• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI (PKPP) PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI MAYORING PSIKOLOGI PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI (PKPP) PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI MAYORING PSIKOLOGI PENDIDIKAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PRAKTEK KERJA PROFESI PSIKOLOGI (PKPP)

PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI

MAYORING PSIKOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2)

PENGANTAR

Praktek Kerja Profesi Psikologi (PKPP) Mayoring Psikologi Pendidikan adalah bagian dari kegiatan perkuliahan Program Studi Magister Profesi Psikologi Mayoring Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga untuk melakukan praktek kerja profesi psikolog di sekolah atau institusi pendidikan lainnya. Mahasiswa diwajibkan dapat memenuhi 560-640 jam praktek kerja profesi, yang akan dibagi menjadi dua termin untuk dua setting PKPP yang berbeda. Ketika melaksanakan PKPP mahasiswa diharapkan dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan-kegiatan profesional psikologi di lokasi PKPP dengan sasaran subyek/klien yang bervariasi di bawah supervisi langsung dari psikolog atau profesi lain yang terkait dengan praktek profesi psikologi, misalnya guru bimbingan & konseling, sebagai Supervisor Lapangan.

PKPP dirancang untuk mengembangkan keterampilan profesional psikolog dan meningkatkan penguasaan mahasiswa akan isu-isu etik dan praktek profesional psikologi. Mahasiswa melaksanakan praktek kerja profesi selama satu semester yaitu pada semester ketiga disertai dengan pertemuan rutin dengan Dosen Pembimbing dari fakultas. Mahasiswa harus membuat tujuh laporan studi kasus dan laporan kegiatan selama melakukan PKPP dalam bentuk logbook yang mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing dan Supervisor Lapangan.

(3)

PENDAHULUAN

I. DEFINISI

Praktek Kerja Profesi Psikologi (PKPP) adalah kegiatan praktek kerja mahasiswa di bawah supervisi, pada instansi yang relevan, sebagai sarana untuk menerapkan konsep dan teori yang dipelajari mahasiswa serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja profesional psikologi.

Selain pemenuhan terhadap jumlah dan jenis studi kasus, jumlah jam yang ditempuh mahasiswa untuk melakukan PKPP, baik yang bersifat kontak langsung dengan klien (client contact) maupun yang tidak (non-contact), menjadi sangat penting. Dengan memenuhi jumlah jam praktek yang ditetapkan, yaitu 560-640 jam, diharapkan mahasiswa cukup memiliki pengalaman kerja dan kesempatan untuk melakukan eksplorasi seluas mungkin mengenai peran dan fungsi psikolog pendidikan di suatu sekolah atau instansi pendidikan secara holistik tanpa melepaskan konteksnya.

II. TUJUAN

Tujuan Umum

Melatih mahasiswa untuk dapat memberikan pelayanan psikologi secara profesional melalui kerjasama dengan profesi lain.

Tujuan khusus

Melatih mahasiswa untuk menjalankan tugas-tugas profesional sesuai kode etik psikologi.

1. Menguasai konsep psikologi 2. Melakukan asesmen

3. Menyusun dinamika psikologi dan menegakkan diagnosis 4. Menyusun dan menerapkan intervensi

(4)

KETENTUAN UMUM

I. PERSYARATAN PESERTA

Untuk dapat mengikuti praktek kerja profesi psikologi:

 Mahasiswa telah menempuh seluruh Matakuliah Dasar Keprofesian dan Matakuliah Mayoring Psikologi Pendidikan.

 Mahasiswa telah dinyatakan layak melakukan PKPP melalui Ujian Kelayakan yang menguji penguasaan materi dan kesiapan mahasiswa untuk melakukan praktek kerja profesi.

II. WAKTU PELAKSANAAN PKPP

PKPP ditawarkan pada setiap semester, dibagi menjadi dua termin:

 Semester gasal: Termin I (Juli-Oktober) dan Termin II (Oktober-Januari)  Semester genap: Termin I (Januari-April) dan Termin II (April-Juli) III. TEMPAT PELAKSANAAN PKPP

PKPP dilaksanakan di sekolah atau institusi pendidikan yang memiliki kerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Mahasiswa mengajukan usulan tempat PKPP yang pernah dipakai sebagai tempat PKPP (yang sudah ada MoA dengan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga) maupun yang belum pernah. Apabila tempat tersebut belum pernah dipakai sebagai tempat PKPP maka Pengelola Program Studi Magister Profesi Psikologi akan mengkaji kelayakannya sebagai tempat PKPP. Selanjutnya Pengelola Program Studi Magister Profesi Psikologi menetapkan tempat PKPP berdasarkan usulan mahasiswa dan ketersediaan tempat untuk melakukan PKPP di tempat PKPP yang diusulkan tersebut.

