalami fluktuasi, dimana anggota
koperasi setiap tahunnya tidak
menentu naik ataupun turunnya. Hal ini tidak sesuai dengan teori Baswir
(2000:83), yaitu “semakin
berkembang koperasi biasanya
semakin banyak jumlah anggotanya dan semakin banyak pula jumlah anggota masyarakat terlayani”.
Ada banyak faktor yang
mempengaruhi SHU, menurut Pachta
mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam terdiri dari: partisipasi anggota,
jumlah modal sendiri, kinerja
pengurus, jumlah unit usaha yang dimilki, kinerja manejer, dan kinerja karyawan.
Sedangkan faktor dari luar terdiri dari: modal pinjaman dari luar, para konsumen dari luar selain anggota
koperasi, dan pemerintah.
Berdasarkan penelitian Iramani dan
Kristijadi (dalam Ariesta &
Yolamalinda, 2014:9) faktor-faktor yang mempengaruhi SHU, yaitu: jumlah anggota koperasi, volume usaha, jumlah simpanan, jumlah hutang. Jadi, penulis menduga bahwa modal sendiri, modal pinjaman, pemberian kredit (pinjaman) dan jumlah anggota merupakan faktor yang mempengaruhi SHU di KPRI Sejahtera.
Jumlah modal sendiri yang dihimpun anggota dalam koperasi akan berpengaruh terhadap jumlah SHU yang akan diterima oleh anggota, karena semakin besar modal anggota maka akan semakin besar SHU yang akan diterima oleh
anggota koperasi. Begitupun
sebaliknya, semakin kecil modal anggota maka akan semakin kecil pula SHU atau laba yang akan diterima oleh anggota koperasi.
Dengan adanya modal dari
anggota, maka koperasi dapat
berjalan dengan lancar untuk
menjalankan berbagai usahanya guna mendapatkan laba atau SHU. Modal ini merupakan investasi anggota yang nanti dapat dipinjamkan oleh anggota itu sendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, dan harus dikembalikan sesuai dengan kewenangan pihak koperasi yang meminjamkannya.
Selain faktor modal sendiri, modal pinjaman juga berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
Menurut Pachta (2005:56)
menyatakan bahwa Sisa Hasil Usaha (SHU) dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dalam dan faktor luar, dimana faktor luar salah satunya terdiri dari modal pinjaman dari luar yang diperoleh koperasi tersebut. Semakin besar modal pinjaman yang diperoleh, maka semakin besar pula unit usaha yang dikembangkan oleh
meningkatkan sisa hasil usaha koperasi.
Koperasi bekerja hanya pada
satu lapangan usaha, yaitu
menyimpan uang, menyediakan, dan mengusahakan pinjaman atau kredit bagi anggota-anggotanya. Harapan
setiap usaha koperasi adalah
memperoleh keuntungan. Hal ini
sesuai dengan teori Kasmir
(2013:257) bahwa “Semakin banyak uang yang disalurkan memperbesar keuntungan koperasi”. Jadi, selain modal sendiri dan modal pinjaman, pemberian kredit juga mempengaruhi SHU, sebab semakin banyak pihak
koperasi memberikan pinjaman
kepada para anggotanya, maka akan memperoleh keuntungan bagi pihak koperasi.
Anggota koperasi mempunyai peranan yang berbeda dengan badan
usaha lainnya. Menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia (PSAK No.27) “Anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi”. Sebagai pemilik adalah anggota koperasi menyetorkan modal pada koperasi berupa simpanan, baik simpanan pokok, simpanan wajib, maupun
simpanan sukarela, sedangkan
sebagai pengguna jasa dapat mereka lakukan dengan cara berperan aktif dalam memanfaatkan jasa yang ada pada koperasi. Kekuatan koperasi terletak pada banyaknya anggota dan kemampuan mereka untu memikul kewajiban dan melaksanakan hak sebagai anggota. Semakin banyak anggota yang mampu memikul
kewajiban dan melaksanakan
haknya, maka semakin besar pula
kesempatan koperasi itu untuk
berkembang.
