Optimalisasi
Optimalisasi
Marketing Mix
Marketing Mix
Syari’ah Pada UKM
Syari’ah Pada UKM
•
Dalam
Al-Quran
kata
syari’ah
disebutkan hanya
sekali dalam Surah Al-Jatsiyah ayat 18 yang artinya:
•
“
Kemudian Kami Jadikan kamuberada didalam
suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu,
maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu
Marketing
adalah bentuk muamalah (perdagangan)
yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang
dalam segala proses transaksinya
terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh
ketentuan syari’ah.
Islam mengajarkan umatnya untuk melibatkan diri dalam berdagang untuk mencapai kesejahteraan ekonomi
Al Quran surat An Nisa’ ayat 29 :
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika
keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka
keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang”. (HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532)
Marketing Syari’ah
Marketing Syari’ah
Kegiatan pemasaran (Marketing) harus
dilandasi oleh semangat ibadah
kepada ALLAH SWT Tuhan Sang Maha
Pencipta, berusaha semaksimal mungkin
dengan tujuan untuk kesejahteraan
Marketing Syari’ah menggabungkan prinsip maksimalisasi nilai-nilai marketing dengan prinsip-prinsip Islami untuk kesejahteraan masyarakat.
Marketing Syari’ah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan penawaran dan perubahan
value
dari Produsen kepada Konsumen, yang dalam keseluruhanprosesnya sesuai dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah (perdagangan) dalam Islam.
Karakteri
Karakteri
s
s
tik
tik
Marketing S
Marketing S
yari
yari
’
’
ah
ah
1. Ketuhanan (rabbaniyah
)
– Bersifat religius: Keyakinan bahwa
hukum-hukum syari’ah merupakan hukum-hukum yang paling adil dan paling sempurna, dan Perasaan
merasa bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya.
2. Etis (akhlaqiyyah)
– Mengedepankan masalah akhlak (moral dan
3. Realistis (al-waqi'yyah)
– bukan konsep yang eksklusif, fanatis, anti modernitas,
dan kaku, melainkan fleksibel dalam koridor syari’ah.
– marketer syariah adalah para marketer profesional ,
dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, bekerja sangat dengan profesional, dan
mengedepankan nilai-nilai religius, keshalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam segala aktifitas
marketingnya.
4. Humanistis (insaniyyah)
– Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan
kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, tanah air, dan status. Hal inilah yang membuat
BISNIS CARA RASULULLAH SAW
BISNIS CARA RASULULLAH SAW
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah SAW
terdapat suri teladan yang baik bagi kamu,
(yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kebahagiaan) hari kiamat dan ia
banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab
[33]:21).
Nabi Muhammd SAW, juga adalah manusia
biasa; beliau makan, minum, berkeluarga dan
bertetangga, juga
Berbisnis
dan berpolitik,
Nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi Muhammad SAW sebagai
Marketer Syari’ah
Marketer Syari’ah
Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berbisnis (berdagang), karena berbisnis dapat menimbulkan kemandirian dan
kesejahteraan bagi keluarga, tanpa tergantung atau menjadi beban orang lain.
Al-Quran juga memberi motivasi untuk berbisnis pada ayat berikut: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu.” (QS Al-Baqarah : 198)
Nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi Muhammad SAW sebagai
Marketer Profesional
Marketer Profesional
Dalam transaksi bisnisnya sebagai pedagang professional tidak ada tawar menawar dan
pertengkaran antara Nabi Muhammad SAW dan
para pelanggannya, sebagaimana sering disaksikan pada waktu itu di pasar-pasar sepanjang jazirah
Arab.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil , kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku degan suka sama suka diantara kamu.”
Nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi Muhammad SAW sebagai
Marketer yang Jujur
Marketer yang Jujur
Nabi Muhammad SAW benar-benar mengikuti prinsip-prinsip perdagangan yang adil dan jujur dalam transaksi-transaksinya.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:”Pedagang yang
senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang-orang-orang yang mati syahid.”
(HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no. 1130)
“Para pedagang kaya akan dibangkitkan
pada HariKebangkitan sebagai pelaku-
pelaku kejahatan, kecuali mereka yang
taqwa pada Allah, jujur, dan selalu
mengatakan kebenaran.”