(5)

UJIAN KELAYAKAN

Ujian Kelayakan adalah ujian yang dilaksanakan sebelum PKPP dilakukan. I. PRINSIP

Ujian Kelayakan dilakukan dengan prinsip: 1. Pengujian (testing)

2. Pembelajaran (learning)

3. Umpan balik positive (positive feedback). II. TUJUAN

Ujian Kelayakan dilakukan dengan:

1. Memastikan mahasiswa menguasai konsep dan teori sebagai bekal PKPP

2. Memastikan mahasiswa mempunyai keterampilan dasar profesional untuk menangani kasus/proyek PKPP

3. Membekali mahasiswa pengetahuan dan sikap mental profesional berdasarkan Kode Etik Psikologi Indonesia.

III. BENTUK UJIAN

Bentuk Ujian Kelayakan adalah tes tulis dan tes lisan. IV. MATERI UJIAN

Materi ujian kelayakan adalah semua materi perkuliahan yang telah diperoleh pada semester 2 dan yang terintegrasi dengan kode etik.

V. PENILAIAN

Aspek-aspek yang dinilai pada ujian kelayakan adalah: a. Pengetahuan tentang konsep dan teori (40%)

b. Keterampilan dalam melakukan asesmen dan intervensi (40%) c. Sikap dan etik profesional psikologi (20%).

(6)

VI. PENGUJI

Penguji berjumlah dua orang. Yang menjadi penguji adalah dosen Program Magister Profesi Psikologi Mayoring Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga .

VII. KATEGORI KELULUSAN

Ada tiga konsekuensi dari hasil ujian kelayakan, yaitu:

KATEGORI KELULUSAN KONSEKUENSI

Lulus Dapat mengikuti PKPP 1 dan PKPP 2

Tidak Lulus Mengikuti Ujian Ulang Kelayakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pada semester yang sama

Tidak Lulus pada Ujian Ulang Kelayakan

Mengikuti Ujian Kelayakan yang dijadwalkan pada semester berikutnya

(7)

KETENTUAN PELAKSANAAN PKPP

I. BAGI MAHASISWA

A. KEWAJIBAN MAHASISWA 1. Persiapan PKPP

 Sebelum PKPP dimulai, mahasiswa menghubungi Dosen Pembimbing yang ditunjuk untuk mempersiapkan kontrak supervisi dan memberikan contact detail.

 Kemudian mahasiswa mengatur pertemuan awal dengan Supervisor Lapangan untuk menetapkan kontrak supervisi yang meliputi jumlah jam PKPP, kegiatan supervisi dan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa selama melakukan PKPP.

 Mahasiswa menandatangani kontrak supervisi dan surat pernyataan persetujuan untuk mematuhi ketentuan dan peraturan dalam pelaksanaan PKPP (form kontrak PKPP dan surat pernyataan sudah disediakan).

2. Pelaksanaan PKPP

 Mahasiswa difasilitasi oleh Supervisor Lapangan untuk melakukan orientasi tempat PKPP. Orientasi meliputi latar belakang, visi dan misi sekolah atau institusi pendidikan tampat PKPP, memperkenalkan diri kepada staf terutama yang terkait dengan kegiatan mahasiswa selama melakukan PKPP, memahami konteks tempat PKPP dan peran mahasiswa di lokasi PKPP tersebut.

 Hasil orientasi lapangan selanjutnya digunakan oleh mahasiswa untuk menyusun rancangan aktivitas selama pelaksanaan PKPP, yang selanjutnya akan diberikan kepada Dosen Pembimbing untuk disetujui.

