• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Maslow terhadap Motivasi Menjadi Guru Sekolah Minggu di Gereja Kristen Jawa Tangerang T1 712012009 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Teori Maslow terhadap Motivasi Menjadi Guru Sekolah Minggu di Gereja Kristen Jawa Tangerang T1 712012009 BAB IV"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

21

4. Kajian Teori Maslow terhadap Motivasi Menjadi Guru Sekolah

Minggu di GKJ Tangerang

Setelah data yang dikumpulkan oleh penulis telah lengkap, maka selanjutnya penulis melakukan analisis dengan metode deskripsi dengan pendekatan kualitatif. Untuk dapat menganalisis motivasi guru sekolah minggu yang dimiliki oleh guru sekolah minggu GKJ Tangerang, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan kajian teori kebutuhan Abraham Maslow. Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis menemukan empat pokok bahasan yang akan dianalisis pada bagian ini.

4.1. Kebutuhan akan Rasa Aman terhadap Motivasi menjadi Guru Sekolah

Minggu di GKJ Tangerang

Kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan yang lebih tinggi dan menjadi lebih penting dari pada kebutuhan fisiologis. Oleh karena itu dalam perilaku tercermin upaya seseorang untuk tetap berada dalam situasi yang aman.1 Beberapa GSM (Guru Sekolah Minggu) di GKJ Tangerang yang termotivasi dengan hobinya. GSM ini merasa nyaman akan hobinya yaitu bermain gitar, sehingga mereka ingin tergabung dalam pelayanan sekolah minggu menjadi seorang guru. GSM ini ingin tetap berada dalam situasinya yang aman dalam pelayanannya di sekolah minggu menjadi pemusik. Anak-anak pun memberikan respons yang positif ketika mereka bermain musik. Dengan musik ini timbul daya kreasi dan inovasi dari GSM. Dengan mereka bermain musik juga memberikan rasa aman kepada anak sekolah minggu. Ketika anak-anak merasa jenuh dalam proses belajar mengajar bisa diselingi dengan menyanyi yang diiringi musik. Karena dengan adanya musik, anak-anak bisa menghayati kata-kata dalam setiap lagu. Hal ini yang membuat anak-anak menjadi senang dan mendapatkan rasa aman dalam proses belajar-mengajar.

Untuk itu hasil penelitian tersebut sejalan dengan pemikiran Maslow, bahwa kebutuhan akan rasa aman ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturannya dalam lingkungan.2

1

Sahlan Asnawi, Teori Motivasi: Dalam Pendekatan Psikologi (Jakarta: Studia Press, 2002), 94.

2

(2)

22

Dengan adanya pemenuhan kebutuhan akan keamanan dan kenyamanan membuat guru sekolah minggu bisa bekerja secara maksimal, sehingga proses pelayanan sekolah minggu dapat berjalan dengan maksimal juga. Namun, bagi GSM yang bertugas sebagai pemusik ini seringkali menolak apabila ditugaskan untuk membawakan Firman di kelas. Hal ini diakibatkan GSM merasa kurang maksimal dan tidak nyaman untuk membawakan Firman, karena tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

