• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN SYARIAH PADA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN SYARIAH PADA (1)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN SYARIAH PADA SEKTOR EKONOMI

Zubaidah Nasution

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya zubaidah@perbanas.ac.id

Achmad Saiful Ulum

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya achmad.saiful@perbanas.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis risiko dari pembiayaan sektor perdagangan perbankan syariah indonesia. Data yang digunakan berupa data sekunder dari statsitik bulanan perbankan syariah mulai Januari 2012 hingga Juni 2015, dengan menggunakan Ordinary Least Square sebagai alat analasis. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah variabel ROA, BOPO bagi hasil dan IHSG berpengaruh positif dan tidak signifikan, FDR dan Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan, NPF dan IPI berpengaruh positif dan signifikan

.

(2)

2 PENDAHULUAN

Perkembangan bank syariah Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1980-an

tetapi baru bersifat diskusi dan tahun 1999 pemerintah memberikan komitmen yang

penuh terhadap bank syariah melalui revisi UU No. 13 tahun 1968 yang diubah

menjadi UU No. 23 tahun 1999. Perubahan kebijakan ini berampak pada jumlah bank

syariah, unit usaha syariah dan BPR syariah dimana November tahun 2004 jumlah

jaringan kantor perbankan syariah sudah mencapai 18 kantor pusat/unit usaha syariah,

146 kantor cabang operasional, 50 kantor cabang pembantu, dan 130 kantor kas.

(Ascarya, 2005). Seiring dengan perkembangan bank umum dan unit usaha syariah

jumlah penyaluran pembiayaan terhadap masyarakat juga menunjukkan pertambahan

setiap tahunnya. Penyaluran pembiayaan tertinggi juni 2015 berdasarkan sektor

ekonomi adalah perdagangan, hotel dan restaurant Rp 1.777 miliar, industri

pengolahan, indutri Rp 580 milliar dan diikuti oleh sektor lainnya. (OJK, 2015).

Korelasi jumlah bank yang tinggi dengan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan

yang sinergi dimana perbankan sebagai lembaga intermediasi berperan besar pada

tingkat pendapatan dan jumlah daya beli ekonomi masyarakat.

Perkembangan ekonomi suatu negara yang diukur dengan pertumbuhan

ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa dengan diukur dalam

konsep nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor‐sektor ekonomi di

wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto

(3)

3 II/2015 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku dan PDB atas dasar

harga konstan menunjukkan trend yang meningkat. Bila diamati laju PDB triwulanan

atas dasar harga konstan struktur perekonomian tahun 2014 menurut lapangan usaha

dari triwulan I ke triwulan IV tidak berubah secara signifikan. Lapangan Usaha

Perdagangan Besar dan Eceran, Reperasi Mobil dan Sepeda Motor memberikan

kontribusi terbesar di setiap triwulan dengan rata‐rata kontribusi sebesar 4,84 persen.

Selanjutnya kontribusi kedua lapangan usaha industri pengolahan 4,63 persen dan

kontribusi ketiga lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan 4,18 persen dan

sektor jasa-jasa lainnya (BPS, 2015)

Dengan kontribusi PDB yang tinggi peran perbankan khususnya perbankan

syariah memiliki peran yang signifikan menjalankan fungsinya sebagai lembaga

keuangan. Bredasarkan data statistik perbankan syariah pertumbuhan pembiayaan

syariah meningkat setiap tahunnya yakni sekitar 0,24 persen dari tahun 2014 Rp

1.536 milliar dan tahun juni tahun 2015 Rp 1.777 miliar. Konsep penyaluran

pembiayaan secara prinsip memiliki dua pengaruh diantaranya peningkatan laba,

asset dan tingkat resiko yang terjadi pada bank dan unit usaha syariah. Maka dalam

hal ini penelitian ini berfokus untuk menganalisis resiko dari penyaluran pembiayaan

bank syariah terhadap sektor ekonomi yang berkontribusi besar terhadap PDB yakni

sektor perdagangan. Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data

sekunder tahun 2012 sampai 2015 pada bank syariah dan unit usaha syariah serta

faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan dengan menggunakan hipotesis dan uji