"Penuhilah takaran dan timbangan dengan
jujur, karena Kami tidak memberi beban
kepada seseorang melainkan menurut
kemampuannya." (Al-An'am: 152)
Penuhilah takaran apabila kamu menakar,
dan timbanglah dengan jujur dan lurus, yang
demikian itu lebih baik dan sebaik-baik
kesudahan. (Al-Isra': 35)
Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW
Menghindari Bisnis Haram
Menghindari Bisnis Haram
Nabi Muhammad SAW melarang beberapa jenis perdagangan , baik karena sistem-nya maupun karena ada unsur-unsur yang diharamkan
didalamnya.
Unsur
Unsur yang diharamkan:
Memperjual-belikan benda-benda yang dilarang dalam Al-Quran adalah haram. misalnya, melarang mengkonsumsi daging babi, darah, bangkai dan alkohol
(QS:Al-Baqarah:175).
Sistem
Sistem Perdagangan yang diharamkan:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa
Rasulullah SAW, melarang sistem jual beli
mulamasah (wajib membeli jika pembeli
telah menyentuh barang dagangan) dan
munabadzah (sistem barter antara dua
orang dengan melemparkan barang
dagangan masing-masing tanpa
memeriksanya) (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa
Rasulullah SAW. melarang mencegat barang
dagangan sebelum tiba di pasar. Demikian
menurut redaksi Ibnu Numair. Sedang
menurut dua perawi yang lain: Sesunggunya
Nabi SAW. melarang pencegatan. (HR.
Hadis riwayat Abdullah bin Mas’ud ra.: Dari Nabi SAW.
bahwa beliau melarang pencegatan (blokir) barang-barang dagangan.(HR Bukhari dan Muslim)
Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Anas r.a.:
"Kami dilarang orang kota menjualkan barang orang
dusun, sekalipun dia itu saudara kandungnya sendiri." (HR Bukhari dan Muslim)
Orang kota tidak boleh menjualkan barang orang dusun, dalam arti menjadi brokernya/calo, karena dapat
membahayakan para penduduk kota dan menyulitkan mereka.
Nabi Muhammad SAW dengan
Nabi Muhammad SAW dengan
Bisnis Halal
Bisnis Halal
Nabi Muhammad diutus untuk menghapus segala sesuatu yang kotor, keji dan gagasan-gagasan yang tidak sehat dalam masyarakat, serta memperkenalkan gagasan yang baik, murni dan bersih di kalangan umat manusia.
“Barang yang bersih” berarti sehat dan diperoleh dengan cara yang halal. Karena itu apa yang dihasilkannya pun menjadi halal.
“Makanlah dari yang baik dan berbuat baiklah”(QS Al-Mukminun [23]: 51.
“Makanlah tanpa ragu- ragu barang yang baik dan bersih yang telah kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
Marketing Mix Syari’ah
Marketing Mix Syari’ah
•
Marketing Mix yang biasa digunakan
dalam pemasaran konvensional
dianalisis dan dikaji
dengan
menggunakan rujukan dari Al Quran,
Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas dan kajian
tentang etika pemasaran Islam
Konsep Marketing Mix Syari’ah,
sebenarnya
telah ada sejak lebih dari 1400 tahun lalu.
Penemuan-penemuan ahli pemasaran dunia
tentang konsep
Marketing Mix
seperti
Neil Borden tahun 1953, lalu Rasmussen
(1955), kemudian McCharthy (1960) dan Kotler
(1967), sebenarnya sudah dipraktekkan oleh
Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat
dan tabi’in sejak ribuan tahun lalu.
Namun jarang bahkan mungkin belum ada
yang mendefinisikan itu sebagai konsep
Marketing Mix
Marketing Mix
konvensional
konvensional
:
:
Price
Price
(Harga)
(Harga)
Price (Harga)
Harga merupakan alat untuk mengukur nilai
suatu barang
Harga bagi produsen merupakan penentu bagi
permintaan pasar dan mempengaruhi posisi
pesaing perusahaan dalam merebut konsumen
Menentukan harga perlu diperhatikan agar
Marketing Mix
Marketing Mix
Syari’ah
Syari’ah
:
:
Price
Price
(Harga)
(Harga)
Dalam menentukan harga tidak boleh
menggunakan cara-cara yang merugikan pebisnis lainnya. Islam memperbolehkan pedagang untuk mengambil keuntungan. Namun, untuk mengambil keuntungan tersebut janganlah berlebih-lebihan
(Ghazali, 1983: 308).
