Implementasi
E-HEALTH
Terhadap Perkembangan Teknologi
Informasi dan Ketersediaan Infrastruktur di Indonesia
Wirson – 55416120017
Email : [email protected] Universitas Mercu Buana Magister Teknik Elektro
Dosen : DR. Ir. Iwan Krisnadi, MBA
ABSTRAK
Dalam berbagai bidang di seluruh dunia, internet saat ini sudah menjadi sarana komunikasi yang paling efektif dan efisien. Aplikasi learning dalam bidang pendidikan, commerce dalam bidang bisnis, dan e-government dalam bidang pemerintahan sudah banyak diimplementasikan dan terbukti memberi manfaat yang besar. Didalam dunia kesehatan pun kini sudah mengimplementasikan potensi internet ini. Sekarang ini, internet menjadi sarana pertukaran informasi yang berguna untuk penyedia layanan kesehatan (provider) dan pengguna layanan kesehatan (consumer). Perkembangan ilmu dan teknologi terutama dibidang komunikasi informasi dan komputerisasi telah mengubah wajah dunia dari konvensional menuju dunia modern. Pengaruh kemajuan tersebut tidak dapat dihindari, hal ini berlaku juga di bidang kesehatan. Rumah sakit di Indonesia saat ini berlomba - lomba mengembangkan diri dalam hal kualitas manajemen pelayanan kesehatan dengan menerapkan Electronic Health (E-Health) untuk mendukung perubahan dan perbaikan di semua aspek dan bidang layanan kesehatan.
Kata kunci : E-Health, Terintegrasi, Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
I. PENDAHULUAN
Definisi E-Health menurut World
Health Organization (WHO), yaitu “the
use of information and communication technologies (ICT) for health to, for example, treat patients, pursue research, educate students, track diseases and monitor public health.”
Sedangkan pengertian E-Health menurut
KepMenKes Nomor
192/MENKES/SK/VI /2012 adalah
pemanfaatan Tehnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sektor kesehatan terutama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
E-Health adalah aplikasi internet atau teknologi lain yang berkaitan di bidang pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses, efisiensi, efektivitas, dan kualitas dari proses medis dan bisnis, yang melibatkan organisasi pelayanan medis (rumah sakit atau klinik), praktisi medis (dokter atau terapis), laboratorium, apotek, asuransi, dan pasien sebagai konsumen .
Solusi yang ditawarkan
e-health meliputi produk, sistem, dan
layanan, sebagai contoh : informasi
kesehatan, rekam medis elektronik,
layanan pembelian obat, sistem
komunikasi antar pengguna, dan
informasi lainnya terkait pencegahan
penyakit, diagnosa, perawatan,
monitoring kesehatan, dan manajemen gaya hidup.
WHO telah mengeluarkan resolusi tentang E-Health untuk mendorong kepada setiap negara untuk menyusun
rencana jangka panjang tentang
pengembangan layanan kesehatan
berbasis E-Health baik untuk
administrasi, regulasi maupun
infrastruktur.
Sistem Informasi Kesehatan yang selanjutnya disebut SIK adalah suatu sistem terintegrasi yang mengelola data
dan informasi publik (Pemerintah,
masyarakat dan swasta) di seluruh tingkat pemerintahan secara sistematis untuk mendukung pembangunan kesehatan.
II. TUJUAN
Berdasarkan hal – hal tersebut diatas,
informasi dan ketersediaan infrastruktur di Indonesia.
III. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari makalah
ini antara lain untuk mengetahui
pemanfaataan komunikasi elektronik dan
teknologi informasi pada bidang
kesehatan, baik untuk pemanfaatan
sendiri (lokal) maupun antar layanan kesehatan yang berbeda dan jauh untuk
tujuan klinik, pengajaran maupun
administratif.
IV. METODOLOGI
Metode penelitian ini dilakukan dengan
cara melakukan pengumpulan data
tentang E-health serta hukum atau
Dari pengembangan sistem E-Health
terdapat beberapa isu – isu strategis yang
akan dibahas yaitu :
a. Tidak terintegrasinya Sistem Informasi
Kesehatan (SIK)
b. Masalah atau potensi masalah yang
harus diatasi agar sistem E-Health dapat dilaksanakan
c. Manfaat yang diharapkan dengan
adanya E-Health
VI. PEMBAHASAN
Diagram Sederhana System E-Health Secara sederhana sistem E-Health terdiri atas sejumlah “Stasiun Medis” yang satu sama lain dihubungkan dalam suatu jaringan (Network). Suatu stasiun medis sendiri dapat terdiri atas :
a. Komputer dengan perangkat lunak di
dalamnya
b. Sebuah perangkat antar-muka pasien
c. Sejumlah instrument biomedika
(tergantung keperluan)
d. Sebuah perangkat antar-muka
pengguna (berikut alat input output yang digunakan)
e. Jaringan dan perangkat telekomunikasi
yang tersedia.
