• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sebuah sumber dari International Labour Organitation (ILO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Menurut sebuah sumber dari International Labour Organitation (ILO)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut sebuah sumber dari International Labour Organitation (ILO) setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan dari 58.115 sampel, 18.828 diantaranya (32,8%) mengalami kelelahan. Sedangkan jika pekerja mengalami kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan, maka akan berdampak langsung pada tingkat produktivitas kerjanya. Jadi faktor manusia sangatlah berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja, seperti masalah tidur, kebutuhan biologis, dan juga kelelahan kerja, bahkan diutarakan bahwa penurunan produktivitas tenaga kerja di lapangan sebagian besar disebabkan oleh kelelahan kerja.1

Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian. Semua jenis pekerjaan baik formal dan informal menimbulkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah kesalahan kerja. Menurunnya kinerja sama artinya dengan menurunnya produktivitas kerja.

(2)

Apabila tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu yang disebabkan oleh faktor kelelahan fisik maupun psikis maka akibat yang ditimbulkannya akan dirasakan oleh perusahaan berupa penurunan produktivitas perusahaan.2

Pada dasarnya produktivitas dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu beban kerja, kapasitas kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Beban kerja biasanya berhubungan dengan beban fisik, mental maupun sosial yang mempengaruhi tenaga kerja. Sedangkan kapasitas kerja berkaitan dengan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan pada waktu tertentu. Dan beban tambahan akibat lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, dan faktor pada tenaga kerja sendiri yang meliputi faktor biologi, fisiologis, dan psikologis.3

Selain itu, produktivitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu faktor kelelahan akibat tidak ergonomisnya kondisi sarana, prasarana dan lingkungan kerja yang merupakan faktor dominan bagi penurunan atau rendahnya produktivitas kerja pada tenaga kerja.4

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ambar Silastuti (2006) di PT. Bengawan Solo Garment Indonesia, diketahui bahwa kelelahan setelah kerja memiliki nilai rata-rata lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kelelahan sebelum bekerja. Dari total 41 orang yang dijadikan sampel, 4 orang diantaranya (9,8%) termasuk dalam kategori normal, kemudian 33 orang lainnya (80,5%) termasuk dalam kategori kelelahan kerja ringan, dan 4 orang lagi (9,8%) termasuk dalam kategori kelelahan kerja sedang.

(3)

Berdasarkan penelitian ini, kita dapat melihat bahwa angka kelelahan cukup tinggi jika dibandingkan dengan jumlah sampel yang termasuk dalam kategori normal.

Hal ini dapat dikarenakan jenis pekerjaan pada industri garmen membutuhkan ketelitian tinggi dan juga keterampilan yang baik, selain itu pekerjaan ini juga termasuk jenis pekerjaan yang monoton.2

PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) adalah sebuah perusahaan yang memproduksi jaring ikan, benang, tambang, benang nilon dan serat nilon sebagai bahan bakunya. Saat ini PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) telah melakukan pemasaran dengan produksi benang namun dengan kapasitas benang yang masih relatif rendah. 19

Berdasarkan data yang didapat pada tanggal 15 Agustus 2016 menunjukkan bahwa hasil produksi bagian benang di PT. ARIDA perhari menghasilkan 5.540 Kg benang dari target 5.750 Kg benang perhari. Seksi Twisting PE menghasilkan 2.250 Kg benang dari target 2.525 Kg benang perhari. Bagian benang menghasilkan 2.840 Kg benang dari target 3.113 Kg benang perhari.19

Maka dengan data tersebut menunjukkan hasil produksi perhari belum menunjukkan kinerja yang baik karena output kerja atau pencapaiannya masih kurang dari target yang diharapkan.19

(4)

Benang merupakan salah satu bagian produksi yang ada di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA). Proses produksi bagian benang memakai bahan baku dari bagian serat alami seperti hemp, manila, jue, dan katun didapat dari serat tanaman seperti tanaman abaca, agave, kelapa dan lainnya.19

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 23 Juni 2016, dari 50 tenaga kerja di bagian benang Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon yang diambil secara acak.