(4)

4 Sesuai dengan latar belakang di atas dimana peningkatan pertumbuhan

ekonomi dan penyaluran pembiayaan bank syariah yang memiliki korelasi terhadap

kesejahteraan ekonomi maka penelitian ini berfokus dengan menganalisis risiko

pembiayaan sektor perdagangan perbankan syariah dengan menggunakan indikator

rasio perbankan yakni return on asset, biaya operasional dan pendapatan operasional,

non performing finance, finance deposit ratio, bagi hasil dan faktor makroekonomi

yakni indeks produksi industri, inflasi dan indeks harga saham gabungan.

KAJIAN TEORI

Penelitian Terdahulu

Penelitian Katmas (2014) dalam jangka pendek Inflasi, CAR, ROA, NPF, dan BOPO

memiliki pengaruh terhadap volume pembiayaan perbankan syariah. Dalam jangka

panjang variabel Inflasi, BI Rate,CAR, ROA, NPF, FDR dan BOPO memiliki

Pengaruh terhadap Volume Pembiayaan Pebankan syariah di Indonesia. Penelitian

Agista, Raddis A. (2015) variabel DPK dan ROA berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan, CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

pembiayaan. Adnan dan Pratin (2005) simpanan mempunyai hubungan positif dan

signifikan terhadap pembiayaan sementara variabel yang lain ekuitas,, NPL dan

tingkat margin tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pembiayaan

syariah.

Siregar (2015) Secara umum jika diurutkan, variabel makroekonomi yang memiliki

korelasiterkuat hingga terlemah dengan indikator kinerja bank adalah IPI, IHSG, BI

(5)

5 yang memiliki korelasi terkuat hingga terlemah dengan variabel makroekonomi

adalah DPK, kredit, laba, LDR, ROA, BOPO, dan NIM.

Raditya Sukmana (2010) determinan pembiayaan bank syraiah di Indonesia . Data

penelitian diambil dengan bulanan dari Bank Indonesia dan database Bloom -berg,

mulai Desember 2000 hingga Mei 2007, dengan menggunakan metode Impulse

Response Function (IRF) dimana metode ini mencoba melihat respon yang timbul

dari suatu variabel atas shock yang terjadi dari variabel lain. penelitian ini

menunjukkan bahwa pembiayaan oleh bank syariah merespon positif guncangan

yang terjadi pada deposito dan tingkat pendapatan. Variabel IHSG sama sekali tidak

mempengaruhi kinerja pembiayaan bank syariah.

Khonsa Tsabita (2013) Analisis Risiko Pembiayaan Syariah Pada Sektor Pertanian

Studi Kasus pada BPRS Amanah Ummah. Penelitian dilakukan bulan Januari hingga

Februari 2013 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko utama dari

pembiayaan syariah pada sektor pertanian yaitu nasabah gagal bayar karena karakter

buruk/moral hazard. Tindakan mitigasi risiko yang dapat dilakukan adalah

melakukan rescheduling, restrukturisasi, dan pencairan jaminan nasabah.

Alias Mat Nor, Nor Hayati Ahmad (2015) Impaired Financing Determinants of

Islamic Banks in Malaysia pada 16 bank islam Malaysia tahun 2005-2013 dimana

hasil penelitian yang didapat bahwa pemberian pinjaman berpengaruh signifikan

positif sedangkan pertumbuhan pinjaman berdampak negatif dengan pembiayaan

(6)

6 dan pertumbuhan pinjaman. Pada faktor eksternal, gross domestic product (GDP),

inflation (INF), political stability index (PSI) and corruption control index (CCI)

tidak berpengaruh terhadap pembiayaan dibuktikan dari konsep bagi hasil bank islam

yang efektif untuk mengurangi risiko eksternal.