 Ketika melaksanakan PKPP, mahasiswa diwajibkan untuk menangani kasus yang dirujuk oleh Supervisor Lapangan. Tidak ada batasan tertentu mengenai jenis kasus yang harus ditangani. Kasus yang akan ditangani oleh mahasiswa tentunya kasus-kasus yang ada di lapangan (tempat PKPP) yang terkait dengan keahlian

(8)

dan keterampilan profesional psikologi pendidikan. Mahasiswa berhak menolak atau merujuk kembali kasus yang bukan merupakan keahliannya.

 Terkait dengan penanganan kasus di lapangan, mahasiswa diharuskan untuk melakukan asesmen, merancang dan menerapkan intervensi serta melakukan evaluasi hasil intervensi.

 Melakukan supervisi atau pembimbingan dengan Dosen Pembimbing dan Supervisor Lapangan (lihat ketentuan pembimbingan).

 Mengikuti pertemuan staf atau kegiatan lain yang terkait dengan praktek profesional psikologi.

3. Akhir PKPP

 Menyampaikan form penilaian mahasiswa kepada Supervisor Lapangan dan setelah dilengkapi oleh Supervisor Lapangan dalam amplop tertutup, form penilaian tersebut diserahkan kepada Pengelola Program Magister Profesi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

 Mengisi form evaluasi Dosen Pembimbing dan Supervisor Lapangan (form sudah disediakan).

 Menyerahkan Laporan Kasus yang ditangani pada setiap termin di akhir masing-masing termin PKPP.

 Mengikuti Ujian PKPP di setiap akhir termin dan Ujian Profesi setelah menyelesaikan revisi Laporan PKPP 1 dan 2 (Ujian dijelaskan tersendiri di bagian EVALUASI).

 Setelah Ujian PKPP, mahasiswa mengatur pelaksanaan case conference di kedua tempat praktek, yang dihadiri oleh Supervisor Lapangan, Dosen Pembimbing dan staf tempat praktek yang terkait dengan kasus yang ditangani. Tujuan case conference adalah sharing kasus dan mendapatkan umpan balik atas penanganan kasus (case conference dijelaskan di bagian: LAIN-LAIN).

B. KASUS YANG DITANGANI

Selama melakukan PKPP, mahasiswa diwajibkan untuk menangani dan melaporkan secara tertulis tujuh kasus. Kasus tersebut terdiri dari:

(9)

 Dua kasus individual jenjang kelompok pendidikan KB/TK/SD  Dua kasus kasus individual dengan jenjang pendidikan SMP/SMA

 Satu kasus individual dengan jenjang Pendidikan Tinggi (mahasiswa S1 Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga atas rujukan Dosen Pembimbing). Selain berdasarkan jenjang pendidikan, pemilihan kasus juga harus memperhatikan variasi kasus yang meliputi PAUD, optimalisasi pendidikan dan perkembangan, hambatan belajar (learning difficulties), penelusuran bakat/minat dan kasus anak berkebutuhan khusus.

Tiga dari lima kasus tersebut harus ditangani sampai intervensi, sedangkan kasus lainnya sampai rekomendasi/saran.

2. Satu kasus terkait dengan organisasi/sistem di salah satu tempat PKPP. Kasus sistem/organisasi ditangani sampai rancangan intervensi dan rekomendasi/saran. 3. Satu kasus kelompok dengan intervensi pelatihan (training) di salah satu tempat

PKPP. Kasus kelompok ditangani sampai intervensi dan evaluasi intervensi. Kasus organisasi/sistem dan kasus kelompok masing-masing harus ditangani di dua setting yang berbeda (PKPP 2 dan PKPP 2).

C. AKTIVITAS SELAMA PKPP

1. Setiap mahasiswa mempunyai pengalaman praktek profesi psikologi selama 560-640 jam, selama satu semester untuk dua setting tempat PKPP yang berbeda. Jumlah jam praktek tersebut meliputi client contact maupun non-contact (pengertian client contact dan non contact dijelaskan di bagian LAIN-LAIN).

2. Cakupan aktivitas dan perkiraan alokasi waktu yang harus dilakukan oleh mahasiswa selama PKPP dapat dilihat pada halaman berikut:

AKTIVITAS RINCIAN AKTIVITAS WAKTU

Rapport dan perumusan masalah Asesmen: home visit, observasi, wawancara, tes formal & informal, dll. Intervensi

±250 jam, terdiri dari:  150 jam (±20

jam/studi kasus)  100 jam kasus lain Client contact

Case Conference & Case Discussion ±10 jam (5 jam/termin) Non Contact &

Ujian

Studi literatur, studi kasus, pencarian data sekunder, scoring, pengolahan data, dll.