Pada bagian benang terdapat faktor-fakor yang berhubungan pada produktivitas kerja terdapat pada sikap kerja sekitar 26 (52%), pada jenis pekerjaan 16 (32%) dan pada kelelahan, 8 (16%).

Melihat latar belakang akan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengambil judul, “Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja pada Bagian Benang di PT Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya diketahui bahwa terdapat masalah mengenai sikap kerja, jenis pekerjaan, kebisingan dan kelelahan pada PT Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon tahun 2016 yaitu dari 50 karyawan di bagian benang.

(5)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian ini untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja di bagian benang pada PT Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon tahun 2016

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

“Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016.”

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan sikap kerja dengan produktivitas kerja pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016”

2. Untuk mengetahui hubungan jenis pekerjaan dengan produktivitas kerja pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016”

3. Untuk mengetahui hubungan kelelahan dengan produktivitas kerja pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016”

(6)

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian benang PT. Arteria Daya Mulia

(ARIDA) Cirebon Tahun 2016, teknik pengumpulan data prinsip dalam penelitian ini dilakukan dengan metode angket menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner kepada karyawan bagian benang PT Arteria Daya Mulia (ARIDA).

Data-data sekundernya dilakukan dengan telaah dokumen laporan dan diperoleh dari catatan, literature, artikel. Variabel yang akan diteliti antara lain sikap kerja, jenis pekerjaan, dan kelelahan.

Adapun populasi penelitian adalah karyawan di bagian benang PT Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016 sebanyak 105 responden, dengan sampel karyawan 50 responden, pengambilan sampel dengan systematic random sampling (pengambilan sampel secara acak sistematis) dengan metode Probability Samples. Penelitian dengan metode penelitian kuantitatif dengan Desain Cross Secetional Study.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi institusi pendidikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

(7)

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dikalangan akademis sebagai informasi terhadap penelitian selanjutnya. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk diadakan penelitian selanjutnya, serta dapat menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terutama mengenai kelelahan kerja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Cirebon

Sebagai rujukan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon

Dapat dijadikan sebagai referensi untuk diadakan penelitian selanjutnya, serta dapat menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terutama mengenai sikap kerja, jenis pekerjaan dan kelelahan kerja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

(8)

2. Bagi Karyawan PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon

Memberikan informasi kepada karyawan khususnya pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon mengenai sikap kerja, jenis pekerjaan dan kelelahan kerja serta dampaknya terhadap produktivitas kerja. Sehingga tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Produktivitas

Menurut Dewan Produktivitas Nasional (1983) dikatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari ini”. Pengertian kita harus melakukan perbaikan. Dalam suatu perusahaan, manajemen harus terus-menerus melakukan perbaikan proses produksi, sistem kerja, lingkungan kerja, teknologi dan lain-lain.1

Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang dan jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, dan uang). Produktivitas itu sendiri adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai. Perumusan ini berlaku untuk perusahaan, industri dan ekonomi secara keseluruhan. Lebih sederhana, maka produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung, antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber daya yang dipergunakan selama proses berlangsung.1

Menurut L. Greenberg, produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut.

(10)

Produktivitas juga diartikan sebagai:

1. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

2. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan (unit) umum.7

Produktivitas juga termasuk bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu. Beberapa pengertian produktivitas antara lain:

2.1.1 Rome Conference Euroopean Produktivity agency tahun 1958 menyebutkan:

Produktivitas adalah tingkat efisiensi dan efektivitas dari pengguanaan elemen produksi. Selain itu produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada.

2.1.2 Dewan produktivitas Nasional RI tahun 1983 merumuskan:

Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari pada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Selain itu juga mengandung pengertian perbandingan atau rasio antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

(11)

2.1.3 Piagam Produktivitas OSLO tahun 1984 menyebutkan:

Produktivitas adalah konsep yang universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan dan semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit mungkin sumber daya.11

Dari pengertian produktivitas diatas, maka dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 11

1. Rumus tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain adalah dari pada yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input).

2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial yaitu: investasi, termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja.