Penelitian Siti Norsakinah, Shahida Shahimi, Mohamad Abdul Hamid (2009)

Determinants Of Credit Risk In Malaysian Islamic Banks dengan observasi 96 dari 15

bank islam tahun 1999 sampai 2007 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa

risiko sektor pembiayaan, debt total asset rasio, leverage, pembiayaan dan penentuan

ukuran bank berpengaruh signifikan pada bank islam Malaysia. Nurlina, Yani (2012)

mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki nilai risiko yang paliing rendah dan

identifikasi kriteria yang berkontribusi terhadap penyaluran pembiayaan pada bank

umum dan unit usaha syariah Indonesia tahun 2009-2011 dengan 11 BUS dan 23

UUS. Berdasarkan hasil perhitungan AHP bahwa inflasi dan BI rate sebagai variabel

yang berkontribusi dalam pemilihan kebijakan penyaluran pembiayaan, sektor

konstruksi menjadi sektor yang memiliki risiko yang paling rendah.

Risko Pembiayaan Syariah

Secara spesifik risiko-risiko yang dihadapi oleh bank syariah meliputi risiko

likuiditas, risiko kredit (pembiayaan), risiko operasional, risiko hukum, risiko

reputasi, risiko startejik, risiko kepatuhan, risiko imbal jasa, risiko investasi,

sedangkan risiko bunga bank syariah tidak menghadapinya sebagaimana yang

dihadapi oleh bank konvensional. Muhammad Ayub (2008) mengidentifikasi risiko

(7)

7 kesesuaian dengan syariah, risiko tingkat pengembalian yang lebih tinggi, risiko

gadaian yang lebih besar, risiko legal yang lebih besar dan risiko penarikan yang

lebih besar pula. Oleh karena itu, bank berkewajiban melakukan evaluasi yang lebih

berhati-hati atas semua risiko yang ada. Karim (2007) sasaran kebijakan manajemen

risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya

kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi dan

berkesimbungan, sehingga manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi

peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan usaha bank. Pembiayaan

menurut Muhamad (2002), secara luas, berarti financing atau pembelanjaan, yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Alokasi dana

(pembiayaan) mempunyai beberapa tujuan (Muhamad, 2002) yaitu mencapai tingkat

profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan

kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.

Sektor Ekonomi

Sektor ekonomi merupakan sektor yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi

sutau negara yang dilihat dengan menghitung nilai produk domestic bruto (PDB).

Secara teori penyusunan PDB terdapat tiga pendekatan, yaitu (a) Pendekatan

Produksi, (b) Pendekatan Penggunaan atau Pengeluaran, dan (c) Pendekatan

Pendapatan. PDB menurut lapangan usaha mencakup tujuh belas lapangan usaha

(8)

8 Pertambangan, Perindustrian, Listrik, gas dan air, Konstruksi; Perdagangan, restoran

dan hotel, Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi ,Jasa dunia usaha, Jasa sosial

Identifikasi Risiko

Teknik mengidentifikais risiko perbankan syariah dapat dilakukan melalui analisa

laporan keuangan. Beberapa rasio yang digunakan dalam mengidentifikasi risiko.

Return On Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Kuncoro (2002)

menyatakan bahwa ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam

mengelola aktiva yang tersedia untuk mendapatkan net income. Sedangkan Siamat

(2005) mengemukakan bahwa ROA merupakan rasio yang memberikan informasi

seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini

mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap

setiap rupiah asetnya.

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio antara biaya

operasioanal terhadap pendapatan operasional (Dendhawijaya 2003:125). Biaya

opersional adala biaya yang dikeluarkan oleh bank dala rangka menjalankan

aktivitas usaha pokoknya.Semakin tinggi BOPO maka kemungkinan bank dalam

kondisi bermasalah.

