• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) terhadap Stabilitas Harga Beras di Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Dampak Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) terhadap Stabilitas Harga Beras di Kabupaten Simalungun"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi sekedar mengatasi rasa lapar tetapi semakin kompleks. Konsumen semakin sadar bahwa pangan merupakan sumber utama pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan tubuh. Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap saat, baik kuantitas maupun kualitas, aman, bergizi dan terjangkau sesuai daya beli masyarakat. Kekurangan pangan tidak hanya dapat menimbulkan dampak sosial, ekonomi, bahkan dapat mengancam keamanan sosial (Purnawijayanti, 2001).

Menurut PPRI No. 68 Tahun 2002, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya

(2)

tingkat wilayah adalah produksi pangan pada tingkat lokal. Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana distribusi darat dan antar-pulau serta pemasaran pangan sangat penting untuk menunjang sistem distribusi yang efisien (Suryana, 2004).

Maleha (2004) berpendapat bahwa ada 2 variabel umum yang menentukan suatu daerah berada dalam kondisi memiliki ketahanan pangan, yaitu ketersediaan pangan dan konsumsi pangan.

1. Ketersediaan Pangan

Menurut Suryana (2004), salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan yaitu ketersediaan pangan. Ketersediaan pangan pada tingkat wilayah adalah produksi pangan pada tingkat lokal. Bruntrup (2008) menambahkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana distribusi darat dan antarpulau serta pemasaran pangan sangat penting untuk menunjang sistem distribusi yang efisien. Distribusi yang efisien menjadi prasyarat untuk menjamin agar seluruh wilayah sampai pada tingkat rumah tangga dapat terjangkau kebutuhan pangannya dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau.

(3)

rumah tangga. Ketersediaan pangan dapat diukur baik pada tingkat makro maupun mikro (Baliwati dan Roosita, 2004).

2. Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi. Konsumsi pangan bertindak sebagai penyedia energi bagi tubuh, pengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Menurut Sedioetama (1996), konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis.

• Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh.

• Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera • Tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam

keluarga dan masyarakat

(4)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Penguatan LDPM

Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) adalah bagian kegiatan program Peningkatan Ketahanan Pangan yang bertujuan meningkatkan kemampuan Gapoktan dan unit-unit usaha yang dikelolanya (distribusi/pemasaran dan cadangan pangan) dalam usaha memupuk cadangan pangan dan memupuk modal dari usahanya dan dari anggotanya yang tergabung dalam wadah Gapoktan. Kegiatan Penguatan-LDPM dibiayai melalui APBN dengan mekanisme dana bantuan sosial (bansos) yang disalurkan langsung kepada rekening Gapoktan (Badan Ketahanan Pangan , 2010).

Dampak dari ketidakberdayaan petani, Poktan dan Gapoktan dalam mengolah, menyimpan dan mendistribusikan/memasarkan hasil produksinya dapat menyebabkan ketidakstabilan harga di wilayah sentra produksi pertanian pada saat terjadi panen raya dan kekurangan pangan pada saat musim paceklik.

Kegiatan Penguatan-LDPM Tahun 2015 bertujuan:

(5)

2. Mengembangkan agribisnis melalui peningkatan usaha pembelian dan penjualan gabah, beras dan/atau jagung dan pangan strategis lainnya di luar masa panen gabah/beras/jagung; dan

3. Meningkatkan nilai tambah produk petani anggotanya melalui kegiatan penyimpanan atau pengolahan atau pengemasan dan lain-lain (Anonimous, 2015).

Kebijakan tersebut diarahkan untuk: (a) mendukung upaya petani memperoleh harga produksi yang lebih baik disaat panen raya; (b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah produksi pangan dan usahanya melalui kegiatan pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan pendapatan di tingkat petani; dan (c) memperkuat kemampuan Gapoktan dalam melakukan pengelolaan cadangan pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan pada saat menghadapi paceklik kepada anggota petani yang tergabung dalam wadah Gapoktan (Badan Ketahanan Pangan, 2010).

(6)

Strategi yang dilaksanakan pada program P-LDPM ini antara lain: (a) memberikan dukungan kepada Gapoktan dan unit usaha distribusi/ pemasaran /pengolahan untuk memperkuat kemampuannya mendistribusikan/memasarkan gabah/beras/jagung dari petani anggotanya. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan pembelian dan penjualan kepada mitra usahanya baik di dalam maupun di luar wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan sehingga tercapai stabilisasi harga di tingkat petani; dan (b) memberikan dukungan kepada Gapoktan dan unit pengelolaan cadangan pangan dalam mengelola cadangan pangan. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan pengadaan gabah/beras dan/atau jagung dan/atau pangan pokok lokal spesifik lainnya sehingga mudah diakses dan tersedia setiap waktu secara berkelanjutan (Badan Ketahanan Pangan, 2010).

