• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DENGUE

HAEMORRHAG

IC FEVER

(DHF)

(2)

PENGERTIAN

Penyakit infeksi oleh virus dengue yang

sering menyerang anak-anak

mengakibatkan perembesan plasma yang

ditandai dengan peningkatan kadar

hematokrit atau penumpukan cairan di

rongga tubuh. Gejala yang ditimbulkan

dengan manifestasi perdarahan dan

(3)

Host

alami DBD adalah manusia,

agent

nya adalah

virus

dengue

yang termasuk ke dalam famili

Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4

serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4

(Kurane I, 2007)

,

ditularkan ke manusia melalui

gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya nyamuk

Aedes aegypti

dan

Ae. Albopictus

(WHO, 2010)

Masa inkubasi virus

dengue

dalam manusia

(inkubasi intrinsik) berkisar antara 3 sampai 14 hari

sebelum gejala muncul, gejala klinis rata-rata

muncul pada hari keempat sampai hari ketujuh,

sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di dalam

(4)

DD/DBD DERAJAT TANDA DAN GEJALA PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM

DD

Demam disertai 2 atau lebih tanda :

mialgia, sakit kepala, nyeri

retroorbital, artralgia.

Leukopenia Trombositopenia

Tidak ada kebocoran plasma

DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif

Trombositopenia (<100.000/ul) bukti

ada kebocoran plasma

DBD II ditambah dengan Gejala diatas perdarahan spontan

DBD III

Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin

dan lembab serta gelisah)

DBD IV

Syok berat disertai dengan tekanan

(5)

ETIOLOGI

Virus dengue termasuk group B

anthropod-borne virus

(arboviruses) dan sekarang dikenal sebagai genus

flavivirus, famili

Flaviviridae

, yang mempunyai 4 jenis

serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Serotipe

utama selama beberapa tahun terakhir adalah DEN-2 dan

DEN-3. Infeksi dari satu serotipe memberikan imunitas

seumur hidup terhadap serotipe tertentu tapi hanya

beberapa bulan imunitas terhadap serotipe lain

(Kariyawasam, Senanayake, 2010).

Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat

terinfeksi dengan 3 atau bahkan 4 serotipe selama

(6)

TANDA DAN GEJALA

Gejala penyakit demam berdarah sangat bervariasi

mulai dari yang tanpa gejala, demam, demam yang

disertai perdarahan yang disebabkan virus dengue

sampai shock. Biasanya ditandai dengan demam tinggi,

perdarahan, pembesaran hati dan kegagalan sirkulasi.

Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam

ringan disertai timbulnya ruam makulopapular yaitu

ruam berbentuk bintik-bintik merah yang datar dan

menonjol.

Pada anak besar dan dewasa dikenal sindrom trias

dengue berupa panas tinggi mendadak, nyeri pada

anggota badan (kepala, bola mata, punggung dan

sendi), dan timbul ruam makulopapular (Ayu & Zulfito,

(7)

Demam tinggi selama 5-7 hari.

Mual, muntah, tidak nafsu makan, dan konstipasi.

Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit,

ptechie, echymosis, dan hematoma.

Epistaksis, hematemisis, melena, dan hematuri.

Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.

Sakit kepala.

Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah

bening.

Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan

(8)

MANIFESTASI

KLINIS

•Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari biasanya bersifat bifasik.

•Manifestasi perdarahan yang biasanya terjadi : - Uji Torniquet positif

- Ptechie, ekimosis, atau purpura

- Perdarahan mukosa, saluran cerna, tempat bekas suntikan. - Hematemesis atau melena.

•Trombositopenia <100.000/ul

•Kebocoran plasma yang ditandai dengan :

- peningkatan nilai hematokrit >20% dibandingkan dengan usia dan jenis kelamin.

- penurunan nilai hematokrit >20% setelah pemberian cairan yang adekuat.

(9)

PATOFISIOLOGI

Arbovirus (melalui nyamuk

Aedes Aegypti

) masuk

kedalam peredaran darah manusia menyebabkan

infeksi virus dengue (viremia). Infeksi dari virus ini

mengaktifkan sistem komplemen tubuh sehingga

membentuk dan melepaskan zat C3a dan Csa, aktifnya

zat C3a dan Csa menstimulus PGE² di hipothalamus

yang menyebabkan Hipertermi. Hipertermi yang terjadi

akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan H20

(10)

Pertama, agregasi trombosit akan menyebabkan

trombositopenia atau penurunan jumlah trombosit dalam darah, kurangnya trombosit ini akan memicu resiko

perdarahan dan perdarahan.