Financing To Deposit Ratio (FDR)

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara pembiayaan

(9)

9 bank (Muhammad, 2005). Seberapa besar pembiayaan yang diberikan kepada

masyarakat atau nasabah, bank harus mampu mengimbanginya dengan segera

memenuhi kebutuhan akan penarikan kembali dana sewaktu- waktu oleh deposan.

Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) merupakan perbandingan antara jumlah

pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan

syariah, dan dinyatakan dalam persentase (Veithzal, 2008). Bank Indonesia

mengkategorikan NPF dalam beberapa level yaitu pembiayaan kurang lancar,

pembiayaan diragukan, dan pembiayaan macet. Tindakan mitigasi risiko yang dapat

dilakukan adalah melakukan rescheduling, restrukturisasi, dan pencairan jaminan

nasabah..

Persentase Bagi Hasil

Bank syariah menerapkan nisbah bagi hasil terhadap produk-produk pembiayaan

yang berbasis NUC (Natural Un-certainty Contract), yakni akad bisnis yang tidak

memberikan kepastian pendapatan baik dari segi jumlah maupun waktu, seperti

mudharabah dan musyarakah. Menurut Antonio (2001), Muhamad (2002), dan

Karim (2004) tingkat biaya pembiayaan (marjin keuntungan) berpengaruh terhadap

jumlah permintaan pembiayaan syariah. Maka bila tingkat biaya pembiayaan (margin

(10)

10 Indeks Produksi Industri

Indeks Produksi Industri biasanya disusun digunakan untuk mengukur kenaikan dan

penurunan hasil produksi dan indikator kesehatan ekonomi. Tingkat produksi sebuah

perusahaan manufaktur memiliki korelasi dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan

pekerja yang digunakan sebagai barometer dinamika operasi dalam siklus bisnis.

Suatu angka IPI menggambarkan persentase kenaikan/penurunan nilai produksi

industri pengolahan pada periode berjalan/periode bersangkutan terhadap nilai

produksi industri pengolahan pada periode sebelumnya yang disajikan dalam periode

bulanan, triwulanan dan tahunan. (BPS,2013).

Inflasi

Inflasi merupakan suatu kecenderungan harga dimana tingkat harga umum

mengalami kenaikan secara terus menerus. Menurut Budiono (2001) Manurung

(2004), Nanga (2001) Inflasi disebabkan oleh dua hal yaitu tarikan permintaan

(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan)

produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga

termasuk kurangnya distribusi). Beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk

mengukur laju inflasi yakni consumer price index (CPI), produsen price index (PPI)

dan gross national product (GNP) deflator

Indeks Harga Saham Gabungan

Menurut Sukirno (2003), Sunariyah (2005) Indeks harga saham gabungan merupakan

(11)

11 gabungan seluruh saham sampai pada tanggal tertentu. Pergerakan harga saham

tersebut disajikan setiap hari berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut.

Indeks harga saham disajikan untuk periode tertentu. Jenis saham yang terpilih harus

memenuhi syarat yang ditetapkan oleh bursa seperti LQ 45 dan JII. Untuk investasi

saham yang berbasis syariah indeks yang digunakan adalah JII.

Berdasarkan penelitian terdahulu dan kajian iteratur, maka kerangka pemikiran

penelitian ini disajikan pada gambar 1.

Hipotesis penelitian:

H1: Rasio ROA Memiliki Pengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap Risiko

Pembiayaan Perdagangan.

Pembiayaan Sektor Perdagangan

Variabel Makroekonomi/

Inflasi IPI IHSG

Indikator Kinerja berupa Data

Non-Rasio

Bagi Hasil Indikator Kinerja

berupa Data Rasio

NPF FDR

ROA BOPO

(12)

12 H2: Rasio BOPO Memiliki Pengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Risiko

Pembiayaan Perdagangan.

H3: Rasio FDR Memiliki Pengaruh Positif Dan Berpengaruh Terhadap Risiko

Pembiayaan Perdagangan.

H4: NPF Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Risiko Pembiayaan Perdagangan.

