PRESS RELEASE
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA, USAID IUWASH PLUS DAN JICA GELAR LOKAKARYA PENGEMBANGAN GRAND DESIGN
AIR MINUM DAN SANITASI JAKARTA Untuk disiarkan segera
Rabu, 30 Agustus, 2017
DKI Jakarta menghadapi perkembangan dan perubahan kota yang sangat dinamis. Pertumbuhan penduduk dan pemukiman di Jakarta butuh dukungan kapasitas layanan lingkungan. DKI Jakarta masih memiliki wilayah yang dikategorikan sebagai daerah kumuh dengan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang perlu mendapat perhatian terkait ketersediaan air minum dan sanitasi yang aman. Pada tahun 2014, proporsi keluarga yang belum mempunyai akses air minum yang aman masih cukup besar yang mencapai 8,5%. Sementara proporsi keluarga tanpa akses sanitasi yang memenuhi syarat (termasuk masyarakat yang Buang Air Besar Sembarangan/BABS dan rumah tanpa tangki septik di sepanjang sungai dan kawasan kumuh) juga masih besar yang mencapai 8,7%. Fasilitas sanitasi yang belum memadai mengakibatkan tingginya kontaminasi E-Coli pada air tanah. Pemprov DKI Jakarta melakukan pemantauan di 80 titik di 21 daerah aliran sungai, dan dari 14 titik pantau, semua titik menunjukkan konsentrasi Total Coliform berada diatas ambang baku mutu yang ditetapkan yaitu: 100.000/100 ml dibanding baku mutu 2.000/100 ml (BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2014).
Menyadari kondisi ini, pemerintah provinsi DKI Jakarta terus berbenah untuk meningkatkan sistem layanan air minum dan sanitasi bagi warganya. Pemerintah DKI berkomitmen untuk menyusun dokumen Grand Design air minum dan sanitasi DKI Jakarta, yang akan menjadi komitmen bersama untuk peningkatan ketersediaan akses air minum dan sanitasi bagi penduduk DKI Jakarta, terutama masyarakat miskin dan rentan. Grand Design ini akan menjadi salhsatu masukan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2018-2022.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan USAID IUWASH PLUS dan JICA menggelar lokakarya 1 hari untuk mendiskusikan kondisi, isu, dan upaya penanganannya terkait terkait air minum dan sanitasi dengan berbagai pemangku kepentingan baik Pemerintah Pusat, Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), serta perwakilan lembaga non pemerintah. Lokakarya ini menjadi bagian upaya penyusunan Grand Design Air Minum dan Sanitasi Jakarta. Acara ini akan dilaksanakan di Hotel Borobudur, 30 Agustus 2017, jam 8.30 - selesai.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Oswar Mungkasa mengatakan Pemerintah DKI Jakarta membutuhkan masukan dari berbagai pihak, termasuk mitra dan donor yang bekerja di sektor air minum dan sanitasi, seperti USAID IUWASH PLUS, JICA, dan mitra lainnya. “DKI Jakarta memerlukan acuan untuk menyusun program dan kegiatan air minum dan sanitasi yang dapat menjawab kondisi dan realitas yang ada, dan juga untuk mengoptimalkan sinergi dan kolaborasi antar OPD dan pelaku lainnya”. “Acuan tersebut berupa peta interaktif yang dapat menunjukkan kondisi layanan air minum dan sanitasi di Jakarta, dan parameter lain yang
mengusulkan program dan kegiatan untuk sektor air minum dan sanitasi dalam RPJMD 2018-2022” Ujar Oswar.
Chief of Party USAID IUWASH PLUS Louis O`Brien mengatakan USAID IUWASH PLUS mendukung dan memasilitasi pemerintah DKI Jakarta melalui penguatan institusi
pemerintah dalam menangani sektor air minum dan sanitasi melalui dukungan teknis, instrumen, dan penyusunan kebijakan. “IUWASH PLUS berkomitmen mendukung pemerintah DKI Jakarta mendorong percepatan peningkatan akses air minum dan sanitasi yang aman melalui penyusunan Grand Design. Upaya ini juga akan dilanjutkan dengan dukungan langsung untuk peningkatan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kelurahan-kelurahan prioritas yang telah teridentifikasi dalam Peta Interaktif. Dan juga perkuatan institusi penyedia jasa air
minum dan sanitasi yang dimulai dari kemitraan dengan PD PAL untuk Program Layanan Lumpur Tinja Terjadual (LLTT). Grand Design ini akan ikut berkontribusi pada pencapaian target Akses Universal 2019 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030 yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia,” ujar Louis O`Brien.
Senior Representative of JICA Indonesia Office, Tetsuya Harada mengatakan kerjasama antara JICA dan DKI Jakarta di bidang air minum maupun sanitasi mempunyai sejarah yang panjang sejak tahun 1970-an. Tahun 2012, JICA membantu dalam penyusunan Master Plan pengelolaan air limbah di DKI Jakarta. Saat ini, JICA sedang bekerjasama dan mendukung upaya Pemerintah Pusat dan DKI Jakarta dalam membangun sistem pengelolaan air limbah terpusat, maupun untuk meningkatkan kapasitas perencanaan sistem pengelolaan air limbah di DKI Jakarta antara lain dalam penyusunan RPJMD maupun regulasi terkait. Untuk mencapai hasil kegiatan yang optimal dan kelancaran pelaksanaan, koordinasi di antara OPD sangat penting. Kami harapkan bahwa lokakarya hari ini dapat meningkatkan ikatan dan kerja sama diantara para OPD maupun Mitra Kerjanya.
Pemerintah DKI Jakarta berharap Grand Design dapat menjadi komitmen bersama dari berbagai pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan penyediaan air minum, dan sanitasi dalam upaya menuju kota Jakarta yang berketahanan.
Untuk informasi lebih lanjut:
Silahkan menghubungi Humas Pemda DKI Jakarta Contact media: Bapak Mentha (08128403984)