Apabila anggota koperasi secara
bersama-sama menjalankan
kewajiban dan melaksanakan haknya sebagai anggota koperasi, tentu
koperasi tersebut mampu juga
berkembang dengan baik. Hal ini akan menguntungkan anggota itu s
endiri terutama dengan adanya
kenaikan perolehan SHU koperasi. Hal tersebut menjelaskan bahwa
jumlah anggota berpengaruh
terhadap SHU.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal sendiri, modal pinjaman, pemberian kredit dan jumlah anggota berpengaruh terhadap SHU. Semakin besar modal
sendiri, yang disetor diharapkan koperasi dapat memperoleh SHU yang besar, semakin besar kredit yang diberikan koperasi maka akan semakin besar pula SHU yang diterima koperasi tersebut, begitu juga halnya bila jumlah anggota meningkat apalagi diiringi dengan peran aktif anggota tersebut akan
lebih memperkokoh kedudukan
koperasi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Menurut Arikunto (2010:3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain terhadap suatu objek atau wilayah yang diteliti. Sedangkan
penelitian asosiatif menurut
Sugiyono (2011:11) adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada 15 Juli 2017 dilakukan di KPRI Sejahtera yang berada di Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Menurut Arikunto (2010:201) dokumentasi adalah barang-barang tertulis berupa
buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil olahan data, diperoleh persamaan regresi linear berganda :
Y= -50,467 + 3,841X1 + 0,304X2 –
2,774X3 + 6,773X4
Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa:
1. Nilai konstan sebesar -50,467 berarti tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas maka nilai variabel terikat nilainya hanya sebesar -50,467. Hal ini berarti bahwa apabila variabel bebas nilainya konstan maka nilai variabel SHU (Y) hanya sebesar -50,467.
2. Koefisien regresi modal sendiri
(X1) sebesar 3,841 yang
adanya pengaruh positif modal sendiri terhadap SHU, apabila nilai variabel modal sendiri meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan nilai variabel SHU sebesar 3,841 dalam setiap satuannya. Dengan
asumsi variabel lain tidak
mengalami perubahan atau
konstan.
3. Koefisien regresi modal
pinjaman (X2) sebesar 0,304 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif modal pinjaman terhadap SHU, apabila nilai variabel modal pinjaman meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan nilai variabel SHU sebesar 0,304 dalam setiap satuannya. Dengan
asumsi variabel lain tidak
mengalami perubahan atau
konstan.
4. Koefisien regresi pemberian
kredit (X3) sebesar -2.774 yang bertanda negatif. Hal ini berarti
adanya pengaruh negatif
pemberian kredit terhadap SHU, apabila nilai variabel pemberian kredit meningkat sebesar satu satuan maka akan menurunkan
nilai variabel SHU sebesar -2774 dalam setiap satuannya. Dengan
asumsi variabel lain tidak
mengalami perubahan atau
konstan.
5. Koefisien regresi jumlah
anggota (X4) sebesar 6,773 yang bertanda positif. Hal ini berarti
adanya pengaruh positif
pemberian kredit terhadap SHU, apabila nilai variabel pemberian kredit meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan nilai variabel SHU sebesar 6,773 dalam setiap satuannya. Dengan
asumsi variabel lain tidak
mengalami perubahan atau
konstan.
Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil olahan data dengan bantuan Eviews 7 maka diperoleh hasil nilai R Square sebesar 0,89 yang artinya 89 % perubahan pada variabel dependen (SHU) dapat dijelaskan oleh variabel independen (modal sendiri, modal pinjaman, pemberian kredit dan jumlah anggota). Sedangkan sisanya sebesar 11 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t
Pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha adalah :
a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri (X1) terhadap Sisa Hasil Usaha KPRI Sejahtera (Y). Dimana nilai ini signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar 3,841 dan nilai thitung sebesar 5,511 > ttabel sebesar 2,57 dengan nilai signifikan
0,002 < 0,05, berarti Ha
diterima dan H0 ditolak. Jadi,
dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh signifikan secara
parsial antara modal sendiri terhadap SHU KPRI Sejahtera.