±120 jam, terdiri dari:  105 jam (±15

(10)

AKTIVITAS RINCIAN AKTIVITAS WAKTU  40 jam kasus lain Orientasi, rapat staf, kegiatan

administratif, dll.

± 50 jam

Penulisan Laporan ± 70 jam

Supervisi

1. Supervisi dengan Supervisor Lapangan: 1 jam per minggu (selama 14 minggu)

2. Supervisi individual dengan Dosen Pembimbing sekali per 2 minggu (selama 14 minggu PKPP)

3. Supervisi kelompok dengan Dosen Pembimbing (dilakukan 4 kali: setelah orientasi PKPP 1 dan PKPP 2 serta di pertengahan masa PKPP 1 dan PKPP 2)

± 40 jam

Ujian PKPP 1 dan 2, serta Ujian HIMPSI ± 6 jam

3. Mengikuti kegiatan PKPP tidak secara otomatis menjamin mahasiswa dapat memenuhi jumlah jam yang dipersyaratkan. Karena itu mahasiswa dituntut untuk terlibat seaktif mungkin di lokasi PKPP.

4. Fakultas berhak menarik mahasiswa dari tempat PKPP jika ada permintaan dari tempat praktek karena mahasiswa dinilai tidak mampu menempatkan diri di tempat praktek sehingga menimbulkan permasalahan di tempat PKPP.

5. Bila mahasiswa menghadapi masalah selama melakukan praktek kerja di lokasi PKPP dan selama supervisi, mahasiswa diharapkan dapat menyampaikan permasalahan kepada Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) PKPP secara tertulis. Jika memang diperlukan, PJMK PKPP akan mengatur pertemuan dengan Dosen Pembimbing untuk mendiskusikan penyelesaian atas masalah tersebut. Jika mahasiswa bisa mengatasi sendiri permasalahan yang dihadapinya, mahasiswa diharapkan juga memberitahukannya kepada Supervisor Lapangan dan Dosen Pembimbing sebagai lesson learned.

D. KEGIATAN SUPERVISI/PEMBIMBINGAN

(11)

1. Mahasiswa mendapatkan supervisi dari Supervisor Lapangan minimal selama satu jam setiap minggunya di lokasi PKPP.

2. Mahasiswa harus mengatur pertemuan dengan Dosen Pembimbing untuk melakukan pembimbingan minimal dua minggu sekali (dua jam tiap pertemuan). 3. Mahasiswa mengikuti supervisi kelompok sebanyak dua kali di setiap terminnya. 4. Jika diperlukan, mahasiswa dapat mengatur pertemuan antara mahasiswa, Dosen

Pembimbing dan Supervisor Lapangan di dalam masa pelaksanaan PKPP.

5. Proses pembimbingan dibuktikan dengan logbook yang ditandatangani oleh Supervisor Lapangan dan Dosen Pembimbing yang dilampirkan di dalam Laporan PKPP. Logbook berisi detil kegiatan mahasiswa selama melakukan PKPP yang dapat menunjukkan jumlah jam praktek yang sudah dikumpulkan (contoh logbook terlampir).

E. LAPORAN KASUS

Ketentuan mengenai penulisan laporan kasus yang ditangani oleh mahasiswa adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa menuliskan Laporan PKPP 1 dan PKPP 2 secara terpisah.

2. Mahasiswa akan mempertanggunggjawabkan laporan kasus tersebut dalam Ujian PKPP 1, Ujian PKPP 2, dan Ujian Profesi untuk mendapatkan penilaian dari penguji. 3. Laporan kasus hendaknya dapat merefleksikan kemampuan mahasiswa untuk:

 Mengumpulkan data secara tepat dan mencukupi untuk keperluan diagnosa dan intervensi psikologis

 Melakukan intervensi dan/atau referensi jika diperlukan

 Melakukan evaluasi terhadap intervensi yang dilakukan dan memberikan rekomendasi untuk follow up jika diperlukan

4. Sebelum dikumpulkan, laporan tersebut harus dikomunikasikan dengan Dosen Pembimbing.

F. ETIKA SELAMA PELAKSANAAN PKPP

(12)

2. Mahasiswa wajib memegang prinsip kerahasiaan klien dan tidak mendiskusikan kasus yang sedang ditangani kepada pihak lain yang tidak berkepentingan.

