Elemen Mesin II
Transmisi sabuk
Roda gigi
Rantai
Penilaian:
Tugas & PR = 15 %
Quiz = 15 %
Rantai
Kopling & Rem
Sambungan
Transmisi daya dari poros
Sabuk
Roda gigi
Poros tidak segaris
Roda gigi
Rantai
Flens
Poros tidak segaris
Kapan digunakan?
Roda gigi
Jarak antar poros dekat
Jarak antar poros relatif jauh
Sabuk
Jarak antar poros relatif jauh
•
Jarak antar poros dekat & jauh
•
diinginkan umur yang lebih awet
•
temperatur tinggi
Sabuk
Sabuk digunakan untuk mentransmisi
daya dari satu poros ke poros lainnya
melalui puli yang berputar pada
Jenis Sabuk
Sabuk rata
Sabuk V
Sabuk bulat
(d) Timing belt (sabuk gilir)
Daya besar &
jarak relatif dekat
Daya menengah &
jarak <= 8 m
Daya besar &
jarak > 8 m
Daya besar , tanpa slip,
Pemasangan Sabuk
Perbandingan putaran
d1
d2
n
1n
2
2
1
1
2
d
d
n
n
=
d1
d2
d1 = diameter puli penggerak (m)
d2 = diameter puli yang digerakan (m) n1 = putaran puli penggerak (rpm)
Tipe terbuka
Panjang sabuk (L)
(
)
(
)
C
d
d
C
d
d
L
4
2
2
2 2 1 2 1−
+
+
+
=
π
Tipe menyilang
Tipe menyilang
(
)
(
)
C
d
d
C
d
d
L
4
2
2
2 2 1 2 1+
+
+
+
=
π
L = (m)
d1 =diameter puli penggerak (m)
θ
µ
⋅
=
e
T
T
2
1
T1 = Gaya tegang pada sisi kencang (N) T2 = Gaya tegang pada sisi kendor (N) μ = koefisien gesek antara sabuk dan puli θ = sudut kontak (rad)
α = lihat gambar sebelumnya
rad
180 1° =
π
Rasio gaya tegang sabuk rata
Untuk pemasangan tipe terbuka
rad 180 ) 2 180 ( α π θ = −
Untuk pemasangan tipe menyilang
rad 180 ) 2 180 ( α π θ = +
Keterangan (berlaku bagi sabuk rata dan sabuk V):
•
Jika kedua puli menggunakan material yang sama, sudut
kontak diambil dari
puli kecil
•
Jika kedua puli menggunakan material berbeda, sudut
Rasio gaya tegang sabuk V & bulat
β
µθ
sin
log
3
,
2
2
1
=
T
T
T1 = Gaya tegang pada sisi kencang (N) T2 = Gaya tegang pada sisi kendor (N) μ = koefisien gesek antara sabuk dan puli θ = sudut kontak (rad)
2β = sudut alur puli (derajat)
rad
Daya ditransmisikan (P)
v
T
T
P
=
(
1
−
2
)
⋅
2
2
1
1
n
d
n
d
v
=
π
⋅
⋅
=
π
⋅
⋅
P = (watt)
T1 = gaya tegang sisi kencang sabuk (N) T2 = gaya tegang sisi kendor sabuk (N) v = kecepatan linear sabuk (m/s)
d1 = diameter puli penggerak (m)
d2 = diameter puli yang digerakan (m) n1 = putaran puli penggerak (rpm)
n2 = putaran puli yang digerakkan (rpm)
60
60
2
2
1
1
n
d
n
d
Torsi ditransmisikan
2
2
1
1
2
1
)
(
PG
Torsi
)
(
PP
Torsi
r
T
T
r
T
T
⋅
−
=
⋅
−
=
2
2
1
)
(
PG
Torsi
=
T
−
T
⋅
r
Torsi PP = torsi puli penggerak (Nm) Torsi PG = torsi puli digerakan (Nm) T1 = gaya tegang sisi kencang sabuk (N) T2 = gaya tegang sisi kendor sabuk (N) r1 = radius puli penggerak (m)
Gaya Tegang Sentrifugal (Tc)
2
mv
T
C=
TC = (N)
m = massa sabuk per satuan panjang (kg/m) v = kecepatan linear (m/s)
)
(
sisi
kencang
T
T
T
=
+
Gaya Tegang Total
)
(
)
(
2 2 1 1kendor
sisi
T
T
T
kencang
sisi
T
T
T
C total C total+
=
+
=
Gaya Tegang Total Diizinkan (Tizin)
A
T
A
T
T
T
izin total izin izin izin total⋅
≤
⋅
=
→
≤
σ
σ
1 1Tizin = (N)
Ttotal 1 = (N)
σizin = tegangan maks diizinkan (Pa) tergantung material sabuk