Hal ini berarti semakin
bertambah modal sendiri akan semakin bertambah SHU. Hasil ini sesuai dengan teori Sitio & Tamba (2001:87) jumlah SHU yang akan diterima anggota akan berbeda tergantung pada partisipasi modal (simpanan
anggota termasuk simpanan pokok dan simpanan wajib) dan transaksi anggota terhadap
pembentukan pendapatan
koperasi.
b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang signifikan antara modal pinjaman (X2) terhadap Sisa Hasil Usaha KPRI Sejahtera (Y). Dimana nilai ini signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar 0,304 dan nilai thitung sebesar 2,953 > ttabel sebesar 2,57 dengan nilai signifikan
0,031 < 0,05, berarti Ha
diterima dan H0 ditolak. Jadi,
dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh signifikan secara
parsial antara modal pinjaman terhadap SHU KPRI Sejahtera.
Hal ini berarti semakin
bertambah modal pinjaman akan semakin bertambah SHU. Hasil ini sesuai dengan teori Pachta (2005:84) menyatakan bahwa semakin besar modal pinjaman yang diperoleh, maka semakin besar pula unit usaha yang dikembangkan oleh suatu
meningkatkan sisa hasil usaha koperasi.
c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh
yang signifikan antara
pemberian kredit (X3) terhadap
Sisa Hasil Usaha KPRI
Sejahtera (Y). Dimana, nilai ini signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar -2,774 dan nilai thitung sebesar 4,422 > ttabel sebesar 2,57 dengan nilai signifikan 0,006 < 0,05, berarti
Ha diterima dan H0 ditolak.
Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara pemberian kredit terhadap SHU KPRI
Sejahtera. Hal ini berarti
semakin bertambah pemberian kredit akan semakin berkurang SHU. Hasil ini sesuai dengan
teori Rusmana, Bagia &
Yudiaatmaja (2014)
menyatakan bahwa bahwa
kredit bermasalah merupakan
kredit yang mengalami
kesulitan dalam pelunasan
akibat adanya kesengajaan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kreditur seperti kondisi ekonomi yang buruk
yang dapat mempengaruhi
berkurangya SHU.
d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah anggota (X4) terhadap Sisa Hasil Usaha KPRI Sejahtera
(Y). Dimana, nilai ini
signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar 6,773 dan nilai thitung sebesar 5,085 >
ttabel sebesar 2,57 dengan nilai
signifikan 0,031 < 0,05, berarti
Ha diterima dan H0 ditolak.
Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara jumlah anggota terhadap SHU KPRI
Sejahtera. Hal ini berarti
semakin bertambah jumlah
anggota akan semakin
bertambah SHU. Hasil ini sesuai dengan teori Baswir
(2000:83) “semakin
berkembang koperasi biasanya
semakin banyak jumlah
anggotanya dan semakin
banyak pula jumlah anggota masyarakat terlayani”.
Hasil Uji F
Dari hasil pengolahan data
dengan menggunakan program
eviews 7 dapat dilihat pada Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung
10,612 > Ftabel 5,192 dan nilai
signifikan 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara modal sendiri, modal pinjaman, pemberian kredit dan jumlah anggota terhadap Sisa
Hasil Usaha (SHU). Artinya,
semakin tinggi modal sendiri, modal pinjaman, pemberian kredit dan jumlah anggota maka akan semakin tinggi SHU.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Terdapat pengaruh signifikan
antara modal sendiri (X1)
terhadap Sisa Hasil Usaha KPRI Sejahtera (Y). Hal ini
ditunjukkan nilai koefisien
sebesar 3,841 artinya, apabila
modal sendiri meningkat
sebesar Rp 1 maka akan
meningkatkan SHU sebesar Rp 3.841 dengan asumsi variabel lain tidak ada perubahan atau
tetap. Sedangkan nilai thitung
sebesar 5,511 > ttabel sebesar 2,7764 dengan nilai signifikan 0,002 < 0,05 berarti Ha diterima
dan H0 ditolak. Jadi, semakin
bertambah modal sendiri akan semakin bertambah SHU. 2. Terdapat pengaruh signifikan
antara modal pinjaman (X2) terhadap Sisa Hasil Usaha KPRI Sejahtera (Y). Hal ini
ditunjukkan nilai koefisien
sebesar 0,304 artinya, apabila modal pinjaman meningkat sebesar Rp 1 maka SHU juga akan meningkat sebesar Rp 304 dengan asumsi variabel lain tidak ada perubahan atau
tetap. Sedangkan nilai thitung
sebesar 2,953 > ttabel sebesar 2,7764 dengan nilai signifikan 0,031 < 0,05, berarti Ha
diterima dan H0 ditolak. Jadi,
semakin bertambah modal
pinjaman akan semakin
bertambah SHU.