3. Mahasiswa berhak melindungi klien dari pihak yang tidak berkepentingan.

4. Dalam melakukan penggalian data dan melakukan intervensi, mahasiswa harus memperhatikan kenyamanan dan keamanaan klien.

5. Mahasiswa wajib menjaga nama baik Program Studi Magister Profesi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga selama pelaksanaan PKPP.

6. Mahasiswa wajib menjunjung tinggi kode etik psikologi selama pelaksanaan PKPP.

II. BAGI SEKOLAH/LEMBAGA/INSTITUSI TEMPAT PKPP & SUPERVISOR LAPANGAN

Sekolah atau institusi pendidikan tempat mahasiswa melakukan PKPP diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana yang dapat membantu lancarnya kegiatan PKPP, sehingga terjadi interaksi yang saling menguntungkan antara mahasiswa dan sekolah atau institusi pendidikan tersebut.

Kerjasama yang diharapkan adalah dalam bentuk:

1. Sekolah atau institusi pendidikan menunjuk satu orang yang diberikan tanggung jawab sebagai Supervisor Lapangan yang akan melakukan supervisi atau pembimbingan kepada mahasiswa selama PKPP.

2. Sekolah atau institusi pendidikan diharapkan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengakses informasi yang diperlukan dalam menangani kasus psikologis di sekolah maupun di rumah (home visit).

3. Sekolah atau institusi pendidikan diharapkan membantu kelancaran kegiatan PKPP, sehingga rangkaian aktivitas mahasiswa yang wajib dilakukan oleh mahasiswa dapat terlaksana (rincian terdapat dalam tabel aktivitas PKPP).

4. Sekolah atau institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan fasilitasi bagi terbinanya kerjasama yang sinergis antara mahasiswa dengan staf atau karyawan di sekolah atau institusi tersebut.

Supervisor Lapangan merupakan tenaga ahli dari tempat PKPP yang akan berperan sebagai pembimbing mahasiswa di lapangan.

(13)

1. Memberikan fasilitasi bagi mahasiswa yang melakukan orientasi di lokasi PKPP selama seminggu pertama PKPP. Materi orientasi minimal mencakup latar belakang, visi dan misi sekolah atau institusi, memperkenalkan mahasiswa kepada staf atau karyawan terutama yang terkait dengan kegiatan mahasiswa selama melakukan PKPP, menjelaskan peraturan dan ketentuan yang berlaku di sekolah atau institusi dan peran yang harus dilakukan oleh mahasiswa selama melakukan PKPP di sekolah atau insitusi tersebut.

2. Membantu mahasiswa untuk memilih siswa yang dapat diangkat sebagai klien yang akan ditangani oleh mahasiswa dan membantu mahasiswa untuk memperoleh data yang diperlukan.

3. Melakukan supervisi kegiatan mahasiswa sehari-hari selama PKPP dan memberikan referensi jika diperlukan.

4. Menyiapkan alternatif Supervisor Lapangan, yang memberikan supervisi kepada mahasiswa jika Supervisor Lapangan yang telah ditunjuk berhalangan dan tidak dapat memberikan supervisi.

5. Memantau dan memberikan persetujuan kegiatan mahasiswa selama melakukan PKPP melalui logbook (form logbook terlampir).

6. Memberikan penilaian secara obyektif kepada mahasiswa selama mahasiswa melakukan PKPP (form penilaian sudah disediakan).

Kriteria Supervisor Lapangan: 1. Psikolog sekolah atau

2. Guru Bimbingan & Konseling atau 3. Kepala Sekolah atau

4. Guru yang bertanggung jawab menangani masalah-masalah psikologi siswa di sekolah.

III. BAGI DOSEN PEMBIMBING

Dosen Pembimbing merupakan dosen yang ditunjuk oleh Fakultas untuk memberikan pembimbingan kepada mahasiswa selama melakukan PKPP.