Menentukan harga dalam Islam haruslah disesuaikan dengan kondisi barang yang dijual.
Nabi Muhammad SAW pernah marah saat melihat
seorang pedagang menyembunyikan jagung basah di bawah jagung kering, kemudian si pedagang
menjualnya dengan harga tinggi (Ghazali, 1983: 298).
Nabi Muhammad SAW mengatakan: “Mengapa tidak engkau letakkan yang kebasahan itu diatas bahan makanan itu, sehingga orang-orang dapat
mengetahui keadaannya. Barang siapa menipu, maka ia bukanlah masuk golongan kita”
(HR. Muslim).
Nabi Muhammad SAW juga melarang
perihal
najasy
(
false demand) atau permintaan palsu.
Transaksi najasy diharamkan karena si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau
menawar dengan Harga Tinggi agar orang lain
tertarik untuk membeli. Padahal, si penawar (orang lain) tsb tidak bermaksud untuk benar-benar
membeli barang tersebut. Ia hanya ingin menipu orang lain yang benar-benar ingin membeli. (Karim, 2007: 182).
Nabi Muhammad SAW, bersabda: “Barang siapa yang berbuat sesuatu dalam (menentukan)
harga-harga orang Islam agar memahalkannya, maka Allah berhak menundukkannya dengan tulang dari api neraka pada hari Kiamat.”
Kemudian Ma’bal ditanya: “Apakah kamu mendengarnya dari Rasulullah ?” Ma’bal
menjawab: “Ya. Bahkan tidak hanya satu atau dua kali.”
(HR. Ahmad bin Hanbal).
Marketing Mix
Marketing Mix
konvensional
konvensional
:
:
Promotion
Promotion
Promotion (Promosi):
Adalah kegiatan komunikasi antara perusahaan dan konsumen sebagai usaha untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian sesuai keinginan dan kebutuhannya.
Promosi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan
Marketing Mix
Marketing Mix
Syari’ah
Syari’ah
:
:
Promotion
Promotion
Al-Qur'an mengutuk segala bentuk dari pernyataan palsu, tuduhan tak berdasar, pemaksaan dan
kesaksian palsu
Dan mereka menjadikan para malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba al-Rahman (Yang Maha
Pemurah) sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan mereka (para
malaikat) itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan ditanya. (Al-Qur'an, 43:19).
Tidak etis untuk salesman melebih-lebihkan
keunggulan produk yang sebenarnya tidak ada(Ibnu al-Ukhuwwah, 1938)
Dalam bidang promosi produk, etika pemasaran syari’ah akan mengikuti aturan berikut:
– Mencegah terjadinya periklanan palsu dan menyesatkan;
– Menghindari taktik penjualan yang menyesatkan;
– Menghindari promosi penjualan yang
Islam menganjurkan umatnya untuk
memasarkan atau mempromosikan produk
dan menetapkan harga yang tidak
berbohong, harus berkata jujur (benar) dan
diridhoi oleh Allah SWT .
“Pedagang yang benar dan terpercaya
bergabung dengan para nabi, orang-orang
benar (siddiqin), dan para syuhada di
surga.” (HR. Turmudzi).
Nabi Muhammad SAW bersabda : "Tidak halal
seseorang menjual suatu perdagangan, melainkan dia harus menjelaskan ciri perdagangannya itu;
dan tidak halal seseorang yang mengetahuinya, melainkan dia harus menjelaskannya."
(HR Hakim dan Baihaqi)
Menurut syari’ah, promosi dilarang menggunakan teknik promosi yang menonjolkan penggunaan
daya tarik seksual perempuan, kesaksian dan
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al Maidah: 2).
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui” (QS. An Nur: 19).
Prinsip ini dapat kita terapkan dalam masalah
mempromosikan suatu produk dalanm Marketing Mix Syari’ah.
Artinya, seorang muslim tidaklah boleh mempromosikan hal-hal yang diharamkan. Di antara bentuknya misalnya menyebarkan perbuatan faahisyah (keji) seperti buka-bukaan aurat atau hal yang menjurus pada zina.
