• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PREST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PREST"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK

KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MAASING

KECAMATANTUMINTINGKOTA MANADO

Creisye Cynthia Agustini*, Nancy S.H. Malonda*, Rudolf B. Purba**

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi **Akademi Gizi, Poltekes Kemenkes Manado

ABSTRAK

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak adalah status gizi. Anak-anak yang stunting

(pendek) karena kurang gizi ternyata lebih banyak yang terlambat masuk sekolah, lebih sering absen, dan tidak naik kelas . Lebih dari sepertiga (36,1 %) anak di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian Cross sectional study, dilaksanakan bulan Januari sampai bulan Agustus 2013. Populasi anak kelas 4 dan 5 SD yang berjumlah 86 anak. Jumlah sampel penelitian 61 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, pengukuran berat dan tinggi badan, pengumpulan data nilai semester akhir mata pelajaran matematika dari masing-masing wali kelas. Analisis data menggunakan uji Korelasi Spearman dengan bantuan aplikasi SPSS.

Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar. Disarankan pada orang tua dan guru untuk memberi pengetahuan tentang gizi pada anak agar selalu mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang dan memberikan motivasi belajar demi peningkatan prestasi belajar anak.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Status Gizi, Anak Sekolah Dasar Kelas 4 dan 5.

ABSTRACT

One of the factorsthatcaninfluence thelearning achievement of childrenisnutritionalstatus. Children who arestunted(short) due to malnutritionwere morewho are lateto school, moreoftenabsent, andnotthe next grade. More than a third(36.1%) childreninIndonesiais short whenenteringschoolage. This study aimstodetermine the relationshipbetweennutritionalstatusand the learning achievementof elementary school childrengrade 4and5in the VillageDistrictMaasingTumintingManadoCity.

This study isobservationalanalyticstudy designCross-sectional study, conductedfrom January toAugust 2013. Populations4and5gradersSDtotaling86 children. Total sample61 childrenwhomeet theinclusion and exclusion criteria. Data were collected byinterview, weight and heightmeasurements, data collectionfinalsemester grademath subjectsfromeachhomeroom. Data analysisusingSpearmancorrelationtestwiththe help ofSPSSapplications.

Statistical analysisshowed nosignificant associationbetweennutritionalstatuswithacademic achievement. Advisedtheparents andteacherstogiveknowledgeabout nutritionin childrento alwayseating healthy foodsandnutritionally balancedandprovidemotivation to learnin order to improvechildren's learningachievement.

Key word : Learned achievement, Nutrient state, Elementary School child brazes 4 and 5.

(2)

2 Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).Upaya peningkatan SDM yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik (Adisasmito, 2012). Pemberian gizi yang kurang baik terutama terhadap anak-anak, akan menurunkan potensi sumber daya pembangunan masyarakat (Cakrawati& Mustika, 2012).

Rendahnya status gizi anak akan membawa dampak negatif pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Belum sepenuhnya konklusif, namun diyakini bahwa kurang gizi kronis berhubungan erat dengan pencapaian akademik murid sekolah yang semakin rendah.Anak-anak yang stunting (pendek) karena kurang gizi ternyata lebih banyak yang terlambat masuk sekolah, lebih sering absen, dan tidak naik kelas (Khomsan, 2012). Lebih dari sepertiga (36,1 %) anak di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah. Di Sulawesi Utara angka kejadian stunting berdasarkan Riskesdas 2007 yaitu 31,2% dan berdasarkan Riskesdas 2010 menurun menjadi 27,7% .

Prestasi belajar siswa bukan semata-mata karena kecerdasan siswa saja tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut.Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis, dimana status gizi termasuk faktor fisiologis tersebut, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. (Syah, 2010)

Status gizi terbagi atas gizi baik, gizi kurang, dan gizi lebih. Status gizi masyarakat ditentukan oleh makanan yang dimakan, hal tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di masyarakat, serta faktor lain yang mempengaruhi status gizi yaitu pelayanan kesehatan, kemiskinan, pendidikan, sosial budaya, dan gaya hidup (Cakrawati& Mustikia,2012).Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode penilaian status gizi. Beberapa indeks antropometri antara lain BB/U, TB/U, BB/TB, IMT/U (Supariasa dkk, 2002).