(14)

1. Memeriksa dan menandatangani kontrak PKPP yang sudah dibuat oleh mahasiswa dengan Supervisor Lapangan.

2. Melakukan pertemuan dengan mahasiswa untuk memantau kegiatan praktek mahasiswa minimal dua minggu sekali dan menandatangi logbook mahasiswa. 3. Melakukan koordinasi dengan Supervisor Lapangan dan melakukan evaluasi

kemajuan mahasiswa di masa pertengahan kegiatan PKPP di masing-masing lokasi PKPP.

4. Menyediakan diri untuk mahasiswa maupun Supervisor Lapangan jika ada permasalahan selama mahasiswa melakukan praktek di lokasi PKPP.

5. Memberikan fasilitasi sarana dan prasarana pendukung di tempat praktek (alat tes dan alat psikodiagnostik lainnya).

6. Dosen pembimbing mengunjungi tempat praktek 2-3 kali yaitu pada awal, tengah dan akhir PKPP (pada saat case conference).

7. Menyiapkan alternatif Dosen Pembimbing, yang memberikan bimbingan kepada mahasiswa jika Dosen Pembimbing berhalangan dan tidak dapat memberikan supervisi melalui berita acara dengan diketahui oleh Ketua Program Studi Magister Profesi.

8. Memberikan penilaian secara obyektif kepada mahasiswa berdasarkan proses pembimbingan dan tugas yang sudah ditetapkan (form penilaian sudah disediakan).

Kriteria Dosen Pembimbing:

1. Dosen Program Magister Profesi Psikologi UNAIR 2. Psikolog berijin praktek

3. Peminatan Psikologi Pendidikan dan/atau Perkembangan. IV. EVALUASI PKPP

Kegiatan evaluasi PKPP terdiri atas dua kegiatan: A. EVALUASI TERHADAP MAHASISWA

Penilaian PKPP terhadap mahasiswa dilakukan di akhir pelaksanaan masing-masing termin, yang terdiri dari:

(15)

1. Ujian PKPP 1 dan Ujian PKPP 2

a. Ujian PKPP dilaksanakan di akhir masing-masing termin, bertujuan untuk menilai pertanggunjawaban mahasiswa atas pelaksanaan PKPP yang dituangkan dalam Laporan PKPP.

b. Penilaian dilakukan oleh dua orang dosen penguji, salah satunya adalah Dosen Pembimbing.

c. Mahasiswa dapat mengikuti Ujian PKPP jika mahasiswa sudah menyerahkan revisi Laporan PKPP dengan ketentuan sebagai berikut:

 Untuk PKPP 1: minimal sudah menangani tiga kasus, minimal sudah menempuh minimal 224 jam praktek (40% dari yang dipersyaratkan), telah melakukan proses pembimbingan dengan dosen pembimbing minimal 14 jam dibuktikan melalui logbook.

 Untuk PKPP 2: secara akumulatif PKPP 1 dan 2 telah menangani tujuh kasus dan telah menempuh 560-640 jam praktek (dengan memperhatikan jumlah jam minimal untuk client contact dan non contact), telah melakukan proses pembimbingan dengan dosen pembimbing minimal 14 jam dibuktikan melalui logbook.

d. Aspek yang dinilai dalam Ujian PKPP adalah:

1. Naskah laporan, meliputi substansi dan tata tulis

2. Proses ujian, meliputi penguasaan materi, pertanggungjawaban isi materi dan presentasi kasus.

2. Ujian Profesi

Ujian Profesi dilakukan bersama HIMPSI, bertujuan untuk menilai kemampuan berfikir psikodiagnostik, kode etik dan kesiapan mahasiswa untuk melakukan praktek profesional psikologi secara mandiri (tanpa supervisi).

3. Penilaian Performa Mahasiswa di Lapangan

Penilaian performa mahasiswa di tempat PKPP 1 dan 2 dilakukan oleh Supervisor Lapangan dari masing-masing tempat PKPP (form penilaian disediakan).

(16)

B. EVALUASI PELAKSANAAN PKPP

Evaluasi Pelaksanaan PKPP dimaksudkan untuk mendapatkan feedback dari mahasiswa mengenai pelaksanaan PKPP secara umum, evaluasi terhadap Supervisor Lapangan dan evaluasi terhadap Dosen Pembimbing agar kualitas pelaksanaan PKPP dapat terus ditingkatkan.