Kedua, kerusakan endotel pembuluh darah akan merangsang dan mengaktivasi faktor pembekuan darah yang

menyebabkan terjadi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) yang memicu adanya perdarahan.

Perdarahan yang terjadi akan menjadikan perfusi jaringan tidak efektif sehingga terjadilah hipoksia jaringan dan asidosis

metabolik. Asidosis inilah yang menjadikan pasien mengalami resiko syok (hipovolemik).

Ketiga, resiko syok hipovolemik mengakibatkan munculnya renjatan hipovolemik dan hipotensi sehingga terjadi kebocoran

(11)

Organ ekstravaskuler yang terkena akibat dari kebocoran

plasma adalah paru-paru, hepar, dan abdomen.

Pada paru-paru kebocoran plasma akan memicu

terjadinya efusi pleura yang mengakibatkan pola nafas

pasien tidak efektif.

Pada hepar kebocoran plasma akan menjadikan

hepatomegali yang kemudian terjadi penekanan

intraabdomen sehingga timbul nyeri dan mual, muntah.

Pada abdomen kebocoran plasma akan mengakibatkan

acites sehingga terjadi mual dan muntah yang sangat

berpengaruh pada kurangnya asupan nutrisi pada pasien

(12)

PATHWAYS

Arbovir us Arbovir us Trombositope nia Trombositope nia Peningkatan reabsorbsi Na+ dan H20 Peningkatan reabsorbsi Na+ dan H20 HIPERTER MI HIPERTER MI Viremi a Viremi a Mengaktifkan sistem komplemen Mengaktifkan sistem komplemen DIC DIC Resiko perfusi jaringan tidak efektif Resiko perfusi jaringan tidak efektif Hipoksia jaringan Hipoksia jaringan Merangsang dan mengaktivasi faktor pembekuan darah Merangsang dan mengaktivasi faktor pembekuan darah Perdarahan Perdarahan Resiko perdarahan Resiko perdarahan 2. Kerusakan endotel pembuluh darah 2. Kerusakan endotel pembuluh darah 1. Agregasi trombosit 1. Agregasi trombosit Permeabilitas membran meningkat Permeabilitas membran meningkat PGE2 Hipotala mus PGE2 Hipotala mus Membentuk & melepaskan zat

C3a & CSa

Membentuk & melepaskan zat

C3a & CSa

(13)

3. Resiko syok hipovolemik

3. Resiko syok hipovolemik Permeabilitas membran meningkat Permeabilitas membran meningkat Kebocoran plasma Kebocoran plasma Renjatan hipovolemik dan hipotensi Renjatan hipovolemik dan hipotensi Ke ekstravaskuler Ke ekstravaskuler Kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan Abdomen Abdomen Ascites Ascites

Mual dan muntah

Mual dan muntah

(14)

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan elektrolit.

Hiperpireksia.

Kejang demam (Halstead, 2011).

Efusi pleura.

Hepatomegali.

(15)

PENATALAKSANA

AN

PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan pertama pada anak dengan demam

berdarah, pada saat anak demam berikan

tindakan pertolongan pertama seperti pada anak

demam biasanya.

Apabila demam tak kunjung turun hingga hari

(16)

Pengobatan untuk anak yang menderita DBD pada

dasarnya bersifat suportif yaitu mengatasi

kehilangan cairan plasma sebagai akibat

penningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai

akibat perdarahan. Pasien DBD dianjurkan untuk

dirawat di ruang perawatan biasa, tetapi pada kasus

DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan

intensif (Ayu & Zulfito, 2010).

Rasa haus dan dehidrasi dapat timbul karena demam

tinggi, tidak nafsu makan dan muntah. Maka anak

perlu diberikan minum banyak, bisa berupa air teh

dengan gula, sirup, susu, atau sari buah. Apabila

(17)

PENCEGAHAN

Meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan

mengonsumsi makanan bergizi seimbang,

menjaga kebersihan diri, dan lingkungan.

Memutus rantai perkembang biakan nyamuk

dengan cara melakukan 3M yaitu mengurang bak

mandi, mengubur kaleng dan sampah, serta

menutup penampungan air bersih. Juga perlu

untuk dilakukan penaburan serbuk abate di

(18)

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

Pemeriksaan uji Tourniquet/

Rumple leed

Dinyatakan positif jika terdapat lebih dari 10

ptechiae

dalam diameter 2,8 cm di lengan bawah bagian depan

termasuk lipatan siku.