Gambar 1.
Diagram Sederhana System E-Health
1. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang terintegrasi
Penguatan SIK dilakukan dengan mengembangkan model SIK nasional yaitu SIK yang terintegrasi. SIK yang terintegrasi adalah sistem informasi yang menyediakan mekanisme saling hubung antar sub sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai.
Bila digambarkan model SIK yang terintegrasi adalah seperti gambar di bawah ini. Pada model ini terdapat 7 (tujuh) komponen yang saling terhubung dan saling terkait, yaitu :
a. Sumber Data Manual
Kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan
secara manual atau secara
komputerisasi offline.
b. Sumber Data Komputerisasi
Kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang sudah dilakukan secara komputerisasi online dan data langsung di kirim ke Bank Data Kesehatan Nasional
c. Sistem Informasi Dinas kesehatan
Sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan
d. Sistem Informasi Pemangku
Kepentingan
Sistem informasi yang dikelola oleh
pemangku kepentingan terkait
e. Bank Data Kesehatan Nasional
Menyimpan data – data yang diinput
oleh sistem informasi dinas
kesehatan
f. Penggunaan Data oleh Kementerian
Kesehatan
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh semua
unit-unit program di Kementerian
Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.
g. Pengguna Data
Semua pemangku kepentingan yang
tidak/belum memiliki sistem
informasi sendiri serta masyarakat
yang membutuhkan informasi
kesehatan dapat mengakses
informasi yang diperlukan dari Bank Data Kesehatan Nasional melalui website Kementerian Kesehatan.
Gambar 2.
Model Sistem Informasi yang terintegrasi
Dibawa ini merupakan contoh kasus aplikasi satelit untuk pelayanan kesehatan jarak jauh, antara lain:
a. Telemedicine via ACTS (Advanced
Communications Technology
Satellite ) - NASA.
ACTS merupakan salah satu pionir dalam mengaplikasikan telemedicine via satelit. Salah satu eksprimen
telemedicine yang dilakukan
adalah telemammography, yang
mendemontrasikan pengiriman citra mammografi resolusi tinggi dari
daerah pedesaan ke kota
menggunakan jaringan akses satelit. Mammografi adalah citra radiologi
yang dapat membantu
pendeteksian kanker payudara dalam tahap dini.
b. Jaringan Informasi Medis
Asia-Pasifik via ETS-V (AMINE - Asia
Pacific Medical Information
Network via ETS-V.Proyek yang dilaksanakan oleh National Space
Development Agency
(NASDA) dan Departemen Pos dan telekomunikasi Jepang serta dibantu
oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Tokai Jepang ini
mendirikan 25 stasiun bumi yang
menggunakan L-Band VSAT di
setiap stasiunnya. Stasiun bumi
tersebut tersebar di
Thailand, Kamboja, Papua
Nugini, Fiji, China, dan Jepang.
Setelah selama empat tahun
beroperasi (1992-1996) ternyata 80% traffik adalah trafik non-klinis seperti
masalah-masalah administrasi,
manajemen rumah sakit, dan
urusan logistik. Oleh Karena itu AMINE merekomendasikan agar desain telemedicine di masa yang akan datang turut memperhitungkan trafik-trafik non-klinis seperti ini. Hasil yang nyata adalah AMINE
telah berhasil menyelamatkan
2. Potensi Masalah yang timbul dalam pelaksanaan E-Health
Dalam pelaksanaan sistem ini perlu dilakukan control pada beberapa masalah atau potensi masalah yang akan timbul
saat penerapannya sehingga dapat
berjalan dengan baik dan terencana.
