• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALIN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS : ASKEB II PERSALINAN DOSEN : WIWIN ARJON, SST.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI

PERSALINAN

OLEH :

KELOMPOK 1

PUSPITA SARI (P10.752)

AZALIA NOVITASWARI (P10.726)

YAYAN ARMIGA (P10.775)

JONARTI (P10.737)

OLIVIANTI (P10.750)

WD. LINI D. (P10.772)

SARWENA (P10.761)

TINGKAT II. D

AKADEMI KEBIDANAN PELITA IBU KENDARI

2011/2012

(2)

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat”.

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga diharapkan dalam membarikan asuhan kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu dalam Hand Out ini akan dibahas topik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu : power, passage, passanger, psykologis, penolong.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah definisi persalinan ?

2. Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ?

2.3 Tujuan

Untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya mahasisiwi kebidanan Pelita Ibu Kendari tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persalinan.

BAB II

(3)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Rustam, 1998).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998).

Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Moore, 2001).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ( Hanifa, 2002).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu (APN, 2007).

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P dapat bekerja sama dengan baik. Dengan faktor 3 P kemungkinan dapat penyimpangan atau kelainan yang dapat mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan intervensi persalinan untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 3 P disebut Persalinan Distocia.

Faktor-faktor tersebut adalah :

1) Power / kekuatan his dan mengejan

(4)

1. Membantu peregangan uterus menyesuaikan diri dengan kebutuhan tempat isi uterus, yaitu anak, air ketuban dan placenta.

2. Mengadakan pembukaan jalan lahir.

3. Mendesak dan mendorong anak agar turun ke dasar panggul dan selanjutnya dikeluarkan dengan jalan kelahiran.

His dibagi beberapa macam fase dalam persalinan, yaitu:

1. Fase Increment

Adalah his mulai timbul perlahan-lahan menjadi kuat dan mencapai puncak kekuatannya.

2. Fase Acme

Adalah sampai pada puncak kekuatannya. 3. Fase Decrement

Adalah kekuatan menurun perlahan-lahan kembali kepada keadaan seperti waktu kontraksi belum timbul.

Akibat his terhadap ibu:

1. Akibat terhadap pembuluh syaraf yaitu kontraksi otot-otot dinding uterus, maka pembuluh darah akan terjepit dan tertekan sehingga akan timbul nyeri.

2. Akibat terhadap pembuluh darah yaitu dengan adanya kontraksi otot-otot dinding uterus, maka pembuluh darah kurang lancar, sehingga jantung dan pembuluh arteri bekerja lebih keras, ditandai dengan adanya kenaikan detik nadi dan tekanan darah ibu.

Akibat his terhadap anak

1. Oleh karena peredaran darah dan adanya kontraksi, janin terjepit dan tertekan.

2. Oleh karena adanya kontraksi uterus mengembang dan menguncup.

(5)

1. His pendahuluan

His datang beberapa kali sebelum persalinan benar-benar dimulai, merupakan pendahuluan saja bagi permulaan persalinan. His ini sifatnya tidak kuat, tidak teratur dan datang kemudian hilang lagi. Kalau tidak cepat hilang, jarak antara ke-2 his cukup panjang.

2. His pembukaan

His ini timbul pada persalinan yang benar-benar akan dimulai. Sifat his lebih kuat daripada his pendahuluan, lebih teratur, makin lama makin kuat.

3. His pengeluaran

His ini timbul setelah ada pembukaan lengkap yang berperan mengeluarkan anak dari jalan kelahiran. Sifat lebih kuat, lebih cepat, datangnya lebih lama serta mempengaruhi otot-otot dinding perut yang besar. His ini menyebabkan perasaan yang lebih nyeri karena kuatnya dan desakan kepada anak menjadi lebih kuat disertai timbulnya perasaan mengejan, dengan demikian anak lebih mudah terdorong dan keluar dari jalan lahir.

4. His pelepasan uri

Setelah anak lahir, dinding uterus tidak berkontraksi, seolah-olah beristirahat karena telah bekerja keras selama kala pengeluaran. Tetapi tidak lama kemudian his timbul lagi karena masih ada isi uterus belum dikeluarkan. Kontraksi otot-otot dinding rahim terdesak placenta yang menempel di dinding rahim, akibat placenta terlepas dengan bantuan mengejan atau sedikit tekanan uterus dan luar maka placenta akan dilahirkan.

