1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sungai Deli adalah sungai yang mengalir melalui inti kota Medan. Sungai ini sering mengalami banjir dan melimpasi bantaran di sekitarnya. Bencana banjir tanggal 26 Nopember 1990 tercatat sebagai banjir yang terutama melimpasi daerah utara kota Medan (daerah utara Helvetia) dengan seluas 45 km2 dan mengakibatkan korban jiwa. Limpasan air
terjadi karena tidak cukupnya kapasitas alir air sungai-sungai tersebut.
Bencana banjir di kota Medan sebagian besar terjadi di sepanjang Sungai Deli. Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli dengan luas 48.162 hektar berawal dari pegunungan Bukit Barisan pada ketinggian 1.725 m di atas permukaan laut hingga pantai Selat Malaka. Sungai Deli dengan panjang 71,91 km mengalir melalui kota Medan yang berada di bagian hilir DAS Deli dengan ketinggian berkisar 0-40 m di atas permukaan laut. Sungai ini merupakan saluran utama yang mendukung drainase kota Medan dengan cakupan luas wilayah pelayanan sekitar 51% dari luas kota Medan.
Terbatasnya peningkatan kapasitas sungai Deli oleh karena banyaknya bangunan, baik bangunan perumahan, perkantoran maupun industri di sepanjang sungai. Dimana luas daerah genangan ± 9.000 ha yang terdiri dari daerah industri, pemukiman dan areal transportasi. Semua ini terjadi disebabkan akibat penampang sungai/anak sungai melalui daerah potensial tersebut semakin kecil disebabkan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, bertambahnya aliran permukaan, kerusakan daerah tangkapan air di hulu sungai, dan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dimana sering membuang sampah ke sungai/anak sungai dan sangat minimnya biaya operasi serta pemeliharaan untuk bangunan drainase yang sudah ada.
2 Perubahan tata guna lahan merupakan sumber permasalahan banjir. Hal ini dikarenakan perubahan tata guna lahan tersebut akan mempengaruhi pengaliran air yang terjadi, yaitu koefisien C (koefisien Run-off) dalam rumus debit pengaliran air. Apabila lahan berubah dari lahan resapan menjadi lahan kedap air seperti perkerasan aspal dan atap bangunan akan mengasilkan aliran hampir 100% setelah permukaan menjadi basah, berapapun kemiringannya artinya air tidak dapat meresap dan langsung mengalir di atas permukaan sehingga mengakibatkan debit air yang besar. Apabila saluran (drainase) yang ada dibangun dengan perencanaan lahan yang resap air, maka perubahan tata guna lahan yang kedap air dapat menjadi penyebab terjadinya banjir akibat berubahnya besar debit aliran yang terjadi. Penanganan masalah banjir kota Medan selama ini baru difokuskan pada bagian alur sungai saja (in-stream) dan belum menyentuh pada pengelolaan DAS (off stream).
Dalam rangka pembangunan Kota Metropolitan, pemerintah telah berupaya untuk mengamankan areal potensial dari bahaya banjir yang sering melanda Kota Medan dan sekitarnya. Salah satu upaya untuk mengontrol bencana banjir tersebut adalah dengan membuat floodway. Floodway tersebut direncanakan menghubungkan Sungai Deli dengan Sungai Percut dengan panjang + 3.800 m, dengan tujuan agar debit Sungai Deli yang besar dapat dialihkan ke Sungai Percut.
Dalam pembangunan floodway tersebut, perencanaan dan pengawasannya dilaksanakan oleh Konsultan Jepang yaitu CTI ENGINEERING CO, LTD dan bekerja sama dengan konsultan-konsultan Indonesia. Floodway direncanakan berupa saluran terbuka dengan bentuk penampang trapesium prismatik, dengan lebar dasar saluran 5,0 meter dan kedalaman rata-rata 4,35 m. Floodway diharapkan untuk dapat mengalihkan debit banjir dari Sungai Deli ke Sungai Percut sebesar 70 m3/detik. Kondisi eksisting bangunan pelimpah mempunyai elevasi 32,5 sementara bendung Deli mempunyai elevasi 31,0 dengan sistem orifice.
3
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta maksud dan tujuan dari penelitian ini, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana fungsi Bendung Sungai Deli dan floodway Sungai Deli-Percut dalam mengatasi banjir di Sungai Deli?
2. Mengapa setelah dibangunnya floodway Sungai Deli-Percut masih terjadi banjir di Kota Medan?
I.3. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisa frekuensi debit banjir dihitung menggunakan data debit pada Pos Duga di Sungai Deli.
2. Hanya membahas hubungan debit dengan tinggi muka air pada aliran di belakang bendung Deli dan mercu kanal.
3. Tidak membahas mengenai kondisi aliran yang terjadi.
I.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui berapa besar debit banjir pada Sungai Deli agar aliran air dapat masuk ke dalam floodway control (bangunan pengendali banjir) di Kota Medan.
I.5. Sistematika Penulisan
1. Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan dari tugas akhir ini, ruang lingkup yang akan di bahas, sumber data yang di gunakan, dan sistematika pembahasannya
2. Kondisi Eksisting
Berisi tentang kondisi bendung dan floodway saat ini.
4 3. Tinjauan Pustaka
Merupakan penguraian berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian.Di dalamnya termasuk paparan tentang banjir, perencanaan hidraulis bendung serta rumus-rumus yang berkaitan dengan judul tugas akhir ini.
4. Metodologi Penelitian & Analisis
Berisi tentang alur pengerjaan, metode yang digunakan serta hasil pembahasan dari tugas akhir.
5. Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan, saran, dan masukan yang dapat digunakan untuk menanggulangi banjir.