Untuk mengukur keberhasilan kegiatan P-LDPM tahap penumbuhan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara menyebutkan bahwa digunakan beberapa indikator kinerja, yaitu;

A . Indikator Masukan (Input)

1. Dana Bansos Tahun Anggaran 2010 sebagai tambahan modal bagi Gapoktan. 2. Terseleksinya pendamping tahun 2009 dan tahun 2010 yang siap

melanjutkan pembinaan terhadap Gapoktan di Wilayahnya

3. Terseleksinya Gapoktan hasil Penumbuhan tahun 2009 yang siap untuk menerima dana tambahan Bansos

B. Indikator Keberhasilan (Outcome)

1. Tersedianya cadangan pangan (gabah/beras) di gudang milik Gapoktan

(7)

3. Meningkatnya modal usaha lebih besar dari dana bansos yang telah diterima. C. Indikator Manfaat (Benefit)

1. Dana terseleksi untuk membeli gabah/beras/jagung minimal dari hasil produksi petani anggotanya.

2. Minimal petani gabah/ beras/ jagung anggota Gapoktan terseleksi memperoleh harga gabah/beras serendah-rendahnya sesuai HPP dan HRD untuk jagung terutama saat panen raya.

3. Minimal anggota Gapoktan dapat memperoleh akses pangan dengan mudah pada saat musim paceklik.

4. Kemampuan manajemen Gapoktan dan unit-unit usahanya semakin baik, transparan dan akuntabel bansos dari pemerintah dimanfaatkan dengan baik oleh Gapoktan.

D. Indikator Dampak (Impact)

1. Terwujudnya stabilitas harga gabah/ beras dan jagung di wilayah Gapoktan. 2. Terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani.

3. Meningkatnya ekonomi pedesaan yang bersumber dari komoditas pangan. 4. Meningkatnya pendapatan petani padi dan jagung yang berada di wilayah

Gapoktan.

2.2.2. Pengertian Program

(8)

Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, yang antara lain adalah:

1. Adanya tujuan yang ingin dicapai

2. Adanya kebijakan-kebijakan yang harus diambil dalam pencapaian tujuan itu 3. Adanya aturan-aturan yang dipegang dengan prosedur yang harus dilalui 4. Adanya perkiraan anggaran yang perlu atau dibutuhkan.

5. Adanya strategi dalam pelaksanaan

Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan program adalah adanya kelompok orang yang menguji sasaran program sehingga kelompok orang tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Bila tidak memberikan manfaat pada kelompok orang maka boleh dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan.

Berhasil tidaknya suatu program dilaksanakan tergantung dari unsur pelaksananya. Pelaksana penting artinya karena pelaksanaan suatu program, baik itu organisasi ataupun perseorangan bertanggung jawab dalam pengelola maupun pengawasan dalam pelaksanaan. Suatu program dapat dievaluasi apabila ada tolak ukur yang bisa dijadikan penilaian terhadap program yang telah berlangsung, berhasilnya atau tidak berhasilnya suatu program berdasarkan tujuan yang sudah tentu memiliki tolak ukur yang nantinya harus dicapai dengan baik oleh sumber daya yang mengelolanya.

(9)

Nasution (2002) menyebutkan bahwa kelembagaan mempunyai pengertian sebagai wadah dan sebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkatn aturan, prosedur, norma prilaku individual dan sangat penting artinya sebagai pengembangan pertanian.

Menurut Sumarti, dkk (2008), kelembagaan dapat dibagi kedalam 2 kelompok yaitu: pertama, lembaga formal seperti pemerintah desa, BPD, KUD, dan lain-lain. Kedua, lembaga tradisional atau lokal. Kelembagaan merupakan kelembagaan yang tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri yang sering memberikan “asuransi terselubung” bagi kelangsungan komunitas tersebut. Kelembagaan tersebut biasanya berwujud nilai- nilai, kebiasaan-kebiasaan dan cara hidup yang telah lama hidup dalam komunitas. Keberadaan lembaga dipedesaan memiliki fungsi yang mampu memberikan “energi sosial” yang merupakan kekuatan internal masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah mereka sendiri. Berdasarkan hal tersebut,maka lembaga dipedesaan yang saat ini memiliki kesamaan dengan karakteristik tersebut dapat dikatakan sebagai lembaga gabungan kelompok tani atau gapoktan.