H5: Rasio Pendapatan Pembiayaan Bagi Hasil Tidak Berpengaruh Dan Negatif

Terhadap Risiko Pembiayaan Perdagangan.

H6: Rasio IPI Berkorelais Positif Dan Signifikan Terhadap Risiko Pembiayaan Perdagangan.

H7: Rasio Inflasi Memiliki Korelasi Positif Dan Signifkan Terhadap Risiko Pembiayaan Perdagangan

H8: Rasio IHSG Berpengaruh Negatif Dan Signifikan Terhadap Risiko Pembiayaan

Perdagan

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data time series periode bulanan mulai

bulan Januari tahun 2012 sampai Juni tahun 2015 dari Statistik Perbankan Syariah

Indonesia, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Pusat Statistik. Tabel

1 menunjukkan penjelasan variabel yang digunakan dan sumbernya.

Tabel 1 Data Yang Digunakan Dalam Penelitian

Nama Variabel Sumber Data Keterangan

(13)

13 Indikator Kinerja

berupa Data Rasio

(disetahunkan)/rata-rata total aset BOPO (%) SPS, BI Biaya operasional/pendapatan

operasional

NPF (%) SPS, BI Pembiayaan bermasalah/total pembiayaan

FDR (%) SPS, BI Pembiayaan/Dana pihak ketiga

Indikator Kinerja

Indeks produksi industri besar dan sedang

Inflasi (%) BI Perhitungan inflasi YoY Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG)

SEKI-BI

Metode analisis data yang digunakan adalah least square method dengan

menggunakan software SPSS versi 16.0. Dalam melakukan analisis regresi linier

berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik agar

mendapatkan hasil regresi yang baik (Ghozali, 2005). Bentuk persamaan regresi

penelitian sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5X5 + b6 X6 + b7 X7 + e

Di mana :

(14)

14 X8 = variabel IHSG

e = error term

ANALISIS DATA Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi penyebaran

variabel. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,422 lebih besar dari = 0,05 maka data variabel yang diuji

terdistribusi normal.

Uji Multikoliniearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang sempurna antar variabel

independen. Syarat tidak adanya multikolinier adalah koefisien VIF tidak lebih dari

10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai VIF dari variabel

ROA,BOPO,NPF,FDR,bagi hasil, IPI, inflasi dan IHSG nilai VIF yang diperoleh

tidak lebih besar dari 5 atau 10 yang berarti antar variabel independen tidak

mengandung multikolinearitas.

Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

variabel independen dengan variabel pengganggu. Pada hasil pengujian di atas

signifikansi dari masing-maisng varaibel bebas lebih besar dari = 0,05 sehingga

antar variabel independen tidak mengandung heterokedastisitas. Dari hasil uji awal

beberapa variabel bebas penelitian ini mengandung heterokedastisitas sehingga

(15)

15 Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi serial pada variabel

pengganggu. Berdasarkan hasil uji, nilai durbin Watson yang diperoleh sebesar 1,367

dengan Du 1,958 dan Dl 1,139, nilai interval pada interval dl d du yaitu 1,139 

1,367  1,958 maka dapat disimpulkan tidak ada autokrelasi positif.

Analisis Regresi Berganda Nilai Determinasi (R2)

Uji determinasi (r2adj) adalah hasil analisis regresi yang menunjukkan sifat

per-samaan regresi yang ada antara variabel bebas dan variabel terikat, semakin

tinggi koefisien determinasinya maka persamaan regresi tersebut semakin baik. Dari

hasil uji regresi di atas nilai determinasi yang diperoleh sebesar 0,946 artinya sebesar

94,60% tingkat risiko pembiayaan syariah dapat dijelaskan oleh perubahan

ROA,BOPO,NPF,FDR,bagi hasil, IPI, inflasi dan IHSG

Uji Parsial T

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variasi perubahan nilai

masing-masing variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan nilai variabel terikat.