Produktivitas dapat meningkat apabila. 11:

1. Volume atau kuantitas keluaran bertambah besar, tanpa menambah jumlah masukan.

2. Volume atau kuantitas keluaran tidak bertambah akan tetapi masukannya berkurang.

3. Volume atau kuantitas bertambah besar sedang masukannya juga berkurang. 4. Jumlah masukan bertambah asalkan volume atau kuantitas keluaran bertambah

(12)

Produktivitas dibedakan menjadi berbagai tingkatan. Yaitu produktivitas tingkat individu (tenaga kerja), satuan (kelompok kerja) dan organisasi perusahaan (produktivitas sub sistem, sistem dan supra sistem). 7

Produktivitas individu mendapat perhatian cukup besar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa sebenarnya produktivitas manapun bersumber dari

individu yang melakukan kegiatan. Namun individu yang dimaksud adalah individu sebagai tenaga kerja yang memiliki kualitas kerja yang memadai. 7

Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana kondisi hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri.7

Selain itu menurut Kussrianto produktivitas kerja adalah rasio dari hasil kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja.1. Sedangkan, produktivitas kerja menurut Cascio sebagai pengukuran output berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan.

Sedangkan pengertian produktivitas kerja menurut piagam Oslo tahun 1984 adalah sebagai berikut: 9

1. Produktivitas adalah konsep universal yang dimaksud yaitu menyediakan banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang dengan menggunakan semakin sedikit sumber-sumber daya.

(13)

2. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana pengembangan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun tetap menjaga kualitas.

3. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu, teknologi dan teknik-teknik manajemen, akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap yang didasarkan pada motivasi yang kuat untuk mencapai suatu kehidupan yang lebih baik.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja terdiri dari tiga aspek.

Yaitu, pertama produktivitas adalah keluaran fisik per unit dari usaha produktif; kedua produktivitas merupakan tingkat keefektifan dari manajemen industri dalam menggunakan fasilitas untuk produksi; ketiga produktivitas adalah keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan.7

Jadi produktivitas bukanlah hanya satu masalah teknis maupun menejerial tetapi merupakan suatu masalah yang kompleks.

Produktivitas merupakan masalah yang bekenaan dengan badan pemerintahan, serikat buruh dan lembaga sosial lainnya, yang semakin berbeda tujuannya akan semakin berbeda pula definisi produktivitasnya. 5

(14)

2.2 Karakteristik Produktivitas Kerja

Menurut Nasution (2001:205) pada dasarnya setiap karyawan yang produktif memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian tugas yang lebih baik lagi.

2. Selalu memberikan saran-saran untuk perbaikan secara sukarela. 3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.

4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu. 5. Bersikap positif terhadap pekerjaan.

6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik, sebagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik.

7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam. 8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik.

9. Hubungan antar pribadi pada semua tingkat.

2.3. Pengukuran Produktivitas Kerja

Pengukuran produktivitas kerja merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Pada perusahaan pengukuran produktivitas kerja terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi.

(15)

Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas kerja terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja serta manajemen secara periodik terhadap masalah yang saling berkaitan.7

Menurut I Komang Ardana dkk (2012) pengukuran produktivitas meliputi empat tingkatan, yaitu: 11

1. Pengukuran produktivitas tingkat nasional (makro) 2. Pengukuran produktivitas tingkat industri (sektor) 3. Pengukuran produktivitas tingkat perusahaan (mikro) 4. Pengukuran produktivitas tingkat produksi (parsial)

Pengukuran produktivitas tenaga kerja yang menyangkut masukan bayangan ini memang memerlukan kecermatan untuk menilainya.

Ada empat pendekatan untuk meningkatkan produktivias kerja, yaitu:15 1. Meningkatkan keluaran, sedangkan masukan dipertahankan tetap

2. Keluaran naik, namun masukan diturunkan

3. Keluaran naik lebih besar, masukan naiknya lebih kecil 4. Keluaran turun, masukan turun lebih besar

Menurut Muchdarsyah Sinugan, pengukuran produktivitas kerja memiliki tiga cara pengukuran yaitu:7

Hasil-hasil dalam jam-jam standar Masukan dalam jam-jam waktu Gambar 2.1. Pengukuran Produktivitas.