(10)

Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis diatas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh kenyataan lemahnya akses petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha. Pada prinsipnya lembaga gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi-fungsi lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian (Syahyuti, 2007).

Peran kelembagaan sangat penting dalam mengatur sumber daya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan potensi desa guna menunjang pembangunan desa. Dengan adanya kelembagaan petani dan ekonomi desa sangat terbantu dalam hal mengatur silang hubungan antar pemilik input dalam menghasilan output ekonomi desa dan dalam mengatur distribusi ouput tersebut (Prihartanto, 2009).

2.2.4. Stabilisasi Harga

(11)

Harga dinyatakan stabil jika gejolak harga pangan di suatu wilayah kurang dari 25% dari kondisi normal. Dan koefisien variasi (CV) adalah salah satu ukuran yang paling sederhana yang dapat dipergunakan untuk melihat instabilitas. Dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

cv = koefisien variasi (%) StDev = standard deviasi Mean = rata-rata

Dan untuk mempermudah dalam membacanya kemudian dikalikan100 (dalam persen, dimana cv semakin kecil semakin stabil)

Dimana :

(12)

2.3. Penelitian Terdahulu

Syarief (2007) dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Program Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPM-LUEP) Di Kabupaten Lampung Tengah” memaparkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas Program DPM-LUEP adalah pendidikan formal, masa kerja SDM pengelola LUEP, sarana, jaringan pasar, produksi GKP mitra LUEP dan kualitas GKP mitra LUEP. Selain itu juga dianalisis bagaimana efektivitas program DPM- LUEP di Kabupaten Lampung Tengah. Kesimpulan yang diperoleh, rata-rata efektivitas Program DPM-LUEP berklasifikasi efektif pada ketepatan lokasi ketepatan waktu dan jumlah dana yang dikembalikan,volume pembelian gabah, jumlah petani dan pemanfaatan dana,kurang efektif pada harga GKP dan tidak efektif pada ketepatan waktu pembelian gabah. Hal ini menunjukkan bahwa Program DPM-LUEP belum berjalan sesuai tujuan.

(13)
(14)

2.4.Kerangka Pemikiran Penelitian

Pada saat ini petani dihadapkan oleh beberapa permasalahan yang dihadapi pada saat produksi beras yaitu pada kondisi panen raya yang menyebabkan penurunan harga dan sebaliknya pada periode tertentu seperti musim paceklik yang menyebabkan ketersediaan beras menjadi terbatas sehingga harga jual gabah melambung tinggi. Fluktuasi harga ini yang cenderung petani mengalami kerugian.

Untuk menghadapi permasalahan tersebut pemerintah membuat program yaitu P-LDPM. P-LDPM adalah salah satu program pemerintah dibidang pertanian yang dibentuk sejak tahun 2009 yang bertujuan untuk membantu petani dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup petani. Program ini cukup mudah untuk dijalankan oleh petani- petani terutama petani-petani yang bernaung di bawah Gapoktan.

(15)

Sebelum Program P-LDPM

Sesudah Program P-LDPM

Keterangan :

= Menyatakan hubungan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

2.5. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada perbedaan yang nyata stabilitas harga beras sebelum dan sesudah adanya Program P-LDPM.

Petani

Produksi

Harga Jual

Program

Bansos

Gapoktan

Stabilitas Harga

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri Yogyakarta Jl... Universitas Negeri

48 ASRM ASURANSI RAMAYANA Tbk BSRE1 - BSR INDONESIA PT... BSRE1 - BSR

Based on the workspace model in [11], the architecture consists of four layers of neurons linked with topographic excitatory connections (to preserve patterns of activation) and

karena itu, radikalisme di media online perlu mendapatkan perhatian serius dari pemangku kebijakan, agar tidak melahirkan implikasi-implikasi negatif yang

Hasan (2012:6) shalat yang kita lakukan lima kali sekali, diyakini memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi yang melakukannya. Gerakan shalat, mulai

Tetapi terlepas dari itu semua, tidak melulu infotainment Insert siang memberitakan hal buruk, hal tersebut terlihat dari perolehan angka sebesar 82 persen dari

Keenam, bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji penelitian ini lebih lanjut, sebaiknya mendata terlebih dahulu jumlah siswa yang menyukai penggunaan musik saat

Mulsa daun kering yang diletakkan disekitar tanaman akan berfungsi minimal tiga hal yaitu (a) menekan gulma sehingga tanaman pokok tidak bersaing dengan gulma (b) mulsa daun