Dibawah ini persamaan regresi yang dihasilkan:

Y = 31.039 + 0.407X1 + 0.011X2 + 3.949X3 – 0.040 X4 + 0.051X5 + 0.242X6-0.040X7+1.531X7+ ε

Berdasarkan hasil uji regresi di atas dapat diketahui nilai koefisien signifikan

masing-masing variabel bebas yakni signifikansi ROA 0,461, BOPO 0,563, NPF

(16)

16 Dengan alpha 10% ataupun 5% berarti masing-masing variabel bebas memiliki

hubungan risiko terhadap pembiayaan syariah sebagai berikut:

a. Variabel ROA mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan terhadap

pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel ROA

ditolak

b. Variabel BOPO mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan terhadap

pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel BOPO

ditolak

c. Variabel NPF mempunyai hubungan positif secara dan signifikan terhadap

pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel NPF

diterima

d. Variabel FDR mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap

pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel FDR

ditolak

e. Variabel Bagi hasil mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan

terhadap pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0 untuk variabel

bagi hasil ditolak

f. Variabel IPI mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap

pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel IPI

diterima

g. Variabel Inflasi mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap

pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel inflasi

(17)

17 h. Variabel IHSG mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan terhadap

pembiayaan perdagangan sehingga hipotesa nol (H0) untuk variabel IHSG

ditolak

Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji

regresi signifikansi F hitung yang diperoleh yakni 0,000 lebih kecil dari = 0,005

dan variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhdap variabel dependen

PEMBAHASAN ANALISIS DATA

Variabel ROA mempunyai hubungan positif dan tidak signifikan dengan nilai

koefisien beta sebesar 0,407. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan net income bank

syariah berasal dari pembiayaan UKM yaitu sebesar 58% dan kepada selain UKM

hanya sebesar 42% diabndingkan perbankan nasional yang menyalurkan dananya ke

UKM hanya sebesar 19% dan menyalurkan ke selain UKM sebesar 81%, sehingga

tingkat risiko pembiayaan perdagangan relatif lebih stabil.

Variabel BOPO mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan dengan

nilai beta sebesar 0,011. Hal ini dikarenakan efisiensi perbankan syariah yang baik

selama tahun 2011-2013 dan bahkan lebih rendah dibandingkan BOPO bank

konvensional tetapi mulai juni 2014 sampai 2015 BOPO bank syariah mulai terpuruk

dikarenakan pembiayaan macet bank syariah yang mulai tinggi tetapi hal ini masih

dalam batas wajar. Secara operasional produk dan jasa yang ditawarkan disesuaikan

(18)

18 seperti mudharabah dan musyarakah tetapi produk tersebut permintaannya masih

relatif sedikit.

Variabel FDR mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan nilai

beta sebesar -0.040 ini berarti perubahan variabel FDR 100% maka secara relatif akan

mempengaruhi tingkat risiko pembiayaan sektor perdagangan sebesar 4% dengan

asumsi variabel lainnya dianggap konstan. Dengan nilai FDR bank syariah yang

selalu di atas 96% hal ini berarti pembiayaan yang disalurkan bank syariah tinggi

tetapi dengan NPF rata-rata dibawah 5% dan dominasi DPK terbesar dari deposito

mudharabah sehingga risiko pembiayaan perdagangan yang ditimbulkan rendah

Variabel NPF mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan beta 3.949

berarti setiap kenaikan tiga juta rupiah variabel NPF maka risiko pembiayaan yang

disalurkan akan naik 3,949 juta rupiah dengan asumsi variabel lainnya tetap, dan

sebaliknya. NPF sebagai pengukur rasio pembiayaan bermasalah menunjukkan

bahwa pembiayaan bermasalah syariah selama tahun 2015 selalu berada dibawah

5% dengan penyaluran pembiayaan ke sektor yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Variabel bagi hasil mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan dengan

beta sebesar 0,051. Nisbah bagi hasil merupakan profit untuk pembiayaan

mudharabah dan musyarakah dimana akad pembiayaan tersebut cukup rendah

dibandingkan akad pembiayaan lainnya, perhitungan bagi hasil yang tidak

(19)

19 jenis pembiayaan ini. Selanjutnya konsumen (nasabah) yang kritis dengan system

syariah. Pada umumnya nasabah kurang mempedulikan besarnya tingkat margin,

pertimbangan utamanya adalah kepentingan kebutuhan hukum Islam (Burhanuddin,

2004).