Masukan dalam ukuran produktivitas tenaga kerja seharusnya menutup semua jam kerja para pegawai baik secara kantor maupun pekerja kasar.

(16)

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan.

1. Sikap Kerja

Sikap tubuh dalam bekerja atau sikap kerja adalah suatu gambaran tentang posisi badan, kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam hubungan antar bagian-bagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Faktor-faktor yang paling berpengaruh meliputi sudut persendian, inklinasi vertikal badan, kepala, tangan dan kaki serta derajat penambahan atau pengurangan bentuk kurva tulang belakang.

Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisien atau tidaknya sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh bisa dikatakan efisien adalah jika :

1) Menempatkan tekanan yang seimbang pada bagian-bagian tubuh yang berbeda.

2) Membutuhkan sedikit usaha otot untuk bertahan. 3) Terasa nyaman bagi masing-masing orang.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan, yaitu :

1. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian.

(17)

2. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil. 3. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani

melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot – otot yang sedang tidak dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan juga untuk mencegah keluhan kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan, yaitu :

1. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian.

2. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil. 3. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani

melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot – otot yang sedang tidak dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha).

Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan juga untuk mencegah keluhan kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas.

(18)

Sikap tubuh dalam bekerja terdiri dari : 1) Sikap kerja duduk.

Sikap kerja duduk merupakan sikap kerja yang kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Kegiatan bekerja sambil duduk harus dilakukan secara ergonomi sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja.8

Sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah – masalah punggung. Hal ini dapat terjadi karena tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat duduk dibandingkan dengan saat berdiri ataupun berbaring.

Jika diasumsikan tekanan tersebut sekitar 100% ; maka cara duduk yang tegang atau kaku (erect posture) dapat menyebabkan tekanan tersebut mencapai 140% dan cara duduk yang dilakukan dengan membungkuk ke depan menyebabkan tekanan tersebut sampai 190% (Nurmianto, 2004). Sikap duduk paling baik yang tidak berpengaruh buruk terhadap sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lardosa pada pinggang dan sedikit mungkin kifosa pada punggung (Suma’mur, 1989). Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya

duduk dengan punggung lurus dan bahu berada dibelakang serta bokong menyentuh belakang kursi.

(19)

Selain itu, duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung dan hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit. Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks.

Keuntungan bekerja sambil duduk adalah sebagai berikut :8

(1) Menghilangkan tumpuan berat badan pada kaki.

(2) Memungkinkan tubuh menghindari sikap yang tidak alamiah.

(3) Kurangnya penggunaan energi sehingga bisa mengurangi atau memperlambat terjadinya kelelahan.

(4) Kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.

(5) Memberikan kestabilan lebih besar pada pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ketepatan dan ketelitian.

(6) Memungkinkan pengoperasian alat kendali kaki dengan lebih mudah, tepat dan aman dalam posisi tubuh yang tetap baik.

Namun, kegiatan bekerja sambil duduk juga dapat menimbulkan kerugian bila dilakukan secara tidak ergonomis. Kerugian tersebut antara lain :8

 Melembeknya otot – otot perut.  Melengkungnya punggung.

 Tidak baik bagi organ dalam tubuh, khususnya pada organ pada sistem pencernaan jika posisi dilakukan secara membungkuk.

(20)

2) Sikap kerja berdiri

Selain sikap kerja duduk, sikap kerja berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja yang posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

Bekerja dengan posisi berdiri terus menerus sangat mungkin akan terjadi penumpukan darah dan berbagai cairan tubuh pada kaki dan hal ini akan bertambah bila berbagai bentuk dan ukuran sepatu yang tidak sesuai. Sikap kerja berdiri dapat menimbulkan keluhan subjektif dan juga kelelahan bila sikap kerja ini tidak dilakukan bergantian dengan sikap kerja duduk.8

Keuntungan dan kerugian sikap kerja berdiri :

(1) Keuntungan: Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra (ruas tulang belakang) tidak rusak bila mengalami pembebanan.

(2) Kerugian: Otot kaki cepat lelah.

2. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.8

(21)

Menurut Manginsihi pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang tua siswa untuk mencari nafkah. Pekerjaan yang ditekuni oleh setiap orang berbeda-beda, perbedaan itu akan menyebabkan perbedaan tingkat penghasilan yang rendah sampai pada tingkat penghasilan yang tinggi, tergantung pada pekerjaan yang ditekuninya. Contoh pekerjaan berstatus sosio ekonomi rendah adalah pekerja pabrik.8 Buruh manual, penerima dana kesejahteraan, dan pekerja pemeliharaan.

Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut:10

1) Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha. Tenaga ahli adalah personal yang dilatih dengan keahlian tertentu dengan melalui pengalaman kerja.

2) Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa.

3) Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu buruh, buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan/kelompok dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secara harian.

3. Kelelahan

Pengertian Kelelahan bagi setiap orang memiliki arti tersendiri dan bersifat subyektif. Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan dan menambah tingkat kesalahan kerja.13

(22)

Istilah kelelahan sendiri mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Tetapi ini bukan gejala utama, secara umum gejala kelelahan yang lebih sering adalah kelelahan fisik (Physical Fatigue) selain itu ada juga kelelahan mental (Mental Fatigue).6

Kelelahan kerja termasuk suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output menurun, dan kondisi fisiologis yang dihasilkan dari aktivitas yang berlebihan.

Kelelahan akibat kerja juga sering kali diartikan sebagai menurunnya performa kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan yang harus dilakukan. 15

1) Jenis Kelelahan Kerja

Kelelahan kerja berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan kerja dapat dibedakan sebagai berikut, yaitu:14 (1) Berdasarkan proses dalam otot

Berdasarkan proses dalam otot kelelahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Kelelahan Otot (Muscular Fatigue)

Kelelahan otot biasa disebut dengan muscular fatigue merupakan fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan gejala ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya gerakan.

(23)

Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang kurang menguntungkan seperti: melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Gejala kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar atau external signs.6

Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot yaitu teori kimia dan teori saraf pusat terjadinya kelelahan.

Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot. Sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah penyebab sekunder. Sedangkan pada teori saraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses.

Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya rangsangan saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.

Rangsangan aferen ini menghambat pusat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel saraf menjadi berkurang. Berkurangnya frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat.

(24)

Dengan demikian semakin lambat gerakan seseorang akan menunjukkan semakin lelah kondisi otot seseorang.15

 Kelelahan Umum (General Fatigue)

Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut.12

Kelelahan umum biasanya ditandai berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan di rumah, kondisi mental, status kesehatan dan keadaan gizi.15

(2) Berdasarkan waktu terjadinya  Kelelahan akut

Kelelahan akut biasanya disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan.

 Kelelahan kronis

Kelelahan kronis terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari, berkepanjangan dan bahkan terkadang telah terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan. 16

2) Dampak Kelelahan Kerja

Dampak kelelahan terhadap kerja merupakan suatu hasil dari kombinasi antara pekerjaan, faktor non pekerjaan, rotasi kerja, sifat pekerjaan, lamanya pekerjaan, dan siklus rotasi.

(25)

Secara umum, efek kelelahan dapat ditunjukkan seperti halnya efek karena pengaruh alkohol. Dampak tersebut seperti:

(1) Berkurangnya kewaspadaan/konsentrasi (2) Waktu merespon melambat

(3) Gangguan koordinasi tangan-mata

(4) Berkurangnya fungsi kognitif dan pengambilan keputusan kritis. (5) Hilangnya kewaspadaan situasional

(6) Kecendrungan mengganggu akurasi dan kecepatan kerja (7) Gagal mengenali masalah yang timbul

(8) Meningkatnya stress, frustasi dan kejengkelan

3) Faktor Penyebab Kelelahan Kerja

Faktor yang mempengaruhi kelelahan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

(1) Faktor Internal faktor somatis atau faktor fisik, gizi, jenis kelamin, usia, pengetahuan dan gaya hidup.

(2) Faktor eksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja antara lain: kebisingan, suhu, pencahayaan, faktor kimia, faktor biologis, faktor ergonomi, kategori pekerjaan, sifat pekerjaan, disiplin atau peraturan perusahaan, upah, hubungan sosial dan posisi kerja atau kedudukan. 14 Menurut Grandjean yang dikutip dari Tarwaka, menjelaskan faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi, untuk mempertahankan kesehatan dan efisiensi proses penyegaran harus dilakukan.