Marketing Mix konvensional:
Place
Place
Place (Tempat)
Tempat (distribusi) adalah untuk memastikan ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
Marketing Mix
Marketing Mix
Syari’ah
Syari’ah
:
:
Place
Place
Nabi Muhamad SAW. terlahir dari keluarga
pedagang dan beristrikan seorang pedagang yaitu Siti Khatijah ra., saat beliau belum menikah dengan Siti Khatijah ra. beliau merupakan salah satu
bawahan Siti Khatijah ra. yang paling dikagumi oleh Siti Khatijah ra. karena teknik pemasaran beliau.
Pada saat itu Nabi Muhamad SAW telah
Nabi Muhammad SAW melarang pemotongan jalur
distribusi dengan maksud agar harga naik. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:“Rasulullah SAW
melarang penghadangan rukban serta melarang pula berlomba-lomba menaikkan penawaran,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun arti menghadang (talaqi) rukban, dalam hadits tersebut, ialah menghadang para penjual yang biasanya (di negeri Arab) dengan berkendaraan membawa
dagangan dari daerahnya masing-masing, lalu meminta supaya barang dagangannya diturunkan disitu dan dibeli dengan harga semurah-murahnya (Ghazali, 1983: 305). Sebab, si pembeli tersebut akan memberikan berita
Di dalam islam melarang penimbunan atau hal-hal yang menghambat pendistribusian barang sampai ke konsumen.
Menimbun adalah membeli barang dalam jumlah yang banyak kemudian menyimpannya dengan maksud untuk menjualnya dengan harga tinggi. Penimbunan dilarang dalam islam hal ini
dikarenakan agar supaya harta tidak hanya beredar di kalangan orang-orang tertentu.
QS Al-Hasyr ayat 7 yang potongan ayatnya memiliki arti “…….. agar harta itu jangan hanya beredar di
antara orang – orang kaya saja di antara kamu . Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah, Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah …….”
Seperti dalam sebuah hadits:
”Siapa saja yang melakukan penimbunan untuk
mendapatkan harga yang paling tinggi,dengan tujuan mengecoh orang islam maka termasuk perbuatan yang salah” (H.R Ahmad)
“Dari Ma’mar ia berkata, Rasullullah SAW. bersabda:
barang siapa yang menimbun barang, maka ia bersalah (berdosa)” (HR. Muslim)
"Barangsiapa menimbun bahan makanan selama empat puluh malam, maka sungguh Allah tidak lagi perlu kepadanya." (Riwayat Ahmad, Hakim, Ibnu Abu Syaibah dan Bazzar)
Saluran distribusi dalam islam tidak seharusnya
Marketing Mix konvensional:
Product
Product
Product (Produk)
Produk sendiri terbagi dua yaitu produk nyata bisa dilihat dan produk tidak nyata atau jasa hanya bisa dirasakan tapi tidak bisa di lihat.
Dalam hal produk perlu di perhatikan kualitas dan layanan karena konsumen ketika membeli bukan hanya sekedar ingin tapi juga membutuhkan dan
harus kita perhatikan kepuasan konsumen terhadap produk yang kita tawarkan
Marketing Mix
Marketing Mix
Syari
Syari
’
’
ah
ah
:
:
Product
Product
Prinsip syariah dalam penentuan
produk
(Ibnu al – Ukhuwwah,1938)
–
Produk harus halal.
–
Produk tersebut harus riil bukan maya.
–
Produk harus dapat dikirim setelah
Dilarang ‘jualan’ atas ‘jualan’ orang lain Misalnya
kita temui seorang pembeli yang membeli suatu barang dengan harga sepuluh ribu rupiah lalu kita sampaikan
kepadanya bahwa kita bisa menjual yang sekelas dengan barang yang dia beli namun dengan harga yang lebih murah.
atau
kita punya barang dengan kualitas yang lebih bagus dengan harga yang sama yaitu sepuluh ribu.
Hal tesebut diatas DILARANG mengingat hadits berikut ini: Dari Abdullah bin Umar, sesungguhnya Rasulullah bersabda,
“Tidak boleh sebagian kalian menjual atas jualan orang lain atau membeli atas belian orang lain” [HR Bukhari dan Muslim].
Dilarang menjual kembali barang sebelum ada
serah terima
[
qabdh
atau
muqobadhah
]
Misalnya
kita kulakan suatu barang dari si A lantas kita
menjual barang tersebut sebelum ada serah
terima barang antara si A dengan kita.