4.2. Kebutuhan akan Cinta Kasih terhadap Motivasi menjadi Guru Sekolah

Minggu di GKJ Tangerang

Kebutuhan akan cinta kasih ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional individu lain, baik di lingkungan keluarga maupun di tempat pelayanannya (sekolah minggu).3 Kebutuhan akan cinta, memiliki dan kasih sayang merupakan proses sosialisasi yang dijalani manusia. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan ada motivasi guru sekolah minggu di GKJ Tangerang yang termasuk dalam kebutuhan akan cinta kasih. Motivasi tersebut yaitu GSM menyukai anak-anak. Karena anak-anak ini menggemaskan dan pintar, sehingga GSM ingin memberikan kasih sayangnya dengan melayani mereka. Dalam proses belajar mengajar sangat membutuhkan adanya kasih sayang dari seorang GSM kepada anak-anak sekolah minggu. Dengan kasih sayang ini pun anak-anak juga merasakan adanya keakaraban dengan gurunya. Maka dengan begitu, anak-anak sekolah minggu juga menyukai guru sekolah minggu dan mereka senang dengan mengikuti kelas sekolah minggu. Cinta dan kasih sayang yang dimiliki GSM ini sangat tulus diberikan kepada anak sekolah minggu. Hal ini akan membuat GSM dalam mengajarnya penuh sukacita, semangat dan menghayati sebagai GSM yang disenangi oleh anak-anak. Dasar dari GSM menyukai anak-anak yaitu GSM terlebih mencintai Tuhan Yesus. Dengan cinta GSM kepada Yesus itulah GSM memiliki kekuatan hati seorang hamba Tuhan yang melayani anak-anak di Gereja. Karena cinta merupakan motivasi yang sangat kuat untuk melayani. Cinta kepada Tuhan dan cinta kepada anak-anak akan membuat cara guru sekolah minggu melayani begitu hidup,

3

(3)

23

bersemangat, bersahabat dan penuh sukacita. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut maka sejalan dengan pandangan yang ditekankan oleh Maslow bahwa manusia mempunyai kebutuhan akan cinta kasih.4

Cinta seorang GSM itu sederhana, yakni sebuah cinta yang tidak bisa memiliki secara penuh, namun juga tidak bisa melupakannya. Apabila di sekolah minggu ini tidak ada cinta, maka hidup akan terasa gersang, hampa, dan tidak ada dinamika. Melalui cinta yang diberikan GSM dapat membuat anak sekolah minggu senantiasa berada dalam kondisi emosi positif yang merangsang mereka untuk menemukan makna, baik diri, kehidupan, maupun kegiatan belajar untuk mengenal Firman Tuhan. Maka cinta juga mengajarkan kepada guru sekolah minggu bahwa setiap kecerdasan seorang anak menjadi jalan masuk untuk membuat anak senang mengenal Tuhan, dan memperoleh makna.

4.3. Kebutuhan akan Dihargai dan Dihormati terhadap Motivasi menjadi

Guru Sekolah Minggu di GKJ Tangerang

Kebutuhan penghargaan diri memotivasi seseorang untuk berusaha keras mencapai cita-cita, kekuatan, rasa percaya diri, kemandirian, dan kebebasan. Kebutuhan penghargaan diri nampak merupakan keinginan kuat untuk merasa diri sendiri menjadi lebih bernilai.5 Untuk itu kebutuhan penghargaan terkait dengan orang lain dalam melibatkan keinginan atas reputasi, status, pengakuan, penghargaan oleh orang lain atas kemampuannya. Sesuai hasil dari wawancara ada seorang pemuda di GKJ Tangerang termotivasi ingin melakukan regenerasi dalam guru sekolah minggu. Maka dari itu, ia melibatkan diri dalam pelayanan sekolah minggu. GSM ini pun merasakan bahwa ia memiliki kepercayaan diri melakukan regenerasi GSM di GKJ Tangerang. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Maslow, bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni harga diri dan penghargaan dari orang lain. GSM ini memiliki cukup harga diri yang meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi dan penguasaan.

4

Abraham Maslow, Motivation and Personality, Third Edition, 23.

5

(4)

24

Selain harga diri, GSM memiliki penghargaan yang berupa pengakuan, penerimaan, perhatian dari GSM lainnya ataupun anak sekolah minggu. GSM mendapatkan penghargaan dari berjalannya waktu mengajar. Anak sekolah minggu memberikan perhatian kepada gurunya berupa keakraban seperti kakak dan adik. Karena anak sekolah minggu di GKJ Tangerang lebih menyukai GSM yang berusia seperti kakaknya mereka sendiri. GSM juga mendapatkan penerimaan dalam melakukan regenerasi GSM. Penerimaan ini didapatkan dari bapak dan ibu GSM. Regenerasi GSM perlu dilakukan oleh para pemuda, supaya ada pergantian generasi untuk menjadi guru sekolah minggu. Penerimaan ini didapatkan dari kompetensi yang dimiliki oleh GSM tersebut. GSM memiliki kompetensi dalam hal mengembangkan diri untuk belajar melayani anak sekolah minggu.

