1
Peran Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Salatiga dalam
Memfasilitasi Terlaksananya UU No.14 tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik
1)
Viona Alamanda Sariayu, 2) Richard Mayopu Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
1)
vioalamanda@gmail.com, 2)ardymayopu@gmail.com
Abstract
Communication is a proccess where the source transmits message to receiver through variety of channels. While the purpose of human communication is to share experience and knowledge, which are interpreted by sign language, speaking, writing, body language, and broadcasting. That proccess eventually bears out a theory called information difution, which become PR’s responsibility. Since 2010, PR’s jobs are getting more and more tight because of UU No.14 tahun 2008 (Indonesian Public Policy), including PR Government. This researh is done in PR department in Salatiga Government for two months using qualitative approach and grounded theory. While triangulation data is done in Dishubkombudpar Salatiga and the interview was done to two from four head of FLKM in Salatiga. The result are, in doing their job, PR use some media to do information difution. While the implementation of UU No.14 tahun 2008 in Salatiga is not suitable with this regulation, and this regulation impact PR’s jobs and Salatiga City Government instead.
Keywords: Information difution, Public Relations, Salatiga City Government, UU No.14
tahun 2008.
Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. Sementara tujuan manusia berkomunikasi adalah untuk membagi pengalaman dan pengetahuan, yang disampaikan dalam bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Proses tersebut pada akhirnya melahirkan satu teori yang disebut difusi informasi, dimana Humas adalah bagian yang bertanggungjawab dalam melakukan proses tersebut. Dalam melakukan tugasnya, per tahun 2010 gerak Humas semakin ‘diawasi’ dengan diberlakukannya Undang-Undang No.14 tahun 2008. Termasuk Humas Pemkot Salatiga. Penelitian ini dilakukan di Humas Pemkot Salatiga selama dua bulan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian grounded theory. Sementara triangulasi data dilakukan di Dishubkombudpar Salatiga dan wawancara dengan dua dari empat Ketua FLKM di Salatiga. Hasil dari penelitian ini, menyatakan bahwa dalam melakukan tugasnya, Humas menggunakan bantuan beberapa media. Sementara mengenai implementasi UU KIP yang ada di Salatiga tidak tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bahkan adanya UU ini akhirnya memengaruhi Humas dan Badan Publik Salatiga.