Variabel IPI mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap

pembiayaan sehingga hipotesis nol diterima. Ketika IPI naik, maka pendapatan

produsen semakin besar dan sebagian pendapatan digunakan untuk peningkatan

produksi yang berpengaruh pada volume pembiayaan dan berimplikasi terhadap

risiko pembiayaan yang diberikan.

Variabel Inflasi mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan sehingga

hipotesa nol ditolak dengan angka sebesar -0.040. Hal ini dikarenakan pembiayaan

yang banyak diberikan merupakan UKM dan bukan corporate sehingga perubahan

inflasi yang fluktuatif selama tahun 2012-2015 tidak berdampak besar terhadap risiko

pembiayaan perdagangan. Selanjutnya dengan sistem bagi hasil bank syariah inflasi

tidka berpengaruh besar pada produk perbankan syariah. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Alias Mat Nor dan Nor Hayati Ahmad (2015) inflasi sebagi faktor

eksternal yang tidak berpengaruh terhadap penentuan pembiayaan bank Islam

Malaysia.

Variabel IHSG mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan terhadap

pembiayaan sehingga hipotesa nol ditolak. Beberapa hal yang menjelaskan variabel

IHSG tidak mempunyai hubungan dengan tingkat risiko pembiayaan dikarenakan

(20)

20 sahamnya di Jakarta Islamic Index, perbankan syariah yang ada belum semua berdiri

sendiri dengan mengatasnamakan bank syariah seperti muamalat, bank syariah

mandiri kebanyakan dari bank syariah merupakan unit usaha syariah dari bank

konvensional. Hal ini tentu akan berpengaruh seiring dengan peningkatan asset dan

minat masyarkat terhadap perbankan syariah. Hasil penelitian ini sesuia dengan

penelitian sukmana (2010) dimana IHSG sama sekali tidak berpengaruh terhadap

pembiayaan bank syariah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dari ujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel ROA, BOPO, NPF, FDR, Bagi hasil, IPI, Inflasi dan IHSG memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan perdagangan secara simultan.

2. Secara Parsial variabel ROA,BOPO dan IHSG mempunyai hubungan positif tapi

tidak signifikan terhadap pembiayaan perdagangan

3. Secara Parsial variabel NPF dan IPI mempunyai hubungan positif secara dan

signifikan terhadap pembiayaan perdagangan

4. Secara Parsial variabel FDR mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan perdagangan

5. Secara Parsial variabel Bagi hasil dan Inflasi mempunyai hubungan positif tapi

(21)

21 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka ada beberapa saran

untuk pengambilan kebijakan bagi perusahaa dan peneliti selanjutnya, yaitu sebagai

berikut:

1. Penyaluran pembiayaan tidak hanya untuk sektor perdagangan, industri danjasa

dunia usaha yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi tetapi sektor lain

seperti pertanian sebaiknya bank syariah lebih berkontribusi dan berani.

Selanjutnya melakukan pengembangan bank syariah di pasar modal syariah.

2. Peneliti selanjutnya lebih mengembangkan permasalahan yang terjadi di bank

(22)

22 DAFTRA PUSTAKA

Alias Mat Nor, Nor Hayati Ahmad. (2015). Impaired Financing Determinants of Islamic Banks in Malaysia. Information Management and Business Review Vol. 7, No. 3, pp. 17-25

Ascarya, Diana Yumanita. 2005. Gambaran Umum Bank Syariah. Jakarta: Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia.