Pemeriksaan Hemoglobin

Kenaikan kadar hemoglobin >14 gr/100 ml. Pemeriksaan

kadar hemaglobin dapat dilakukan dengan metode sahli

dan fotoelektrik (cianmeth hemoglobin)

Pemeriksaan Hematokrit

(19)

Pemeriksaan Trombosit

Pemeriksaan jumlah trombosit ini dilakukan pertama kali

pada saat pasien didiagnosa sebagai pasien DHF,

Pemeriksaan trombosit perlu di lakukan pengulangan

sampai terbukti bahwa jumlah trombosit tersebut normal

atau menurun. Terjadi penurunan jumlah trombosit <

100.000 /µ l.

Pemeriksaan Leukosit

Kasus DHF ditemukan jumlah bervariasi mulai dari

lekositosis ringan sampai lekopenia ringan

Pemeriksaan Bleding time (BT)

Waktu perdarahan adalah waktu dimana terjadinya

perdarahan setelah dilakukan penusukan pada kulit cuping

telinga dan berhentinya perdarahan tersebut secara

spontan.

Pemeriksaan SGOT/SGPT

(20)

Pemeriksaan Clothing time (CT)

Sejumlah darah tertentu segera setelah diambil diukur

waktunya mulai dari keluarnya darah sampai membeku.

Pemeriksaan Limfosit Plasma Biru (LPB)

Menghitung jumlah limfosit plasma biru dalam 100 sel

jenis-jenis leukosit.

Pemeriksaan Homeostasis

Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer,

atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan

atau kelainan pembekuan darah.

Pemeriksaan Protein/Albumin

Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma

Pemeriksaan Ureum/Kreatinin

Bila didapatkan kegangguan fungsi ginjal.

Pemeriksaan Elektrolit

(21)

A. Pengkajian

Identitas pasien

Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak

dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat,

pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan

pekerjaan orang tua.

Keluhan Utama

Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF datang ke

rumah sakit adalah panas tinggi dan pasien lemah.

(22)

Lanjutan...

Riwayat penyakit sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai menggigil dan saat demam kesadaran kompos mentis. Panas turun terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan

batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian,

nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematemasis.

Riwayat penyakit yang pernah diderita

(23)

Riwayat imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka

kemumgkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

Riwayat imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka

kemumgkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

Riwayat gizi

Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak

dengan status gizi baik maupun buruk dapat berisiko, apabila ada

faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami

keluhan mual, muntah,dan nafsu akan menurun. Apabila kondisi ini

berlanjut dan tidak disertai pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka

anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status

gizinya menjadi kurang.

Kondisi lingkungan

sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan

(24)

Pola kebiasaan

Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan,

nafsu makan berkurang, dan nafsu makan menurun.

Eliminasi BAB: kadang-kadang anak mengalami diare atau

konstipasi.

Sementara DHF grade III-IV bisa terjadi melena.

Eliminasi BAK : perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit

atau banyak, sakit atau tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria.

Tidur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur

karena mengalami sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun istirahatnya kurang.

Kebersihan : upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri

(25)

Diagnosa

Diagnosa

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan

berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler

(kebocoran plasma dari endotel)

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

penumpukan cairan di rongga paru (effusi pleura)

3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus

dengue

4. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis

(penekanan intra abdomen)

5. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan

kadar trombosit dalam darah

6. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh b/d  intake nutrisi yang tidak adekuat akibat

mual dan nafsu makan yang menurun.

(26)

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit volume cairan

dapat terpenuhi

KH :

a. Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan perilaku

yang, perlu untuk memperbaiki defisit cairan

b. Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan

oleh haluaran urine adekuat, tanda-tanda vital stabil,

membran mukosa lembab, turgor kulit baik.

c. Volume cairan cukup, input cukup, output tidak berlebih.

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit volume cairan

dapat terpenuhi

KH :

a. Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan perilaku

yang, perlu untuk memperbaiki defisit cairan

b. Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan

oleh haluaran urine adekuat, tanda-tanda vital stabil,

membran mukosa lembab, turgor kulit baik.

c. Volume cairan cukup, input cukup, output tidak berlebih.