Evaluasi Pelaksanaan PKPP dilakukan di akhir masing-masing termin PKPP, dimana mahasiswa diminta untuk mengisi form evaluasi pelaksanaan PKPP (form evaluasi disediakan).

V. LAIN - LAIN

A. PANDUAN SUPERVISI

Berikut ini adalah ringkasan kegiatan supervisi yang dilakukan selama kegiatan PKPP: 1. Sebelum PKPP dilaksanakan, Supervisor Lapangan, Dosen Pembimbing dan

mahasiswa menyelesaikan kontrak supervisi.

2. Supervisi di lapangan oleh Supervisor Lapangan minimal satu jam setiap minggu. 3. Review kemajuan dilakukan dilakukan di pertengahan kegiatan praktek di setiap

lokasi PKPP melalui supervisi kelompok.

4. Review akhir terhadap laporan kasus yang dibuat oleh mahasiswa sebelum laporan dikumpulkan.

(17)

B. PANDUAN PENULISAN LAPORAN KASUS

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang harus ter-cover dalam laporan kasus: 1. Apakah permasalahan dan diagnosa awalnya? (a-priory hipothesis)

2. Apakah metode yang dipakai untuk melakukan asesmen? (setidaknya meliputi alternatif metode dan instrumen asesmen yang bisa dipakai, alasan pemilihan metode atau instrumen, serta hasil asesmen)

3. Apa intervensi yang diberikan? (mencakup rancangan dan pelaksanaan intervensi, alasan penentuan intervensi dan evaluasi intervensi)

4. Apa saran atau rekomendasi untuk pihak-pihak terkait lain (misalnya pihak sekolah, guru, orangtua, dan sebagainya) untuk mengoptimalkan tujuan intervensi?

5. Apa sajakan isu etik dan profesi yang terkait dengan kasus yang ditangani atau di tempat PKPP?

6. Hal penting apa sajakah yang telah dipelajari oleh mahasiswa selama melakukan PKPP?

C. PANDUAN CASE CONFERENCE

1. Case Conference dimaksudkan melatih mahasiswa untuk menyajikan informasi mengenai kasus yang ditangani secara ringkas dan jelas kepada pihak luar, yang merupakan aspek penting dalam program pendidikan profesi psikolog. Case Conference juga dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan feedback langsung dari Supervisor Lapangan dan Dosen Pembimbing. 2. Case Conference dilakukan di tempat PKPP, dihadiri oleh mahasiswa yang melakukan

PKPP di masing-masing tempat PKPP, Dosen Pembimbing, Supervisor Lapangan dan pihak yang terkait dengan kasus yang ditangani (misalnya guru kelas, guru BK, guru pelajaran, dan sebagainya)

3. Hal-hal penting yang harus disampaikan dalam Case Conference: a. Identitas klien (misal usia, jenis kelamin, dan sebagainya) b. Ringkasan masalah

c. Ringkasan penyelesaian masalah yang sudah dilakukan sebelumnya d. Ringkasan dinamika psikologis klien dan riwayat keluarga

(18)

e. Asesmen yang sudah dilakukan, alasan pemilihan metode asesmen dan hasil asesmen

f. Ringkasan diagnosa permasalahan pendidikan atau perkembangan berdasarkan teori yang relevan

g. Ringkasan intervensi yang sudah dilakukan, pengaruh dari intervensi yang sudah dilakukan dan evaluasi hasil intervensi

h. Saran dan rekomendasi untuk pihak terkait lain dalam penanganan kasus

i. Rumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk penanganan lanjutan dari kasus yang ditangani.

*Ringkasan kasus juga dibuat oleh mahasiswa dalam bentuk hard copy dan dijilid rapi yang disetujui oleh dosen pembimbing dan Ketua Program Study sebagai laporan ke sekolah/institusi PKPP.

Tujuan dari Case Conference tidak hanya untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa. Case Conference juga dapat dipakai sebagai ajang untuk bertanya, mendapatkan bantuan, ataupun hal lain yang memberikan manfaat bagi subjek dan mahasiswa. Psikologi yang efektif bukanlah psikolog yang tahu jawaban atas semua pertanyaan, melainkan psikolog yang tahu kepada siapa harus bertanya jika ia tidak tahu jawaban atas pertanyaan yang ada.