Nabi SAW bersabda,
“Siapa saja yang membeli
makanan atau bahan makanan maka janganlah
dia menjual kembali sampai ada qabdh”
[HR
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“ Sesungguhnya Rasulullah melarang transaksi
penjualan kembali barang dagangan di tempat
terjadinya kulakan hingga para padagang
membawa barang kulakannya ke kendaraan
mereka masing masing”
[HR Abu Daud].
Maka tidak boleh bagi orang yang membeli
suatu barang menjual kembali barang yang dia
beli sampai terjadi qabdh sempurna [baca:
qabdh
dengan tindakan nyata].
Konsep
Konsep
Syari
Syari
’
’
ah dalam Marketing Mix :
ah dalam Marketing Mix :
People
People
Menempatkan SDM (Marketer Syari’ah) pada tempat yang sesuai dengan kapasitasnya (the right man on the right place), memang memerlukan sebuah
strategi manajemen SDM yang cukup baik, karena jika strategi yang diimplementasikan keliru dan tidak sesuai syari’ah , maka akan berakibat fatal terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara jangka panjang.
Konsep
Konsep
Syari
Syari
’
’
ah dalam Marketing Mix :
ah dalam Marketing Mix :
Proses
Proses
Kegiatan marketing mix yang menunjukan
bagaimana proses pelayanan yang di berikan
kepada konsumen pada saat melakukan pembelian produk atau jasa yang kita tawarkan harus sesuai syari’ah.
Tabligh (komunikatif) : artinya komunikatif dan argumentatif. Marketer akan menyampaikannya
dengan benar kualitas dan manfaat produk dengan tutur kata yang baik.
Konsep
Konsep
Syari
Syari
’
’
ah dalam Marketing Mix :
ah dalam Marketing Mix :
Physical Evidence
Physical Evidence
Produk berupa pelayanan Marketing Syariah
merupakan sesuatu hal yang bersifat intangible
atau tidak dapat diukur secara pasti Marketing Syari’ah lebih mengarah kepada rasa atau
lingkungan fisik merupakan segi paling jelas dan
nampak dalam kaitannya dengan situasi pemasaran . Maksud dari situasi ini adalah keadaan atau situasi dan kondisi lingkungan, dekorasi dari ruangan,
adanya suara, aroma fisik , cahaya yang terpancar , cuaca yang baik, peletakan dan layout yang nampak atau situasi lingkungan harus sesuai syari’ah
Sesungguhnya Allah SWT. Itu baik, Dia menyukai
kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka
bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu. (H.R. at – Tirmizi: 2723)
Prinsip
Prinsip
(Akhlak) Marketer
(Akhlak) Marketer
Syari
Syari
’
’
ah
ah
Memiliki kepribadian spiritual (takwa)
Berperilaku baik dan berkata benar (Shiddiq) Berperilaku adil dalam bisnis (Al-Adl)
Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah) Menepati janji dan tidak curang
Jujur dan terpercaya (Al- Amanah)
Tidak suka berburuk sangka (Su’uzh-zhann) Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah)
Memiliki kepribadian spiritual
(takwa)
Nabi Muhammad SAW bersabda,
Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan
kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad 21354,
Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)
Berperilaku baik dan berkata
benar (Shiddiq)
Al-Quran mengajarkan untuk senantiasa berwajah manis, berprilaku baik, dan simpatik.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal perilaku atau akhlak salah satunya akhlak terpuji. Adapun ayat-ayat yang mejelaskan perilaku terpuji, diantaranya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqoroh: 153) Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an)
Berperilaku adil dalam bisnis
(Al-Adl)
Berbisnislah kalian secara adil, kata Allah SWT.
Berbisnis secara adil hukumnya adalah wajib, tidak hanya sekedar himbauan dari Allah SWT.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl : 90)
Bersikap melayani dan rendah hati
(Khidmah)
Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar.
Rasulullah bersabda bahwa salah satu ciri orang
beriman adalah mudah bersahabat dengan orang lain, dan orang lainpun mudah bersahabat dengannya.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)
Menepati janji dan tidak curang
"Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.’ SQ. Al-Isra’: 34. ‘dan penuhilah janji Allah." (QS. Al-An’am: 152)
Dan Allah berfirman ketika menyanjung para hamba-Nya orang-orang mukmin,
"(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian." (QS Ar-Ra’du: 20)
Jujur dan terpercaya (Al- Amanah)
Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syar’iah dalam bisnis setiap gerak-geriknya adalah kejujuran.
•Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).
HR Ibnu Majah (no. 2139), al-Hakim (no. 2142) dan ad-Daraquthni (no. 17), dalam sanadnya ada kelemahan, akan tetapi ada hadits lain yang
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sumpah palsu dapat melariskan barang dagangannya, tetapi menghancurkan mata pencahariannya.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “ sumpah palsu (bombastis sehingga menjadikan laku barang yang dijual) mendatangkan keluasan tetapi
menghilangkan pekerjaan.” Ibnu fajar berkata:
”menghapus keberkahan”.
(Matan lain:Bukhori 1945, Nasa’I 4385, Abu Daud 2897, Ahmad 6909,6992,8981)
Tidak suka berburuk sangka
(Su’uzh-zhann)
Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW yang
diimplementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh satu pengusaha menjelekkan
pengusaha yang lain, hanya bermotifkan persaingan bisnis.
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda
Rasulullah.” Jauhkanlah dirikamu daripada sangka (jahat) karena sangka (jahat) itu sedusta-dusta
Lanjutan...
Firman Allah, ” Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. …”. [QS Al-Hujuraat : 12]
Tidak suka menjelek-jelekkan
(Ghibah)
Kita dilarang Ghibah (mengumpat/menjelek-jelekan). Seperti Firman Allah, “Dan jangan dari kamu
mengumpat sebagian yang lain.”
Manusia tidak suka kalau bentuknya, perangainya, nasabnya, dan ciri-ciri yang tidak baik dibicarakan.
“Sesungguhnya termasuk riba yang paling besar
(dalam riwayat lain: termasuk dari sebesar besarnya dosa besar) adalah memperpanjang dalam
Tidak melakukan Suap (Risywah)
Dalam syariah, menyuap (risywah) hukumnya haram, dan menyuap termasuk dalam kategori
makan harta orang lain dengan cara batil
“Dan janganlah kalian memakan harta-harta diantara kalian dengan cara yang bathil” [QS. Al-Baqarah: 188]
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” [QS. al-Baqarah: 172]
Kewajiban Marketer Syari’ah
Kewajiban Marketer Syari’ah
Pertama, Marketer Syari’ah harus dapat menjamin produknya.
Jaminan yang dimaksud mencakup dua aspek
•Aspek material, yaitu mutu bahan, mutu
pengolahan, dan mutu penyajian;
•Aspek non-material mencakup kehalalan dan
Kedua, Marketer Syari’ah menjelaskan manfaat produk.
•Produk bermanfaat apabila proses produksinya benar
dan baik. Ada pun metode yang dapat digunakan agar proses produksi benar dan baik, menurut Al-Quran,
sesuai petunjuk dalam QS. Al-An’am: 143, yang artinya,
“Beritahukanlah kepadaku (berdasarkan pengetahuan) jika kamu memang orang-orang yang benar.”
•Jadi, dalam menjelaskan manfaat produk, nampaknya
peranan data dan fakta sangat penting. Bahkan sering data dan fakta jauh lebih berpengaruh dibanding
penjelasan.
Ketiga, Marketer Syari’ah memberikan kepuasan pada pelanggan.
•Makanan yang halal dan baik yang menjadi darah
dan daging manusia akan membuat kita menjadi taat kepada Allah. Sebab konsumsi yang dapat
menghantarkan manusia kepada ketakwaan harus memenuhi tiga syarat:
•(1) Materi yang halal,
Strategi Marketing Mix
Strategi Marketing Mix
Syari’ah
Syari’ah
UKM
UKM
1. Tidak menjual sesuatu yang haram.
UKM Syari’ah dilarang menjual sesuatu yang haram
seperti minuman keras dan memabukkan, narkotika dan barang-barang yang diharamkan
Allah Subhanahu wa ta’ala. “Hasil penjualan
barang-barang itu hukumnya haram dan kotor,”
Memperjual-belikan benda-benda yang dilarang
dalam Al-Quran adalah haram. misalnya, melarang mengkonsumsi daging babi, darah, bangkai dan
alkohol (QS:Al-Baqarah:175).
Produk UKM Syari’ah harus dikemas dalam tampilan yang menarik.