1.Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan berpindahnya cairan intraseluler ke

ekstraseluler (kebocoran plasma dari endotel)

1.Kekurangan volume cairan berhubungan

(27)

Rencana tindakan:

a. Kaji keadaan umum pasien (lemah pucat, tachicardi) serta tanda-tanda vital.

Rasional : Menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan normalnya

b. Observasi adanya tanda-tanda syok.

Rasional : Agar dapat segera dilakukan t.indaka.n untuk menangani syok yang dialami pasien.

c. Berikan cairan intravaskuler sesuai program dokter.

Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami defisit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan langsung masuk kedalam pembuluh darah.

d. Anjurkan pasien untuk banyak minum

Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.

e. Kaji tanda dan gejala dehidrasi atau hipovolemik (riwayat muntah diare, kehausan turgor jelek).

Rasional : Untuk mengetahui penyebab devisit volume cairan, jika haluaran urine < 25 ml/jam, maka pasien mengalami syok

f. Kaji perubahan haluaran urine dan monitor asupan haluaran

(28)

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan

dengan penumpukan cairan di

rongga paru (effusi pleura)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan

keperawatan pola nafas menjadi efektif atau

normal

KH: Menunjukkan pola nafas efektif dan paru

jelas dan bersih.

Rencana tindakan:

a. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan

ekspansi dada.

Rasional : Kecepatan biasanya meningkat,

dispnea dan terjadi peningkatan kerja nafas.

b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya

bunyi nafas tambahan

(29)

c. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.

Rasional : Duduk tinggi memungkinkan pengembangan paru dan

memudahkan pernafasan diafragma, pengubahan posis

meningkatkan pengisian udara segmen paru.

d. Bantu pasien mengatasi takut atau ansietas.

Rasional : Perasaan takut dan ansietas berat berhubungan dengan

ketidakmampuan bernafas atau terjadinya hipoksemia

(30)

3. Hipertermi berhubungan

proses infeksi virus dengue

3. Hipertermi berhubungan

proses infeksi virus dengue

Tujuan : Setelah

dilakukan tindakan

keperawatan

temperatur suhu

dalam batas normal

(36°-37° C).

K H :

a. Klien tidak

menunjukkan

kenaikan srihu

tubuh.

b. Suhu tubuh

dalam batas normal.

Tujuan : Setelah

dilakukan tindakan

keperawatan

temperatur suhu

dalam batas normal

(36°-37° C).

K H :

a. Klien tidak

menunjukkan

kenaikan srihu

tubuh.

b. Suhu tubuh

dalam batas normal.

Rencana tindakan:

a. Kaji saat timbulnya demam

Rasional : Untuk mengidentifikasi pola demam pasien b. Observasi tanda-tanda vital

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien. c. Tingkatkan intake cairan.

Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu diimbangi asupan cairan d. Catat asupan dan keluaran

Rasional : untuk mengetahui ketidakseimbangancairan tubuh

e. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter

Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu

tinggi.

Rencana tindakan:

a. Kaji saat timbulnya demam

Rasional : Untuk mengidentifikasi pola demam pasien b. Observasi tanda-tanda vital

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien. c. Tingkatkan intake cairan.

Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu diimbangi asupan cairan d. Catat asupan dan keluaran

Rasional : untuk mengetahui ketidakseimbangancairan tubuh

e. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter

Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu

(31)

v Pain Level, v Pain control, v Comfort level

Kriteria Hasil :

v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan

menggunakan manajemen nyeri

v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

v Tanda vital dalam rentang normal

v Pain Level, v Pain control, v Comfort level

Kriteria Hasil :

v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan

menggunakan manajemen nyeri

v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

v Tanda vital dalam rentang normal

Intevensi :

Pain Management

a. Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

c. Kurangi faktor presipitasi nyeri

d. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

e. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

f. Ajarkan tentang teknik non farmakologi g. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri h. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

i. Tingkatkan istirahat

Analgesic Administration

a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Intevensi :

Pain Management

a. Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

c. Kurangi faktor presipitasi nyeri

d. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

e. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

f. Ajarkan tentang teknik non farmakologi g. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri h. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

i. Tingkatkan istirahat

Analgesic Administration

a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

4. Nyeri berhubungan dengan agen cidera

(32)

5. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan

kadar trombosit dalam darah

5. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan

kadar trombosit dalam darah

Tujuan : Tidak terjadi perdarahan

Kriteria : pulsasi kuat, Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut,

trombosit meningkat

Intervensi :

- Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.

Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.

- Monitor trombosit setiap hari

Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien. - Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis.

Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.

- Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah. Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.

Intervensi :

- Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.

Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.

- Monitor trombosit setiap hari

Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien. - Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis.

Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.

(33)

6. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d  intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.

6. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d  intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi. KH : Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang dibutuhkan

atau diberikan .

Rencana tindakan:

a. Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami oleh pasien Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.

b. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering. Rasional : Untuk menghindari mual dan muntah

c. Jelaskan manfaat nutrisi bagi pasien terutama saat pasien sakit.

Rasional : Meningkatkan Pengetahuan pasien tentang nutrisi

sehingga motivasi pasien untuk makan meningkat.

d. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur dan dihidangkan

saat masih hangat.

Rasional : membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan.

e. Catat jumlah dan porsi makanan yang dihabiskan

Rasional : untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pasien. f. Ukur berat badan pasien setiap hari.

Rasional : untuk mengetahui status gizi pasien Rencana tindakan:

a. Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami oleh pasien Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.

b. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering. Rasional : Untuk menghindari mual dan muntah

c. Jelaskan manfaat nutrisi bagi pasien terutama saat pasien sakit.

Rasional : Meningkatkan Pengetahuan pasien tentang nutrisi

sehingga motivasi pasien untuk makan meningkat.

d. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur dan dihidangkan

saat masih hangat.

Rasional : membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan.

e. Catat jumlah dan porsi makanan yang dihabiskan

Rasional : untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pasien. f. Ukur berat badan pasien setiap hari.

(34)

7. Risiko syok hypovolemik b/d perdarahan yg

berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke

ekstravaskuler

7. Risiko syok hypovolemik b/d perdarahan yg

berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke

ekstravaskuler

Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik Kriteria : Tanda Vital dalam batas normal Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik Kriteria : Tanda Vital dalam batas normal

Intervensi :

- Monitor keadaan umum pasien

Rasional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok

- Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih

Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok

- Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahan

Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.

- Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.

Intervensi :

- Monitor keadaan umum pasien

Rasional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok

- Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih

Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok

- Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahan

Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.

- Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Bulan, Ayu. & Marendra, Zulfito., 2010. Smart Parents : Pintar Mengatur Menu & Tanggap Saat Anak Sakit. Jakarta : GagasMedia.

Depkes. 2006. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Depkes RI.

Halstead, S.B., 2011. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic fever. In Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. pp.1147 - 1150.

Huda, Amin. & Kusuma, Hardhi., 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NIC. Yogyakarta : MediAction.

Kariyawasam, S. & Senanayake, H., 2010. Dengue infections during pregnancy: case series from a tertiary care hospital in Sri Lanka. The Journal of Infection in Developing Countries, pp.767 - 775.

Kurane I. 2007. Dengue Hemorrhagic Fever with Spesial Emphasis on Immunopathogenesis. Comparative Immunology, Microbiology & Infectious Disease. Vol 30:329-40.

Tantawichien, T., 2012. Dengue Fever and Dengue Haemorrhagic Fever in adolescents and adults. Paediatrics and International Child Health, 32, pp.22 - 27.

Referensi

Dokumen terkait

Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat diulang kembali dalam kalimat

Dengan demikian tampak bahwa akumu- lasi dari unsur-unsur pada komponen non- verbal: gerak, rias, busana, karakter, dan musik telah menggambarkan sebuah per- tunjukan tari

Pada komponen utama ke-11 varian yang dapat dijelaskan sudah lebih dari 80 persen dari total varian sampel.. Dengan demikian, menurut kriteria ini dibutuhkan 11 komponen utama

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar muatan lokal mengenal potensi

Berdasarkan hasil dari Pengujian berat jenis minyak solar dengan menggunakan alat penyulingan tradisional rakyat Aceh timur dengan menggunakan suhu 20 0 C hasilnya dapat dilihat

Jadi yang dimaksud dengan judul tugas akhir ini adalah sebuah usaha untuk melakukan penulisan tentang salah satu konsep perekonomian Islam yaitu akad Wakalah wal Ijarah

Selama guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran, teman sejawat mengamati dengan lembar observasi IPKG I digunakan untuk meskor kemampuan guru dalam

Rumusan permasalahan kedua tentang pengaruh secara bersama-sama tampilan pencahayaan dan tampilan visual interior terhadap kebetahan pengunjung pada ruang publik mal