4.4. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri terhadap Motivasi menjadi Guru

Sekolah Minggu di GKJ Tangerang

Aktualisasi diri ini dapat didefinisikan sebagai perkembangan dari individu yang paling tinggi, mengembangkan semua potensi yang ia miliki. Melalui hasil wawancara dengan guru sekolah minggu GKJ Tangerang, motivasi GSM yaitu ingin memberikan panutan atau pemberdayaan pada anak sekolah minggu yang masih kurang dalam beretika.6 Dengan demikian, motivasi tersebut termasuk dalam kebutuhan akan aktualisasi diri. Hal ini dikarenakan GSM ingin mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk melakukan pemberdayaan seperti pemberian pelajaran karakter yang sesuai dengan anak-anak. GSM ini mempunyai latar belakang di bidang psikologi dan seorang guru, sehingga ia menguasai hal karakter yang ada pada anak. Dengan GSM melakukan pemberdayaan ini, maka anak sekolah minggu pun merasakan bahwa gurunya itu peduli dengannya. Dengan demikian, anak sekolah minggu senang mendapatkan pengajaran untuk belajar sopan santun saat berbicara dengan orang yang lebih tua dari mereka. Selain itu, GSM dapat mengajarkan budi pekerti dan moralitas anak dalam hidup sehari-hari, yang mewujud dalam bentuk tingkah laku anak yang

6

(5)

25

diterangi oleh imannya. GSM juga mengajarkan hidup Kristen yang tidak individualistis (yang hanya mementingkan diri sendiri, egois). Tetapi, para GSM diharapkan mengajak para murid untuk memahami betapa sesama adalah berkat Tuhan bagi kita untuk kita kasihi. Karena pemberdayaan ini mampu mengembangkan kepribadian dan moralitas anak dalam terang iman kepada Tuhan Yesus.

Untuk itu hasil penelitian tersebut sejalan dengan pemikiran Maslow, bahwa tanpa kecuali orang-orang yang mengaktualisasikan diri membaktikan hidupnya pada pekerjaan, tugas, kewajiban atau panggilan tertentu yang mereka pandang penting.7 Karena berminat untuk menjadi seorang guru sekolah minggu, mereka bekerja keras untuk bertanggung jawab mengubah perilaku anak-anak yang kurang baik. Rupanya rasa bertanggung jawab atas tugas yang penting merupakan syarat utama bagi pertumbuhan, aktualisasi diri serta kebahagiaan.8 Hal sebagian ini lahir dari kemampuan GSM berkonsentrasi pada tugas yang harus mereka kerjakan. GSM penuh kepercayaan diri dan memiliki harga diri. Berkat semua itu mereka dapat lebih memusatkan perhatian pada tugas yang harus diselesaikan daripada mempertahankan ego mereka sendiri.

7

Abraham H. Maslow, Motivation and Personality (New York: Harper & Row, 1945), 53.

8

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 08/PPBJ/01.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian

First, there was no significant difference in the self-assessment scores between male and female students, indicating that gender does not provide any construct-irrelevant variance

Ada beberapa penelitian yang menggambarkan tentang Contract Change Order (Perubahan Kontrak Pekerjaan) diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang

Dalam perspektif tanggungjawab sosial perusahaan, yang harus diuntungkan dengan adanya perusahaan, tidak hanya pemegang atau pemilik saham ( share-holders ) perusahaan

Dalam hal ini peraturan perundang-undangan yang dimaksud adalah peraturan daerah provinsi jawa timur nomor 4 Tahun 2011 yang terdapat pada pasal 15 dan 16

Tahap kedua tersebut merupakan proses penelitian empiris di lapangan untuk membuktikan bahwa sebenarnya masyarakat Islam mempunyai nilai-nilai yang dapat dijadikan sumber

Analisis Aspek Sosiologi Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta rekaman suara (lagu) di Kota Makassar (Makassar :Tesis, Hukum Perdata, Universitas Hassanudin,2002).

Cara penyajian seperti ini sangat cocok diterapkan pada mata pelajaran fisika, khususnya pada materi dinamika partikel yang banyak menggunakan representasi free