Banyak penelitian menunjukan bahwa status gizi anak sekolah yang baik akanmenghasilkan derajat kesehatan yang baik dan tingkat kecerdasannya yang baik pula.

Sebaliknya, status gizi yang buruk menghasilkan derajat kesehatan yang buruk, mudah terserang penyakit, dan tingkat kecerdasan yang kurang sehingga prestasi anak di sekolah juga kurang (Devi, 2012).Penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati dkk tentang hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Trosobo II Sidoarjo menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa kelas 1 SDN Trosobo II Sidoarjo. Fithia dkk juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan kemampuan kognitif anak Sekolah Dasar di daerah endemik GAKI dalam penelitiannya tentang hubungan antara status gizi dan faktor sosiodemografi dengan kemampuan kognitif anak Sekolah Dasar di daerah endemis GAKI.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anakkelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado.

METODE PENELITIAN

(3)

3 dan analisis bivariat melihat hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado, menggunakan uji Korelasi Spearman dengan

α=0,05 dan skala pengukuran yaitu skala Ordinal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Responden dalam penelitian ini adalah anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 86 anak, namun yang menjadi subjek dalam penelitian sebanyak 61 anak. Responden dengan usia 10 tahun paling banyak yaitu 22 anak (36,1 %), sedangkan responden dengan usia 8 tahun paling sedikit yaitu 4 anak (6,6 %). Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan orang tua, paling banyak anak memiliki ayah dengan tingkat pendidikan SD (41 %) dan paling sedikit anak memiliki ayah dengan tingkat pendidikan SMA (14,8 %), sedangkan tingkat pendidikan ibu yangpaling banyak adalah tidak sekolah (44,3 %) dan tingkat pendidikan SMP yang paling sedikit yaitu (9,8 %).Pekerjaan orang tua yang paling banyak adalah pedagang kecil yaitu (49,2 %) dan yang paling sedikit yaitu PNS sebanyak (3,3 %), sedangkan penghasilan orang tua per Bulan kurang dari Rp 1.550.000 sebanyak (96,7 %) dan penghasilan orang tua lebih dari Rp 1.550.000 adalah (3,3 %).

Status gizi responden berdasarkan BB/U paling banyak adalah gizi baik sebanyak 51 anak (83,6 %), sedangkan paling sedikit yaitu gizi lebih sebanyak 2 anak (3,3 %).Kemudian Status gizi responden berdasarkan TB/U paling banyak adalah status gizi normal sebanyak 54 anak (88,5 %), sedangkan paling sedikit yaitu sangat pendek sebanyak 3 anak (4,9 %). Selanjutnya, Status gizi responden berdasarkan BB/TB paling banyak adalah status gizi normal yaitu 56 anak (91,8 %), sedangkan paling sedikit adalah gemuk yaitu 2 anak (3,3 %). Kemudian, Status gizi responden berdasarkan IMT/U paling banyak adalah status gizi normal yaitu 46 anak (75,4 %), sedangkan paling sedikit adalah sangat kurus yaitu 2 anak (3,3 %), lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Status Gizi Responden Penelitian

Status Gizi Kelas n %

Prestasi belajar responden baik yaitu sebanyak 50 anak (81,96 %), sedangkan yang kurang adalah sebanyak 11 anak (18,04 %), lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Prestasi BelajarResponden Penelitian

Prestasi Belajar n %

Kurang 11 18,04

Baik 50 81,96

Total 61 100

Hasil uji menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan BB/U dengan prestasi belajar, dengan melihat nilai signifikansi diperoleh nilai ρ>0,05 (0,489) dengan kekuatan korelasi sangat lemah dan arah korelasi negatif, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

(4)

4 lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutrition status), sedangkan teori lain mengatakan bahwa hampir 70% pembentukan sel otak terjadi sejak janin masih dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun. Jika otak mengalami hambatan pertumbuhan, jumlah sel otak, serabut sel otak, dan penghubung sel otak berkurang (Dirjen Bina Gizi dan Kia, 2011).Menurut Willis (2012) Perkembangan intelektual anak juga dapat dipengaruhi oleh stimulasi dan sarana, dimana yang dimaksud stimulasi yaitu pemberian pendidikan yang baik kepada anak oleh orang tua dan tersedianya sarana yaitu alat - alat yang dapat mendukung pendidikan anak. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tumondo (2006) bahwa tidak ada hubungan antara status gizi berdasarkan BB/U dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri Tetey dan SD Advent Kolongan.

