• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Struktur Atas Jembatan Gantung Pejalan Kaki Di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Struktur Atas Jembatan Gantung Pejalan Kaki Di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang memungkinkan route

transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.

Dengan adanya jembatan, waktu tempuh serta biaya transportasi untuk

menjangkau daerah yang terpisah tersebut dapat diminimalisir. Oleh sebab itu

jembatan memiliki multifungsi yang sangat penting dalam suatu lingkup

masyarakat. Jika jembatan tersebut runtuh maka akan menghambat aktivitas

masyarakat dan bahkan dapat melumpuhkan perekonomian di wilayah tersebut.

Jembatan gantung pejalan kaki merupakan salah satu jenis jembatan yang

banyak digunakan sebagai penghubung antar desa. Jembatan gantung pejalan kaki

memiliki keistimewaan strukturnya yang ringan dan fleksibel serta memiliki

kekuatan yang cukup baik. Keistimewaan yang lain dari jembatan gantung pejalan

kaki adalah dapat dibuat dengan bentangan yang lebih panjang tanpa harus

membangun pilar ditengah bentangnya sehingga menghasilkan biaya yang lebih

murah jika dibandingkan dengan jenis jembatan konvensional baja atau beton.

Namun, pada hakikatnya segala sesuatu tidak ada yang kekal abadi, suatu

struktur apabila dibebani terus menerus akan mengalami kelelahan atau (fatigue)

tidak terkecuali pada struktur jembatan gantung pejalan kaki. Ditambah dengan

meningkatnya perekenomian suatu daerah maka beban lalu lintas yang diterima

jembatanakan semakin meningkat. Maka dari itu berdasarkan peraturan dari Bridge Manageman System (BMS)(1993) pemeriksaan jembatan harus dilakukan

(2)

Pemeriksaan rutin dilakukan setahun sekali untuk mengetahui apakah

pemeliharaan rutin terhadap jembatan dilakukan dengan baik atau tidak.

Sementara itu pemeriksaan detail dilakukan paling sedikit sekali dalam 5 tahun

untuk mengetahui kondisi jembatan dengan mendata semua jenis kerusakan pada

elemen-elemennya agar dapat dipersiapkan strategi penanganan yang harus

dilakukan pada jembatan tersebut.

Jembatan gantung pejalan kaki di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayur

Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan, berada sekitar + 468 km dari kota medan,

atau dengan jalan lintas sumatera harus menempuh perjalanan selama 11 jam.

Jembatan tersebut telah berdiri dari tahun1980an. Namun jembatan tersebut belum

pernah menerapkan strategi BMS. Sehingga prosedur-prosedur pemeriksaan dan

pemeliharaan jembatan yang seharusnya dilakukan secara berskala tidak pernah

dilakukan. Gambar 1.1 dan gambar 1.2 adalah lokasi jembatan gantung pejalan

kaki di Desa Aek Libung, Tapanuli Selatan yang akan dibahas dalam tugas akhir

ini.

(3)

Elemen-elemen pada jembatan gantung pejalan kaki tersebut terbuat dari

baja yang memiliki masalah korosi seperti pada gambar 1.3. Selain itu elemen

lantai jembatan yang terbuat dari kayu juga sudah banyak yang terlepas dan lapuk

seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.4.

Gambar 1.2 Tampak Dari Atas Lokasi Jembatan Gantung

(4)

Melihat keadaan jembatan yang demikian maka perlu dilakukan evaluasi

pada struktur jembatan pejalankaki tersebut secara teoritis dengan pendekatan

menggunakan pemodelan yang dibantu dengan perangkat lunak yang ada. Apabila

nilai-nilai yang didapatkan dari hasil evaluasi ternyata sudah tidak memenuhi

persyaratan keamanan atau kenyamanan sebagai syarat layak fungsi jembatan,

maka perlu diberikan rekomendasi perbaikan struktur jembatan.

I.2 Tujuan penelitian

Adapun tujuan akhir yang diharapkan oleh penulis adalah :

1. Mengukur kerusakan yang diakibatkan oleh korosi terhadap kondisi

struktur jembatan gantung pejalan kaki.

2. Mengukur kerusakan yang diakibatkan oleh lapuk dan retaknya lantai

kayu jembatan serta dengan lepasannya beberapa gelagar penahan lateral

terhadap kondisi struktur jembatan gantung pejalan kaki.

3. Menghitung reaksi tumpuan, defleksi dan gaya-gaya ultimit akibat beban

yang bekerja pada jembatan secara teoritis dengan pemodelan

berdasarkan data hasil pengamatan dilapangan.