5. His pengiring

(6)

terjadinya perdarahan yang banyak maka otot-otot dinding uterus berkontraksi tapi agar pembuluh-pembuluh darah terjepit sehingga tidak banyak mengeluarkan darah.

Kelainan his yang sering terdapat dan mengganggu proses persalinan adalah:

1. Hipotonik / inertia uteri adalah his yang terlalu lemah. His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi menjadi :

 Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya

sudah lemah.

 Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi

kemudian melemah.

Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis. 2. Tetania Uteri adalah his yang timbul terus menerus tanpa ada

jarak antara suatu his dengan yang lain. Persalinan Presipitatus merupakan persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal :

 Terjadi persalinan tidak pada tempatnya .

 Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan

dalam persalinan.

 Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri .

 Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim

3. Hipertonik adalah his yang terlalu kuat.

(7)

5. Inkoordinasi otot rahim. Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah :

 Faktor usia penderita relatif tua.

 Pimpinan persalinan

 Karena induksi persalinan dengan oksitosin

 Rasa takut dan cemas

2) Passage atau jalan lahir

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari :

1. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) : a. Os. Coxae

 Os illium

 Os. Ischium b. Os. Pubis

c. Os. Sacrum = promotorium d. Os. Coccygis

2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen

Pintu Panggul

1. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis. 2. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,

(8)

3. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet.

4. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara

inlet dan outlet.

Sumbu Panggul

Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus)

Bidang-bidang panggul :

1. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium.

2. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.

3. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.

4. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

Stasion bagian presentasi atau derajat penurunan :

1. Stasion 0 : sejajar spina ischiadica.

2. 1 cm di atas spina ischiadica disebut Stasion 1 dan seterusnya sampai Stasion 5.

3. - 1 cm di bawah spina ischiadica disebut stasion -1 dan seterusnya sampai Stasion-5

Ukuran-ukuran panggul 1. Ukuran luar panggul :

a.Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior : 24 – 26 cm.

b. Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan dan kiri : 28 – 30 cm.

c.Konjugata externa (Boudeloque) 18 – 20 cm.

d. Lingkaran Panggul 80-90 cm.

(9)

2. Ukuran dalam panggul :

Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis.

a.konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm.

b. konjugata transversa 12-13 cm.

c.konjugata obliqua 13 cm.

d. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium

3. Ruang tengah panggul :

a.bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm.

b. bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm.

c.jarak antar spina ischiadica 11 cm

4. Pintu bawah panggul (outlet) :

a.ukuran anterio posterior 10-11 cm.

b. ukuran melintang 10,5 cm.

c.arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang dari 800

d. Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-60.

Jenis Panggul

Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul :

1. Ginekoid

2. Android

3. Antropoid

4. Platipeloid

Otot - otot Dasar Panggul

Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus

(10)

Jaringan ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis.

2. Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan uterus tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri dan kanan.

3. Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) : Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri dan kanan.

4. Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) : Dari uterus kearah lateral.

5. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari infundibulum ke dinding pelvis.

Dengan demikian jalan lahir tulang sangat menentukan proses persalinan apakah dapat berlangsung melalui jalan biasa atau melalui tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang perlu mendapat perhatian bidan didaerah pedesaan adalah kemungkinan ketidakseimbangan antara kepala dan jalan lahir dalam bentuk disproporsi sefalo pelvic. Sebagai kriteria kemungkinan tersebut terutama pada primigravida dapat diduga bila dijumpai :

1. Kepala janin belum turun pada minggu ke-36 yang disebabkan janin terlalu besar, kesempitan panggul, terdapat lilitan tali pusat dan terdapat hidrosefalus.

2. Kelainan letak : letak lintang, letak sungsang

3. Pada multipara kemungkinan kesempitan panggul dapat diduga riwayat persalinan yang buruk dan persalinan dengan tindakan operasi

(11)

dikonsultasikan atau segera dirujuk agar mendapat penanganan yang adekuat.