(26)

Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan waktu berhenti disela-sela kerja juga dapat memberikan penyegaran.15

Kelelahan yang disebabkan oleh kerja statis berbeda dengan kerja dinamis.

Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan maksimal otot hanya dapat bekerja selama 1 menit, sedangkan pada pengerahan tenaga <20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga otot statis sebesar 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari 15

Menurut Suma’mur terdapat lima kelompok penyebab kelelahan kerja, yaitu:

(1) Keadaan monoton.

(2) Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental.

(3) Keadaan lingkungan kerja, seperti cuaca kerja, penerangan dan kebisingan di tempat kerja.

(4) Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik. (5) Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi.

4) Proses Kelelahan Kerja

Konsep kelelahan merupakan hasil penelitian terhadap manusia.

Konsep tersebut menyatakan bahwa keadaan dan perasaan lelah adalah reaksi fungsional pusat kesadaran yaitu otak (cortex cerebri), yang dipengaruhi oleh dua sistem penggerak (aktivasi).

(27)

Sistem penghambat bekerja terhadap thalamus yang mampu

menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan

kecenderungan untuk tidur. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formasio retikularis (formatio reticularis) yang dapat merangsang pusat vegetatif untuk konversi ergrotopis dari organ dalam tubuh ke arah kegiatan bekerja. Maka berdasarkan konsep tersebut, keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja antara dua sistem antagonistis yang dimaksud. Apabila sistem penghambat berada pada posisi lebih kuat dari pada sistem penggerak, berarti seseorang berada dalam kondisi lelah. Sebaliknya, jika sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat, maka seseorang berada dalam keadaan bugar untuk aktif dalam kegiatan termasuk bekerja.16

Konsep ini dapat dipakai untuk menerangkan peristiwa yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan.

Misalnya pada peristiwa dimana seseorang yang lelah kemudian secara tiba-tiba kelelahannya hilang karena terjadi suatu peristiwa yang tidak diduga atau terjadi tegangan emosi. Dalam hal itu, sistem penggerak tiba-tiba terangsang dan dapat menghilangkan pengaruh dari sistem penghambat. Demikian pula pada peristiwa monotoni, kelelahan terjadi karena kuatnya hambatan dari sistem penghambat, walaupun sebenarnya beban kerja tidak terlalu berat. 16

(28)

Untuk menghindari rasa lelah diperlukan adanya keseimbangan antara masukan sumber datangnya kelelahan tersebut (faktor penyebab kelelahan) dengan jumlah keluaran yang diperoleh lewat proses pemulihan (recovery). Proses pemulihan dapat dilakukan dengan cara memberikan waktu istirahat yang cukup. Atau dengan cara memperpendek jam kerja harian yang nantinya akan menghasilkan kenaikan output per jam, sebaliknya dengan memperpanjang jam kerja harian akan memperlambat kecepatan (tempo) kerja yang akhirnya berakibat pada penurunan prestasi kerja per jamnya. 13

Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Misalnya, banyak hal yang dapat dicapai dengan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, kamar istirahat, masa libur, rekreasi, dan sebagainya.1 5) Hubungan Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja

Terdapat keterkaitan yang erat antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja, atau lebih tepatnya kelelahan yang dialami tenaga kerja dengan kinerja perusahaan.

Jika tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu dikarenakan adanya faktor kelelahan fisik maupun psikis, maka ini akan berdampak juga pada perusahaan yang berupa penurunan produktivitas perusahaan.1

(29)

Menurut Hotmatua (2009) kelelahan dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan juga menurunkan produktivitas. Investigasi di beberapa negara menunjukkan bahwa kelelahan memberi kontribusi yang signifikan terhadap terjadinya kecelakaan kerja.

Sedangkan menurut Mc Farland kelelahan kerja merupakan suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan.16

Adapun faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas adalah tenaga kerja, maka dari itu kondisi karyawan harus selalu dijaga baik fisik maupun psikologisnya, karena hal itu yang sangat mempengaruhi dalam bekerja.