Selanjutnya hasil uji menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan BB/U dengan prestasi belajar, dengan melihat nilai signifikansi diperoleh nilai ρ>0,05 (0,489) dengan kekuatan korelasi sangat lemah dan arah korelasi negatif, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hubungan status gizi berdasarkan TB/U dengan prestasi belajar

Anak yang menderita (pendek) stunting berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya. Selain itu, Stunting akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak. Faktor dasar yang menyebabkan stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual (Unicef Indonesia, 2012). Sementara dalam penelitian ini terdapat anak yang pendek yaitu 11,5 %. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohamad (2011) tentang hubungan kesegaran jasmani, hemoglobin, status gizi, dan makan pagi terhadap prestasi belajar yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al Asror Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Selanjutnya hasil uji menunjukan bahwa Tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan BB/TB dengan prestasi belajar, dengan melihat nilai signifikansi diperoleh nilai ρ>0,05 (0,220) dengan kekuatan korelasi sangat lemah dan arah korelasi negatif, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hubungan status gizi berdasarkan BB/TB dengan prestasi belajar

Status

(5)

5 Intelegensi siswa juga dipengaruhi oleh faktor siswa sendiri yaitu keluarganya, sekolah, dan tempat dia bermain (Willis, 2012).Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman – teman sepermainan dari siswa tersebut (Syah, 2010). Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh, serba kekurangan, dan tingkat pendidikan orang tua yang rendah, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi dan ketika akan meminjam alat – alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.

Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan IMT/U dengan prestasi belajar, dengan melihat nilai signifikansi diperoleh nilai ρ>0,05 (0,258), lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hubungan status gizi berdasarkan IMT/U dengan prestasi belajar

Status penelitian yang dilakukan oleh Zulaihah dan Widajanti (2006) tentang hubungan kecukupan asam Eikosapentanoat (EPA), asam Dokosaheksanoat (DHA) ikan dan status gizi dengan prestasi belajar siswa yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikansi antara status gizi dengan prestasi belajar. Hal ini menyatakan bahwa status gizi berdasarkan IMT/U bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak, karena masih banyak faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti lingkungan, aspek psikologis dan faktor pendekatan belajar. Seorang siswa yang bersikap conserving(apatis) terhadap ilmu pengetahuan biasanya cenderung mengambil

pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya, mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran (Syah, 2010).

Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati dkk (2009) bahwa ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa.Hal ini disebabkan terdapat perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati yaitu dalam hal instrumen yang digunakan untuk pengambilan data, dimana peneliti dalam penelitian ini menggunakan indeks antropometri IMT/U untuk menentukan status gizi sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati menggunakan KMS (kartu menuju sehat). Menurut Arisman (2010) kartu menuju sehat berfungsi sebagai alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan, bukan penilaian status gizi.

Peneliti menduga bahwa faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, terutama lingkungan keluarga siswa itu sendiri. Dimana dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa pekerjaan orang tua sebagian besar adalah pedagang kecil (49,2%) yang berjualan di pasar tentu mengakibatkan terbatas waktu anak bersama-sama dengan orang tuanya. Ditambah lagi latar belakang pendidikan orang tua yang masih rendah, apabila orang tua juga tidak menyadari pentingnya pendidikan bagi anak maka akan mengurangi motivasi dan dukungan bagi siswa itu sendiri dalam proses belajar.

KESIMPULAN

(6)

6 berdasarkan BB/TB paling banyak adalah status gizi normal yaitu 56 anak (91,8 %), sedangkan paling sedikit adalah gemuk yaitu 2 anak (3,3 %), selanjutnya status gizi anak berdasarkan IMT/U paling banyak adalah status gizi normal yaitu 46 anak (75,4 %), sedangkan paling sedikit adalah sangat kurus yaitu 2 anak (3,3 %).Selanjutnya hasil penelitian menunjukan bahwa, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi berdasarkan BB/U dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado. Kemudian, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi berdasarkan TB/U dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado, selanjutnya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi berdasarkan BB/TB dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado, selanjutnya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi berdasarkan IMT/U dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado.