Berikut masalah – masalah yang akan
timbuk dan perlu di atasi :
a. Kesiapan sumberdaya manusia
b. Kesiapan organisasi yang terlibat
c. Budaya kerja
d. Perkembangan teknologi dan
ketersediaan infrastruktur
e. Masalah birokrasi
f. Hubungan antara konsumen dan
tenaga kesehatan
3. Manfaat E-Health
E-health ini diharapkan dapat
meningkatkan berbagai aspek kesehatan (kualitas, efisiensi, biaya, dan akses) untuk:
a. Mendukung pemberian pelayanan
yang di sesuaikan dengan pasien
individu, dimana Teknologi
Informasi dan Teknologi
memungkinkan pengambilan
keputusan yang lebih baik
berdasarkan data bukti dan pasien - spesifik.
b. Meningkatkan transparansi dan akun
tabilitas proses perawatan dan
memfasilitasi perawatan bersama melintasi batas.
c. Membantu praktik berbasis bukti dan
pengurangan kesalahan.
d. Meningkatkan akurasi diagnostik dan
kesesuaian pengobatan.
e. Meningkatkan akses terhadap
kesehatan yang efektif
dengan mengurangi hambatan yang diciptakan, misalnya dengan lokasi fisik atau kecacatan.
f. Memfasilitasi pemberdayaan pasien
untuk perawatan diri
dan pengambilan keputusan
kesehatan.
g. Meningkatkan efesiensi biaya
melaluui penyerdahanaan proses,
mengurangi waktu menunggu dan limbah.
VII.PENUTUP 1. Kesimpulan
Indonesia saat ini memiliki potensi yang besar untuk menerapkan e-health karena dengan media elektronik sudah dapat menjangkau kepulauan yang ada di
indonesia secara lebih cepat
dibandingkan dengan media
nonelektronik.
E-health merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan secara elektronis yang
mempunyai tujuan untuk mendukung kegiatan kesehatan secara umum dan meningkatkan kualitas sistem pelayanan digitalisasi data.
E-Health memang belum bisa
diterapkan dalam waktu dekat. Hal itu disebabkan sumber daya manusia (SDM) industri kesehatan yang ada belum menguasai teknologi secara keseluruhan. Sistem e-Health tersebut akan merombak sistem layanan yang ada di rumah sakit selama ini. Apalagi rumah sakit tersebut belum menerapkan teknologi untuk menunjang operasionalnya. Beberapa yang harus dikuasai sebelum e-Health ini diterapkan adalah masalah informasi dan teknologi (IT). Hingga saat ini tidak semua rumah sakit hingga puskesmas memiliki infrastruktur IT memadai. Padahal, untuk bisa menerapkan sistem layanan e-Health tersebut dibutuhkan infrastruktur IT yang cukup, koneksi dan integrasi antara pihak rumah sakit hingga masalah kecepatan akses bandwidth internet.
Penerapan layanan e-Health di
Indonesia dinilai baru akan berhasil jika ada dorongan dari instansi terkait seperti
Kementrian Kesehatan untuk
mensosialisasikan penggunaannya.
Pengembangan e-Health pun perlu didasarkan pada kebutuhan pengguna akan layanan kesehatan, sehingga akan tercipta e-Health yang tepat sasaran dan mampu meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia.
2. Saran
Adapun saran sarang yang dapat penulis berikan terkait masalah ini adalah :
a. Seharusnya SIK sudah terintegrasi
dan tidak terfragmentasi (belum terintegrasi) dan dikelola satu pihak sehingga tidak terdapat “pulaupulau informasi”.
b. Perkuat legislasi yang ada untuk
mendukung integrasi SIK.
c. Harus ditentukan penanggung jawab
khusus SIK (petugas SIK umumnya masih rangkap jabatan
d. Sesuainya anggaran untuk teknologi
informasi dan komunikasi khususnya untuk pemeliharaan
e. Perkuat mekanisme monitoring,
evaluasi dan audit SIK.
f. Perbaikan pada kualitas data yang
masih bermasalah (tidak: akurat, lengkap, tepat waktu)
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementrian Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan NOMOR 192/MENKES/SK/VI/2012 Roadmap Rencana Aksi Penguatan Sistem Informasi Keasehatan
[2] Soegijardjo Soegijoko, J. Hasugian, T.S.Barkah,
“Internet and Mobile Phone – Based eHealth
Systems for Outbreak Management and Safe Motherhood Program in Community Health Center
Environment”, Med-e-Tel 2009, Luxembourg, 1 –
4 April 2009
[3] Soegijardjo Soegijoko, “ICT Applications in
e-Health: Improving Community Healthcare
Services Towards Achieving the MDGs”, United
Nations Roundtable on ‘Governance and
Applications of ICT for Achieving the MDGs’, The United Conference Centre, Bangkok (Thailand), 9 – 10 December 2009.
[4] A.C. Norris, Essentials of Telemedicine and Telecare, John Wiley & Sons, USA<Australia, Singapore, Canada, 2002