Agista, Aristantia Radis. 2015. Analisis Pengaruh Dpk, Car, Npf Dan Roa Terhadap Pembiayaan Di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Skripsi Jurusan Akuntansi, FE Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

Badan Pusat Statistik. 2013. Pendapatan nasional indonesia 2010-2013. BPS, Jakarta.

Burhanuddin, Erwin, (2004) “Quo Vadis Perbankan Syariah”, SKH Kedaulatan Rakyat, Edisi 14 April 2004, Yogyakarta.

Boediono. 2001. Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Miltivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Katmas, Ekarina. 2014. Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Volume Pmebiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia. Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Karim, Adiwarman, (2004) “Bank Islam:Analisis Fikih dan Keuangan”, Penerbit: PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Karim, Adiwarman. 2007. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, PT

RajaGrafindo Persada: Jakarta

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, (England: John Wiley and Sons Ltd, England, 2008), diterjemahkan oleh Aditya Wisnu Pribadi (2009),Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Muhamad, (2002) “Pengantar Akuntansi Syariah”, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

(23)

23 Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Nurlina, Yani (2012) Analisis Nilai Risiko Kerugian Dalam Proses Penyaluran Pembiayaan Per Sektor Ekonomi Dengan Menggunakan Penggabungan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Logit Multinomial Pada Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Di Indonesia 2009-2011. Jurusan Akuntansi: Politeknik Negeri Bandung

Nanga, Muana (2001) Makroekonomi, Edisi 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Statistik Perbankan Syariah Indonesia

Rahardja, Pratamadan Manurung, Mandala. 2004. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Edisi II, Jakarta: FE UI

Pratin, Adnan. (2005). Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil Dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia (BMI), Sinergi Kajian Bisnis Dan Manajemen Edisi Khusus Finance, Hal 35-52

Rahardja, pratama dan Manurung, Mandala. 2004, Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, Edisi II, Jakarta: FE UI

Sadono, Sukirno. 2003. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi Kedua. PT Grafindo Persada: Jakarta.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Siti Norsakinah, Shahida Shahimi, Mohamad Abdul Hamid. 2009. Determinants Of Credit Risk In Malaysian Islamic Banks . Capital Market Review Vol. 17 No 1&2, Pp 43-60.

Syafi’i Antonio, Muhammad. 2001. “Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik”, Gema Insani Press, Jakarta.

Sunariyah. 2005. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogayakarta: UPP STIM YKPN

(24)

24 Siregar, H., nur, T., maulana, A., & hasanah, H. (N.D.). 2015. The Impact Of

Macroeconomic Condition On The Bank’s Performance In Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, hal. 379-402

Tsabita, Khonsa. 2013. Analisis Risiko Pembiayaan Syariah Pada Sektor Pertanian Kasus: BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen: Institut Pertanian Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Pancasila sebagian besar dirumuskan oleh para pemuda-pemudi yang artinya sudah sangat jelas tujuan pembentukan pancasila bertujuan untuk memberi arah kepada

Kawasan pariwisata pantai Merpati merupakan kawasan pariwiata yang memiliki perkembangan yang sangat signifikan hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, terjadi perkembangan yang sangat signifikan dalam berbagai bidang kehidupan. Adanya perkembangan dalam berbagai ilmu

• Kontrol tracking fuzzy yang dirancang memiliki performa robust dengan tingkat pelemahan gangguan terhadap performa keluaran kurang dari γ yang

pada tanggal 10 Februari 2020 dengan durasi 100 menit dan dihadiri. oleh 20

JAWAB Enggak, itu di Domsav, jalur tes gitu. Nilainya termasuk bagus juga, di atas jadi saya juga tenang. Oo ternyata SD YSKI tu ndak kalah dengan SD favorit lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus , dan Sisa Lebih Perhitungan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan sebuah metode peringkasan dengan Hidden Markov Model (HMM) baru yang dapat meminimalisir proses indexing namun