SARAN

Disarankan pada orang tua dan guru untuk memberi pengetahuan tentang gizi pada anak agar selalu mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang.Selanjutnya, perlu adanya kerjasama dari orang tua dan pihak sekolah untuk terus mengontrol dan memberikan motivasi belajar pada anak dan menjadikan prestasi belajar anak sebagai tanggung jawab bersama. Kemudian, sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan jumlah sampel dan variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. (2012) Sistem Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Arisman, MB. (2010) Gizi Dala Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

Cakrawati, D dan Mustika, NH. (2012) Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta.

Devi, N. (2012) Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Kompas.

Dirjen Bina Gizi dan KIA. (2011)Umur Sama, Tinggi Badan Berbeda, [Internet]. Tersedia dalam<http://www.gizikia.depkes.go.id/archi

ves/terbitan/umur-samatinggi-badan-berbeda# more-3143>[diakses 19 April 2013]

Fathia, DP, Sudargo, T, Gamayanti, IL.(2011) Hubungan antara Status Gizi dan Faktor Sosiodemografi dengan Kemampuan Kognitif Anak Sekolah Dasar di Daerah Endemis GAKY.Jurnal Gizi Indonesia, [Internet] Vol.34 (1) hal 52-60. Tersedia dalam

<http://www.persagi.org/document/makalah/ 192_makalah.pdf> [di akses pada 14 Juli 2013]

Hamid, J, Akmal, KM, Hasmiza, H, Pim, CD, Ng, LO, & Wan Manan, WM. (2011) Effect Of Gender and Nutritional Status on Academic Achievement and Cognitive Funcsion Among Primary School Children in a Rular District in Malaysia. Mal J Nutr, [Internet] Vol.17 (2) pp 189-200. Avaible from

<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2230 3573> [Accessed 14 July 2013]

(7)

7 Khomsan, A. (2012) Ekologi Masalah Gizi,

Pangan, dan Kemiskinan.Bandung : Alfabeta.

Krisnawati, Soelistyowati, E, Itiyati, A. (2009) Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Trisobo II Sidoarjo .Jurnal Keperawatan Vol. II No. 3, [Internet] trsedia dalam

<http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/view.php?id=255> [diakses 14 Juli 2013]

Mohamad, A. (2011) Hubungan Kesegaran Jasmani, Hemoglobin, Status Gizi, dan Makan Pagi terhadap Prestasi Belajar.Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol. I Edisi 2, [Internet] tersedia dalam <http://www.google.com/url?q=http://journal .unnes.ac.id/nju/index.php/miki/article> [diakses 14 Juli 2013]

Supariasa, IDN, Bakri, B, Fajar, I. (2002) Penilaian Status Gizi.Jakarta: EGC.

Syah, M. (2010) Psikologi Belajar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Tumondo, D. (2006) Hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak sekolah di SD Negeri Tetey dan SD Advent Kolongan.Fakultas Kesehatan Masyarakat. Manado

Unicef Indonesia. (2012) Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan Anak.[Internet] tersedia dalam <http://www.unicef.or.id> [diakses 19 April 2013]

Gambar

Tabel 2. Prestasi BelajarResponden Penelitian
Tabel 4. Hubungan status gizi berdasarkan TB/U dengan prestasi belajar

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Perbedaan Tingkat Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan yang diberi ASI dan tidak diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Klatakan

Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dibagi men- jadi tiga jenis yakni (1) humor personal, yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya

Upaya untuk melakukan perbaikan terhadap produktivitas kerja dengan pendekatan ergonomic dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan perancangan fasilitas

Proses ini semakin dipercepat dengan adanya kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, antara lain: kadar air yang semakin meningkat, suhu penyimpanan yang

Quraish Shihab tentang mukjizat, ia mengatakan bahwa mukjizat sebagaimana yang didefinisikan oleh para ulama, ialah peristiwa “luar biasa” yang terjadi dari

Sebagai lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, pesantren memiliki ciri khas dalam menjalankan sistem pendidikannya. Sistem Pendidikan Islam yang

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap variabel kinerja karyawan yang bekerja di