D. DEFINISI CLIENT CONTACT DAN NON-CONTACT

“Client contact“ menunjuk pada waktu di mana mahasiswa melakukan kegiatan menyangkut mengumpulkan data kasus secara langsung dari klien atau significant others, mempresentasikan data terkait dengan kasus yang ditangani dan melakukan intervensi.

Contoh:

Mengadministrasikan tes, melakukan konseling, sebagai fasilitator diskusi antara klien dengan peers, observasi terhadap klien, wawancara dengan significant others, memberikan feedback hasil asesmen kepada orangtua, dan kegiatan lain sejenis.

(19)

“Non contact“ menunjuk pada waktu dimana mahasiswa tidak sedang mengumpulkan data terkait dengan kasus yang ditangani dan tidak sedang melakukan intervensi.

Contoh :

Sesi supervisi, scoring tes, membaca manual tes, membaca referensi tentang terapi, menulis laporan, diskusi kasus dengan supervisor atau profesional terkait, tugas administrasi dan kegiatan lain sejenis.

(20)

CONTOH

LOGBOOK PKPP

PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI MAYORING PSIKOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nama: ____________________________ Lokasi: _____________________________ TANGGAL (HARI) AKTIVITAS CLIENT CONTACT NON CONTACT 27 Total dari aktivitas sebelumnya 25 jam

00 menit

30 jam 00 menit

05/09/10 Melakukan observasi behavioral di kelas dan playground - AA*

1 jam 00 menit Mengumpulkan data observasi behavioral

dan menulis laporan observasi behavioral

1 jam 00 menit Sesi asesmen (Binnet)-AA* 2 jam 00 menit

Skoring tes 1 jam 00 menit

Sesi intake & asesmen (grafis&WZT) – AK 1 jam 00 menit Wawancara guru kelas – AA* 1 jam 00 menit

Tugas-tugas administratif (filling data) 1 jam 00 menit 06/09/10 Sesi asesmen (WISC) – AK* 1 jam 30 menit

Skoring tes 0 jam 30 menit

Telepon orangtua – AA* dan AK* 0 jam 30 menit

Membaca artikel tentang kesulitan belajar 1 jam 30 menit Home visit – AA* 2 jam 00 menit

Menulis hasil home visit – AA* 1 jam 00 menit Sesi supervisi dengan Dosen Pembimbing 1 jam 00 menit 07/09/10 Diskusi dengan Guru Bimbingan

Konseling-BC*

1 jam 00 menit

Menyusun tes informal – AA* 2 jam 30 menit Sesi konseling dengan orangtua (AK) 1 jam 30 menit

Merencanakan asesmen – BC* 1 jam 00 menit Mengikuti rapat guru di sekolah 1 jam 00 menit Sesi Supervisi dengan Supervisor Lapangan 1 jam 00 menit

31 Total Keseluruhan Aktivitas 36 jam

30 menit

42 jam 30 menit

(21)

Saya menyatakan bahwa kegiatan yang saya tuliskan di atas telah saya lakukan dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 9 Agustus 2011

Supervisor Lapangan, Mahasiswa,

_________________________ __________________________

Dosen Pembimbing,

_________________________

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Program Studi Magister Psikologi Profesi Universitas “X” Bandung agar membuat program yang dapat meningkatkan derajat wellness dari mahasiswa Magister

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa dalam pengambilan keputusan mahasiswa yang kuliah pascasarjana pindah dari Magister Psikologi Profesi ke Magister

Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk: (1) mengetahui proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana pindah program studi dari

Bagus Wismanto, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister Profesi Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah. memberikan kesempatan bagi penulis

Daftar pada halaman berikut memuat Mata Kuliah dan Jadwal Perkuliahan yang diprogramkan untuk Semester Genap tahun 2014/2015 pada Program Magister Sains Psikologi Fakultas

Pelaksanaan PKPA ditujukan untuk mempersiapkan mahasiswa PSPA menjadi Apoteker yang mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional, legal dan etik

Menyuruh orang lain menggantikan kedudukan dalam kegiatan akademik, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menyuruh orang lain baik sivitas

Mahasiswa mendaftarkan diei ke Pengelola KP untuk melaksanakan seminar KP dengan melampirkan bukti acc pelaksanaan seminar pada kartu bimbingannya dari dosen