Kelainan pada jalan lahir lunak dapat terjadi gangguan pembukaan terutama :

1. Serviks

1. Serviks yang kaku

 Terdapat pada primi tua primer atau sekunder

 Serviks yang mengalami banyak cacat perlukaan atau (sikatrik)

2. Serviks gantung

 Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium uteri internum tidak terbuka

 Ostium uteri internum terbuka, namun ostium uteri eksternum tidak terbuka

3. Edema serviks

 Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema serviks

4. Serviks dupleks karena kelainan kongenital. 2. Vagina

Kelainan vagina yang dapat mengganggu perjalanan persalinan :

 Vagina septum : trans vaginal septum vagina, longitudinal

septum vagina Tumor pada vagina 3. Himen dan Perineum

Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi kekakuan sehingga memerlukan episiotomi yang luas.

3) Passanger

a. Janin

(12)

ibu yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal antara lain :

1. Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin makrosomia.

2. Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi dan kelainan oksiput.

3. Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak mengolak, presentasi rangkap ( kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat ).

Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan dan memiliki ciri sebagai berikut :

1. Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian lainnya lebih mudah lahir.

2. Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan ke segala arah dan memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam.

3. Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam

Kepala janin dan ukuran-ukurannya. Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.

1. Tulang Tengkorak ( Cranium )

a) Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak. b) Bagian tengkorak :

 Os Frontalis

 Os Parientalis  Os Temporalis  Os Occipitalis

c) Sutura

(13)

 Sutura Lamboidea

 Diameter Occipito frontalis 12 cm

 Diameter Mento Occipitalis 13,5 cm

 Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm

 Diameter Biparietalis 9,25 cm  Diameter Ditemporalis 8 cm

b) Ukuran Cirkumferensial ( Keliling )

 Cirkumferensial fronto occipitalis 34 cm  Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm

 Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm

3. Postur janin dalam rahim a) Sikap (habitus).

Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi, di mana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.

b) Letak janin.

Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu janin sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini bisa letak kepala, atau letak sungsang.

c) Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain. d) Posisi

(14)

pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang.

b. Placenta.

Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang menghambat pada persalinan normal.

c. Air Ketuban.

Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin dengan demikian pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptura atau robekan sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion dan juga disaat terjadinya dilatasi servik atau pelebaran muara dan saluran servik yang terjadi di awal persalinan dapat juga terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh.

(15)

Pada letak sungsang dengan mekanisme persalinan kepala dapat mengalami kesulitan karena persalinan kepala terbatas dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang dasar kepala tidak mempunyai mekanisme moulase, yang dapat memperkecil volume tanpa merusak jaringan otak. Dengan demikian persalinan kepala dalam letak sungsang atau versi ekstraksi letak lintang harus dipertimbangkan agar tidak menimbulkan morbiditas yang lebih tinggi. Berbagai posisi kepala janin dalam kondisi defleksi dengan lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah panjang sehingga menimbulkan persoalan baru. Kedudukan rangkap yang paling berbahaya adalah antara kepala dan tali pusat, sehingga makin turun kepala makin terjepit tali pusat, menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.

4. Psikis (psikologis)

Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :

 Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

 Pengalaman bayi sebelumnya

 Kebiasaan adat

 Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

(16)

 Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan

 Persalinan sebagai ancaman pada self-image

 Medikasi persalinan

 Nyeri persalinan dan kelahiran

5. Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P dapat bekerja sama dengan baik. Dengan faktor 3 P kemungkinan dapat penyimpangan atau kelainan yang dapat mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan intervensi persalinan untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 3 P disebut Persalinan Distocia. Selain itu juga dipengaruhi oleh Psikis dan Penolong.

(17)

Sebagai mahasiswi kebidanan, kita harus dapat menguasai dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan demi lancarnya tugas yang akan dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid I. EGC ; Jakarta.

Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyulit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Berdasarkan hasil pengujian mengguna- kan pendeketan Piecewise Linear Model, terbukti adanya perbedaan manajemen laba akrual dengan pendekatan Piecewise Linear Model pada tahun

Namun perlu diperhatikan juga kondisi geografis Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan negara lain, membuat Provinsi Kepulauan Riau harus seksama dalam menyikapi dan

Pengaruh penggunaan media power point terhadap hasil belajar siswa Untuk melihat bagaimana pengaruh penggunaan media power point. terhadap hasil belajar dengan

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

Desain inverter satu fase ini laik diimplementasikan ke dalam desain hardware yang dapat digunakan sebagai perangkat untuk memperbaiki kualitas tegangan listrik pada

Pada zaman sekarang ini, kata hijrah adalah sebuah kata yang sangat ngetren dan bahkan tergolong populer, dimana banyak kita lihat dalam