3. Terdapat pengaruh signifikan
terhadap Sisa Hasil Usaha KPRI Sejahtera (Y). Hal ini
ditunjukkan nilai koefisien
sebesar -2,774 artinya,
pemberian kredit meningkat sebesar Rp 1 maka akan menurunkan SHU sebesar Rp 2.774 dengan asumsi variabel lain tidak ada perubahan atau tetap. Sedangkan nilai thitung sebesar 4,422 > ttabel sebesar 2,7764 dengan nilai signifikan 0,006 < 0,05 berarti Ha diterima
dan H0 ditolak. Jadi, semakin
bertambah pemberian kredit akan semakin berkurang SHU. 4. Terdapat pengaruh signifikan
antara jumlah anggota (X4)
terhadap Sisa Hasil Usaha KPRI Sejahtera (Y). Hal ini
ditunjukkan nilai koefisien
sebesar 6,773 artinya, apabila
jumlah anggota meningkat
sebanyak 1 orang maka SHU juga akan meningkat sebanyak 6.773 orang dengan asumsi
variabel lain tidak ada
perubahan atau tetap.
Sedangkan nilai thitung sebesar
5,085 > ttabel sebesar 2,7764
dengan nilai signifikan 0,031 <
0,05 berarti Ha diterima dan H0
ditolak. Jadi, semakin
bertambah jumlah anggota
akan semakin bertambah SHU .
5. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara modal sendiri, modal pinjaman, pemberian kredit dan jumlah anggota secara bersama-sama terhadap SHU KPRI Sejahtera. Hal ini ditunjukkan nilai Fhitung 10,612
> Ftabel 5,192 dan nilai
signifikan 0,000 < = 0,05. Selain itu, berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi
(R2) diperoleh nilai R Square
sebesar 0,89 yang artinya 89 %
perubahan pada variabel
dependen (SHU) dapat
dijelaskan oleh variabel
independen (modal sendiri, modal pinjaman, pemberian kredit dan jumlah anggota). Sedangkan sisanya sebesar 11 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi modal
sendiri, modal pinjaman,
anggota akan semakin tinggi pula Sisa Hasil Usaha (SHU).
DAFTAR PUSTAKA
Ariesta, Ferline & Yolamalinda.
(2014). Pengaruh Jumlah
Anggota Dan Simpanan
Anggota Terhadap Peningkatan Sisa Hasil Usaha ( Shu ) Pada Pkp-Ri Propinsi Sumatera Barat. Economic and Economic Education, 2(2).
Arifin Sitio, & Haloman Tamba. (2001). Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, S. (2010). prosedur
penelitian suatu pendekatan praktik-revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kasmir. (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali.
Revrison Baswir. (2000). Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.
Rusmana, I Made Agus, Bagia, I
Wayan & Yudiaatmaja,
Fridayana. (2014). Pengaruh
Pertumbuhan Kredit
Bermasalah dan Simpanan
Anggota Koperasi Terhadap SHU pada Koperasi Simpan Pinjam. Manajemen, 2(1). Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2010).
Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
W Andjar Pachta, dkk. (2005). Hukum Koperasi Indonesia.
Jakarta: Kencana Prenada