Perbedaan produk UKM umum dan syar’iah harus diberikan pembedaan agar konsumen mengetahui bahwa produk yang ada diberi label halal (syari’ah). Untuk menembus pasar yang lebih luas, para UKM harus mengubah sikap suka tidak mau repot akan sesuatu hal. Sertifikasi halal MUI (Majelis Ulama
Indonesia) adalah satu tiket untuk produk keluaran UKM memasarkan barang mereka ke pasar yang lebih besar.
UKM Syari’ah dilarang menjual produk yang tidak dimiliki.
Produk UKM
Bersertifikat Halal MUI
2. Tidak melakukan sistem perdagangan terlarang.
UKM menjalankan Sistem Distribusi Syariah
Distribusi syariah adalah wadah saluran/jaringan dalam rangka menyebarkan produk dari produsen ke konsumen dengan sistem yang transparan, terkendali dan saling menguntungkan satu sama lain sesuai dengan konsep berdagang dalam islam yang syari’ah.UKM, mempunyai keinginan untuk membina jaringan usaha mandirinya di daerah masing masing untuk diperkenalkan secara luas di Indonesia.
UKM Syari’ah tidak menjalankan sistem perdagangan
terlarang Bahwa Rasulullah SAW, melarang sistem jual beli
UKM menjalankan Sistem Distribusi
Syariah
3. Tidak terlalu banyak mengambil untung.
UKM Syari’ah dalam menentukan Harga tidak terlalu mahal dan disesuaikan harga pasar
“Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap mudah ketika menjual (dagangannya), ketika
4. Tidak berbohong ketika berdagang.
UKM Syari’ah tidak melakukan perbuatan berbohong
seperti menjual barang yang cacat namun tidak diberitahukan kepada pembelinya.
“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (Q.S. 40 : 28). Nabi Muhammad SAW bersabda : "Tidak halal seseorang menjual suatu perdagangan, melainkan dia harus
menjelaskan ciri perdagangannya itu; dan tidak halal seseorang yang mengetahuinya, melainkan dia harus menjelaskannya." (HR Hakim dan Baihaqi)
UKM Syari’ah tidak membiasakan bersumpah ketika berdagang.
Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah kalian banyak bersumpah ketika
berdagang, sebab cara seperti itu melariskan dagangan lalu menghilangkan keberkahannya.” (HR Muslim)
5. Tidak boleh curang ketika berdagang.
Seorang Marketer Syari’ah dalam praktik
pemasarannya harus selalu istiqamah dalam penerapan syariah
Seorang pedagang sangat dilarang mengurangi timbangan.
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam (QS. Al-Muthaffifîn 83:1-6)
Marketer Syari’ah dalam praktik
pemasarannya harus selalu
istiqamah
6. Mempermudah dan lemah lembut dalam berjual beli.
UKM Syari’ah melakukan proses pelayanan mulai dari penawaran penjualan hingga layanan purna jualnya sesuai syari’ah
Menurut Syekh Sayyid Nada, seharusnya penjual dan pembeli tidak bersikap keras satu sama lain. Pembeli tak boleh mengurangi hak penjual dan penjual jangan menjual terlalu mahal. “Jangan
banyak tawar-menawar dan berdebat. Hendaknya mereka saling memaklumi.”
7. Lingkungan yang bersih dan aman
UKM Syari’ah menerapkan lingkungan yang bersih dan aman
“Sesungguhnya Allah SWT Itu baik, Dia menyukai
kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka
bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu”. (H.R. at – Tirmizi: 2723)
Inti Marketing Syari’ah
Inti Marketing Syari’ah
1. Selalu Berpijak Pada Nilai-Nilai Ruhiyah.
Nilai ruhiyah adalah kesadaran setiap manusia akan eksistensinya sebagai ciptaan (makhluq) Allah yang harus selalu kontak dengan-Nya dalam wujud
ketaatan di setiap tarikan nafas hidupnya.
2. Memiliki Pemahaman Terhadap Bisnis yang Halal dan Haram. Seorang pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui benar fakta-fakta (tahqiqul manath) terhadap praktek bisnis yang Sahih dan yang salah.
3. Benar secara Syari’ah dalam Implementasi. Intinya pada masalah ini adalah ada kesesuaian
antara teori dan praktek, antara apa yang telah dipahami dan yang di terapkan. Sehingga
pertimbangannya tidak semata-mata untung dan rugi secara material.
4. Berorientasi Pada Hasil Dunia dan Akhirat. Bisnis tentu di lakukan untuk mendapat keuntungan dan ini di benarkan dalam Islam untuk