Pekerjaan yang terus menerus dilakukan dan bersifat monoton akan berakibat kelelahan dan kelelahan akan berakibat menurunnya konsentrasi bekerja dan mempengaruhi pada hasil kerja.16

Tujuan akhir dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan.

Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.17

(30)

2.5 Kerangka Teori

Apabila tenaga kerja mengalami kelelahan kerja, maka akibat yang akan ditimbulkannya akan dirasakan oleh perusahaan berupa penurunan produktivitas perusahaan. Sedangkan kelelahan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu faktor individu (umur, jenis kelamin, status kesehatan), faktor beban kerja (jenis pekerjaan, monotomi kerja). Adapun keterkaitan faktor tersebut dalam mempengaruhi produktivitas kerja digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1: Kerangka Teori Individu 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Status Kesehatan 4. Sikap Kerja Beban Kerja 1. Jenis Pekerjaan 2. Monotomi kerja 3. Peraturan Kelelahan Kerja Produktivitas Kerja

(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS

DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Konsep adalah merupakan asbstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstrak, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.12

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (Arida) Cirebon. Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu sikap kerja, jenis pekerjaan dan kelelahan, sedangkan variabel dependen yaitu produktivitas kerja.

(32)

Adapun kerangka konsep yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disusun sebagai berikut :

Variabel Independent

Variabel Dependent

Gambar 3.1: Kerangka Konsep 3.2. Hipotesis

1. Ada hubungan sikap kerja dengan produktivitas kerja pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016.

2. Ada hubungan jenis pekerjaan dengan produktivitas kerja pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016.

3. Ada hubungan kelelahan dengan produktivitas kerja pada bagian benang di PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon Tahun 2016.

Sikap Kerja Jenis Pekerjaan

Kelelahan

(33)

3.3. Definisi Operasional

Tabel 3.1: Definisi Operasional, Variabel dan Cara Pengukuran

Variabel Definisi

Operasional

Cara Pengukuran

Alat ukur Skala Kategori

Produktivita s Kerja Sikap kerja Jenis Pekerjaan Kelelahan kerja produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana kondisi hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu dorongan untuk berusaha dan

mengembangkan diri Posisi tubuh untuk menentukan efisien atau tidaknya dalam bekerja

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh karyawan untuk

menghasilkan produk.

Kondisi tubuh baik fisik dan mental yang berbeda karena suatu pekerjaan dan berakibat pada penurunan produktivias kerja Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Nominal Nominal Nominal Nominal 1. Rendah 2. Tinggi 1. Sikap kerja duduk 2. Sikap kerja berdiri 1. Pekerjaan berstatus rendah (buruh) 2. Pekerjaan berstatus tinggi (tenaga ahli) 1. Lelah 2. Tidak lelah

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Gambar

Gambar 2.1: Kerangka Teori Individu 1.  Umur  2.  Jenis Kelamin 3.  Status Kesehatan 4
Gambar 3.1: Kerangka Konsep  3.2.  Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap kedua, program olahraga yang bersifat rekreasi (dalam klub olahraga sekolah) merupakan upaya pengembangan dan perluasan program pendidikan jasmani yang sifatnya

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan

Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia.. Refika Aditama

Para Dosen Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ilmu yang

:يه ثحبلا اذه نم فادهأ امأو لمعت تيلا ءاسملاا نمضتت تيلا تايآ ةفرعلم يمركلا نآرقلا نم ةرقبلا ةروسلا في في لعفلا لمع و ، اهتلمع تيلا لعفلا

Banyuwangi 75% (tujuh puluh lima persen) 4. 498) seperti dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf c &#34;Undang-undang Pertimbangan Keuangan 1957&#34;, ditetapkan sebesar 90%

Pada partisipan yang kedua family conflict yang terjadi setelah perceraian adalah konfik pasangan (marital conflict) yang berujung pada psychological wellbeing yang

Pembangunan perumahan di Kecamatan Kasihan terus mengalami peningkatan sehingga dibutuhkan suatu perencanaan, terutama dari aspek lokasi karena berkaitan dengan masalah keruangan