4. Menentukan apakah jembatan gantung pejalan kaki masih memenuhi

persyaratan keamanan dan kenyamanan sebagai syarat layak fungsi

jembatan atau tidak.

I.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menentukan kondisi keamanan dan

(5)

Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai syarat layak

fungsi jembatan, Mengingat kondisinya yang telah berumur lebih dari 30 tahun,

namun belum pernah ada pemeriksaan ataupun pemeliharaan pada

elemen-elemennya.

I.4 Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup yang akan dibahas dalam tugas akhir ini

dan untuk mempermudah penulis dalam menganalisa maka dibuat batasan-batasan

masalah yang meliputi :

1. Data dimensi jembatan dan profil baja diperoleh dari hasil survey

lapangan yang dilakukan.

2. Data kualitas mutu baja dan beton tidak dapat diperoleh dilapangan.

Sehingga diasumsikan untuk mutu baja memakai BJ 37 dan untuk beton

memakai beton mutu K175.

3. Penelitian hanya dilakukan untuk struktur atas jembatan yang terdiri dari

menara jembatan, kabel utama, kabel angin, kabel penggantung, gelagar

memanjang, gelagar melintang dan ikatan angin.

4. Pengaruh korosi dalam pengurangan luas tampang baja diambil dari

kondisi yang paling kritis kemudian dianggap seragam dalam satu jenis

elemen yang sama.

5. Evaluasi kondisi eksisting struktur jembatan gantung pejalan kaki

dihitung berdasarkan pendekatan pemodelan analisis struktur 2D yang

(6)

6. Beban-bebanyang bekerja berupa beban mati, beban hidup secara simetri

dan asimetri, beban angin, dan beban gempa.

7. Data defleksi dan frekuensi natural jembatan dilapangan tidak

didapatkan.

8. Persyaratan kenyamanan jembatan yang digunakan untuk mengevaluasi

jembatan gantung pejalan kaki mengacu pada Pemberlakukan Pedoman

Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Gantung untuk

Pejalan Kaki (2010) yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

9. Persyaran keamanan yang digunakan untuk mengevaluasi elemen-elemen

baja pada jembatan gantung pejalan kaki mengacu pada metode LRFD

berdasarkan SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja

untuk Bangunan gedung (2002).

I.5 Metodologi Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus.

Perencanaan dan perhitungan menggunakan data dan keterangan dari lapangan

dan dari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan tugas akhir ini serta

berdasarkan pada masukan dosen pembimbing.

I.6 Flowchart

(7)

Mulai

Studi Literatur

Perhitungan Beban Rencana DATA PRIMER :

1. Dimensi Profil Jembatan

2. Dimensi Gelagar Memanjang

3. Dimensi Gelagar Melintang

4. Dimensi Gelagar Pengaku

5. Panjang dan Lebar Jembatan

DATA SKUNDER :

1. Mutu Profil Baja, BJ37

2. Mutu Kayu, Kayu Kelas II

3. Mutu Beton, Beton K175

Pengumpulan Data

Momen Maksimum Struktur Pengaku Pemodelan Jembatan dengan SAP2000

Selesai Lendutan

Gaya Tarik Kabel Utama dan Batang Penggantung

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi Daerah Jembatan
Gambar 1.3 Elemen Kabel Yang Terkena Korosi.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini Anda bisa membaca buku resep untuk membuat keripik pisang yang bercitarasa lezat, praktek sendiri di rumah hingga menemukan racikan bumbu yang pas,

Pemerintahan Desa Mata Air harus merubah pola pikirnya menjadi lebih maju dengan menggunakan aplikasi akuntansi yang sudah banyak ada dan mudah untuk didapatkan,

Dari penelitian yang telah dilakukan tentang strategi coping pada remaja yang tinggal pada keluarga dengan kekerasan dalam rumah tangga ditarik kesimpulan bahwa

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah

BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Pengawasan dan Evaluasi Penguatan Perdamaian 6

Dana Pekerjaan 10 DINAS PERDAGANGAN DAN PASAR Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 1 SIM Pasar,Peralatan Kantor Rp.

3.9.5 Menganalisis informasi dari teks ekplanasi berupa paparan kejadian suatu fenomena alam yang diperdengarkan atau dibaca dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan,

Di  Batam  terdapat  banyak  lokasi  penangkapan  ikan  yang  umumnya  terletak  di  terumbu  karang  atau  perairan  sekitar  pulau‐pulau  kecil  yang